Download - Kuliah Pakar, Penyakit Parkinson
PENYAKIT PARKINSON
Jan S. Purba
PENYAKIT GANGGUAN GERAK
Dibagi dalam 2 kelompok :
Penyakit Parkinson Parkinsonisme
Penyakit Parkinson
Penyakit neurodegeneratif yang ditandai oleh :
Ganguan motorik seperti tremor, rigiditas otot bradikinesia/ akinesia, postur tubuh
Sering disertai oleh gejala sekunder berupa gangguan psikiatrik
Neuropatologis terjadi degenerasi neuron dopaminergik di ganglia basalis terutama di SNc
Parkinsonisme
Ditandai oleh berbagai gejala gangguan gerak Berbagai etiologinya seperti tumor otak, AIDS,
post esefalitis, gangguan neurovaskuler seperti stroke, toksik dan obat-obatan, gangguan metabolik, kerusakan struktur di otak akibat cedera kepala dan pengaruh degenerasi
Juga pengguna beberapa jenis obat antipsikotik dalam jangka waktu yang lama bisa menginduksi parkinsonisme
Pemberian levodopa tidak akan memperbaiki gangguan gerak
PENYAKIT PARKINSON (PP)
Urutan kedua terbanyak dari antara kelompok penyakit neurodegeneratif lainnya sesudah penyakit Alzheimer (AD) amiotrofik lateral sklerosis (ALS) penyakit Huntington (HD) serta multipel sklerosis (MS)
Populasi PP ditemukan lebih dari 3% pada kelompok umur diatas 65
Penyebab utama adalah degenerasi dari neuron di ganglia basalis terutama di SNc penghasil dopamin
Parkinson DiseaseDegenerative central nervous system
(CNS) disorder
Etiologi PP
Internal misalnya proses degeneratif, perubahan metabolisme sel, genetik dan kerusakan mitokhondria, patologi membrana sel serta pengaruh neurotransmiter eksitatorik seperti glutamat
Eksternal : makanan, pengaruh lingkungan dan pola hidup yang tidak sehat, beberapa zat toksik sperti logam berat, racun, zat addiktif methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine ( MPTP )
Tanda klinik
Gejala Parkinson muncul apabila kematian neuron dopaminergik mencapai 70% atau lebih
Gangguan motorik (primer) Gangguan sekunder berupa gangguan saraf
otonom dan sensorik, gangguan psikiatrik seperti gangguan kognitif serta insomnia
SEJARAH PENEMUAN PENYAKIT PARKINSON
James Pakinson (1755-1824 Dokter dari Inggris pada tahun 1817. Penemuan tersebut didokumentasikan dalam buku An Essay on the Shaking Palsy (Berios, 1995). Penemuan Parkinson ini ditindaklanjuti oleh seorang ahli saraf Perancis Jean Martin Charcot (1825-1893) yang mempopulerkan gejala klinik sebagai penyakit paralysis agitans.
Historical PerspectiveDr. James Parkinson (1755-1828)
18171. involuntary tremulous motion2. pass from a walking to a running
pace3. shaking palsy
Clock
EPIDEMIOLOGI
Jarang terjadi dibawah umur 30 tahun Prevalensi PP ditemukan sekitar 160 per
100.000 populasi Gejala yang muncul mulai pada usia 40-70
tahun, dan mencapai puncak pada dekade ke-enam
Seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup maka insiden penyakit neurodegenratif termasuk PP juga akan meningkat
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB
Patologi utama PP adalah defisiensi neurotransmiter dopamin di striatum akibat kematian neuron dopaminergik di SNc
Faktor Genetik Kerusakan mitokhondria Pengaruh inflamasi dan zat toksik
terhadap kematian neuron di striatum Pengaruh lingkungan dan obat-obatan Anoksia serebral pada trauma kepala
Faktor Genetik
Terjadi kesalahan pada formasi protein atau mutasi gen.
Kelainan genetik bisa mencapai sekitar 10%-15% berupa mutasi gen glukoserebrosidase
Tyr-Ser-Phe-Pro-Cys-Thr
Tyr-Ser-Phe-Glu-Cys-Thr
Kerusakan mitokhondria dalam patologi Penyakit Parkinson
Kanal Ca++ (kalsium) sangat berperan sebagai pace maker fire yang berulang-ulang di SN
Stimulasi yang berulang-ulang dan berlebihan dari Ca++ ini berefek terhadap kerusakan dan kematian mitokhondria dari neuron SN penghasil neurotransmiter dopamin itu sendiri
Pengaruh inflamasi dan zat toksik terhadap kematian neuron di striatum
Sistem imun di otak berupa mikroglia pada PP aktif Mikroglia mensekresi mediator inflamasi sitokin
yang bisa berdampak buruk pada neuron yang sehat menyebabkan terjadinya degenerasi dari neuron sampai kematian.
Pemberian nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) seperti ibuprofen pada pasien PP memberikan efek neuroprotektif berperan menurunkan insiden PP
Pemberian simvastatin yang pada awalnya digunakan untuk menurunkan kolesterol berperan juga sebagai neuroprotektor
Pengaruh lingkungan dan obat-obatan
Konsumsi bahan yang toksik seperti pada pengguna zat adiktif yang mengandung methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine (MPTP) sering memperlihatkan tanda-tanda PP
Anoksia serebral pada trauma kepala
Seseorang yang sering mengalami trauma kepala akan mendapat kemungkinan memperlihatkan empat kali lebih sering gejala Parkinson dibanding populasi lainnya
PATOFISIOLOGI
Dopaminergik dari SNc diproyeksikan ke striatum dan seterusnya ke ganglion basalis
Reduksi ini menyebabkan aktivitas neuron di striatum dan ganglion basalis menurun menyebabkan gangguan keseimbangan antara inhibitorik dan eksitatorik.
Proyeksi dopamin ke area otak
Diagnosis of Parkinson’s disease
-Clinical diagnosis is very difficult at early stages, and reliable biological markers have not been identified yet.
-L-DOPA responsiveness is a reliable indication of PD
-Imaging is used, in particular PET scan, Positron Emission Tomography.
-Reliable diagnosis only post-mortem.
L-DOPA
L-DOPA
Healthy balance of dopamine and acetylcholine
Imbalance of dopamine and acetylcholine in Parkinson's disease.
Substansia Nigra di batang otak
Stages of Parkinson’s Disease
► Mild symptoms, no disability► Non-pharmacological approaches
► Moderate symptoms with some disability► Multiple treatments available including l-dopa
► Progression of symptoms► Levodopa required +/- other meds
Early Moderate Advanced
► Disease progresses► Non-motor complications may outweigh motor disturbances
Adjunctive Drug Therapy for Advanced PD
Report of the Quality Standards Subcommittee of theAmerican Academy of Neurology 2006
Gejala Klinik non-motorik Anosmia diduga degenerasi bulbus olfaktorius Juga intermedial batang otak, ganglia simpatetik dan
parasimpatetik sebagai penyebab disfungsi autonomik penyebab keluhan inkontinensia, konstipasi, ketidaksanggupan mengkontrol air ludah, dizziness
Gangguan gastrointestinalis, gangguan berkemih, gangguan seksual, gangguan kardiovaskuler, termoregulasi, respiratorius dan gangguan motorik pupil
Gangguan otonom ditemukan sekitar 2%-72% adalah gangguan inkontinensia dan konstipasi berpariasi dengan lamanya mengidap penyakit tersebut serta penggunaan obat anti Parkinson
Gangguan regulasi otonom sering sekali berasosiasi dengan depresi
Keterlibatan batang otak dimana ditemukan nukleus dari serotonergik dan noradrenergik diduga penyebab dari gangguan perilaku termasuk depresi yang menurut statistik diderita oleh 25% penderita Parkinson
Halusinasi dan delusi dialami oleh sekitar 4% penderita Parkinson yang diduga ada kaitannya dengan terapi levodopa
Dementia
Penurunan fungsi kognitif pada PP ditemukan sekitar 75-80%
Gangguan memori ditemukan enam kali lebih banyak dibanding kontrol
Sekitar 44% penderita PP menderita demensia diantaranya sekitar 29% kemungkinan demensia Alzheimer, 10% demensia badan Lewy
Ansietas
Sekitar 70% dari PP menderita ansietas sementara 90 % penderita ansietas berkembang menjadi depresi.
Sekitar 40 % yang tidak berkaitan dengan beratnya penyakit maupun pengobatan dengan levodopa.
Gejala ansietas atau panik sering disertai depresi (atypical depression)
Gejala ansietas bisa juga muncul sebagai reaksi psikologik terhadap PP sendiri
Depresi
Depresi merupakan gejala PP yang paling menonjol dan bersifat tidak spesifik dan tidak berkaitan dengan derajat gangguan motorik
Diperkirakan prevalensi gangguan depresi berkisar 31% dan meningkat sehubungan dengan meningkatnya usia
Psikosis dan halusinasi Gejala psikosis dalam bentuk halusinasi atau delusi
pada umumnya berkaitan dengan toksisitas obat untuk PP
Obat - obat (antikholinergik, amantadin, deprenil, levodopa dan agonis dopamin) untuk PP dapat mempengaruhi neurokimiawi otak sehingga bisa memperlihatkan gejala psikosis, yaitu halusinasi, delusi dan delirium.
Halusinasi visual ditemukan sekitar 30 % dan berkaitan dengan obat dopaminergik.
Bromokriptin lebih sering menimbulkan efek samping dibandingkan levodopa
Antikholinergik menimbulkan halusinasi yang bersifat mengancam disertai dengan komponen auditorik – taktil dan delirium.
Halusinasi ini pada umumnya akan berkurang atau menghilang dengan pengurangan dosis obat obat tersebut.
Perubahan perilaku seks Kelainan fungsi saraf otonom dan rendahnya
kadar dopamin bisa mengakibatkan gangguan ereksi
Pada perempuan bisa diakibatkan oleh perubahan estrogen pada perempuan menopause lainnya.
Disisi lain ditemukan juga perubahan perilaku seks dalam bentuk peningkatan libido (1 – 10 %) dengan atau tanpa gejala mania dapat juga timbul sebagai efek samping pengobatan penyakit PP.
Hiperseksualitas ini terutama ditemukan pada penderita laki-laki dalam bentuk meningkatnya masturbasi, hubungan seks dan parafilia dan diperbaiki dengan mengurangi dosis obat.
Gangguan Tidur
Gangguan tidur dimana berkuragnnya stadium II dan IV sehingga sering terbangun, sering timbul bersamaan dengan gejala psikiatrik lainnya sebagai akibat efek samping pengobatan levodopa dan pergolid.
Gangguan tidur bisa dalam bentuk halusinasi, episode mengacau (confusional episodes) dan depresi yang dapat dibaca sebagai kelainan pada EEG pada fase REM. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan pemberian hipnotika dan antidepresan
Persentasi beberapa gangguan kemurungan pada penyakit
Parkinson
Gangguan (mood) kemurungan
Prevalensi
Depresi 58%
Afasia 54%
Ansietas 49%
Gangguan gastrointestinal
Penderita PP sering mengalami konstipasi dan dismotilitas lambung mengakibatkan gangguan pencernaan (Pfeiffer, 2003)
Penyebabnya diduga akibat pembentukan badan Lewy di sistem saraf pencernaan yang akan mengganggu persarafan dari saluran cerna
Gangguan optalmologik
Menurunnya kedipan mata Iritasi dri permukaan mata Gangguan cairan mata Sering terjadi halusinasi visual Konvergensi menurun Blefarospasmus Kesulitan membuka mata
Keluhan Nyeri
Keluhan nyeri pada PP biasa berasal dan diakibatkan oleh :
a) Masalah muskuloskletal yang ada hubungannya dengan gangguan postural jadi akibat mekanik;
b) Nyeri neuropatik dan atau nyeri inflamasi berupa artritis diakibatkan oleh lesi jaringan saraf ataupun inflamasi di daerah tulang belakang terutama di daerah servikal atau daerah lumbal;
c) Nyeri distonia, kelompok otot pendukung tubuh akibat peningkatan tonus otot;
d) Rasa kurang mengenakkan akibat gerakan yang terusmenerus seperti tremor;
e) Nyeri yang tidak bisa didefinisikan yang diketahui sebagai nyeri sentral
Keluhan NyeriMenentukan jenis nyeri pada PP sangat penting untuk terapi (farmaka atau non-farmaka).
Lokasi nyeri Gambaran nyeri yang di derita Apakah nyeri menjalar ketempat lain, nyeri radikuler Kapan muncul nyeri Apakah keluhan nyeri kontinu atau terusmenerus
atau hanya saat- saat tertentu? Apakah keluhan nyeri berhubungan dengan aktivitas
tertentu Apa yang menyebabkan nyeri berkurang Apa yang menyebabkan nyeri bertambah Apakah obat anti parkinson menurunkan nyeri Apakah juga penderita artritis
TATALAKSANA PENYAKIT PARKINSON
Sarana diagnostik yang baku untuk deteksi dini PP saat ini belum ada
Gejala PP yang muncul pada usia lanjut biasanya terlewatkan karena dianggap sebagai efek dari penuaan.
Seringkali gejala awal oleh karena ringan dan tidak merasa terganggu, maka tidak disadari oleh pasien maupun orang terdekatnya.
Gejala awal mirip dengan gangguan penyakit lain (depresi, reumatoid) untuk itu dibutuhkan ketajaman pemeriksaan klinis sebagai alat deteksi dini
Banyak penyandang harus mengunjungi banyak dokter sebelum mendapat diagnosis yang pasti
Diagnosis
Penyakit parkinson didasari oleh anamnesis (riwayat kesehatan), pengamatan pada tanda – tanda yang ada (pemeriksaan fisik), pemeriksaan neurologis, informasi obat – obatan yang pernah digunakan dan riwayat pada keluarga.
Gejala utama berupa gangguan gerakan motorik disamping juga ditemukan gangguan lain yang menyerang sistem otonom, fungsi eksekutif, psikiatrik dan sensorik
A. Anamnesis
Pada awal sakit manifestasi gejala dapat berupa: Gemetar pada jari tangan waktu istirahat, dan hilang
bila lengan bergerak Tremor ringan pada jari dan tangan Ayunan lengan waktu berjalan kurang (jalan seperti
robot) Suara menjadi halus / mengecil Mandi, mencukur kumis, mengancing baju, makan
jadi lama Jalan sering ketinggalan Mata melotot seperti marah, raut muka selalu sedih Duduk jarang bangun Tidur jarang berbalik badan
B. Pemeriksaan fisik
Terdapat 4 gejala kardinal (gejala utama) PP yaitu :
i. Tremor (pada 50% kasus) ii. Rigiditas (pada 66% kasus) iii. Akinesia / bradikinesia (pada 75% kasus) iv. Postural instabilitas
Keempatnya bisa disingkat jadi TRAP
1. Tremor, 50% mengalami inner tremor sebelumnya (rasa gemetar di dalam tubuh)
Lengan / tangan: Resting tremor : saat diam atau menahan posisi
tertentu Pill rolling : seperti sedang menggulung pil atau
menghitung uang Tulisan tidak rata, semakin panjang kalimatnya
huruf tulisannya semakin kecil (lihat gambar 6, dibawah ini)
Tulisan tangan dari penderita penyakit parkinson
seperti yang diperlihatkan oleh Charcot (1879) dalam Lectures on the diseases of the nervous system.
Saat berjalan jari / tangan bergetar
1. Tremor, 50% mengalami inner tremor sebelumnya (rasa
gemetar di dalam tubuh)
Tungkai / kaki Kaki bergoyang saat diam menggantung
Kepala / muka Kepala jarang terlibat Bibir dan dagu bergetar seperti
mengunyah
2. Rigiditas
Leher Susah menoleh Susah menelan Suara mengecil
2. RigiditasLengan
Micrografia (tulisan mengecil) Ayunan lengan waktu berjalan kurang Merasa kekakuan pada sendi Sulit bangkit dari tidur / duduk Stopped Posture (waktu berdiri/berjalan badan
membungkuk) (lihat gambar 7, dibawah)
2. Rigiditas
Tungkai Langkah jalan pendek-pendek, kaki
diseret Rasa “lemah” karena memerlukan tenaga
ekstra untuk bergerak
3. Bradikinesia/Akinesis
Muka Mata jarang berkedip Face mask (mimik muka miskin ekspresi) Liur menetes, kalau makan lama
Lengan
- Memakai baju / memasang kancing lama- Mandi / cuci tangan/ gosok gigi lama
3. Bradikinesia/Akinesis
Badan Duduk diam lama, jarang bangkit (bangun) Tidur jarang berbalik
Tungkai Membengkak oleh karena jarang bergerak waktu
duduk Sulit untuk memulai langkah Langkah mendadak berhenti Ketika berjalan, jika berbalik arah harus melakukan
gerakan memutar
4. Postur tubuh yang tidak stabil
Muncul pada stadium lanjut Mudah terjatuh Langkah memutar sulit Cenderung terjerembab ke depan Cenderung terjengkang ke belakang Akhirnya menggunakan kursi roda
Staging Klinis (derajat penyakit)
Staging penderita PP menurut Hoehn and Yahr (Goetz et al., 2004)
Stage 1 = Unilateral Stage 2 = Bilateral Stage 3 = Gangguan keseimbangan
(postural Instability); jarang jatuh Stage 4 = Gangguan keseimbangan
lebih nyata; cenderung jatuh Stage 5 = Hanya terbaring di tempat
tidur, bergantung pada kursi roda
C. Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan anamnesis, didasarkan pada kriteria klinisAntara lain menurut Hughes et al. (1992)1. POSSIBLE
Bila ada salah satu dari 4 gejala (1/4) TRAP (Tremor, Rigiditas, Akinesia,Postural Instabilitas)2. PROBABLE
Bila terdapat 2 dari 4 gejala TRAP (2/4) Bila ada 1 dari 3 gejala TRA (1/3) yang
asimetri / unilateral
C. Diagnosis
3. DEFINITE
Bila terdapat 3 dari 4 gejala TRAP (3/4) Bila ada 2 dari 3 gejala TRA (2/3) dengan
1 gejala yang asimetris / unilateral Bila meragukan ulangi pemeriksan
beberapa bulan kemudian.
D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang bisa berupa:● Pemeriksaan radiologik
TScan, MRI, Spektroskopi, Positron Emission Tomography (PET) CTScan, MRI biasanya normal; PET bisa mendeteksi perubahan di substansia nigra
● Elektroensefalografi (EEG)Pemeriksaan ini tidak informatif untuk PP
● Pemeriksaan LaboratoriumDarah, urine, tergantung pada indikasi
E. TERAPI
1. Terapi farmaka (Terapi farmaka terdiri dari 3 kategori)
Kategori pertama adalah obat yang secara langsung atau tidak langsung berkerja meningkatkan dopamin di otak.
Kategori kedua adalah farmaka yang bisa memperbaiki kadar neurotransmiter untuk memperbaiki simptom yang muncul seperti antikholinergik.
Kategori ketiga adalah menyangkut obat yang digunakan untuk kontrol non-motorik seperti obat antidepresan.
E. TERAPI
Tujuan umum Menghilangkan/mengurangi tanda dan gejala penyakit
Memperlambat progresifitas penyakit
Memperpanjang waktu ON dan memperpendek waktu OFF
Mengatasi fluktuasi klinis Memperkecil efek samping
Jenis obat terapi PP antara lain :
Levodopa (Levazide, Stalevo, Madopar, Leparson)
Dopamin Agonis (bromokriptin, pramipexole, ropinirole)
MAO-B Inhibitor (selegiline) COMT Inhibitor (Comtan) Antikolinergik (Arkine, Artane) Neuroptotektor (Selegilin)
Strategi pengobatan PP meliputi
Terapi Simptomatik untuk mempertahankan selama mungkin kemandirian pasien dalam kegiatan sehari-hari, berupa terapi farmakologik dan non-farmakologik
Memperlambat progresivitas penyakit dengan tujuan neuroproteksi dan neurorestorasi berupa terapi farmakologik dan non-farmakologik
Tujuan umum terapi adalah
a. Menghambat progreivitas penyakit- Neuroproteksi- Neurorestorasi b. Mengatasi tanda dan gejala
penyakit- Memperpanjang waktu ON dan
memperpendek waktu OFF- Mengatasi fluktuasi klinis- Memperkecil efek samping
Obat – obatan terapi simtomatik antara lain :
Obat DopaminergikLevodopa : Madopar (levodopa + benserazide); Stalevo (levodopa+ karbidopa + entakapon); Levazide (levodopa + benserazide); Leparson (levodopa + benserazide)
Dopamin Agonis : Pramipexole (Sifrol), Ropinirole (Requip), Bromokriptin (Parlodel)
MAO-B Inhibitor : selegiline (Jumex) COMT Inhibitor : Entacapone (Comtan) Amantadine: Symmetrel
Obat terapi simtomatik antara lain :
Obat Non-dopaminergikAntikolinergik : trihexyphenydil (Arkine, Artane)
Antagonis Glutamat: Amantadin (Symmetrel), dextrometorfan
Antihistamin : difenhidramin Neuroptotektor : Selegilin, vit E, vit
C, coenzyme Q 10
1b.Terapi non-farmaka
Edukasi Penyakit parkinson adalah penyakit kronis
progresif yang tanda dan gejalanya akan memburuk jika tidak diterapi sehingga perlu diberikan informasi lengkap kepada penderita serta keluarganya tentang penyakit tersebut.
Dengan pemberian obat dan penatalaksanaan yang tepat maka gejala yang muncul dapat diperbaiki.
Penderita dan keluarga juga diharapkan proaktif untuk mencari informasi sendiri melalui media informasi
1b.Terapi non-farmaka
Fisioterapi
Tujuanya adalah untuk menguatkan otot dan mengurangi kekakuan otot melalui pergerakan penuh (full range of motion). Selain itu juga untuk meningkatkan kekuatan tubuh hingga penderita mampu menerima keterbatasan fisiknya. Contohnya latihan berjalan, berkebun, berenang dan lain-lain.
1b.Terapi non-farmaka
Nutrisi Banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung serat (buah-buahan, sayur-sayuran dan gandum). Buah-buahan yang mengandung anti oksidan sangat dianjurkan’
1b.Terapi non-farmaka
Akupunktur medik Banyak penelitian dan publikasi yang
telah membuktikan manfaat terapi akupunktur
Neurorehabilitasi
Sudah dibuktikan bahwa walaupun dengan hasil minimal, gangguan bicara dan mobilitas dapat diperbaiki dengan terapi rehabilitasi.
Latihan fisik bisa memperbaiki mobilitas, fleksibilitas otot, kekakuan dan kualitas hidup serta terapi bicara (speech therpy)
Selain itu disebutkan juga bahwa terapi menari (dance therapy) juga berperan dalam perbaikan fungsi otot
Terapi fisik dan latihan
Kebutuhan terapi fisik terhadap penderita ini efektif untuk mempertahankan keseimbangan tubuh
Selain dari itu disebutkan bahwa aktifitas fisik dan latihan dibutuhkan untuk memperbaiki struktur dan fungsi otak.
Model percobaan PP menunjukan bahwa aktivitas fisik mendukung stimulasi neuroproteksi dan integritas fungsi mitokhondria
Terapi bedah
Metode lama dan sudah jarang dilakukan: Palidotomi, Talamotomi, bisa menimbulkan kerusakan permanen
Metode baru: Deep Brain Stimulation ( DBS), tidak menimbulkan kerusakan permanen
Kapan mulai memberikan obat anti parkinson ?
Obat antiparkinson baru diberikan bila gejala-gejalanya sudah mengganggu kegiatan sehari-hari.
Obat apa yang dipilih untuk terapi awal?
Pemilihan obat untuk terapi awal tergantung pada onset, gejala dominan, beratnya penyakit, dan dengan memperhitungkan efek samping obat
Pilihannya adalah sebagai berikut:
Usia Obat pilihan< 60 tahun
Antikolinergik, dopamin agonist, amantadin atau MAOB-inhibitor - Efeknya kurang dari levodopa- Dapat mengurangi gejala ringan selama 6-9 bulan, setelah itu tetap diperlukan Levodopa- Dibanding levodopa lebih jarang menimbulkan komplikasi motorik, tetapi lebih sering menimbulkan halusinasi, hipotensi ortostatik, dan mengantuk.
Pilihannya adalah sebagai berikut:
Usia Obat pilihan>60 tahun
Ada 2 pilihan, yaitu1. Agonis dopamin atau dopaminergikKurang efektif dibanding levodopa, tetapi lebih jarang menimbulkan komplikasi motorikAkhirnya membutuhkan levodopa juga 2. LevodopaPaling efektifSering menimbulkan komplikasi motorik dan non-motorik pada pengobatan jangka panjang
Komplikasi pengobatan jangka panjang dengan levodopa
Walaupun levodopa merupakan obat paling efektif untuk PP, namun dengan waktu terbatas setelah 3-7 tahun dapat timbul komplikasi motorik dan non-motorik.
Komplikasi pengobatan jangka panjang dengan levodopa
Komplikasi Motorik: 1. Fluktuasi motorik i. ”Wearing-off”
Ini adalah suatu keadaan dimana efek levodopa menjadi pendek dari semula 4 jam menjadi, misalnya, 2 jam ii. “On-off”
Efek levodopa bisa naik (“on”) turun (“off”)
Komplikasi pengobatan jangka panjang dengan levodopa
2. DiskinesiaBerupa gerakan-gerakan tak terkendali seperti: - Khorea Contoh: gerakan berupa tarikan cepat pada anggota gerak - DistoniaGerakan konstan seperti melintir yang mengubah postur bagian tubuh tertentu
Komplikasi Non-motorik
1. Gangguan OtonomikBanyak liur, keringatan, hipotensi ortostatik, konstipasi, disfungsi seksual
2. Gangguan PsikiatrikInsomnia, halusinasi, depresi, demensia
PENCEGAHAN Pola hidup dengan konsumsi makanan sehat,
melakukan aktifitas fisik yang teratur. Menghindari kontak dalam jangka waktu lama
dengan faktor risiko seperti zat kimia khususnya pestisida dan herbisida.
Menghindari pemakaian obat-obatan dalam jangka waktu lama seperti pemakaian obat psikoterapi dan obat anti-muntah.
Terapi hormonal estrogen tunggal secara dini kepada perempuan pre-menopause (konsultasi dengan ahli kebidanan), dan khususnya perempuan yang telah melakukan operasi histerektomi.
Prognosis Penyakit Parkinson bukanlah penyakit yang sifatnya
fatal akan tetapi progresif. Rata-rata harapan hidup dari penderita ini lebih
rendah dibanding yang tidak menderita Parkinson Pada stadium akhir dari penyakit ini pada umumnya
bisa mendapat komplikasi seperti kehilangan kekuatan fisik dalam hal ini ketidakberdayan, sering terjatuh akibat gangguan keseimbangan yang bisa berefek fatal serta pneumonia.
Perjalanan penyakit ini bisa mencapai 20 tahun atau lebih.
Melalui penanggulangan yang tepat dan cepat baik melalui terapi farmakologik maupun non-farmakologik penderita PP diharapkan bisa hidup produktif.
Kuesioner Deteksi Dini Parkinson Apakah anda mengalami kesulitan ketika bangkit dari
kursi? Apakah tulisan tangan anda menjadi kecil? Apakah teman – teman anda mengatakan bahwa
suara Anda menjadi lebih lembut atau tidak terdengar?
Apakah keseimbangan Anda menjadi buruk? Apakah tungkai Anda sering seperti ”Macet”
ketika sedang berjalan? Apakah teman – teman Anda mengatakan wajah anda
tampak selalu sedih atau murung? Apakah tangan atau kaki Anda bergetar? Apakah Anda mengalami kesulitan untuk mengancing
baju? apakah ketika sedang berjalan kedua tungkai
Anda harus diseret?
Kuesioner Deteksi Dini Parkinson Apakah langkah – langkah Anda menjadi pendek
– pendek atau kecil – kecil ketika berjalan? Pernahkah seseorang menanyakan kepada Anda ”
Apakah Anda menderita Parkinson? Pernahkah Anda mendapatkan obat Anti parkinson
dari dokter Berapakah jumlah jawaban ”YA” dari pertanyaan
tersebut? Minimal 6 : Kemungkinan kecil anda menderita
penyakit perkinson 7 - 9 : Kemungkinan anda sedang
menderita penyakit parkinson 10 - 12 : Kemungkinan besar anda menderita
penyakit perkinson Pertanyaan yang tercetak tebal memiliki sensitifitas
tinggi untuk mendeteksi gejala PP