Download - LAPORAN TPT
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
1/81
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
KOMODITAS TEBU (Saccharum officinarum L.)
Disusun Oleh:
Angga Wahyu P. 145040200111001Prilly Prastica Dewi 145040201111056Muchammad !an ". 145040201111250Widha r!ania 14504020#1110$#
%elas : A&%el'm(') : *+,- A& $/
Asisten %elas : iti ur %h'liah Asisten 3a(ang : Muti ur ')hman
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2014
LEMBAR PERSETUJUAN
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
2/81
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
KOMODITAS TEBU (Saccharum officinarum L.)
Disetuui Oleh:
Asisten %elas Asisten 3a(ang
iti ur %h'liah
M. 175040200111104
Muti ur ')hman
M. 115040200111014
3
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
3/81
RINGKASAN
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae
yaitu rumput-rumputan. Tebu merupakan tanaman perkebunan yang memiliki
berbagai manfaat, salah satunya yaitu sebagai bahan pembuatan gula.
Tujuan dilaksananakannya praktikum ini adalah mengetahui karakteristik
komoditas tebu antara tiga perlakuan yang telah diamati, mengetahui perbedaan
hasil antara perlakuan yang diberikan dengan perlakuan yang lain, dan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap perlakuan yang diamati.
Hasil praktikum diatas dapat diketahui bahwa pada perlakuan bagal dan
lonjoran terdapat banyak perbedaan. erata panjang tanaman perlakuan bibit
lonjoran lebih panjang daripada perlakuan bibit bagal. erata jumlah daun
perlakuan bibit lonjoran juga lebih banyak daripada perlakuan bibit bagal. !kan
tetapi, rerata jumlah anakan pada perlakuan bibit bagal lebih banyak daripada
perlakuan bibit lonjoran.
"elain itu, di lahan yang digunakan untuk praktikum pada perlakuan bibit
bagal maupun lonjoran ditemukan serangga (arthropoda). #ada perlakuan bibit
bagal maupun lonjoran serangga yang ditemukan tidak berbeda jauh yakni
belalang kembara, semut, dan laba-laba yang masing-masing memiliki peran
khusus di dalam ekosistem.
1
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
4/81
KATA PENGANTAR
!lhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat !llah "$T, %&at
'ang aha ndah dengan segala keindahan-*ya dan %&at 'ang aha #engasih
dengan segala kasih sayang-*ya karena berkat rahmat dan hidayah-*ya penulis
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini berisi tentang hasil praktikum Teknologi #roduksi Tanaman
tebu di +ebun #erobaan +epuharjo. %alam laporan ini dibahas mengenai
teknologi produksi yang dapat meningkatkan produksi tanaman tebu.
!khirnya dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami
menguapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyelesaian laporan ini yaitu
. Tuhan 'ang aha /sa, karena berkat rahmat dan hidayah-*ya makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
0. !sisten Teknologi #roduksi Tanaman.
1. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan
ini.
#enyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
#enyusun juga menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran perlu diberikan untuk perbaikan laporan.
alang, *o2ember 034
#enulis
2
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
5/81
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
RINGKASAN..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
1. PENDAHULUAN...............................................................................................1
. Latar 5elakang...............................................................................................
.0 Tujuan #raktikum...........................................................................................0
2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
0. #roduksi Tanaman Tebu di ndonesia.............................................................1
0.0 5otani Tanaman Tebu.....................................................................................6
0.1 Teknik 5udidaya Tanaman Tebu....................................................................7
0.6 #erlakuan Tanaman Tebu..............................................................................4
3. BAHAN DAN METODE.................................................................................18
1. $aktu dan Tempat........................................................................................71.0 !lat dan 5ahan.............................................................................................7
1.1 8ara +erja.....................................................................................................9
1.6 #arameter #engamatan.................................................................................03
1.4 %enah #etak #raktikum................................................................................0
4. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................22
6. Hasil..............................................................................................................00
6.0 #embahasan..................................................................................................115. KESIMPULAN.................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
LAMPIRAN..........................................................................................................42
3
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
6/81
DAFTAR TABEL
*omor Teks Halaman
Tabel . #erkembangan #roduksi Tebu di ndonesia..............................................3
Tabel 1. :adwal #engamatan.........................................................................18Tabel 6. erata #anjang Tanaman Tebu............................................................23
Tabel 4. #anjang Tanaman Tebu pada #erlakuan 5ibit +eprasan............................24
Tabel ;. #anjang Tanaman pada #erlakuan 5ibit 5udhip.....................................25
Tabel
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
7/81
DAFTAR GAMBAR
*omor Teks Halaman
Gambar . =ase #erkeambahan......................................................................5
Gambar 0. =ase #ertumbuhan 8epat.................................................................6Gambar 1 =ase #emanjangan 5atang................................................................7
Gambar 6. =ase kemasakan............................................................................8
Gambar 4. Grafik #erbandingan #anjang Tanaman (m) Tebu pada #erlakuan 5agal dan
Lonjoran.................................................................................................23
Gambar ;. Grafik #anjang Tanaman pada #erlakuan 5ibit +eprasan........................24
Gambar
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
8/81
DAFTAR LAMPIRAN
*omor Teks Halama
. %ata #engamatan...............................................................................................61
0. %okumentasi......................................................................................................69
6
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
9/81
1
1. 1. PENDAHULUAN
2. 1.1 L!" B#$%&'
1. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili
Graminae yaitu rumput-rumputan. "aharum offiinarum merupakan
spesies paling penting dalam genus "aharum sebab kandungan
sukrosanya paling tinggi dan kandungan seratnya paling rendah
($ijayanti, 0337). Tebu merupakan tanaman perkebunan yang memiliki
berbagai manfaat, salah satunya yaitu sebagai bahan pembuatan gula. Tebu
mampu tumbuh dengan baik di ndonesia, karena iklim yang hadir di
ndonesia sangat ook untuk kebutuhan pertumbuhan tebu, karena tebu
membutuhkan musim hujan pada saat penanaman dan sedikit hujan saat
proses pemanenan.
6. #rodukti2itas tebu di ndonesia dari tahun 0333 hingga tahun 03
tidak mengalami perkembangan yang signifikan. enurut "etjen #ertanian
(031), produkti2itas tebu di ndonesia selama tahun 0333-03
menunjukkan pola yang tidak ukup banyak fluktuasi. #rodukti2itas tebu
pada tahun 0333 menapai 6,9; ton ha- dan pada tahun 03 produkti2itas
tebu hanya menapai 6,97 ton ha
-
. "eara rata-rata perkembangan produkti2itas tebu hanya menapai ,1 >. Hal ini menyebabkan kebutuhan
gula di ndonesia juga tidak berkembang karena produkti2itas tebu juga
tidak mengalami perkembangan.
4. #enyebab tidak berkembangnya produkti2itas tebu di ndonesia
bisa disebabkan oleh proses budidaya tanaman tebu yang belum sesuai
baik dari segi lingkungan maupun tanaman tebu tersebut. ?ntuk mengatasi
permasalahan dalam budidaya tanaman tebu, perlu adanya teknologi-
teknologi yang mampu meningkatkan produkti2itas tanaman. Teknologi-
teknologi ini juga diharapkan mampu membantu proses budidaya tanaman
tebu agar lebih efisien dan efektif dalam perkembangannya.
;. %alam praktikum ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah
maupun teknologi-teknologi yang tepat untuk meningkatkan produkti2itas
tanaman tebu. "alah satu teknologi yang diterapkan untuk meningkatkan
produksi tebu adalah dengan bud chip. "elain itu, terdapat tebu keprasan
dan tanaman baru yang terdiri atas bibit bagal dan lonjoran.
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
10/81
2
8. 1.2 T()(& P"%!i%(*
9. #raktikum Teknologi #roduksi Tanaman yang dilakukan mempunyai
tujuan, antara lain
. ?ntuk mengetahui karakteristik komoditas tebu antara tiga perlakuan yang
telah diamati.
0. ?ntuk mengetahui syarat tumbuh yang baik tanaman tebu.
1. ?ntuk mengetahui teknologi produksi tanaman yang tepat agar mampu
meningkatkan produkti2itas tanaman tebu.
6. ?ntuk mengetahui perbedaan hasil antara perlakuan yang diberikan
dengan perlakuan yang lain.
4. ?ntuk mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap perlakuan yang
diamati.
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
11/81
3
10. 2. TINJAUAN PUSTAKA
11. 2.1 P"+,(%-i T&*& T#( ,i I&,+-i
12. 2.1.1 D! /"+,(%-i %+*+,i!- !#(
1. enurut 5#" (036), tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan
salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam pembangunan sub sektor
perkebunan antara lain untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun sebagai
komoditi ekspor penghasil de2isa negara. #erkembangan produksi tebu di
ndonesia selama tiga tahun terakhir ukup fluktuatif. #ada tahun 030 produksi
Tebu (setara gula) menapai 0,49 juta ton dan turun ,4 persen pada tahun 031
menjadi sebesar 0,44 juta ton. #ada tahun 036 produksi tebu mengalami
peningkatan sebesar 3,7; persen atau menjadi 0,47 juta ton. #erkembangan
produksi tebu ndonesia tahun 030 sampai 036
6. T#$ 1. #erkembangan #roduksi Tebu di ndonesia
4.
T
;. #
(#er
keb
una
nak
yat)
)
0.
0
00. .66
4.34
1
01. 63
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
12/81
4
11.
0
16. .1;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
13/81
5
6;. +lasifikasi ilmiah dari tanaman tebu, yaitu tebu termasuk
kingdom plantae, di2isi spermatophyta, sub di2isi angiosperma, kelas
monootyledone, ordo gluminoflorae, famili graminae, genus saharum,
dan spesiesnya adalah Saccharum officinarum L. (Tarigan dan "inulingga,
033;)
4. 2.2.2 M+"+$+'i !&*& !#(
67. "eara morfologi, tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu batang, daun, akar, dan bunga. Tanaman tebu mempunyai sosok
yang tinggi kurus, tidak berabang, dan tumbuh tegak. Tinggi batangnya dapat
menapai 1-4 m atau lebih. +ulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu,
merah tua, atau kombinasinya. #ada batang terdapat lapisan lilin yang berwarna putih keabu-abuan dan umumnya terdapat pada tanaman tebu yang masih muda.
69. %aun tebu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari
pelepah dan helaian daun, tanpa tangkai daun. %aun berpangkal pada buku batang
dengan kedudukan yang berseling. #elepah memeluk batang, makin ke atas makin
sempit. #ada pelepah terdapat bulu-bulu dan telinga daun. #ertulangan daun
sejajar.
43. Tebu mempunyai akar serabut yang panjangnya dapat menapai
satu meter. "ewaktu tanaman masih muda atau berupa bibit, ada 0 maam akar,
yaitu akar setek dan akar tunas. !kar stek atau bibit berasal dari setek batangnya,
tidak berumur panjang, dan hanya berfungsi sewaktu tanaman masih muda. !kar
tunas berasal dari tunas, berumur panjang, dan tetap ada selama tanaman masih
tumbuh.
4. 5unga tebu merupakan bunga majemuk yang tersusun atas malai
dengan pertumbuhan terbatas. #anjang bunga majemuk
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
14/81
6
. F-# P#"%#*& 061 B($&7
41. =ase perkeambahan pada tanaman tebu dimulai saat terjadinya
pertumbuhan mata tunas tebu yang awalnya dorman menjadi tunas muda yang
dilengkapi dengan daun, batang, dan akar. =ase perkeambahan sangat
ditentukan faktor internal pada bibit seperti 2arietas, umur bibit, jumlah mata,
panjang stek, ara meletakan bibit, jumlah mata, bibit terinfeksi hama penyakit,
dan kebutuhan hara bibit. "elain itu, faktor eksternal seperti kualitas dan
perlakuan bibit sebelum tanam, aerasi dan kelengasan tanah, kedalaman
peletakan bibit (ketebalan o2er), dan kualitas pengolahan tanah juga sedikit
berpengaruh pada fase perkeambahan ini.
46.
44. G*" 1. =ase #erkeambahan4;. (5alitbang #ertanian, 034)
. F-# P#"!(&-& !( F-# P#"!(*(& #/! 163 ($&7
4
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
15/81
7
;. #ertunasan sebagai bagian dari proses pertumbuhan 2egetatif, akan
sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi didalam tubuh tebu (intrinsik) yang
meliputi sifat-sifat genetis dan hormon yang terdapat didalam tubuh tebu.
"elain itu kondisi lain yang mempengaruhi pertunasan adalah kondisi
lingkungan (ekstrinsik) yang meliputi intensitas penyinaran matahari, air, unsur
hara, dan temperatur.
;0.
;1. G*" 2. =ase #ertumbuhan 8epat
;6. (Google mage, 034)
;4.
;;.
. F-# P#*&)&'& B!&' 369 ($&7
;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
16/81
8
69.
0. G*" 3 =ase #emanjangan 5atang
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
17/81
9
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
18/81
10
76. #ada lahan sawah dibuat petakan berukuran .333 m0. #arit
membujur, melintang dibuat dengan lebar 43 m dan dalam 43 m. "elanjutnya
dibuat parit keliling yang berjarak ,1 m dari tepi lahan.
74. Lubang tanam dibuat berupa parit dengan kedalaman 14 m
dengan jarak antar lubang tanam (parit) sejauh m. Tanah galian ditumpuk di
atas larikan diantara lubang tanam membentuk guludan. "etelah tanam, tanah
guludan ini dipindahkan lagi ke tempat semula.
7 T#%&i% P#&&*&
7;. #enentuan pola tanam umumnya tebu ditanam pada pola
monokultur pada bulan :uni-!gustus (di tanah berpengairan) atau pada akhir
musim hujan (di tanah tegalan atau sawah tadah hujan). Terdapat dua ara
bertanam tebu yaitu dalam aluran dan pada lubang tanam.7
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
19/81
11
b "ulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit rayungan bermata dua
dilakukan tiga minggu setelah tanam (tanaman berdaun 1-6 helai).
"ulaman diambil dari persediaan bibit dengan ara membongkar tanaman
beserta akar dan tanah padat di sekitarnya. 5ibit yang mati diabut,
lubang diisi tanah gembur kering yang diambil dari guludan, tanah
disirami dan bibit ditanam dan akhirnya ditimbun tanah. Tanah disiram
lagi dan dipadatkan.
"ulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit puuk. #enyulaman
pertama dilakukan pada minggu ke 1. #enyulaman kedua dilakukan
bersamaan dengan pemupukan dan penyiraman ke dua yaitu ,4 bulan
setelah tanam.+edua penyulaman ini dilakukan dengan ara yang samadengan point (b) di atas.
d #enyulaman ekstra dilakukan jika perlu beberapa hari sebelum
pembumbunan ke ;. !danya penyulaman ekstra menunjukkan ara
penanaman yang kurang baik.
e #enyulaman bongkaran hanya boleh dilakukan jika ada benana alam
atau serangan penyakit yang menyebabkan 43 > tanaman mati. Tanaman
sehat yang sudah besar dibongkar dengan hati-hati dan dipakai menyulan
tanaman mati. +urangi daun-daun tanaman sulaman agar penguapan
tidak terlalu banyak dan beri pupuk 33-033 +g ha-.
#7 P#&i&'&
77. #enyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan saat pembubunan
tanah dan dilakukan beberapa kali tergantung dari pertumbuhan gulma.
#emberantasan gulma dengan herbisida di kebun dilaksanakan pada bulan
!gustus sampai *o2ember dengan ampuran 0-6 +g Gesapas 73 dan 1-6 +g
Hedanol power.
7 P#*((&&79. "ebelum pembubunan tanah harus disirami sampai jenuh agar
struktur tanah tidak rusak.
a #embumbunan pertama dilakukan pada waktu umur 1-6 minggu.
Tebal bumbunan tidak boleh lebih dari 4-7 m seara merata. uas
bibit harus tertimbun tanah agar tidak epat mengering.
b #embumbun ke dua dilakukan pada waktu umur 0 bulan.
#embumbuna ke tiga dilakukan pada waktu umur 1 bulan.
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
20/81
12
d #erempalan %aun-daun kering harus dilepaskan sehingga ruas-ruas
tebu bersih dari daun tebu kering dan menghindari kebakaran.
93. 5ersamaan dengan pelepasan daun kering, anakan tebu yang tidak
tumbuh baik dibuang. #erempalan pertama dilakukan pada saat 6 bulan setelah
tanam dan yang kedua ketika tebu berumur ;-< bulan.
'7 P#*(/(%&
9. #emupukan dilakukan dua kali yaitu saat tanam atau sampai < hari
setelah tanam dengan dosis < gram urea, 7 gram T"# dan 14 gram +8l per
tanaman (03 kg urea, ;3 kg T"# dan 133 kg +8l ha -) dan (0) pada 13 hari
setelah pemupukan ke satu dengan 3 gram urea per tanaman atau 033 kg urea
per hektar. #upuk diletakkan di lubang pupuk (dibuat dengan tugal) sejauh
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
21/81
13
penggerek batang jambon (Sesmia inferens). Gejalanya yaitu daun yang
terbuka mengalami khlorosis pada bagian pangkalnya. #ada serangan hebat,
bentuk daun berubah, terdapat titik-titik atau garis-garis berwarna merah di
pangkal daun. "ebagian daun tidak dapat tumbuh lagi, kadang-kadang batang
menjadi busuk dan berbau tidak enak. #engendalian yang dapat dilakukan
dengan suntikan insektisida =uradan 1G (3,4 kg ha-) pada saat tanaman
berumur 1-4 bulan. "untikan dilakukan jika terdapat 633 tanaman terserang
dalam hektar. Hama tikus juga merugikan produksi tebu. #engendaliannya
adalah dengan gropyokan seara bersama atau pengemposan belerang pada
lubang yang dihuni tikus.
94. #enyakit-penyakit pada tanaman tebu antara laina #okkahbung
9;. #enyebabnya adalah Gibbrela moniliformis. 5agian yang diserang
adalah daun, pada stadium lanjut dapat menyerang batang. Gejalanya adalah
terdapat noda merah pada bintik khlorosis di helai daun, lubang-lubang yang
tersebar di daun, sehingga daun dapat robek, daun tidak membuka (aat
bentuk), garis-garis merah tua di batang, ruas membengkak. #engendalian
dapat dilakukan dengan ara memakai bibit resisten, insektisida 5ulur
5ordeauF > dan pengembusan tepung kapur tembaga. b %ongkelan
9
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
22/81
14
memangkas dan membakar daun yang terserang. +emudian menyemprot
dengan tepung belerang ditambah kalium permanganat.
d #enyakit nanas
99. #enyebab penyakit ini adalah jamur Ceratocytis paradoxa. 5agian
yang diserang adalah bibit yang telah dipotong. Gejala yang ditimbulkan
adalah warna merah berampur hitam pada tempat potongan, bau seperti
buah nanas. #engendalian yang dapat dilakukan adalah luka potongan diberi
ter atau desinfeksi dengan 3,04 > fenylraksa asetat.
e *oda inin
33.#enyebab penyakit ini adalah jamur Heptosphaeria sacchari
Helmintosporium sachhari Phyllsticta saghina. Gejala yang ditimbulkan
adalah noda hijau tua di bawah helai daun, bagian tengah noda menjadioklat. #ada serangan lanjut, warna oklat menjadi jernih, daun kering.
5agian yang diserang daun, lebih banyak di daerah lembab daripada daerah
kering. #engendalian yang dapat ditimbulkan adalah menabut tanaman
sakit dan membakarnya.
f 5lendok
3. #enyebab penyakit ini adalah !anthomonas albilicans. Gejala yang
ditimbulkan adalah terdapat pada khlorosis pada daun. #ada serangan hebat
seluruh daun bergaris hijau dan putih, titik tumbah dan tunas berwarna
merah. 5agian yang diserang adalah daun tanaman muda berumur ,4-0
bulan pada musim kemarau. #engendalian yang dapat dilakukan adalah
menanam bibit resisten (07
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
23/81
15
b #angkal tebu dipotong dengan arit jika tanaman akan ditumbuhkan kembali.
5atang dipotong dengan menyisakan 1 buku dari pangkal batang.
enabut batang tebu sampai ke akarnya jika kebun akan dibongkar.#otong
akar batang dan 1 buku dari permukaan pangkal batang.
d #uuk dibuang.
e 5atang tebu diikat menjadi satu (13-43 batangKikatan) untuk dibawa ke
pabrik untuk segera digiling #anen dilakukan satu kali di akhir musim
tanam.
36. #erkiraan #roduksi Hasil Tebu akyat ntensifikasi di tanahsawah adalah 03 tonKha dengan rendemen gula 3 > sedangkan hasil T di
tanah sawah adalah 33 ton dengan rendemen 9 >. %i tanah tegalan produksi
tebu lebih rendah lagi yaitu pada T tegalan adalah 93 ton ha - dan pada T
tegalan sebesar 73 tomKha (8handra dkk, 033)
105. 2.4 P#"$%(& T&*& T#(
#erlakuan 5ud 8hips
3;. "ud chips tebu adalah teknik pembibitan tebu seara 2egetatif yang
menggunakan bibit satu mata. 5ibit ini biasanya berasal dari kultur jaringan yang
kemudian ditanam di +ebun 5ibit #okok (+5#). 5ibit yang di gunakan berumur
;-< bulan, murni (tidak terampur dengan 2arietas lain), bebas dari hama penyakit
dan tidak mengalami kerusakan fisik (#1G +ediri, 036).
3
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
24/81
16
37. "eara kon2ensional, bibit tebu berasal dari batang tebu dengan 0-1
mata tunas yang belum tumbuh yang disebut bagal. #erlakuan ini dilakukan
dengan ara penanaman tebu dengan ara berdampingan pada tiap lahannya.
(ndrawanto et al ., 033).
39. #ersentase perkeambahan bibit bagal (sets planting) biasanya
relatif rendah yaitu antara ;1 E 9 >, penggunaan bagal juga memerlukan biaya
pengangkutan yang lebih tinggi karena 73 > berat bagal merupakan bagian antar
ruas. %ibandingkan biaya pengangkutan bahan bibit bagal, pengangkutan bahan
bibit berupa bud chips lebih ekonomis, sehingga bahan bibit bud chips lebih
efektif dan ekonomis dibandingkan metode lainnya pada umumnya (*ingsih,
036).1 #erlakuan +eprasan
3. Tebu keprasan adalah sistem penanaman tebu dengan ara
menumbuhkan kembali bekas tebu yang telah ditebang, baik bekas tebu giling
atau tebu bibitan, kebun yang akan dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas
tebangan yang lalu, sebaiknya tanah yang terlalu kering diairi dulu.
. "istem keprasan dilakukan untuk mengurangi biaya bibit untuk
penanaman awal kembali, dimana keprasan dilakukan pada tahun kedua produksi
tebu. +eprasan juga dilakukan akibat kesalahan pada proses pemanenan dimana
tebu yang seharusnya dipanen dengan ara memotong seara datar pada tanaman
tidak dihabiskan sampai kandas ketanah sehingga dilakukan keprasan dengan
menghabiskan tanggul sampai kebawah. 5ibit tebu yang digunakan bermaam-
maam ada yang berasal dari 5ra&il , Lampung memiliki warna agak kekuningan
dan daun yang agak lebar, bibit yang berasal dari pasuruan memilki iri-iri
batang yang berwarna kemerahan dan daun yang membengkok kebawah. (%inas
+ehutanan dan #erkebunan Langkat, 03).
0. Tebu keprasan merupakan tanaman tebu yang tumbuh kembali dari
jaringan batang yang masih tertinggal dalam tanah setelah tebu ditebang dan
dikepras. #ada proses pengeprasan ini, sisa-sisa tunggul dipotong pada posisi rata
atau lebih rendah dari permukaan guludan (+oswara,977). +ebun yang akan
dikepras harus dibersihkan dari kotoran bekas tebangan yang lalu. Hal ini untuk
mempermudah dalam pengerjaan dan supaya alat yang digunakan bisa lebih tahan
lama. "ebelum mengepras, untuk tanah yang terlalu kering sebaiknya dialiri air
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
25/81
17
terlebih dahulu agar bekas tanaman tebu yang akan dikepras tidak mudah
terbongkar ("utardjo 99;).
1. Tujuan dari proses kepras ini adalah untuk menghasilkan tanaman
tebu yang mempunyai perakaran yang dalam, sehingga tanaman tidak akan mudah
roboh setelah dewasa. Tanaman kepras ini mempunyai hasil yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan tanaman yang pertama. Hal ini berakibat tanaman tebu
hanya bisa dikepras beberapa kali saja, biasanya hanya sampai tiga kali. ("utardjo
99;).
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
26/81
18
114. 3. BAHAN DAN METODE
115. 3.1 :%!( ,& T#*/!
;. #raktikum dilaksanakan pada awal semester 1 tepatnya minggu ke-
0 hingga akhir semester 1 yaitu pada bulan "eptember sampai dengan bulan
%esember 034 setiap hari "elasa pukul 1.13-4.64 $5. Tempat praktikum di
Lahan #erobaan milik ?ni2ersitas 5rawijaya di %esa +epuharjo, %usun *gijo,
+eamatan +arangploso +abupaten alang.
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
27/81
19
praktikum ini yaitu tebu, air, agen hayati, pupuk kandang dan pupuk anorganik
(?rea dan a) sebagai penambah unsur hara di dalam tanah.
17.
19.
140. 3.3 " K#")
141. 3.3.1 P#"$%(& B'$
60. #ertama persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum. "etelah itu, olah lahan yang akan digunakan untuk membentuk kondisi
lahan yang sesuai dengan perakaran tanaman. "etelah pengolahan tanah selesai,
lajur dibuat untuk penanaman bibit bagal (jarak antar lajur M 43 m dan lebar lajur
04 m) dengan jarak tanam yakni 04 m F 33 m lalu proses selanjutnya
penambahan pupuk kandang dan biarkan selama satu minggu.
61. "etelah satu mingggu, penanaman bibit tebu dengan ara
berdampingan dengan kedalaman yang ukup dan posisi mata tunas menghadap
ke samping (semua posiis mata tunas haruslah sama). :arak antar mata tunas antar
bibit yakni M 3 m. "etelah bibit sudah ditanam, tutup atau timbun bibit tebu
dengan pupuk kandang hingga permukaan bibit tebu tidak terlihat. +etebalan
pupuk tidak terlalultebal tan tidak terlalu tipis juga. "etelah semua bagian bibit
tebu tertutup, siram seluruh lajur penanaman seara merata. #enyiraman dilakukan
setiap hari pada pagi atau sore hari bersamaan dengan penyiangan. "edangkan,
pengamatan dilakukan seminggu sekali dimulai pada 6 hst. #enyulaman
dilakukan setelah 0 hst, jika ada bibit yang ditanam mati atau tidak tumbuh.
144. 3.3.2 P#"$%(& B(, i/
64. #ertama, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
praktikum. "etelah itu, olah lahan yang akan digunakan untuk membentuk kondisi
yang sesuai dengan perakaran tanaman. "etelah satu minggu, buatlah 6 baris
dalam satu petak sebagai tanda untuk penanaman bibit bud hip. %alam satu petak
keil berisi 10 bibit bud hip yang terbagi dalam empat baris (7 bibit bud hip per
baris) dan jarak antar mata tunas bibit yakni M 4 m. 5ibit bud hip ditanam
dengan kedalaman sekitar 0 m dari permukaan tanah. "etelah semua bibit
ditanam, tutup bibit mengggunakan ampuran pupuk kandang dan tanah hingga
permukaan bibit tidak terlihat. "etelah itu, siram bibit bud hip seukupnya.
#enyiraman dilakukan setiap hari ,yakni pada pagi atau sore hari. "edangkan,
pengamatan dilakukan seminggu sekali dimulai pada 6 hst. #enyulaman
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
28/81
20
dilakukan setelah 0 hst, jika ada bibit yang tidak tumbuh maka harus digani
dengan bibit yang baru.
6;. 1.1.1 #erlakuan +eprasan
6
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
29/81
21
1;0.
1;1.
1;2. 1 *#!#"
1;3.
1;4.1;5. 1 *#!#"
;;.
1;. 3.5.2 B'$
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
30/81
5CM25 CM
250 CM
20CM
22
1;8.
1;9. 3.5.3 B(, i/
10.
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
31/81
23
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
32/81
24
1;. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. 4.1 H-i$
18. 4.1.1 P&)&' T&*&
. #erlakuan 5ibit Lonjoran dan 5ibit 5agal19. T#$ 3. erata #anjang Tanaman Tebu
180.
P#"$%(
&
181. U*(" T&*& H"i S#!#$ T&*7
71.
76.
0
74.
07
7;.
14
7
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
33/81
25
214.
215.
0;. #ada grafik diatas menunjukkan adanya perbedaan panjang
tanaman pada kedua perlakuan tebu yaitu antara perlakuan bagal dan
lonjoran. #ada umur tanaman 6 hst, tanaman baru perlakuan bagal belum
memunulkan tunas, sedangkan pada perlakuan lonjoran memilki rerata
adalah 1,0 m. #ada umur tanaman 0 hst, tanaman baru perlakuan
lonjoran memiliki rerata panjang tanaman yang lebih tinggi daripada
perlakuan bagal. #ada perlakuan bagal dan lonjoran rerata panjang
tanaman sebesar 1,;6 m dan 13,6 m. #ada umur tanaman 07 hst,
perlakuan bagal memiliki rerata penjang tanaman sebesar 0,34 m,
sedangkan pada perlakuan lonjoran memiliki rerata panjang tanaman
sebesar 41 m. #ada umur tanaman 14 hst, perlakuan bagal memiliki rerata
panjang tanaman sebesar 17,
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
34/81
26
01;.
6 0 07 14 60 69 4;3
3
03
13
63
43
;3
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
35/81
27
tanaman 4; hst, rerata panjang tanaman sebesar
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
36/81
28
0
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
37/81
29
312.
6 0 07 14 60 69 4;3
0
1
6
4
;
<
7
9
3
3
3.7
1.0
6.0
4.7 4.7
;.7
1.0
6.7
4.;
;.7
7
9.0
5agal
Lonjoran
U*(" T&*& -!7
J(*$ D(&
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.
322.
101. #ada grafik diatas menunjukkan adanya perbedaan jumlah
daun pada kedua perlakuan tebu yaitu antara perlakuan bagal dan lonjoran.
#ada umur tanaman 6 hst, tanaman baru perlakuan bagal belum
memunulkan tunas, sehingga tidak satupun daun yang munul, sedangkan
pada perlakuan lonjoran memilki rerata jumlah daun sebanyak helai
daun. #ada umur tanaman 0 hst, rerata jumlah daun pada perlakuan bagal
sebanyak 3,7 helai daun, sedangkan rerata jumlah daun pada perlakuan
G*" 8. Grafik #erbandingan :umlah %aun (helai) Tebu pada
#erlakuan 5agal dan Lonjoran
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
38/81
30
lonjoran sebanyak 1,0 helai daun. #ada umur tanaman 07 hst, perlakuan
bagal memiliki rerata jumlah daun sebanyak 1,0 helai daun, sedangkan
pada perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah daun sebanyak 6,7 helai
daun. #ada umur tanaman 14 hst, rerata jumlah daun pada perlakuan bagal
sebanyak 6,0 helai daun, sedangkan pada perlakuan lonjoran rerata jumlah
daun sebanyak 4,; helai daun. #ada umur tanaman 60 hst, perlakuan bagal
memiliki rerata jumla daun sebanyak 4,7 helai daun, sedangkan pada
perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah daun sebanyak ;,7 helai daun.
#ada umur tanaman 69 hst, rerata jumlah daun pada perlakuan bagal
sebanyak 4,7 helai daun, sedangkan pada perlakuan lonjoran memiliki
rerata jumlah daun sebanyak 7 helai daun. #ada umur tanaman 4; hst,
perlakuan bagal memiliki rerata jumlah daun sebanyak ;,7 daun,
sedangkan pada perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah daun sebanyak
9,0 helai daun. #ada umur tanaman 60 dan 69 hst, rerata jumlah daunnya
sama. Hal ini disebabkan daun pada beberapa sampel ada yang mati
sehingga menyebabkan rerata jumlah daunnya sama. 5erdasarkan grafik,
tanaman baru tebu dengan perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah daun
yang lebih tinggi daripada perlakuan bagal.
b. #erlakuan 5ibit +eprasan
324. T#$ . :umlah %aun (Helai) pada #erlakuan 5ibit +eprasan
325.
P#"$%(
&
32;. U*(" T&*& H"i S#!#$ T&*7
107.
109.
0
113.
07
11.
14
110.
60
111.
69
116.
4;
114.
+eprasan11;.
1
11
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
39/81
31
161.
6 0 07 14 60 69 4;3
0
1
6
4
;
<
+eprasan
U*(" T&*& -!7
J(*$ D(&
166.164.
16;.
16
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
40/81
32
hingga 69 hst menurun karena ada beberapa daun yang mati. #ada umur
tanaman 4; hst, rerata jumlah daun sebanyak ; helai.
. #erlakuan 5ibit 5ud 8hip
35;. T#$ 8. :umlah %aun (Helai) pada #erlakuan 5ibit 5ud hip
35. P
#"$%(
&
358. U*(" T&*& H"i S#!#$
T&*7
1;3.
<
1;.
6
1;0.
0
1;1.
07
1;6.
14
1;4. 5
ud
8hip
Tanpa
#G#
1;;.
3
1;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
41/81
33
1
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
42/81
34
418.
6 0 07 14 60 69 4;3
3.4
.4
0
0.4
1
1.4
3 3
3.;3.7
0.71
3 3 3 3
3.6
0.6
5agal
Lonjoran
U*(" T&*& -!7
J(*$ A&%&
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
60;.
60
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
43/81
35
perlakuan lonjoran anakan sudah mulai tumbuh dan memiliki rerata
sebanyak 3,6 anakan. #ada umur tanaman 69 hst, rerata jumlah anakan
pada perlakuan bagal sebanyak 0,7 anakan, sedangkan pada perlakuan
lonjoran memiliki rerata jumlah anakan sebanyak anakan. #ada umur
tanaman 4; hst, perlakuan bagal memiliki rerata jumlah anakan sebanyak
1 anakan, sedangkan pada perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah
anakan sebanyak 0,6 anakan. 5erdasarkan grafik, tanaman baru tebu
dengan perlakuan lonjoran memiliki rerata jumlah anakan yang lebih
rendah daripada perlakuan bagal.
b. #erlakuan +eprasan
430. T#$ 10. :umlah !nakan pada #erlakuan 5ibit +eprasan
431.
P#"$%(
&
432. U*(" T&*& H"i S#!#$ T&*7
616.
614.
0
61;.
07
61
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
44/81
36
64
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
45/81
37
$chatina
fulica
67. *
ama
?mum
bekiot
lai
n
%&'. *
ama
Latin
Coccus
(iridis
67;. *
ama
?mum +utu
Tempuru
ng
67
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
46/81
38
,xya
chinensi
s
43. *
ama
?mum
5elalang
434. *
ama
Latin
#epidiot
a stigma
=.
43;. *ama
?mum
?ret
43
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
47/81
39
513. 4.2 P#*-&
514. 4.2.1 P&)&'
T&*& *7
44. #anjang tanaman perlakuan lonjoran lebih panjang dari
perlakuan bagal. #erbedaan penambahan panjang antara perlakuan
lonjoran dan bagal tiap minggunya memiliki perbandingan yang ukup
jauh, ini dapat dilihat dari rerata pertambahan panjang tanaman tiap
minggunya dari tabel perbedaan panjang tanaman. #ada pengamatan akhir
di 4; hst rerata panjang tanaman perlakuan lonjoran menapai 16,6 m
dan panjang tanaman perlakuan bagal menapai
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
48/81
40
49. #ada hasil pengamatan jumlah anakan bagal dan lonjoran terlihat
bahwa jumlah anakan yang tumbuh lebih banyak adalah pada sistem bagal.
enurut kami, seharusnya lonjoran memiliki anakan lebih banyak karena lonjoran
memiliki ; mata tunas, sedangkan bagal 6 mata tunas.
403. "esuai dengan literatur dalam :urnal no2asi dan +ewirausahaan
(034) yakni bagal yang berasal dari batang tebu yang matanya belum
berkeambah terdiri atas bagal mata satu, dua dan tiga. "edangkan metode
lonjoran bagal dalam bentuk lonjoran dengan panjang ,04 m terdiri atas ;-7
mata.
40. Hal tersebut sesuai menurut 5alittas (036), #eningkatan jumlah
batang per m juring pada sistem tanam juring ganda terjadi sebagai akibat adanya
penggunaan jumlah bibit bagal dua kali lipat dari sistem tanam juring tunggal.
"ehingga seharusnya sistem lonjoran memiliki anakan lebih banyak dari pada
sistem bagal.
400. enurut literatur dalam :urnal no2asi dan +ewirausahaan (034)
yaitu metode kon2ensional tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu waktu
pembibitan yang dibutuhkan lebih lama, serta membutuhkan lahan pembibitan
yang luas dan bibit yang dihasilkan relati2e tidak seragam.
401. 5erdasar literatur tersebut kemungkinan hal tersebut dapat
terjadi karena disebabkan kualitas bibit yang digunakan kurang baik, tidak
seragamnya bibit yang digunakan, perawatan tanaman kurang benar dan
teratur, atau mungkin terjadi kesalahan dalam perlakuan.
524. 4.2.4 K#"'*& A"!"+/+,
404. #ada lahan ditemukan hama, musuh alami, ataupun
serangga lain. ?ntuk musuh alami dapat dimanfaatkan sebagai predator
hama, sedangkan pada serangga lain, tanaman hanya dimanfaatkan sebagai
tempat tinggal. #ada lahan sendiri ditemukan hama utama pada tanaman
tebu, yaitu
. Hama ?ret
40;. Hama uret biasanya menyerang tebu yang ditanam pada lahan
kering berpasir atau tegalan. ?ret menyerang bagian akar atau pangkal batang
tebu. Gejala pada tanaman muda adalah puuk tanaman mula-mula layu,
menguning mirip gejala kekeringan dan akhirnya roboh atau mati ketika
tanaman tua. 5agian pangkal batang tebu yang terserang uret kehilangan semua
akar dan terbentuk rongga-rongga gerekan yang besar (!limin,031).
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
49/81
41
40 (633 kwintal per ha) yang biasanya normal 333
kwintal per ha. 5ahkan ada pada pertanaman petani tebu yang tidak melakukan
pengendalian, kerusakan menapai 94> (!limin,031).
407. enurut !limin (031) "erangan hama uret tebu dapat ditekan
melalui pengendalian hama terpadu dengan menggunakan berbagai ara yaitu
• #engendalian kultur teknis
409.#engendalian ini dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran
tebu dengan tanaman lainnya (bukan inang uret).
• #engendalian mekanis
413.#engendalian ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan lar2a
(uret) dan imago pada saat pengolahan tanah maupun pembuatan juringan.• #engendalian 5iologi
41.#enggunaan agens pengendali hayati (!#H) seperti nematoda
entomopatogen "teinernema. #ada tahun 0339, 5alai 5esar #erbenihan dan
#roteksi Tanaman #erkebunan (55#0T#) "urabaya telah mengembangkan
pengendalian uret dengan menggunakan nematoda "teinernema spp. strain
Tulungagung untuk mengendalikan hama uret tebu terutama di lahan
berpasir. Hasil uji di laboratorium dengan dosis aplikasi 733 ju2enil
infektifKml teratat tingkat mortalitas hingga 71,11> pada
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
50/81
42
bila pada populasi tinggi akan menyebabkan daun mengeriput dan menguning, daun gugur,
dan pembentukan buah berkurang. "eara keseluruhan pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat dan buah gugur (+alsho2en 97). +utu hijau, sebagaimana kutu berperisai lunak
(soft-bodied sales) lainnya, menghasilkan sekresi berupa airan madu pada permukaan
bagian tanaman yang diserangnya. 8airan madu ini, selain dimakan oleh semut, juga menjadi
pertumbuhan jamur jelaga yang menyebabkan permukaan bagian tanaman yang seharusnya
hijau menjadi tampak kotor berwarna hitam (/lmer O 5rawner 9
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
51/81
43
419. %ari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa intensitas
penyakit pada tanaman tebu dengan perlakuan bibit bagal maupun lonjoran termasuk
ke dalam kategori 3 yakni tidak terserang penyakit apapun. Tanaman tebu dengan
perlakuan bibit bagal maupun lonjoran dalam keadaan sehat hingga akhir pengamatan.
463. Tanaman tebu yang tidak terserang paenyakit dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. #ertama, perawatan yang intensif terhadap tanaman dan kondisi di
sekitar tanaman mampu menurunkan intensitas penyakit baik dengan melakukan
penyiraman seara berkala, pemupukan yang seimbang, dan penyiangan gulma, dan
kelembaban yang rendah karena antar tanaman tidak saling menutupi. %an juga kondisi
lingkungan yang tidak mendukung perkembangan penyakit. enurut *irwanto (033
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
52/81
44
akhir musim hujan, dan pertumbuhan bibit kurang serempak. "olusi yang
dapat dipertimbangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah
dengan menerapkan satu ino2asi baru dalam pembibitan tebu yang
diadopsi dari +olumbia, pembibitan tersebut dikenal dengan sistem
pembibitan tebu satu mata tunas atau single bud nurserry ("5*) (5ayu,
031). +euntungan pembibitan sistem "5* antara lain dapat ditanam
setiap saat,partumbuhan serempak, hemat bahan tanam, dan kebutuhan
lahan lebih sedikit,bibit tersedia setiap saat, umur lebih pendek.
+euntungan lainnya ialah kualitasbibit lebih terjamin, kepastian hidup
lebih tinggi, dan lebih ekonomis.
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
53/81
45
545. 5. KESIMPULAN
46;. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan
salah satu tanaman perkebunan yang memiliki kandungan sukrosanya
paling tinggi dan kandungan seratnya paling rendah. Tanaman tebu yang
kami tanam menggunakan sistem budhip, keprasan, bagal dan lonjoran
%ari hasil pengamatan yang kami lakukan sistem lonjoran lebih baik
pertumbuhannya dari pada sistem bagal, dari segi jumlah daun dan
panjang tanaman. "edangkan pada jumlah anakan sistem bagal lebih
banyak tumbuh dibandingkan sistem lonjoran. Hal tersebut dimungkinkan
karena sistem lonjoran memiliki mata tunas lebih banyak dibandingkan
sistem bagal. "ehingga peluang untuk tumbuh tanaman baru sistem
lonjoran lebih besar dibandingkan sistem bagal. *amun anakan bagal lebih
banyak dari lonjoran, ini dimungkinkan karena perlakuan yang berbeda,
ketidak seragaman benih, ataupun kemungkinan nutrisi dari lonjoran lebih
fokus untuk pertumbuhan tunas dari pada ke pertumbuhan anakan yang
baru.
54.
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
54/81
46
548. DAFTAR PUSTAKA
469. !bidin, aenal.974. 0asar- 0asar tentang 1at Pengatur 2umbuhan.
5andung !ngkasa
443. !limin. 031. Pengendalian 3ret 2ebu 0i 4abupaten "ondo5oso.%itjenbun #ertanian
44. 5#". 034. Produksi 2anaman Perkebunan Menurut Propinsi dan 6enis
2anaman 7ndonesia 8*** 2on9 :*;:-:*;%@).
httpKKbps.go.idKlinkTable%inamisK2iewKidK719. diakses 39 *o2ember 034
440. 8handra, dkk. 033. "udidaya dan Pasca Panen 2ebu. :akarta /"+!
edia
441. 8haranasri, ., O T. *ishida 9 "iological Pest Control 2he Glasshouse
Experience. /ds.Hussey, *. $. and *. "opes. 8ornell ?ni2ersity #ressP thaa,*ew
'ork.
44;. %jumali. 036. 6uring Ganda Meningkatkan Produkti(itas 0an
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
55/81
47
4;4. #rasetyo, Hari. 031. Produksi "ibit 2ebu Metode "udchip.
httpKKwww.slideshare.net
4;;. "etjen #ertanian. 031. 2ebu. nformasi ingkas Tanaman #erkebunan.
4;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
56/81
48
54. LAMPIRAN
55. L*/i"& 1. %ata #engamatan
4
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
57/81
49
0 3 3 0 6 4 4 <
;;.
1
;;0.
3
;;1.
3
;;6.
0
;;4.
6
;;;.
;
;;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
58/81
50
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
59/81
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
60/81
52
9
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
61/81
53
l3;3.
3;.
3
3;0.
3
3;1.
3;6.
3;4.
3;;.
3;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
62/81
54
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
63/81
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
64/81
56
1;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
65/81
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
66/81
58
4
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
67/81
59
b. #arameter #anjang Tanaman (m)
;47.
"a
m p
e
l
;49. ?mur Tanaman (hst)
;;.
<
;;0.
6
;;1.
0
;;6.
07
;;4.
14
;;;.
;;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
68/81
60
er
a
t
a 3 3,0 ,7 0,;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
69/81
61
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
70/81
62
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
71/81
63
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
72/81
64
181. I&!#&-i!- S#"&'& P#&%i! P#"$%(& T#( B'$
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
73/81
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
74/81
66
707. Q Ʃ(0×0)4×4
×100
709. Q
0
16
×100
713. Q 3 >
71. ?mur 60 hst
710. Q Ʃ(0×0)4×6
×100
711. Q0
24×100
716. Q 3 >
714. ?mur 69 hst
71;. Q Ʃ(0×0)4×5
×100
71
719. ?mur 4; hst
763. Q Ʃ(0×0)4×7
×100
76. Q0
28×100
760. Q 3 >
"ampel 6
761. ?mur 03 hst
766. Q Ʃ(0×0)4×2
×100
764. Q
0
8×100
76;. Q 3 >
76
74. ?mur 14 hst
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
75/81
67
740. Q Ʃ(0×0)4×5
×100
741. Q
0
20
×100
746. Q 3 >
744. ?mur 60 hst
74;. Q Ʃ(0×0)4×6
×100
74
749. ?mur 69 hst
7;3. Q Ʃ(0×0)4×7
×100
7;. Q0
28×100
7;0. Q 3 >
7;1. ?mur 4; hst
7;6. Q Ʃ(0×0)4×7
×100
7;4. Q0
28×100
7;;. Q 3 >
"ampel 4
7;
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
76/81
68
7
79
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
77/81
69
799. Q0
12×100
933. Q 3 >
93. ?mur 07 hst
930. Q Ʃ(0×0)4×5
×100
931. Q0
20×100
936. Q 3 >
934. ?mur 14 hst
93;. Q Ʃ(0×0)4×6
×100
93
939. ?mur 60 hst
93. Q Ʃ(0×0)4×7
×100
9. Q0
28×100
90. Q 3 >91. ?mur 69 hst
96. Q Ʃ(0×0)4×8
×100
94. Q0
32×100
9;. Q 3 >
"ampel 0
9
90. ?mur 0 hst
900. Q Ʃ(0×0)4×3
×100
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
78/81
70
901. Q0
12×100
906. Q 3 >
904. ?mur 07 hst
90;. Q Ʃ(0×0)4×5
×100
90
909. ?mur 14 hst
913. Q Ʃ(0×0)4×6
×100
91. Q0
24×100
910. Q 3 >
911. ?mur 60 hst
916. Q Ʃ(0×0)4×7
×100
914. Q0
28×100
91;. Q 3 >91
"ampel 1
96. ?mur 6 hst
960. Q Ʃ(0×0)4×1
×100
961. Q0
4×100
966. Q 3 >
964. ?mur 0 hst
96;. Q Ʃ(0×0)4×3
×100
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
79/81
71
96
969. ?mur 07 hst
943. Q Ʃ(0×0)4×5
×100
94. Q0
20×100
940. Q 3 >
941. ?mur 14 hst
946. Q Ʃ(0×0)4×5
×100
944. Q0
20×100
94;. Q 3 >
949;. ?mur 69 hst
9;0. Q Ʃ(0×0)4×8
×100
9;1. Q0
32×100
9;6. Q 3 >
"ampel 6
9;4. ?mur 6 hst
9;;. Q Ʃ(0×0)4×1
×100
9;
9;9. ?mur 0 hst
9
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
80/81
-
8/19/2019 LAPORAN TPT
81/81
73
994. Q0
12×100
99;. Q 3 >
99
033. ?mur 14 hst
0330. Q Ʃ(0×0)4×5
×100
0331. Q0
20×100
0336. Q 3 >
0334. ?mur 60 hst
033;. Q Ʃ(0×0)4×7
×100
0330339. ?mur 69 hst
033. Q Ʃ(0×0)4×8
×100
03. Q0
32×100
030. Q 3 >
2013.