Transcript
Page 1: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 4

1.5 Prosedur Penulisan Makalah ............................................................................................ 5

1.6 Sistematika Penulisan Makalah ....................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kelelahan (Fatigue) ...................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Distribusi Birnbaum Saunders ...................................................................................... 10

3.2 Bentuk Fungsi Hazard .................................................................................................. 11

3.3 Perubahan Titik Hazard ................................................................................................. 16

3.4 Estimasi Perubahan Titik .............................................................................................. 19

BAB IV ANALISIS HASIL DAN ILUSTRASI CONTOH

4.1 Analisis Hasil .................................................................................................................. 21

4.2 Ilustrasi Contoh ............................................................................................................... 22

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 27

LAMPIRAN ............................................................................................................................... 28

Page 2: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

2

Abstrak

Dalam tulisan ini, dibahas bentuk fungsi hazard pada distribusi Birnbaum-Saunders. Secara khusus, ditetapkan bahwa fungsi hazard distribusi Birnbaum-Saunders adalah fungsi terbalik untuk semua nilai dari bentuk parameter . Pada reabilitas dan analisis survival, yang paling penting adalah untuk menentukan titik di fungsi hazard yang mencapai maksimum, disini digunakan estimator berbeda dari titik dan mengevaluasi kinerjanya dengan menggunakan simulasi Monte Carlo. Selanjutnya, menganalisis satu set data dan menggambarkan semua metode inferensial yang dikembangkan dan akhirnya membuat beberapa catatan penutup.

Page 3: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dua-Parameter distribusi Birnbaum-Saunders (BS) awalnya diusulkan oleh

Birnbaum dan Saunders [4, 5] sebagai distribusi waktu kegagalan untuk kegagalan

kelelahan(fatigue) yang disebabkan pembebanan bawah siklik. Fungsi distribusi kumulatif

dari dua parameter random Birnbaum Saunders dalam variabel T adalah dalam bentuk

푭(풕;휶,휷) =ퟏ휶

풕휷

ퟏퟐ−

휷풕

ퟏퟐ

, ퟎ < 푡 < ∞, 훼,훽 > 0 (ퟏ)

dimana Φ(. ) adalah normal standar fungsi distribusi kumulatif. Parameter 훼 dan 훽

di (1) dimana masing-masing merupakan bentuk dan skala parameternya. Meskipun

distribusi Birnbaum Saunders awalnya diusulkan sebagai distribusi waktu kegagalan untuk

kegagalan (kelelahan)fatigue dengan asumsi bahwa kegagalan ini dapat terlihat dengan

mengembangkan dan menumbuhkan celah yang dominan, derivasi lebih umum diberikan

oleh Desmond [9] didasarkan pada model biologis. Desmond [9] juga memperkuat

pembenaran untuk penggunaan distribusi ini, dengan asumsi yang dibuat awalnya oleh

Birnbaum dan Saunders [4]. Beberapa pekerjaan baru pada distribusi Birnbaum Saunders

dapat ditemukan di Balakrishnan. [2], dan Chang Tang [7, 8], Dupuis dan Mills [10], From

dan Li [11], Lemonte. [16], Rieck [23, 24], Ng . [18, 19], Owen [20] dan Xie dan Wei [26].

Tinjauan singkat dari perkembangan perbedaan pada distribusi Birnbaum Sauders sampai

1995 dapat ditemukan di buku oleh Johnson. [14].

Page 4: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

4

Hal ini dikenal (lihat untuk contoh, Johnson[14]) bahwa fungsi kepadatan distribusi

Birnbaum Saunders adalah unimodal. Meskipun beberapa artikel yang telah diterbitkan

dalam tiga tahun terakhir, pembahasannya mengenai metode ini dengan perbedaan

inferensial untuk parameter dan sifat dari distribusi Birnbaum Saunders, namun mengenai

bentuk fungsi hazard belum diperiksa mungkin dikarenakan bentuknya yang kompleks.

Mann . [17] menyebutkan bahwa fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders tidak

meningkat dalam fungsi t, meskipun mereka tidak memberikan bukti formal untuk itu.

Dalam tulisan ini, pertama-tama akan dibuktikan bahwa fungsi hazard dari distribusi

Birnbaum Saunders adalah fungsi terbalik dari t > 0 untuk semua nilai dari bentuk

parameter 훼 dan skala parameter ß.

Hal ini tidak umum untuk model survival dan data waktu kegagalan dengan

distribusi yang memiliki fungsi hazard yang monoton. Tapi dalam situasi praktis, fungsi

hazard tidak monoton dan pada kenyataannya meningkat sampai titik tertentu serta

kemudian menurun. Misalnya, dalam studi pemulihan dari kanker payudara, yang telah

diamati oleh Langlands. [15] bahwa kematian maksimum terjadi setelah sekitar tiga tahun

dan kemudian menurun perlahan-lahan selama periode waktu yang tetap. Namun contoh

lain menyangkut kanker paru-paru Veteran Administrasi yang mengungkapkan bahwa

tingkat kegagalan untuk kinerja kelompok rendah dan kelompok tinggi statusnya adalah

terbalik (Bennett [3]). Dalam kasus ini, kuantitas natural yang penting adalah titik dimana

fungsi hazard itu maksimum, lihat Gupta. [13]. Akhirnya, kita mengacu pada titik ini

sebagai titik perubahan fungsi hazard dan sebagai perubahan monotonisitas yang asalnya

meningkat menjadi menurun pada titik itu.

Page 5: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

5

Dalam makalah ini, diselidiki titik perubahan fungsi hazard dari distribusi Birnbaum

Saunders dan mendiskusikan beberapa metode estimasi untuk titik perubahannya.

Titik perubahan merupakan fungsi dari dua parameter distribusi Birnbaum Saunders,

yang akan menjadi logis untuk memperkirakan titik perubahan dengan mengganti parameter.

Beberapa metode estimasi telah dibahas oleh Ng et al. [18] yang telah diamati bahwa saat

penduga estimator moment dimodifikasi (The Modified Moment Estimator) dan bias

momen estimator dikoreksi dan dimodifikasi (The Bias-Corrected Modified Moment

Estimator) yang cukup efisien dan juga mudah untuk diterapkan ke dalam komputasi. Untuk

alasan ini,disini diusulkan untuk memperkirakan titik perubahan dengan mengganti dua

parameter yang diketahui sesuai MMEs dan BCMMEs. Selanjutnya, diperoleh asimtotik

distribusi dari estimator dari titik perubahan. Disarankan digunakan metode non-bootstrap

parametrik untuk mendapatkan interval kepercayaan untuk titik perubahannya. Kemudian

mengevaluasi kinerja dari estimator bias dan variansi dengan cara simulasi Monte Carlo

untuk ukuran sampel yang kecil, sedang dan besar. Akhirnya, dianalisis data riil yang

menetapkan dan menggambarkan semua metode inferensial yang dibahas disini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana bentuk FKP dan fungsi distribusi kumulatif dari distribusi Birnbaum

Saunders?

2. Bagaimana bentuk mean, varians dari distribusi Birnbaum Saunders?

3. Apakah fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders adalah fungsi terbalik?

Page 6: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

6

4. Bagaimana titik perubahan fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders?

5. Bagaimana metode estimasi yang paling cocok untuk titik perubahannya?

6. Bagaimana hasil analisis dengan simulasi Monte Carlo?

7. Bagaimana contoh ilustrasi dari distribusi Birnbaum Saunders?

1.3. Tujuan Penulisan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk

mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Mengetahui bentuk FKP dan fungsi distribusi kumulatif dari distribusi Birnbaum

Saunders.

2. Mengetahui bentuk mean dan varians dari distribusi Birnbaum Saunders.

3. Mengetahui fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders adalah fungsi terbalik.

4. Mengetahui titik perubahan fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders.

5. Mengetahui metode estimasi yang paling cocok untuk titik perubahannya.

6. Mengetahui hasil analisis dengan simulasi Monte Carlo?

7. Mengetahui contoh ilustrasi dari distribusi Birnbaum Saunders?

1.4. Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan yang baik secara teoritis

maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna untuk memudahkan pemahaman dalam

pembelajaran tentang fungsi hazard distribusi Birnbaum Saunders. Secara praktis makalah

ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui bahwa terdapat fungsi hazard

Page 7: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

7

sebagai fungsi balikan dari distribusi Birnbaum Saunders dan bagaimana contoh kasus dari

distribusi Birnbaum Saunders.

1.5. Prosedur Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang

digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penyusun akan menguraikan

permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif.

1.6. Sistematika Penulisan Makalah

Pada BAB I Pendahuluan, membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penulisan makalah, manfaat penulisan makalah dan prosedur makalah.

BAB II Kajian Pustaka, membahas tentang pengertian kelelahan (fatigue), sejarah

perkembangannya, contoh kasus dan bagaimana mekanisme terjadinya kelelahan (fatigue).

BAB III Pembahasan, membahas tentang pembahasan beberapa karakteristik dasar

dari distribusi Birnbaum Saunders, bentuk fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders

terbalik, menunjukan titik perubahan fungsi hazard dapat ditentukan sebagai solusi dari

persamaan non-linear dan perbedaan metode estimasi titik perubahan.

BAB III Deskripsi dan Analisis, membahas tentang deskripsi beberapa hasil koperatif

berdasarkan simulasi Monte Carlo dan set data yang telah dianalisis.

BAB IV Penutup, berisi kesimpulan

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 8: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kelelahan (Fatigue) adalah salah satu jenis kegagalan (patah) pada komponen

akibat bebas dinamis (pembebanan yang berulang-ulang atau berubah-ubah terhadap waktu).

Diperkirakan 50%-90% kegagalan mekanis disebabkan oleh kelelahan.

Adapun sejarah perkembangannya pada tahun 1800, fenomena kegagalan lelah

pertama kali menjadi perhatian ketika poros railroad-car(rel kereta api) yang terbuat dari

baja ulet mengalami kegagalan seperti material getas setelah beroperasi dalam selang waktu

tertentu.

Tahun 1843, Rankin menerbitkan paper “On the Causes of Unexpected Breakage of

Journals of Railway Axles” berisi postulasinya yang menyebutkan bahwa material

mengalami crystallized(mengkristal) dan menjadi material getas akibat tegangan yang

berfluktuasi. Beban dinamik menjadi suatu fenomena baru pada saat diperkenalkannya

mesin uap (steam power machinery), yang mana poros pada mesin tersebut disambung

secara fix dengan roda sehingga berputar bersama-sama roda. Pada kasus ini tegangan

bending pada beberapa titik di permukaan poros bervariasi dari negatif ke positif dan selalu

berulang-ulang mengikuti siklus tertentu seperti pada gambar dibawah:

Page 9: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

9

Tahun 1870, Seorang insinyur jerman bernama August Wohler mempublikasikan

penemuan hasil penelitiannya selama lebih dari 12 tahun tentang kegagalan lelah. Penelitian

Wohler berupa investigasi kegagalan poros yang menerima beban fully reserved. Hasil

penemuannya berisi identifikasi jumlah siklus waktu terhadap variasi tegangan dan

menemukan adanya endurance limits (level tegangan yang masih dapat ditoleransi per sejuta

siklus fully reversed stress) pada baja.

Wohler juga melakukan uji tarik pada poros yang telah patah dan didapatkan bahwa

material poros tersebut masih sekokoh dan sekuat material aslinya (material sebelum diuji).

Contoh akibat dari kegagalan (fatigue) yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia:

1. Tahun 1954 pesawat jet komersial, British Comet, mengalami dua kecelakaan fatal

akibat kegagalan fatigue pada badan pesawat terbang akibat siklus peningkatan/

pengurangan tekanan pada kabin pesawat.

2. Tahun 1988, pesawat Boeing 737 milik Hawaiian Airlines kehilangan sepertiga kabin

bagian atas ketika terbang dengan ketinggian 25 000 ft.

Ada tiga tahap terjadinya kegagalan (fatigue)lelah, yaitu crack initiation, crack

propagation,dan fracture secara tiba-tiba akibat pertumbuhan crack yang tidak stabil.

1. Crack initiation

Ketika ada beban yang berosilasi (beban dinamik) di daerah notch(stress

concentration)akan menyebabkan local yielding pada daerah tersebut Yielding plastis

yang terlokalisasi tersebut menyebabkan distorsi dan membentuk “ slip band ”

sepanjang batas kristal material. Slip band adalah daerah yang sangat intens

mengalami deformasi akibat shear motion. Dengan semakin banyaknya tegangan

yang berosilasi maka slip band terus bertambah dan akan bergabung membentuk

Page 10: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

10

mikroskopic crack . Walaupun tidak ada notch mekanisme ini tetap terjadi sepanjang

beban dinamik melampaui yield strength di suatu daerah mikroskopik pada material.

Keberadaan void atau inclusion membantu terjadinya crack. Material yang

kekokohannya lebih rendah cenderung lebih cepat mengalami crack, dengan kata lain

material tersebut “ more notch sensitivity ”.Untuk material getas, mekanisme local

yield (crack initiation) tidak terjadi, tetapi langsung ke tahap crack propagation di

tempat dimana terdapat void atau inklusi pada material.

2. Crack propagation

Crack yang berujung tajam menimbulkan konsentrasi tegangan yang lebih besar

dibandingkan dengan notch, dan daerah plastis selalu timbul di ujung crack ketika

crack terbuka akibat tegangan tarik, yang kemudian menumpulkan crack. Crack yang

cctumpul mengurangi efektivitas konsentrasi tegangan. Ketika tegangan tarik

berubah siklus ke tegangan tekan/ nol/ tegangan tarik yang cukup kecil seperti pada

gambar a, b dan c di samping akan menyebabkan crack menutup dan momentarily

yielding berhenti dan hal ini menyebabkan crack meruncing kembali tetapi dengan

dimensi yang lebih besar. Hal ini terjadi berulang-ulang sepanjang tegangan lokal di

ujung crack bersiklus mulai dari bawah tegangan tarik yield (<s ) sampai tegangan

diatas tegangan tarik yield (>s).

3. Korosi

Mekanisme lain penyebab crack propagation adalah korosi. Apabila ada suatu

komponen mesin yang terdapat crack di dalamnya berada di lingkunagan korosif

maka crack dapat tumbuh ketika menerima beban statik. Kombinasi tegangan dan

korosi memiliki efek yang saling bersinergi satu sama lain yang mana material akan

Page 11: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

11

cepat terkorosi ketika menerima tegangan dibandingkan material yang tidak

menerima tegangan. Kondisi akibat kombinasi tersebut dapat berbentuk stress-

corrosion (tegangan yang mempercepat korosi) atau environmentally assisted

cracking (lingkungan korosif yang membantu crack propagation). Jika komponen

mesin tersebut menerima beban dinamik di lingkungan korosif, maka akan lebih

cepat pertumbuhan crack-nya dibandingkan jika tidak berada di lingkungan korosif.

Hubungan ini dapat juga disebut corrosion-fatigue.

Page 12: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

12

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Distribusi Birnbaum-Saunders

Fungsi kepadatan probabilitas (FKP) dari dua parameter Birnbaum Saunders dengan T

variabel acak yang saling berkaitan dengan ke fungsi distribusi kumulatif di (1) dinyatakan

sebagai berikut

풇(풕;휶,휷) =ퟏ

ퟐ√ퟐ흅휶휷휷풕

ퟏퟐ

+휷풕

ퟑퟐ

풆풙풑 –ퟏퟐ휶ퟐ

풕휷 +

휷풕 − ퟐ ,

ퟎ < 푡 < ∞;훼,훽 > 0 (2)

Pertimbangkan sekarang transformasi monoton

푿 =ퟏퟐ

푻휷

ퟏퟐ−

푻휷

ퟏퟐ

(3)

atau

푻 = 휷 ퟏ+ ퟐ푿ퟐ + ퟐ푿(ퟏ+ 푿ퟐ)ퟏퟐ (4)

Kemudian dari (1), X didistribusikan secara normal dengan mean nol dan varians

(훼 4⁄ ).Transformasi dalam (4) adalah transformasi yang sangat berguna karena

memungkinkan perhitungan saat T diketahui hasilnya dikenal ekspektasi fungsi X. untuk

contohnya, diperoleh:

푬(푻) = 휷 ퟏ +ퟏퟐ휶

ퟐ , (5)

푽(푻) = (휶휷)ퟐ ퟏ +ퟓퟒ휶

ퟐ , (6)

Page 13: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

13

휷ퟏ(푻) =ퟏퟔ휶ퟐ(ퟏퟏ휶ퟐ + ퟔ)

(ퟓ휶ퟐ + ퟒ)ퟑ , (7)

휷ퟐ(푻) = ퟑ +ퟔ휶ퟐ(ퟗퟑ휶ퟐ + ퟒퟏ)

(ퟓ휶ퟐ + ퟒ)ퟐ , (8)

Dimana E (T), V (T), ß1(T) dan ß2(T) masing-masing adalah nilai ekspektasi yang

diharapkan, varians, koefisien kemiringan(skewness), dan koefisien kurtosis. Hal ini juga

dapat dengan mudah ditunjukkan bahwa jika T dalam distribusi Birnbaum Saunders dengan

parameter 훼 dan ß, maka T-1 juga merupakan distribusi Birnbaum Saunders dengan

parameter 훼 dan ß.

3.2. Bentuk Fungsi Hazard

Untuk menguji bentuk fungsi hazard, asumsikan bahwa parameter skala ß = 1,

tanpa kehilangan keumumannya dan perhatikan fungsi

흐(풕) = 풕ퟏퟐ − 풕

ퟏퟐ (9)

Dimana

흐(풕) =ퟏퟐ 풕

ퟏퟐ − 풕

ퟑퟐ =

ퟏퟐ풕 풕

ퟏퟐ − 풕

ퟏퟐ , 흐 (풕) =

풅풅풕 ∈

(풕) = −ퟏퟒ풕ퟐ 풕

ퟏퟐ + ퟑ풕

ퟏퟐ

(10)

dan juga

흐ퟐ(풕) = 풕 +ퟏ풕− ퟐ, (11)

Fungsi kepadatan dari distribusi BS dalam (2) (untuk ß = 1) maka

풇(풕;휶) = ퟏ√ퟐ흅휶

흐 (풕)풆ퟏ

ퟐ휶ퟐ∈ퟐ(풕) (12)

Dimana konjugasi diungkapkan dengan fungsi distribusi di (1), dan fungsi hazardnya

Page 14: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

14

풉(풕;휶) = 풇(풕;휶)ퟏ 푭(풕;휶,ퟏ)

=ퟏ

√ퟐ흅휶∈ (풕)풆

ퟏퟐ휶ퟐ

∈ퟐ(풕)

횽 ∈(풕)휶

, (13)

Dari (13), bentuk h (t, 훼) sama sekali tidak jelas. Dibutuhkan lemma berikut untuk

mendukung hasil utama mengenai bentuk fungsi hazard h(t,훼) pada (13).

Lemma 1: Misalkan f (t), untuk t > 0, adalah fungsi kepadatan dari variabel acak bilangan

real yang bernilai positif kontinu, f‘(t) adalah turunan dari f (t), dan 휂(푡) = − ( )( )

.

Kemudian, jika ada yang t0 sehingga 휂 (푡) > 0 ,untuk setiap 푡 ∈ (0, 푡 ) = 0 푑푎푛 휂 (푡) <

0,푢푛푡푢푘 푠푒푡푖푎푝 푡 ∈ (푡 ,∞), fungsi hazard sesuai dengan f (t) adalah terbalik atau fungsi

menurunan di t.

Bukti: Lihat Glaser [12].

Lemma 2: Fungsi hazard distribusi Birnbaum-Saunders terbalik atau penurunan fungsi dari

t > 0, untuk semua nilai dari bentuk parameter 훼. .

Bukti: Dalam kasus ini, setelah didiferensialkan f (t, a) di (12) sehubungan dengan t,

maka didapatkan

풇 (풕;휶) = ퟏ√ퟐ흅휶

풆ퟏ

ퟐ휶ퟐ흐ퟐ(풕) 흐′′(풕) − ퟏ

휶ퟐ흐′(풕)

ퟐ흐(풕) ;

akibatnya, diperoleh

훈(퐭;훂) = −퐟 (퐭;훂)퐟(퐭;훂)

= −훜 (퐭)훜 (퐭)

−훜(퐭). 훜 (퐭)

훂ퟐ=ퟏퟐ퐭

+ퟏ

퐭(퐭+ ퟏ)+

ퟏퟐ훂ퟐ

−ퟏ

ퟐ훂ퟐ퐭ퟐ

dan

휼 (풕;휶) =풔(풕;휶)

ퟐ(풕+ ퟏ)ퟐ휶ퟐ풕ퟑ

dimana 풔(풕;휶) = −휶ퟐ풕ퟑ + (−ퟔ휶ퟐ + ퟐ)풕ퟐ + (−ퟑ휶ퟐ+4)t+2

Page 15: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

15

Perhatikan bahwa s (0; 훼) = 2 dan s (∞;훼) = lim ⟶ 푠(푡) = −∞. Jelaslah bahwa

untuk tanda-tanda s (t, 훼 ) dan (t, 훼) adalah sama t > 0.Perhatikan akar untuk

풔 (풕;휶) = −ퟑ휶ퟐ풕ퟐ + ퟐ(−ퟔ휶ퟐ + ퟐ)풕+ (−ퟑ휶ퟐ + ퟒ) = ퟎ (14) Karena diskriminan dari persamaan kuadrat di atas

ퟒ(ퟐퟕ휶ퟒ − ퟏퟐ휶ퟐ + ퟒ) = ퟒ{(ퟑ휶ퟐ − ퟐ)ퟐ + ퟏퟖ휶ퟒ}

Selalu positif, kedua akar dari persamaan kuadrat dalam (14) adalah bilangan real

maka

−ퟐ(−ퟔ휶ퟐ + ퟐ) ± ퟒ(−ퟔ휶ퟐ + ퟐ)ퟐ + ퟏퟐ휶ퟐ(−ퟑ휶ퟐ + ퟒ)−ퟔ휶ퟐ

Hal ini dapat dengan mudah dilihat bahwa jika 0 < 훼 < , Satu akar yang positif

dan yang lainnya adalah negatif. Kita tunjukkan dua akar tersebut dengan r1 dan r2, dimana

r1 < r2.

Kasus 1: 0 < 휶 < ퟒퟑ

Dalam kasus ini, r1 < 0, r2 >0 dan s’(0; 훼)= -3 훼 +4 > 0. Oleh karena itu, s’(t, 훼 ) < 0

untuk t < r1, s’(t, 훼 ) < 0 untuk r1 < t < r2 , dan s’(t, 훼 ) < 0 untuk t > r2 . Ini berarti bahwa s

(t;훼) adalah penurunan fungsi t pada interval -∞ menuju r1 dan r2 menuju ∞ sedangkan bila

s (t;훼) adalah peningkatan fungsi t yaitu pada interval r1 menuju r2. Sekarang, faktanya

bahwa s (0; 훼) = 2 dan s (∞; 훼) = -∞, dengan mudah untuk menunjukan keberadaan t0 maka

s(t; 훼) > 0 ∀ t ∈ t(0, t0), s(t, 훼) = 0, dan s(t, 훼) < 0 ∀ t > t0.

Page 16: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

16

Kasus 2: 휶 ≥ ퟒퟑ

Dalam kasus ini, dengan menulis istilah kedua s’(t, 훼) di (14) sebagai 2 (-6훼 + 8)t -

12t, kita melihat bahwa s’(t, 훼 ) < 0 untuk semua t > 0. Oleh karena itu, s’(t; 훼 ) adalah

fungsi penurunan t untuk t > 0 dan menurun dari 2 sampai -∞ dengan mudah menyiratkan

bahwa ada t0 dengan t0 > 0 sedemikian sehingga

s (t; 훼) > 0 ∀ t ∀(0,t0), s(t; 훼 ) = 0, dan s(t, 훼) < 0 ∀ t > t.

Bukti dari lemma ini kemudian diselesaikan setelah menggunakan Lemma 1.

Lemma 3: Untuk 훼 > 0, fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders adalah fungsi

terbalik.

Bukti: Perhatikan bahwa disini cukup untuk membuktikan bahwa lim → ℎ(푡; 훼) = 0.

dari (13), kita peroleh

풉(풕; 휶) =

흐 (풕) 휶 흓 흐(풕)

흓 −흐(풕) 휶

Karena lim → 휙 ( ) = 1, kita hanya mempertimbangkan pembilang dari h(t, 훼).

Perhatikan bahwa

ퟏ휶흐 (풕)흓

흐(풕)휶

= 풌풆흐(풕) ퟐ

ퟐ휶ퟐ 풕ퟏퟐ + 풕

ퟑퟐ ,

dimana k adalah konstanta positif. Sekarang perhatikan

lim→

ln 푒( )

= lim→

−(휖(푡))

2훼 −12 ln 푡 = lim

12훼

[−푡−푡 + 2− 훼 ln 푡] = −∞

Oleh karena itu,

Page 17: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

17

퐥퐢퐦풕→ퟎ

풆(흐(풕))ퟐ

ퟐ휶ퟐ 풕ퟏퟐ =0

Demikian pula, dapat ditunjukkan bahwa

퐥퐢퐦풕→ퟎ

풆(흐(풕))ퟐ

ퟐ휶ퟐ 풕ퟑퟐ =0

yang melengkapi bukti lemma tersebut.

Dengan menggabungkan semua hasil ini, kita sekarang dapat menyatakan hasil

berikut.

Teorema 1: Fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders adalah fungsi terbalik

untuk semua nilai-nilai parameter bentuk α.

Gambar 1: Fungsi Hazard distribusi Birnbaum-Saunders untuk nilai berbeda untuk α, ketika ß = 1.

Page 18: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

18

3.3. Perubahan Titik Hazard

Pada bagian sebelumnya, ditetapkan bahwa fungsi hazard dari distribusi Birnbaum

Saunders adalah fungsi terbalik. Hal ini kemudian menarik untuk mempelajari titik

perubahan fungsi hazard. Karena ß adalah parameter skala, jelas bahwa jika cα,β adalah titik

perubahan h(t;α,ß), kemudian

풄휶,휷 = 휷풄풂,ퟏ

Untuk alasan ini, asumsikan ß = 1 (tanpa kehilangan sifat umumnya) untuk sisa

bagian ini, dan untuk kesederhanaan notasi kami menunjukkan cα,1 oleh cα . Dalam Gambar

1, telah disajikan sebuah plot dari fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders untuk

nilai berbeda di 훼. Perhatikan bahwa mengubah titik cα adalah fungsi penurunan di 훼, yang

dapat diperoleh sebagai solusi dari

Menunjukan persamaan non-linear;

흓 − ퟏ휶흐(풕) {−(흐 (풕))ퟐ흐(풕) + 휶ퟐ흐 (풕)} + 휶흓 − ퟏ

휶흐(풕) (흐 (풕))ퟐ = ퟎ (15)

Tidak ada solusi yang jelas untuk persamaan. (15), dan karena itu perlu ditentukan

oleh metode numerik. Pada Tabel 1, telah disajikan nilai-nilai cα untuk pilihan yang berbeda

dari 훼. Perhitungan cα dari (15) tidak sulit untuk nilai besar dari 훼. Teknik pemecahan akar

standar seperti metode Newton-Raphson bekerja sangat baik tapi untuk nilai yang lebih

Page 19: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

19

kecil dari 훼 , untuk menemukan cα sangat sulit. Bila 훼 mendekati nol, maka cα mendekati

tak terhingga. Khususnya, perhatikan bahwa untuk 훼 < 0.5, solusi numerik (15) sangat tidak

stabil, dan sangat ekstrim sehingga diperlukan cara untuk menghitung cα dalam kasus ini.

Metode pemecahan akar standar pada masalah disini tidak bekerja.

Masalahnya dapat dihindari dengan menggunakan rasio Mills 'tersedia di

literatur, lihat, misalnya, Pinelis [21]. Hal ini tidak dicoba di sini,untuk 훼 mendekati nol,

maka bentuk Fkp dari distribusi Birnbaum-Saunders menjadi simetris dan merosot pada

parameter skala, dan satu dapat dipilih dari beberapa distribusi simetris lainnya tapi yang

lebih tepat adalah distribusi Birnbaum-Saunders. Sejak itu distribusi Birnbaum-Saunders

biasanya digunakan untuk memodelkan data yang miring(skeweness), itu tidak akan menjadi

umum dalam praktek untuk memiliki 훼 yang mendekati nol.

Sejak cα tidak memiliki ekspresi bentuk tertutup, kita berusaha untuk mendapatkan

fungsional pendekatan cα sebagai fungsi dari 훼. Dengan menggunakan transformasi Box-

Cox, diamati bahwa sebuah cα adalah fungsi linear dan sehingga cukup bagus untuk

mendekati cα

Gambar 2: Perubahan titik dan pendekatan perubahan titik fungsi hazard distribusi Birnbaum-Saunders untuk nilai berbeda dari 훼 , ketika ß = 1.

Page 20: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

20

Mengatakan 푐 , Sebagai fungsi dari 훼 diberikan oleh

풄휶 = ퟏ( ퟎ,ퟒퟔퟎퟒ ퟏ,ퟖퟒퟏퟕ)ퟐ

(16)

Untuk 훼 > ,,

= 0,25. Diperhatikan bahwa untuk 훼 > 0,6, pendekatan dalam

(16) bekerja sangat baik. Karena perhitungan cα sendiri sangat sulit untuk 0,25 < 훼 <0,5,

perhitungannya sulit untuk menemukan pendekatan yang wajar cα dalam kisaran tersebut.

Plot dari cα dan terhadap 푐 disajikan pada Gambar 2 di mana dari teramati bahwa

pendekatan dalam (16) cukup akurat setiap kali 훼 yang tidak terlalu kecil.

3.4. Estimasi Perubahan Titik

Dalam bagian ini, digunakan estimator berbeda untuk titik perubahan cα,β dari fungsi

hazard h(t,α,ß) dari distribusi Birnbaum Saunders, dimana

풉(풕;휶,휷) = 풇(풕;휶,휷)ퟏ 푭(풕;휶,휷)

=ퟏ

√ퟐ흅휶∈ (풕휷)풆

ퟏퟐ휶ퟐ

∈ퟐ(풕휷)

횽∈(풕휷)

,

Untuk tujuan ini, dengan menggunakan estimator momen dimodifikasi (MMEs) dan

estimator bias dikoreksi dimodifikasi (BCMMEs) dari dan ß dibahas oleh Ng. [18].

Diamati bahwa MMEs sangat mudah digunakan dan berperilaku sangat mirip dengan

maksimum likelihood estimator (MLEs). MMEs juga sedikit bias, seperti MLEs, dalam

kasus ukuran sampel kecil dan untuk alasan ini estimator bias-dikoreksi dimodifikasi yang

digunakan. BCMMEs menunjukkan estimator yang baik dalam hal bias dan varians. Lebih

penting lagi, seperti yang disebutkan oleh Ng. [18], kedua estimator disini sangat sederhana

untuk diterapkan karena mereka tidak memerlukan prosedur pemecahan akar non-linear

Page 21: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

21

yang diperlukan oleh MLEs. diberikan t1,……,tn menjadi sampel acak berukuran n dari

distribusi Birnbaum Saunders dengan FKP seperti pada (2). Diberikan

풔 = ퟏ풏∑ 풕풊 풏풊 ퟏ dan 풓 = ퟏ

풏∑ ퟏ

풕풊풏풊 ퟏ

Menandakan sampel aritmatika dan rata-rata harmonik. Kemudian, MMEs dari 훼

dan ß diberikan oleh

휶 = ퟐ 풔풓

ퟏퟐ − ퟏ

ퟏퟐ

dan 휷 = (풔풓)ퟏퟐ

dan BCMMEs diberikan oleh

휶 = 풏풏 ퟏ

휶 dan 휷 = ퟏ + 휶ퟐ

ퟒ풏

ퟏ휷

lihat Ng, Kundu dan Balakrishnan [18]. Karena itu, diusulkan bahwa untuk

memperkirakan cα,β oleh 푐 , atau 푐 , .Untuk mempermudah sebut saja 푐 , dan 푐 ,

sebagai MME dan BCMME dari cα,β . Pada kasus yang sama, 푐 di (16) dapat digunakan

bersama dengan MMEs dan BCMMEs dari α dan ß untuk menghasilkan

pendekatan(approximate) MME atau (AMME) dan pendekatan(approximate) BCMME atau

(ABCMME) untuk cα,β masing-masing pendekatannya adalah 훽푐 dan 훽푐 . Distribusi

asimtotik dari semua estimator dapat diperoleh dengan menggunakan metode delta, dan

detailnya disajikan dalam Lampiran.

Page 22: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

22

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN ILUSTRASI CONTOH

4.1 Analisis Hasil

Disini dilakukan simulasi Monte Carlo untuk membandingkan kinerja dari

semua penduga yang digunakan dalam bagian sebelumnya. Digunakan beberapa ukuran

sampel dan nilai parameter berbeda. Semua perhitungan yang dilakukan menggunakan

RAN2 generator acak menyimpang Pers. [22], dan program-program yang ditulis dalam

FORTRAN-77.

Ukuran sampel yang diterima adalah dengan n = 10, 15, 25, 50 dan bentuk

parameter dari 훼 = 0,75; 1,00; 1,50 dan 2,00. Dalam semua kasus, kita tetapkan skala

parameter ß = 1. Disini digunakan 1.000 ulangan untuk memperkirakan perubahan titik cα

dengan menggunakan metode MME, BCMME, AMME dan ABCMME . Nilai-nilai rata-

rata dan varians dari semua perkiraan yang dihitung dan dilaporkan dalam Tabel 2,

dimana nilai sebenarnya dari cα [ditentukan secara numerik dari (15) ] disajikan untuk

tujuan pembandingan.

Dari nilai-nilai pada Tabel 2, jelas bahwa bias dan varians dari semua estimator

menurun ketika ukuran sampel meningkat, sebagai salah satu ekpektasi. Bila ukuran

sampel sangat kecil, katakanlah n = 10, maka tidak ada metode bekerja secara

memuaskan. Sementara semua metode umumnya jauh dari estimasi cα yang diinginkan,

BCMME dan ABCMME tampaknya memiliki bias dan varians yang lebih kecil dari

MME dan AMME. Karena kinerja estimator BCMME dan ABCMME cukup mirip dan

bahwa mereka dapat dihitung secara eksplisit tanpa membutuhkan penggunaan setiap

Page 23: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

23

pemecah persamaan non-linear,disini direkomendasikan penggunaan ABCMME

untuk memperkirakan titik perubahan fungsi hazard dari distribusi Birnbaum Saunders

seperti ditunjukkan pada tabel 2

Untuk α diberikan terhadap n, angka pertama merupakan nilai rata-rata estimasi

dan Angka dalam kurung adalah varian yang sesuai.

kinerja sedikit lebih baik.

4.2 Ilustrasi Contoh

Dalam bagian ini, kita gambarkan hasil inferensial dalam bagian sebelumnya

dengan menganalisis data asli dari Bjerkedal [6], yang juga telah dianalisis sebelumnya

oleh Gupta et al. [13]. Data merupakan kelangsungan hidup dari marmut yang disuntik

dengan dosis berbeda dengan tuberkulum basili. Hal ini diketahui bahwa marmut

memiliki kerentanan tinggi terhadap tuberculosis manusia dan itulah sebabnya mereka

Page 24: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

24

digunakan dalam penelitian ini. Di sini, kita terutama berkaitan dengan hewan dalam

kandang yang sama dan berada di bawah penelitian (regimen) yang sama. Nomor

regimen adalah logaritma umum dari jumlah unit bacillary dalam 0,5 ml larutan , yaitu,

Histogram kelangsungan hidup marmot pada data Regimen 6,6

Regimen 6,6 sama dengan 4,0 x 106 unit bacillary per 0,5 ml.(log(4,0 x 106)=6,6).

Deviasi, rata-rata standar dan koefisien kemiringan(skewness) masing-masing dihitung

sebagai 99.82, 80.55 dan 1,80. Ukuran skewness menunjukkan bahwa data positif miring.

Plot histogram, disajikan pada Gambar 3, juga mendukung titik ini. Selain itu, Gupta.[13]

mengamati bahwa fungsi hazard empiris dihitung dari data ini adalah unimodal. Karena

itu, digunakan distribusi Birnbaum Saunders untuk menganalisis data ini. Ditentukan

MMEs dari α dan ß masing-masing 0,7707, dan 77,2931; dan BCMMEs masing-masing

Page 25: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

25

0,7600 dan 77,4525. Plot fungsi survival empiris dan fungsi survival disajikan pada

Gambar 4. Keduanya hampir identik.

Gambar 4: Fungsi survival empiris dan fungsi survival dipasang dari marmut pada data

Regimen 6,6

Selanjutnya, Kolmogorov-Smirnov (KS) jarak antara fungsi survival empiris dan fungsi

survival ditemukan 0,1044, sesuai dengan p-value menjadi 0,4125, yang secara jelas

menunjukkan bahwa distribusi Birnbaum Saunders cocok baik untuk data marmut. Plot dari

fungsi hazard estimasi berdasarkan MMEs dan BCMMEs disajikan pada Gambar 5. Disini

juga dihitung dengan MME dan AMME dengan mengubah titik cα,β masing-masing menjadi

90.30 dan 87.80, dan bootstrap 95% yang sesuai interval kepercayaan menjadi (59,37;

137,55) dan (59,31;131,44). Demikian pula, kita menghitung BCMME dan ABCMME

masing-masing menjadi 86,20 dan 84,05, dan 95% yang sesuai bootstrap interval

kepercayaan menjadi (57.84;134,96) dan (57.92;128.61). Seperti disebutkan sebelumnya,

kita mengamati bahwa hasil yang diperoleh dari dua metode menjadi cukup dekat.

Page 26: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

26

Gambar estimasi funsi hazard berdasarkan MMEs dan BCMMEs

Page 27: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

27

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dalam makalah ini,telah ditunjukkan bahwa fungsi hazard dari distribusi

Birnbaum Saunders dua-parameter adalah unimodal (bentuk terbalik). Titik perubahan

fungsi hazard dapat diperoleh sebagai solusi dari persamaan non-linear. Telah

diperlihatkan sebuah pendekatan terhadap perubahan titik dan telah menunjukkan bahwa

pendekatan bekerja sangat baik setiap bentuk parameter yang tidak terlalu kecil. Telah

diusulkan metode berbeda untuk memperkirakan titik perubahan dan telah

membandingkan kinerja mereka melalui simulasi Monte Carlo. Ditunjukkan bahwa

BCMME dan ABCMME keduanya memiliki kinerja yang baik, dan karena ABCMME

adalah estimator eksplisit sederhana dan merekomendasikan penggunaannya untuk

estimasi titik perubahan. Kami memiliki distribusi asimtotik untuk semua estimator dan

karena kompleksitas mereka,maka dicari interval kepercayaan bootstrap yang digunakan

untuk analisis data.

Page 28: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

28

DAFTAR PUSTAKA

Kundu, Debasis, DKK. (2008). On the hazard function of Birnbaum–Saunders distribution and associated inference. [Online]. Tersedia: http://staff.deuv.cl/leiva/.../kundu_et%20al_08.pdf. [15 Desember 2012]

Kurniawan, Dani. (2011). Kelelahan Logam (Fatigue). [Online]. Tersedia:

http://blog.ub.ac.id/danikurniawan/2011/12/21/kelelahan-logam-fatigue/. [12 Januari 2013]

Masmukti. (2011). Kriteria Kegagalan Lelah. [Online]. Tersedia:

http://masmukti.files.wordpress.com/2011/10/bab-06-kriteria-kegagalan-lelah2.pdf. [12 Januari 2013]

Page 29: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

29

LAMPIRAN

Diperoleh distribusi asimtotik dari estimasi cα,β oleh 푐 , dan 푐 , , yang dapat

digunakan untuk mengkontruksi interval kepercayaan untuk titik perubahan cα,β yang tidak

diketahui. Ng.[18] menunjukkan bahwa distribusi gabungan asimtotik 훼 dan 훽 adalah

bivariat normal

휶휷 ~푵

휶휷 ,

휶ퟐ

ퟐ풏ퟎ

ퟎ (휶휷)ퟐ

ퟏ ퟑퟒ휶

(ퟏ ퟏퟐ휶

ퟐ)ퟐ

Dari hasil distribusi, distribusi asimtotik 푐 , dapat diperoleh dengan melakukan

metode delta standar. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa itu adalah univariat normal

풄휶,휷 = 푵 퐜훂,훃,퐀퐧 ,

dimana

푨 = 휶ퟐ

흏ퟐ풉(풕;휶,휷)흏풕흏휶

흏ퟐ풉(풕;휶,휷)흏풕흏풕

+ (휶휷)ퟐퟏ ퟑ

ퟒ휶ퟐ

(ퟏ ퟏퟐ휶

ퟐ)ퟐ

흏ퟐ풉(풕;휶,휷)흏풕흏휷

흏ퟐ풉(풕;휶,휷)흏풕흏풕

(18)

Ng.[18] juga menunjukan distribusi gabungan 훼 dan 훽 adalah bivariat normal.

휶휷

~푵

⎣⎢⎢⎢⎢⎡휶휷

⎜⎜⎛

풏휶ퟐ

ퟐ(풏 − ퟏ)ퟐ ퟎ

ퟎퟏퟔ풏(휶휷)ퟐ

(ퟒ풏 + 휶ퟐ)ퟐퟏ + ퟑ

ퟒ휶ퟐ

(ퟏ + ퟏퟐ휶

ퟐ)ퟐ ⎠

⎟⎟⎞

⎦⎥⎥⎥⎥⎤

Dengan menggunakan distribusi asimtotik di 푐 , bisa menunjukan menjadi univariat

normal seperti ditunjukan:

Page 30: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

30

풄휶,휷~푵 풄휶,휷,푩풏 ,

dimana

푩 = 휶ퟐ풏ퟐ

ퟐ(풏 ퟏ)ퟐ

흏ퟐ풉(풕;휶,휷)흏풕흏휶

흏ퟐ풉(풕;휶,휷)흏풕흏풕

+ (휶휷)ퟐ

(ퟏ 휶ퟐퟒ풏)ퟐ

ퟏ ퟑퟒ휶

(ퟏ ퟏퟐ휶

ퟐ)ퟐ

흏ퟐ풉(풕;휶,휷)흏풕흏휷

흏ퟐ풉(풕;휶,휷)흏풕흏풕

(19)

Page 31: Fungsi Hazard pada distribusi Birnbaum Saunders

31


Top Related