0
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................iDAFTAR ISI...................................................................................................iiBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................11.2 Rumusan Masalah.................................................................................41.3 Tujuan Penelitian..................................................................................41.4 Manfaat Penelitian................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI2.1 Pengetahuan..........................................................................................7
2.1.1 Pengertian Pengetahuan............................................................72.1.2 Tingkat Pengetahuan................................................................82.1.3 Cara Mengukur Pengetahuan....................................................10
2.2 Kehamilan.............................................................................................102.3 Manfaat Fe Dalam Upaya Mencegah Anemia......................................11
3.3.1 Definisi Tablet Fe........................................................................113.3.2 Manfaat Tablet Fe Bagi Ibu Hamil..............................................113.3.3 Akibat Kekurangan Zat Besi Selama Hamil................................12
2.4 Kebutuhan Zat Besi Pada Wanita Hamil..............................................132.5 Nutrisi Penting Selama Kehamilan.......................................................142.6 Anemia Pada Kehamilan......................................................................15
2.6.1 Penyebab Anemia Pada Kehamilan..........................................152.6.2 Gejala-Gejala Yang Muncul Pada Anemia...............................162.6.3 Derajat Anemia.........................................................................172.6.4 Macam-Macam Anemia Selama Kehamilan............................18
2.7 Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi................................232.8 Kerangka Konsep Penelitian.................................................................30
2.8.1 Kerangka Konsep......................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN3.1 Desain Penelitian..................................................................................313.2 Populasi dan Sampel.............................................................................313.3 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................333.4 Alat Pengumpulan Data........................................................................353.5 Pengolahan Data...................................................................................373.6 Analisa Data..........................................................................................393.7 Etika Penelitian.....................................................................................40
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil disebut
”Potensial danger of mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak),
karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait
dalam pelayanan kesehatan pada hari terdepan, ( Manuaba, 2001 ).
Menurut WHO 4% kematian para ibu di negara yang sedang berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling
berinteraksi.
(Sarwono, 2000).
Dari hasil pemeriksaan 640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang
mengatakan tidak rutin meminum tablet Fe, anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia
seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat inertia uteri, perdarahan post
partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum
(Manuaba, 2001).
1
2
Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar
antara 10% dan 20% karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat
penting dalam timbulnya anemia maka dapat dipahami bahwa frekuensi itu lebih
tinggi lagi di negara-negara yang sedang maju.
Tingginya angka anemia pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi terhadap
tingginya angka BBLR di Indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000 bayi
dan angka resiko kematian bayi mencapai 32,5% setiap tahun nya.
(Depkes, 2004).
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dinas kesehatan propinsi
Jawa Barat mempunyai program suplementasi tablet tambah darah (Fe) yang bisa
didapatkan di Puskesmas daerah. Tablet tambah darah dapat menghindari anemia
besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Pada beberapa ibu hamil, zat besi
yang terkandung dalam vitamin kehamilan bisa menyebabkan sembelit atau
diare.
Berdasarkan data yang didapat dari Dinkes Kabupaten Asahan ada sekitar
30% ibu hamil yang mengalami anemia, berdasarkan data dari Desa Sei Kamah
pada bulan Juni-Juli tahun 2013, ada sekitar 26 orang ibu hamil yang
mengalami anemia dari 40 orang ibu hamil yang diperiksa kehamilan nya di Desa
Sei Kamah.
Di Desa Selajambe, ibu hamil selalu diberikan tablet Fe secara rutin setiap
ANC, namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui pentingnya
3
mengkonsumsi tablet Fe sehingga terjadi ketidakpatuhan ibu hamil untuk
meminum tablet Fe.
Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi diantaranya
300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu, untuk
itulah ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari.
(Manuaba, 2001).
Secara umum, ketidak patuhan dapat menyebabkan meningkatnya resiko
berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau memperburuk
kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20%
opname di Rumah Sakit merupakan akibat dari ketidakpatuhan pasien terhadap
aturan pengobatan. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat
mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia. Pemberian
informasi tentang anemia akan menambah pengetahuan mereka tentang anemia,
karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil
dapat patuh meminum tablet Fe.
Akhir akhir ini menunjukan dengan jelas bahwa bayi yang lahir dari ibu ibu
yang mengalami anemia mengalami kenaikan yaitu mencapai 24,9%, sampai
dengan saat ini prevalensi Ibu hamil anemia masih cukup tinggi yaitu 16,7%
(Depkes,2007).
Pada bulan Agustus 2013 penulis telah melakukan studi pendahuluan
terhadap 22 orang ibu hamil di Desa Gunung jaya didapatkan hasil 14 orang ibu
hamil mengatakan kurang mengetahui tentang tablet Fe, dan 8 orang mengatakan
mengetahui tentang tablet Fe pada ibu hamil.
4
Berdasarkan hasil study pendahuluan tersebut diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang ” Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Tablet Fe di Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap Tahun 2013”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat suatu rumusan
permasalahan sebagai berikut ”Bagaimanakah pengetahuan ibu hamil tentang
tablet Fe di Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap Tahun 2013”.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tablet Fe di Puskesmas
Sei Kamah Kec. Sei Dadap Tahun 2013”.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet fe di
Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap berdasarkan umur.
b. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang Tablet Fe Di
Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap beradasarkan paritas
c. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Tablet Fe
di Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap berdasarkan pendidikan.
d. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Tablet Fe
di Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap berdasarkan pekerjaan.
5
e. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Tablet Fe
di Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap berdasarkan sumber informasi.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan tentang metode penelitian yang telah diperoleh
selama perkuliahan. Untuk menambah wawasan terutama tentang manfaat
mengkonsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Untuk menambah khasanah bacaan atau kepustakaan diplomaIII
kebidanan Poltekes Yapkesbi Sukabumi serta dapat dikembangkan melalui
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Petugas / Tenaga kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan interpensi asuhan kebidanan
pada ibu hamil, khususnya mengenai pemberian tablet Fe dalam upaya
mencegah anemia.
4. Bagi Ibu Hamil
Menambah informasi dan pengetahuan kepada ibu hamil tentang Manfaat
mengkonsumsi Tablet Fe dalam upaya mencegah resiko anemia, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ibu hamil untuk
mengkonsumsi tablet zat besi sesuai anjuran tenaga kesehatan, yaitu
minimal dapat mencegah terjadinya kekurangan zat besi.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari ”tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia, yakni: penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu obyek tertentu termasuk ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diketahui oleh manusia, (Suriasumantri, 2000).
Pengetahuan dikumpulkan dengan tujuan untuk menjawab semua
permasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia dan untuk
digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan padanya.
Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain: adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya
dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang
tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan
tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah,
mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa, peningkatan
7
8
pengetahuan tidak mutlak di peroleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu
positif dan negatif, kedua aspek ilmiah yang pada akhirnya akan menentukan
sikap seseorang tentang suatu obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif
dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap obyek tertentu.
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitive mempunyai 6 tingkatan.
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real).
9
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan hasil
penelitian.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat
menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian
tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya:
dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut ber-KB,
tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya.
10
2.1.3 Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran dikemukakan Bloom dan Skiner (2007) adalah dengan cara
orang bersangkuta mengungkapkan kata-kata yang diketahuinya dalam
bentuk bukti atau jawaban baik lisan maupun tulisan. Bukti atau jawaban
tersebut merupakan reaksi dari suatu rangsangan yang berupa pertanyaan baik
lisan maupun tulisan. Pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk mengukur
pengetahuan umum dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :
a. Pertanyaan subjektif berupa jenis pertanyaan essay, disebut pertanyaan
subjektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari penilai 1
dengan yang lain dari waktu kewaktu yang lainya.
b. Pertanyaan objektif berupa pertanyaan pilihan ganda, salah betul dan
menjodohkanya, penilaian dari bentuk pertanyaan ini bersifat pasti tanpa
menggunakan subjektifitas dari perilaku.
Dari kedua bentuk pertanyaan diatas, pertanyaan objektif khususnya pilihan
ganda lebih disukai sebagai alat ukur karena cepat dinilai.
2.2 Kehamilan
Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama
kehamilan normal yaitu 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ), di hitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan,yaitu triwulan
pertama dimulai konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke
empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai 9
bulan. ( Prawirohardjo,2002 ).
11
Setiap bulan wanita melepas satu atau dua sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi). Kemudian pada tempat yang paling mudah masuklah sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur (konsepsi). Ovum yang telah dibuahi segera
membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim kemudian melekat pada
mokosan rahim untuk selanjutnya bersarang diruang rahim (nidasi).Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai
darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta).
Jadi untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi = pertilisasi), nidasi, dan plasentasi.
( Rustam Muhctar,2000 )
2.3 Manfaat Fe Dalam Upaya Mencegah Anemia
2.3.1 Definisi Tablet Fe
Tablet Fe adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama
kehamilan,bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil.bayi akan
menyerap dan manggunakan fe dengan cepat sehingga jika ibu kekurangan
masukan fe selama hamil,bayi akan mengmbil kebutuhan nya dari tubuh ibu
sehingga ibu mengalami animia dan merasa lelah. (Sunrinah,2008).
2.3.2 Manfaat Tablet Fe Bagi Ibu Hamil
Tablet Fe berfungsi untuk membentuk sel darah merah,sementara sel
darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat-zat makanan keseluruh
tubuh serta membantu proses metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi,
jika asupan Fe kedalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel darah merah
12
juga akan berkurang, tubuhpun akan kekurangan oksigen akibatnya timbullah
gejala anemia. (Samuel 2006)
2.3.3 Akibat Kekurangan Tablet Fe Selama Hamil
Kekurangan tablet Fe pada seseorang akan diambilkan dari zat besi
cadangan yang ada dalam tubuh, namun jika cadangan ini terus menurun
maka tubuh akan mengalami kekurangan zat besi yang berlarut-larut dan
perlu penanganan segera, karena kekurangan zat besi menyebabkan keletihan,
lemah badan, terdebar, sakit dada, kesukaran bernafas dan anemia. Sehingga
kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, kondisi ini meningkatkan resiko
kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi. Selain itu juga zat besi sangat
dibutuhkan perkembangan otak bayi di awal kelahiranya. (Junita 2006)
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada kebutuhan
wanita tidak hamil, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan tablet Fe selama
masa kehamilan sangatlah penting,adapun kegunaan tablet Fe tersebut adalah:
a. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan
b. Untuk mempermudahkan proses persalinan
c. Untuk memperkecil resiko BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
d. Untuk menambah berat badan ibu secara normal selama masa kehamilan
e. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri
f. Untuk mencegah gigi rontok dan tulang rapuh
g. Untuk mencegah anemia pada masa kehamilan
13
h. Agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas
i. Guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi
(www.makanan ibu hamil.co.id)
2.4 Kebutuhan Tablet Fe Pada Wanita Hamil
Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada
kehamilan dengan janin tunggal adalah : 200 – 600 mg untuk memenuhi
peningkatan masa sel darah merah, 200 – 370 mg untuk janin yang
bergantung pada berat lahirnya, 150 – 200 mg untuk kehamilan eksternal,
30 – 170 mg untuk tali pusat dan plasenta, 90 – 310 mg untuk menggantikan
darah yang hilang saat melahirkan.
Dengan demikian kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar
antara 580 – 1340 mg, dan 440 – 1050 mg diantaranya akan hilang dalam
tubuh saat melahirkan. Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil
memerlukan rata-rata 3,5 – 4 mg Zat Besi perhari, (Soe Jordan : 2004).
Sebagai gambaran banyak kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah
:
Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe
Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe
Untuk darah janin 100 mgr Fe
Jumlah 900 mgr Fe
Jika persalinan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan Fe dalam tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia
pada kehamilan berikutnya, (Zulhaida, 2007).
14
2.5 Nutrisi Penting Selama Kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan
yang mendasar dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
dan persiapan memberikan ASI diantaranya :
Perubahan metabolisme adalah
a. Metabolisme basal naik sebesar 15 % - 20 % dari semula, terutama
trimester ke III
b. Keseimbangan Asam basa mengalami penurunan dari 155 menjadi 145
perliter disebabkan hemodulasi darah dan kebutuhan mineral yang
diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg berat
badan atau sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :
1) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 – 40 gram untuk pembentukan janin.
2) Fospor, rata-rata 2 gram dalam sehari
3) Zat besi, 800 mg atau 30 – 50 mg sehari
4) Air, ibu hamil memerlukan cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
15
f. Berat badan ibu hamil bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg rata-rata 12,5
kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg perminggu.
(Wiknjosastro, 2005)
2.6 Anemia Pada Kehamilan
Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah
kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah kadar
Hemoglobin (Hb Normal 12 grm). Anemia kehamilan adalah anemia karena
kekurangan zat besi. Anemia pada kehmailan merupakan masalah nasional
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya
sangat besar terhadap sumber daya manusia.
Anemia hamil disebut “potensial danger to mother and child’anemia
(potensial membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dan semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada
masa yang akan datang.
(Manuaba, 2001).
2.6.1 Penyebab Anemia Pada Kehamilan
a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang
berasal dari sumber hewani yang mudah diserap.
b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada
kehamialan
c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid
yang berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.
d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Gultom, 2005).
16
2.6.2 Gejala-gejala yang Muncul pada Anemia
Menurut Indoglobal, (2007) gejala-gejala yang sering muncul pada
anemia :
a. 5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)
b. Nafsu makan menurun atau anoreksia
c. Sakit kepala
d. Konsentrasi menurun
e. Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk
f. Nafas pendek (pada anemia yang parah)
Pada pemeriksaan didapat gejala anemia,seperti:
a. Kulit pucat
b. Kuku-kuku jari pucat
c. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)
Menurut Sarwono, (2005). Pengaruh Anemia terhadap kehamilan
a. Pengaruh yang timbul akibat anemia pada ibu hamil:
1) Abortus
2) Partus prematurus
3) Partus lama karena inerlia uteri
4) Perdarahan post partum karena atonia uteri
5) Syok
17
6) Infeksi baik intra partum maupun post partum
7) Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100ml dapat
menyebabkan dekompensasi kordis.
b. Pengaruh anemia pada janin:
1) Kematian mudigah
2) Kematian perinatal
3) Prematuritas
4) Dapat terjadi cacat bawan
5) Cadangan besi kurang
Menurut Herlina, (2007) Cara mencegah anemia adalah:
a. Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani yang
mudah diserap.
b. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil minimal 90
tablet selama kehamilan.
c. Mengatur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga berencana
(KB)
2.6.3 Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu
hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3
kategori, yaitu normal (≥11 gr%), anemia ringan (9-10 gr%), anemia sedang
(7-8gr%) dan anemia berat (kurang dari 7 gr%). Berdasarkan hasil
pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah
18
sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi
14.00 mg/dl.
Klasifikasi anemia yang lain adalah :
a. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
b. Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang
c. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
(http://www.grahapermataibu.com/index.php?option=com_)
2.9 Macam-macam Anemia Selama Kehamilan
a. Anemia Defisiensi Besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah
defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling
berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai
hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu
kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada
kehamilan berikutnya.
Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi
besi (Scholl, 2000). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu
akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg;
sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu
sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total
ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita.
Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan
kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas
19
dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi
anemia defisiensi besi.
20
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama
trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai
penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester
ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan
besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut
dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah
besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan,
neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia defisiensi
besi. ( Arisman, 2007 ).
b. Anemia akibat perdarahan akut
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa
dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah
pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi
pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.
Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan
mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah
yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat
perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang
berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa
seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang
yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi
menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa
21
memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya
3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah.
( Sarwono, 2005 ).
c. Anemia pada penyakit kronik
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah
sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit
terutama infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat
sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit
hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,
endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi
antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-
penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi,
infeksi Human Imunologi Virus (HIV), dan peradangan kronik
merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.
Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan
anemia. Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi,
penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus
eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis
remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya
volume plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan
pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya
22
terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi
eritropoietin normal.
(Cavenee dkk,2000).
d. Defisiensi Vitamin B12/Definisi Megaloblastik
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12
selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh
menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah
suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan
ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai
pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa
lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri
berlebihan di usus halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama
kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein
pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 2000). Wanita yang telah
menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin
(vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani
gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama
kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk
menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena
kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita
23
yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa
Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).
e. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer,
talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan
paraksismal nokturnal hemoglobinuria
2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat
logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin
dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan
pada organ-organ vital
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas
dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis
obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang
berulang dapat membantu penderita ini.
24
f. Anemia Aplastik dan Hipoplastik
Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah
suatu penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai
anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum
tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 2001). Pada sekitar sepertiga
kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,
leukemia, dan gangguan imunologis.
Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan
mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang
menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis
(Young dan Maciejewski, 2000). Pada penyakit yang parah, yang
didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25
persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen.
(Suhemi, 2007).
2.10 Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah
tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter
atau oleh orang lain. (Arisman, 2004).
Menurut Sudarwati (2001) tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaan
kegiatan, yang sesuai dengan langkah-langklah yang telah ditetapkan, perhitungan
25
tingkat kepatuhan dapat di kontrol bahwa pelaksana program telah melaksanakan
kegiatan sesuai standar.
Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidak pahaman
tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang
berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas
kesehatan atau dengan tokoh yang menganjurkannya.
Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien akan mematuhi
seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan maka dia tidak perlu
lagi melanjutkan perilaku tersebut. (Sarwono2000).
Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tablet, dan bermanfaat bila diminum
secara teratur, tablet setiap hari selama kehamilan, Tablet tambah darah diminum
dengan air putih jamgam diminum dengan air teh, susu atau kopi
karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga
manfaatnya menjadi berkurang (Dep kes, 2002).
Kadang-kadang tablet tambah darah menimbulkan perasaan tidak enak seperti
sakit perut, mual, susah buang air besar, tinja berwarna hitam, ini karena
kandungan zat besinya tinggi yaitu 200 mg atau 60 mg besi elemental dan 0,25
mg asam folat untuk mengurangi sebaiknya tablet tambah darah di minum setelah
makan malam atau menjelang tidur, Akan tetapi lebih baik bila setelah minum
tablet tambah darah disertai makan buah-buahan seperti pisang ambon (Nuri,
2005).
26
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa indikator-indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap
kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit.
b. pengetahuan tentang cara pemeliharaan tentang kesehatan dan cara hidup
sehat.
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa keilmuan tentang pengetahuan dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Pengetahuan secara formal
Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui
tingkat pembelajaran tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan
Tinggi.
b. Pengetahuan secara informal
Pengetahuan informal adalah pengetahuan yang didapat dari luar lingkup
pendidikan. Pengetahuan informal didapat melalui media elektronik (TV,
radio atau alat elektronik lainnya) dan media masa (koran, majalah atau buku-
buku pelajaran) maupun dari orang lain yang memberikan informasi tentang
pengetahuan.
27
Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhan
pengetahuan :
1. Tingkat Pendidikan
Adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi
perubahan prilaku positif yang meningkat.
2. Informasi
Seseorang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.
3. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.
4. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan
5. Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan Pada
kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi
meminumnya secara rutin, hal ini dapat disebabkan karena faktor
ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak
yang diakibatkan minum tablet zat besi dan penyerapan atau respon tubuh
terhadap tablet zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan
hemoglobin sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang
28
berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri,
parasit usus seperti cacing tambang malaria. Faktor sosial ekonomi yang
rendah juga memegang peran penting kaitannya dengan asupan gizi ibu
selama hamil (Herlina, 2007).
Menurut Depkes RI (2002) dalam Niver (2002) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :
1. Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi
didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil
tersebut melakukan pemeriksaan ANC.
Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi (Depkes, 2002).
2. Tingkat Pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh terhadap
kepatuhan ibu meminum tablet besi (Depkes, 2001).
3. Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal
yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua kali
untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan
ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko
tinggi khususnya anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga
29
memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait
lainnya. Dalam setiap kinjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu
hamil apakah persediaannya cukup (Depkes, 2001).
Menurut WHO (2000) manfaat dan kepatuhan ibu hamil meminum
tablet zat besi yaitu :
a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi.
Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik
zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu
hamil untuk meminum tablet zat besi setiap hari.
b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari.
Menurut Smet (2001), beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu
hamil meminum tablet zat besi antara lain karena faktor program
dan faktor individu yang meliputi :
1) Individu tidak merasa dirinya sakit.
2) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang
ditimbulkan.
3) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam
tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama.
4) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri
lambung.
5) Kurang diterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain
dari suplemen besi.
30
6) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin
dan akan menyulitkan dalam persalinan.
Menurut WHO (2001) dampak dari ketidakpatuhan ibu hamil
meminum tablet Fe yaitu :
a. Bisa terjadi anemia defisiensi besi.
b. Meningkatkan bahaya kehamilan, persalinandan nifas.
Menurut Never, (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan
ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu :
a. Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi
seorang ibu hamil akan dengan senang hati meminum tablet zat
besi setiap hari apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari tablet zat
besi.
b. Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk
mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari.
c. Tenaga kesehatan memberikan petunjuk cara meminum tablet zat
besi.
d. Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat
besi setiap hari.
e. Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi
yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu
hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari.
31
2.11 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diteliti atau diukur melalui penelitian-penlitian yang dilakukan.
(Notoatmodjo, 2002).
Kerangka konsep penelitian yang dilakukan penulis terlihat pada bagan di
bawah ini.
Variabel Independen Variabel Dependen
2
3
4
Pengetahuan Ibu berdasarkan:- Umur - Paritas - Pendidikan- Pekerjaan- Sumber informasi
Tablet Fe
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan tujuan utama
memberikan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan crossectional yaitu suatu
penelitian dimana variabel yang termasuk kedalam kriteria responden dilakukan
pengukuran dan pengamatan pada waktu yang bersamaan. (Hidayat, 2007).
3.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiono (2004) dalam (Hidayat 2007) populasi adalah wilayah
generalisasi yang berdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik suatu kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah ibu
hamil yang ada di Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap dengan jumlah
populasi 221 orang ibu hamil.
31
33
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi. (Hidayat, 2007).
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan rumus proposi menurut
Arikunto yaitu “Bilamana populasi homogen sekedar encer-encer maka
apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga
penelitianya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya lebih
dari 100 maka jumlah dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25%. Pada
penelitian ini di dapat jumlah populasi sebanyak 221, jadi besarnya sampel
yang diambil pada penelitian ini yaitu:
n= N100
X 10 % n=221100
X 10 % = 22
Keterangan : n : Sampel Penelitian
N : Populasi
Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 22 orang ibu hamil.
Berdasarkan hal tersebut maka sample dalam penelitian ini adalah ibu
hamil. Kriterianya adalah ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik Random
Sampling yaitu pengambilan sampel sebagian responden dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
(Notoatmodjo,2005: 85).
34
Pengambilan sampel ini di ambil secara acak tetapi setiap responden
punya kesempatan yang sama dengan responden yang lainnya.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sei Kamah Kec. Sei Dadap
Tahun 2013.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data ini dilakukan pada bulan Agustus 2013.
3.4 Defenisi Operasional
3.4.1 Pengetahuan akseptor KB
Adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai efek samping
penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan. Dengan kategori:
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
Skala: ordinal
3.4.2 Umur
Adalah umur responden dalam tahun yang dimulai saat kelahiran sampai
ulang tahun terakhir. Dengan kategori:
a. < 20 tahun
35
b. 20-30 tahun
c. > 30 tahun
Skala: rasio
3.4.3 Paritas
Adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh ibu. Dengan kategori:
a. Primi: 1 anak
b. Secundi: 2 anak
c. Multi: 3-5 anak
d. Grande multi: > 5 anak
Skala: Ordinal
3.4.4 Pendidikan
Adalah proses belajar yang pernah ditempuh secara formal di dalam lembaga
pendidikan terakhir yang pernah diikuti responden. Dengan kategori:
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. PT
Skala: Ordinal
3.4.5 Pekerjaan
Suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keahlian yang menghasilkan dan
menguntungkan serta mendapat upah. Dengan kategori:
a. Tidak bekerja
36
b. Bekerja
Skala: Nominal
3.4.6 Sumber informasi
Alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi. Dengan kategori:
a. Tenaga kesehatan
b. Keluarga
c. Media cetak
Skala: nominal
3.5 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner adalah suatu alat pengumpulan data mengenai suatu
masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum atau orang
banyak (Notoatmodjo, 2002). Kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur
dan dibuat sendiri oleh penelitian berdasarkan konsep teoritisnya dengan jumlah
setiap sub variabel 4 pertanyaan dengan pembobotan nilai setiap jawaban
responden yang benar diberi bobot nilai 1 sedangkan apabila salah diberi bobot
nilai 0.
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji validitas
37
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
Keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen dikatakan
valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur
sesuatu yang akan diukur (Darwis, 2003).
Uji validitas dengan menggunakan tehnik korelasi product moment
dengan rumus sebagai berikut.
r :
N (∑ x∑ y )−(∑ xx )
√ {(N ∑ x2)−(∑ x2)} {( N∑ y2−(∑ y2 ))}
Keterangan :
r : Koefisien korelasi
N : Jumlah sample
X : Variable bebas
Y : Variable terikat
Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (Sugiono, 2005).
Setelah diujikan kepada 20 responden (r tabel = 0,444) didapatkan semua item
pertanyaan dalam variabel pengetahuan dan tindakan stimulasi dini telah
valid.
Dalam penelitian ini, uji validitasnya dilakukan di Desa Selajambe
kabupaten Sukabumi sebanyak 22 orang. Alasan dilakukannya uji validitas di
Desa tersebut karena mengingat salah satu syarat di lakukannya uji validitas
38
yaitu ditempat yang berbeda dengan tempat yang kita gunakan untuk uji
validitas yaitu harus homogen. Adapun item pertanyaan yang digunakan yaitu
sebanyak 20 soal. Dan instrumen tersebut dikatakan valid jika lebih atau sama
dengan r tabel 0,444.
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Nototatmodjo, 2005).
Bisa menggunakan rumus Spearman Brown.
r11=2 . rb1+rb
Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas internal seluruh item.
rb : korelasi product moment antara belahan.
3.6 Pengolahan Data
Dalam pengolahan data dan langkah-langkah yang akan dilakukan
diantaranya.
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan
39
cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari
setiap jawaban dan pertanyaan (Hidayat, 2007).
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang
terdiri atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses
pembacaan yaitu : Kode o jawaban salah, kode 1 jawaban benar (Hidayat,
2007).
3. Scoring
Setelah kuesioner dikumpulkan kemudian pengolahan data dilakukan
dengan penberian skor, dimana setiap jawaban diberi bobot,jawaban
”benar” = 1 dan jawaban ”salah” = 0. Hasil dari jumlah yang benar
diperoleh skor total.
Kemudian diklasifikasikan selanjutnya hasil perhitungan presentase
pengetahuan ibu hamil di Desa Selajambe tentang tablet Fe, sebagai
berikut:
Baik = 76-100%
Cukup = 56-75%
Kurang = < 55%
(Arikunto,2006)
4. Entry
40
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau data base komputer.
5. Tabulating
Tabulating adalah pemindahan data dari master tabel kedalam table
distribusi frekuensi.
6. Cleansing (Pembersihan data)
Penelitian melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukan
kedalam komputer untuk melihat apakah langkah langkah sebelumnya
diselesaikan tanpa ada kesalahan yang serius.
3.7 Analisis Data
1. Univariat
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan interprestasikan dengan menggunakan statistik,
kemudian diberikan interprestasi dan membandingkan hasil penelitian dengan
teori yang ada.(Notoadmojo,2005).
Analisis data yang digunakan adalah data univariat, dimana hanya
menyajikan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe di Desa
Selajambe.
Rumus yang yang digunakan adalah :
41
P = F/N x 100%
Keterangan :
P = Jumlah presentase
F = Frekuensi jumlah jawaban benar
N = Jumlah sampel keseluruhan
Untuk mempresentasekan tingkat pengetahuan maka digunakan
standar kriteria.
1. Tingkat pengetahuan baik, jika responden dapat menjawab 76-100%
pertanyaan dengan baik.
2. Tingkat pengetahuan cukup, jika responden dapat menjawab 51-75%
pertanyaan yang benar.
3. Tingkat pengetahuan kurang, jika responden dapat menjawab < 50%
pertanyaan dengan benar. ( Arikunto,2006: )
3.8 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini mendapat rekomendasi dari pihak Prodi D III Kebidanan
Poltekes YAPKESBI Sukabumi setelah disetujui oleh pembimbing I dan
pembimbing II selaku pembimbing penelitian. Kemudian permintaan secara
tertulis ke Puskesmas.
Kemudian penelitian akan dilakukan dengan memperhatikan masalah etika
antara lain sebagai berikut :
42
1. Lembar Persetujuan.
Lembar persetujuan menjadi responden ini diberikan kepada responden
sebelum diberikan kuisoner. Jika responden bersedia diteliti maka di minta
tanda tangan dilembar persetujuan berikut, tetapi jika tidak bersedia maka
peneliti menghormati hak-hak responden.
2. Tanpa Nama
Pada lembar persetujuan maupun lembar pertanyaan wawancara tidak akan
menuliskan nama responden tetapi hanya dengan memberi simbol saja.
3. Kerahasiaan
Pembenaran informasi oleh responden dan semua data yang terkumpul akan
menjadi koleksi pribadi tidak akan disebarluaskan kepada orang lain tanpa
seizin responden.