Download - Etos kerja nabi daud
Tulisan penulis kali ini akan lebih fokus pada etos kerja Nabi Daud.
Pengertian Etos Kerja
Dalam Websters World University Dictionary dijelaskan etos ialah sifat dasar atau
karakter yang merupakan kebiasaan dan watak bangsa atau ras.1 Sedangkan menurut
Koentjoroningrat mengemuakan pandangannya bahwa etos merupakan watak khas yang
tampak dari luar; terlihat oleh orang lain.2
Adapun kata kerja, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya: kegiatan
melakukan sesuatu.3 Kerja menurut El-Qussy, seorang pakar Ilmu Jiwa berkebangsaan Mesir,
menerangkan bahwa kerja merupakan aktivitas sengaja, bermotif dan bertujuan baik bersifat
material dan non material.4
Jadi Etos Kerja menurut Mochtar Buchori dapat diartikan sebagai sikap dan
pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja; ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang
dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa.5 Atau dapat juga diartikan
sebagai karakter dan kebiasaan berkenaan dengan kerja yang terpancar dari sikap hidup
manusia yang mendasar terhadapnya.6 Dalam QS Az-Zumar: 39 Allah SWT memerintahkan
manusia untuk bekerja.
تعلمون فسوف عامل ي إن مكانتكم على اعملوا قوم يا قل
Artinya: “Katakanlah: Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu masing-masing.
Sesungguhnya akupun bekerja, maka kelak kamu akan mengetahui”.
1 DR. Ahmad Janan Asifudin, M.A. Etos Kerja Islami (Surakarta : Muhamadiyah University Press, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004) Cet. I, hal. 25 yang dikutip dari Lewis Mulford Adams, et.al, Websters World University Dictionary, (Washington DC: Publishers Company Inc., 1965), h. 331.2 Ibid. hal. 25 yang dikutip dari Koentjoroningrat, Rintangan-Rintangan Mental dalam Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: LIPI, 1980), h. 231.3 Ibid. hal. 25 yang dikutip dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Cet. ke 3, h. 488.4 Ibid. hal. 27.5 Ibid. hal. 27 yang dikutip dari Mochtar Buchori, Penelitian Pendidikan, h. 6.6 Ibid. hal. 27.
Etos Kerja dalam Perspektif Islami
Menurut Al-Faruqiy, manusia memang diciptakan untuk bekerja.7 Kerjanya adalah
ibadah, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Perbuatan atau kerja islami justru
merupakan manifestasi dan bagian dari pada iman. Iman adalah landasan sedangkan
perbuatan atau kerja adalah konsekuensi dan cara menyatkannya. Termasuk tugas manusia
menjadi seorang khalifah/pemimpin di muka bumi merupakan kerja yang dilandasi oleh iman
dan bersumber dari ajaran-ajaran wahyu (Al-Quraan dan Al-Hadis yang benar.
Dalam bekerjapun Islamtidak hanya menganjurkan kerja yang bersifat duniawi tetapi
juga akhirat.
Sekarang, kita lihat bagaimana etos kerja Nabi Daud as. Nabi Daud bin Ibsya bin
Uwaid bin ʽAbir bin Salmun bin Nahsyun bin Uwainadab bin Irmi bin Hashrun bin Faridh
bin Yahudza bin Yaʹqub bin Ishaq bin Ibrahim al Khalil adalah seorang hamba Allah, Nabi-
Nya dan khalifah-Nya di Baitul Maqdis.8 Nabi Daud sebelum menjadi raja Nabi Daud adalah
seorang prajurit dalam pasukan Thalut yang telah dipilih oleh salah seorang Nabi dari Bani
Israil seagai raja mereka.9 Dan dengan keberaniannya Nabi Daud membunuh Jalut yang
terjadi di istana Ummu Hakim, dan karena Bani Israil menyukainya dan mendukungnya
maka mereka menyerahkan kekuasaan kepadanya. Maka berlalulah kekuasaan Jalut, dan
Allah SWT mengangkat Daud menjadi nabi dan memberinya hikmah serta kerajaan yang
kuat. Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 251
dan QS. Shad: 20
مه مما يشاء ولوال دف عف ه الملك والحكمة وعل �هزموهم بإذن الله وقتل داوود جالوت وآتاه الل ه ذو فضل على العالمين اس بعضهم ببعض لفسدت األرض ولكن الل الله الن
Artinya: “Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud)
pemerintahan dan hikmah, (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa
yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia
dengan sebahagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia
(yang dicurahkan) atas semesta alam”. (QS. Al-Baqarah ayat 251)
7 DR. Ahmad Janan Asifudin, M.A. Etos Kerja Islami (Surakarta : Muhamadiyah University Press, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004) Cet. I, hal. 60.8 Katsir, al-Hafiz Ibnu. Kisah Para Nabi & Rasul. Jakarta : Pustaka as-Sunnah. 2010. Cet-4. hal 693.9 Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, Ringkasan tafsir As-Sa’di, Agustus: 2009 cet ke-2, hal 378
Artinya: “Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan
kebijaksanaan dalam menyelesaikan masalah”. (QS. Shad: 20)
Adapun beberapa etos kerja yang dimiliki oleh Nabi Daud as adalah:
1. kekuatan dalam beribadah kepada Allah SWT dan ilmu pengetahuan
Seperti dalam QS. Shad: 17
Artinya: “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan; dan ingatlah hamba
Kami Dawud yang mempunyai kekuatan. Sesungguhnya dia seorang yang awwab”.
(QS. Shad: 17)
Etos kerja yang dimiliki oleh Nabi Daud as, tidak hanya bersifat material tetapi juga
non material. Contohnya saja kekuatannya/ketaatannya dalam beribadah kepada Allah
SWT. Ketaatan Nabi Daud as di dalam beribadah dan beramal shalih kepada Allah
SWT yaitu Nabi Daud biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada
sepertiganya, lalu tidur lagi seperenamnya. Di siang hari beliau berpuasa sehari dan
sehari berbuka10. Sikap hidup yang mendasari kerja Nabi Daud identik dengan sistem
keimanannya. Begitu juga dari hasil ilmu pengetahuannya, Nabi Daud as dapat
membuat baju perang besi untuk melindungi seorang prajurit dari (serangan) musuh
Allah dan mengilhamkan kepadanya tentang tata cara pembuatan baju tersebut11.
Beliaulah orang pertama yang membuat semua alat tersebut12. Seperti dalam firman
Allah SWT dalam QS. as Saba': 10-11
الحديد له ا وألن معهوالطير أوبي جبال يا Iافضال من داوود آتينا �ولقد �
Artinya: “Dan Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami.
(Kami berfirman): “ Hai gunung-gunung dan burng-burung, bertasbihlah berulang-
ulang bersama Daud”, dan kami telah melunakan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju
besi yang besar-besar dan ukurlah ayamannya dan kerjakanlah amalan yang saleh.
Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. as Saba': 10-11)
Serta dalam QS. Al Anbiya': 79-80
10 Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, Ringkasan tafsir As-Sa’di, Agustus: 2009 cet ke-2, hal 379.11 Katsir, al-Hafiz Ibnu. Kisah Para Nabi & Rasul. Jakarta : Pustaka as-Sunnah. 2010. Cet-4. hal 695.12 Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, Ringkasan tafsir As-Sa’di, Agustus: 2009 cet ke-2, hal 379.
حن رنا مع داوود الجبال يسب �ففهمناها سليمان وكالP آتينا حكمIا وعلمIا وسخ �. والطير79 � ا فاعلين وكن
شاكرون أنتم فهل منبأسكم لتحصنكم لكم لبوس صنعة مناه . 80 �وعل
Artinya: “Dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua
bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya. Dan telah Kami ajarkan
kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam
peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). (QS. Al Anbiya':
79-80)
2. sebagai raja Nabi Daud as mempunyai sifat yang adil dalam memutuskan sebuah
perkara
Seperti firman Allah SWT dalam QS. Shaad: 26
الهوى بع تت وال بالحق اس الن بين فاحكم األرض في Iخليفة جعلناك ا إن داوود يا
بما شديد عذاب لهم ه الل سبيل عن يضلون ذين ال إن ه سبيلالل عن ك �فيضل
الحساب يوم نسوا
Artinya: “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di
muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akn mendapatkan azab
yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”. (QS. Shaad: 26)
Dalam melaksanakan kerjanya, etos kerja Nabi Daud as mempunyai tanggung jawab
terhadap pekerjaan dan tugas kepemimpinan yang dipercayakan kepadanya, serta
mempunyai kualitas pribadi dan kebiasaan kerja yang baik. Yang bisa dilihat dari
akhlak baik beliau yang selalu ingat kepada Allah SWT. Karena segala sesuatunya
yang diperbuat di dunia ini, pasti akan ada balasannya.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwasannya amal atau kerja dalam Islam selain
mempunyai makna amat urgn bagi setiap manusia, ternyata juga merupakan bukti keimanan
orang Islam.13
13 DR. Ahmad Janan Asifudin, M.A. Etos Kerja Islami (Surakarta : Muhamadiyah University Press, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2004) Cet. I, hal. 68.