1
EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
AQIDAH AKHLAK DI MTS NEGERI 2 MAGETAN REJOMULYO
BARAT MAGETAN TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Agama Islam
OLEH
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM : 210314310
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
2018
2
ABSTRAK
KHUSNUL, KHOTIMAH. 2018. Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Team
Quiz Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di
MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan Tahun Ajaran 2017/2018.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Pembimbing, Ahmad Nukman Hakiem, M.Ag.
Kata Kunci : Strategi pembelajaran Team Quiz, Hasil Belajar
Secara garis besar problematika pengajaran Pendidikan Agama Islam yang
salah satunya pada materi Aqidah Akhlak yaitu dari segi problem metodologis
yang berkaitan dengan tujuan pengajaran, materi kurikulum, alokasi waktu, tenaga
pengajar, peserta didik, metode dan media pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
kondisi pembelajaran Aqidah Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah 2 Magetan.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13 Desember 2017 kegiatan
pembelajaran Aqidah Akhlak cenderung diabaikan oleh peserta didik, karena
menurut peserta didik mata pelajaran Akidah Akhlak masih berpusat pada
pendidik, pendidik berperan aktif, sedangkan siswa cenderung pasif ketika
menerima pelajaran didalam kelas. Sehingga sebagian peserta didik masih belum
mencapai nilai kriteria ketentuan minimal (KKM).
Berangkat dari fenomena tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui terdapat atau tidaknya peningkatan Strategi pembelajaran Team
Quiz antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen melalui hasil belajar peserta
didik mata pelajaran Aqidah Akhlak dan Untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak antara kelas kontrol dengan
kelas eksperimen melalui Strategi pembelajaran Team Quiz dikelas VIII MTsN 2
Magetan Rejomulyo Barat Magetan tahun ajaran 2017/2018.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua
kelas yaitu kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz
dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Populasi penelitian ini adalah
seluruh kelas VIII MTsN 2 Magetan. Sampel penelitian adalah kelas VIIIA
sebagai kelas eksperimen berjumlah 32 peserta didik dan kelas VIIIB sebagai
kelas kontrol berjumlah 32 peserta didik. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan cara Simple Random Sampling yaitu untuk memilih kelas secara acak yang
berfungsi sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah uji normalitas, uji reliabilitas dan uji t independent.
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan thitung = 6,071, Kemudian
dikonsultasikan dengan Ttabel, untuk taraf signifikan 0,05. Ternyata diperoleh nilai
Thitung = 1,671 lebih besar dari pada Ttabel (Thitung>Ttabel) yaitu (6,071>1,671), maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada perbedaan hasil belajar siswa kelas
VIIIA (kelas eksperime) dan kelas VIIIB (kelas kontrol) serta peningkatan hasil
belajar pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran Team
Quiz.
3
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegitan guru anak didik dalam perwujudan
kegitan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan atau
Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Strategi urut- urutan kegiatan yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu. Sebab itu
kedudukan strategi dalam proses pendidikan khususnya dalam dunia
pendidikan dikatakan sangat penting .1
Dalam pendidikan, Akidah Akhlak merupakan salah satu mata
pelajaran agama islam yang dijadikan sumber hukum akan keimanan dan
juga membentuk manusia agar mempunyai kepribadian muslim yakni
manusia seluruh aspek kepribadiannya baik tingkah laku, kegiatan-
1 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), 102.
2 Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung : PT. Al-
Ma’arif, 1989), 68.
6
kegiatan jiwa maupun falsafah hidup dan kepercayaanya sesuai dengan
nilai-nilai islam.2
Sebagaimana firman Allah SWT :
◼ ◼◆ ☺⧫
⬧→❑☺◆ ◆⧫ ◆
◆ ◆❑➔ ◼ ☺ ⧫ ◆❑➔◆ ◼
⧫⧫☺
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.3
Secara garis besar problematika pengajaran Pendidikan Agama
Islam yang salah satunya pada materi Aqidah Akhlak yaitu dari segi
problem metodologis yang berkaitan dengan tujuan pengajaran, materi
kurikulum, alokasi waktu, tenaga pengajar, peserta didik, metode dan
media pembelajaran. Hal ini sejalan dengan kondisi pembelajaran Aqidah
Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah 2 Magetan. Berdasarkan hasil observasi
pada tanggal 13 Desember 2017 kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak
3 Fattah yasin, Dimensi- dimensi pendidikan Islam (Malang : UIN-Malang press, 2008),
44.
7
cenderung diabaikan oleh peserta didik, karena menurut peserta didik mata
pelajaran Akidah Akhlak masih berpusat pada pendidik, pendidik berperan
aktif, sedangkan siswa cenderung pasif ketika menerima pelajaran didalam
kelas. Sehingga sebagian peserta didik masih belum mencapai nilai kriteria
ketentuan minimal (KKM).4 Hal ini dikarenakan:
1. Dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak dikelas pendidik
berorientasi ‘’teacher center’’ atau ka’batul qusod (terpusat pada
guru), artinya guru memiliki peranan penuh dalam proses
pembelajaran sementara siswa hanya duduk, diam dan menerima
pelajaran.
2. Latar belakang peserta didik yang berbeda- beda sehingga tingkat
pemahaman peserta didik juga berbeda- beda.
3. Rasa segan dan malu peserta didik untuk menunjukkan kemampuan
didepan kelas.
Harus diakui juga bahwa pendidikan agama islam termasuk
didalamnya Akidah Akhlak masih belum mendapatkan tempat di hati
sebagian peserta didik dan keberadaannya acap kali kurang mendapat
perhatian serta waktu belajarnya masih relatif kurang karena mata
pelajaran ini waktunya hanya satu minggu sekali itupun hanya dua jam
4 Observasi di MtsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan pada tanggal 13 Desember
2017.
8
pelajaran. Selain itu juga termasuk kelompok mata pelajaran yang tidak di
UAN-kan.
Oleh karena itu, untuk membantu MTsN 2 Magetan dalam
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran Akidah
Akhlak, peniliti akan melakukan penelitian mengenai eksperimentasi
penerapan model pembelajaran Team Quiz pada kelas VIII A yang
berjumlah 32 siswa dan siswi yang terdiri dari 8 laki- laki dan 24
perempuan. Kelas VIII B berjumlah 32 siswa dan siswi yang terdiri dari 8
laki-laki dan 24 perempuan. Alasan peneliti mengambil sampel kelas VIII
A dan VIII B karena siswa kelas akhir di MTs dianggap lebih dewasa dan
diharapkan pemahamanya lebih signifikan sehingga mencetak anak bangsa
yang berakhlakul karimah Selain itu juga meningkatkan prestasi belajar
peserta didik, memotivasi peserta didik agar memiliki gairah dan semangat
dalam belajar serta dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pendidik di
MtsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan. dari permasalahan inilah,
peneliti mengangkat judul penelitian “EKSPERIMENTASI STRATEGI
PEMBELAJARAN TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
di MTsN 2 MAGETAN REJOMULYO BARAT MAGETAN”.
B. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana , tenaga, dan teori agar penelitian
dapat dilakukan lebih mendalam maka peneliti melakukan pembatasan
9
masalah terhadap ruang lingkup masalah penelitian. Adapun masalah
penelitian dibatasi pada hasil belajar yang menggunakan model
pembelajaran Team Quiz di MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti merumuskan
rumusan masalah yaitu :
1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar melalui Strategi
pembelajaran Team Quiz antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen peserta didik mata pelajaran Aqidah Akhlak dikelas VIII
MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan tahun ajaran 2017/2018 ?
2. Adakah perbedaan hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak antara
kelas kontrol dengan kelas eksperimen melalui Strategi pembelajaran
Team Quiz dikelas VIII MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan
tahun ajaran 2017/2018?
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah ada peneliti memilki tujuan
penulisan yaitu :
1. Untuk mengetahui terdapat atau tidaknya peningkatan Strategi
pembelajaran Team Quiz antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen
melalui hasil belajar peserta didik mata pelajaran Aqidah Akhlak
dikelas VIII MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan tahun ajaran
2017/2018.
10
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar mata pelajaran
Aqidah Akhlak antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen melalui
Strategi pembelajaran Team Quiz dikelas VIII MTsN 2 Magetan
Rejomulyo Barat Magetan tahun ajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah tertulis diatas, peneliti
berharap bahwa hasil penelitian ini dapat mempunyai manfaat bagi proses
pembelajaran baik secara teoritis maupun secara praktis antara lain sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan menguji hipotesis ada tidaknya
perbedaan yang signifikan hasil pembelajaran mata pelajaran Aqidah
Akhlak antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen Strategi
pembelajaran Team Quiz dikelas VIII MTsN 2 Magetan Rejomulyo
Barat Magetan tahun ajaran 2017/2018
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini semoga bermanfaat kepada :
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bisa menjadi pengalaman, serta menjadi
masukan sekaligus menambah ilmu pengetahuan daalam upaya
meningkatkan keaktifan dan hasil belajaar siswa di kelas melalui
Strategi pembelajaran Team Quiz.
11
b. Bagi Instansi Sekolah
Menambah informasi mengenai penggunaan strategi pembelajaran
dan mengantisipasi agar hasil belajar siswa tidak mengecewakan.
c. Bagi Guru
Dengan hasil penelitian ini peneliti berharap hasil
penelitian ini dapat dijadikan kajian dan referensi bagi guru untuk
dapat memecahkan masalah dalam pembelajaran dan agar dapat
memaksimalkan prestasi belajar siswa.
d. Bagi Peserta Didik
Dengan hasil penelitian ini diharapkan peserta didik akan
selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar terutama pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika dalam penelitian kuantitatif ini terdiri dari lima bab
yang berisi:
1. Bab pertama, berisi pendahulan tentang penelitian ini yang meliputi
dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian. Bab pertama ini bertujuan agar lebih
mudah untuk menjelaskan tentang penelitian kuantitatif ini.
2. Bab kedua adalah metode penelitian, yang meliputi rancangan
penelitian, populasi dan sample, instrumen pengumpulan data, teknik
analisis data, dan teknik analisis data. Ini dimaksudkan untuk
12
mengetahui tentang rancangan penelitian yang akan dijalankan oleh
Peneliti.
3. Bab ketiga adalah landasan teori, telaah hasil penelitian terdahulu,
kerangka berfikir, pengajuan hipotesis. Bab ini disusun bermaksud agar
memudahkan peneliti untuk menjawab hipotesis yang diajukan.
4. Bab empat, menyajikan gambaran umum tentang MTsN 2 Magetan
Rejomulyo Barat Magetan yang meliputi letak geografis ,sejarah
berdiri dan perkembangannya, visi dan misi, struktur organisasi,
kondisi sekolah dan keadaan guru, karyawan dan siswa, sarana dan
prasarana, serta faktor pendukung pembelajaran. Bab ini merupakan
kerangka dasar dalam mengenal lokasi penelitian sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman dalam mengenal obyek tersebut.
5. Bab kelima adalah penutup, yakni berisikan kesimpulan dari hasil
penelitian sekaligus jawaban terhadap rumusan masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kemudian saran-saran yang singkat dan jelas
serta yang terakhir adalah kata-kata penutup.
13
BAB II
LANDASAN TEORI DAN ATAU TELAAH PENELITIAN TERDAHULU
KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam proses penelitian keberadaan literatur merupakan sebuah
kewajiban. Kajian pustaka diibaratkan sebuah kunci yang akan membuka semua
hal yang dapat membantu memecahkan masalah penelitian.5 Dalam penulisan
ini peneliti telah melakukan kajian terhadap karya tulis ilmiah berupa skripsi
sebelumnya, diantaranya :
1. Elfiana Maisyaroh (2011), Penerapan Strategi Poster Session Utk
Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Mp Akidah Akhlak (PTK Di
Mts Al Barokah Kls VII Tp 2010/2011).
Dengan kesimpulan penelitian:
a. Penerapan strategi Penerapan Strategi Poster Session sesuai dengan
langkah-langkah yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Dengan menggunakann strategi Penerapan Strategi Poster Session dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VII mata pelajaran Aqidah
Akhlak pokok Iman kepada malaikat. Hal ini dapat dilihat dari siklus I
prosentase penilaian hasil belajar siswa yang mencapai (KKM) Kriterian
Ketuntasan Minimal sebesar 56,52% pada siklus II mencapai 69,56% dan
pada siklus III mencapai 91,30%
5 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta : Rajawali Press, 2012), 46.
14
c. Penerapan strategi lecture bingo sesuai lengkah-langkah pembelajaran
yang ada di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Dengan menggunakann strategi Penerapan Strategi Poster Session dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas VII mata pelajaran Aqidah
pokok bahasan Iman kepada malaikat. Hal ini dapat dilihat dari siklus I
prosentase penilaian hasil belajar siswa yang mencapai (KKM) Kriterian
Ketuntasan Minimal sebesar 56,52% siklus II mencapai 69,56 dan siklus
III mencaapai 91,30%.
2. Wisnu Wibisono (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Quiz Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Smk Negeri 1
Karanganyar 2010/2011).6
Dengan kesimpulan penelitian:
a. Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI-4 Administrasi Perkantoran SMK
Negeri 1 Karanganyar dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus
penelitian meliputi empat tahapan, yaitu: (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran team quiz dapat
meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Administrasi
Kepegawaian kelas XI-4 Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Karanganyar. Indikator ketercapaian penelitian Keaktifan siswa
6 Wisnu Wibisono, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz Dalam
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Smk Negeri 1 Karanganyar 2010/2011 (Skripsi : Fakultas
Pengembangan ilmu dan profesi keadministrasian UNS Surakarta, 2011.
15
meningkat dari pra tindakan terhitung hanya 11 siswa atau 38,89 %
meningkat 21,94 % pada siklus I menjadi 19 siswa atau 53,83 % dan
meningkat 22,28 % pada siklus II menjadi 27 siswa atau 76,11 %.
Sehingga dapat disimpulkan setelah dilakukan penelitian, pada keaktifan
siswa terdapat peningkatan sebesar 44,22 %.
b. Pada pra tindakan ada 33 siswa tidak aktif, 3 siswa jarang aktif, dan tidak
ada siswa pada kategori sering aktif dan selalu aktif. Pada siklus 1
terdapat 9 siswa yang tidak aktif, 15 siswa jarang aktif, 10 siswa sering
aktif, dan 2 siswa selalu aktif. Pada siklus 2 keaktifan meningkat
signifikan tidak terdapat siswa tidak aktif, terdapat 8 siswa yang jarang
aktif, terdapat 16 siswa yang sering aktif, dan terdapat 12 siswa yang
selalu aktif. Sehingga dapat disimpulkan setiap siklus siswa yang selalu
aktif dan sering aktif meningkat, siswa yang tidak aktif menurun.
3. Zainal Abidin (2009), Eksperimentasi Media Audio-Visual Pada
Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Peningkatan Maharatu Al-Istima’ Di
MTsN Sleman Kota.
Dengan kesimpulan penelitian:
a. Hasil penelitian itu menunjukkan nilai yang diperoleh pada posttest
untuk kelas eksperimen sebesar 18.60, sedangkan kelompok kontrol
hanya memperoleh nilai rata-rata sebesar 13.80. Dari rata-rata
kemampuan menyimak tersebut, kelompok eksperimen menunjukkan
peningkatkan yang tinggi yakni sebesar 6.37, sedangkan kelompok
16
kontrol hanya memperoleh nilai rata-rata peningkatan sebesar 2.57.
Dengan penjelasan skor diatas dapat disimpulkan bahwa media audio
visual dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menyimak.7
Adapun penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.
1. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti tentang eksperimentasi
strategi pembelajaran team quiz dalam meningkatkan prestasi belajar
peserta didik mata pelajaran aqidah akhlak kelas VIII MTsN 2
Magetan Rejomulyo Barat Magetan.
2. penelitian sebelumnya menggunakan penelitian ptk sedangkan peneliti
menggunakan penelitia eksperimen dengan beberapa hal yang berbeda:
a. Penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan satu kali,
sedangkan ptk beberapa kali siklus.
b. penelitian eksperimen menekankan hasil, sedangkan ptk
menekankan pada proses.
c. Penelitian lain ingin tahu apa yang sudah terjadi sedangkan ptk
ingin tahu apa yang sedang terjadi.
d. Akhir kegiatan penelitian lain untuk memberi saran sedangkan
akhir ptk untuk perbaikan rencana kegiatan.
7 Zainal Abidin, Eksperimentasi Media Audio-Visual Pada Pembelajaran Bahasa Arab
dalam Peningkatan Maharatu Al-Istima’ di MTsN Sleman Kota (Skripsi : Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009).
17
3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu,
Strategi pembelajaran team quiz, Prestasi belajar.
B. Landasan Teori
1. Kajian tentang Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mecapai tujuan yang telah digariskan.8
Strategi pembelajaran dapat diartikaan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidika
tertentu.
Menurut Kemp sebagai mana dikutip oleh Wina Sanjaya dalam
bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
strategi pembelajaran adalah suatu kegiata pembelajaran yang haruus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.9
8 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka
Cipta, 1996), 5. 9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta:Prenada Media Group, 2006), 126.
18
2. Kajian tentang Hasil belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merjuk pada Gagne,
hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik, kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun
penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis
fakta- konsep dan mengembangkan prinsip- prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan melakukan aktivitas
kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah,
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
19
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.10
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1) Domain kognitif adalah:
a) knowledge (pengetahuan,ingatan).
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh).
c) Application (menerapkan).
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan).
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru).
f) Evaluation (menilai).
2) Domain afektif adalah:
a. Receiving (sikap menerima).
b. Respondig (memberikan respons).
c. Valving (nilai).
d. Organization (organisasi).
e. Characterization (karakterisasi).
10 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem (Jogjakarta : Pustaka Pelajar,
2014), 5-6.
20
3) Domain psikomotorik adalah :
a) Initiatory.
b) Pre-routine.
c) Routinized.
Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,
sosial, manarjerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil
pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.
Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan
sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah.
Melainkan komprehensif.11
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.12
11 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, 6-7. 12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), 22-23.
21
3. Kajian tentang model pembelajaran Team Quiz
metode team quiz merupakan strategi pembelajaran yang akan
meningkatkan kerja sama tim dan juga sikap bertanggung jawab siswa
untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan
tidak menakutkan, yakni dalam bentuk kuis. Dalam tipe ini siswa dibentuk
dalam kelompok-kelompok dengan masing-masing anggota kelompok
mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dalam
memahami materi dan menjawab soal. Pendidik atau guru menerangkan
materi pembelajaran. Semua anggota kelompok bersama-sama
mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan dan masing-masing
kelompok membuat soal. Selanjutnya diadakan suatu pertandingan
akademis dalam bentuk kuis antar kelompok dengan harapan untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, menyenagkan,
meningkatkan minat belajar dan memberikan tanggung jawab pada siswa
terhadap apa yang mereka pelajari sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.13
Model Team Quiz adalah Proses belajar mengajar dengan model
team quiz mengajak siswa bekerja sama dengan teamnya dalam melakukan
diskusi bertanya, menjawab pertanyaan, memberi arahan, mengemukakan
pendapat, serta menyampaikan informasi. Pembelajaran Aktif Tipe Team
Quiz ini dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang
13 Hamruni, Strategi Pembelajaran (Jogjakarta : Insan Madawi, 2012 ), 176.
22
mereka pelajari dan cara yang menyenangkan dan tidak mengancam atau
membuat mereka takut.14
langkah-langkah metode pembelajaran aktif Team Quiz adalah
sebagai berikut:
a. Pilihlah materi yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.
b. Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B, dan D.
c. Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian
mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10
menit.
d. Setelah penyampaian, minta kelompok A membuat pertanyaan-
pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan.
Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat untuk
melihat lagi catatan mereka.
e. Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada
kelompok B. Jika kelompok B tidak bisa menjawab pertanyaan,
lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.
f. Kelompok A memberikan pertanyaan kepada kelompok C, jika
kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada klompok B.
g. Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk
kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses
untuk kelompok A.
14 Melvin L. Silberman, Active Learning ( Bandung : Nusamedia, 2011), 175.
23
h. Setelah kelompo B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan
penympaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai
kelompok penanya.
i. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan
sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.15
4. Kajian tentang pembelajaran Aqidah Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu عَقَد
.artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian يَعْقِد -عَقْد -
Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang
harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta
terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh
badai subhat (keragu-raguan).
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu خلق
yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi
pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi
pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada
diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku
atau perbuatan.
tujuan pengajaran aqidah akhlak adalah agar siswa sadar dan
memahami tentang akhlak yang baik berupa patuh kepada orang tua,
15 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, 133.
24
teman, guru dan berakhlak baik terhadap hewan, lingkungan serta
menanamkan aqidah dini kepada siswa agar tidak menyekutukan Tuhan
dan sedikit pun sakwasangka terhadap Allah Swt beserta seluruh
ciptaannya.16
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori dan telaah penelitian diatas, maka
kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah :
Strategi pembelajaran Team Quiz dalam kegiatan belajar mengajar
akan lebih baik pada hasil belajarnya dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak.
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya hanya sementara terhadap
permasalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Hipotesis belum tentu
benar. Benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data
empiris.17 Karena hipotesis merupakan kebenaran yang bersifat sementara dan
perlu adanya pembuktian dengan cara melakukan penelitian lebih mndalam,
maka peneliti mengajukan hipotesis nihil atau (Ho) dan hipotesis alternative
(Ha) sebagai berikut :
16 Departemen Agama, Kurikulum MTs, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
(Jakarta: Depag, 2006), 5. 17 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), 162.
25
Ha : Ada / terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
Strategi pembelajaran Team Quiz pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas
VIII MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan.
Ho : Tidak ada / tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan Strategi pembelajaran Team Quiz pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak kelas VIII MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dalam penelitian ini Penulis menggunakan penelitian yang berbasis
eksperimen karena penulis akan mencari pengaruh perlakuan (Treatment)
tertentu. Penelitian ini menggunakan Eksperimental Design yaitu desain yang
menggunakan kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.18
Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel. Variabel adalah
konsep yang mempunyai variasi nilai, misalnya variabel model kerja,
keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan
manajemen, dan sebagainya. Variabel juga diartikan sebagai pengelompokan
logis dari dua atribut atau lebih, misalnya jenis kelamin, variabel ukuran
industri, jarak angkut, variabel sumber modal, dan sebagainya.19Dengan
bentuk desain eksperimen maupun kontrol dipilih secara acak.
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
analisis komparasi. Rancangan penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu
variabel dependen dan independen. Variabel dependen yaitu Strategi
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ( Bandung: Alfabeta,
2010 ), 114.
19 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan , 162.
27
pembelajaran Team Quiz sedangkan untuk variabel independen adalah Hasil
belajar.
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah wilayah generalisasi yang telah terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.20Populasi yang nantinya peneliti pilih sebagai obyek penelitian di
MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan adalah siswa kelas VIII yang
berjumlah 92 siswa. dengan distribusi kelas sebagai berikut:
Tabel 3.1
Distribusi Peserta Didik Kelas VIII
MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan
No Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
Siswa Laki-laki Perempuan
1 VIII A 8 24 32
2 VIII B 8 24 32
3 VIII C 17 11 28
Jumlah 33 59 92
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.21Dalam penelitian ini dilakukan di MTsN 2 Magetan
20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2015), 80. 21 Ibid., 118.
28
Rejomulyo Barat Magetan kelas VIII A yang berjumlah 32 siswa-siswi yang
terdiri dari laki-laki 8 siswa dan 24 siswi dan untuk kelas VIII B yang
berjumlah 32 siswa yang terdiri dari laki-laki 8 siswa dan perempuan
sebanyak 24 siswi serta kelas VIII C sebagai kelas validitas data instrumen
berupa angket soal yang akan dibagikan kelas VIII A ( kelas eksperimen) dan
VIII B (kelas kontrol). Dalam penelitian kuantitatif , sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. bila
populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi betul-betul
representative (mewakili).22
C. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat
Magetan.kelas VIIA dan VIII B karena di sekolah tersebut sudah diterapkan
strategi pembelajaran selain itu tempatnya juga masih satu daerah dengan
tempat asal peneliti sehingga mempermudah proses penelitian.
22 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), 184.
29
2. Waktu Penelitian
Penelitian di lapangan dilaksanakan setelah mendapatkan izin dari
dosen pengampu dan kepala sekolah yang bersangkutan. Waktu
pelaksanaanya dibatasi dua minngu. Namun jika hasilnya kurang
memuaskan maka penelitian dapat diperpanjang.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini maka
terdapat prosedur yang terdiri dari beberapa tahap:
1. Tahap perencanaan
a. Mengadakan observasi prasurvey di MTsN 2 Magetan Rejomulyo
Barat Magetan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas
yang akan diteliti.
b. Wawancara tidak terstruktur dengan guru pamong dan peserta didik
untuk melihat bagaimana keadaan sampel sebelum diteliti dan
melihat bagaimana proses pembelajaran khususnya aktivitas belajar
peserta didik.
c. Menentukan sampel penelitian untuk kelompok kontrol ( kelas VIII B)
dan eksperimen (kelas VIII C).
d. Menetapkan pokok bahasan yaitu materi Aqidah Akhlak tentang
akhlak tercela pada diri sendiri sesuai dengan materi yang belum
diajarkan.Merancang dan membuat perangkat pembelajaran yang
30
disesuaikan dengan metode pembelajaran Team Quiz pada kelas
eksperimen dan metode ceramah pada kelas kontrol melihat pengaruh
model tersebut terhadap aktivitas belajar perangkat pembelajaran dalam
penelitian ini terdiri atas angket soal , silabus, lembar diskusi siswa.
f. Merancang dan membuat instrumen penelitian berupa angket aktivitas
belajar yang terdiri dari kisi-kisi dan panduan penskoran.
g. Menvaliditas instrumen penelitian ke dosen-dosen ahli dalam bidang
kajiannya.
h. Merevisi instrumen penelitian yang sudah divalidasi oleh dosen-dosen
ahli dalam bidang kajiannya.
i. Menguji coba soal ke kelas VIIIC untuk mengukur Validitas dan
Reliabilitas.
j. Menghitung hasil uji coba instrumen untuk melihat Validitas dan
Reliabilitas.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
a. Melaksanakan proses pembelajaran pada materi yang telah ditentukan
dengan memberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Quiz pada kelas eksperimen.
b. Siswa diberikan angket soal dan lembar diskusi peserta didik untuk
mengukur aktivitas belajar peserta didik.
31
3. Tahap akhir penelitian
a. Mengolah data hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahap
pelaksanaan penelitian.
b. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian yang diperoleh.
c. Menyimpulkan hasil analisis data.
d. Menyusun laporan penelitian.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta
dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, memprediksi, dan
mengendalikan keadaan.23
1. Metode Analisis Data
a. Uji Reabilitas dan Validitas ( uji coba instrumen)
1) Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan suatu instrumen (alat ukur). Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
23 Syamsuddin AR, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), 14.
32
mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.24
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
tersebut dengan kriterium. Teknik analisis yang digunakan untuk
mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi Product Moment yang
dikemukakan Pearson, dengan menggunakan program SPSS.
Untuk uji validitas instrumen penelitian, peneliti mengambil
sampel sebanyak 28 responden. Dari hasil perhitungan validitas item
instrumen terhadap 45 soal hasil belajar, ternyata ada 18 soal yang
dinyatakan valid yaitu item nomor 2, 5, 8, 14, 15, 17, 18, 21, 25, 26,
31, 32, 33, 35, 38, 39, 40, 45.
Dari 45 butir pernyataan tersebut diperoleh butir pernyataan yang
memenuhi kriteria valid dan tidak valid. Rangkuman hasil perhitungan
validitas uji coba instrumen aktivitas belajar Aqidah Akhlak pada kelas
VIII C dapat dilihat pada tabel berikut ini:
24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 211-212.
33
Tabel 3.2
Validitas uji coba instrumen aktivitas belajar
Aqidah Akhlak pada kelas VIII C
No.
Soal
“r” “r” tabel Keterangan
Hitung
1 0,181 0,242 Tidak Valid
2 0,369 0,242 Valid
3 0,129 0,242 Tidak Valid
4 0,105 0,242 Tidak Valid
5 0,272 0,242 Valid
6 0,083 0,242 Tidak Valid
7 0,160 0,242 Tidak Valid
8 0,374 0,242 Valid
9 0,138 0,242 Tidak Valid
10 0,125 0,242 Tidak Valid
11 0,28 0,242 Tidak Valid
12 0,097 0,242 Tidak Valid
13 0,048 0,242 Tidak Valid
14 0,346 0,242 Valid
15 0,351 0,242 Valid
16 0,154 0,242 Tidak Valid
17 0,258 0,242 Valid
18 0,383 0,242 Valid
19 0,28 0,242 Tidak Valid
20 0,127 0,242 Tidak Valid
21 0,300 0,242 Valid
22 0,086 0,242 Tidak Valid
23 0,28 0,242 Tidak Valid
24 0,160 0,242 Tidak Valid
25 0,459 0,242 Valid
26 0,508 0,242 Valid
27 0,065 0,242 Tidak Valid
28 0,039 0,242 Tidak Valid
29 0,177 0,242 Tidak Valid
30 0,065 0,242 Tidak Valid
34
31 0,292 0,242 Valid
32 0,383 0,242 Valid
33 0,267 0,242 Valid
34 0,160 0,242 Tidak Valid
35 0,300 0,242 Valid
36 0,076 0,242 Tidak Valid
37 0,28 0,242 Tidak Valid
38 0,267 0,242 Valid
39 0,391 0,242 Valid
40 0,595 0,242 Valid
41 0,076 0,242 Tidak Valid
42 0,022 0,242 Tidak Valid
43 0,160 0,243 Tidak Valid
44 0,025 0,244 Tidak Valid
45 0,656 0,245 Valid
Berdasarkan uji coba instrumen di atas, maka instrumen
yang layak digunakan pada penelitian berjumlah 18 butir
pernyataan sedangkan pernyataan yang tidak layak digunakan
pada penelitian ini berjumlah 27 butir pernyataan. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1-4.
2) Uji reabilitas
Uji realibitas adalah suatu intsrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang reliable dalah instrumen yang
jika digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama
35
maka akan menghasilkan data yang sama.25 Untuk mengukur
kerealibitasan instrumen maka penulis menggunakan program
komputer SPSS 16 dengan metode cronbach’s alpha dengan
ketentuan jika hasil dari perhitungan lebih besar dari 0,60 maka
data tersebut normal. Adapun hasil reliabilitas dari perhitungan
varians semua item dapat dilihat pada hasil perhitungan spss yang
sudah dilampirkan.
3) Persyaratan Analisis Data
Sebelum data dianalisis maka terlebih dahulu dilakukan
uji prasarat dengan menggunakan uji normalitas dan uji
homogenitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas ini berguna untuk menentukan data yang
telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari
populasi normal. Uji ini dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 16.0 dengan teknik One-Sample Kolmogrof
Smirnov Test yang sudah dilampirkan.
b) Analisis Data
Setelah dilakukan uji persyaratan Normalitas dan
Homogenitas, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan
uji sampel bebas (Independent Sample T-Test) atau uji “t”. Tes
25 Muchlish Anshori, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif (Surabaya : Airlangga
University Press, 2009), 75.
36
ini dilakukan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis nihil yang menyatakan diantara dua buah mean
sampel yang diambil secara random yang diambil dari
populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang
signifikan.26
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam metodologi penelitian dikenal adanya dua pendekatan
penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Adapun pendekatan
penelitian yang akan peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Jenis penelitian yang penulis akan lakukan adalah penelitian
eksperimen (Eksperiment Research), yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi terkendalikan.27
3. Waktu Penelitian
a. Persiapan
Dalam tahap persiapan penulis melakukan observasi ke
Sekolah yang hendak dijadikan objek penelitian. Observasi ini
dilakukan guna mengetahui proses belajar mengajar secara
langsung di ruang kelas. Setelah itu peneliti melakukan
26 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1994), 264.
37
wawancara kepada guru pengampu pelajaran Aqidah Akhlak
dan wawancara kepada beberapa siswa.
b. Pelaksanaan Penelitian
Eksperimen ini akan dilakukan pada tanggal 16 April 2018
sampai akhir bulan April 2018. Pelaksanaan pelajaran dengan
metode pembelajaran Team Quiz ini akan dilaksanakan
sebanyak 1 kali pertemuan pada masing-masing kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
4. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan strategi yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian.
Adapun pengumpulan data yang dimaksud adalah untuk memperoleh
bahan-bahan, keterangan, kenyataan dan informasi yang dapat
dipercaya.28 Adapun alat yang akan digunakan peneliti adalah :
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data
dimana pengumpulan data mengamati secara langsung
permasalahan yang diamati serta menginterpretasikan hasil
pengamatannya dalam bentuk sebuah catatan sehingga validitas
data sangat tergantung pada kemampuan observer. Dalam hal ini
28 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2017), 33.
38
penulis menggunakan observasi jenis observasi partisipan
(Participant Observation).
b. Wawancara
Teknik wawancara adalah percakapan antara dua orang atau
lebih dan berlangsung antara yang diwawancara/narasumber dan
pewawancara/penulis untuk mendapatkan pemahaman akan
pandangan seseorang (makna subjektif) terkait dengan hal atau
kegiatan tertentu. 29 Dalam hal ini penelti menggunakan pedoman
wawancara terstruktur (structured interview) yakni pedoman
wawancara yang disusun secara terperinci yaitu berupa check-list
dan pewawancara tinggal membubuhi tanda (check) pada kolom
yang sesuai.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :
4) Letak geografis MTsN di MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat
Magetan.
5) Sejarah berdiri dan perkembangan di MTsN 2 Magetan
Rejomulyo Barat Magetan.
6) Struktur organisasi.
7) Visi, Misi dan Motto sekolah.
29 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan (Bandung :
PT. Refika Aditama, 2012), 269.
39
8) Keadaan guru, karyawan, dan siswa.
9) Sarana dan Prasarana.
d. Tes
Tes ini digunakan oleh peneliti untuk kelompok eksperimen
dan kontrol. Tes pertama berupa pretest digunakan untuk
mengukur prestasi belajar sebelum dilakukan eksperimen.
Kemudian dilanjutkan dengan posttest yang digunakan untuk
mengukur prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode
pembelajaran Team Quiz.
e. Angket
Angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh
responden.30
30 Bimo Walgito, Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah (Bandung: Aksara, 1982) , 91.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan
1. Profil Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Magetan :
Nama dan Alamat Madrasah : MTsN 2 Magetan
Jalan : Jln. Jurusan Barat - Kendung
Desa : Rejomulyo
Kecamatan : Barat
Kabupaten : Magetan
NSS/NSM : 211352013005
NDS : -
Jenjang Akreditasi : A
Tahun berdiri : 1963
Tahun beroperasi : 1967
Status Tanah : Milik Sendiri
1. Luas Tanah : 5.000 m2
2. Luas Bangunan : 1.836 m2
Surat kepemilikan tanah sertifikat/akte : Ada
41
2. Letak Geografis
MTsN 2 Magetan terletak di Desa Rejomulyo Kecamatan Barat
Kabupaten Magetan Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Magetan sendiri
terletak di bagian barat Propinsi Jawa Timur karena sebelah barat
Magetan sudah masuk daerah Propinsi Jawa Tengah. Sementara
Kecamatan Barat yang dulunya merupakan pecahan dari kecamatan
Karangmojo, yang terbagi menjadi Kecamatan Kartoharjo dan
Kecamatan Barat, berada di sebelah timur laut dari ibu kota Kabupaten
Magetan.
Kecamatan Barat (dahulu Karangmojo) berada di pinggiran
Kabupaten Magetan (di bagian timur laut) yang lebih dekat dengan kota
Madiun dan kota Ngawi dari pada dengan kota Magetan sendiri.
MTsN 2 Magetan terletak (berada) di desa Rejomulyo, jarak dengan
kota kecamatan ± 2 km, dengan kota kabupaten ± 18 km dan dengan kota
propinsi ± 179 km.
3. Sejarah berdirinya
Sejarah MTsN 2 Magetan tidak dapat terlepas dari pembahasan
Yayasan Pondok Pesantren Darul Ulum Rejomulyo yang merupakan
cikal bakal berdirinya MTsN ini yang letaknya berada di seberang jalan.
42
Madrasah ini semula bernama Madrasah Menengah Pertama
(MMP) Darul Ulum Karangmojo yang didirikan oleh Yayasan Perguruan
Islam Pesantren Sabilil Muttaqien (YPIPSM) Cabang Karangmojo pada
tahun 1963, yang dipimpin oleh Bapak Kyai Imam Fauzi (almarhum).
Dengan modal 16 orang siswa, 8 tenaga Guru dan 20 set bangku
serta peralatan ala kadarnya, proses belajar mengajar di Madrasah ini
berlangsung dengan terbitnya SK. Menteri Agama RI No. 86 tahun 1967,
tertanggal 19 Juli 1967, madrasah ini berubah menjadi Sekolah Negeri
dengan nama Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTsAIN).
Bersama dengan penegerian tersebut tenaga guru yang ikut
berbakti, oleh Departemen Agama diangkat menjadi guru negeri
madrasah ini dan sebagai Kepala Madrasahnya adalah Bapak Kyai Imam
Fauzi (almarhum).
Setelah madrasah ini berstatus negeri, animo masyarakat (siswa)
semakin meningkat, maka atas prakarsa Kepala Madrasah, para warga
pesantren diajak mendirikan gedung madrasah yang kemudian dapat
dibangun 4 lokasi kelas, dibangun di atas tanah wakaf dari Bapak Abdul
Karim (almarhum) dan Bapak Kyai Imam Fauzi (almarhum) yang terletak
di komplek Pondok Pesantren. Pada tahun 1978, madrasah ini oleh
Departemen Agama di ubah namanya menjadi MTsN 2.
43
Dalam sejarah dan perkembangannya, MTsN 2 Magetan ini
mengalami alih pimpinan sebagai berikut:
a. Kyai Imam Fauzi (almarhum), sebagai Kepala Madrasah ke-1
menjabat mulai tahun 1976 sampai tahun 1979.
b. Sismono, sebagai Kepala Madrasah ke-2 menjabat mulai tahun 1979
sampai tahun 1990.
c. Drs. Romadlon, sebagai Kepala Madrasah ke-3 mejabat mulai tahun
1990 sampai tahun 1993.
d. Drs. Ramli, sebagai Kepala Madrasah ke-4 menjabat mulai tahun 1993
sampai tahun 1997.
e. Imam Mawardi, BA., sebagai Kepala Madrasah ke-5 menjabat mulai
tahun 1997 sampai tahun 2003.
f. Suwardi, S. Ag., sebagai Kepala Madrasah ke-6 menjabat mulai tahun
2003 sampai tahun 2006.
g. Drs. Budiyono, sebagai Kepala Madrasah ke-7 menjabat mulai tahun
2006 sampai tahun 2009.
h. Sardjo, S.Ag., sebagai Kepala Madrasah ke-8 menjabat mulai tahun
2009 sampai tahun 2012.
i. Drs. Purwo Setya Sugondo, sebagai Kepala Madrasah ke-9 menjabat
mulai tahun 2012 sampai 2013.
j. Sumadi, S.Pd, sebagai Kepala Madrasah ke-10 menjabat mulai 2013
sampai 2016.
44
k. Nurhadi, S.Pd, sebagai Kepala Madrasah ke-11 menjabat mulai 2016
sampai sekarang.
4. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
a. Visi
Untuk mewujudkan suatu tujuan tentu ada suatu sudut pandang
atau visi agar tujuan tersebut dapat menemui sasaran. Sedangkan visi dari
MTsN 2 Magetan adalah : ’’BERILMU DAN BERAKHLAKUL
KARIMAH’’
b. Indikator
1) Berhasil dalam membentuk generasi yang bertaqwa kepada Allah
swt.
2) Berhasil dalam prestasi akademis dan non akademis.
3) Berhasil dalam pengelolaan dan pelayanan pendidikan.
4) Berhasil dalam menata lingkungan mandrasah yang ramah,
aman, nyaman, indah, rindang dan kondusif untuk belajar.
5) Berhasil mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
6) Berhasil dalam pembinaan keagamaan Islam.
7) Berhasil dalam membentuk generasi yang berbudi luhur.
8) Berhasil dalam membentuk generasi yang berbakti kepada orang
tua dan guru.
9) Berhasil dalam membentuk generasi yang berbakti kepada agama,
nusa dan bangsa.
45
10) Berhasil dalam membentuk generasi yang bersikap saling
menghormati.
c. Misi
Misi MTsN 2 Magetan adalah sebagai berikut :
1) Menumbuhkan semangat untuk menguasahi ilmu agama dan ilmu
pengetahuan umum pada siswa yang berlandaskan iman dan
taqwa.
2) Mengembangkan pola pikir yang kritis, kreatif, demokratis dan
islami.
3) Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.
4) Mengembangkan kreatifitas guru dan siswa sesuai dengan
potensi yang dimiliki secara profesional.
5) Menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat.
6) Menumbuhkan penghayatan nilai-nilai agama Islam untuk
membentuk siswa yang beraklaqul karimah.
7) Menumbuhkan budi pekerti yang luhur.
8) Menumbuhkan rasa berbakti kepada orang tua dan guru.
9) Menumbuhkan rasa berbakti kepada agama, nusa dan bangsa.
10) Menumbuhkan rasa saling toleransi dan saling menghormati.
d. Tujuan MTsN 2 Magetan
1) Pada tahun 2018 terjadi peningkatan KKM pada tiap mata
pelajaran.
46
2) Pada tahun 2018 mempertahankan kelulusan 100%.
3) Pada tahun 2018 terjadi peningkatan nilai rata-rata pelajaran
Ujian Nasional.
4) Pada tahun 2018 tim kesenian dan drumband mampu tampil
minimal pada acara setingkat kecamatan.
5) Pada tahun 2018 mendapatkan kejuaraan di bidang akademik di
tingkat kabupaten.
6) Pada tahun 2018 mendapatkan kejuaraan di bidang non akademik
di tingkat kabupaten.
7) Pada tahun 2019 terjadi peningkatan manajemen partisipatif
warga madrasah, diterapkanya managemen pengendalian mutu
madrasah.
8) Pada tahun 2019 terjadi peningkatan kualitas siswa baru dengan
diterapkanya penyaringan penerimaan siswa baru dengan cara
yang lebih baik.
5. Kurikulum dan struktur Kurikulum
Kurikulum yang digunakan MTsN 2 adalah Kurikulum 2013
MTsN 2 Magetan, yang dirancang khusus sesuai dengan kondisi
madrasah yang bertujuan pembuatan Kurikulum di MTsN 2 Magetan
adalah untuk memberi jaminan pelayanan pendidikan bagi peserta didik
sesuai dengan standar Pendidikan Nasional, sehingga pihak Madrasah
47
dapat menjamin terwujudnya standar kompetensi lulusan sesuai tujuan
pendidikan, jenjang pendidikan dasar dan tujuan pendidikan nasional.
6. Keadaan Guru, Karyawan dan siswa
Jumlah keseluruhan guru dan karyawan/pegawai MTsN 2 Magetan
ada 40 orang, dengan bagian-bagian seperti di bawah ini:
a. Keadaan Guru
Jumlah guru dan pegawai pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah:
1) Jumlah Guru Negeri : 23 orang
2) Jumlah Guru Yayasan : - orang
3) Jumlah Guru Tidak Tetap : 17 orang
4) Jumlah Guru DPK : - orang
5) Pegawai Tetap : 3 orang
6) Pegawai Tidak Tetap : 4 orang +
Jumlah keseluruhan : 47 orang
b. Keadaan Siswa
Pada tahun pelajaran 2017/2018 siswa MTsN 2 berjumlah 551
siswa, seperti tampak pada tabel berikut:
48
TABEL 4.1
JUMLAH SISWA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Tingkatan Kelas Jumlah Siswa
Kelas VII 210
Kelas VIII 165
Kelas IX 176
Jumlah Total 551
c. Sarana Prasarana
Gedung MTsN 2 Magetan terletak di desa Rejomulyo, kecamatan
Barat, kabupaten Magetan, dengan:
1) Luas tanah : 5000 m2
2) Luas Bangunan : 1076 m2
3) Keliling pagar : 260 m2
4) Luas halaman dan taman : 1000 m2
5) Lapangan olah raga : 200 m2
6) Luas kebun : 500 m2
7) Lain – lain : 222 m31
31 Dokumentasi MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan Tahun 2017.
49
B. Deskripsi data
1. Hasil belajar siswa kelas VIII A ( Kelas Eksperimen) dan VIII B
(Kelas Kontrol) di MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan.
Berangkat dari masalah tersebut, peneliti melakukan Pada kelas
eksperimen, dengan melakukan perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz. Sedangkan pada kelas
kontrol peneliti tidak memberikan perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran Team Quiz.
Untuk Mendapatkan hasil data mengenai Prestasi belajar siswa,
peneliti menggunakan metode angket yang berupa soal mengenai materi yang
diajarkan, yaitu angket dijawab oleh responden yang telah ditentukan oleh
peneliti. Adapun distribusi data dan hasil skor peserta didik pada kelompok
eksperimen dan kontrol kelas VIII di MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat
Magetan dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Distribusi data berdasarkan jenis kelamin peserta didik
Tabel 4.2
Data peserta didik berdasarkan jenis kelamin
Pada kelas eksperimen
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 8
Perempuan 24
Jumlah 32
50
Tabel 4.3
Data peserta didik berdasarkan jenis kelamin
Pada kelas kontrol
Jenis Kelamin Jumlah
Laki- laki 8
Perempuan 24
Jumlah 32
b. Distribusi data berdasarkan latar belakang peserta didik
Tabel 4.4
Data peserta didik berdasarkan latar belakang
Pada kelas eksperimen
Jenis Kelamin Jumlah
SD 0
MI 32
Jumlah 32
Tabel 4.5
Data peserta didik berdasarkan latar belakang
Pada kelas kontrol
Jenis Kelamin Jumlah
SD 28
MI 4
Jumlah 32
51
c. Distribusi data berdasarkan tempat tinggal peserta didik
Tabel 4.6
Data peserta didik berdasarkan tempat tinggal
Pada kelas eksperimen
Jenis Kelamin Jumlah
Di rumah 32
Di pesantren 0
Jumlah 32
Tabel 4.7
Data peserta didik berdasarkan tempat tinggal
Pada kelas eksperimen
Jenis Kelamin Jumlah
Dirumah 31
Di pesantren 1
Jumlah 32
Variabel tersebut yang berkenaan dengan jenis kelamin, latar
belakang, dan tempat tinggal peserta didik tidak mempengaruhi terhadap
hasil belajar peserta didik atau diabaikan dalam pembelajaran Aqidah
52
Akhlak. Karena terdapat keseimbangan sample antara kelas eksperimen dan
kontrol, sehingga penelitian ini bisa dilanjutkan ketahap selanjutnya.32
Tabel 4.8
Kisi- kisi soal Tes untuk kelas
Eksperimen dan Kontrol
32 Observasi, tanggal 12 April 2018 di MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat Magetan.
Pokok
Bahasan
Sebaran
Soal
Jumlah Kompetensi Inti Indikator
Aqidah
Akhlak
1,2,3,4,5,6,7,
8,9,10,11,12,
13,14,15,16,
17,18
18 soal 1.3. Menolak
perilaku
ananiah, putus
asa, ghadhab,
dan tamak.
1.3.1. Menjelaskan
pengertian
perilaku
ananiyah,
putus asa,
ghadhab, dan
tamak.
2.3. Membiasakan
diri menghindari
perilaku
ananiah, putus
asa, ghadhab,
dan tamak.
2.3.1. Menunjukkan
dalil naqli
dan aqli
terkait
perilaku
ananiyah,
putus asa,
ghadhab, dan
53
tamak.
3.3. Memahami
pengertian,
contoh dan
dampak negatif
sifat ananiah,
putus asa,
ghadhab, tamak
3.3.1. Memahami
macam-
macam
perilaku
ananiyah,
putus asa,
ghadhab, dan
tamak.
3.3.2. Mengidentifi
kasi bentuk-
bentuk
perilaku
perilaku
ananiyah,
putus asa,
ghadhab, dan
tamak.
54
2. Skor kelas Eksperimen dan kelas kontrol
Peneliti mengukur kemampuan seluruh peserta didik yang dijadikan
sebagai sampel dengan pengujian menggunakan distribusi t terhadap
signifikansi perbedaan nilai rata-rata tertentu dari dua kelompok sampel yang
tidak berpasangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Yang masing-
masing kelas diberi durasi 1x45 menit. Dengan kondisi pembelajaran yang
berbeda antara menggunakan metode pembelajaran Team Quiz (kelas
eksperimen) dan tidak menggunakan metode pembelajaran Team Quiz (kelas
kontrol). Dan tingkat konsentrasi pada peserta didik kelas kontrol lebih baik
karena penelitian dilakukan pada jam ke-2.
4.3. Mensimulasikan
akibat buruk
akhlak tercela
dalam kehidupan
sehari-hari.
4.3.1. Memahami
dampak
negatif dari
perilaku
ananiyah,
putus asa,
ghadhab, dan
tamak.
55
Tabel 4.9
Data Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen
NO NAMA SISWA SKOR
1 ADISTI ORIZANDA 75
2 AIYSA ADELLA TRISFANI 80
3 ALFI ROSYIDATUL AULIA 60
4 ALFINA DWI LESTARI 60
5 AMEILYA POPPI ANGGRAENI 65
6 ANNISA FAUZIA 70
7 ATI’ HIMATUL ALIA 80
8 CANDRA SETIA MUKTI 75
9 CHOIRUL MUSTANGIN 80
10 DEA WIDYANINGRUM 95
11 DEVI SARTINI 100
12 DIMAS ANANG MUALIF 65
13 FADHILA EKA SAPUTRI 60
14 FARIDA WACHIDATUN NISA 70
15 FATIYA AULIYA MUTHMAINNAH 65
16 FIKRI NUR ARDIANSYAH 70
17 HERMALIA PUTRI RAMADHANI 90
18 IMROATUS SOLIKAH 50
19 IRA PRAWITA RENATA 80
56
20 KIKI LARASATI 50
21 MAULANA YUSUF 70
22 MUHAMMAD GUS ILHAM 50
23 MUHAMMAD RIDWAN HAKIKI 70
24 NUNIK NUR’AINI 55
25 PUTRI INDAH SURYANI 70
26 PUTRI LESTARI 60
27 RISMA SULISTYANING BEKTI 65
28 RISMA WULANDARI 70
29 RULI DIANINGRUM 75
30 SELVIANA FATTUL QOIYYIMMAH 60
31 SHOFYAN THOIFLIR MUTHOHAR 60
32 YUSTIKA MUTIARA DEWI 80
Tabel 4.10
Data Skor Hasil Belajar Kelas Kontrol
NO NAMA SISWA SKOR
1 ADELLA CHUSNUL LAXMITA 55
2 ADINDA CICI NOVIANTI 60
3 ALLAM JATI KUSUMA 45
4 ANASTASYA RETNO GUSWINA RANI 40
5 ANNISA RISQI MUFIDAH 40
57
6 BARREL OKTA PRADIPTA 45
7 CINDY FEBRIANA 55
8 DICKA MAHENDRA WICAKSANA 60
9 DOFI JAKA ANANTA 40
10 ERIKA DWI CAHYANI 80
11 FADHLI KHAIRUL IKHWAN 40
12 FARIS ADHIFTAR RASID 30
13 FIKHI MARIZKY 40
14 GALIH DWI SAPUTRA 40
15 GITA NURVITA SARI 70
16 IRFAN RIZQI MUBAROK 50
17 LULUK ANJARWATI 60
18 MUHAMMAD DZAKY ALFAUZAN 50
19 MUHAMMAD SIDIQ 45
20 NURHADI MUNAWWAR 65
21 PUTRI ERIZA 60
22 RIFQI ARDANA 40
23 RINA DWI WAHYU APRILLIYA 65
24 ROSYIDA MUNAWWAROH 40
25 SALSABELA APRILIA FIRNANDA 60
26 SELVY HERMANSYAH 60
58
27 SEPTI WULAN NINGSIH 55
28 SHINTA AYU PUSPITANINGRUM 70
29 TARUNA FIGO MALIKIANO 50
30 VIRGIAWAN RAIN ATTHARIF 45
31 WAHYU JUNIANTO 45
32 YOGI KUSUMANINGSIH 50
Tabel 4.11
Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A (Kelas Eksperimen)
menurut SPSS 16
Di MTsN 2 Magetan Tahun Ajaran 2017/2018.
kelas_eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 50 3 9.4 9.4 9.4
55 1 3.1 3.1 12.5
60 6 18.8 18.8 31.2
65 4 12.5 12.5 43.8
70 7 21.9 21.9 65.6
75 3 9.4 9.4 75.0
80 5 15.6 15.6 90.6
90 1 3.1 3.1 93.8
95 1 3.1 3.1 96.9
100 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
59
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perolehan skor
variabel Hasil belajar tertinggi bernilai 100 dengan frekuensi 1 orang dan
terendah bernilai 50 dengan frekuensi 3 orang. Untuk lebih jelasnya
tentang skor jawaban angket soal hasil belajar Siswa Kelas VIII A (Kelas
Eksperimen) di MTsN 2 Magetan Tahun Ajaran 2017/2018 dapat dilihat
pada lampiran 6.
Setelah diketahui hasil skor jawaban angket tersebut, melalui
distribusi frekuensi variabel prestasi belajar siswa di atas dapat dibuat
kurva seperti di bawah ini:
60
Tabel 4.12
Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A (Kelas Kontrol)
menurut SPSS 16
Di MTsN 2 Magetan Tahun Ajaran 2017/2018.
kelas_kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 30 1 3.1 3.1 3.1
40 8 25.0 25.0 28.1
45 5 15.6 15.6 43.8
50 4 12.5 12.5 56.2
55 3 9.4 9.4 65.6
60 6 18.8 18.8 84.4
65 2 6.2 6.2 90.6
70 2 6.2 6.2 96.9
80 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perolehan skor
variabel hasil belajar tertinggi bernilai 80 dengan frekuensi 1 orang dan
terendah bernilai 30 dengan frekuensi 1 orang. Untuk lebih jelasnya
tentang skor jawaban angket Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B (Kelas
Kontrol) di MTsN 2 Magetan Tahun Ajaran 2017/2018 dapat dilihat pada
lampiran 7.
61
Setelah diketahui hasil skor jawaban angket tersebut, melalui
distribusi frekuensi variabel kemandirian belajar di atas dapat dibuat kurva
seperti di bawah ini:
C. Analisis data
1. Uji Normalitas
Sebelum menggunakan rumus statistika kita perlu mengetahui
asumsi yang digunakan dalam penggunaan rumus. Uji pesyaratan ini
berlaku untuk penggunaan rumus parametrik yang diasumsi normal yaitu
uji normalitas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas
data tentang korelasi hasil belajar siswa
62
Uji normalitas yang digunakan oleh peneliti adalah teknik uji
kolmogorov-smirnov dan pengujiannya menggunakan SPSS versi 16.0 for
windows.
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas dengan Rumus kolmogorov-smirnov
Variabel
N
Kriteria
Pengujian Ho
Keterangan
𝐋𝐦𝐚𝐱 Ltabel
X1 32 0,107 0,05 Berdistribusi Normal
X2 32 0,052 0,05 Berdistribusi Normal
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
kelas_eksperimen .141 32 .107 .952 32 .164
kelas_kontrol .154 32 .052 .944 32 .099
a. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai L untuk masing-masing
variabel ,1x 2x . Selanjutnya, dikonsultasikan kepada Ltabel nilai kritis uji
Lilifors dengan taraf signifikan 0,05 %. Dari konsultasi dengan Ltabel
diperoleh hasil bahwa untuk masing-masing Lmaksimal > Ltabel, dengan
63
demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel ,1x 2x , data
berdistribusi normal. Oleh karena itu, penggunaan statistik parametrik
untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan. Adapun hasil perhitungan uji
Normalitas rumus kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada hasil
perhitungan SPSS versi 16.0 for windows yang sudah dilampirkan.
2. Analisis data tentang prestasi belajar siswa kelas VIIIA (kelas
eksperimen) dan VIIIB (kelas kontrol) di MTsN 2 Magetan.
Untuk mengetahui data tentang hasil belajar, maka peneliti
menyebar angket kepada seluruh responden yaitu siswa kelas VIII di
MTsN 2 Magetan yang berjumlah 64 siswa. Angket ini terdiri dari 18 item
pertanyaan. Setelah diketahui skor jawaban angket, lalu mencari mean dan
standar deviasi dari data yang sudah diperoleh. Berikut tabel perhitungan
mean dan standar deviasi:
Tabel 4.14
Deskripsi data hasil belajar
Group Statistics
Group N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil_belajar kelas eksperimen 32 69.53 12.205 2.158
kelas kontrol 32 51.56 11.461 2.026
Dari hasil diatas dapat diketahui kelas eksperimen 1Mx = 69,53
dan 1SDx = 12,205 Untuk menentukan kategori hasil belajar siswa kelas
VIIIA (kelas Eksperimen) di MTsN 2 Magetan itu baik, cukup, dan
64
kurang, dibuat pengelompokan skor dengan menggunakan patokan
sebagai berikut:33
a. 1Mx + 1. 1SDx adalah kategori hasil belajar siswa baik.
b. 1Mx1 − . 1SDx adalah kategori hasil belajar siswa kurang.
c. Skor antara 1Mx1 − . 1SDx
sampai dengan 1Mx + 1. 1SDx adalah
kategori hasil belajar siswa cukup.
Adapun perhitungannya adalah:
1Mx + 1.1SDx = 69,53 +1.12,05
= 69,53 +12,05
= 81,58
= 82 (dibulatkan)
1Mx1 − .1SDx = 69,53 -1.12,05
= 69,53 -12,05
= 57,48
= 57(dibulatkan)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor lebih dari 82
dikategorikan hasil belajar siswa baik, sedangkan skor kurang dari 55
33 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 449.
65
dikategorikan hasil belajar siswa kurang, dan skor antara 58-83
dikategorikan hasil belajar siswa cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang kategorisasi hasil belajar
siswa kelas VIIIB (kelas kontrol) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Kategori Mengenai Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIA (kelas
Eksperimen) di MTsN 2 Magetan Tahun Ajaran 2017/2018
No. Interval Frekuensi Presentase Kategori
1
2
3
> 82
56-81
< 57
3
25
4
9,37%
78,12%
12,5%
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah 60 100%
Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
kelas VIIIA (kelas eksperimen) di MTsN 2 Magetan dalam kategori baik
dengan frekuensi 3 responden (9,37%), dalam kategori cukup dengan
frekuensi sebanyak 25 responden (78,12%), dan dalam kategori kurang
dengan frekuensi sebanyak 4 responden (12,5%). Dengan demikian, secara
umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIA (kelas
eksperimen) di MTsN 2 Magetan dikategorikan cukup. Adapun hasil dari
pengkategorian ini secara terperinci, dapat dilihat pada hasil perhitungan
spss versi 16.0 for windows yang sudah dilampirkan.
66
Sedangkan hasil diketahui kelas kontrol Mx2 = 70,16 dan SDx2 =
13,228 Untuk menentukan kategori hasil belajar siswa kelas VIII di
MTsN 2 Magetan itu baik, cukup, dan kurang, dibuat pengelompokan skor
dengan menggunakan patokan sebagai berikut:34
- Mx2 + 1.SDx2 adalah kategori hasil belajar siswa baik.
- Mx2 – SDx2 adalah kategori hasil belajar siswa kurang.
- Skor antara Mx2 + 1.SDx2
sampai dengan Mx2 – SDx2 adalah
kategori hasil belajar siswa cukup.
Adapun perhitungannya adalah:
Mx2 + 1.SDx2 = 51,56 + 1.11,461
= 51,56 + 1.1,461
= 63,021
= 63(dibulatkan)
Mx2 – SDx2
= 51,56 – 1.11,461
= 51,56 - 11,461
= 40,099
= 40(dibulatkan)
34 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 449.
67
Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor lebih dari 61
dikategorikan hasil belajar siswa baik, sedangkan skor kurang dari 33
dikategorikan hasil belajar siswa kurang, dan skor antara 34-62
dikategorikan hasil belajar siswa cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang kategorisasi hasil belajar
siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Kategori Mengenai Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIB (kelas Kontrol)
di MTsN 2 Magetan Tahun Ajaran 2017/2018
No. Interval Frekuensi Presentase Kategori
1
2
3
> 62
56-61
< 57
5
26
1
15,62%
81,25%
3,12%
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah 60 100%
Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
kelas Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
kelas VIIIB (kelas kontrol) di MTsN 2 Magetan dalam kategori baik
dengan frekuensi 1 responden (9,37%), dalam kategori cukup dengan
frekuensi sebanyak 25 responden (78,12%), dan dalam kategori kurang
dengan frekuensi sebanyak 5 responden (12,5%). Dengan demikian, secara
68
umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIB (Kelas
Kontrol) di MTsN 2 Magetan dikategorikan cukup. Adapun hasil dari
pengkategorian ini secara terperinci, dapat dilihat pada hasil perhitungan
spss versi 16.0 for windows yang sudah dilampirkan.
3. Analisis data tentang uji komparasi hasil belajar siswa kelas VIII
kelas eksperimen dan kelas kontrol di MTsN 2 Magetan.
Untuk menganalisis data tentang perbedaan hasil belajar siswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol di VIII di MTsN 2 Magetan peneliti
menggunakan rumus Independent sample T test, dapat dilihat pada hasil
perhitungan spss versi 16.0 for windows yang sudah dilampirkan. Hasilnya dapat
dilihat pada output berikut ini:
Tabel 4.17
perbedaan hasil belajar di kelas VIII A dan B di MTsN 2 Magetan
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil_belajar Equal variances assumed .028 .867 6.071 62 .000 17.969 2.960 12.052 23.885
Equal variances not
assumed
6.071 61.756 .000 17.969 2.960 12.052 23.886
69
Dari perhitungan di atas didapatkan thitung = 6,071, Kemudian
dikonsultasikan dengan Ttabel, untuk taraf signifikan 0,05. Ternyata
diperoleh nilai Thitung = 1,671 lebih besar dari pada Ttabel (Thitung>Ttabel)
yaitu (6,071>1,671), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
perbedaan rata-rata yang prestasi belajar siswa antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
D. Pembahasan dan Interpretasi
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data tentang hasil belajar
dengan cara menyebarkan angket kepada siswa kelas VIII di MTsN 2
Magetan Rejomulyo Barat Magetan.
1. Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIA (Kelas Eksperimen) Di MTsN 2
Magetan Rejomulyo Barat Magetan Tahun Ajaran 2017/2018.
Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
kelas VIIIA (kelas eksperimen) di MTsN 2 Magetan dalam kategori baik
dengan frekuensi 3 responden (9,37%), dalam kategori cukup dengan
frekuensi sebanyak 25 responden (78,12%), dan dalam kategori kurang
dengan frekuensi sebanyak 4 responden (12,5%). Dengan demikian,
secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIA
(kelas eksperimen) di MTsN 2 Magetan dikategorikan cukup.
2. Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIB (Kelas Kontrol) Di MTsN 2
Magetan Rejomulyo Barat Magetan Tahun Ajaran 2017/2018.
Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
kelas Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
70
kelas VIIIB (kelas kontrol) di MTsN 2 Magetan dalam kategori baik
dengan frekuensi 3 responden (9,37%), dalam kategori cukup dengan
frekuensi sebanyak 25 responden (78,12%), dan dalam kategori kurang
dengan frekuensi sebanyak 4 responden (12,5%). Dengan demikian,
secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIB
(kelas kontrol) di MTsN 2 Magetan dikategorikan cukup. di MTsN 2
Magetan dalam kategori baik dengan frekuensi 5 responden (15,62%),
dalam kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 28 responden (81,25%),
dan dalam kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 1 responden
(3,12%). Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil
belajar siswa kelas VIII di MTsN 2 Magetan dikategorikan cukup.
3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa kelas VIIIA (Kelas Eksperimen) dan
VIIIB (Kelas Kontrol) Di MTsN 2 Magetan Rejomulyo Barat
Magetan Tahun Ajaran 2017/2018.
Pelaksanaan metode pembelajaran ini sudah terlaksana dengan
baik. Hal ini terihat pada saat pembelajaran melalui strategi
pembelajaran Team Quiz, siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran ini di sajikan dalam bentuk kuis
yang membuat para siswa harus berpartisipai aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Setiap tim langsung berlomba untuk mendapatkan poin
paling banyak agar menjadi pemenang kuis. Kondisi yang demikian
akan menimbulkan perasaan senang dalam belajar, siswa lebih
71
memperhatikan pelajaran sehingga prestasi belajar siswa akan
meningkat.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa metode
dengan team quiz memiliki pengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini
dibuktikan dengan perhitungan thitung = 6,071, Kemudian dikonsultasikan
dengan Ttabel, untuk taraf signifikan 0,05. Ternyata diperoleh nilai Thitung
= 1,671 lebih besar dari pada Ttabel (Thitung>Ttabel) yaitu (6,071>1,671),
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada perbedaan rata-rata yang
hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dari hasil statistik menunjukkan bahwa seluruh siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode team quiz mengalami perubahan
perubahan tingkat pemahaman pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
kearah yang lebih baik., sedangkan siswa yang diajar menggunakan
metode ceramah hanya sebagian saja yang mengalami perubahan tingkat
pemahaman pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Perubahan tersebut
benar-benar merupakan hasil dari pembelajaran aktif dengan tipe team
quiz, siswa yang mendapatkan pembelajaran aktif dengan tipe team quiz
mengalami perubahan tingkat pemahaman yang lebih besar dari pada
siswa yang diajar dengan metode ceramah. Perubahan pemahaman
tersebut disebabkan karena keaktifan siswa didalam kelas dan situasi
pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa lebih bersemangat
72
mengikuti pembelajaran dan prestasi belajar/ hasil belajar pun menjadi
lebih baik.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Melvin L.
Silberman yaitu Proses belajar mengajar dengan model team quiz
mengajak siswa bekerja sama dengan teamnya dalam melakukan diskusi
bertanya, menjawab pertanyaan, memberi arahan, mengemukakan
pendapat, serta menyampaikan informasi. Pembelajaran Aktif Tipe Team
Quiz ini dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang
mereka pelajari dan cara yang menyenangkan dan tidak mengancam atau
membuat mereka takut.35
35 Melvin L. Silberman, Active Learning ( Bandung : Nusamedia, 2011), 175.
73
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil belajar siswa kelas VIIIA (kelas eksperimen) di MTsN 2 Magetan
Tahun Ajaran 2017/2018 termasuk dalam kategori cukup dengan interval
berkisar 56-81 dimana presentasenya sebesar 78,12%.
2. Hasil belajar siswa kelas VIIIB (kelas kontrol) di MTsN 2 Magetan Tahun
Ajaran 2017/2018 termasuk dalam kategori cukup dengan interval berkisar
56-61 dimana presentasenya sebesar 81,25%.
3. Dari perhitungan di atas didapatkan thitung = 6,071, Kemudian
dikonsultasikan dengan Ttabel, untuk taraf signifikan 0,05. Ternyata
diperoleh nilai Thitung = 1,671 lebih besar dari pada Ttabel (Thitung>Ttabel)
yaitu (6,071>1,671), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
perbedaan rata-rata yang prestasi belajar siswa antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
75
B. Saran
Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII di MTsN 2
Magetan Rejomulyo Barat Magetan dalam aktivitas belajar, berikut ini penulis
sampaikan beberapa saran antara lain:
1. Model pembelajaran Team Quiz mampu meningkatkan hasil belajar
peserta didik khususnya pada pembelajaran Aqidah Akhlak jika
diterapkan.
2. Harapan peneliti kepada Guru Aqidah Akhlak dapat menerapkan model
pembelajaran Team Quiz dalam proses pembelajaran agar peserta didik
termotivasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Siswa diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan lebih
bersemangat lagi dengan langkah-langkah yang mendukung dan terobosan
yang dilakukan oleh pihak pendidik sehingga berdampak baik pada
kualitas lembaga pendidikan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.
Marimba, Ahmad. D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : PT. Al-
Ma’arif, 1989.
Yasin, Fattah. Dimensi- dimensi pendidikan Islam. Malang : UIN-Malang press,
2008.
Abidin, Zainal . Eksperimentasi Media Audio-Visual Pada Pembelajaran Bahasa
Arab dalam Peningkatan Maharatu Al-Istima’ di MTsN Sleman Kota.
Skripsi : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2009.
Bahri , Syaiful. Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta, 1996.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
Jakarta:Prenada Media Group, 2006.
Suprijono, Agus Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Jogjakarta :
Pustaka Pelajar, 2014.
Hamruni, Strategi Pembelajaran. Jogjakarta : Insan Madawi, 2012.
Silberman, Melvin L. Active Learning. Bandung : Nusamedia, 2011.
Departemen Agama, Kurikulum MTs, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Aqidah
Akhlak. Jakarta: Depag, 2006.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2010.
Syamsuddin AR, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.
Anshori, Muchlish. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif . Surabaya :
Airlangga University Press, 2009.
77
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1994.
Widoyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2017.
Suharsaputra, Uhar .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung : PT. Refika Aditama, 2012.
Walgito, Bimo. Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah . Bandung: Aksara, 1982.
Sudijono, Anas .Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Sudjana, Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif . Jakarta : Rajawali Press, 2012.
Wibisono, Wisnu. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz
Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Smk Negeri 1
Karanganyar 2010/2011. Skripsi : Fakultas Pengembangan ilmu dan
profesi keadministrasian UNS Surakarta, 2011.
Depag RI, Al Qur'anul Kariim dan terjemahnya. Bandung: PT. Syamil Cipta
Media.
78
79