Download - Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI
A. Keselamatan Kerja
Selama pelaksanaan Praktik Industri di bengkel Nasmoco Ring Road
Solo ada prosedur keselamatan kerja yang harus dipatuhi oleh kepala bengkel,
foreman, mekanik, maupun peserta magang Praktik Industri. Tujuan diadakannya
prosedur keselamatan kerja yaitu agar tidak terjadi kecelakaan kerja selama
melakukan proses perbaikan. Prosedur keselamatan kerja yang harus dilakukan
antara lain:
1. Berdoa sebelum memulai pekerjaan.
2. Semua orang yang ada didalam lingkungan bengkel wajib menggunakan
pakaian kerja (wearpack), topi, dan sepatu kerja yang disediakan
perusahaan.
3. Diwajibkan menggunakan sarung tangan.
4. Menggunakan masker saat akan membersihkan mesin, maupun,
mengecek mesin.
5. Meletakkan alat kerja pada toolbox yang dimiliki oleh masing-masing
mekanik jangan diletakkan di lantai.
6. Konsentrasi dan teliti terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan.
B. Spesifikasi Toyota Avanza 1.3 G M/T
Dalam laporan Praktek Industri ini akan dibahas tentang proses
pemeriksaan, penyetelan, dan perbaikan kopling Mobil Avanza 1.3 G M/T. Untuk
itu sangat perlu mengetahui spesifikasi dari Toyota Avanza sebagai bahan yang
dikerjakan agar lebih mudah dalam mengenali obyek yang akan diamati. Berikut
ini data spesifikasi Toyota Avanza :
29
30
Gambar 4.1. Toyota Avanza Tipe 1.3 G M/T
31
Berikut adalah spesifikasi Toyota Avanza 1.3 G M/T :
Gambar 4.2 Tabel Spesifikasi Toyota Avanza
(Sumber : http://www.toyota.astra.co.id/html)
32
C. Gejala-gejala Kerusakan Kopling
Berikut adalah gejala-gejala apabila kopling rusak berdasarkan buku servis
manual Toyota.
Gambar 4.3 Tabel Gejala-Gejala Kerusakan Kopling
(Sumber : Toyota Repair Manual)
D. Pemeriksaan dan Perbaikan Kopling Mobil
Saat kendaraan atau unit entry diterima maka SA melakukan penerimaan
dan diagnosa kerusakan melalui Buku Waranty.
33
Adanya kerusakan kopling juga dapat dilihat dari buku tersebut, dan pada mobil
Avanza 1.3 G M/T ini perlu adanya penggantian kopling seperti yang terlampir
pada Lampiran 5. SA (Service Advisor) juga menganalisa melalui kegiatan WAC
(Work Around Check) yang wajib dilakukan pada saat penerimaan unit entry salah
satu yang perlu di WAC adalah kilometer kendaraan tersebut. Kilometer
kendaraan ini menjadi parameter dalam melakukan servis. Adanya penggantian
part juga tergantung pada kilometer yang telah ditempuh kendaraan, namun
adakalanya saat kilometer belum mencapai penggantian namun part sudah rusak
dan perlu diganti seperti kopling pada mobil Avanza 1.3 G M/T ini. Lembar WAC
tertera pada lembar WO (Work Order) yang terlampir pada lampiran 6. Berikut
adalah langkah perbaikan kopling Avanza 1.3 G M/T.
1. Alat dan Bahan
a. Lift
Lift digunakan untuk mendongkrak mobil agar mempermudah pekerjaan
servis.
Gambar 4.4 Lift Mobil
b. Kawat gantung
Berfungsi untuk menggantung propeler transmisi agar kondisi komponen
propeler tetap baik dan oli tidak mengalir ke lantai.
Gambar 4.5 Kawat Penggantung
34
c. 1 set kunci ring
Kunci ring yang diguankan adalah kunci ring berukuran 14 dan 17
d. 1 set kunci shock
Kunci shock yang digunakan adalah kunci shock berukuran 14 dan 17
Gambar 4.6 Kunci Shock 14 Gambar 4.7 Kunci Shock 17
e. Satu sambungan kunci shock panjang
Berfungsi sebagai alat bantu untuk menyambung kunci shock pada daerah
yang sulit dijangkau seperti pada kopling ini. Ukuran dari sambungan ini
adalah + 1,5 meter.
Gambar 4.8 Sambungan Kunci Shock
f. Selang angin kompresi
Berfungsi untuk menyalurkan udara dari kompresor menuju alat yang
digunakan misalnya racret dan air gun.
Gambar 4.9 Selang Angin
35
g. SST kopling
Gambar 4.10 Centre Clutch
h. Impact dan Rachet
Digunakan untuk mengencangkan baut-baut yang terdapat pada komponen
kopling.
Gambar 4.11 Impact Gambar 4.12 Rachet
i. Plug Transmission Oil
Digunakan untuk menyumbat oli transmisi agar tidak mengalir ke lantai.
Ditempatkan di lubang pada propeler.
Gambar 4.13 Plug Tranmission Oil
36
j. Jack stand
Berfungsi untuk menopang cover transmisi yang di lepas.
Gambar 4.14 Jackstand
k. Tuas Penopang
Dimasukkan dalam lubang pada centre cover transmisi, digunakan untuk
menopang cover transmisi sewaktu ingin melepas kopling.
Gambar 4.15 Besi Penopang
l. Amplas Kasar
Digunakan untuk membersihkan kanvas dan cover kopling setelah
dilepaskan.
Gambar 4.16 Amplas Kasar
37
2. Prosedur Pembongkaran Kopling
Kopling pada mobil Avanza Tipe 1.3 G M/T ini adalah kopling dengan tipe
K3-VE/ Model Kabel. Kopling ini tidak menggunakan fluida namun
menggunakan kabel sebagai penggeraknya. Berikut komponen-komponen dari
kopling jenis kabel yaitu :
Gambar 4.17 Komponen Kopling Avanza Tipe 1.3 G M/T
(Sumber : Toyota Repair Manual)
Berikut Prosedur Pembongkaran Kopling Avanza Tipe 1.3 G M/T yang
sesuai dengan Toyota Manual Book (Buku Panduan Servis Manual dari
TOYOTA) yaitu:
38
Sebelum dapat membongkar unit kopling pada kendaraan, teknisi haruslah
terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi,
antara lain:
a. release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
b. propeler unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD).
Kemudian melakukan langkah-langkah pembongkaran sesuai dengan
standar dari Toyota. Berikut langkah-langkah pembongkaran kopling (Lihat:
Manual Book Toyota Halaman Dr4etrain > M5s Manual Transmission / Transaxle
> Manual Transmission Assembly > Pelepasan) :
1. Melepas socket pedal kopling
Gambar 4.18 Socket Pedal Kopling
2. Melepas dudukan transmisi kendaraan
Gambar 4.19 Dudukan Transmisi
39
3. Melepas manual transmission assembly
Gambar 4.20 Manual Transmission Assembly
4. Melepas cover kopling
Gambar 4.21 Cover Kopling
5. Melepas clutch release fork sub-assembly
Melepas clutch release fork sub-assembly bersamaan dengan clutch release
bearing assembly dari manual transmission assembly.
Gambar 4.22 Clutch Release Fork Sub-Assembly
Propeler
Cover transmisi
Cover Kopling
40
6. Melepas clutch release bearing assembly
Melepas clutch release assembly dari clutch release bearing fork sub-
assembly.
Gambar 4.23 Clutch Release Bearing Assembly
7. Melepas release bearing hub clip
Melepas release bearing hub clip dari clutch release fork sub-assembly.
Kemudian melepas release fork support spring dari clutch release fork sub-
assembly.
Gambar 4.24 Release Bearing Hub Clip
8. Melepas release fork support
Melepas release fork support dari manual transmission assembly.
Gambar 4.25 Release Fork Support
(Sumber : Toyota Repair Manual)
release bearing hub
clip
41
9. Melepas clutch cover assembly
Gambar 4.26 Clutch Cover Assembly
(Sumber *a: Toyota Repair Manual)
Langkah melepas clutch cover assembly yaitu
a. Meletakkan tanda pemasangan pada clutch cover assembly dan flywheel
sub-assembly.
b. Mengendorkan setiap baut set sekali putar sampai pegas tekan terbebas.
c. Melepaskan 6 baut dan clutch cover assembly.
d. Kopling telah terlepas.
Gambar 4.27 Clutch Cover Assembly dengan Penandaannya
(Sumber : Toyota Repair Manual)
Pada langkah ini hal yang harus diperhatikan adalah jangan menjatuhkan
clutch disc assembly.
42
10. Melepas clutch disc assembly
Gambar 4.28 Clutch Disc Assembly
(Sumber : Toyota Repair Manual)
Gambar 4.29 Clutch Disc Assembly dengan SST
(Sumber : Toyota Repair Manual)
Perhatian:
Jagalah kanvas dari clutch disc assembly, pressure plate dan permukaan
flywheel sub-assembly bebas dari oli dan benda asing.
3. Prosedur Pemeriksaan Clutch Unit G (Untuk K3-Ve)
a. Memeriksa clutch disc assembly
1) Menggunakan vernier caliper, ukur kedalaman rivet head. Maximum
kedalaman kelingan: 0.4 mm (0.016 in.). Jika diperlukan, ganti clutch
disc assembly.
Gambar 4.30 Pemeriksaan Rivet Head pada Clutch Disc Assembly
(Sumber : Toyota Repair Manual)
43
2) Menggunakan dial indikator, periksa runout clutch disc assembly.
Runout maksimum: 1.0 mm (0.039 in.). Jika diperlukan, ganti clutch
disc assembly.
Gambar 4.31 Pemeriksaan Runout Clutch Disc Assembly
(Sumber : Toyota Repair Manual)
b. Memeriksa Clutch Cover Assembly
1) Menggunakan vernier caliper, periksa lebar dan kedalaman keausan
diaphragm spring. Maksimum: A (Kedalaman): 0.5 mm (0.020 in.), B
(Lebar): 6.0 mm (0.236 in.). Bila diperlukan, ganti clutch cover
assembly.
2) Menggunakan dial indikator dengan instrumen roller, periksa
kelurusan ujung pegas diaphragm. Ketidaklurusan maksimum: 0.5
mm (0.020 inci).
3) Bila kelurusan tidak sesuai spesifikasi, setel diaphragm spring tip
alignment menggunakan SST.
Gambar 4.32 Pemeriksaan Clutch Cover Assembly
(Sumber : Toyota Repair Manual)
44
c. Memeriksa Flywheel Sub-Assembly
Menggunakan dial indikator, periksa runout flywheel sub-assembly.
Runout maksimum: 0.1 mm (0.004 inci). Bila diperlukan, ganti flywheel
sub-assembly.
Gambar 4.33 Pemeriksaan Runout Flywheel Sub-Assembly
(Sumber : Toyota Repair Manual)
d. Memeriksa Clutch Release Bearing Assembly
Memutar clutch release bearing assembly dengan tangan sambil
memberikan gaya ke arah aksial.
Gambar 4.34 Pemeriksaan Clutch Release Bearing Assembly
(Sumber : Toyota Repair Manual)
Petunjuk:
Melumasi bearing secara permanen dan tidak memerlukan
pembersihan maupun pelumasan. Bila diperlukan, ganti clutch release
bearing assembly.
45
4. Prosedur Pemasangan Clutch Unit (Untuk K3-Ve)
a. Memasukkan SST pada clutch disc assembly, kemudian masukkan SST
tersebut ke dalam flywheel sub-assembly.
Perhatian:
Memasukkan clutch disc assembly dalam orientasi yang benar.
b. Memasang Clutch Cover Assembly
1) Meluruskan tanda pemasangan pada clutch cover assembly dan
flywheel sub-assembly.
2) Mengikuti prosedur seperti ditunjukkan dalam gambar, kencangkan 6
baut sesuai urutan, dimulai pada baut yang terletak dekat knock pin di
atas. Momen yang dipakai yaitu 19 N*m (195 kgf*cm, 14 ft.*lbf)
Petunjuk:
Mengikuti perintah dalam gambar, kencangkan baut secara
merata.
Memeriksa bahwa disc masuk ke bagian tengah dengan
menggerakkan SST secara vertikal dan horisontal, kemudian
kencangkan bautnya.
c. Memasang Release Fork Support
Memasang release fork support pada transmission assembly dengan besar
momen yang diijinkan adalah 18 N*m (184 kgf*cm, 13 ft.*lbf).
d. Memasang Release Bearing Hub Clip
1) Memasang release bearing hub clip ke clutch release fork sub-
assembly.
2) Memasang release fork support spring ke clutch release fork sub-
assembly.
e. Memasang Clutch Release Fork Sub-Assembly
Mengoleskan Grease pada release hub secara perlahan ke seluruh
bagian dalam,
bagian yang bergeser dari clutch release fork atau bagian yang bergeser
dari clutch release bearing assembly.
46
Sealant : Toyota Genuine Release Hub Grease atau yang setara.
f. Memasang Clutch Release Bearing Assembly
1) Mengoleskan clutch Spline Grease pada input shaft Spline.
Sealant : Toyota Genuine Clutch Spline Grease atau yang setara
2) Memasang clutch release bearing assembly ke clutch release fork
sub-assembly, kemudian pasang ke transmission assembly.
Perhatian:
Setelah pemasangan, gerakkan fork ke depan dan ke belakang guna
mengetahui apakah clutch release bearing assembly bergeser
dengan lancar.
3) Memasang Manual Transmission Assembly
E. JOBSHEET BENGKEL
Pada saat interview sebelum pelaksanaan praktek, mahasiswa yang hendak
praktek industri di PT. Nasmoco Abadi Motor dipanggil untuk menyetujui adanya
syarat untuk praktek industri di bengkel tersebut, yaitu setiap mahasiswa yang
praktek industri diberikan jobsheet atau proyek menyelesaikan masalah-masalah
yang ada pada bengkel tersebut. Sebagai contoh yaitu pada saat praktek industri
yang lalu kelompok kami yang diketuai oleh Maedanu Fasola Putra mendapatkan
proyek sebagai berikut :
a. Maedanu Fasola Putra mengenai alat yang digunakan untuk
mengumpulkan debu saat pembersihan filter udara pada mobil.
b. Adam Prasetyo Wibowo mengenai alat penyedot debu dari epoxs
putty pada bengkel Body Repair.
c. Ririn Rohma Wijayanti mengenai alat yang digunakan untuk
mengurangi efek samping dari injektor cleaner yang sering
disemprotkan di ruang bakar pada saat service.
Berikut adalah proses pengerjaan proyek yang diberikan oleh bengkel
kepada saya :
47
1. Pada minggu pertama saya melakukan observasi bengkel,
mengamati keadaan dan kekurangan bengkel yang baru diresmikan
tersebut.
2. Kemudian pada meeting rutin yang diadakan pada hari jumat pagi,
hasil observasi disampaikan kepada kepala bengkel di depan seluruh
karyawan bengkel.
3. Pada minggu kedua mulai membantu mengerjakan pekerjaan service
bersama dengan teknisi-teknisi bengkel dan diawasi langsung oleh
foreman.
4. Pada meeting hari jumat minggu kedua saya menemukan masalah
klasik setiap bengkel, yaitu pada bengkel service udara yang ada di
dalam bengkel terlalu panas dan pengap sehingga ruangan menjadi
tidak nyaman dan kadar oksigen untuk teknisi bengkel berkurang.
Hal ini dikarenakan bengkel service berada di lantai 3. Oleh karena
itu saya menyampaikan ide untuk membuat penghijauan pada
bengkel service tersebut.
5. Kemudian proyek saya diganti dengan penghijauan bengkel.
Awalnya saya menemukan ide penghijauan bengkel dengan
menggunakan botol oli bekas, karena limbah botol oli ini tidak
dimanfaatkan, namun karena kendala tempat penempatan dan nilai
estetika yang kurang baik, maka ide botol oli bekas di tolak.
Selanjutnya, saya memiliki ide dengan menggunakan pot yang
diletakkan di dalam bengkel, dengan tanaman yang dapat
mengurangi polutan dalam udara yaitu lidah mertua. Ide kali ini
diterima dan proses selanjutnya yaitu membuat proposal pengajuan
dana.
6. Minggu selanjutnya proposal dengan judul “Proposal Kegiatan Go
Green Di Dalam Bengkel Service Mobil Toyota Ring Road Solo” di
setujui, kemudian langkah selanjutnya yaitu membeli tanaman dan
pot yang akan digunakan.
48
Pada akhir masa praktek kerja industri waktu untuk mengerjakan proyek
awal kurang dan saya hanya dapat mengerjakan proyek penghijauan dengan
tanaman yang dapat mengurangi polusi dalam ruangan. Berikut adalah gambar
hasil penghijauan yang telah diubah tata letaknya oleh pihak bengkel :
Gambar 4.35 Penempatan Tanaman di Lantai 4 Bengkel Service
Gambar 4.36 Penempatan Tanaman di Lantai 3 Bengkel Service
Peletakkan tanaman ini dibuat merata antara lantai 3 dan lantai 4 yaitu di
setiap sudut bengkel yang kosong dan tidak megganggu proses kerja teknisi,
dengan kata lain tanaman ini memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai.
Program penghijauan bengkel ini memilih tanaman lidah mertua
dikarenakan tanaman ini memiliki banyak manfaat seperti :
1) Mengantisipasi hawa panas.
49
2) Mampu mereduksi radiasi gelombang elektromaknetik yang ditimbulkan oleh
komputer dan televisi.
3) Mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan
yang penuh asap rokok.
4) Sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan
yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas korbondioksida, nikotin dari
rokok, dan penggunaan AC.
5) Mampu menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene,
formaldehyde, dan trichloroethylene.
6) Lidah Mertua pun memiliki kemampuan untuk menyedot debu dan gas
polutan. Saat tanaman bernapas, maka sensevierria akan menyerap polutan
seperti karbon dioksida dan gas beracun lainnya.