Download - Fitnah dunia

Transcript
Page 1: Fitnah dunia

1 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

بسم اهلل الرحمن الرحيم

Fitnah Dunia

Jama’ah Jumat rahimakumullah

Page 2: Fitnah dunia

2 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta‟ala dengan ketakwaan yang

sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan

Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-

Nya dan Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam.

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya dunia ini manis lagi hijau (indah), dan sesungguhnya Allah

menjadikan kamu pengelolanya. Dia akan melihat apa yang kamu kerjakan,

maka berhati-hatilah kamu terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap

wanita, karena fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah karena

wanita." (HR. Muslim)

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah

Jika Anda sering berjalan-jalan, terutama ke dataran tinggi dan pegunungan,

tentu Anda akan melihat lebih jelas indahnya dunia. Bumi yang kita tempati ini

penuh dengan keindahan dan hal yang sangat menarik. Di sana ada

pemandangan yang indah, ada sungai-sungai, ada air terjun, ada pepohonan

yang lebat, udara yang sejuk, gunung-gunung yang tinggi dan lain-lain.

Melihat pemandangan yang indah dan menyenangkan itu, pernah terlintas dalam

hati kita -mungkin juga Anda- keinginan untuk membangun rumah di tempat

yang indah tersebut; tinggal bersama keluarga. Kita bayangkan, kita ingin pergi

ke kota untuk bekerja agar dapat mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya

yang kemudian dapat kita gunakan untuk membangun rumah di tempat yang

indah tersebut. Namun terkadang kita berfikir dan berfikir lagi, jika kita

melakukannya apakah kita akan hidup kekal di sana dan aman dari mara bahaya,

kemudian bagaimana nantinya kita mencari rezeki? Belum lagi dengan sarana-

sarana yang kurang lengkap tidak seperti di kota.

Page 3: Fitnah dunia

3 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Sadarlah kita bahwa kesenangan dunia tidak sempurna; ada hidup dan ada mati,

ada muda dan ada tua, ada senang dan ada sedih, ada sehat dan ada sakit, ada

rasa aman dan rasa takut serta keterbatasan lainnya. Lebih dari itu, untuk

memperoleh kesenangan dunia harus diraih dengan kerja keras dan usaha.

Kemudian kita membandingkan keadaan dunia dengan akhirat; yakni surga,

ternyata jauh berbeda. Kita mendapatkan dalam Alquran dan sunah tentang

kenikmatan yang diperoleh penghuni surga, ternyata benar-benar sempurna.

Pemandangannya yang indah sampai tidak terbayangkan oleh hati, belum

pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga. Penghuninya

kekal dan tidak akan mati, mereka tetap muda dan tidak akan tua, mereka

bersaudara tidak bermusuh-musuhan, mereka tetap senang dan tidak pernah

sedih, mereka tetap sehat dan tidak pernah sakit, mereka senantiasa memperoleh

keamanan dan tidak pernah tertimpa rasa takut dan kekhawatiran. Apa yang

mereka inginkan ada di hadapan tanpa perlu bekerja keras dan berusaha, belum

lagi dengan makanan dan minuman enak yang dihidangkan, bidadari yang

bermata jeli dan kesenangan lainnya yang amat sempurna. Tentunya hal ini

diperuntukkan bagi mereka yang beriman dan beramal shalih ketika di dunia.

Mudah-mudahan kita semua dimasukkan Allah ke dalam surga, aamiin yaa

Rabbal 'alamin.

Hadirin jamaah Jumat „azzaniyallahu wa iyyakum

Kesenangan seperti inilah kesenangan yang sesungguhnya dan kenikmatan yang

pantas untuk dikejar.

"Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba." (QS. Al

Muthaffifin: 26)

Namun sangat disayangkan, sedikit sekali di antara kita yang mengejarnya,

bahkan kebanyakan dari kita lebih rela mengejar kesenangan dunia yang fana'

ini, meninggalkan negeri yang kekal abadi.

Page 4: Fitnah dunia

4 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

"Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi.--- Padahal kehidupan akhirat

adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al A'laa: 16-17)

Tidak perlu jauh-jauh untuk membuktikannya, cobalah kita keluar rumah dan

memperhatikan orang-orang di sekitar kita –bahkan mungkin diri kita seperti

itu-, kita akan menyaksikan bahwa yang ada di benak kita pada umumnya

adalah cita-cita agar kita bisa hidup enak di dunia ini, tanpa berpikir lagi tentang

akhirat; mau bahagia atau tidak, yang penting bisa hidup enak di dunia.

Kita rela memeras akal dan pikiran serta membanting tulang sejak bangun tidur

hingga tidur kembali hanya bertujuan untuk memperoleh kesenangan yang

sesaat ini; itu pun jika dapat dan maut belum datang. Lebih dari itu, mereka

tidak menyisakan sedikit pun waktunya untuk akhirat walau beberapa menit,

untuk beribadah, untuk shalat berjamaah, untuk menambah dengan amalan

sunat, untuk membaca Alquran, untuk berdzikr, untuk bersedekah, untuk

berbakti kepada orang tua, untuk menyambung tali silaturrahim dan

mengerjakan ibadah lainnya.

Seruan azan ibarat angin yang berlalu, ucapan hayya 'alash shalaah-hayya 'alal

falah (marilah kita shalat-marilah menuju kebahagiaan) masuk ke telinga kanan

dan keluar lewat telinga kiri. Kita tidak mengetahui, mengapa mereka seperti

ini, masjid-masjid yang ada menjadi sepi, kalau pun ada hanya beberapa orang

saja. Entah mengapa mereka tidak menyadari bahwa hidup di dunia hanya

sementara. Padahal adakah manusia yang hidup selamanya di dunia ini? Kalau

pun ada manusia yang diberi umur yang panjang, cobalah perhatikan akhirnya,

ia akan tetap meninggal juga,

"Sesungguhnya kamu akan mati dan Sesungguhnya mereka akan mati (pula)."

(QS. Az Zumar: 30)

Page 5: Fitnah dunia

5 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Jika demikian jamaah Jumat sekalian, apa persiapan yang sudah kita lakukan

menghadapi kematian yang sudah pasti, yang tidak melihat keadaan orang yang

dijemputnya; masih muda atau sudah tua, sehat atau sakit, kaya atau miskin?

"Di mana saja kamu berada, kematian akan menjemput kamu, meskipun kamu

di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS. An Nisaa': 78)

Apakah harta-benda yang kita persiapkan menghadapi kematian, padahal ia

tidak akan ikut ke dalam kubur. Apakah keluarga yang kita persiapkan, padahal

keluarga tidak mendampingi kita di alam kubur ataukah amal? Ya, amal itulah

yang mendampingi kita di dalam kubur.

Rasulullah shallalllahu „alaihi wa sallam bersabda:

“Anak Adam akan berkata, “Hartaku, hartaku”, lalu dikatakan, “Hai anak

Adam, bukankah harta yang kamu miliki itu sudah kamu makan lalu habis atau

kamu pakai lalu rusak dan yang kamu sedekahkan, itulah yang kamu bawa.”

(HR. Muslim)

Jamaah Jumat rahimakumullah

Memang tidak mengapa bekerja keras untuk meraih kehidupan yang layak di

dunia, namun yang jadi masalah adalah jika berlebihan sampai tidak

menyisakan waktu untuk akhirat, dan seperti inilah kenyataan yang kita lihat.

Kita sangat sedih ketika melihat mereka yang miskin dan hidup dalam

kekurangan, kemudian ditambah dengan meninggalkan shalat, penghasilan

mereka dalam sehari tidak seberapa namun anehnya berani meninggalkan shalat.

Padahal apa lagi yang bisa diharap jika seseorang sudah meninggalkan shalat –

selain tobat-?! Kita khawatir -bukan bermaksud memvonis- mereka tergolong

orang yang sengsara dunia-akhirat atau diistilahkan dengan "sudah jatuh

Page 6: Fitnah dunia

6 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

tertimpa tangga"; –hadaanallah wa iyyahum ajma'iin-. Dalam Alquran

disebutkan:

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"---Mereka

menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan

shalat, (QS. Al Muddatstsir: 42-43)

Saudaraku, dunia merupakan tempat beramal; ia adalah kesempatan terakhir

yang setelahnya bukan kesempatan, yang ada hanyalah balasan terhadap amal

yang dikerjakan.

Saudaraku, dunia merupakan jembatan menuju akhirat, keadaan kita di akhirat

tergantung keadaan kita di dunia, barangsiapa yang beramal salih ketika di dunia

maka ia akan beruntung di akhirat dan barangsiapa yang malah mengisi

hidupnya dengan kemaksiatan, maka ia akan merasakan kerugian dan

penyesalan di akhirat. Ketika itu, penyesalan tidak berguna lagi. Ketika itu,

memperbaiki diri tidak berguna lagi, yang ada hanyalah nikmat atau azab,

“Di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta

keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang

menipu." (QS. Al Hadiid: 20)

Inginkah Anda pulang ke akhirat mendapatkan nikmat atau Anda lebih memilih

siksa daripada nikmat! Itu terserah Anda, kita hanya bisa mengingatkan.

Saudaraku, jamaah Jumat rahimakumullah

Mumpung Anda masih diberi kesempatan hidup oleh Allah, maka perbaikilah

dirimu sekarang juga. Al Fudhail pernah berkata kepada seseorang: "Sudah

berapa lama kamu menjalani hidup?" ia menjawab: "Enam puluh tahun."

Page 7: Fitnah dunia

7 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Fudhail berkata: "Sudah enam puluh tahun Anda mengadakan perjalanan

menuju Tuhanmu, dan sebentar lagi kamu akan sampai", orang itu berkata:

"Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun",

Fudhail berkata: "Tahukah Anda maksud ucapan "Innaa lillahi wa innaa ilaihi

raaji'uun"? Sesungguhnya barangsiapa yang mengetahui bahwa dirinya adalah

hamba Allah dan akan kembali kepada-Nya, maka hendaknya ia meyakini

bahwa dirinya akan dihadapkan. Siapa saja yang meyakini bahwa dirinya akan

dihadapkan, maka hendaknya ia mengetahui bahwa dirinya akan ditanya, maka

persiapkanlah jawaban terhadap pertanyaan itu."

Orang itu pun bertanya, "Lalu bagaimana jalan keluarnya?" Fudhail menjawab:

"Mudah" orang itu bertanya: "Apa itu?" Fudhail menjawab: "Kamu perbaiki

amalmu sekarang, niscaya amalmu di masa lalu akan diampuni. Hal itu, karena

jika kamu malah memperburuk amalmu di masa sekarang, maka kamu akan

diberi hukuman berdasarkan amal burukmu yang dahulu dan yang sekarang, dan

amalan yang diperhatikan adalah amalan di akhir hayatnya."

Khutbah Kedua

Page 8: Fitnah dunia

8 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Fitnah Dunia

Saudaraku jamaah Jumat rahimakumullah,

Hidup di dunia penuh dengan godaan. Godaan dunia ibarat sebuah arus yang

deras, yang membawa pergi dan menghanyutkan apa saja yang ada di hadapan.

Kemudian tahukah kamu, ke arah mana arus itu membawa pergi? Jurang; ke

sanalah arahnya.

Tetapi wahai saudaraku, jurang ini bukanlah jurang yang ringan. Ia adalah

jurang yang paling dalam dan di bawahnya terdapat api yang membakar, itulah

jurang neraka –wal 'iyaadz billah-. Oleh karena itu, Nabi kita shallallahu „alaihi

wa sallam mengingatkan agar kita tetap waspada terhadap godaan dunia yang

sangat menyilaukan, demikian juga mengingatkan kita agar berhati-hati terhadap

godaan wanita.

Belum lagi dengan godaan syubhat yang dicetuskan oleh iblis, banyak amal

yang menjadi sia-sia karena syubhat yang disodorkannya; ia tunjukkan kepada

manusia sesuatu yang nampaknya baik, padahal tidak ada kebaikan di dalamnya.

Inilah rahasia mengapa Allah mewajibkan membaca surat Al Fatihah di dalam

shalat di setiap rakaat, karena butuhnya kita terhadap hidayah dan taufiq-Nya

dalam meniti hidup yang penuh cobaan dan godaan ini di samping keadaan hati

yang lemah mudah berbalik.

Jamaah Jumat „azzaniyallhu wa iyyakum

Shalat merupakan pegangan yang paling kuat agar seseorang tidak terbawa oleh

arus fitnah (godaan) yang begitu deras.

Page 9: Fitnah dunia

9 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Tidakkah Anda memperhatikan, bahwa dalam surat Al Fatihah terdapat ayat

yang berbunyi "Ihdinash shiraathal mustaqiim", di sana Anda meminta kepada

Allah agar ditunjukkan mana jalan yang lurus, meminta juga kepada-Nya agar

dibantu menempuh jalan yang lurus itu serta meminta kepada-Nya agar dapat

beristiqamah di atasnya hingga akhir hayat. Maka beruntunglah mereka yang

tetap mendirikan shalat, karena mereka masih memiliki pegangan, mereka masih

memiliki hubungan dengan Allah Ta‟ala Sang Pencipta. Rasulullah shallallahu

„alaihi wa sallam bersabda:

ال تترك صالة مكتوبة متعمدا فمن تركها متعمدا فقد برئت منه الذمة

"Janganlah kamu meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja. Barangsiapa

yang meninggalkannya dengan sengaja, maka hubungannya telah lepas."

(Hasan lighairih, HR. Ibnu Majah dan Baihaqi, lihat Shahihut Targhib wat

Tarhib no. 567)

Page 10: Fitnah dunia

10 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m

Marwan bin Musa

Page 11: Fitnah dunia

11 | D i s a l i n d a r i w w w . k h o t b a h j u m a t . c o m


Top Related