KESESATAN AJARAN TASAWUF
Bahts
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Madrasah Diniyyah Islamiyah Lil Banat
Ishlahul Ummah
Disusun Oleh :
FITRI UMMU MASRIHAH NIS: 001004
MADRASAH DINIYYAH ISLAMIYAH LIL BANAT ISHLAHUL UMMAH
SURAKARTA 1432 H/2011 M
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PENGESAHAN
KESESATAN AJARAN TASAWUF
DISUSUN OLEH :
FITRI UMMU MASRIHAH
Telah disahkan dan disetujui guna memenuhi persyaratan kelulusan
madrasah diniyyah Al-Islamiyah Ishlahul Ummah pada :
Hari : Ahad
Tanggal : 13 Februari 2011
Menyetujui,
Pembimbing Penguji
Ustadzah Hanif Zulaikha Ustadz Abdurrahman
Mengetahui,
Mudir MDI Ishlahul Ummah
Ustadz Fahrur Mu’is, S.Pd.I
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
MOTTO
ôâs)©9 tb%x. öNä3s9 íÎû ÉAqßôuë
«!$# îouqóôé& ×puZ|¡ym
`yJÏj9 tb%x. (#qã_öçtÉ ©!$#
tPöquãø9$#ur tçÅzFy$#
tçx.såur ©!$# #ZéçÏVx. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21)
$pköâr'¯»tÉ tûïÏ%©!$#
(#þqãYtB#uä (#qãèãÏÛr&
©!$# (#qãèãÏÛr&ur
tAqßô§ç9$# íÍ<'ré&ur
ÍêöDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù
÷Läêôãtì»uZs? íÎû &äóÓx«
çnrñäãçsù ín<Î) «!$#
ÉAqßô§ç9$#ur bÎ) ÷LäêYä.
tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/
ÏQöquãø9$#ur ÌçÅzFy$# 4 y7Ï9ºså ×éöçyz ß`|¡ômr&ur
¸xÉÍrù's? “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya..” ( An Nisa; 59)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN. .......................................................................... ii
MOTTO............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................ 3
C. Batasan masalah .............................................................................. 3
D. Tujuan penulisan ............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sufi dan Tasawuf ........................................................... 5
B. Sejarah Singkat Lahirnya Tasawuf ................................................... 6
C. Pemikiran-pemikiran Tasawuf dan Bantahannya ......................... ... 11
D. Syiar-syiar Tasawuf ........................................................................ 17
E. Sekte-sekte Sesat Dalam Tasawuf .................................................... 18
F. Kafirkah Mereka.............................................................................. 22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 24
B. Saran ............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah atas limpahan Rahmat-Nya kepada kita. Kita
memuji, memohon pertolongan dan ampunan hanya kepada-Nya. Kita berlindung
kepada Allah dari kejelekan jiwa dan amal kita. Barang siapa diberi hidayah oleh
Allah maka tidak akan ada yang bisa menyesatkannya dan barang siapa yang
disesatkan olehnya maka tidak akan ada yang bisa memberi hidayah kepadanya
kecuali Allah SWT. Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah
kecuali Allah dan tidak ada sekutu baginya dan saya bersaksi bahwa Muhammad
Sholallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba dan utusan, sholawat dan salam
semoga terlimpah kepada beliau, keluarga, para sahabat beliau dan orang – orang
yang senantiasa mengikuti millah mereka hingga akhir zaman.
Setelah menelaah beberapa referensi serta mengumpulkan data-data,
alhamdulillah penulis mampu menyelesaikan bahts ini dengan judul “ Kesesatan
Ajaran Tasawuf” walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan syukur
alhamdulillah atas kemudahan yang Allah berikan kepada penulis dalam
menyelesaikan bahs ini. Kemudian, terselesaikannya bahts ini juga tak lepas dari
bantuan semua pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan jazakumullah khoiron
katsiron kepada:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1. Ayah dan ibu tercinta serta segenap keluarga yang telah memberikan
banyak jasa dan do’anya dalam penyusunan bahts ini.
2. Suami tercinta yang dengan keridhoannya mengajari, memberikan
bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan bahts.
3. Ustadz Fahrur Mu’is selaku Mudir MDI Ishlahul Ummah yang telah
memberi ijin dalam penyusunan bahts.
4. Ustadzah Hanif Zulaikha selaku pembimbing yang telah membimbing,
mengarahkan dan memberikan masukkan-masukkan berharga sehingga
bahts ini terselesaikan dengan baik.
5. Para Asatidz dan Asatidzah MDI Ishlahul Ummah yang telah memberikan
banyak ilmu, motivasi serta arahan.
6. Sahabat-sahabatku di MDI Ishlahul Ummah yang telah membantu penulis
dalam penyusunan bahts ini, khususnya kelas III.
7. Semua pihak yang belum tersebutkan yang telah banyak membantu
menyelesaikan bahts ini.
Surakarta, Rabi’ul Awal 1432 H Februari 2011M
Penulis
Fitri Ummu Masrihah
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita semua tahu mengapa Iblis dilaknat Allah selama-lamanya ?
Karena dia bersikap sombong ketika Allah memerintahkannya untuk
bersujud kepada nabi Adam ‘alaihis salam. Kita semua juga tahu mengapa
Rasulullah SAW memberitahukan bahwa segala bentuk aturan yang diada -
adakan dalam Islam pelakunya di Neraka? Karena ia membuat kedustaan
terhadap Allah, karena ibadah yang dilakukannya dinyatakan sebagai bagian
dari agama Allah yang berasal dari-Nya.
Tasawuf adalah salah satu cabang ilmu Islam yang menekankan
demensi/aspek spiritual, dalam kaitannya terhadap manusia, Tasawuf lebih
menekankan aspek rohaniyah daripada aspek jasmaniyah dan dalam kaitannya
terhadap kehidupan ia lebih menekankan kehidupan akhirat daripada
kehidupan dunia yang fana.
Memang sepintas tidak ada yang perlu disangsikan tentang tasawuf,
apalagi pelakunya adalah orang-orang yang tekun beribadah, sholat malam,
puasa bahkan yang tidak pernah kosong puasanya walau satu hari pun.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sehingga banyak orang-orang yang dangkal ilmu agamanya langsung
terpesona. Lalu mereka pun bergabung dengan kelompok-kelompok Sufi.
Banyak Ghuluw yang dilakukan orang-orang Sufi yang membuat
mereka nyaris lepas dari tali busurnya. Didalam makalah atau pembahasan ini
kita dapat membaca berbagai penyimpangan mereka. Dari perkataan yang
mereka yakini sebagai kebenaran padahal tidak lain adalah merupakan
penyelewengan dari agama dan juga pada sekte-sekte ekstrim dalam dunia
tasawuf yang membuat mereka tersesat dari kebenaran.
Dewasa ini wacana tentang dunia tasawuf sebagai alternatif untuk
mencapai ketenangan hidup kembali merebak. Hal ini dikarenakan banyaknya
publik figur baik dari kalangan artis, budayawan yang mengambil jalan sufi
sebagai pedoman hidup mereka. Ini semua mereka jalani setelah kejenuhan
hidup mulai menerpa dan rasa tenang dan tentram yang tidak dapat yang
dirasakan dari harta mereka. Namun alih-alih mendapatkan ketenangan hidup,
justru mereka tengah menuju ambang kesesatan yang nyata.
Yang pasti menurut strategi iblis dalam peperangan dia lebih suka
berkonspirasi dengan orang-orang sufi yang mengikuti jalan bid’ah dari pada
berkonspirasi dengan pencuri, perampok, pezina dan bahkan orang-orang kafir
sekalipun. Suatu saat bila datang hidayah bagi pendosa tersebut dapat
bertaubat dari dosa-dosanya. Tetapi orang sufi dan ahli bid’ah jangan harap
mau bertaubat, karena mereka menganggap amalannya merupakan bagian dari
syari’at dan ajaran Islam. Padahal Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari
mereka. Sebagaimana ungkapan Imam Syafi’i: “Seandainya seorang menjadi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sufi diawal siang, maka sebelum tengah hari (dhuhur) ia akan menjadi orang
yang bodoh”. Pernyataan beliau lainnya: “Tidak ada seorang pun yang
mendalami tasawuf selama 40 hari, melainkan akalnya tidak kembali lagi
selama-lamanya”.
Dari uraian di atas, penulis ingin lebih lanjut mengetahui atau pun
membahas tantang kesesatan ajaran tasawuf. Dengan mengadakan
pemabahasan dan penelaahan beberapa kitab yang berkaitan dengan tasawuf
yang penulis rangkai dalam sebuah judul “ Kesesatan Ajaran Tasawuf”.
Adapun tujuan dari penulisan bahts ini adalah sebagai wawasan keilmuan bagi
penulis dan pembaca pada umumnya, sebagai bentuk kewaspadaan kita agar
tidak terjerumus pada ajaran tasawuf dan agar kaum muslimin dapat
menghindarkan diri mereka dari amalan-amalan yang dapat merusak pahala,
bahkan dapat mengeluarkan mereka dari Islam.
Adapun solusi dari itu semua hendaknya kita sebagai kaum muslimin
selalu berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunnah sehingga apa yang
kita amalkan dapat diridhoi Allah ‘Azza wa Jalla.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengajukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi sufi dan tasawuf ?
2. Sejarah singkat ajaran tasawuf ?
3. Bagaimana pemikiran-pemikiran tasawuf dan bantahannya ?
4. Syiar-syiar tasawuf.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
5. Apa sajakah sekte-sekte yang menyimpang dalam Tasawuf ?
6. Kafirkah mereka?
C. Batasan Masalah
Pada penulisan bahts ini, penulis hanya akan membatasi batasan masalah
yang berkaitan dengan pokok-pokok pemikiran ajaran tasawuf beserta
bantahannya agar kaum muslimin tidak terjerumus kepada ajaran sesat ini.
D. Tujuan Penulisan.
Adapun yang ingin dicapai pada penulisan bahts ini adalah:
1. Sebagai wawasan keilmuan bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
2. Sebagai bentuk kewaspadaan kita agar tidak terjerumus pada ajaran
tasawuf.
3. Agar kaum muslimin dapat menghindarkan diri mereka dari amalan-
amalan yang dapat merusak pahala, bahkan dapat mengeluarkan mereka
dari Islam.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sufi dan Tasawuf.
Para ulama’ bahasa banyak memakai kata-kata Ash Shuuf (الصوف)
dalam Ma’aji Lughoh dengan banyak makna, terkadang dipakai dengan
makna kain wol dari bulu binatang dan terkadang juga dipakai dalam bentuk
shuffan الصوفا( ) (dan shufanah الصوفنة) yang bermakna hewan yang
berbulu halus dan pendek dan terkadang juga kata-kata صوف dalam
dilalahnya bermakna condong, dikatakan مصاف الس : Anak panah itu
condong.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Adanya bermacam-
macam pendapat tentang makna sufi menunjukkan kerancuannya pula dalam
pengertian bahasa. Apabila sufi diambil dari kata shafaa’u (jernih) maka akan
jauh sekali dari segi bahasa, kalau diambil dari kata As Shafa’u maka akan
menjadi shafaiyyah atau shafawiyyah”. Kemudian beliau merajihkan bahwa
sufi dinisbatkan kepada pemakai kain wol. (Majmu’ Fatawa).
Dari perbedaan definisi secara bahasa, penganut tasawuf berbeda
pendapat mengenai definisi tasawuf. Hingga melahirkan hingga dua ribu
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
definisi. Semuanya hanya batasan-batasan kata definisi-definisi kosong tanpa
ada hakikatnya.
Namun, melihat keberadaan tasawuf dari zaman ke zaman dapat
diketahui bahwa yang dimaksud tasawuf ketika pertama kali muncul adalah
mengikhlaskan amal hanya untuk Allah Ta’ala, zuhud terhadap dunia,
meninggalkan ajakan-ajakan syahwat dan condong kepada sifat tawadhu’,
lemah lembut dan menyingkirkan syahwat dari jiwa.
Adapun menurut Ibnul Jauzi, pada awal kemunculannya tasawuf
bermakna “olah jiwa”. Yaitu membentuk watak dengan mengusir perilaku
buruk dan mengarahkan kepada akhlak mulia, berupa zuhud, santun, sabar
ikhlas dan jujur.
Inilah yang dipahami oleh generasi pertama dari kalangan tasawuf.
Mereka menyendiri untuk memperbaiki diri dan menghindar dari hiru-pikuk
dunia. Namun pada perkembangan selanjutnya iblis menyesatkan mereka dan
menjauhkannya dari ilmu. Hingga berkembang dikalangan mereka paham al-
hulul (peleburan antara dirinya dengan Allah), dan al-Ittihad (Allah berada
dalam dirinya) dan wihdatul wujud.
B. Sejarah Singkat Ajaran Tasawuf.
Secara definisi tidak dapat diketahui siapa yang memulai ajaran
tasawuf dalam ajaran ummat Islam dan siapa pelaku tasawuf pertama,
meskipun saat Imam Syafi’i memasuki Mesir beliau berkata: “Saya
tinggalkan Baghdad saat telah terjadi zindik yang mereka namakan sama’,
ajaran zindik yang dimaksudkan Imam Syafi’i di sini adalah para sufi. Dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
yang dimaksud sama’ adalah lagu-lagu pengantar ekstase yang mereka
lantunkan. Di ketahui bahwa Syafi’i datang ke Mesir pada tahun 199 H.
Pernyataan Syafi’i menginspirasikan bahwa masalah sama’ merupakan
permasalah baru, namun perilaku para Zindik telah muncul dan diketahui
sebelum tahun itu dengan bukti bahwa Syafi’i banyak berkomentar mengenai
mereka. Misalnya seperti termuat dalam buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi,
halaman 370, Imam Syafi’i berkata: “Seandainya ada seorang laki-laki
bertasawuf di awal siang, ia tidak sampai ke waktu Dzuhur dungu”. Dia juga
menyatakan: ” Seseorang tidak menggeluti tasawuf selama empat puluh hari
dan akalnya kembali kepadanya selamanya.” Semua ini menunjukkan bahwa
sebelum berakhirnya abad dua Hijriyah, telah ada kelompok yang dikenal
dikalangan ulama’ Islam, terkadang mereka sebut sebagai zindik atau sufi.
Imam Ahmad hidup sezaman dan menjadi murid Imam Syafi’i sejak
pertama, ia menuturkan banyak pernyataan Syafi’i tentang kewaspadaan
terhadap indvidu-individu tertentu yang bersentuhan dengan tasawuf. Seperti
pernyataan mengenai seseorang yang datang meminta fatwa mengenai ucapan
Harits Al Muhasiby. Imam Ahmad Ibnu Hanbal melihat pertemuan yang
mereka adakan untuk menangis dan instrospeksi diri seperti yang mereka akui
dan perbincangan mengenai sifat was-was dan penyakit-penyakit hati. Ketika
Imam Ibn Hanbal melihat hal tersebut, ia mengingatkan kepada penanya
untuk tidak bermajlis dengan mereka dan menghidari kitab-kitab mereka
“Hindarilah kitab-kitab ini, kitab-kitab ini bid’ah dan sesat”. Dapat
dimengerti di sini bahwa Imam Ahmad Ibnu Hanbal memberikan pernyataan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ini di awal abad ke tiga. Namun pada abad ini diakhiri dengan munculnya
tasawuf sesuai hakikat yang sebenarnya dan merambat cepat dikalangan umat
Islam, sehingga kaum sufi dapat menampakkan apa yang mereka tutup-tutupi
sebelumnya.
Seorang tokoh yang mendalami pergerakan tasawuf dari awal lahirnya
hingga menjadi gejala umum sedemikian rupa, akan mendapati bahwa para
tokoh sufi seluruhnya tanpa terkecuali pada abad ketiga dan keempat Hijriyah
adalah muslim Persia. Tidak seorang pun yang berasal dari Arab. Perlu
diketahui di sini bahwa tasawuf mencapai keemasannya pada bidang aqidah
dan syari’at di akhir abad ketiga, saat Husain Ibnu Mansyur Al Hallaj dapat
mengemukakan aqidahnya secara terang-terangan kepada umat Islam. Oleh
karenanya, ulama masa itu memberikan fatwa kafir akan hukuman mati
padanya di tahun 309 Hijriyah. Al Hallaj dipancung di Baghdad dan ketika
para sufi lain ditanya mereka tidak menjelaskan seperti yang diungkapkan Al
Hallaj.
Meskipun demikian, ajaran tasawuf tetap berkembang di daratan
Persia pada khususnya, kemudian di Irak. Untuk mendukung ajaran tasawuf
di Persia, seorang tokoh sufi bernama Abu Said Al Mayhany menerapkan
peraturan khusus untuk khanat (pondokan sufi) yang kelak menjadi pusat
para sufi. Pada umumnya kaum sufi mengikuti jejaknya dalam hal ini. Dari
sini, pada pertengahan abad keempat Hijriyah tumbuh benih-benih tarekat
sufi yang dengan cepat menyebar ke Irak, Mesir, dan Maghrib. Pada abad
keenam timbul himpunan sufi yang seluruhnya mengaku sebagai keturunan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Rasulullah. Masing-masing mendirikan tarekat sufi dan para pengikut khusus.
Maka, lahirlah Rifa’iyah di Irak. Badawiyah di Mesir yang berasal dari
Maghrib dan tidak diketahui orangtuanya atau pun keluarganya atau asalnya
dari Maghrib. Begitu juga Syadzily di Mesir yang juga berasal dari Maghrib.
Tarekat sufi semakian banyak bermunculan dan bercabang-cabang.
Pada abad keenam, ketujuh dan kedelapan fitnah ajaran tasawuf
mencapai puncaknya. Muncullah kelompok-kelompok khusus yang
mengajarkan pertapaan dan bangunan-bangunan yang didirikan kuburan di
setiap sudut. Semua ini terjadi pada saat berdirinya daulah Fatimiyah di
Mesir, yang membentangkan sayap kekuasaanya di banyak kawasan dan di
dunia Islam. Mereka mendirikan untuk para peziarah kuburan yang di
keramatkan seperti makam Husain bin Ali bin Zainab. Setelah itu mereka
mendirikan berbagai maulid, bid’ah dan khurofat. Akhirnya itu mereka
mempertuhankan Al Hakim Biamrillah Al Katimy. Dakwah Fatimiyah mulai
digalakkan di Maghrib sebagai ganti pemerintahan Abbasiyah yang beraliran
Sunni. Daulah Fatimiyah mampu mempengaruhi kelompok tasawuf dan
membela dunia Islam dengan bala tentara kebatinan itu yang kemudian
mempunyai dampak terbesar dalam menundukkan tentara Salib dari bumi
Islam.
Akhirnya, ajaran tasawuf menjadi pandangan umum di abad
kesembilan, sepuluh dan kesebelas karena timbulnya beribu-ribu tarekat
tasawuf serta berkembang luasnya aqidah dan syari’at sufi dikalangan ummat
Islam. Hal ini berlangsung hingga masa kebangkitan Islam konteporer.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Persemaian kebangkitan ini dimulai pada abad ketujuh dan awal abad
kedelapan di tangan seorang imam pembaharu, Ahmad Ibnu Abdul Halim
Ibnu Taimiyah Al Harany yang mengkritik aqidah yang menyimpang dengan
tulisan dan pernyataan-pernyataannya. Diantara mereka yang menjadi sasaran
kritiknya adalah aqidah dan syari’at sufi yang bernuansa bid’ah, maka
terjadilah perkumpulan itu. Murid beliau setelah itu meneruskan
perjuangannya, seperti Ibnul Qoyyim, Ibnu Katsir, Hafidz Al Dzahaby dan
Hafidz Al Mazny. Akan tetapi akar kekuatan tasawuf, khurofat dan aqidah-
aqidah yang bathil telah melekat di hati ummat Islam. Namun, Allah telah
mempersiapkan untuk umat ini di abad kedua belas seorang imam besar
Muhammad Ibnu Abdul Wahhab yang belajar dari kitab-kitab Ibnu
Taimiyyah. Ia banyak mengkritik pedas kebathilan yang telah menyelimuti
segala penjuru tersebut. Allah mewujudkan lahirnya kebangkitan ummat
Islam kontemporer di tengah beliau. Dakwah Muhammad Ibnu Abdul
Wahhab ini disambut orang-oarng yang ikhlas di sudut-sudut umat Islam.
Pergerakan ini terdengar gaungnya di India, Sudan, Mesir, Syam dan setiap
negara Islam. Sejak saat itu pergerakan tasawuf mulai terkikis sedikit demi
sedikit meredup dan cengkramannya mulai menyusut dari diri kaum
Muslimin.
Dengan memuji Allah, pada hari ini angin kebenaran telah menerpa
tentara kebathilan. Sekali lagi, angin itu menenggelamkan tasawuf seperti
semula. Seperti itulah kondisi-kondisi aqidah kebathilan selamanya. Akan
tetapi, kekuatan tasawuf masih bercokol di beberapa negara Islam khususnya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
di Afrika dan dan negara-negara Asia. Karena bahasa Arab masih belum
dikenal atau karena tauhid dan agama masih belum dimengerti, simbol-
simbol tasawuf masih dapat dijumpai. Yang penulis maksud simbol tasawuf
adalah kuburan dan tempat-tempat ziarah syekh-syekh yang sesat dan aqidah-
aqidah yang rusak. Semua ini masih bisa dijumpai dan membutuhkan
perjuangan yang sungguh-sungguh lagi panjang untuk mencabut pengaruh-
pengaruhnya dari hati, jiwa dan tanah air.
Inilah gambaran sekilas dan global mengenai kelahiran dan
perekembangan pemikiran tasawuf.
C. Pemikiran-pemikiran Tasawuf dan Bantahannya.
1. Wihdatul Wujud.
Yakni keyakinan bahwa Allah menyatu dengan segala sesuatu yang
ada di alam semesta ini. Demikian juga al hulul, yakni keyakinan bahwa
Allah dapat menjelma dalam bentuk tertentu dari makhluknya (inkarnasi).
Al Hallaj dari seorang dedengkot sufi mengatakan: “Kemudian dia (Allah)
menampakkan diri kepada makhluqnya dalam bentuk orang makan dan
minum.”
Sayyid At Tijani meriwayatkan (secara dusta) dari nabi bahwasannya
beliau bersabda:
�يت� �ب龷ي ف龵ي ص�و��� ش�ا
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
“Aku melihat Rabbku dalam bentuk seorang pemuda”1
Ini berbantahan dengan firman Allah :
..... }§øäs9 ¾ÏmÎ=÷WÏJx. ÖäïÜx« ( uqèdur ßìäÏJ¡¡9$#
çéçÅÁt7ø9$#
Artinya: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.” ( As Syuura: 11)
çtA$s% Éb>uë þíÎTÍër& öçÝàRr& öÅøãs9Î) 4 tA$s% `s9 ÓÍ_1tçs? ......
“Berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku......” (Al A’raf: 143)
2. Keyakinan kafir bahwa Allah adalah makhluk dan makhluk adalah Allah,
masing-masing saling menyembah kepada yang lain.
Ibnu ‘Arabi berkata: “ Maka Allah memujiku dan akupun memujinya, dan dia menyembahku dan akupun menyembahnya.” (Al Futuhat Al Makkiyyah).
Padahal Allah berfirman :
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur ûwÎ)
Èbrßâç7÷èuãÏ9 Artinya:” Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(Ad Dzariyaat: 56)
bÎ) ë@à2 `tB íÎû ÏNºuq»yJ¡¡9$#
1 Jawahirul Ma’ani, karya Ali Haramain 1/197, dinukil dari Firoq Mu’ashirah,
hal.615).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ÇÚöëF{$#ur HwÎ) íÎA#uä Ç`»uH÷q§ç9$# #Yâö7tã
Artinya :”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (Maryam: 93)
3. Keyakinan tidak ada bedanya antara agama-agama yang ada.
Ibnu ‘Arabi berkata: “Sebelumnya aku mengingkari kawanku yang berbeda agama denganku. Namun kini hatiku bisa menerima semua keadaan, tempat gembala rusa dan gereja pendeta, tempat berhala dan ka’bah, lembaran-lembaran Taurat dan Al Qur’an.” (Al Futuhat Al Makkiyah)
Jalaluddin Ar Rumi, seorang tokoh sufi yang sangat kondang, berkata:
“Aku seorang muslim, tapi aku juga seorang Nasrani, Brahmawi, dan Zaradasyti. Bagiku tempat ibadah adalah sama.... masjid, gereja atau tempat berhala-berhala.”
Padahal Allah Berfirman:
`tBur Æ÷tGö;tÉ uéöçxî ÄN»n=óôM}$# $YYÉÏä `n=sù
ü@t6ø)ãÉ çm÷YÏB uqèdur íÎû ÍotçÅzFy$# z`ÏB
z`ÉÌçÅ¡»yÇø9$# Artinya:”Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.”(Ali Imron: 85)
4. Bolehnya menolak hadits yang jelas-jelas shohih.
Ibnu ‘Arabi berkata: “Kadangkala suatu hadits shohih yang diriwayatkan dari para perawi, perawinya tampak hakikat keadaannya oleh seorang mukasyif (sufi yang mengetahui ilmu ghoib dan batin). Ia bertanya kepada nabi? secara langsung: apakah engkau mengatakannya?” maka beliau mengingkarinya seraya berkata: “Aku belum pernah mengatakannya dan belum pernah menghukuminya dengan shohih.” Maka diketahuilah, dari sini lemahnya hadits tersebut dan tidak bisa
diamalkan sebagaimana keterangan dari Rabbnya walaupun para ulama
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
mengamalkan berdasarkan isnadnya yang shohih.” (Al Futuhaat Al
Makkiyah)
5. Pembagian ilmu menjadi syari’at dan hakikat.
Di mana bila seseorang telah sampai pada tingkatan hakikat berarti ia
telah mencapai martabat keyakinan yang tinggi kepada Allah. Oleh karena
itu, menurut keyakinan sufi, gugur baginya segala kewajiban dan larangan
dalam Islam.
Mereka berdalil dengan firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Hijr
ayat 99 :
ôâç6ôã$#ur y7/uë 4Ó®Lym y7uãÏ?ù'tÉ ÚúüÉ)uãø9$#
Yang mana mereka menterjemahkannya dengan: “Dan beribadahlah
kepada Allah Rabbmu hingga datang kepadamu keyakinan.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahumullah berkata: “Tidak diragukan lagi oleh ahlul ilmi dan iman, bahwasannya perkataan tersebut termasuk sebesar-besar kekafiran dan yang paling berat. Ia lebih jahat dari perkataan Yahudi dan Nasrani karena Yahudi dan Nasrani beriman dengan sebagian isi Al Kitab dan mengkufuri sebagian lainnya. Sedangkan mereka adalah orang-orang kafir yang sesungguhnya (karena mereka berkeyakinan dengan sampainya kepada martabat. Hakikat tidak lagi terkait dengan kewajiban dan larangan dalam agama ini, red.)” (Majmu’ Fatawa, 11/401) Beliau juga berkata: “Adapun pendalilan mereka dengan ayat tersebut, maka justru merupakan bomerang bagi mereka. Al Hasan Al Bashri berkata: ‘Sesungguhnya Allah tidak menjadikan batas akhir beramal bagi orang-orang beriman selain kematian’, kemudian beliau membaca Al Qur’an surat Al Hijr ayat 99, yang artinya: ‘Dan beribadahlah kepada Rabbmu hingga datang kepadamu kematian’.”
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Beliau melanjutkan: ”Dan bahwasannya ‘al Yakin’ di sini bermakna
kematian dan setelahnya, dengan kesepakatan ulama kaum muslimin.”
(Majmu’ Fatawa, 11/418)
6. Keyakinan bahwa ibadah kepada Allah itu bukan karena takut dari adzab
Allah (annar/neraka) dan bukan pula mengharap jannah Allah.
Allah berfirman:
(#qà)¨?$#ur uë$¨Z9$# ûÓÉL©9$# ôN£âÏãé&
tûïÌçÏÿ»s3ù=Ï9 Artinya:” Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Ali Imron: 131)
(#þqããÍë$yôur 4ín<Î) ;otçÏÿøótB `ÏiB öNà6În/§ë >p¨Yy_ur $ygàÊóètã
ßNºuq»yJ¡¡9$# ÞÚöëF{$#ur ôN£âÏãé& tûüÉ)GßJù=Ï9
Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. (Ali Imron: 133)
7. Dzikirnya orang-orang awam adalah ا ال اهللا الا ل , sedangkan dzikirnya
orang-orang khusus dan paling khusus adalah “اهللا/Allah”, “وª /huu”, dan
.aah” saja/آه“
Padahal Rasulullah saw bersabda:
فض�ل لذكر ال 龵له� 龵ال هللا
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Artinya: “Sebaik-baik dzikir adalah ال 龵�له 龵هللا ال ”2
Syaikhul Islam berkata: “Dan barang siapa yang beranggapan bahwa
هللا ال龵 له�龵 ال adalah dzikirnya orang awam, sedangkan dzikirnya orang -
orang khusus dan paling khusus adalah “هو/huu”, maka ia seorang yang
sesat dan menyesatkan.” 3
8. Keyakinan bahwa orang-orang sufi mempunyai ilmu kasyaf (yang dapat
menyingkap hal-hal tersembunyi) dan ilmu ghoib. Allah dustakan mereka
dalam firman-Nya:
È@t/ x8u뺨ä$# öNßgßJù=Ïæ íÎû ÍotçÅzFy$# 4 ö@t/ öNèd íÎû 7e7x© $pk÷]ÏiB ( ö@t/ Nèd $yg÷YÏiB tbqßJtã
Artinya: “Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (kesana) Malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta daripadanya.”. (An Naml: 65)
2 HR. At Tirmidzi, dari sahabat Jabir bin Abdullah, dihasankan oleh As Syaikh
Al Albani dalam shohih Al Jami’. No.1104 3 Risalah Al Ubudiyah. hal. 117-118, dinukil dari Haqiqotul Tasawuf. hal. 13
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
9. Keyakinan bahwa Allah menciptakan Nabi Muhammad dari Nur/Cahaya-
Nya, dan Allah menciptakan segala sesuatu dari cahaya Nabi Muhammad.
Padahal Allah berfirman:
ö@è%... !$yJ¯RÎ) O$tRr& ×é|³o0 ö/ä3è=÷WÏiB #ÓyrqãÉ ¥ín<Î)
… Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku...” (Al Kahfi: 110)
øåÎ) tA$s% y7ï/uë Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 íÎoTÎ)
7,Î=»yz #Zé|³o0 `ÏiB &ûüÏÛ Artinya: “(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah". (Shaad: 71)
10. Keyakinan bahwa Allah menciptakan dunia ini karena Nabi Muhammad.
Padahal Allah berfirman:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur ûwÎ)
Èbrßâç7÷èuãÏ9 Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)
D. Syiar-syiar Tasawuf.
1. Dalam Hal Ibadah.
Keyakinan mereka bahwa amalan sholat, shoum, haji, zakat
merupakan amalan ibadah orang awam, adapun mereka menamakan diri
mereka dengan Khususatu Khasatul Khashah. Oleh karena itu mereka
memiliki ibadah yang tersendiri.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Apabila ibadah-ibadah Islam itu bertujuan untuk tazkiyatun nafs atau
mensucikan/membersihkan masyarakat, maka ibadah dalam pandangan
tasawuf bertujuan untuk pengikat hati dengan Allah supaya cepat dan
segera bertemu dengan Allah.
2. Dalam Hal Halal dan Haram.
Golongan wihdatul wujud menyatakan bahwa tidak ada satupun hal-
hal yang diharamkan karena setiap sesuatu itu berasal dari satu. Maka
banyak diantara mereka yang melaksanakan zina, liwath, ada yang
mendatangi keledai di siang bolong, ada juga meyakini bahwanya Allah
telah melenyapkan kewajiban atas mereka dan Allah telah menghalalkan
segala sesuatu yang diharamkan pada selain mereka.
3. Dalam Hal Hukum dan Kekuasaan Politik.
Maka manhaj sufi adalah melarang menegakkan kejahatan dan
berlomba-lomba merebut kekuasaan, karena Allah membangun hamba
sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah.
4. Dalam Hal Tarbiyah (pembinaan)
Mungkin perkara yang sangat membahayakan dalam syariat sufi
adalah manhaj mereka dalam hal tarbiyah, mereka lebih dikuasai oleh akal
pikiran manusia, omong kosong. Hal ini dibuktikan dengan masuknya
mereka pada tarekat yang bertingkat-tingkat, yang diawali dengan
kemudahaan, kemudian dengan menakut-nakuti dan mengagung-agungkan
dengan kehendak sufi dan pemukanya. Lalu dengan talbis (perangkap)
terhadap seseorang kemudian dengan rizki pada ilmu tasawuf sedikit demi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sedikit lalu diikat dengan tarekat, lalu memakai semua tarekat untuk
khuruj (keluar untuk berdakwah).
E. Sekte-sekte Sesat Dalam Tasawuf.
1. Sekte Al Isyraqi.
Sekti ini diminati oleh ajaran Filsafat bersama sifat zuhud. Yang
dimaksud al isyraqi (penyinaran) adalah penyinaran jiwa yang
memancarkan cahaya dalam hati sebagai hasil dari pembinaan jiwa dan
penggemblengan ruh disertai dengan penyiksaan badan untuk
membersihkan dan mensucikan ruh, yang ajaran ini sebenarnya ada pada
sekte-sekte tasawuf. Akan tetapi ajaran sekte ini Cuma sebatas
penyimpangan dan tidak sampai membawa mereka kepada ajaran al hulul
(menitisnya Allah ‘Azza wa jalla dengan wujud diri makhluknya) dan
wihdatul wujud (bersatunya wujud Allah ‘Azza wa jalla dengan wujud
makhluk/manunggaling gusti ing kawulo). Maha suci Allah dari segala apa
yang mereka sifatkan. Meskipun demikian ajaran sekte ini bertentangan
dengan ajaran Islam, karena ajaran ini diambil dari ajaran agama-agama
lain yang menyimpang seperti agama Budha dan Hindu.
2. Sekte Al Hulul
Sekte ini meyakini bahwa Allah ‘Azza wa jalla bisa betempat/menitis
dalam diri manuasia. Maha suci Allah dari sifat ini, keyakinan ini
diserukan oleh beberapa tokoh-tokoh ekstrem ahli tasawuf, seperti Hasan
bin Mansyur al Hallaj, yang karenanya ulama menfatwakan kafirnya orang
ini dan dia harus dihukum mati yang kemudian dibunuh dan disalib pada
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
tahun 309 H. di syair yang dinisbatkan kepadanya, dia berkata (Kitab At
Thawasiin, tulisan Al Hallaj Hal.130). Maha suci Allah yang Nasut
(unsur/sifat kemanusiaan)-Nya telah menampakkan rahasia cahaya. Lahut
(unsur/sifat ketuhanan)Nya yang menembus lalu tampaklah dia dengan
jelas pada diri makhluk-Nya dalam bentuk seorang yang sedang makan
dan sedang minum. Hingga sangat jelas dia terlihat oleh makhluk-Nya.
Seperti jelasnya pandangan alis mata dengan alis mata. Dalam syair lain
(Kitab Al Wathaaya, tulisan Ibu ‘Arabi hal. 27, maha suci Allah dari sifat-
sifat kotor yang mereka sebutkan) dia berkata: “Aku adalah yang
mencintai dan yang mencintai aku. Kami adalah dua ruh yang bertempat di
dalam satu jasad. Maka, jika kamu melihatku berarti kamu melihat dia dan
jika kamu melihat dia berarti kamu melihat kami.”
Memang Al Hallaj seorang tokoh besar dan popular di kalangan
orang-orang ahli tasawuf ini adalah penganut sekte al hulul dia meyakini
dualisme hakikat ketuhanan dan beranggapan bahwa Allah ‘Azza wa jalla
memiliki dua tabiat yaitu: al lahut (unsur/sifat ketuhanan) dan an nasut
(unsur/sifat kemanusiaan) yang kemudian al lahut menitis ke dalam An
Nasut. Maka ruh manusia menurut Al Hallaj adalah al lahut kutuhanan
yang sebenarnya dan badan manusia itu adalah an nasut.
Meskipun Al Hallaj telah dihukum mati karena kezindikannya
sehingga sebagian orang-orang ahli tasawuf menyatakan terlepas diri
darinya, tetap saja ada orang-orang ahli tasawuf menganggapnya sebagai
tokoh besar ahli tasawuf. Bahkan mereka membenarkan keyakinan sesat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dan perbuatan mengumpulkan serta membukukan ucapan-ucapan
kotornya, mereka itu di antaranya Abu ‘Abbas bin ‘Atho’ An Nashrabadzi.
Sebagaimana hal tersebut dinukil oleh Al Khottab Al Baghdadi dalam
kitab beliau Tarikh Al Baghdad (8/112).
3. Sekte Wihdatul Wujud.
Yaitu keyakinan bahwa semua yang ada pada hakikatnya adalah satu
dan segala sesuatu yang kita lihat di dalam semesta ini tidak lain
merupakan perwujudan/penampakan zat Ilahi (Allah ‘Azza wa jalla), maha
suci Allah ‘Azza wa Jalla dari segala keyakinan kotor mereka. Tokoh sekte
ini adalah Ibnu ‘Arabi Al Hatimi Ath Tha’I (nama lengkapnya adalah Abu
Bakar Muhammad bin Ali Bin Muhammad bin Ahmad Ath Thai Al
Hatimi Al Mursi Ibnu ‘Arab. Lihat syiar Al A’lam An Nubala’ tulisan
Imam Adz Dzahabi 16/357) yang meninggal pada tahun 638 H dan
dikubur di Damaskus.
Dalam kitabnya Al Futuhat Al Makkiyah (seperti yang dinukil oleh
D.R Taqiyuddin Al Hilali Dalam kitabnya Al Haddiyah hal.43) dia
menyatakan keyakinan kufur ini dengan ucapannya: “Hamba Allah adalah
tuhan dan tuhan adalah hamba. Duhai gerangan, siapakah yang diberi
tugas (melaksanakan syari’at)? Jika kau katakan : Hamba, maka dia adalah
tuhan atau kau katakan : Tuhan, mana mungkin tuhan diberi tugas.”.
Dan dalam kitabnya yang lain Fushul Hikam (hal.192) dia
mengatakan: “ Sesungguhnya orang-orang yang menyembah anak sapi,
tidak lain yang mereka sembah kecuali Allah.” Meskipun demikian orang-
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
orang ahli tasawuf malah memberikan gelar-gelar kehormatan yang tinggi
kepada Ibnu ‘Arab, seperti gelar al ‘aArif billah ( orang – orang yang
mengenal Allah ‘Azza wa jalla dengan sebenarnya), al khutb al akbar
(pemimpin para wali yang paling agung), al misk al adzfar (minyak kasturi
yang paling harum) dan al kibrit al ahmar (permata yang merah berkilau).
Padahal orang-orang ini terang-terangan memproklamirkan keyakinan
wihdatul wujud dan keyakinan-keyakinan kufur dan rusak lainnya. Seperti
pujian dia terhadap fir’aun dan keyakinannya bahwa fir’aun mati di atas
keimanan dan celaan dia terhadap Nabi Harun ‘alaihissalam yang
mengingkari kaumnya menyembah anak sapi, yang semua ini jelas-jelas
bertentangan dengan nash Al Qur’an dan keyakinan dia bahwa kafirnya
orang-orang Nasrani adalah karena mereka hanya mengkhususkan Nabi
‘Isa ‘alaihissalam sebagai Tuhan, yang kalau seandainya mereka tidak
mengkhususkannya maka mereka tidak dikafirkan.
F. Kafirkah Mereka ?
Syaikh Zainuddin Al ‘Iraqy dalam mengomentari firman Allah :
tA$s)sù O$tRr& ãNä3ö/uë
4ín?ôãF{$# . çnxãs{r'sù ª!$#
tA%s3tR ÍotçÅzFy$#
#ín<rW{$#ur Artinya:"Akulah Tuhanmu yang paling tinggi. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.” (An Nazi’at : 24-25)
Ia berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa orang yang berkata seperti banyak
yang diucapkan oleh tokoh sufi seperti Al Hallaj, Ibnu ‘Arabi, Abu Yazid Al
Busthomi dan yang lainnya, kemudian ia meyakininya padahal ia adalah orang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
yang masih berakal (tidak gila), tidak pula dipaksa atau di bawah tekanan
untuk mengucapkannya maka ia adalah kafir tanpa perlu di takwilkan lagi.”
Ini adalah pendapat jumhur ulama yang tidak ada perselisihan di dalamnya
(Tanbihu Al Ghoby Ila Tafsiri Ibnu ‘Arabi).
Al ‘Alamah Syaikhul Islam Taqiyuddin Abi Bin Abdul Kafy As
Syubky As Syafi’i berkata: “Barang siapa yang bersama dengan orang-orang
sufi muttaakhirin seperti Ibnu ‘Arabi, maka mereka adalah sesat lagi jahil.
Mereka telah keluar dari jalan Islam dan menyelisihi para ulama’ (Ibid: 157).
Syaikh Sirajuddin Al Balqini pernah ditanya tentang Ibnu ‘Arabi,
maka dengan cepat beliau menjawab: “Sesungguhnya dia telah kafir.”
Kemudian ditanya tentang Ibnu Farradz, maka beliau jawab: “Saya tidak suka
membicarakannya.”
Syaikh Abu Muhammad Bin Abdul Aziz Bin Abdus Salam Ad
Dimasqy ketika ditanya tentang Ibnu ‘Arabi beliau berkata: “ Ia seorang yang
jelek/lagi pembohong, perkataannya mendahului perkataan para Ulama’ dan
tidak bisa menjaga kemaluan.” (Tanbihu Al Ghoby Ila Tafsiri Ibnu ‘Arabi).
Syikh Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad Al Musili As Syafi’i
seorang ahli hadits di Damaskus berkata: “ Perkataan yang diucapkan Ibnu
‘Arab sudah jelas mengandung kekufuran tanpa perlu dita’wil lagi.” (Ibid:
170).
Syaikh Najmuddin Muhammad Bin Uqail Al Balisy As Syafi’i
berkata: “Barang siapa membenarkan atau ridha dengan makalah yang bathil
ini yaitu kitab Fushushul Hikam karangan Ibnu ‘Arabi dan At Taiyyah Al
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kubro karangan Ibnu Faradz maka ia telah kafir dan halal darahnya untuk
ditumpahkan, tidak bermanfaat taubatnya. Menurut Imam Malik dan sebagian
sahabat Syafi’i, barang siapa mendengar makalah ini maka wajib baginya
mengingkari dengan lisannya, bahkan wajib mengingatkan orang yang
mengatakannya dengan julukan atau cerca dengan lisan, apabila tidak mampu
maka wajib mengingkari dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemah Iman.
(Ibid: 161). Wallahu A’lam Bis Shawab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
1. Sufi adalah sesuatu yang dimasukkan ke dalam ajaran Islam yang
dilakukan oleh orang-orang yang menjadi pengikutnya dengan cara-cara
yang aneh dan jauh dari hidayah.
2. Pada dasarnya ajaran yang tasawuf yang dianut umat Islam becorak
pantaistis hasil dari konsepsi filsafat yang disebut monisme, yaitu konsepsi
yang menyatakan Tuhan dan alam adalah satu. Bahkan jika ditelusuri lebih
jauh, konsepsi monisme dan panteisme ternyata bersumber dari ajaran
Hindu.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3. Jelaslah bagi kita semua bahwa sebagian ajaran tasawuf adalah ajaran
sesat yang menyimpang sangat jauh dari petunjuk Al Qur’an dan As
Sunnah, yang dengan mengamalkan ini na’udzubillah min dzalik,
seseorang bukannya semakin dekat dengan Allah tetapi justru semakin
jauh dari-Nya dan hatinya bukannya semakin bersih, akan tetapi justru
semakin kotor dan penuh noda.
B. Kata Saran
Oleh sebab itu kita sebagai umat Islam harus :
1. Senantiasa berpegang teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah dan Ijma’ para
ulama’.
2. Hendaknya kita mempelajari dan mengamalkan syari’at Islam baik lahir
maupun batin untuk mensucikan hati dan jiwa kita.
3. Memperingatkan saudara kita yang telah melanggar manhaj Salaf dengan
cara yang ma’ruf.
4. Hendaknya kita mau menerima kebenaran yang berlandaskan pada Al-
Qur’an, As Sunnah dan Ijma’ ulama’.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Warson Munawwir. 1997. Al Munawwir Kamus Arab Indonesia. Surabaya : Pustaka Progresif.
- Al Qur’an Al Karim dan Terjemahannya. (Bandung: CV. Jumanatul ‘Ali-Art,
2005). Hartono Ahmad Jais, 1999. Tasawuf Belitan Iblis. Jakarta: Darul Falah. Internet. www.muslim.or.id diakses pada hari Kamis, 11 November 2010 jam
19.15 Majalah Ar Risalah. Edisi 37: 2008. Majalah As Sunnah. Edisi 8: 2007. Sholih Fauzan. 1998. Hakikat Sufi & Sikap Kaum Sufi Terhadap Prinsip Ibadah
Dan Agama, Jakarta: PT. Bina Karya. Syaikh Abdur Rahman, Abdul Khaliq. 2001. Penyimpangan-penyimpangan
Tasawuf. Jakarta : Robbani Press. Tim Ulinnuha Ma’had ‘Aly An Nur. 2003. Dirasatul Firoq. Solo: Pustaka Arafah.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.