Download - Kajian Perubahan Penutupan Lahan Dengan Memanfaatkan Penginderaan Jauh Di Wilayah Pesisir
-
KAJIAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PADA WILAYAH PESISIR
DENGAN MEMANFAATKAN DATA PENGINDERAAN JAUH
( STUDI KASUS : Kecamatan Kuta Sampai Jimbaran-Kuta Selatan, Bali)
USULAN PRAKTEK KERJA LAPANG
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
Oleh :
YUNUS HIDAYAT
NIM : 105080601111058
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
-
USULAN PRAKTEK KERJA LAPANG
KAJIAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PADA WILAYAH PESISIR
DENGAN MEMANFAATKAN DATA PENGINDERAAN JAUH
( STUDI KASUS : Kecamatan Kuta Sampai Jimbaran-Kuta Selatan, Bali)
Oleh :
YUNUS HIDAYAT
NIM : 105080601111058
Mengetahui, Menyetujui,
a.n. Ketua Jurusan PSPK, Dosen Pembimbing
Sekretaris Jurusan PSPK,
(Nurin Hidayati, ST, M.Sc) (M. Arif Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc)
NIP. 19781102 200501 2 002 NIP. 19801005 200501 1 002
Tanggal : 4September 2013 Tanggal : 4 September 2013
-
iii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
1. Pendahuluan ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Maksud .............................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................ 3
1.4 Manfaat .............................................................................................. 3
2. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 4
2.1 Pengertian Wilayah Pesisir ................................................................ 4
2.2 Penutupan Lahan ............................................................................... 4
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Lahan ................................. 4
2.4 Penginderaan Jauh ............................................................................ 5
2.5 SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) .......................................... 5
3. Metode Praktek Kerja Lapang ................................................................... 6
3.1 Alat dan Bahan................................................................................... 6
3.2 Sumber Data ...................................................................................... 6
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 9
3.4 Pengolahan Citra Awal ..................................................................... 10
3.4.1 Pemulihan Citra ........................................................................ 10
3.4.2 Pemotongan Citra ..................................................................... 11
3.4.3 Klasifikasi Penutupan Lahan ..................................................... 11
3.5 Survey Lapangan ............................................................................. 11
3.6 Pengolahan Citra Lanjutan ............................................................... 11
3.6.1 Klasifikasi Penutupan Lahan Lanjutan ...................................... 11
3.6.2 Penggabungan Klasifikasi Penutupan Lahan Dan Pengujian
Perubahan ................................................................................ 12
3.6.3 Pembuatan Peta Area Perubahan Penutupan Lahan Di Kawasan
Pesisir Kuta Selatan .................................................................. 12
4. Jadwal/Waktu Praktek Kerja Lapang ....................................................... 13
4.1 Waktu dan Lokasi ............................................................................. 13
-
iv
4.2 Jadwal Pelaksanaan ........................................................................ 13
5. Daftar Pustaka ......................................................................................... ix
6. Lampiran ................................................................................................... x
Lampiran 1. Alur Praktek Kerja Lapang Kajian Perubahan Penutupan Lahan
Di Wilayah Pesisir Kuta Selatan ............................................... x
Lampiran 2. Curiculum Vitae Pengusul PKL ................................................ xi
Lampiran 3. Curiculum Vitae Dosen Pembimbing ........................................xii
-
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan alur pengambilan data dengan metode penginderaan jauh .... 8
Gambar 2. Interaksi sinar matahari dengan objek yang diterima sensor satelit
(Yusri, 2011) ....................................................................................... 8
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian ....................................................................... x
-
vi
DAFTAR TABEL
Table 1. Alat dan Bahan ...................................................................................... 6
Tabel 2. Spesifikasi band Landsat-5 TM (NASA,2002) ........................................ 7
Tabel 3. Spesifikasi band Landsat-7 ETM+ (NASA,2002) .................................... 7
Tabel 4. Spesifikasi band Landsat-8 .................................................................... 8
Table 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PKL ...................................................... 13
-
1
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pembangunan yang sangat pesat telah menyebabkan
perubahan pola penggunaan lahan, dimana ruang terbangun semakin
mendominasi dan mendesak ruang-ruang alami untuk merubah fungsi.
Hal ini biasanya terjadi pada kawasan perkotaan, namun dengan
semakin menyempitnya lahan di perkotaan maka pembangunan saat
ini mulai merambah ke daerah pesisir yang masih alami dan masih
terbuka, termasuk juga ruang yang berfungsi konservasi yang nantinya
akan berubah fungsi.
Gelombang pembangunan akomodasi pariwisata di Bali terlihat
pesat pasca studi masterplan pariwisata Bali oleh SCETO. Kebijakan
yang diterapkan berdasarkan studi tersebut memang terbukti mampu
meningkatkan kedatangan pariwisata secara signifikan dari tahun ke
tahun. Konsekuensinya daerah kawasan segitiga emas tersebut mulai
dipadati dengan investasi. Terjadi penumpukan pembangunan fasilitas
pariwisata di daerah tersebut. Dimulai dengan pembangunan resort
pada tahun 1974 di Nusa Dua dibawah manajemen Bali Tourism
Development Corporation (BTDC), selanjutnya pembangunan fasilitas
pariwisata di daerah segitiga emas tersebut begitu pesat terutama
menyasar daerah pesisir. Hal ini menyebabkan ketimpangan
pembangunan di bali selatan dengan Bali Utara. Bahkan pada tahun
2010 Kemendbudpar berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan
bahwa wilayah Bali selatan sudah mengalami over capacity sebanyak
9.800 kamar (Suardana, 2011).
Perubahan penutupan lahan yang terjadi di wilayah pesisir
akibat pembangunan yang terjadi dapat memberikan pengaruh pada
-
2
lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semakin tinggi laju pembangunan, maka semakin tinggi pula
pemanfaatan sumberdaya alam dan semakin besar pula perubahan
yang terjadi diwilayah pesisir. Oleh karena itu, peraturan yang tepat
dalam membuat dan memberikan ijin untuk perencanaan pemanfaatan
dan pengelolaan sumberdaya alam harus dipertimbangkan dengan
baik dan teliti dalam setiap perencanaan pembangunan, sehingga
dapat tercapai suatu pengembangan lingkungan hidup yang baik dan
terorganisir.
Pemantauan untuk mengetahui perubahan yang terjadi terhadap
perubahan dan penggunaan lahan yang intensif sanagt diperlukan,
sehingga diperlukan teknologi yang relevan dan akurat yaitu dengan
memanfaatkan penginderaan jauh yang dapat menampilkan
kenampakan rupa permukaan bumi secara cepat dan tepat.
Penginderaan jauh merupakan suatu system perolehan
informasi tentang daerah, objek dan gejala yang terjadi di permukaan
bumi. System ini bekerja berdasarkan deteksi gelombang
elektromagnetik yang berasal dari radisai sinar matahari yang
direfleksikan terhadap target, melalui atmosfer akan ditransmisi
kembali kestasiun bumi oleh sensor satelit. Keunggulan dari system
penginderaan jauh ini adalah menampilkan dan mengamati daerah
yang sangat luas, bahkan daerah yang sulit dijangkau secara
observasi langsung dilapangan dengan waktu yang sangat cepat.
Penutupan lahan pada wilayah pesisir mempunyai kondisi yang
sangat dinamis dapat selalu dipantau melalui penginderaan jauh.
Dengan demikian, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam di
wilayah pesisir dapat dilakukan dengan terstrutur dan terencana.
-
3
1.2 Maksud
Maksud dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah untuk
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan
mempraktekkan langsung ke lapang, dan menambah pengetahuan
tentang proses pengolahan citra satelit untuk mengkaji Bagaimana
karakteristik sebaran penutupan lahan di wilayah pesisir Kecamatan
Kuta Sampai Jimbaran-Kuta Selatan, Bali selama tahun 1995-2013.
1.3 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah :
Memetakan karakteristik sebaran penutupan lahan di wilayah
pesisir Kecamatan Kuta Sampai Jimbaran-Kuta Selatan, serta
melihat perubahan penutupan lahan sepanjang wilayah pesisir
yang terjadi selama tahun 1995-2013.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan yaitu dapat memberikan tambahan
informasi mengenai kondisi penutupan lahan dan perubahan lahan
yang terjadi di wilayah pesisir Kecamatan Kuta Sampai Jimbaran-Kuta
Selatan, Bali selama kurun waktu 1995-2013, yang nantinya diharapkan
dapat memberikan tambahan informasi bagi perencanaan pemanfaatan
dan pengelolaan sumberdaya alam pesisir sehingga akan memberikan
dampak positif bagi pengembangan lingkungan hidup di wilayah pesisir.
-
4
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir memiliki ekosistem yang unik karena pada daerah
ini terjadi interaksi antara ekosistem daratan dan lautan. Ditinjau dari
segi sosioekonomis wilayah pesisir sangat potensial akan sumberdaya
alamnya baik yang bersifat biotik dan abiotic. Wilayah pesisir di
Indonesia mempunyai potensi yang besar sebagai lokasi kegiatan
penunjang pembangunan, terutama untuk budidya perikanan, bidang
kelautan, dan industry. Namun jika kegiatan tersebut berjalan dengan
tidak terkendali secara baik maka akan terjadi berbagai kerusakan
sumberdaya alam dan lingkungan yang akan berdampak pada
penurunan kualitas lingkungan wilayah pesisir (Noviansyah, 2000).
2.2 Penutupan Lahan
Penutupan lahan merupakan kenampakan visual dari vegetasi,
benda alam, dan unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa
mempermasalahkan yang dilakukan oleh manusia terhadap objek
tersebut. Perubahan yang terjadi pada penggunaan tanah/tutupan lahan
umumnya terjadi karena factor manusia seperti penambahan penduduk
dan struktur sosial dan factor alami seperti kekeringan, banjir,
kebakaran dan gunung meletus (Abdullah, 2008).
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Lahan
Menurut Wijaya (2004), terjadinya perubahan penutupan lahan
akibat factor dari pertumbuhan penduduk, mata pencaharian,
aksesibilitas, dan fasilitas pendukung kehidupan serta kebijakan
pemerintah. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di suatu wilayah
mendorong penduduk untuk membuka lahan baru yang digunakan
sebagai wilayah pemukiman ataupun lahan budidaya.
-
5
2.4 Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh merupakan citra yang dapat digunakan untuk
informasi tutupan lahan, berdasarkan variasi ruang dan waktu.
Penginderaan jauh juga dapat digunakan untuk memetakan penutupan
lahan menggunakan citra berdasarkan pancaran gelombang merah.
Penginderaan jauh dapat juga menggunakan satellite yang berbeda,
untuk merekam suatu daerah untuk menghasilkan data resolusi spasial
berdasarkan waktu dimasa lalu untuk untuk identifikasi tutupan lahan
(seperti hutan, padang rumput, ekosistem dan perkotaan) dan
mengukur luasan tutupan lahan yang terkait dan data yang dikumpulkan
sesuai dengan pancaran panjang gelombangnya (Milton J, 2008).
2.5 SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah kumpulan yang
terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data
geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk
memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, serta
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografi (Yusri 2011).
Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database,
seperti query dan analisa statistic dengan kemampuan visualisasi dan
analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah
yang membedakan SIG dengan system Informasi lainnya yang
membuatnya menjadi berguna bagi berbagai kalangan untuk
menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi yang
akan terjadi (Aini, 2007).
-
6
3. Metode Praktek Kerja Lapang
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilakukan dengan cara pendekatan
analisis penginderaan jauh dengan metode perbandingan citra multi
temporal untuk melihat perubahan yang terjadi. Pelaksanaan PKL ini
dibagi dalam tiga tahap, yaitu pengelolaan citra awal, survey lapangan
dan pengelolaan citra lanjutan.
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang
(PKL) ini adalah:
Alat Bahan (Data)
1. 1 Unit laptop
2. Perangkat lunak :
ER Mapper 7.1
ARCGis 9
3. GPS Garmin 60CSX
1. Citra satelit LANDSAT-5 TM
Tanggal :
17 Agustus 1995
2. Citra satelit LANDSAT-7 ETM+
tanggal :
17 Agustus 2000
17 Agustus 2005
17 Agustus 2010
3. Citra satelit LANDSAT-8
tanggal :
17 Agustus 2013
4. Peta Rupa Bumi (Bali)
5. Peta Rupa Bumi Digital (Bali)
Table 1. Alat dan Bahan
3.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada PKL saat ini berasal dari
Citra Satelit Landsat, yakni Citra Satelit Landsat-5 TM, Citra Satelit
Landsat-7 ETM+, dan Citra Satelit Landsat-8. Spesifikasi dari setiap
Citra Satelit Landsat diatas akan dijabarkan sebagai berikut :
-
7
Band Micrometers Resolution Type
Opto-
Mechanical
Sensor
1 0.45 to 0.53 30 m Spasial
resolution
30-120 m
2 0.52 to 0.60 30 m Spectral range 0.45-12.5 m
3 0.63 to 0.69 30 m Number of
bands
7
4 0.76 to 0.90 30 m Temporal
resolution
16 days
5 1.55 to 1.75 30 m Size of image 185 x 172 km
6 10.40 to 12.50 120 m Swath 185 km
7 2.08 to 2.35 30 m Stereo N
Programmable Y
Tabel 2. Spesifikasi band Landsat-5 TM (NASA,2002)
Band Micrometers Resolution Type
Opto-
Mechanical
Sensor
1 0.45 to 0.515 30 m Spasial
resolution
15/30/60 m
2 0.525 to 0.605 30 m Spectral range 0.45-12.5 m
3 0.63 to 0.690 30 m Number of
bands
8
4 0.75 to 0.90 30 m Temporal
resolution
16 days
5 1.55 to 1.75 30 m Size of image 183 x 170 km
6 10.40 to 12.50 60 m Swath 183 km
7 2.08 to 2.35 30 m Stereo N
8 0.52 to 0.90 15 Programmable Y
Tabel 3. Spesifikasi band Landsat-7 ETM+ (NASA,2002)
Band Micrometers Resolution Type
Opto-
Mechanical
Sensor
1 0.433 to 0.453 30 m Spasial
resolution
15/30/60 m
2 0.450 to 0.515 30 m Spectral range 0.45-12.5 m
3 0.525 to 0.600 30 m Number of
bands
8
4 0.630 to 0.680 30 m Temporal
resolution
16 days
5 0.845 to 0.885 30 m Size of image 183 x 170 km
6 1.560 to 1.660 30 m Swath 183 km
7 2.100 to 2.300 30 m Stereo N
-
8
8 0.500 to 0.680 15 Programmable Y
9 1.360 to 1.390 30 m
10 10.30 to 11.30 100 m
11 11.50 to 12.50 100 m
Tabel 4. Spesifikasi band Landsat-8
Adapun langkah-langkah dalam pengambilan sumber data
melalui citra satelit sebagai berikut :
Prinsip dari sistem kerja penginderaan jarak jauh
menggunakan satelit berdasarkan adanya perbedaan daya
refleksitas energi elektromagnetik masing-masing objek dipermukaan
bumi. Daya refleksitas yang berbeda-beda oleh sensor akan direkam
didefinisikan sebagai objek yang berbeda yang dipresentasikan
dalam sebuah citra. Untuk keterangan lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 2.
Gambar 2. Interaksi sinar matahari dengan objek yang diterima sensor satelit (Yusri, 2011)
Kondisi Permukaan Bumi
Sensor
Obserfasi dan Pengukuran
Data Citra
Spasial Data Base
Gambar 1. Bagan alur pengambilan data dengan metode penginderaan jauh
-
9
Gelombang elektromagnetik yang dipantulkan permukaan bumi
akan melewati atmosfer sebelum direkam oleh sensor. Awan, debu,
atau partikel-partikel lain yang berada di atmosfer akan membiaskan
pantulan gelombang ini. Atas dasar pembiasan yang terjadi, sebelum
dilakukan analisa terhadap citra diperlukan kegiatan koreksi
radiometrik (Putra, 2010).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan
menggunakan alat penginderaan yang disebut dengan sensor.
Sensor pengumpul data penginderaan jauh umumnya di pasang
dalam suatu platform yang berupa pesawat terbang atau satelit. Data
penginderaan jauh berupa citra (imagery). Data tersebut dapat
dianalisis untuk mendapatkan infornformasi tentang objek, daerah
atau fenomena yang diteliti. Proses penerjemahan data
penginderaan jauh menjadi informasi disebut interpretasi data.
Apabila interpretasi dilakukan secara digital maka di sebut
interpretasi citra digital (Digital image interpretation) (Putra, 2010).
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang akan dijalani di
Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) yang berlokasi di
Perancak, Jembrana, Bali, meliputi segala aktivitas yang
berhubungan dengan proses pengolahan data citra dan pembuatan
peta khususnya pada wilayah pesisir Kecamatan Kuta Sampai
Jimbaran-Kuta Selatan, Bali untuk Memetakan sebaran karakteristik
penutupan lahan.
-
10
3.4 Pengolahan Citra Awal
3.4.1 Pemulihan Citra
Proses ini dilakukan untuk memulihkan data citra yang mengalami
distorsi kearah gambaran yang lebih sesuai dengan gambaran
aslinya. Dalam pemulihan citra ini termasuk didalamnya koreksi
berbagai distorsi/kesalahan radiometric dan geometric yang mungkin
ada pada citra asli.
Hal ini bisa terjadi karena dua faktor, yaitu : kesalahan respon
detektor, yang terjadi akibat tidak berfungsinya salah satu detector
pada waktu penyiaman (scanning) kesalahan pembacaan pada kanal
yang sama dan detector berhenti pada awal penyiaman. Factor yang
kedua yaitu karena pengaruh atmosfer yang mengakibatkan
terjadinya penurunan atau peningkatan nilai keabuan pixel (nilai digital
minimum dari nol) yang disebabkan oleh proses scattering
(hamburan) dan absorpsi (serapan) energy reflektan objek oleh
sebagian partikel atmosfer.
Koreksi geometric bertujuan untuk memperbaiki kesalahan posisi
atau letak objek. Distorsi ini dihasilkan oleh factor seperti variasi tinggi
satelit, ketegakan satelit dan kecepatannya. Koreksi geometric
dilakukan dalam dua tahap, yang pertama yaitu transformasi
koordinat (transformasi geometrik) dilakukan dengan menggunakan
bantuan titik control medan atau ground control point (GCP). Yang
kedua yaitu dilakukan proses Resampling yaitu proses penelitian
kembali nilai pixel sehubungan dengan koordiant baru. Proses
resampling dilakukan dengan teknik nearest neighbor (pixel terdekat)
dimana lokasi pixel sesungguhnya dipilih yang terdekat dengan titik
pada citra yang kemudian ditranfer ke lokasi yang sesuai dengan
-
11
peta. Keunggulan dari teknik ini adalah nilai nilai pixel terhindar dari
perubahan.
3.4.2 Pemotongan Citra
Untuk membatasi citra sesuai dengan lokasi yang kita teliti, maka
perlu dilakukan pemotongan citra (cropping). Dari beberapa kanal
yang tersedia pada data citra asli Landsat, setelah pemotongan citra
hanya digunakan beberapa kanal saja dalam pengolahan citra.
3.4.3 Klasifikasi Penutupan Lahan
klasifikasi merupakan suatu proses dimana pixel-pixel
dikelompokkan kedalam suatu kelas dengan berdasarkan suatu nilai
kecerahan pixel yang bersangkutan. Kelas-kelas tersebut mewakili
objek yang berada di permukaan bumi. Dalam proses klasifikasi
terdapat dua metode pendekatan, yaitu klasifikasi terbimbing dan
klasifikasi tidak terbimbing inilah yang dijadikan pegangan atau acuan
bagi peneliti dalam melakukan pengecekan dilapangan dibantu
dengan peta rupa bumi.
3.5 Survey Lapangan
Survey lapangan adalah pengecekan lapangan (ground check)
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah pengkelasan
penutupan lahan yang kita lakukan sudah benar atau tidak, sehingga
dapat dilakukan training area. Pengamatan dilokasi penelitain
dilakukan dengan cara menetapkan daerah daerah yang mudah
diamati dan mewakili Jenis penutupan lahan yang kita buat.
3.6 Pengolahan Citra Lanjutan
3.6.1 Klasifikasi Penutupan Lahan Lanjutan
Pada tahap ini dilakukan klasifikasi kembali dengan
metode pendekatan klasifikasi terbimbing, dan dalam
-
12
menginterpretasikan citra dan suatu kenampakan objek didasarkan
pada data lapangan yang telah diperoleh. Klasifikasi terbimbimg
meliputi pengambilan contoh pixel (training area) pada citra
komposit yang mewakili masing-masing kelas penutupan lahan,
berdasarkan karakteristik spektrtal dan spasial masing-masing dan
data lapangan dibantu dengan referensi peta rupa bumi dan peta
rupa bumi digital.
3.6.2 Penggabungan Klasifikasi Penutupan Lahan Dan
Pengujian Perubahan
Setelah klasifikasi penutupan lahan masing-masing tahun (1995
- 2013) selesai, dilakukan penggabungan hasil klasifikasi dengan
menggunakan teknik overlay. Dari hasil penggabungan dapat dilihat
perubahan yang terjadi selama kurun waktu 1995 - 2013.
Perubahan ini kemudian akan diuji dengan menggunakan pengujian
nilai digital. Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan adanya
keterkaitan antara hasil klasifikasi 1995 - 2013 sehingga jika dalam
kurun waktu tersebut terjadi perubahan kelas klasifikasi di satu
daerah maka perubahan tersebut dapat dibuktikan melalui nilai
digitalnya.
3.6.3 Pembuatan Peta Area Perubahan Penutupan Lahan Di
Kawasan Pesisir Kuta Selatan
Setelah didapatkan hasil perubahan penutupan lahan dari hasil
klasifikasi melalui nilai digital dari citra satelit, lalu akan dilakukan
digitasi dari tiap kelas tutupan lahan untuk dijadikan Peta Penutupan
Lahan dengan menggunakan aplikasi ARCGis 9.
-
13
4. Jadwal/Waktu Praktek Kerja Lapang
4.1 Waktu dan Lokasi
Praktek Kerja Lapang tentang Kajian Perubahan Penutupan
Lahan Pada Wilayah Pesisir Dengan Memanfaatkan Penginderaan
Jauh Di Kecamatan Kuta Sampai Jimbaran-Kuta Selatan, Bali,
dilaksanakan di Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) yang
berlokasi di Perancak, Jembrana, Bali, selama dua minggu pada
tanggal 30 September 2013 13 Oktober 2013.
4.2 Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan PKL tertera pada tabel berikut :
No
Kegiatan Agustus
Septem ber
Okto Ber
Novem ber
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Proposal
2
Pengambilan &
Pengolahan data
3 Penyusunan
laporan
Table 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PKL
-
ix
5. Daftar Pustaka
Abdullah, R.O.D. 2008. Kajian Perubahan Penutupan Lahan Di Kawasan
Pesisir Kabupaten Aceh Utara, NAD Menggunakan Sistem
Informasi Geografis. Program Sarjana. IPB. Bogor
Aini, A. 2007. Sistem Informasi Geografis Pengertian Dan Aplikasinya.
STMIK AMIKOM. Yogyakarta
Milton, E.J. et al. 2008. Linking Remote Sensing, Land Cover And Disease.
Department of Geography, University of Southampton, Highfield,
Southampton
Noviansyah, M.T. 2000. Kajian Perubahan Penutupan Lahan Dengan
Memanfaatkan Penginderaan Jauh Di Wilayah Pesisir Teluk
Banten. IPB. Bogor
Putra, Mahardika. 2010. Penginderaan Jauh dengan ERMapper. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Wijaya, C.I. 2004. Analisis Perubahan Penutupan Lahan Kabupaten Cianjur
Jawa Barat menggunakan Sistem Informasi Geografis. Skripsi.
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Yusri, A. 2011. Perubahan Penutupan Lahan Dan Analisis Faktor Penyebab
Perambahan Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Program Sarjana. IPB. Bogor
-
x
6. Lampiran
Lampiran 1. Alur Praktek Kerja Lapang Kajian Perubahan Penutupan
Lahan Di Wilayah Pesisir Kuta Selatan
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian
Keterangan :
= Data ; = Proses ; = Hasil ; = Garis Proses
Studi pustaka dan pencarian data (Citra Landsat)
LANDSAT-5 17/8/1995
Pengolahan Citra Awal
Pemulihan
Citra
Pemotongan
Citra Klasifikasi
Penutupan Lahan
Survei Lapangan
Pengolahan Citra Lanjutan
Klasifikasi Penutupan lahan 17/8/1995 , 17/8/2000 , 17/8/2005 , 17/8/2010 , 17/8/2013
Penggabungan Citra
(overlay)
Analisis Perubahan
Penutupan Lahan
Peta Digitasi Area Tiap Kelas Penutupan Lahan
Di Wilayah Pesisir Kuta
Koreksi
LANDSAT-7 17/8/2000 17/8/2005 17/8/2010
LANDSAT-8 17/8/2013
-
xi
Lampiran 2. Curiculum Vitae Pengusul PKL
Nama : Yunus Hidayat
NIM : 105080601111058
TTL : Surabaya, 07 November 1991
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Tambak Piring Timur I/36 RT 001 RW 006
Kec. Asemrowo, Kel. Asemrowo, Surabaya
Prodi / Jurusan : Ilmu Kelautan / Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan
Kelautan
IPK : 3,23
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan
Th. Angkatan : 2010
No. Telp/HP : 085648132803
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan Tahun
SDN Asemrowo IV/65 1998-2004
SMPN 5 Surabaya 2004-2007
SMAN 9 Surabaya 2007-2010
Pengalaman Organisasi :
Organisasi Tahun
1. Pengurus OSIS (SMP) 2004 - 2007
2. Pengurus OSIS (SMA) 2007 - 2010
Demkian Curiculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Terima Kasih.
Malang, 04 September 2013
Hormat saya,
Yunus Hidayat
NIM: 105080601111058
-
xii
Lampiran 3. Curiculum Vitae Dosen Pembimbing
A. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : MOCHAMAD ARIF ZAINUL FUAD 2. Gelar : S.Kel, MSc. 3. NIDN : 0005108002 4. Tempat dan Tanggal Lahir : Nganjuk/05-10 1980 5. Jenis Kelamin : Laki-laki 6. Agama : Islam 7. Pangkat/Gol. Terakhir : Penata Muda/IIIa 8. Jabatan akademik/fungsional : Asisten Ahli Pada program studi : Ilmu Kelautan Jurusan : PSPK Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan UB 9. Jabatan Struktural saat ini : Ketua Laboratorium Pemetaan dan Perancangan Teknologi kelautan 10. Alamat Kantor / Telepon : Jl. Veteran Malang / 0341 553512 11. Alamat Rumah : Ds. Biru Gunungrejo Rt.4 RW.I Singosari
__Malang. B. DATA AKADEMIK 1. Pendidikan - S1 Program Studi : Ilmu Kelautan Bidang Ilmu : Marine GIS and Remote Sensing PT/Kota/Negara : Univ. Diponegoro/Semarang/Indonesia Tahun Lulus : 2004 - S2 Program Studi : Geo Information Science and Earth
__Observation Bidang Ilmu : Natural Resources Management Coral --
__Reef mapping PT/Kota/Negara : Universiteit Twente /Enschede/Belanda
Tahun Lulus : 2010 2. Bidang Keahlian : Dinamika Oseanografi dan Pemetaan
__Sumberdaya Pesisir dan Laut
Malang, 04 September 2013
Dosen Pembimbing,
M.A Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc
NIP. 19801005 200501 1 002