laporan praktek industri di toyota nasmo

27
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI A. Keselamatan Kerja Selama pelaksanaan Praktik Industri di bengkel Nasmoco Ring Road Solo ada prosedur keselamatan kerja yang harus dipatuhi oleh kepala bengkel, foreman, mekanik, maupun peserta magang Praktik Industri. Tujuan diadakannya prosedur keselamatan kerja yaitu agar tidak terjadi kecelakaan kerja selama melakukan proses perbaikan. Prosedur keselamatan kerja yang harus dilakukan antara lain: 1. Berdoa sebelum memulai pekerjaan. 2. Semua orang yang ada didalam lingkungan bengkel wajib menggunakan pakaian kerja (wearpack), topi, dan sepatu kerja yang disediakan perusahaan. 3. Diwajibkan menggunakan sarung tangan. 4. Menggunakan masker saat akan membersihkan mesin, maupun, mengecek mesin. 5. Meletakkan alat kerja pada toolbox yang dimiliki oleh masing-masing mekanik jangan diletakkan di lantai. 6. Konsentrasi dan teliti terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan. B. Spesifikasi Toyota Avanza 1.3 G M/T 29

Upload: assyidiq

Post on 26-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI

A. Keselamatan Kerja

Selama pelaksanaan Praktik Industri di bengkel Nasmoco Ring Road

Solo ada prosedur keselamatan kerja yang harus dipatuhi oleh kepala bengkel,

foreman, mekanik, maupun peserta magang Praktik Industri. Tujuan diadakannya

prosedur keselamatan kerja yaitu agar tidak terjadi kecelakaan kerja selama

melakukan proses perbaikan. Prosedur keselamatan kerja yang harus dilakukan

antara lain:

1. Berdoa sebelum memulai pekerjaan.

2. Semua orang yang ada didalam lingkungan bengkel wajib menggunakan

pakaian kerja (wearpack), topi, dan sepatu kerja yang disediakan

perusahaan.

3. Diwajibkan menggunakan sarung tangan.

4. Menggunakan masker saat akan membersihkan mesin, maupun,

mengecek mesin.

5. Meletakkan alat kerja pada toolbox yang dimiliki oleh masing-masing

mekanik jangan diletakkan di lantai.

6. Konsentrasi dan teliti terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan.

B. Spesifikasi Toyota Avanza 1.3 G M/T

Dalam laporan Praktek Industri ini akan dibahas tentang proses

pemeriksaan, penyetelan, dan perbaikan kopling Mobil Avanza 1.3 G M/T. Untuk

itu sangat perlu mengetahui spesifikasi dari Toyota Avanza sebagai bahan yang

dikerjakan agar lebih mudah dalam mengenali obyek yang akan diamati. Berikut

ini data spesifikasi Toyota Avanza :

29

Page 2: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

30

Gambar 4.1. Toyota Avanza Tipe 1.3 G M/T

Page 3: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

31

Berikut adalah spesifikasi Toyota Avanza 1.3 G M/T :

Gambar 4.2 Tabel Spesifikasi Toyota Avanza

(Sumber : http://www.toyota.astra.co.id/html)

Page 4: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

32

C. Gejala-gejala Kerusakan Kopling

Berikut adalah gejala-gejala apabila kopling rusak berdasarkan buku servis

manual Toyota.

Gambar 4.3 Tabel Gejala-Gejala Kerusakan Kopling

(Sumber : Toyota Repair Manual)

D. Pemeriksaan dan Perbaikan Kopling Mobil

Saat kendaraan atau unit entry diterima maka SA melakukan penerimaan

dan diagnosa kerusakan melalui Buku Waranty.

Page 5: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

33

Adanya kerusakan kopling juga dapat dilihat dari buku tersebut, dan pada mobil

Avanza 1.3 G M/T ini perlu adanya penggantian kopling seperti yang terlampir

pada Lampiran 5. SA (Service Advisor) juga menganalisa melalui kegiatan WAC

(Work Around Check) yang wajib dilakukan pada saat penerimaan unit entry salah

satu yang perlu di WAC adalah kilometer kendaraan tersebut. Kilometer

kendaraan ini menjadi parameter dalam melakukan servis. Adanya penggantian

part juga tergantung pada kilometer yang telah ditempuh kendaraan, namun

adakalanya saat kilometer belum mencapai penggantian namun part sudah rusak

dan perlu diganti seperti kopling pada mobil Avanza 1.3 G M/T ini. Lembar WAC

tertera pada lembar WO (Work Order) yang terlampir pada lampiran 6. Berikut

adalah langkah perbaikan kopling Avanza 1.3 G M/T.

1. Alat dan Bahan

a. Lift

Lift digunakan untuk mendongkrak mobil agar mempermudah pekerjaan

servis.

Gambar 4.4 Lift Mobil

b. Kawat gantung

Berfungsi untuk menggantung propeler transmisi agar kondisi komponen

propeler tetap baik dan oli tidak mengalir ke lantai.

Gambar 4.5 Kawat Penggantung

Page 6: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

34

c. 1 set kunci ring

Kunci ring yang diguankan adalah kunci ring berukuran 14 dan 17

d. 1 set kunci shock

Kunci shock yang digunakan adalah kunci shock berukuran 14 dan 17

Gambar 4.6 Kunci Shock 14 Gambar 4.7 Kunci Shock 17

e. Satu sambungan kunci shock panjang

Berfungsi sebagai alat bantu untuk menyambung kunci shock pada daerah

yang sulit dijangkau seperti pada kopling ini. Ukuran dari sambungan ini

adalah + 1,5 meter.

Gambar 4.8 Sambungan Kunci Shock

f. Selang angin kompresi

Berfungsi untuk menyalurkan udara dari kompresor menuju alat yang

digunakan misalnya racret dan air gun.

Gambar 4.9 Selang Angin

Page 7: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

35

g. SST kopling

Gambar 4.10 Centre Clutch

h. Impact dan Rachet

Digunakan untuk mengencangkan baut-baut yang terdapat pada komponen

kopling.

Gambar 4.11 Impact Gambar 4.12 Rachet

i. Plug Transmission Oil

Digunakan untuk menyumbat oli transmisi agar tidak mengalir ke lantai.

Ditempatkan di lubang pada propeler.

Gambar 4.13 Plug Tranmission Oil

Page 8: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

36

j. Jack stand

Berfungsi untuk menopang cover transmisi yang di lepas.

Gambar 4.14 Jackstand

k. Tuas Penopang

Dimasukkan dalam lubang pada centre cover transmisi, digunakan untuk

menopang cover transmisi sewaktu ingin melepas kopling.

Gambar 4.15 Besi Penopang

l. Amplas Kasar

Digunakan untuk membersihkan kanvas dan cover kopling setelah

dilepaskan.

Gambar 4.16 Amplas Kasar

Page 9: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

37

2. Prosedur Pembongkaran Kopling

Kopling pada mobil Avanza Tipe 1.3 G M/T ini adalah kopling dengan tipe

K3-VE/ Model Kabel. Kopling ini tidak menggunakan fluida namun

menggunakan kabel sebagai penggeraknya. Berikut komponen-komponen dari

kopling jenis kabel yaitu :

Gambar 4.17 Komponen Kopling Avanza Tipe 1.3 G M/T

(Sumber : Toyota Repair Manual)

Berikut Prosedur Pembongkaran Kopling Avanza Tipe 1.3 G M/T yang

sesuai dengan Toyota Manual Book (Buku Panduan Servis Manual dari

TOYOTA) yaitu:

Page 10: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

38

Sebelum dapat membongkar unit kopling pada kendaraan, teknisi haruslah

terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi,

antara lain:

a. release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)

b. propeler unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD).

Kemudian melakukan langkah-langkah pembongkaran sesuai dengan

standar dari Toyota. Berikut langkah-langkah pembongkaran kopling (Lihat:

Manual Book Toyota Halaman Dr4etrain > M5s Manual Transmission / Transaxle

> Manual Transmission Assembly > Pelepasan) :

1. Melepas socket pedal kopling

Gambar 4.18 Socket Pedal Kopling

2. Melepas dudukan transmisi kendaraan

Gambar 4.19 Dudukan Transmisi

Page 11: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

39

3. Melepas manual transmission assembly

Gambar 4.20 Manual Transmission Assembly

4. Melepas cover kopling

Gambar 4.21 Cover Kopling

5. Melepas clutch release fork sub-assembly

Melepas clutch release fork sub-assembly bersamaan dengan clutch release

bearing assembly dari manual transmission assembly.

Gambar 4.22 Clutch Release Fork Sub-Assembly

Propeler

Cover transmisi

Cover Kopling

Page 12: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

40

6. Melepas clutch release bearing assembly

Melepas clutch release assembly dari clutch release bearing fork sub-

assembly.

Gambar 4.23 Clutch Release Bearing Assembly

7. Melepas release bearing hub clip

Melepas release bearing hub clip dari clutch release fork sub-assembly.

Kemudian melepas release fork support spring dari clutch release fork sub-

assembly.

Gambar 4.24 Release Bearing Hub Clip

8. Melepas release fork support

Melepas release fork support dari manual transmission assembly.

Gambar 4.25 Release Fork Support

(Sumber : Toyota Repair Manual)

release bearing hub

clip

Page 13: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

41

9. Melepas clutch cover assembly

Gambar 4.26 Clutch Cover Assembly

(Sumber *a: Toyota Repair Manual)

Langkah melepas clutch cover assembly yaitu

a. Meletakkan tanda pemasangan pada clutch cover assembly dan flywheel

sub-assembly.

b. Mengendorkan setiap baut set sekali putar sampai pegas tekan terbebas.

c. Melepaskan 6 baut dan clutch cover assembly.

d. Kopling telah terlepas.

Gambar 4.27 Clutch Cover Assembly dengan Penandaannya

(Sumber : Toyota Repair Manual)

Pada langkah ini hal yang harus diperhatikan adalah jangan menjatuhkan

clutch disc assembly.

Page 14: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

42

10. Melepas clutch disc assembly

Gambar 4.28 Clutch Disc Assembly

(Sumber : Toyota Repair Manual)

Gambar 4.29 Clutch Disc Assembly dengan SST

(Sumber : Toyota Repair Manual)

Perhatian:

Jagalah kanvas dari clutch disc assembly, pressure plate dan permukaan

flywheel sub-assembly bebas dari oli dan benda asing.

3. Prosedur Pemeriksaan Clutch Unit G (Untuk K3-Ve)

a. Memeriksa clutch disc assembly

1) Menggunakan vernier caliper, ukur kedalaman rivet head. Maximum

kedalaman kelingan: 0.4 mm (0.016 in.). Jika diperlukan, ganti clutch

disc assembly.

Gambar 4.30 Pemeriksaan Rivet Head pada Clutch Disc Assembly

(Sumber : Toyota Repair Manual)

Page 15: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

43

2) Menggunakan dial indikator, periksa runout clutch disc assembly.

Runout maksimum: 1.0 mm (0.039 in.). Jika diperlukan, ganti clutch

disc assembly.

Gambar 4.31 Pemeriksaan Runout Clutch Disc Assembly

(Sumber : Toyota Repair Manual)

b. Memeriksa Clutch Cover Assembly

1) Menggunakan vernier caliper, periksa lebar dan kedalaman keausan

diaphragm spring. Maksimum: A (Kedalaman): 0.5 mm (0.020 in.), B

(Lebar): 6.0 mm (0.236 in.). Bila diperlukan, ganti clutch cover

assembly.

2) Menggunakan dial indikator dengan instrumen roller, periksa

kelurusan ujung pegas diaphragm. Ketidaklurusan maksimum: 0.5

mm (0.020 inci).

3) Bila kelurusan tidak sesuai spesifikasi, setel diaphragm spring tip

alignment menggunakan SST.

Gambar 4.32 Pemeriksaan Clutch Cover Assembly

(Sumber : Toyota Repair Manual)

Page 16: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

44

c. Memeriksa Flywheel Sub-Assembly

Menggunakan dial indikator, periksa runout flywheel sub-assembly.

Runout maksimum: 0.1 mm (0.004 inci). Bila diperlukan, ganti flywheel

sub-assembly.

Gambar 4.33 Pemeriksaan Runout Flywheel Sub-Assembly

(Sumber : Toyota Repair Manual)

d. Memeriksa Clutch Release Bearing Assembly

Memutar clutch release bearing assembly dengan tangan sambil

memberikan gaya ke arah aksial.

Gambar 4.34 Pemeriksaan Clutch Release Bearing Assembly

(Sumber : Toyota Repair Manual)

Petunjuk:

Melumasi bearing secara permanen dan tidak memerlukan

pembersihan maupun pelumasan. Bila diperlukan, ganti clutch release

bearing assembly.

Page 17: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

45

4. Prosedur Pemasangan Clutch Unit (Untuk K3-Ve)

a. Memasukkan SST pada clutch disc assembly, kemudian masukkan SST

tersebut ke dalam flywheel sub-assembly.

Perhatian:

Memasukkan clutch disc assembly dalam orientasi yang benar.

b. Memasang Clutch Cover Assembly

1) Meluruskan tanda pemasangan pada clutch cover assembly dan

flywheel sub-assembly.

2) Mengikuti prosedur seperti ditunjukkan dalam gambar, kencangkan 6

baut sesuai urutan, dimulai pada baut yang terletak dekat knock pin di

atas. Momen yang dipakai yaitu 19 N*m (195 kgf*cm, 14 ft.*lbf)

Petunjuk:

Mengikuti perintah dalam gambar, kencangkan baut secara

merata.

Memeriksa bahwa disc masuk ke bagian tengah dengan

menggerakkan SST secara vertikal dan horisontal, kemudian

kencangkan bautnya.

c. Memasang Release Fork Support

Memasang release fork support pada transmission assembly dengan besar

momen yang diijinkan adalah 18 N*m (184 kgf*cm, 13 ft.*lbf).

d. Memasang Release Bearing Hub Clip

1) Memasang release bearing hub clip ke clutch release fork sub-

assembly.

2) Memasang release fork support spring ke clutch release fork sub-

assembly.

e. Memasang Clutch Release Fork Sub-Assembly

Mengoleskan Grease pada release hub secara perlahan ke seluruh

bagian dalam,

bagian yang bergeser dari clutch release fork atau bagian yang bergeser

dari clutch release bearing assembly.

Page 18: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

46

Sealant : Toyota Genuine Release Hub Grease atau yang setara.

f. Memasang Clutch Release Bearing Assembly

1) Mengoleskan clutch Spline Grease pada input shaft Spline.

Sealant : Toyota Genuine Clutch Spline Grease atau yang setara

2) Memasang clutch release bearing assembly ke clutch release fork

sub-assembly, kemudian pasang ke transmission assembly.

Perhatian:

Setelah pemasangan, gerakkan fork ke depan dan ke belakang guna

mengetahui apakah clutch release bearing assembly bergeser

dengan lancar.

3) Memasang Manual Transmission Assembly

E. JOBSHEET BENGKEL

Pada saat interview sebelum pelaksanaan praktek, mahasiswa yang hendak

praktek industri di PT. Nasmoco Abadi Motor dipanggil untuk menyetujui adanya

syarat untuk praktek industri di bengkel tersebut, yaitu setiap mahasiswa yang

praktek industri diberikan jobsheet atau proyek menyelesaikan masalah-masalah

yang ada pada bengkel tersebut. Sebagai contoh yaitu pada saat praktek industri

yang lalu kelompok kami yang diketuai oleh Maedanu Fasola Putra mendapatkan

proyek sebagai berikut :

a. Maedanu Fasola Putra mengenai alat yang digunakan untuk

mengumpulkan debu saat pembersihan filter udara pada mobil.

b. Adam Prasetyo Wibowo mengenai alat penyedot debu dari epoxs

putty pada bengkel Body Repair.

c. Ririn Rohma Wijayanti mengenai alat yang digunakan untuk

mengurangi efek samping dari injektor cleaner yang sering

disemprotkan di ruang bakar pada saat service.

Berikut adalah proses pengerjaan proyek yang diberikan oleh bengkel

kepada saya :

Page 19: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

47

1. Pada minggu pertama saya melakukan observasi bengkel,

mengamati keadaan dan kekurangan bengkel yang baru diresmikan

tersebut.

2. Kemudian pada meeting rutin yang diadakan pada hari jumat pagi,

hasil observasi disampaikan kepada kepala bengkel di depan seluruh

karyawan bengkel.

3. Pada minggu kedua mulai membantu mengerjakan pekerjaan service

bersama dengan teknisi-teknisi bengkel dan diawasi langsung oleh

foreman.

4. Pada meeting hari jumat minggu kedua saya menemukan masalah

klasik setiap bengkel, yaitu pada bengkel service udara yang ada di

dalam bengkel terlalu panas dan pengap sehingga ruangan menjadi

tidak nyaman dan kadar oksigen untuk teknisi bengkel berkurang.

Hal ini dikarenakan bengkel service berada di lantai 3. Oleh karena

itu saya menyampaikan ide untuk membuat penghijauan pada

bengkel service tersebut.

5. Kemudian proyek saya diganti dengan penghijauan bengkel.

Awalnya saya menemukan ide penghijauan bengkel dengan

menggunakan botol oli bekas, karena limbah botol oli ini tidak

dimanfaatkan, namun karena kendala tempat penempatan dan nilai

estetika yang kurang baik, maka ide botol oli bekas di tolak.

Selanjutnya, saya memiliki ide dengan menggunakan pot yang

diletakkan di dalam bengkel, dengan tanaman yang dapat

mengurangi polutan dalam udara yaitu lidah mertua. Ide kali ini

diterima dan proses selanjutnya yaitu membuat proposal pengajuan

dana.

6. Minggu selanjutnya proposal dengan judul “Proposal Kegiatan Go

Green Di Dalam Bengkel Service Mobil Toyota Ring Road Solo” di

setujui, kemudian langkah selanjutnya yaitu membeli tanaman dan

pot yang akan digunakan.

Page 20: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

48

Pada akhir masa praktek kerja industri waktu untuk mengerjakan proyek

awal kurang dan saya hanya dapat mengerjakan proyek penghijauan dengan

tanaman yang dapat mengurangi polusi dalam ruangan. Berikut adalah gambar

hasil penghijauan yang telah diubah tata letaknya oleh pihak bengkel :

Gambar 4.35 Penempatan Tanaman di Lantai 4 Bengkel Service

Gambar 4.36 Penempatan Tanaman di Lantai 3 Bengkel Service

Peletakkan tanaman ini dibuat merata antara lantai 3 dan lantai 4 yaitu di

setiap sudut bengkel yang kosong dan tidak megganggu proses kerja teknisi,

dengan kata lain tanaman ini memanfaatkan ruangan yang tidak terpakai.

Program penghijauan bengkel ini memilih tanaman lidah mertua

dikarenakan tanaman ini memiliki banyak manfaat seperti :

1) Mengantisipasi hawa panas.

Page 21: Laporan Praktek Industri Di Toyota Nasmo

49

2) Mampu mereduksi radiasi gelombang elektromaknetik yang ditimbulkan oleh

komputer dan televisi.

3) Mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan

yang penuh asap rokok.

4) Sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan

yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas korbondioksida, nikotin dari

rokok, dan penggunaan AC.

5) Mampu menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene,

formaldehyde, dan trichloroethylene.

6) Lidah Mertua pun memiliki kemampuan untuk menyedot debu dan gas

polutan. Saat tanaman bernapas, maka sensevierria akan menyerap polutan

seperti karbon dioksida dan gas beracun lainnya.