Download - Intoksikasi Narkotika & Withdrawal Effect
FK_UNTAR 2010
2
UU Narkotika No. 22 Tahun 1997• Narkotika golongan I
▫ Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan
▫ Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja• Narkotika golongan II
▫ Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan
▫ Contoh : morfin,petidin• Narkotika golongan III
▫ Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
▫ Contoh : kodein
FK_UNTAR 2010
3
UU Psikotropika No. 5 Tahun 1997• Psikotropika gol. I : hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. ▫ Contoh : ekstasi, shabu, LSD
• Psikotropika gol. II : berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan . ▫ Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin
• Psikotropika gol. III : berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan ▫ Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam
• Psikotropika gol. IV : berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan ▫ Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide,
nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo,Rohip, Dum, MG
FK_UNTAR 2010
4
Kelompok Depresan Kelompok stimulan Kelompok halusinogen
Gejala klinis • depresi SSP• Pemakai akan menjadi tenangpada awalnya, kemudian apatis, mengantuk dan tidak sadar diri. • Semua gerakrefleks menurun, mata menjadi sayu, daya penilaian menurun, gangguan terhadapsistem kardiovaskuler
• merangsangfungsi tubuh. • Pada awalnya pemakai akan merasa segar, penuh percaya diri• kemudian berlanjut menjadi susah tidur, perilaku hiperaktif, agresif, denyutjantung jadi cepat, dan mudah tersinggung.
• gg. persepsi termasuk halusinasi seperti mendengar suara ataumelihat sesuatu tanpa ada rangsang. • Pemakai menjadi curiga berlebihan, mata menjadi merah dan agresif sertadisorientasi.
Contoh obat opioid heroin, morfin dan turunannya sedativa barbiturat dan diazepam, nitrazepam dan turunannya.
Amfetamin (shabu,esktasi), Kafein, Kokain
Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
FK_UNTAR 2010
5
Opiat
Opiat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan langsung oleh tanaman yang bernama poppy / papaver somniferum di mana di dalam bubuk tersebut terkandung morfin yang sangat baik untuk menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi sebagai obat antitusif.
Opioida dibagi dalam tiga golongan besar yaitu :- Opioida alamiah (opiat): morfin, cpium, kodein- Opioida semi sintetik : heroin/putauw, hidromorfin- Opioida sintetik : meperidin, propoksipen, metadon
Opiat Sintetik / Sintetis mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. yang memiliki fungsi sebagai obat penghilang rasa sakit.
• Metadon menyembuhkan ketagihan pada opium / opiat yang berbentuk serbuk putih. Opiat sintesis dapat memberi efek seperti heroin, namun kurang menimbulkan ketagihan / kecanduan.
FK_UNTAR 2010
6
Amfetamin • Nama generik amfetamin adalah D-pseudo epinefrin berhasil disintesa tahun 1887, dan
dipasarkan tahun 1932 sebagai obat• Nama jalannya : seed,meth,crystal,uppers,whizz dan sulphate• Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan,digunakan dengan cara
dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet biasanya diminum dengan air.
Ada dua jenis amfetamin :- MDMA (methylene dioxy methamphetamin), mulai dikenal sekitar tahun 1980• dengan nama Ekstasi atau Ecstacy.• Nama lain : xtc, fantacy pils, inex, cece, cein, e• Terdiri dari berbagai macam jenis antara lain : white doft, pink heart, snow• white, petir yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul- Methamfetamin ice• Nama lainnya shabu-shabu, SS, ice, crystal, crank.• Cara penggunaan : dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya
dihisap, atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (bong)
FK_UNTAR 2010
7
LSD (Lysergic acid)• Termasuk dalam golongan halusinogen,dengan nama jalanan : acid, trips,
tabs, kertas.• Bentuk yang bisa didapatkan seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar
1/4 perangko dalam banyak warna dan gambar, ada juga yang berbentuk pil, kapsul.
• Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam.
• Efek rasa ini bisa disebut tripping Yang bisa digambarkan seperti halusinasi terhadap tempat, warna dan waktu.
• Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu Hingga timbul obsesi terhadap halusinasi yang ia rasakan dan keinginan untuk hanyut didalamnya, menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan alama-lama membuat paranoid.
FK_UNTAR 2010
8
Kokain /Cocaine Hydrochloride • Kokain mempunyai dua bentuk yaitu : kokain hidroklorid dan free base. Kokainberupa kristal pitih. Rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari free base. Freebase tidak berwarna/putih, tidak berbau dan rasanya pahit
• Nama jalanan dari kokain koka,coke, happy dust, charlie, srepet, snowsalju, putih. • Biasanya dalam bentuk bubuk putih yang didapat dari ekstraksi serta isolasi daun coca (erythoroxylon coca) yang dapat menjadi perangsang pada sambungan syaraf dengan cara / teknik diminum dengan mencampurnya dengan minuman, dihisap seperti rokok, disuntik ke pembuluh darah, dihirup dari hidung dengan pipa kecil, dan beragam metode lainnya.• Kenikmatan menggunakan kokain hanya dirasakan sebentar saja, yaitu selama 1-4 menit seperti rasa senang riang gembira, tambah pede, terangsang, menambah tanaga dan stamina, sukses, dan lain-lain. Setelah 20 menit semua perasaan enak itu hilang seketika berubah menjadi rasa lelah / capek, depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi dan lagi sampai mati.
FK_UNTAR 2010
9
Ganja / Mariyuana / KanabisMariyuana adalah tanaman semak / perdu yang tumbuh secara liar di hutan yang mana daun, bunga, dan biji kanabis berfungsi untuk relaksan dan mengatasi keracunan ringan (intoksikasi ringan).
Ganja dapat menimbulkan efek yang menenangkan / relaksasi. - Tubuh lemas dan lelah.- Bola mata menjadi besar.- Kemampuan konsentrasi berkurang.- Daya tangkap syaraf otak berkurang.- Penglihatan kabur / berkunang-kunang.- Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang.- Rasa gembira.- Percaya diri / PD meningkat pesat.- Peka pada suara.
Zat getah ganja / THC (delta-9 tetra hidrocannabinol) yang kering bernama hasis, sedangkan jika dicairkan menjadi minyak kanabasis. Minyak tersebut sering digunakan sebagai campuran rokok atau lintingan tembakau yang disebut sebagai cimenk, cimeng, cimenx, joint, spleft, dan sebagainya.
FK_UNTAR 2010
10
Morfin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta isolasi opium dengan zat kimia tertentu untuk penghilang rasa sakit atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu.
Heroin adalah keturunan dari morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi yang dapat menimbulkan ketergantungan / kecanduan yang berlipat ganda dibandingkan dengan morfin.
Kodein adalah sejenis obat batuk yang digunakan oleh dokter,namun dapat menyebabkan ketergantungan / efek adiksi sehingga peredarannya dibatasi dan diawasi secara ketat.
FK_UNTAR 2010
11
SEDATIF-HIPNOTIK (BENZODIAZEPIN)• Digolongkan zat sedatif (obat penenang) dan hipnotika (obat
tidur)• Nama jalanan dari Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.• Pemakaian benzodiazepin dapat melalui : oral,intra vena dan
rectal• Penggunaan dibidang medis untuk pengobatan kecemasan
dan stres serta sebagai hipnotik (obat tidur).
FK_UNTAR 2010
12
SOLVENT / INHALANSIA
• Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup.
• Contohnya :▫Aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan
untuk dry cleaning, tiner,uap bensin.• Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak
dibawah umur golongan kurang mampu/ anak jalanan
• Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala terasa berputar, halusinasi ringan, mual, muntah, gangguan fungsi paru, liver dan jantung.
FK_UNTAR 2010
13
Minuman beralkohol • Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu.
• Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia.
• Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu :- Golongan A : kadar etanol 1-5%, (Bir)- Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur)- Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput.)
FK_UNTAR 2010
14
Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
• senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin.
• Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin.
Tembakau : Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
• Pada upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih berbahaya.
FK_UNTAR 2010
15
Bahan/ obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut :•Sama sekali dilarang : Narkotoka golongan I dan
Psikotropika Golongan I.•Penggunaan dengan resep dokter : amfetamin,
sedatif hipnotika.•Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan
lain-lain.•Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol,
rokok.
FK_UNTAR 2010
16
Mekanisme toksisitas • Pada umumnya kel. Opiat mempunyai kemampuan u/ menstimulasi
SSP melalui aktivasi reseptornya efek sedasi & depresi napas Kematian krn apneu/ aspirasi paru dari cairan lambung.
• Rx toksisitas beragam tgantung cara pemberian, efek toleransi, lama kerja, masa paruh obat yg akhirnya menentukan tingkat toksisitas.▫ Reseptor μ1 analgesik, euforia, hipotermia▫ Reseptor μ2 bradikardi, depresi napas, miosis, euforia, p↓
kontraksi usus, ketergantungan fisik▫ Reseptor K spinal analgesik, depresi napas, miosis, hipotermia▫ Reseptor δ depresi napas, disporia, halusinasi, vasomotor
stimulasi▫ Reseptor γ inhibisi otot polos, spinal analgesik
FK_UNTAR 2010
17
μ K δ γ
Morfin Ag (+++) Ag(+) - (0) Ag(+)
Meperidin Ant (-) Ag (+) Ag(+)
Nalorpin Ant (-) Ag Ag (+++)
Nalokson Ant (---) Ant (-) Ag (-) Ant(-)
Tipe reseptor & aktivitasnya
Perkiraan waktu deteksi dalam urinAmfetamin 2 hari Kodein 2 hari
Barbiturat 1 hari (kerja pendek)3 minggu ( kerja panjang)
Heroin 1-2 hari
Benzodiazepin 3 hari Methadone 3 hari
Kokain 2-4 hari Morfin 2-5 hari
FK_UNTAR 2010
21
Overdosis obat yg sering terjadiObat Gambaran klinis Catatan Diuresis/ dialisis Antidot spesifik
Opioid P ↓ kesadaran, depresi napas, pupil kecil (pin point)
Mungkin perlu RJP
Nalokson 1-2 mg diulangi jika perlu
Kokain Bingung, agresi, halusinasi, kejang, CVA (stroke), MI, delirium
Sedasi diazepam, β-blocker u/ aritmia
Amfetamin & ‘E’
Terlalu waspada, aritmia, pupil dilatasi, hipertermia, hiponatremia, hiperkalemia, rhabdomyolisis, henti jantung
Penggantian cairan, dantrolen jika suhu inti > 39° C
FK_UNTAR 2010
22
Overdosis obat yg sering terjadiObat Gambaran klinis Catatan Diuresis/ dialisis Antidot
spesifikAspirin Hiperventilasi,
gg.penglihatan, tinitus, mual, muntah, asidosis
Bikarbonat IV bagi asidosis berat
Diuresis alkali berhasil, mulai jika kadar awal dlm darah 2,8 mmol/L
-
Barbiturat Mengantuk, koma, hipotensi, hipoventilasi, indurasi merah pd titik tekanan ekskremitas, pupil midriasis, refleks (-)
Sebagian pasien perlu th/ suportif, jrg memerlukan ventilasi
Digoksin Mual, muntah, aritmia Sering jika kadar K ↓
- Fragmen Ab fab digoksin spesifik
Benzodiazepin
Mengantuk – koma Jrg fatal & sgt perlu ventilasi
Tdk bermanfaat Flumazenil
FK_UNTAR 2010
23
Penanganan kegawatan
1. Bebaskan jalan napas2. Berikan O2 100% sesuai kebutuhan3. Pasang infus dextrose 5% emergensi
atau NaCl 0,9 %; cairan koloid bila diperlukan
FK_UNTAR 2010
24
Sebaran menurut umur
Umur Jumlah %
< 15 0 0
15-19 51 25, 12
20-24 79 38, 92
25-29 40 19,70
30-34 17 8,38
35-39 8 3,94
> 39 8 3,94
FK_UNTAR 2010
26
Pemberian antidot nalokson
• Tanpa hipoventilasi : dosis awal 0,4 mgiv• Dgn hipoventilasi : dosis awal 1-2 mg iv• Bila tidak berespon dalam 5 menit ; nalokson 1-2 mg iv hingga
sadar, depesi pernapasan hilang, dilatasi pupil/ dosis max.• Efek nalokson ber< 20-40 menit dan pasien dlm keadaan
overdosis kembali, PERLU PEMANTAUAN KETAT tanda penurunan kesadaran, pernapasan, perubahan pupil
• Simpan sampel urin u/ pemeriksaan opiat urin & lakukan foto dada
• Pertimbangkan pemasangan ETT (endotracheal tube) bila pernapasan tidak adekuat, oksigenasi <, hipoventilasi
• Puasakan pasien u/ menghindari aspirasi akibat spasme pilorik
FK_UNTAR 2010
27
Pemeriksaan • Fisik
▫ Adanya bekas suntikan sepanjang vena di lengan,tangan kaki bahkan pada tempat-tempat tersembunyi misalnya dorsum penis.
▫ Pemeriksaan fisik terutama ditujukan untuk menemukan gejala intoksikasi/ioverdosis/putus zat dan komplikasi medik seperti Hepatitis, Eudokarditis, Bronkoneumonia, HIV/AIDS dan lain-lain.
▫ Perhatikan terutama : kesadaran, pernafasan, tensi, nadi pupil,cara jalan, sklera ikterik, conjunctiva anemis, perforasi septum nasi, caries gigi, aritmia jantung, edema paru, pembesaran hepar dan lain-lain.
• Psikiatrik▫ derajat kesadaran▫ daya nilai realitas▫ gangguan pada alam perasaan (misal cemas, gelisah, marah, emosi labil, sedih, depresi,
euforia)▫ gangguan pada proses pikir (misalnya waham, curiga, paranoid, halusinasi)▫ gangguan pada psikomotor (hipperaktif/ hipoaktif, agresif gangguan pola tidur, sikap
manipulatif dan lain-lain)
FK_UNTAR 2010
28
•Penunjang▫ a. Analisa Urin
Bertujuan untuk mendeeteksi adanya NAPZA dalam tubuh (benzodiazepin, barbiturat, amfetamin, kokain, opioida, kanabis)
Pengambilan urine hendaknya tidak lebih dari 24 jam dari saat pemakaian zat terakhir dan pastikan urine tersebut urine pasien
▫ b. Penunjang lain Untuk menunjang diagnosis dan komplikasi dapat pula dilakukan
pemeriksaan Laboratirium rutin darah,urin EKG, EEG Foto toraks Dan lain-lain sesuai kebutuhan (HbsAg, HIV, Tes fungsi hati, Evaluasi
Psikologik, Evaluasi Sosial)
FK_UNTAR 2010
30
Pasien pengguna opiat
Emergensi
IGD
Indikasi rawat
Tidak
Observasi
6 jam
pulang
Ya
Rawat HCU,
ICU,
ruang rawat inap
Tidak emergensi
Poliklinik rawat jalan
Indikasi rawat
Tidak ya
Overdosis, gejala putus obat, komplikasi ARDS, AIDS, dll
perburukan
Poliklinik rawat jalan
REHABILITASIDetoksifikasi
FK_UNTAR 2010
31
NARCOTICS ANONYMOUS (NA)
• NA adalah kumpulan orang,baik laki-laki maupun perempuan yang saling berbagi rasa tentang pengalaman, kekuatan, dan harapan untuk menyelesaikan masalah dan saling menolong untuk lepas dari NAPZA (khususnya Narkotika).
• Satu-satunya syarat untuk menjadi anggota NA adalah keinginan untuk berhenti memakai Narkotika. NA tidak terikat pada agama tertentu,pahak politik tertentu maupun institusi tertentu.
• Mereka mengadakan pertemuan seminggu sekali. Pertemuan ini biasanya tertutup,hanya bagi anggota saja atau terbuka dengan mengundang pembicara dari luar.
• Mereka menggunakan beberapa prinsip yang terhimpun dalam 12 langkah (the twelve steps).
FK_UNTAR 2010
33
Alkohol • Pasien telah menyalah gunakan alkohol biasanya setiap hari minimal 3 bulan, atau
mereka telah dikonsumsi dalam jumlah besar untuk minimal 1 minggu (yaitu, pesta minuman keras).
• Penarikan gejala muncul dalam waktu 6-12 jam setelah individu berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol.
• Ciri penarikan alkohol adalah sebuah kontinum dari tanda dan gejala mulai dari tremulousness sederhana untuk DT. Spektrum sangat bervariasi, dan gejala tumpang tindih dalam waktu dan durasi.Oleh karena itu, mendefinisikan konstelasi manifestasi berkisar antara ringan sampai parah (seperti tercantum di bawah ini) yang paling berguna secara klinis.
• Sebanyak 25% dari pasien dengan riwayat penyalahgunaan alkohol berkepanjangan halusinasi alkohol.
• Sekitar 23-33% pasien dengan penarikan alkohol signifikan kejang penarikan alkohol• DT, tanda yang paling kuat dari penarikan alkohol, terjadi 48-72 jam setelah minum
terakhir.• Untuk menumpulkan efek penghentian alkohol, beberapa pasien mungkin resor untuk
menelan zat-zat lain jika mereka tidak bisa mendapatkan minuman beralkohol biasa karena alasan keuangan.
FK_UNTAR 2010
34
Sedatif-hipnotik
• penggunaan kronis dari benzodiazepin, barbiturat, dan obat penenang atau hipnotik menghasilkan gejala-gejala penarikan penghentian menyerupai orang-orang sindrom alkohol penarikan.
• morbiditas tersebut / kematian erat terkait dengan sindrom alkohol penarikan.
• sindrom penarikan sedative-hipnosis ditandai dengan psikomotor diucapkan dan disfungsi otonom.
• Gejala biasanya terjadi 2-10 hari setelah penghentian mendadak obat, tergantung pada waktu paruh
FK_UNTAR 2010
35
OPIOID• Secara umum, penarikan opioid tidak langsung menimbulkan gejala yang
mengancam nyawa, kejang, atau delirium.• sindrom penarikan Opioid mungkin menyerupai penyakit seperti flu
berat. Sindrom ini ditandai dengan Rhinorrhea, bersin, menguap, lakrimasi, kram perut, kram kaki, piloerection (merinding), mual, muntah, diare, dan pupil melebar.
• Berubah status mental, disorientasi, halusinasi, dan kejang, yang merupakan karakteristik DT, tidak terlihat dalam penarikan opioid.
• Waktu paruh dari sindrom penarikan opioid menyebabkan menentukan onset dan durasi gejala.Sebagai contoh, heroin dan metadon gejala penarikan puncak dalam 36-72 jam dan 72-96 jam, masing-masing, dan dapat berlangsung selama 7-10 hari dan setidaknya 14 hari, masing-masing.
• Orang dengan jangka panjang penyalahgunaan intravena (IV) obat yang rentan terhadap sejumlah masalah menular, termasuk namun tidak terbatas pada hal berikut; endokarditis, emboli septik, osteomyelitis, septic arthritis, abses (yaitu, m. psoas, otak, dan epidural), dan virus hepatitis.
FK_UNTAR 2010
36
Stimulan (kokain dan amfetamin)• Sindrom ini menyerupai gangguan depresi berat.• Manifestasi termasuk dysphoria, tidur berlebihan, kelaparan, dan
keterbelakangan psikomotorik parah, sedangkan fungsi vital terjaga dengan baik.
• Pasien biasanya dalam tidur nyenyak dengan tanda-tanda vital normal, dan ia mungkin memiliki sejarah binging retak-kokain dan episode serupa ("crash") di masa lalu. Pasien mungkin akan begitu termotivasi untuk melakukan apa pun kecuali tidur dengan nyenyak bahwa penyebab lain karena kurangnya pasien daya tanggap diduga. Dalam hal ini, pemulihan penuh bertahap dan hasil pemeriksaan negatif akan diharapkan.
• gejala depresi berat dapat berlangsung sampai dengan 2 hari, meskipun yang ringan mungkin berlangsung sampai 2 minggu.
FK_UNTAR 2010
37
Temuan fisik• Tanda-tanda vital
▫ Badai adrenergik sentral yang terjadi selama hasil penarikan alkohol di hiperventilasi, takikardia, hipertensi, tremor, hipertermia, dan diaforesis.
▫ demam rendah kelas yang umum karena aktivitas motorik meningkat.▫ Hipotermia dapat dilihat dengan ensefalopati Wernicke.
• Kepala dan temuan leher▫ Stigmata alkoholisme kronis (misalnya, fasies memerah, angiomata spider vaskuler)
mungkin ada.▫ Kelumpuhan otot luar mata dan nystagmus dapat menunjukkan ensefalopati
Wernicke atau proses intraserebral lainnya. Temuan ini penting karena mereka mewakili kesempatan untuk mendiagnosa kondisi siap diobati.
▫ Gigi sering diabaikan dan mungkin menjadi sumber infeksi.▫ Lidah laserasi dapat menunjukkan kejang sebelumnya atau trauma lainnya. Lidah
juga merupakan tempat yang handal untuk mencari tremor penarikan.▫ Tentukan apakah bukti kepala dan trauma wajah (misalnya, tanda-tanda patah
tulang tengkorak basilar) hadir karena hal ini merupakan kesempatan umum untuk intervensi kritis.
FK_UNTAR 2010
38
Temuan fisik• Temuan dada pd penarikan alkohol
▫ Takipnea diharapkan selama penarikan alkohol, tetapi dyspnea tidak diharapkan.
▫ fraktur Rib yang umum pada orang dengan alkoholisme kronis; patah tulang rusuk baru-baru ini mungkin berhubungan dengan pneumotoraks.
▫ Catatan tanda-tanda pneumonia (misalnya, batuk, produksi dahak, demam, mengi lokal, konsolidasi, gangguan pernapasan).
▫ respirasi Kussmaul dapat mewakili mendasari asidosis metabolik. Penyebab umum dalam pengaturan penarikan alkohol termasuk ketoasidosis beralkohol (AKA) dan mengkonsumsi alkohol atau obat yang mengakibatkan asidosis metabolik (misalnya, metanol, etilen glikol, salisilat).Konsumsi alkohol (isopropil alkohol) tidak menyebabkan asidosis metabolik atau respirasi Kussmaul.
• Temuan dada pada penarikan candu▫ Pasien dengan ketergantungan opiat yang berisiko tinggi untuk infeksi HIV dan
rentan terhadap pneumonia yang terkait dengan AIDS, terutama yang disebabkan oleh Pneumocystis carinii danMycobacterium tuberculosis.
▫ Catatan gejala dan bukti fisik batuk, batuk darah, demam, dan takipnea.
FK_UNTAR 2010
39
Temuan fisik• Temuan jantung
▫ Takikardia dan hipertensi yang umum dan diharapkan selama penarikan alkohol.▫ A murmur (khususnya murmur trikuspid atau pulmonal kanan sisi) dan demam pada
pasien dengan riwayat penyalahgunaan obat intravena mengkhawatirkan karena kemungkinan endokarditis. Darah budaya dan ekokardiografi merupakan ditunjukkan dalam keadaan ini untuk menentukan apakah endokarditis infektif hadir.
• Temuan perut▫ Stigmata alkoholisme kronis termasuk medusa caput, ascites, dan
hepatomegali. Splenomegali dapat dideteksi pada pasien dengan sirosis.▫ kelembutan perut Diffuse pada pasien dengan asites dapat menunjukkan peritonitis
bakteri spontan , tetapi penyebab lain dari peritonitis (misalnya, radang usus buntu pecah) dapat terjadi juga. Temuan peritoneal tidak boleh berasal opiat penarikan, meskipun kesulitan pencernaan signifikan dengan kram dan muntah yang umum.
▫ pemeriksaan rektal dapat menunjukkan bukti perdarahan GI.▫ menggunakan Opiat menekan peristaltik dan umumnya menghasilkan sembelit
kronis. Selama penarikan, suara usus meningkat, kram perut, muntah, dan diare dapat dilihat.
FK_UNTAR 2010
40
Temuan fisik• Temuan di ekstremitas
▫Periksa tungkai dan sendi untuk bukti trauma atau infeksi sendi.
▫gerakan pinggul Unexplained menyakitkan dan terbatas pada pasien dengan penyalahgunaan narkoba suntikan dan demam menunjukkan abses psoas.
• Temuan Kulit▫Spider angioma, ginekomastia, dan rambut kemaluan jarang
yang umum pada orang dengan alkoholisme kronis.▫Pasien dengan penyalahgunaan obat intravena memiliki bukti
suntikan, seperti tanda saluran, dan mereka sering memiliki tato untuk menutupi tanda ini.
▫Piloerection dan anserina Cutis (merinding) adalah umum selama penarikan candu.
FK_UNTAR 2010
41
Temuan fisik• Temuan SSP
▫ Alkohol penarikan hasil dalam urutan progresif meningkatkan kecemasan, agitasi, kebingungan, disorientasi, halusinasi visual dan auditori, kejang, dysphoria, panik, dan serangan berpotensi kekerasan pada orang lain.
▫ karena penarikan opioid juga dapat mempromosikan reaksi negatif dan kekerasan mungkin pada pasien yang terkena tetapi tidak berhubungan dengan delirium dysphoria.
▫ Cranial-saraf defisit dapat menunjukkan ensefalopati Wernicke (palsies saraf mata), trauma intrakranial, atau perdarahan.
▫ Ataxia dapat dilihat di -Korsakoff sindrom Wernicke .▫ Neuropati perifer adalah umum di alkoholisme kronis, tetapi sulit untuk
mengkonfirmasi pada pasien minimal koperasi.▫ defisit neurologis Focal, selain yang tercantum di atas, tanda-tanda
meningeal, dan koma bukan merupakan bagian dari gambaran klinis penarikan alkohol dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
FK_UNTAR 2010
42
•Pengobatan untuk tujuan penarikan etanol atau sedatif-hipnotik adalah sebagai berikut:▫Stabilisasi kondisi pasien dan pencegahan
pengembangan sindrom▫Pengobatan penarikan dengan menggantikan obat
penenang▫Penentuan masalah kesehatan dan inisiasi
perawatan yang tepat▫Disposisi yang tepat untuk perawatan berkelanjutan
dan pengobatan kecanduan
FK_UNTAR 2010
43
Pasien dalam penarikan alkohol ringan dapat diobati secara rawat jalan,• pemberian benzodiazepin dengan waktu paruh singkat dan beberapa
metabolit (misalnya, oxazepam) untuk mencegah akumulasi senyawa penenang. Obat ini awalnya diberikan sering dan dalam dosis yang lebih tinggi, dengan memperpanjang bertahap interval pemberian dosis dan pengurangan dosis lebih dari 1 minggu.
• dosis rendah clonidine (misalnya, 0.1-0.2 mg PO tid) dapat membantu membalikkan debit adrenergik pusat, sehingga mengurangi takikardia, hipertensi, takipnea, tremor, dan (mungkin) beberapa keinginan untuk alkohol.
• Penggunaan beta-blocker untuk mengurangi takikardia, hipertensi, dan mungkin kecemasan telah digambarkan dan kadang-kadang berguna, namun efeknya topeng tanda-tanda peringatan dari hiperaktivitas otonom jika pasien berkembang DT.
FK_UNTAR 2010
44
Pasien dengan moderat atau berat alkohol penarikan dan DT memerlukan rawat inap dan pertimbangan masuk ICU
• Pasien harus ditempatkan dalam ruangan yang tenang dengan pencahayaan rendah.
• hambatan fisik dapat diterapkan untuk mencegah cedera fisik yg tertunda sedasi.
• Dalam penarikan parah, kelainan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang umum, panduan kimia darah pasien penggantian cairan yang tepat dan memadai.
• Dibandingkan dengan penarikan ringan, dosis obat pengganti yang lebih besar, yang diperlukan untuk mengobati penarikan.
FK_UNTAR 2010
45
• Terapi putus opioida bertahap (gradual withdrawal)▫ Dapat diberi morfin,petidin,metadon atau kodein dengan dosis dikurangi sedikit
demi sedikit. Misalnya yang digunakan di RS Ketergantungan Obat Jakarta, diberi kodein 3 x 60 mg – 80 mg selanjutnya dikurangi 10 mg setiap hari dan seterusnya.
▫ Disamping itu diberi terapi simptomatik• Terapi putus opioida dengan substitusi non opioda
▫ Dipakai Clonidine dimulai dengan 17 mikrogram/kg BB perhari dibagi dalam 3-4 kali pemberian. Dosis diturunkan bertahap dan selesai dalam 10 hari
▫ Sebaiknya dirawat inap (bila sistole < 100 mmHg atau diastole < 70 mmHg), terapi harus dihentikan.
• Terapi putus opioida dengan metode ▫ Detoksifikasi cepat dalam anestesi (Rapid Opioid Detoxification).▫ Prinsip terapi ini hanya untuk kasus single drug opiat saja,di lakukan di RS
dengan fasilitas rawat intensif oleh Tim Anestesiolog dan Psikiater, dilanjutkan dengan terapi menggunakan anatagonist opiat (naltrekson) lebih kurang 1 tahun.
FK_UNTAR 2010
46
• Terapi putus zat sedative/hipnotika dan alkohol▫ Harus secara bertahap dan dapat diberikan Diazepam. Tentukan dahulu test
toleransi dengan cara : Memberikan benzodiazepin mulai dari 10 mg yang dinaikan bertahap sampai
terjadi gejala intoksikasi. Selanjutnya diturunkan kembali secara bertahap 10 mg perhari sampai gejala
putus zat hilang.• Terapi putus Kokain atau Amfetamin
▫ Rawat inap perlu dipertimbangkan karena kemungkinan melakukan percobaan bunuh diri. Untuk mengatasi gejala depresi berikan anti depresi.
• Terapi putus opioida pada neonatus▫ Gejala putus opioida pada bayi yang dilahirkan dari seorang ibu yang mengalami
ketergantungan opioida, timbul dalam waktu sebelum 48-72 jam setelah lahir. ▫ Gejalanya antara lain : menangis terus(melengking), gelisah,sulit tidur,diare,tidak
mau minum, muntah, dehidrasi, hidung tersumbat, demam, berkeringat.▫ Berikan infus dan perawatan bayi yang memadai.▫ Selanjutnya berikan Diazepam 1-2 mg tiap 8 jam setiap hari diturunkan
bertahap,selesai dalam 10 hari