PELAKSANAAN PROGRAMPELAKSANAAN PROGRAMPENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL DAN SEKOLAH IMBAS IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL DAN SEKOLAH IMBAS IMPLEMENTASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKANDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN 2016
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat terlaksana dengan baik.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 mengamanatkan setiap Satuan
Pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu
pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP). Penjaminan
dan peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan pendidikan yang akan menjadi model
penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan
pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan. Agar pelaksanaan program dapat berjalan
dengan baik perlu dilakukan koordinasi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam kegiatan ini. Akhirnya kami berdo’a, semoga kegiatan ini bermanfaat untuk kemajuan
pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yogyakarta, Desember 2016
Kepala LPMP D.I. Yogyakarta, Kasi PMS LPMP D.I. Yogyakarta
Dr.Subiyantoro,M.Pd. Dra. Titi SulistiyaniNIP. 19590809 198503 1 002 NIP. 19630827 199303 2 001
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 tahun 2013 mengamanatkan
setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan
nonformal wajib melakukan penjaminan mutu
pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut
bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Penjaminan dan
peningkatan mutu pendidikan merupakan
tanggungjawab satuan pendidikan yang harus
didukung oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai
dengan kewenangan masing-masing. Pada level
Pemerintah Pusat penjaminan dan peningkatan
mutu pendidikan dilaksanakan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).
Pada level Pemerintah Daerah oleh Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah memberi
rambu-rambu, bahwa peningkatan mutu pendidikan
dilakukan atas dasar prinsip keberlanjutan,
terencana, dan sistematis dengan kerangka waktu
dan target capaian yang jelas. Setiap satuan
pendidikan beserta seluruh komponen didalamnya
memiliki tanggung jawab dalam penjaminan dan
peningkatan mutu pendidikan, serta memiliki pola
pikir bahwa mutu dan kepuasan pelanggan adalah
prioritas utama (budaya mutu). Oleh karena itu
untuk melaksanakan penjaminan mutu, sekolah
perlu melibatkan seluruh komponen satuan
pendidikan (whole school development approach)
untuk bersama-sama memiliki budaya mutu, yaitu
kesadaran kolektif seluruh ekosistem satuan
pendidikan untuk mendorong terjadinya proses
pencapaian dan peningkatan mutu yang tiada henti,
terus-menerus, dan berkelanjutan yang diwujudkan
melalui penjaminan mutu secara mandiri sesuai
Standar Nasional Pendidikan. Dukungan dan
fasilitasi institusi-institusi pendidikan dalam
penerapan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
(SPME) sesuai tugas dan kewenangannya, akan
memperkuat upaya satuan pendidikan dalam
memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu
sesuai kebutuhan nyata di lapangan.
Pada tahun 2016, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP),
memprogramkan pengembangan sekolah model
dan sekolah imbas implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Program ini
dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan
pendidikan yang akan menjadi model penerapan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri,
sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi
satuan pendidikan lain (disebut sekolah imbas)
dalam menerapkan penjaminan mutu pendidikan,
sehingga terjadi pola pengimbasan pelaksanaan
penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan
pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)
pendidikan di sekolah, memiliki kesatuan hati,
tekad, pendapat, dan tujuan, untuk melangkah
bersama-sama memajukan pendidikan dalam
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dalam
rangka mencapai atau melampaui Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
B. Dasar Hukum
1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5410);
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 3
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan
standar nasional pendidikan serta menciptakan
budaya mutu pendidikan di satuan pendidikan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Program Pengembangan Sekolah Model
dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SMPI) antara lain
mengembangkan :
1. Sekolah model sebagai percontohan sekolah
berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP)
melalui penerapan penjaminan mutu
pendidikan secara mandiri.
2. Pola pengimbasan penerapan penjaminan
mutu pendidikan kepada sekolah sehingga
seluruh sekolah mampu menerapkan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri
pada tahun 2019
D. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
program pengembangan sekolah model dan
sekolah imbas implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) adalah :
1. Sekolah dapat menerapkan penjaminan mutu
pendidikan secara mandiri;
2. Sekolah dapat meningkatkan mutu sesuai
Standar Nasional Pendidikan (SNP);
3. Sekolah memiliki budaya mutu.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 2
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Sekolah model adalah sekolah yang
ditetapkan dan dibina oleh Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP) untuk menjadi sekolah
acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam
penerapan penjaminan mutu pendidikan secara
mandiri, melalui implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI). Sekolah model menerapkan
seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara
sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga budaya
mutu tumbuh dan berkembang secara mandiri pada
sekolah tersebut. Sekolah model memiliki tanggung
jawab mengimbaskan praktik baik penerapan
penjaminan mutu pendidikan kepada lima sekolah di
sekitarnya, sekolah yang diimbaskan ini selanjutnya
disebut dengan sekolah imbas. Desain Program
Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi
SPMI LPMP D.I. Yogyakarta seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Desain Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem PenjaminanMutu Internal (SPMI) Tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta
Gambar 2.1. menunjukkan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal terdiri dari kegiatan koordinasi dan sosialisasi, persiapan petugas pendamping program,
workshop SPMI bagi sekolah model dan sekolah imbas, pemberian dana stimulan pengembangan SPMI bagi sekolah
model, serta kegiatan pendampingan pengembangan SPMI di sekolah model dan sekolah imbas melalui
pembimbingan dan monitoring.
Rakor Sekolah Model (KEG I)
Sosialiasi Program
Penentuan sasaran (Modeldan Imbas)
Penentuan Fasilitator Daerah(Pendamping)
Pelatihan Sistem PenjaminanMutu Pendidikan (SPMP) bagi
Tim PMP DaerahMempersiapkan tim pendamping/
petugas bimtek sekolah model
Rakor Penyaluran Bantuan Sekolah Model
Sosialisasi program (model dan Imbas)
Penjelasan teknis bantuan operasional
Penandatanganan MoU
Penyaluran bantuan operasional
Menentukan TPK Workshop SekolahModel
Workshop Sekolah Model
Pembekalan dan peningkatankapasitas sekolah model
Rakor Sekolah Model (KEG II)
Evaluasi Program
Persiapan Bimteks danMonev
Bimtek dan Monev Sekolah Model
Evaluasi, Bimbingan teknis danSupervisi Implementasi
Program Peningkatan Mutu(RTL Workshop Sekmod)
Implementasi Program PeningkatanMutu (RTL Worshop Sekolah Model)
Wokshop Pengembangan SPMI bagiSekolah Imbas
Bidang Manajemen (KEG I)
Bidang akademik/pembelajaran (KEGII)
Bimtek dan Monev Tim PMPDaerah
Evaluasi, Bimbingan teknis danSupervisi Implementasi ProgramPeningkatan Mutu (RTL SPMI Sek
Imbas)
Implementasi Program PeningkatanMutu (RTL Worshop SPMI)
Potret Sekolah ModelPublikasi Praktek-praktek Baik (good
ptactices) ImplementasiSPMI pada SekolahModel
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 3
A. Rapat Koordinasi Sekolah Model Ke-1 :
Koordinasi dan Sosialisasi Program Sekolah
Model dan Sekolah Imbas Implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Kegiatan ini dilaksanakan untuk
mensosialisasikan kepada pemerintah daerah serta
stakeholder pendidikan di D.I.Yogyakarta terkait
penerapan penjaminan mutu pendidikan dengan
mengembangkan sekolah model dan pola
pengimbasannya. Seluruh pedoman, petunjuk
pelaksanaan, dan modul yang telah disusun oleh tim
penjaminan mutu pendidikan pusat disampaikan
dalam kegiatan sosialisasi. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk :
1. Sosialisasi dan Sinkronisasi Program
Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah
Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI).
2. Penentuan calon sasaran sekolah model dan
sekolah imbas SPMI.
3. Penentuan calon petugas pendamping
pengembangan sekolah model dan imbas SPMI.
4. Harmonisasi dan sinkronisasi Program
Penjaminan Mutu Pendidikan, khususnya dalam
Pengembangan Sekolah Model Implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal,
5. Menjaring peran serta seluruh stakeholders
pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta
dalam Penjaminan Mutu Pendidikan melalui Tim
Jejaring Penjaminan Mutu Pendidikan.
Rakor dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal
23 Agustus 2016 dihadiri oleh peserta dari LPMP D.I.
Yogyakarta serta 21 (dua puluh satu) orang dari Dinas
Dikpora DIY, Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY,
Badan Akreditasi Sekolah D.I. Yogyakarta, Kanwil
KEMENAG D.I. Yogyakarta. Tabel II-1 menyajikan
rekapitulasi jumlah peserta yang hadir dari luar LPMP
D.I. Yogyakarta.
Tabel II-1. Rekapitulasi Kehadiran Peserta Rapat Koordinasi Program Sekolah Model Implementasi SistemPenjaminam Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 dari Unsur Dinas Pendidikan DIY, Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY,Kanwil Kemenag DIY, Badan Akreditasi DIY, dan BAPPEDA DIY.
No Unit Kerja Jumlah Peserta Keterangan
1 Dinas Dikpora DIY 2 orang
Dikpora DIY : Kabid dan Kasi yangmengurusi SMA/SMKBAP : Ketua BAPKanwil KEMENAG : KabidPersekolahanDikpora Kab/Kota : Kabid/Kasi SD,SMP, SMA/SMK
2 Badan Akreditasi Sekolah DIY 1 orang
3 Kanwil KEMENAG DIY 1 orang
4 Dinas Dikpora Kab. Gunungkidul 5 orang
5 Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo 2 orang
6 Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta 4 orang
7 Dinas Dikpora Kab. Sleman 1 orang
8 Dinas Pendidikan Dasar Kab. Bantul 2 orang
9 Dinas Dikmenof Kab. Bantul 2 orang
10 BAPPEDA Provinsi D.I. Yogyakarta 1 orang
Jumlah 21 orang
(a) (b)
Gambar 2.2. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah ImbasImplementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), 23 Agustus 2016. Gambar (a) Kepala LPMP D.I.Yogyakarta, Dr. Subiyantoro, M.Pd, memaparkan materi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan sesuai Permendikbud28 Tahun 2016. Gambar (b) Peserta serius mengikuti koordinasi.
1. Sekolah Model dan Sekolah Imbas
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI)
Tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta melaksanakan
Program Pengembangan Sekolah model dan Sekolah
Imbas Implementasi SPMI bagi 20 sekolah model dan
100 sekolah imbas. Sebagai tindak lanjut koordinasi,
masing-masing Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
menyampaikan usulan sekolah model dan sekolah
imbas. Tabel II-2 s.d.Tabel II-4 menyajikan daftar
sekolah model dan sekolah imbas untuk masing-
masing wilayah Kabupaten/Kota.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 4
Tabel II-2. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)Kabupaten Bantul.
NO JENJANGNAMA SEKOLAH
SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS
1 SDSD NEGERI 2PADOKAN
1 SD 1 PADOKAN
2 SD WINONGGO
3 SD MUH. SENGGOTAN
4 SD KANISIUS KEMBARAN
5 SD 1 KASIHAN
2 SMPSMP NEGERI 1SEWON
1 SMP 2 SEWON
2 SMP 3 SEWON
3 SMP 4 SEWON
4 SMP MUH. SEWON
5 SMP AL MA'ARIF BAMBANGLIPURO
3 SMASMA NEGERI 1KASIHAN
1 SMAN 1 Sedayu
2 SMAN 1 Sewon
3 SMAN 1 Jetis
4 SMAN 1 Pajangan
5 SMAN 3 Bantul
4 SMKSMK NEGERI1SEWON
1 SMKN 1 Pandak
2 SMKN 2 Sewon
3 SMK Muh Imogiri
4 SMK Al Munawir Krapyak
5 SMK Pelita Buana
Tabel II-3. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)Kabupaten Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.
NO JENJANGNAMA SEKOLAH KAB/KOTA
SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS
1 SD SD Wonosari Baru 1 SDN Wonosari II Kab. Gunungkidul
2 SDN Mulo II
3 SDN Karangtengah Baru
4 SDN Selang
5 SDN Karangrejek I
2 SMP SMPN 1 Karangmojo 1 SMPN 2 Wonosari
2 SMPN 1 Semin
3 SMPN 1 Semanu
4 SMPN 1 Ponjong
5 SMPN 1 Playen
3 SMA SMAN 2 Wonosari 1 SMAN 1 Playen
2 SMAN 2 Playen
3 SMAN 1 Karangmojo
4 SMAN 1 Semin
5 SMAN 1 Tanjungsari
4 SMK SMKN 2 Wonosari 1 SMKN 1 Nglipar
2 SMKN 1 Tepus
3 SMKN 1 Saptosari
4 SMKN 1 Ponjong
5 SMKN 1 Ngawen
5 SD SD N Giwangan 1 SDN Pakel Kota Yogyakarta
2 SDN Kotagede 3
3 SDN Golo
4 SDN Warungboto
5 SDN Muhammadiyah Nitikan
6 SMP SMP N 8 Yogyakarta 1 SMP N 1 Yogyakarta
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 5
NO JENJANGNAMA SEKOLAH KAB/KOTA
SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS
2 SMP N 4 Yogyakarta
3 SMP N 6 Yogyakarta
4 SMP N 12 Yogyakarta
5 SMP Muhammadiyah 2 Yk
7 SMA SMA N 6 Yogyakarta 1 SMA N 4 Yogyakarta
2 SMA N 5 Yogyakarta
3 SMA N 7 Yogyakarta
4 SMA N 10 Yogyakarta
5 SMA N 11 Yogyakarta
8 SMK SMK N 5 Yogyakarta 1 SMK N 1 Yogyakarta
2 SMK N 3 Yogyakarta
3 SMK N 4 Yogyakarta
4 SMK N 6 Yogyakarta
5 SMK N 7 Yogyakarta
Tabel II-4. Daftar Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo.
NO JENJANGNAMA SEKOLAH KAB/KOTA
SEKOLAH MODEL SEKOLAH IMBAS
1 SD SD Model 1 SDN Percobaan 3 Pakem Kab. Sleman
2 SDN Maguwoharjo Depok
3 SDN Percobaan 2 Depok
4 SDN Kalasan Baru
5 SDN Gentan Ngaglik
2 SMP SMPN 1 Godean 1 SMPN 3 Godean
2 SMPN 1 Moyudan
3 SMPN 1 Seyegan
4 SMPN 1 Minggir
5 SMPN 1 Gamping
3 SMA SMAN 1 Kalasan 1 SMAN 1 Prambanan
2 SMAN 1 Depok
3 SMAN 1 Ngemplak
4 SMAN 2 Ngaglik
5 SMAN 1 Pakem
4 SMK SMKN 1 Godean 1 SMKN 1 Tempel
2 SMK Muh. 2 Moyudan
3 SMK YPKK 1 Sleman
4 SMK YPKK 2 Sleman
5 SMK Muh Turi
5 SD SDN Brosot 1 SDN Graulan Kab. Kulon Progo
2 SDN Temon
3 SDN 1 Karangsari
4 SDN Jlaban
5 SDN 1 Samigaluh
6 SMP SMPN 4 Wates 1 SMPN 2 Wates
2 SMPN 3 Wates
3 SMPN 5 Wates
4 SMP BOPKRI Wates
5 SMP VIP Pesawat
7 SMA SMAN 1 Wates 1 SMAN 1 Sentolo
2 SMAN 1 Pengasih
3 SMAN 1 Temon
4 SMAN 1 Kalibawang
5 SMAN 1 Lendah
8 SMK SMKN 1 Pengasih 1 SMKN 1 Panjatan
2 SMKN 1 Nanggulan
3 SMKN 1 Temon
4 SMKN 1 Kokap
5 SMKN 1 Samigaluh
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 6
2. Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Tingkat
Pemerintah Daerah (Tim PMP-PD)
Permendikbud nomor 28 tahun 2016
tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah pasal 9 dan 10 mengamanatkan untuk
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan,
pemerintah daerah wajib membentuk Tim Penjaminan
Mutu Pendidikan. Tim ini bertugas membantu
pemerintah daerah melaksanakan penjaminan mutu
pendidikan. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari
rapat koordinasi dibentuk tim PMP daerah yang terdiri
dari tim fasilitator daerah pengembangan sekolah
model SPMI dan Sekretariat Tim Penjaminan Mutu
Daerah. Tabel II-5 danTabel II-6 memperlihatkan
personalia fasilitator daerah dan sekretariat
penjaminan mutu pendidikan.
Tabel II-5. Fasilitator Daerah Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Tim ini bertugasmemberikan pembimbingan dan pendampingan pada sekolah model dalam mengembangkan Sistem PenjaminanMutu Internal (SPMI).
NO NAMA SEKOLAH MODELNAMA FASILITATOR
DAERAHUNSUR KAB/KOTA
1 SD 2 PADOKAN Tutik Saptiningsih, M. Pd Pengawas Sekolah Kab. Bantul
SubiyatiI, M. Pd Struktural Dinas
2 SMP N 1 SEWON Drs. Waluyo, M. Pd Pengawas Sekolah
Drs. Suyatno, M. Si Struktural Dinas
3 SMAN 1 Kasihan Kun Purwanto, M.Pd. Pengawas Sekolah
Suhirman, M.Pd. Struktural Dinas
4 SMKN 1 Sewon H. Sudarman, SIP, M.Pd. Pengawas Sekolah
Sarwa Wibawa, SIP, M.Pd. Struktural Dinas
5 SD Wonosari Baru Drs. Subiyono, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Gunungkidul
Tijan, S.Sos, MM Struktural Dinas
6 SMPN 1 Karangmojo Drs. Sarjono, M.Pd. Pengawas Sekolah
Sumarto, S.Pd, MM Struktural Dinas
7 SMAN 2 Wonosari Drs. Mujiman, MM Pengawas Sekolah
Dra. Indah Parmanawati,M.Pd.
Struktural Dinas
8 SMKN 2 WonosariDrs. Purwoko Lembono,M.Pd
Pengawas Sekolah
Sukito, S.Pd, M.M Struktural Dinas
9SD N GiwanganYogyakarta
Mardi, M.Pd Pengawas Sekolah Kota Yogyakarta
Dra. Anita Sri Madumurti,MM
Struktural Dinas
10 SMP N 8 Yogyakarta Rudi Darmawan, M.Pd Pengawas Sekolah
Hasyim, M.Acc Struktural Dinas
11 SMA N 6 YogyakartaDrs. Bambang Supriyono,MM
Pengawas Sekolah
Drs. Rochmat, M.Pd Struktural Dinas
12 SMK N 5 Yogyakarta Paryoto, MT, M.Pd Pengawas Sekolah
Ngatini, S.Pd,MM Struktural Dinas
13 SD Model Dra. Mugi Rahayu, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Sleman
Drs. Subardi, M.Pd. Struktural Dinas
14 SMPN 1 Godean Drs. Sudarwanto, M.Pd. Pengawas Sekolah
Drs. Bambang JokoGambiro, SH, SE, M.Pd.
Struktural Dinas
15 SMAN 1 Kalasan Drs. Sutarto, MM Pengawas Sekolah
Dra. Sri Wartini, M.Pd. Struktural Dinas
16 SMKN 1 GodeanDrs. Warjianoko PoncoWasana, M.Hum
Pengawas Sekolah
Drs. Ery Widaryana, MM Struktural Dinas
17 SD Negeri Brosot Dra. Siti Hibanah, M.Pd. Pengawas Sekolah Kab. Kulon Progo
Dra. Tri Rahayuningsih Struktural Dinas
18 SMPN 4 Wates Surgiyantoro, S.Pd, M.Pd. Pengawas Sekolah
Sarjana, SE Struktural Dinas
19 SMA N 1 Wates Drs. Agus Heri Budi Wiyono Pengawas Sekolah
Dra. Henry Tatik Widayati Struktural Dinas
20 SMKN 1 Pengasih Agus Priyantoro, M.Pd. Pengawas Sekolah
Subardi, S.Pd. Struktural Dinas
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 7
Tabel II-6. Sekretariat Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pengembangan Sekolah Model Implementasi SistemPenjaminan Mutu Internal (SPMI). Tim ini bertugas melakukan harmonisasi dan koordinasi pelaksanaan penjaminanmutu pendidikan.
No NamaJabatan/Unit Kerja
WilayahDinas Sekretariat PMP
1 Arif Haryono, SH.Kepala Disdikpora Kab.Sleman
Penanggungjawab Kab. Sleman
2 Halim Sutono, SH. Dinas Dikpora Kab. Sleman Koordinator
3 St. Haenry D, SH. Dinas Dikpora Kab. Sleman Anggota
4 Fajar Taufiq Dinas Dikpora Kab. Sleman Anggota
5 Missa Serriawati, SS. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
6 Dwi Wahyu Ratna H, M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
7 Drs. Sudodo, MM. Kepala Disdikpora Kab. GK Penanggungjawab Kab. G. kidul
8 Sri Andari, M.Pd. Kabid TK-SD Dikpora Kab. GK Koordinator
9 Drs. Kusmanto Kabid PLP Dikpora Kab. GK Anggota
10 Sukito, MM.Kabid DIKMEN Dikpora Kab.GK
Anggota
11 Dr. Arwan Rifa'i, M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
12 Mustari, M.Si. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
13 Drs. Totok Sudarto, M.Pd.Kepala Dinas Dikdas Kab.Bantul
Penanggungjawab Kab. Bantul
14 Dra. Titi Sulistiyani, M.Pd. Kasi PMS LPMP DIY Koordinator
15 Supri Hastuti, MM. Dinas Dikdas Kab. Bantul Anggota
16 Slamet Pamuji, M.Pd. Kabid SD Dikdas Kab. Bantul Anggota
17Hengky Fitriansyah, S.Si.,M.Pd.
LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
18 Nurul Hidayati, MM. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
19Drs. Masharun Ghozali,MM.
Kepala Dinas DikmenofBantul
Penanggungjawab
20 Sukarjo, M.Pd. Kabid Dinas Dikmenof Bantul Koordinator
21Ristiani Musyarofah, S.Sos.,M.Pd.
LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
22 Nasuha Abdul Aziz, M.Eng. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
23 Afiat Danifudin, S.Sos. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
24 Slamet Lestariningsih LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
25 Drs. Sumarsana, M.Si. Kepala Disdik Kab. KP Penanggungjawab Kab. K. Progo
26 Sumadi Dinas Pendidikan Kab. KP Koordinator
27 EM. Satya Rahadi K, S.Pd. Dinas Pendidikan Kab. KP Anggota
28 Tri Wasono Dinas Pendidikan Kab. KP Anggota
29 Tri Maryunanto, SH. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
30 Ni Ketut Daswati, S.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
31Drs. Edy Heri Suasana,M.Pd.
Kepala Disdik Kota YK Penanggungjawab Kota YK
32Budi Santosa Asrori, SE.,M.Si.
Kabid Disdik Kota YK Koordinator
33 Dra. Suhartati Kabid Disdik Kota YK Anggota
34Drs. Sugeng Mulyo Subono,M.Pd.
Kabid Disdik Kota YK Anggota
35 Dody Arianto, ST., M.Pd. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
36 Dwi Widiyanti, M.Hum. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
37 Dr. Subiyantoro, M.Pd. Kepala LPMP DIY Penanggungjawab Provinsi DIY
38 Triana Purnamawati, MM. Dinas Dikpora DIY Koordinator
39 Janiari, S.Pd. Dinas Dikpora DIY Anggota
40 Sinta Ari Dewi, S.IP. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
41Satyanto Budi Raharjo,M.Acc.
LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
42 Anita Nurrokhmah, SE. LPMP D.I. Yogyakarta Anggota
Tugas Tim Penjaminan Mutu Pendidikan adalah :
a. melakukan pembinaan, pembimbingan,
pendampingan, dan supervisi terhadap satuan
pendidikan dalam pengembangan SPMI-
Dikdasmen di satuan pendidikan;
b. memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan
SPMI-Dikdasmen di satuan pendidikan;
c. menyusun laporan rekomendasi strategi
peningkatan mutu pendidikan.
B. Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan (SPMP) bagi Tim Penjaminan
Mutu Pendidikan (PMP) Daerah
Program Pengembangan Sekolah Model
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ini
dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan
pendidikan yang akan menjadi model penerapan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri,
sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan
pendidikan lain yang akan menerapkan penjaminan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 8
mutu pendidikan. Agar pelaksanaan program dapat
berjalan dengan baik perlu adanya pendampingan,
pembimbingan, dan pembinaan kepada satuan
pendidikan sehingga dibentuk tim Penjaminan Mutu
Pendidikan (PMP) di tingkat daerah. Tim PMP daerah
beranggotakan pengawas sekolah maupun unsur
dinas pendidikan lainnya selaku institusi pembina
sekolah. Untuk meningkatkan kapasitas tim PMP
daerah dalam penjaminan mutu pendidikan, pada
tahun 2016 LPMP D.I. Yogyakarta melaksanakan
kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu bagi Tim
PMP daerah. Pelatihan dirancang sefleksibel mungkin
baik dari sisi materi maupun metode pelatihan
sehingga dapat diikuti oleh semua peserta dari
berbagai level. Oleh karena itu, ruang lingkup
pelatihan tidak hanya tersampaikannya substansi
yang harus diterima oleh peserta pelatihan namun
juga termasuk keterampilan yang harus dimiliki oleh
peserta setelah mengikuti pelatihan untuk
menjalankan peran dan fungsi masing-masing dalam
penerapan penjaminan mutu internal di sekolah.
Tujuan umum pelatihan SPMP bagi Tim
PMP Darah adalah untuk meningkatkan kapasitas tim
Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) daerah dalam
memfasilitasi satuan pendidikan mengembangan
sistem penjaminan mutu pendidikan internal (SPMI).
Sedangkan tujuan khusus adalah meningkatkan
pemahaman peserta terhadap:
a. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
b. Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan
c. Standar Nasional Pendidikan
d. Konsep dan strategi pelaksanaan Sistem
Penjaminan Mutu Internal
e. Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan
f. Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu
g. Pelaksanaan pemenuhan dan peningkatan
kualitas pengelolaan sekolah
h. Pelaksanaan Pemenuhan dan peningkatan
kualitas pembelajaran sekolah
i. Penyusunan rencana dan pelaksanaan evaluasi
pelaksanaan penjaminan mutu internal
Peserta workshop adalah fasilitator daerah calon
pendamping pengembangan sekolah model SPMI,
terdiri dari unsur pengawas dan struktural dinas
dengan jumlah 40 (empat puluh) orang dari 5
kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Materi yang diberikan oleh narasumber
seperti dalam Tabel II-7 di bawah ini.
Tabel II-7. Deskripsi Materi Kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan bagi Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan
No Materi Deskripsi Materi
1Grand Design PMP: Filosofi danStrategi Implementasi
konsep penjaminan mutu pendidikan
strategi implementasi penjaminan mutu pendidikan
2Kebijakan Ditjen DikdasmenKemendikbud tentang PMP
penjaminan mutu pendidikan ditinjau dari regulasi perundang-undangan : UUNo 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 19 Tahun 2005, danPermendikbud no tentang sistem penjaminan mutu pendidikan
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
3Desain Program PengembanganSekolah Model PMP dan PeranFasda
desain dan tahapan program pengembangan sekolah model PMP
peran berbagai stakeholder pendidikan dalam pengembangan sekolah modelSPMI
4Isu-isu Kritis Terkait MutuPendidikan
menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini berdasarkan standarnasional pendidikan.
menggambarkan persoalan dan harapan terkait mutu pendidikan di sekolah
diskusi untuk memahami kondisi pendidikan
5 Standar Nasional Pendidikan
menjelaskan tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagai akar dari standarnasional pendidikan
menemu kenali prinsip penyelenggaraan pendidikan dari peraturanperundang-undangan.
menggali mutu pendidikan sesuai standar nasional pendidikan.
menguraikan komponen dan indikator standar nasional pendidikan diIndonesia
6 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
menjelaskan cara untuk memenuhi standar nasional pendidikan melalui PMP.
menjelaskan tentang pengertian, tujuan, fungsi, dan komponen PMP.
menyebutkan pihak-pihak yang berperan dalam pemenuhan SNP.
menyusun daftar peran para pihak dalam penjaminan mutu pendidikan
7Konsep Sistem Penjaminan MutuInternal
menggambarkan siklus penjaminan mutu internal
menjelaskan tahapan dalam siklus SPMI
menjelaskan definisi dan tujuan masing-masing tahapan dalam siklus denganbenar
8 Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan prosedur dan mekanisme pemetaan mutu/EDS.
praktek memfasilitasi pelaksanaan pemetaan mutu di satuan pendidikan
9Penyusunan Rencana PemenuhanMutu
menyusun rencana pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu EDS
praktik memfasilitasi proses penyusunan rencana pemenuhan mutu
10Pelaksanaan pemenuhan danpeningkatan kualitas pengelolaan
menjelaskan mekanisme pemenuhan mutu satuan pendidikan.
menggambarkan teknik dalam membangun partisipasi dalam menyusundokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS
Praktik menyusun dokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS
11Pelaksanaan pemenuhan danpeningkatan kualitas pembelajaransekolah
Prasedur Pelaksanaan Pembelajaran sesuai Standar Proses.
Model dan strategi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
Praktek merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 9
No Materi Deskripsi Materi
12Penyusunan rencana danpelaksanaan evaluasi
membuat dokumen rencana evaluasi
menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi/audit pemenuhan danpeningkatan mutu sesuai rencana
13 Rencana Tindak Lanjut
menyusun rencana tindak lanjut pendampingan pengembangan sekolah modelSPMI : Workshop SPMI dan Pendampingan
menyusun usulan tindak lanjut pemberdayaan tim PMP daerah kepada DinasPendidikan Kab/Kota
14 Pre Test dan Post TestTes untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi pelatihan sebelum dansetelah pelatihan
Setelah mengikuti workshop peserta diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terhadap materi yang
diajarkan, sehingga memiliki kompetensi untuk melaksanakan pendampingan pengembangan SPMI pada sekolah
model.
Gambar 2.2. Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu bagi Tim PMP daerah. Gambar (a) Sesipemaparan materi oleh narasumber. Gambar (b) Peserta serius mengikuti kegiatan dan melaksanakan diskusikelompok
C. Workshop Sekolah Model
Program Pengembangan Sekolah Model
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal
dirancang untuk mengembangkan beberapa satuan
pendidikan yang akan menjadi model penerapan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri,
sehingga dapat dijadikan sebagai model bagi satuan
pendidikan lain yang akan menerapkan Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Sekolah model
diharapkan dapat mengimbaskan pelaksanaan
penjaminan mutu hingga ke seluruh satuan
pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Agar
pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik
perlu dilakukan workshop sekolah model dengan
tujuan untuk meningkatkan kapasitas tim Penjaminan
Mutu Satuan Pendidikan dalam melaksanakan Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Internal. Workshop
sekolah model dirancang sefleksibel mungkin baik
dari sisi materi maupun metode workshop sehingga
setelah kegiatan, peserta tidak hanya memahami
substansi materi, namun juga memiliki keterampilan
untuk menjalankan peran dan fungsi masing-masing
dalam penerapan penjaminan mutu internal di
sekolah.
Workshop dilaksanakan untuk
meningkatkan kapasitas tim Penjaminan Mutu
Pendidikan (PMP) di sekolah dalam
mengimplementasikan sistem penjaminan mutu
internal (SPMI) di satuan pendidikan. Tujuan khusus
workshop adalah meningkatkan pemahaman peserta
terhadap materi – materi Sistem penjaminan mutu
internal diantaranya Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan, Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan,
Standar Nasional Pendidikan, Konsep dan strategi
pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal,
Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan, Penyusunan
Rencana Pemenuhan Mutu, Pelaksanaan pemenuhan
dan peningkatan kualitas pengelolaan sekolah,
Pelaksanaan Pemenuhan dan peningkatan kualitas
pembelajaran sekolah, Penyusunan rencana dan
pelaksanaan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu
internal.
Workshop Sekolah di susun dengan pola
34 jam pelatihan dengan materi mencakup konsep,
kebijakan dan strategi implementasi penjaminan mutu
pendidikan internal di satuan pendidikan. Deskripsi
masing-masing materi disajikan dalam Tabel II-8
dibawah ini.
Tabel II-8. Deskripsi Materi Workshop Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun2016
No Materi Deskripsi Materi
1 Kebijakan Ditjen DikdasmenKemendikbud tentang PMP
penjaminan mutu pendidikan ditinjau dari regulasi perundang-undangan :UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 19 Tahun2005, dan Permendikbud no 63 Tahun 2009 tentang sistem penjaminanmutu pendidikan
penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
2 Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini berdasarkanstandar nasional pendidikan.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 10
No Materi Deskripsi Materi
menggambarkan persoalan dan harapan terkait mutu pendidikan di sekolah
diskusi untuk memahami kondisi pendidikan
3 Standar Nasional Pendidikan menjelaskan tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagai akar dari standarnasional pendidikan
menemu kenali prinsip penyelenggaraan pendidikan dari peraturanperundang-undangan.
menggali mutu pendidikan sesuai standar nasional pendidikan.
menguraikan komponen dan indikator standar nasional pendidikan diIndonesia
4 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan menjelaskan cara untuk memenuhi standar nasional pendidikan melaluiPMP.
menjelaskan tentang pengertian, tujuan, fungsi, dan komponen PMP.
menyebutkan pihak-pihak yang berperan dalam pemenuhan SNP.
menyusun daftar peran para pihak dalam penjaminan mutu pendidikan
5
Konsep Sistem Penjaminan MutuInternal
menggambarkan siklus penjaminan mutu internal
menjelaskan tahapan dalam siklus SPMI
menjelaskan definisi dan tujuan masing-masing tahapan dalam siklus denganbenar
6Pemetaan Mutu Satuan Pendidikan
prosedur dan mekanisme pemetaan mutu/EDS.
praktek memfasilitasi pelaksanaan pemetaan mutu di satuan pendidikan
7 Penyusunan Rencana PemenuhanMutu
menyusun rencana pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu EDS
praktik memfasilitasi proses penyusunan rencana pemenuhan mutu
8 Pelaksanaan pemenuhan danpeningkatan kualitas pengelolaan
menjelaskan mekanisme pemenuhan mutu satuan pendidikan.
menggambarkan teknik dalam membangun partisipasi dalam menyusundokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS
Praktik menyusun dokumen implementasi pemenuhan mutu/RKS-RKAS
9 Pelaksanaan pemenuhan danpeningkatan kualitas pembelajaransekolah
Prasedur Pelaksanaan Pembelajaran sesuai Standar Proses.
Model dan strategi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
Praktek merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
10 Penyusunan rencana dan pelaksanaanevaluasi
membuat dokumen rencana evaluasi
menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi/audit pemenuhan danpeningkatan mutu sesuai rencana
11 Rencana Tindak Lanjut menyusun rencana tindak lanjut pendampingan pengembangan sekolahmodel SPMI : Workshop SPMI dan Pendampingan
menyusun usulan tindak lanjut pemberdayaan tim PMP daerah kepada DinasPendidikan Kab/Kota
12 Pelaksanaan Komitmen Menjelaskan peran dan fungsi seluruh komponen satuan pendidikan dalamimplementasi SPMI
Penandatangan komitmen implementasi SPMI
13 Pre Test dan Post Test Tes untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi workshop, sebelumdan setelah mengikuti workshop
Workshop Sekolah Model dilaksanakan bekerjasama
dengan Dinas Pendidikan dengan memberdayakan
tim Penjaminan Mutu Pendidikan tingkat Pemerintah
Daerah (Tim PMP-PD) yang telah mengikuti pelatihan
Penjaminan Mutu Pendidikan, sebagai fasilitator/
narasumber, serta sekretariat tim penjaminan mutu
pendidikan sebagai pelaksana kegiatan.
(a)
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 11
(b)
(c)Gambar 2.3. Dokumentasi Kegiatan Workshop Sekolah Model. (a) SesiPembukaan dan Pemaparan materi WorkshopSekolah Model Kab. Gunungkidul. Tampak Drs. Sudodo, MM, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Gunungkidul hadirpadaacara pembukaan, serta Kepala LPMP D.I. Yogyakarta, Dr. Subiyantoro, M.Pd, menyampaikan materi tentangKebijakan Kemendikbud tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal (b) sesi kerja kelompok dan diskusi pesertaWorkshop Sekolah Model Kab. Gunungkidul. Gambar (c) Pemaparan materi dan diskusi kelompok pada WorkshopSekolah Model Kab. Bantul
Workshop diikuti oleh 120 (seratus dua
puluh) orang peserta dari 20 (dua puluh) sekolah
model jenjang SD, SMP, SMA, SMK. Masing-masing
sekolah model mengirimkan 6 (enam) orang terdiri
dari kepala sekolah, guru, operator dapodik, dan
komite sekolah. Workshop Sekolah Model mampu
meningkatkan pemahaman peserta tentang
implementasi Sistem Penjaminan mutu Internal, dari
konsep sampai dengan tahapan siklus SPMI dari
pemetaan mutu satuan pendidikan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan, identifikasi masalah
mutu, analisis akar masalah, penyusunan rencana
pemenuhan mutu (baik bidang manajemen
pengelolaan sekolah maupun pelaksanaan
pembelajaran), serta penyusunan rencana dan
pelaksanaan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu
internal. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam
pelaksanaan workshop antara lain proses transfer
materi dari narasumber/fasilitator daerah kepada
peserta belum sepenuhnya dipahami sehingga
diperlukan pendalaman secara teori dan praktik dalam
pelaksanaan pendampingan di sekolah model. Pada
akhir kegiatan workshop, setiap sekolah model
menandatangani komitmen untuk mengembangkan
SPMI, serta menuangkannya dalam bentuk rencana
implementasi SPMI yang memuat kegiatan :
1. Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
dan Sistem Penjaminan Mutu Internal kepada
seluruh warga sekolah dan stakeholder terkait
seperti komite sekolah dan pengawas sekolah.
2. Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
(Tim PMP)
3. Pemetaan mutu sekolah berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan (SNP)
4. Penyusunan rencana pemenuhan mutu, mulai dari
analisis permasalahan sampai dengan
penyusunan program sekolah
5. Bedah Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) yaitu kegiatan me-review untuk
melakukan revisi RKAS jika memungkinkan atau
menginventaris kegiatan untuk penyusunan RKAS
tahun mendatang
6. Perbaikan proses pembelajaran mulaidari bedah
dokumen perencanaan pembelajaran, dan
supervisi pembelajaran
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana
pemenuhan mutu
Rencana implementasi SPMI yang disusun oleh
satuan pendidikan akan dijadikan acuan oleh Tim
PMP-PD ketika melaksanakan pendampingan dan
pembimbingan pengembangan SPMI di sekolah
model.
D. Rapat Koordinasi Penyaluran Bantuan
Sekolah Model
Seperti telah disebutkan pada bagian
sebelumnya, sebagai tindak lanjut workshop sekolah
model, masing-masing sekolah model telah menyusun
rencana pengembangan Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) mulai dari kegiatan sosialisasi SPMI,
pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan,
pemetaan mutu sekolah, bedah RKAS, maupun
perbaikan proses pembelajaran. Untuk mendukung
kegiatan ini, LPMP D.I. Yogyakarta memberikan
bantuan stimulan sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah) kepada masing-masing sekolah.
Rapat koordinasi penyaluran bantuan
sekolah model dilakukan untuk mensosialisasikan dan
mengkoordinasikan strategi implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal pada sekolah model. Pada
kegiatan ini dilakukan :
a. Pemaparan desain kegiatan sekolah model dan
sekolah imbas SPMI
b. Penjelasan tata cara penggunaan dan
pertanggungjawaban dana stimulan bantuan
implementasi pengembangan sekolah model
sesuai dengan panduan Petunjuk Teknis
Bantuan Pemerintah Pengembangan Sekolah
Model Penjaminan Mutu Pendidikan yang
disusun oleh Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.
c. Pemaparan tahapan pengembangan sekolah
model penjaminan mutu pendidikan sesuai
dengan Panduan Pelaksanaan Pendampingan
Sekolah Model Penjaminan Mutu Pendidikan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 12
yang disusun oleh Dirjen Dikdasmen
Kemendikbud
d. Penelitian proposal penggunaan bantuan
sekolah model
e. Penandatanganan naskah perjanjian
penggunaan bantuan.
Rapat koordinasi ini dilaksanakan pada tanggal 07
Oktober 2016 bertempat di Ruang Rapat 2 LPMP D.I.
Yogyakarta dengan dihadiri oleh 20 orang kepala
sekolah model. Sesudah menerima bantuan
implementasi ini, sekolah model mulai
mempersiapkan diri untuk mengembangkan Sistem
Penjaminan Mutu Internal. Suasana rapat koordinasi
seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Penyaluran Bantuan Sekolah Model. Gambar (a)Drs.Taufan Agus Hanafi, M.Pd., selaku Pejabat Pembuat Komitmen LPMP D.I. Yogyakarta, menjelaskan tatacara penggunaan dan pertanggung jawaban dana bantuan sekolah model. Gambar (b) Dra. Titi Sulistiyani,M.Pd, Kepala Seksi PMS LPMP D.I. Yogyakarta, menjelaskan desain kegiatan sekolah model dan sekolahimbas implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) beserta tahapan pengembangannya.
E. Rapat Koordinasi Sekolah Model Ke-2 :
Koordinasi dan Persiapan Kegiatan
Pendampingan (Bimbingan Teknik dan
Monitoring) Pengembangan SPMI
Pemberian bantuan stimulan bagi sekolah
model diharapkan mampu mendorong
Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) di sekolah model. Untuk mengawal
penggunaan dana bantuan tersebut serta membantu
sekolah mengembangkan SPMI, LPMP D.I.
Yogyakarta merancang kegiatan pendampingan
melalui monitoring dan bimbingan teknis bagi sekolah
model oleh tim PMP daerah. Agar kegiatan tersebut
dapat berjalan dengan baik, perlu dilaksanakan rapat
koordinasi untuk persiapan monitoring, bimbingan
teknis, dan program pengimbasan SPMI kepada
sekolah imbas. Kegiatan ini dilaksanakan selama 1
(satu) hari pada tanggal 14 Oktober 2016 bertempat di
LPMP D.I. Yogyakarta, dengan mengundang pejabat
struktural dinas pendidikan kab/kota/provinsi,
pengawas sekolah dan unsur LPMP D.I. Yogyakarta
yang tergabung dalam Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan Tingkat Daerah (Tim PMP-PD).
Rekapitulasi peserta yang hadir pada kegiatan
tersebut seperti disajikan dalam Tabel II-9.
Tabel II-9. Rekapitulasi Kehadiran Peserta Rapat Koordinasi Program Sekolah Model Implementasi SistemPenjaminam Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 : Pesiapan Monitoring, Bimbingan Teknis, dan Pengimbasan Programdari Unsur Dinas Pendidikan Kab/Kota se-DIY.
No Unit Kerja Jumlah Peserta Keterangan
1 Disdikpora Kab. Sleman 6 orang
Peserta yang hadir adalah Tim PMP daerah yangmenyampaikan materi dalam wokshop Sekolah ModelImplementasi SPMI yang akan mendampingi sekolahmodel dalam mengembangkan SPMI
2 Disdik Kota Yogyakarta 4 orang
3 Dikmenof Kab. Bantul 3 orang
4 Dikdas Kab. Bantul 4 orang
5 Disdikpora Kab. Gunungkidul 8 orang
6 Disdik Kab. Kulon Progo 3 orang
Jumlah 28 orang
Rapat Koordinasi bertujuan untuk :
a. Sosialisasi Panduan Pelaksanaan
Pendampingan Sekolah Model Penjaminan Mutu
Pendidikan yang telah disusun oleh tim
penjaminan mutu pendidikan pusat
b. Penjelasan teknis Pelaksanaan Monitoring dan
Bimtek: Desain, Strategi, dan Instrumen
c. Koordinasi pelaksanaan pengimbasan Program
Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Intenal (SPMI) kepada sekolah imbas.
Selanjutnya, dalam rakor ini juga diberikan penjelasan
teknis pendampingan meliputi :
1. Tujuan pelaksanaan pendampingan sekolah
model
Meningkatkan pemahaman Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) kepada
seluruh warga sekolah dan pemangku
kepentingan di dalam maupun luar sekolah
model.
Meningkatkan keterampilan sekolah dalam
melaksanakan SPMI
Menguatkan pelaksanaan SPMI kepada
seluruh warga sekolah dan pemangku
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 13
kepentingan di dalam maupun luar sekolah
model.
2. Hasil yang Diharapkan dari pelaksanaan
pendampingan sekolah model
Sekolah dapat menerapkan penjaminan mutu
pendidikan secara mandiri;
Sekolah dapat meningkatkan mutu sesuai
SNP;
Sekolah memiliki budaya mutu;
Sekolah model diharapkan dapat dijadikan
percontohan sekolah berbasis SNP melalui
penerapan penjaminan mutu pendidikan secara
mandiri dan melakukan pengimbasan penerapan
penjaminan mutu pendidikan kepada sekolah lain
hingga seluruh sekolah terampil menerapkan
penjaminan mutu pendidikan secara mandiri pada
tahun 2019.
3. Strategi pendampingan sekolah model
Strategi pendampingan dilakukan melalui
kegiatan monitoring dan bimbingan teknis untuk
memberikan bimbingan dan saran kepada
sekolah model dalam mengimplementasi SPMI
mulai dari kegiatan sosialisasi SPMI,
pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
di Sekolah (TPMPS), pemetaan mutu melalui
Evaluasi Diri Sekolah (EDS), penyusunan
rencana pemenuhan mutu berdasarkan hasil
pemetaan mutu/EDS, pelaksanaan rencana
pemenuhan mutu, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pemenuhan mutu, dan penyusunan
standar baru untuk menuju siklus SPMI
berikutnya.
Disamping pembekalan petugas
pendamping pengembangan SPMI di sekolah model,
pada rakor ini juga dibicarakan persiapan
pengimbasan praktik-praktik baik Implementasi SPMI
oleh sekolah model kepada sekolah imbas. Oleh
karena itu dalam rakor ini disepakati tentang
pengimbasan praktik baik (good practices)
implementasi SPMI, yang akan dilakukan melalui dua
tahap kegiatan, yaitu :
1. Pelibatan sekolah imbas dalam proses
pendampingan di Sekolah Model
Strategi ini dilakukan dengan cara mengundang
perwakilan sekolah imbas untuk hadir pada
kegiatan-kegiatan pengembangan SPMI di
sekolah model, terutama pada kegiatan
pemetaan mutu, perencanaan pemenuhan mutu,
dan pelaksanaan pemenuhan mutu. Kegiatan ini
dilaksanakan pada saat kegiatan pendampingan
sekolah model oleh fasilitator daerah dan tim
PMP daerah. Kegiatan ini ditujukan untuk
memberikan bekal awal kepada sekolah imbas
tentang SPMI sebelum mengikuti kegiatan
workshop pembinaan SPMI bagi sekolah model.
2. Workshop Pembinaan Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) bagi Sekolah Imbas
Workshop ini dilakukan untuk membekali sekolah
imbas tentang SPMI secara lebih intensif. Praktik-
praktik baik implementasi SPMI yang didapatkan
oleh sekolah model, dipaparkan oleh tim TPMPS
sekolah model kepada peserta dari sekolah
imbas sehingga dapat dijadikan sebagai contoh
implementasi SPMI. Workshop SPMI bagi
sekolah imbas ini dilaksanakan dengan
melibatkan tim jejaring penjaminan mutu
pendidikan dari unsur LPMP D.I. Yogyakarta, Tim
PMP daerah (Struktural Dinas Pendidikan
Kab/Kota), fasilitator daerah dari unsur
pengawas, dan Tim TPMPS sekolah model.
Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu sekolah
model, sehingga sekolah model juga dapat
melakukan observasi implementasi SPMI di
sekolah imbas.
Pada kegiatan rakor ini juga dibahas
strategi pelaksanaan kegiatan workshop pembinaan
SPMI bagi sekolah imbas dan jadwal pelaksanaan
kegiatan. Tabel II-10 memperlihatkan rencana
pelaksanaan kegiatan tersebut untuk masing-masing
wilayah kab/kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tabel II-10. Jadwal Pelaksanaan Workshop Pembinaan SIstem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) bagi SekolahImbas LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2016
NO WILAYAH JENJANG WAKTU TEMPAT
1 Kab. Gunungkidul Jenjang SD - SMP 14 – 17 Nov 2016 SMKN 2 Wonosari
Jenjang SMA - SMK 14 – 17 Nov 2016 SMKN 2 Wonosari
2 Kab. Sleman Jenjang SD - SMP 15 – 18 Nov 2016 SD Model
Jenjang SMA - SMK 15 – 18 Nov 2016 SMAN 1 Kalasan
3 Kota Yogyakarta Jenjang SD - SMP 15 - 18 Nov 2016 SMPN 8 Yogyakarta
Jenjang SMA - SMK 14 - 17 Nov 2016 SMAN 6 Yogyakarta
4 Kab. Kulon Progo Jenjang SD - SMP 22 – 25 Nov 2016 Dinas Pendidikan KP
Jenjang SMA - SMK 22 – 25 Nov 2016 Dinas Pendidikan KP
5 Kab. Bantul Jenjang SD - SMP 22 – 25 Nov 2016 Dinas Dikdas Bantul
Jenjang SMA - SMK 22 – 25 Nov 2016 Dinas Dikmenof Bantul
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 14
Suasana rapat koordinasi dan pembekalan petugas pendamping pengembangan dan pengimbasan SPMI tanggal 14
Oktober 2016 seperti di perlihatkan dalam Gambar 2.5.
(a) (b)
(c)Gambar 2.5. Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi Persiapan Pendampingan dan PengimbasanImplementasi SPMI. Gambar (a) Kepala LPMPD.I.Yogyakarta, Dr.Subiyantoro, M.Pd. didampingiolehDra. TitiSulistiyani, M.Pd, Kasi PMS LPMP D.I.Yogyakarta, membuka dan menyampaikan pengarahan pada pesertarakor. Gambar (b) Dr. Arwan Rifa’i, M.Pd dan Dwi Widiyanti, M.Hum, menyampaikan penjelasan teknispelaksanaan pendampingan. Gambar (c) Peserta serius memperhatikan penjelasan dan melaksanakan diskusikelompok.
F. Pendampingan Pengembangan Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Sekolah
Model
Pendampingan Pengembangan Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dilaksanakan untuk
menguatkan dan membina sekolah model agar dapat
mengimplementasikan SPMI, dan melakukan
pengimbasan SPMI kepada sekolah imbas. Di
samping itu, pendampingan juga untuk membantu
mengatasi berbagai kendala yang muncul pada saat
pelaksanaan SPMI di sekolah. Kegiatan ini
diharapkan dapat menginspirasi seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) pendidikan di sekolah,
untuk memiliki kesatuan hati, tekad, pendapat, dan
tujuan, untuk melangkah bersama-sama memajukan
pendidikan di sekolah dalam melaksanakan
penjaminan mutu pendidikan dalam rangka mencapai
atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Permendikbud nomor 28 tahun 2016 pasal
5 menyebutkan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) Pendidikan Dasar dan Menengah memiliki
siklus kegiatan yang terdiri dari :
a. memetakan mutu pendidikan di sekolah
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan;
b. membuat perencanaan peningkatan mutu yang
dituangkan dalam rencana kerja sekolah;
c. melaksanakan pemenuhan mutu pengelolaan
sekolah dan proses pembelajaran;
d. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pemenuhan mutu yang telah dilakukan;
e. menyusun strategi peningkatan mutu
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 15
Secara ringkas siklus SPMI tersebut seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 Pasal 5 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
Mengacu pada Gambar 2.6 pemetaan mutu
pendidikan harus menghasilkan dokumen Evaluasi
Diri Sekolah berupa profil kinerja sekolah dalam
mengimplementasikan Standar Nasional Pendidikan
(SNP) (profil mutu). Berdasarkan dokumen profil mutu
ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi
permasalahan mutu serta mencari penyebab
permasalahan, kekuatan, dan kelemahan sekolah
dalam mengimplementasikan SNP. Berdasarkan hasil
analisis ini disusun rekomendasi program dan
kegiatan untuk mengatasi permasalahan sebagai
masukan dan pertimbangan dalam menyusun
perencanaan dan pengembangan sekolah. Sekolah
melakukan evaluasi/audit untuk melihat dan menillai
pelaksanaan program pemenuhan mutu. Apabila
sekolahsudah mampu mengimplementasi seluruh
SNP maka sekolah dapat menyusun standar
melebihiSNP, namun apabila bila tidak, hasil audit
dijadikan masukan untuk menyusun program
pemenuhan mutu berikutnya.
Pendampingan Pengembangan SPMI di
sekolah model tahun 2016 yang dilakukan oleh LPMP
D.I. Yogyakarta bekerja sama dengan Tim
Penjaminan Mutu Pendidikan Pemerintah Daerah
(Tim PMP-PD) baru difokuskan pada tahap pemetaan
mutu dan penyusunan rencana pemenuhan mutu.
Pelaksanaan pemenuhan mutu hanya dilakukan pada
perbaikan proses pembelajaran melalui kegiatan
review dokumen perencanaan pembelajarandan
pendampingan pembelajaran melalui kegiatan
supervisi. Kegiatan pendampingan meliputi kegiatan
sosialisasi SPMI, pemetaan mutu sekolah,
penyusunan rencana pemenuhan mutu,
pengembangan proses pembelajaran, supervisi
pembelajaran, serta monitoring dan evaluasi
implementasi SPMI dengan strategi kegiatan
pendampingan seperti disajikan dalam Gambar 2.7.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 16
KEGIATAN PENGEMBANGAN SPMI DI SEKOLAH MODELKEGIATAN PENDAMPINGAN
(MONITORING DAN BIMBINGAN TEKNIS)
Gambar 2.7. Desain Pendampingan Sekolah Model Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) MelaluiKegiatan Monitoring dan Bimbingan Teknis oleh Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah.
1. Materi Pendampingan
Mengacu pada strategi kegiatan di atas maka
materi pendampingan meliputi :
a) Sosialisasi SPMI kepada pemangku
kepentingan sekolah.
b) Pembentukan tim penjaminan mutu
pendidikan sekolah.
c) Pelaksanaan evaluasi diri sekolah untuk
memetakan kondisi mutu sekolah.
d) Penyusunan perencanaan pemenuhan mutu
sekolah.
e) Penjaringan dan pelibatan peran pemangku
kepentingan dari luar sekolah.
f) Bedah, penyusunan dan perbaikan dokumen
RKAS dan perangkat pembelajaran.
g) Pembahasan pengelolaan keuangan.
h) Pembahasan pengelolaan sarana-prasarana.
i) Pengembangan rencana pembelajaran intra
dan ekstra kurikuler
j) Pengembangan strategi proses
pembelajaran
k) Pengembangan kompetensi guru
l) Pengembangan sistem monitoring dan
evaluasi untuk
i. Pengelolaan manajemen dalam sekolah
ii. Pengelolaan pembelajaran dalam dan
luar kelas dalam sekolah
2. Prinsip Pendampingan
Pendampingan dilaksanakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip seperti
komprehensif, implementatif, dinamis, partisipatif
dan koordinatif.
a. Komprehensif yaitu pendampingan
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dari
semua komponen SNP pada tahapan siklus
SPMI dari berbagai sudut pandang pemangku
kepentingan sekolah..
b. Implementatif, yaitu pendampingan
dilaksanakan dengan menekankan praktik
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan di
sekolah. Materi teoritis/akademis diberikan
untuk memperkuat pelaksanaan praktik
lapangan dengan tetap mengacu kepada
regulasi di bidang pendidikan.
c. Dinamis, yaitu pendampingan menyesuaikan
kondisi daerah dan kemampuan sekolah
dalam melaksanakan SPMI.
d. Partisipatif, yaitu pendampingan bersifat
partisipatif, yang membuka ruang kepada
sekolah untuk menyampaikan pendapat,
berbagi pengalaman, melakukan praktik dan
memberikan saran kepada pendamping
dalam pelaksanaan pendampingan SPMI.
e. Koordinatif, yaitu pendampingan
dilaksanakan secara koordinatif antara LPMP,
tim pendamping/fasilitator daerah, Tim
Penjaminan Mutu Daerah (TPMPD) dan tim
Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah
(TPMPS). Hal ini dilakukan untuk
memperlancar dan menyamakan visi, misi,
dan tujuan serta gerak langkah pelaksanaan
SPMI di sekolah.
Monitoring Sosialisasi SPMI,
Pembentukan TPMPS dan
Pemetaan Mutu
Bimbingan Teknis Penyusunan
Rencana Pemenuhan Mutu
Sosialisasi SPMI
Pembentukan Tim TPMPS
Pemetaan Mutu/Evaluasi Diri Sekolah
(EDS)
Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu
Berdasarkan Pemetaan Mutu/EDS
Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
Evaluasi Pelaksanaan Pemenuhan Mutu
Bimbingan Teknis Pelaksanaan
Pemenuhan Mutu
Monitoring Pelaksanaan
Pemenuhan Mutu
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 17
3. Metode Pendampingan
Metode yang digunakan disesuaikan kebutuhan
pendampingan dan kondisi sekolah. Pendamping
harus mampu memilih dan menggunakan metode
pendampingan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan sekolah yang didampingi, yaitu :
a. Metode Pengarahan
Metode ini dilakukan saat dimana tingkat
komitmen, pemahaman dan kemampuan sekolah
rendah sehingga peran pendamping cukup
dominan. Pendamping perlu menjelaskan apa
yang harus dilakukan, bagaimana cara
melakukannya, dan tujuan apa yang akan
dicapai. Pendamping juga harus memantau terus
perkembangannya. Metode ini tetap harus
dilakukan dengan cara persuasif.
b. Metode Partisipatif
Metode pendampingan partisipatif atau
melibatkan disarankan digunakan pada kondisi
dimana tingkat pemahaman dan kemampuan
sekolah memadai namun tingkat komitmen
sekolah masih rendah. Seluruh komponen
sekolah harus dilibatkan dalam setiap proses
pengambilan keputusan. Seluruh komponen ini
harus diberi tahu dan diajak diskusi mengenai
mengapa hal-hal yang dimaksudkan perlu untuk
dilakukan, dan sebagainya.
c. Metode Konsultatif
Sekolah yang memiliki tingkat komitmen tinggi
tetapi tingkat pemahaman dan kemampuan
masih rendah, dapat menggunakan metode
konsultatif. Peran pendamping pada metode ini
relatif kecil. Pendamping hanya membantu
memecahkan masalah yang dihadapi oleh
sekolah. Keputusan diambil sendiri oleh sekolah,
dan pendamping hanya memberi pertimbangan.
d. Metode delegatif
Peran pendamping menjadi amat terbatas saat
kondisi sekolah yang sudah memiliki komitmen,
pemahaman dan kemampuan yang memadai.
Seluruh aktivitas dapat diserahkan kepada
sekolah terkait apa yang harus dilakukan dan
bagaimana cara melakukannya diserahkan
sepenuhnya kepada masyarakat.
4. Bentuk Pendampingan
Bentuk pendampingan yang dapat diberikan
pendamping dalam menjalankan metode tersebut
di atas antara lain :
a. Layanan konsultasi
Kegiatan ini berupa layanan konseling yang
diberikan oleh pendamping kepada sekolah,
dimana sekolah dapat memperoleh wawasan,
pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan
untuk menangani masalah yang dihadapi.
b. Diskusi bersama
Kegiatan ini merupakan interaksi komunikasi dua
arah. Interaksi komunikasi dibangun dari adanya
topik/pengetahuan yang menjadi permasalahan
untuk menghasilkan pemahaman yang baik dan
benar. Diskusi juga dilakukan untuk
membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan topik bahasan yang bersifat
problematis.
c. Ceramah
Penyampaian topik bahasan dilakukan oleh
pendamping secara monolog dan satu arah.
Kegiatan ini dapat dilakukan pada topik yang
dimana tingkat pemahaman sekolah kurang
memadai dengan sumber referensi atau rujukan
yang ada.
d. Kerja kelompok
Kerja kelompok menitikberatkan kepada interaksi
antara komponen dalam kelompok untuk
menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama
sehingga pendamping diharapkan mampu
memfasilitasi dalam melibatkan sekolah secara
aktif untuk bekerjasama dan berkolaborasi dalam
kelompok.
e. Bimbingan teknis
Dilakukan untuk memberikan bantuan yang
biasanya berupa tuntunan dan nasehat untuk
menyelesaikan persoalan/masalah yang bersifat
teknis.
Deskripsi pelaksanaan masing-masing tahap pendampingan seperti disajikan dalam Tabel II-11.
Tabel II-11.a. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal(SPMI) Tahun 2016.
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
1 Sosialiasi SistemPenjaminanMutu Internal(SPMI)
1.1. Mensosialisasikan SistemPenjaminanMutuPendidikan Dasardan Menengah
1.2. Menyusun strategi danmekanisme pelaksanaanSPMI
1.3. Membentuk unit/timpenjaminan mutupendidikan di sekolah
1. PemaparanPermendikbud No 28Tahun 2016 TentangSistem PenjaminanMutu PendidikanDasar dan Menengah
2. Pemaparan Siklusdan Tahapan SPMI
3. PembentukanUnit/Tim PenjaminanMutu Sekolah
a. Pemahamandan kesadaranwarga sekolahtentang SPMI
b. Kesepahamanseluruh wargasekolah dalammenerapanSPMI
c. SK TimPenjaminanMutu Sekolah
Fasilitasi danBimbingan dariLPMP DIY
2 Pemetaan MutuSekolah
2.1. Sekolah trampilmelakukan Evaluasi DiriSekolah (EDS) untuk
1. Merefleksipemahaman sekolahterkait tujuan EDS
a. Dokumen hasilpemetaan(Profil Mutu
Dilakukan secaramandiridibimbing oleh
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 18
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
memetakan kondisikinerja sekolah dalammengimplementasikanSNP
2.2. Sekolah trampilmelakukan analisis SWOT(Strength, Weakness,Opportunity and Threat –Kekuatan, Kelemahan,Peluang dan Ancaman)yang berisi potensikeunggulan berikutfaktor-faktorpenghambat baikinternal maupuneksternal sekolah
2.3. Sekolah mampumengidentifikasi akarpermasalahan dalampemenuhan SNP
dan kegunaan profilmutu sekolah
2. menentukanindikator mutuberdasarkan SNP.
3. menyusun ataumemilih instrumenEDS yang sesuaidengan indikatordalam SNP yangtelah ditentukansebelumnya
4. menyusun gambarankondisi sekolahsesuai indikator dandata yang terkumpul.
5. melakukan analisisSWOT
6. mengidentifikasikanmasalah yangmuncul dari analisisSWOT.
7. menentukan akarpermasalahan darisetiap masalahutama yangditemukan.
8. menyusun dokumanhasil pemetaan mutu
Sekolah)b. Hasil analisis
SWOT
fasilitator dariTim PMP-PD
3 PenyusunanProgramPemenuhanMutu
3.1. Sekolah trampilmenyusun programpemenuhan mutumenindaklanjuti hasilpemetaan mutu/EDS
3.2. Sekolah trampilmelakukan perencanaanuntuk mengatasipermasalah sesuaidengan skala prioritas
1. menyusun prioritaspermasalahan yangdiselesaikan,mempertimbangkanketersediaansumberdaya dantingkat kepentingan
2. merencanakanprogram dankegiatan yangrelevan untukmenyelesaikanpermasalahan.
a. Dokumenrencanapemenuhanmemuatprogram,kegiatan, sasaran,penanggungjawab, indikatorkeberhasilan,pihak yangterlibat dantarget .
Fasilitasi danBimbingan dariFasilitator TimPMP-PD
Tabel II-11.b. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal(SPMI) Tahun 2016 (Lanjutan).
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
3 PenyusunanProgramPemenuhanMutu (lanjutan)
3.3. Sekolah trampilmelakukanperencanaan untukmengatasi permasalahsesuai dengan skalaprioritas (Lanjutan)
3. menentukan indikatorkeberhasilan program dankegiatan yangdirencanakan sekolah.
4. menetapkan targetoutput setiap programdan kegiatan yangdirencanakan sekolah.
5. mengidentifikasipenanggung jawab,sasaran dan pihak yangterlibat dalam setiapkegiatan .
6. melakukan kajian RKASyang ada disekolahberdasarkan hasilpemetaan danperencanaan.
7. Membahas bersamauntuk mengidentifikasirevisi program dan/ataukegiatan dalam RKAS yangsudah ada jikamemungkinkan ataumenginventaris kegiatanuntuk penyusunan RKAStahun mendatangberdasarkan tingkatkemungkinan untukdilaksanakan.
b. Hasil revisi danusulan RKAS.
FasilitasidanBimbingandariFasilitatorTim PMP-PD
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 19
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan
4 PengembanganProsesPembelajaran
3.1. Meningkatkan mutuperencanaan,pelaksanaan dansupervisi pembelajran
3.2. Review perangkatperencanaanpembelajaran (RPP)
3.3. Penyiapan perangkatsupervisi pembelajaran
1. Menyiapkan instrumenreview dan telaah RPP
2. Melaksanaan telaah RPP3. Menyiapkan instrumen
supervisi pembelajaran
a. Instrumensupervisi RPP
b. RPP yang telahdireview
c. Instrumensupervisipembelajaran
FasilitasidanBimbingandariFasilitatorTim PMP-PD
5 Monitoring danEvaluasiImplementasiSPMI
Memastikan KegiatanPengembangan SPMI diSekolah terlaksana
Mereview pelaksanaanrencana tindak lanjutpengembangan SPMI yangdisusun oleh sekolah
Hasil monitoringdan evaluasi
FasilitasidanBimbingandari LPMPDIY
1. Pendampingan Pemetaan Mutu
Pendampingan pemetaan mutu untuk menghasilkan
profil mutu sekolah, menggunakan beberapa
instrumen sebagai sumber data mutu, mulai dari hasil
akreditasi, hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS), hasil
Ujian Nasional, hasil Supervisi Pembelajaran, maupun
instrumen pemetaan Manajemen Mutu Terpadu
Implementasi Standar Nasional Pendidikan yang
disusun oleh tim Seksi PMS LPMP D.I. Yogyakarta
mengadopsi instrumen Evaluasi Manajemen Mutu
Terpadu Pendidikan (MMTP) dalam buku Total
Quality Management in Education, Third Edition karya
Edward Sallis.
Sebagai salah satu contoh berikut
dipaparkan hasil pemetaan mutu sekolah
menggunakan instrumen Evaluasi Manajemen Mutu
Terpadu Pendidikan (MMTP) dari salah satu sekolah
modelseperti disajikan dalam Tabel II-12 dan Gambar
2.8.
Tabel II-12. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan
Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP).
NO KOMPONEN INDIKATOR MUTU CAPAIAN PREDIKAT
1 Hubungan Masyarakat 2.83 Rata-Rata (Average)
2 Proses Belajar Mengajar yang Efektif 2.94 Rata-Rata (Average)
3 Organisasi Sekolah 3.10 Rata-Rata (Average)
4 Guru dan Karyawan 3.30 Rata-Rata (Average)
5 Kompetensi Lulusan dan Penilaian 3.40 Rata-Rata (Average)
6 Layanan Peserta Didik 3.50 Rata-Rata (Average)
7 Kemudahan Akses 3.71 Rata-Rata (Average)
8 Lingkungan Fisik dan Sarana prasarana Pembelajaran 3.92 Baik (Good)
9 Kepemimpinan 3.95 Baik (Good)
10 Layanan pelanggan 4.00 Baik (Good)
RATA RATA CAPAIAN 3.42 Rata-Rata (Average)
Keterangan Predikat :Istimewa (Excellent) = 4,75 ≤ capaian≤ 5,00 Kurang (Below Average) = 1,75 ≤ capaian < 2,75 Baik (Good) = 3,75 ≤ capaian< 5,00 Buruk (Poor) = capaian < 1,75Rata-Rata (Average) = 2,75 ≤ capaian < 3,75
Gambar 2.8. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model denganMenggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP).
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00Kemudahan Akses
Layanan pelanggan
Kepemimpinan
Lingkungan Fisik danSarana prasarana
Pembelajaran
Proses BelajarMengajar yang Efektif
Peserta Didik
Guru dan Karyawan
HubunganMasyarakat
Organisasi Sekolah
Kompetensi Lulusandan Penilaian
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 20
Hasil pemetaan mutu pada Tabel II-12 dan Gambar
2.8, berdasarkan nilai capaian masing-masing
komponen maka dapat diidentifikasi prioritas
komponen layanan pendidikan yang masih perlu
untuk ditingkatkan yaitu hubungan masyarakat,
proses belajar mengajar yang efektif, organisasi
sekolah, guru dan karyawan, kompetensi lulusan dan
penilaian dan seterusnya. Untuk melihat aspek-aspek
yang memiliki nilai capaian rendah, sekolah dapat
melihat hasil pemetaan untuk setiap komponen
seperti contoh pada Tabel II-13 dan II-14.
Hasil pemetaan pada Tabel II-13
memperlihatkan pengelolaan sekolah pada aspek
melakukan penelitian untuk menjaring keinginan
pelanggan internal dan eksternal secara teratur dan
menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri
merupakan aspek yang perlu diperbaiki.
Tabel II-13. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan
Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP) pada Komponen HubunganMasyarakat.
NO KOMPONEN CAPAIAN PREDIKAT
I Publikasi dan pemasaran 2.50 Kurang (Below Average)
1 Memiliki strategi pemasaran yang tepat 3.00 Rata-Rata (Average)
2Melakukan penelitian untuk menjaring keinginan pelangganinternal dan eksternal secara teratur
2.00 Kurang (Below Average)
II Hubungan Masyarakat 3.00 Rata-Rata (Average)
1 Menjaga hubungan baik dengan seluruh stakeholder 3.00 Rata-Rata (Average)
2 Meminta masukan dari stakeholder secara teratur 3.00 Rata-Rata (Average)
3 Menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri 2.00 Kurang (Below Average)
4Menjalin kemitraan dengan lembaga selain dunia usaha danindustri (seperti puskesmas, kepolisian, PGRI dsb)
4.00 Baik (Good)
Keterangan Predikat :Istimewa (Excellent) = 4,75 ≤ capaian≤ 5,00 Kurang (Below Average) = 1,75 ≤ capaian < 2,75 Baik (Good) = 3,75 ≤ capaian< 5,00 Buruk (Poor) = capaian < 1,75Rata-Rata (Average) = 2,75 ≤ capaian < 3,75
Tabel II-14. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di Sekolah Model dengan
Menggunakan Instrumen Evaluasi Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP) pada Komponen Proses
Belajar Mengajar yang Efektif.
NO KOMPONEN CAPAIAN PREDIKAT
I Ketepatan Metode Pembelajaran 3.11 Rata-Rata (Average)
1Guru menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapaitujuan pembelajaran
4.00 Baik (Good)
2Guru menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sesuaikebutuhan peserta didik
3.00 Rata-Rata (Average)
3 Pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi komunikasi 3.00 Rata-Rata (Average)
4Strategi pembelajaran di review dan dievaluasi secara teraturmenggunakan kriteria tertentu
3.00 Rata-Rata (Average)
5Strategi pembelajaran dievaluasi dengan melihat respon siswa (Gurumeminta tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yangdilakukan)
3.00 Rata-Rata (Average)
6 Pembelajaran berpusat pada siswa 3.00 Rata-Rata (Average)
7Rancangan pembelajaran yang dibuat guru mendorong siswa untukmenjadi pembelajar mandiri
3.00 Rata-Rata (Average)
8 Pembelajaran mengutamakan pada materi essensial 3.00 Rata-Rata (Average)
9Mengkondisikan peserta didik aktif berinteraksi antar peserta didiksesuai dengan tujuan pembelajaran
3.00 Rata-Rata (Average)
II Kesesuaian Kurikulum 3.00 Rata-Rata (Average)
1 Kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik 3.00 Rata-Rata (Average)
2 Isi kurikulum relevan dan tidak ketinggalan jaman 3.00 Rata-Rata (Average)
3 Sekolah proaktif terhadap perkembangan kurikulum 3.00 Rata-Rata (Average)
III Monitoring dan Evaluasi 2.60 Kurang (Below Average)
1 Umpan balik peserta didik diperoleh secara teratur 2.00 Kurang (Below Average)
2 Umpan balik pelanggan selain peserta didik diperoleh secara teratur 2.00 Kurang (Below Average)
3 Angket peserta didik dan masyarakat digunakan secara tepat 3.00 Rata-Rata (Average)
4Sekolah memiliki sistem formal untuk melakukan penilaian danevaluasi
3.00 Rata-Rata (Average)
5Umpan balik peserta didik digunakan sebagai masukan untukmembuat kebijakan
3.00 Rata-Rata (Average)
Keterangan Predikat :Istimewa (Excellent) = 4,75 ≤ capaian≤ 5,00 Kurang (Below Average) = 1,75 ≤ capaian < 2,75 Baik (Good) = 3,75 ≤ capaian< 5,00 Buruk (Poor) = capaian < 1,75Rata-Rata (Average) = 2,75 ≤ capaian < 3,75
Hasil Pemetaan pada Tabel II-14 menunjukkan hampir seluruh aspek penyelenggaraan proses pembelajaran masih
berada pada predikat rata-rata, bahkan pada aspek monitoring dan evaluasi masih berada pada predikat kurang.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 21
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)Gambar 2.9. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal di SMANegeri 2 Wonosari. Gambar (a) Tambak Fasilitator dari Tim Penjaminan Mutu Daerah, IndahPermanawati, M.Pddan Petugas Monev dari LPMP D.I.Yogyakarta, Mustari, M.Si, mendampingi sekolah melakukan pemetaan mutuimplementasi Standar Nasional Pendidikan. Gambar (b) dan (c) masing-masing kelompok mempresentasikanhasil pemetaan. Gambar (d) Tim Penjaminan Mutu SMA Negeri 2 Wonosari, Donna, M.Pd, melakukan supervisipelaksanaan program pemenuhan mutu pada bidang pembelajaran. Gambar (e) Kegiatan Pemetaan Mutu diSMP Negeri 5 Wates. Gambar (f) dan (g) Kegiatan Sosialisasi SPMI. Gambar (h) Fokus Group DiscussionKegiatan Analisis Hasil Pemetaan dan Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu.
2. Identifikasi Masalah Mutu/Analisis SWOT
Setelah ditemukan aspek-aspek mutu yang
perlu ditingkatkan berdasarkan hasil pemetaan mutu,
sekolah melakukan analisis untuk mengidentifikasi
permasalahan, akar masalah, kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan untuk setiap indikator mutu
yang perlu ditingkatkan. Tabel II-15 dan Tabel II-16
menyajikan contoh hasil pemetaan mutu implementasi
Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1
Karangmojo, Gunungkidul.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 22
Tabel II-15.a. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Proses.
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
PROSES PenguatanpenggunaanPendekatansaintifik
Sebagian gurubelummenggunakanpendekatansaintifik
Metodeceramah masihmendominasiPBM
Guru kurang kompetendalam menerapkanpendekatan saintifik
Pendekatan saintifikmemerlukanperencanaan yang lebihrumit/detil
Pendekatan Saintifikmemerlukan penyiapanbahan ajar yang kompleks
Proses belajar denganmodel yang sesuaidengan pendekatansaintifik membutuhkanwaktu yang lebih lama
Kekuatan :
Semua guru sudahmengikuti pelatihankurtilas minimal pola 54jam.
Memiliki 5 orangIstruktur NasionalKurikulum 2013.
Kepala sekolahmendorong guru untukberkembang.
Kelemahan
Sebagian guru kurangbersemangat untukmemperbaiki prosespembelajaran denganmenggunakanpendekatan saintifik,model dan metodepembelajaran yanglebih baik.
Ketersediaan anggaranuntukpengadaan bahanajar terbatas.
Peluang
Memberdayakan INinternal sebagai factorpendorong perbaikanPBM.
Mengundang narasumber terkait darieksternal untukmelaksanakandiklat/workshop.
Ancaman
PBM berlangsungmembosankan.
Kualitas lulusan kurangmandiri.
Lulusan kurang memilikimotivasi melanjutkankePT, karena rasa ingintahunya rendah.
InstrumenEvaluasiPenerapanManajenenMutuTerpaduImplementasiSNP,
PengamatanPBM(supervisIPBM)
Tabel II-15.b. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri 1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Proses (lanjutan)
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT SUMBER DATA
PROSES PenguatanpenggunaanPendekatansaintifik
Sebagian gurubelummenggunakanpendekatansaintifik
Metodeceramah masihmendominasiPBM
Guru kurang kompetendalam menerapkanpendekatan saintifik
Pendekatan saintifikmemerlukan perencanaanyang lebih rumit/detil
Pendekatan Saintifikmemerlukan penyiapanbahan ajar yang kompleks
Proses belajar denganmodel yang sesuai denganpendekatan saintifikmembutuhkan waktuyang lebih lama
Kekuatan :
Semua guru sudahmengikuti pelatihankurtilas minimal pola 54jam.
Memiliki 5 orangIstruktur NasionalKurikulum 2013.
Kepala sekolahmendorong guru untukberkembang.
Kelemahan
Sebagian guru kurangbersemangat untukmemperbaiki prosespembelajaran denganmenggunakanpendekatan saintifik,model dan metodepembelajaran yanglebih baik.
Ketersediaan anggaranuntukpengadaan bahanajar terbatas.
Peluang
Memberdayakan INinternal sebagai factorpendorong perbaikan
InstrumenEvaluasiPenerapanManajenenMutuTerpaduImplementasiSNP,
PengamatanPBM(supervisIPBM)
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 23
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT SUMBER DATA
PBM.
Mengundang narasumber terkait darieksternal untukmelaksanakandiklat/workshop.
Ancaman
PBM berlangsungmembosankan.
Kualitas lulusan kurangmandiri.
Lulusan kurang memilikimotivasi melanjutkankePT, karena rasa ingintahunya rendah.
Proses Mendorongpeserta didikmencari tahu
Guru belummemfasilitasi,mendorongpeserta didikuntuk mencaridanmenemukankonsep/prinsip/prosedur.
Beban kerja guru minimal24 jp.
Jumlah kelas yangdiampu.
Waktu tatap mukaterbatas.
KekuatanSekolah menjadi pilotproject kurtilas.Kelemahan :Sebagian guru kurangbersemangat menerapkanmodel dan metodepembelajaran yangmendorong
InstrumenEPMMAsesorSupervisi.
Tabel II-15.c. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri 1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Proses (lanjutan)
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT SUMBER DATA
Proses Mendorongpeserta didikmencari tahu
Guru kurangsiapmelaksanakanPBM denganmodel yangsesuai(DiscoveryLearning, PBL,PjBL)
peserta didik menemukan,tapi lebih suka langsungmember konsep.
PeluangAda potensipada guru darisisi kompetensi dan etoskerja.
AncamanJika tidak adapenghargaan yangadil/sebanding perbaikanproses akan terhenti padakondisi stagnan.
Proses Berbasis anekasumber belajar
Pada umumnyagurumenggunakansumberbelajarterbatas (bukupaket, LKS dari 1penerbit)
Tidak adapenekanan/control untukmengecekpenggunaanberbagaisumber belajar.
Keterbatasan koleksisumberbelajar.
Rasio buku ajar belummemadai ( 1:1)
Perubahan kurikulumberpengaruh padaperubahan isi/materi
Kemampuan TI pada gurudan siswa belum merata.
Akses TI belum meratamenjangkau pelaku PBM.
Guru kurang memfasilitasisiswa untuk belajar dariberbagai sumber.
Kekuatan
90 % guruberkemampuan TI.
Tersedia akses internetgratis
Tersedia berbagaisumber belajar(edmodo, rumahbelajar, dll)
Kelemahan
80 % guru belummemanfaatkan berbagaisumber belajar.
50 % guru tidakmemiliki cukupsemangat.
Peluang
PBM aktif, kreatif danmenyenangkan/berkesan
Pembelajaran tuntasAncamanPeserta didik tidakmemiliki kesempatan yangsama untuk mengaksesberbagai sumber belajardipengaruhi oleh kondisiekonomi (yang kayaberpeluang semakin pintardan sebaliknya).
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 24
Tabel II-16.a. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan.
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
Sarana danPrasarana
Jumlah dankondisisaranapendidikansesuaistandar
Belum memilikiPusat LayananInformasi secaraterpadu (serviceCenter)
Sekolahmempunyailayanan informasinamun belumterpadu
Memerlukanpetugas dan ruangkhusus
KelebihanRuangan ada yang belumdimaksimalkanKelemahan
Belum ada petugas khusus
Belum adaalat/perabot/komputer khusus
Belum dianggarkanPeluang
Ada ruang yang belumdimaksimalkan
Ada petugasAncamanBelum ada anggaran
Pengamatan
Belum ada rambu-rambu petunjukyang jelas dilingkungan sekolah
Petunjuk arahdilingkungansekolah belum ada
KelebihanSDM untuk membuat adaKelemahanBelum dianggarkanPeluangBanyaknya fasilitas gedungAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Belum ada jalankhusus untukDifable
Belum ada jalankhusus untukDifable sedangkansekolah merupakansekolah inklusi yangada siswaberkebutuhankhusus
KelebihanJalan dilingkungan sekolah sudahadaKelemahan
Jalan belum ramah difable
Belum dianggarkanPeluang
Komite sekolah yang peduliterhadap kondisi sekolah
Alumni dilibatkan
Jalan sudah adaAncamanFasilitas belum ramah untukkaum difabel
Pengamatan
Belum mempunyaiRuang piket yangrepresentatif
Ada ruangan piketnamunkeberadaannyakurang layak
KelebihanAda ruangan yangPengamatanbelumdimakssimalkanKelemahan
Ruangan belum representatif
Belum dianggarkan
Belum ada petugas khususPeluang
Ada ruangan
Ada petugasAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Tabel II-16.b. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (lanjutan)
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
Sarana danPrasarana
Jumlah dankondisisaranapendidikansesuaistandar
Belum mempunyaiRuang Tamu yangrepresentatif
Belum ada ruangtamu khusus yanglayak
KelebihanAda ruangan yang belumdimaksimalkan (Joglo)Kelemahan
Ruangan belum representatif
Belum dianggarkan
Belum ada petugas khususpenerima tamu
Peluang
Ada ruang yang kurang optimal(Joglo)
Ada petugasAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Belum mempunyaiLayar LCD (WaallScren Proyector) di
Belum mempunyaiLayar LCD (WaallScren Proyector) di
KelebihanLCD setiap kelas sudah adaKelemahan
Pengamatan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 25
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
setiap kelas setiap kelas untukprosespembelajaransehinggapenggunaan LCDbelum maksimal
Belum ada layar/Wall ScrenProjector
Belum dianggarkanPeluangSudah ada LCD ProyektorAncamanBelum dianggarkan
Perabot Ruang BK Belum mempunyaiperabot meja kursiruang BK untukkonseling dantamu yangrepresentatif(meja kursi sudahtidak layak)
Belum mempunyaialmari khususuntuk arsipkonseling
KelebihanSudah ada ruang representatifKelemahan
Meja kursi dan almari arsipkhusus belum layak
Belum dianggarkanPeluangAda ruanganAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Ruang TungguPelayanan(Legalisir, suratketerangan dll)
Belum mempunyairuang tunggu dankursi padaPelayanan legalisir,surat keterangan dll.
KelebihanSudah tersedia petugaspelayanan (TU)Kelemahan
Tidak ada ruang tunggu khusus
Belum dianggarkanPeluangAda ruanganAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Tabel II-16.c. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (lanjutan)
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
Sarana danPrasarana
Jumlah dankondisisaranapendidikansesuaistandar
Kursi panjangdisetiap depankelas untukberistirahat danbersantai belumada
Perlunya kursipanjang disetiapdepan kelas untukberistirahat danbersantai siswa
KelebihanMempunyai kelas yang banyakKelemahan
Belum mempunyai tempatduduk bersantai didepan ruangkelas
Belum dianggarkanPeluangAda ruangAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Papan untukspanduk/poster/baliho permanen didepan sekolahbelum punya
Perlunya papanpermanen untukmemajang poster,spanduk, dll secarapermanenmenggunakan besisehingga bisadigunakan padasetiap kegiatan
Kelebihan
Mempunyai lahan yang luas
Kegiatan siswa danguru/karyawan yang bayak
Kelemahan
Belum punya tempat khususmemajang spanduk/baliho
Belum dianggarkanPeluangLahan yang luasAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Papan Madingdepan kelas sesuaidengan peminatanbelum ada
Perlunya papanmading didepankelas (setiap kelaspeminatan) untukmenyalurkankreatifikas siswa
Kelebihan
Mempunyai jumlah siswa yangbanyak
Kreatifitas siswa tinggiKelemahan
Belum punya wahanamenyalurkan kreatifitas
Belum dianggarkanPeluangAda ruangAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Slogan-slogandilingkungansekolah belumkelihatan
Perlunyapenambahanslogan-slogan yangdapat memotivasi
Kelebihan
Prestasi dan kreatifitas siswamakin tinggi
Warga sekolah banyak
Pengamatan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 26
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
warga sekolahdisetiap sudut(ruangguru/karyawan,kamar mandi/toilet,lorong kelas, sudutsekolah, lapangan,halaman depansekolah, dll
Kelemahan
Slogan masih sedikit
Belum nampak
Belum dianggarkanPeluangAda ruangAncamanBelum dianggarkan
Tabel II-16.d. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (lanjutan)
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
Sarana danPrasarana
Jumlah dankondisisaranapendidikansesuaistandar
Website sekolahbelum ada
Perlunyapembuatan websidesekolah sebagaisarana komunikasi,publikasi, dantransparansi publik
KelebihanPunya SDM memadaiKelemahan
Belum dianggarkan
Belum ada petugas khususPeluangAda ruangAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Kursi Tamanbelum ada
Perlunya tamanyang asri dilengkapitempat duduk santaisebagai wahanarekreasi , relaksasidan belajar
KelebihanPunya taman yang luas dan asriKelemahan
Belum ada tempat duduk ditaman
Belum dianggarkanPeluangAda ruang/taman yang bagusdan luasAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Toilet dan kamarmandi belum layak
Banyak tolitet siswayang tidak layakdengan indikatorpintu rusak, gelapdan kotor
Kelebihan
Toilet /kamar kecil siswabanyak
Toilet / kamar kecil gurujumlahnya memadai
Kelemahan
Kurang bersih
Kurang terawat
Belum dianggarkanPeluangPunya tolitet/kamar kecil yangbanyakAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Tempat Wudlubelum layak
Tempat wudluSebelah baratmasjid belum layak,belum nyamandilihat
Kelebihan
Mempunyai Masjid yang luasdan representatif
Secara aktif digunakan olehwarga sekolah untuk beribadah
Kelemahan
Tempat wudlu sebelah baratmasjid belum layak
Tempat wudlu sebelah utaramasjid belum terawat denganbaik dan pemakaiannya tidakmaksimal
Belum dianggarkanPeluangAda tempat wudluAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Tabel II-16.e. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (lanjutan)
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
Sarana danPrasarana
Jumlah dankondisisaranapendidikansesuaistandar
Meja kursi LabMultimedia tidaklayak
Meja dan kursikomputer pada LabMultimedia banyakyang rusak
Kelebihan
Punya Lab multimedia yangbagus
Jumlah Komputer memadaiKelemahan
Meja kursi rusak
Belum dianggarkanPeluang
Pengamatan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 27
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
Mempunyai lab MultimediaAncamanBelum dianggarkan
Lab Bahasa Inggrisbelum berfungsioptimal
Lab Bahasa Inggrissudah tidak optimalkarena peralatansudah kedaluarsa
Kelebihan
Tersedianya ruang
Tersedianya komputerKelemahan
Program belum ada
Server belum adaPeluangAda ruang lab bahasaAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Laboratorium IPSbelum ada
Belum mempunyaiLab IPS untukmendukungpembelajaran mapelIPS
Kelebihan
Tersedianya SDM
Pembelajaran IPS makinberkembang
Kelemahan
Belum ada ruangan
Belum ada anggaranPeluangAdanya lahan yang luas untukmembangun gedungAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Jaringan internet/wiffi kurangmenjangkauseluruh kelas
Kelas-kelas diwilayah timur tidakterjangkau akseswifi untukpembelajaran
KelebihanSiswa aktif menggunakaninternet untuk menunjangpembelajaranKelemahan
Jangakauan wiffi terbatas
Belum dianggarkan
Pengamatan
CCTV banyak yangrusak
CCTV banyak yangrusak dan efektifitaspemakaiannyakurang
KelebihanPunya CCTV yang banyakKelemahan
Banyak yang rusak
Kurang optimalpemanfaatannya
Belum dianggarkanPeluangPunya CCTV yang banyak (21buah)AncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Tabel II-16.f. Hasil Pemetaan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul untuk Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan (lanjutan)
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
Sarana danPrasarana
Jumlah dankondisisaranapendidikansesuaistandar
Lapanganlompat jauhbelum standar
Lapangan lompatjauh sudah adanamun tidakstandar
KelebihanMempunyai lapangan Lompat jauhKelemahan
Lapangan belum standar
Belum dianggarkanPeluangAda ruangAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Ruangpamer/pajanghasil karyasiswa/pialabelum ada
Ruangpamer/pajanghasil karyasiswa/piala belumada sebagaiwahana apresiasihasil karya/prestasi siswa
KelebihanHasil kreatifitas ketrampilan siswabanyakKelemahan
Tidak ada ruang untuk apresiasi
Belum dianggarkanPeluangBanyaknya hasil ketrampilan siswaAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Ruang OSISbelumrepresentatif
Ruang OSIS belumdigunakanmaksimal karenaperabotnya yangkurang
Kelebihan
Aktifitas kegiatan OSIS tinggi
Ada ruang OSIS tetapi belumdimaksimalkan penggunaannya
Kelemahan
Perabot ruang OSIS kurang memadai
Belum dianggarkanPeluang
Pengamatan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 28
STANDARINDIKATOR
MUTUMASALAH AKAR MASALAH ANALISIS SWOT
SUMBERDATA
Ada ruangAncamanBelum dianggarkan
Ruang KepalaSekolah belumrepresentatif
Ruangan KepalaSekolah belumrepresentatif,kurang luas
Kelebihan
Kegiatan Kepala Sekolah yang padat ,termasuk menerima tamu
Seringnya Rapat koordinasi terbatasdiruang Kepala Sekolah
Kelemahan
Ruangan yang sempit
Belum dianggarkanPeluangAda ruangAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
Ruang Wakabelumrepresentatif
Ruang Wakabelumrepresentatif,kurang luas danterlalu jauhdengan ruangKepala Sekolah
KelebihanKegiatan Waka yang padatKelemahan
Ruang yang sempit
Terlalu jauh dengan ruang kepalasekolah
Belum dianggarkanPeluangAda ruangAncamanBelum dianggarkan
Pengamatan
3. Menyusun Rencana Pemenuhan Mutu dan Bedah RKAS
Berdasarkan hasil pemetaan mutu dan analisis permasalahan yang dilakukan, maka disusun prioritas
usulan program dan kegiatan pemenuhan mutu seperti disajikan dalam Tabel II-17 .
Tabel II-17.a. Prioritas Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1 Karangmojo.
PROGRAM KEGIATAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4
Pelatihan motivasi guruPelatihan motivasi dan karaktersiswa.
Pelatihan karakter building gurudanmurid
V
Pelatihan guru.
Program pelatiahan soal.
Lomba siswa
- Pelatihan guru untuk meningkatkanpembelajaran yang kreatif daninovatif sehingga kemampuanprosedural dan metakognitif siswameningkat.
- Latihan siswa dalam bentuk soalanalisis.
- Lomba penulisan essay
V
V
V
Pelatihan kreatifitas siswa
Lomba siswa
- Pelatihan siswa untuk meningkatkankreatifitas, inovasi dan produktifitassiswa.
- Lomba kreatifitas dan inovasi siswaberupa hasil produknya.
V
V
Meningkatkan penguasaan guruterhadap kurikulum sekolah.
Rapat Kerja Sekolah (RAKER) V
MeningkatanKompetensi GuruSMA Negeri 1 Karangmojo
Workshop PeningkatanKompetensiGuru SMA Negeri 1 Karangmojo.Agenda kegiatan :
Pendekatansaintifik
Model – model Pembelajaran
Pengembangan RPP
V
Memenuhi kekurangan buku ajar Pengadaan buku matapelajaran V
Melaksanakan supervisepembelajaran
Supervisi penerapan pendekatansaintifik
V
Peningkatankemampuan gurumenyusun soal model HOT
Peningkatan penguasaan gurudalam penyusunan rancanganpenilaian yang efektif, efisien
Raker penyusunan rancangan penilaianyang efektif dan efisienRaker / workshop penyusunan Soalmodel HOTMerancang penomoran untuk siswasaat kegiatan
V
V
V
Pengangkatan guru honorer/pemenuhan jam (Agama Katolikdan Bhs. Jawa, Sosiologi)
Usulan ke Dinas/Depag, BKD.Membuka lowongan.
V
Meningkatkan kualifikasi TK kejenjang yang lebih tinggi sesuai jobdescription yang dibutuhkan.
Kuliah , Pendidikan dan latihan.SK pembagian tugas yang jelas.Penempatan TK sesuai dengan
V
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 29
PROGRAM KEGIATAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4
Meningkatkan kinerja. kemampuan.Pembinaan, Reward, punishment
Membuat ruang sebagai Pusatlayanan Informasi (service Center)
Penyiapan PetugasTelephoneKomputer
V
Tabel II-17.b. Prioritas Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1 Karangmojo(lanjutan).
PROGRAM KEGIATAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4
Membuat rambu-rambu/petunjuk yang jelas dilingkungansekolah
1. Pembuatan rambu-rambu/petunjukarah
2. Tenaga pemasangan
V
Membuat jalan khusus untukDifable (Tuna Netra)
Pembelian materialTenaga pelaksana
V
Membuat Ruang piket yangrepresentatif
1. Pembelian bahan/material2. Tenaga pelaksana
V
Membuat Ruang Tamu yangrepresentatif
Pembelian Meja kursi V
Membeli Layar LCD (Waall ScrenProyector) di setiap kelas
- Pembelian layar LCD- Tenaga pelaksana pemasangan
V
Membeli Perabot Ruang BK Pembelian :- meja kursi tamu- Almari khusus
V
Membuat Ruang TungguPelayanan
Pembuatan Kursi panjang V
Membuat Kursi panjang disetiapdepan kelas
Pembelian Kursi panjang V
Membuat Papan untukspanduk/poster/baliho permanen
Pembuatan tempat spanduk/baliho V
Membuat Papan Mading didepankelas
Pembutan Papan Mading V
Membuat slogan-slogan yangmemotivasi dan pembentukankarakter warga sekolah
Pembuatan slogan V
Membuat Webside Sekolah Pembuatan Webside V
Membuat Kursi Taman Pembuatan kursi Taman V
Merehab Toilet dan kamar mandiyang belum layak
Rehabilitasi Tolilet / kamar kecil : Pintu,Cat, Lampu, Keramik
V
Membuat Tempat Wudlu yanglayak
Pembuatan tempat wudlu V
Pembelian Meja kursi LabMultimedia
Pembelian meja kursi komputer V
Refitalisasi Lab Bahasa Inggris Pembelian program listening dan server V
Pembuatan Lab IPS (Geografi,ekonomi, sejarah, sosiologi)
Pembangunan Gedung
Pembelian Jaringan internet /wiffi Pembelian Wiffi
Perbaikan CCTV yang rusak Perbaikan CCTV V
Membuat Lapangan lompat jauh Perbaikan lapangan lompat jauh V
Membuat Ruang pamer/pajanghasil karya siswa/piala
Pembuatan ruang pamer/pajang V
Perbaikan Ruang OSIS Pembelian perabot meja kursi V
Rehab Ruang Kepala Sekolah Refitalisasi Gedung V
Rehab Ruang Waka Refitalisasi Gedung V
Rehab Ruang Guru dan Karyawan Refitalisasi Gedung V
Tabel II-17.c. Prioritas Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1 Karangmojo,Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1 Karangmojo(lanjutan).
PROGRAM KEGIATAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4
Mengadakan Sosialisasi progam Sekolah.Menunjuk petugas khusus layananinformasi.Perluasan ruang layanan informasi.Pengadaan sarana ruang layananinformasi.Memotivasi guru untuk menggunakanWeb Sekolah secara aktif
Rapat kerja sekolah
Dibuatkan SK Kepala Sekolah
Rehap ruang layanan informasi.Pembelian mebeler
Pelatihan IT tentang Web.
V
V
V
V
Membuat/menyusun usulan dari masing-masing penanggungjawab penggunaanggaran berikut waktu pelaksanaankegiatan
Raker rencana angaran masing-masing penanggungjawab/coordinator pengguna anggaran
V
Penyusunan mekanisme penggunaananggaran secara optimal
Workshop penyusunan mekanismepenggunaan anggaran
V
Menyusun perubahan / penyesuaiananggaran pada pertengahan anggaranatau pada waktu yang diperlukan
FGD penentu kebijakan pengelolaanggaran dan coordinatorpengguna anggaran (Waka)
V
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 30
PROGRAM KEGIATAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4
maksimal 2 kali setahun
Menyusun skala prioritas anggaran yangberimbang antara fisik dan non fisik
FGD penentu kebijakan pengelolaanggaran dankoordinatorpengguna anggaran
V
Setelah disusun prioritas program dan kegiatan
berdasarkan tingkat kepentingan (urgensi),
kemampuan sumber daya yang dimiliki sekolah,
kemudian disusun usulan program pemenuhan mutu
yang akan dimasukkan dalam Rencana Kegiatandan
Anggaran Sekolah (RKAS) SMA Negeri 1
Karangmojo. Tabel II-18 menyajikan rencana
pemenuhan mutu tahun 2017.
Tabel II-18.a. Rencana Program Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1Karangmojo, Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1Karangmojo.
NO PERMASALAHAN PROGRAM KEGIATAN VOLUMEKEBUTUHAN
BIAYASUMBER
DAYA
1 Guru kurang memahamikurikulum sehingga kurangmemberikan keseimbanganantara pengembangan sikap,pengetahuan dan ketrampilan.
Meningkatkanpenguasaan guruterhadap kurikulumsekolah.
RAKER 1 ls Rp. 8.000.000 BOS
2 Guru belum memilikikompetensi yang memadaitentang penerapanpendekatan saintifik, model-model pembelajaran saintifiksehingga sebagian guru tidakmemiliki semangatmemperbaiki prosespembelajaran yangmendorong peserta didikmencari tahu dari berbagaisumberbelajar.
MeningkatanKompetensi GuruSMA Negeri 1Karangmojo
WorkshopPeningkatanKompetensi GuruAgenda kegiatan :
Pendekatansaintifik
Model – modelPembelajaran
PengembanganRPP
1 ls32 jpl
NS : 12 jpl xRp 100.000 =Rp 1.200.000Konsumsi :3x 65 x Rp25.000 =Rp 4.875.000ATK :65 x Rp25.000 = Rp1.625.000Total Rp7.700.000,00
Komite
Tabel II-18.b. Rencana Program Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1Karangmojo, Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1Karangmojo (lanjutan)
NO PERMASALAHAN PROGRAM KEGIATAN VOLUMEKEBUTUHAN
BIAYASUMBER
DAYA
3 Sebagian guru belummemilikikemampuan menyusun soalulangan model HOT
siswa kurang mampumenyelesaikan soal ulanganmodel HOT
Peningkatankemampuan gurumenyusunsoal modelHOT
Raker penyusunanrancangan penilaianyang efektif danefisien
Raker / workshoppenyusunanSoal model HO
1 ls Rp .8000.000 BOS
4 Belum terpenuhinya tenagakependidikan yang kompetendi bidangnya
- Meningkatkankualifikasi TK kejenjang yang lebihtinggi sesuai jobdescription yangdibutuhkan.
- Meningkatkankinerja.
Pendidikan danlatihan.
Rp 3.000.000 komite
5 Belum mempunyai Layar LCD(Waall Scren Proyector) disetiap kelas
Membeli Layar LCD(Waall ScrenProyector) di setiapkelas
1. Pembelian layarLCD
2. Tenaga pelaksanapemasangan
21 layar 42.000.000 Komite/BOS
Website sekolah belumoptimal
MengoptimalkanWebsite Sekolah
PenyempurnaanWebside
1 Web 3.000.000 Komite/BOS
Ruang OSIS belumrepresentatif
Perbaikan Ruang OSIS Pembelian perabotmeja kursi untuk 20orang
1 set 10.000.000 Komite/BOS
6 Belum semua elemensekolah mengetahui programkerja sekolah.
Sebagian tenaga pendidikbelum memberikan umpanbalik yang yang maksimal.
Layanan informasi kepadapelanggan belum optimalBelum ada petugas khususlayanan informasi.
MengadakanSosialisasi progamSekolah.
Mengadakan Raker /sosialisasi /Pembinaan .
- Menunjuk petugaskhusus layananinformasi.
- Perluasan ruang
Rapat kerja sekolah
Raker / Pembinaan /Briefing
Dibuatkan SK KepalaSekolah
66 guru17 TU
66 guru
6 orangx 8 Jam
Sudahdianggarkandi Standar isi
Sudahdianggarkandi RKAS(Standar isi)
Sudahdianggarkandi RKAS(Sarpras)
BOS
BOS
BOS
BOS
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 31
NO PERMASALAHAN PROGRAM KEGIATAN VOLUMEKEBUTUHAN
BIAYASUMBER
DAYA
Ruang layanan informasisempit.
Sarana ruang layananinformasi tidak representatif.
Belum semua gurumemanfaatkan web sekolahsecara aktif
layanan informasi.
- Pengadaan saranaruang layananinformasi.
- Memotivasi guruuntukmenggunakan WebSekolah secara aktif
Rehap ruang layananinformasi.
Pembelian mebeler
Pelatihan IT tentangWeb.
3m x6m = 18m
2
1 Kabinet1 stelmejatamu
66orangguru
Sudahdianggarkandi RKAS(sarpras)
Sudahdianggarkandi RKAS(sarpras)
Sudahdianggarkandi RKAS(StandarProses)
BOS
BOS
Tabel II-18.c. Rencana Program Pemenuhan Mutu Implementasi Standar Nasional Pendidikan di SMA Negeri1Karangmojo, Gunungkidul yang Akan Diusulkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah SMA Negeri1Karangmojo (lanjutan)
NO PERMASALAHAN PROGRAM KEGIATAN VOLUMEKEBUTUHAN
BIAYASUMBER
DAYA
7 Penetapan anggaran dalamRKAS belum sesuai denganvolume kegiatan yang akandilaksanakan dalam 1 tahunpelajaran / akademik
Membuat/menyusunusulan dari masing-masingpenanggungjawabpengguna anggaranberikut waktupelaksanaan kegiatan
Raker rencana angarandari masing-masingpenanggungjawab/coordinatorpengguna anggaran
1Rp.1000.000,-
Mekanisme penggunaananggaran belum diatur secaraoptimal
Penyusunanmekanismepenggunaan anggaransecara optimal
Workshoppenyusunanmekanismepenggunaan anggaran
1Rp.2000.000,-
Biaya Kegiatan yang tertera diRKAS tidak mencukupioperasional kegiatan
Menyusun perubahan/ penyesuaiananggaran padapertengahananggaran atau padawaktu yangdiperlukan maksimal2 kali setahun
FGD penentukebijakan pengelolaanggaran dancoordinator penggunaanggaran (Waka)
1Rp.1000.000,-
Anggaran komiteberkonsentrasi padapembangunan fisik
Menyusun skalaprioritas anggaranyang berimbangantara fisik - non fisik
FGD penentu kebijakanpengelola anggarandan koordinatorpengguna anggaran
1Rp.1000.000,0
4. Melaksanakan Rencana Pemenuhan Mutu
Tahapan siklus Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) setelah penyusunan rencana
pemenuhan mutu adalah pelaksanaan rencana
pemenuhan mutu. Namun demikian, dengan
mempertimbangkan urgensi kegiatan dan jumlah
bantuan yang diberikan, pada program
pengembangan sekolah model Tahun 2016,
pelaksanaan pemenuhan mutu difokuskan pada
perbaikan perencanaan pembelajaran (review dan
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)) dan supervisi pelaksanaan pembelajaran.
Gambar 2.10 memperlihatkan dokumentasi review
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Supervisi
Pembelajaran di SMA Negeri 2 Wonosari,
Gunungkidul.
(a) (b)Gambar 2.10. Gambar (a) Aris Feriyanto, S.Pd, Instruktur Nasional Kurikulum 2013 dari SMA Negeri 1 Wonosarisedang menyampaikan materi tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Gambar (b) KegiatanpembekalanTim Supervisi Guru/Assesor PKG SMA Negeri 2 Wonosari. Nampak dalam Gambar, Mujiman,M.M PengawasPembina SMA Negeri 2 Wonosari sedang memberikan materi tentang supervisi pembelajaran dan penilaiankinerja guru.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 32
G. Wokshop Pengembangan Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) bagi Sekolah Imbas
Kegiatan pendampingan sekolah model
diharapkan dapat memberikan pengalaman
penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI),
serta diperoleh praktik-praktik baik (good practices)
penerapan siklus SPMI yang akan diimbaskan pada
sekolah imbas. Kegiatan Workshop Pengembangan
SPMI bagi sekolah imbas dilaksanakan untuk
mengimbaskan pengalaman (praktik baik)
pengembangan dan implementasi SPMI di sekolah
model kepada sekolah imbas, dengan cara
melibatkan Tim Penjaminan Mutu Daerah (pejabat
struktural dinas pendidikan kab/kota dan pengawas
sekolah) dan tim penjaminan mutu dari sekolah model
sebagai pemateri/narasumber.
Workshop disusun dengan dengan pola
32 jam pelatihan dengan materi mencakup konsep,
kebijakan, strategi implementasi penjaminan mutu
pendidikan internal di satuan pendidikan, serta praktik
baik implementasi SPMI baik praktik baik
pengembangan SPMI maupun praktik baik
pengelolaan pembelajaran. Struktur Program
Workshop i disajikan dalam Tabel II-19 dan Tabel II-
20 di bawah ini.
Tabel II-19. Struktur Program Workshop Pembinaan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagi
Sekolah Imbas Tahun 2016 untuk Kelas Manajemen : Praktik Baik Pengelolaan Manajemen Sekolah untuk
Mendukung Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal
NO MATERI WORKSHOP ALOKASI WAKTU (JPL)
1 MATERI UMUM
Kebijakan Kemendikbud tentang penjaminan mutu pendidikan : Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
2
2 MATERI POKOK
Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan 2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 2
Best Practices Implementasi SPMI pada Sekolah Model 6
Pemetaan Mutu Pendidikan 4
Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu 5
Penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Rencana Kerja Anggaran Sekolah 8
3 MATERI PENUNJANG
Rencana Tindak Lanjut dan komitmen 3
Jumlah 32
Tabel II-20. Struktur Program Workshop Pembinaan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagi
Sekolah Imbas Tahun 2016 untuk Kelas Akademik : Praktik Baik Pengelolaan Pembelajaran
NO MATERI WORKSHOP ALOKASI WAKTU (JPL)
1 MATERI UMUM
Kebijakan Kemendikbud tentang penjaminan mutu pendidikan : Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
2
2 MATERI POKOK
Isu-isu Kritis Terkait Mutu Pendidikan 2
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 2
Best Practices Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran pada Sekolah Model 6
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran dengan berbagai model, strategi, danmetode pembelajaran
8
Praktek Pembelajaran (peer teaching) 6
Supervisi Pembelajaran 3
3 MATERI PENUNJANG
Rencana Tindak Lanjut dan komitmen 3
Jumlah 32
Workshop SPMI bagi sekolah imbas ini dilaksanakan untuk membekali sekolah imbas tentang strategi
pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan praktik baik SPMI di sekolah model. Ruang lingkup
materi yang disampaikan disajikan dalam Tabel II-21.
Tabel II-21.a. Deskripsi Materi Workshop Pembinaan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagiSekolah Imbas
NO MATERI DESKRIPSI MATERI
1Kebijakan DitjenDikdasmen Kemendikbudtentang PMP
1.1 Penjaminan mutu pendidikan ditinjau dari regulasi perundang-undangan :UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 19 Tahun2005, dan Permendikbud No 28 Tahun 2016 tentang Sistem PenjaminanMutu Pendidikan Dasar dan Menengah
1.2 Penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah : Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
2Isu-isu Kritis Terkait MutuPendidikan
2.1 Menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini berdasarkanstandar nasional pendidikan.
2.2 Menggambarkan persoalan dan harapan terkait mutu pendidikan di sekolah
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 33
NO MATERI DESKRIPSI MATERI
masing-masing : terutama dalam bidang pengelolaan (manajemen sekolah)
3Konsep Sistem PenjaminanMutu Internal
3.1 Menggambarkan siklus penjaminan mutu internal3.2 Menjelaskan tahapan dalam siklus SPMI3.3 Menjelaskan definisi dan tujuan tahapan dalam siklus SPMI
4Praktik Baik (GoodPractices) ImplementasiSPMI pada sekolah model
4.1 Menggambarkan tahapan-tahapan implementasi SPMI disekolah model :strategi, hambatan, dan pemecahannya
4.2 Praktik baik hasil implementasi SPMI : Sosialisasi SPMI kepada pemangku kepentingan sekolah. Pembentukan tim penjaminan mutu pendidikan sekolah : keanggotaan,
organisasi, rincian tugas, dan dukungan sekolah terhadap tim Pelaksanaan evaluasi diri/pemetaan mutu sekolah untuk memetakan
kondisi mutu sekolah Hasil pemetaan mutu sekolah Penyusunan Program Peningkatan Mutu berdasarkan pemetaan mutu
(usulan program Kerja Sekolah) Strategi implementasi Program peningkatan mutu : Penjaringan dan
pelibatan peran pemangku kepentingan dari luar sekolah.
5Pemetaan Mutu SatuanPendidikan
5.1 Prosedur dan mekanisme pemetaan mutu/EDS.5.2 Merefleksi pemahaman sekolah terkait tujuan EDS dan kegunaan profil
mutu sekolah5.3 Menggali pemahaman terhdap indikator-indikator dalam SNP5.4 praktek pemetaan mutu di satuan pendidikan :
menentukan indikator mutu berdasarkan SNP. menyusun atau memilih instrumen EDS yang sesuai dengan indikator
dalam SNP yang telah ditentukan sebelumnya menyusun gambaran kondisi sekolah sesuai indikator dan data yang
terkumpul. .
6Penyusunan RencanaPemenuhan Mutu
6.1 Menyusun rencana pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutuEDS
6.2 Praktik penyusunan rencana pemenuhan mutu (usulan RKAS) melakukan analisis kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman
(SWOT) mengidentifikasikan masalah yang muncul dari analisis SWOT. menentukan akar permasalahan dari setiap masalah utama yang
ditemukan
7
Penyusunan RencanaKerja Sekolah/ RencanaKerja dan AnggaranSekolah
Praktik menyusun RKAS
menyusun skala prioritas permasalahan yang akan diselesaikan mengidentifikasi program dan kegiatan yang relevan untuk
menyelesaikan permasalahan menentukan indikator keberhasilan program dan kegiatan yang
direncanakan menetapkan target output setiap program dan kegiatan mengidentifikasi penanggung jawab, sasaran dan pihak yang terlibat
dalam setiap kegiatan mengidentifikasi sumber pembiayaan dan estimasi biaya
Tabel II-21.b. Deskripsi Materi Workshop Pembinaan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagiSekolah Imbas.
NO MATERI DESKRIPSI MATERI
8Praktik Baik (Good Practices)Perencanaan dan PengelolaanPembelajaran
8.1 Menggambarkan tahapan-tahapan penyusunan perencanaan pembelajaran8.2 Pemilihan model, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat8.3 Pemanfaatan berbagai sumber belajar8.4 Kegiatan Pengembangan diri dan ekstrakurikuler8.5 Contoh model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh
sekolah model8.6 Model review dan perbaikan RPP8.7 Supervisi pembelajaran dan tindak lanjutnya
9Perencanaan Pembelajarandengan berbagai model,strategi, dan metode
9.1 Praktek memilih model, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat9.2 Praktek menyusun RPP.
10Praktek PembelajaranTerbimbing (Peer Teaching)
Praktek melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP yang disusun oleh masing-masing peserta
11 Supervisi Pembelajaran11.1 Tahapan, metode, dan teknik suervisi pembelajaran11.2 Instrumen Supervisi pembelajaran11.3 Laporan dan tindak lanjut supervisi
12Rencana Tindak Lanjut danKomitmen
menyusun rencana tindak lanjut pengembangan SPMI di sekolah meliputi kegiatansosialisasi SPMI, Pembentukan Tim Penjaminan Mutu, Implementasi RencanaPemenuhan Mutu, Peningkatan Kualitas Pembelajaran
13 Pre Test dan Post TestTes untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi workshop sebelum dansetelah kegiatan
Workshop SPMI bagi sekolah imbas
dilaksanakan pada tanggal 14 s.d. 24 November 2016
dengan jadwal dan jumlah peserta seperti disajikan
dalam Tabel II-22. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
LPMP bekerjasama dengan sekolah model dan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 34
sekretariat penjaminan mutu pendidikan di masing- masing Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota
Tabel II-22. Rekapitulasi Waktu Pelaksanaan, Tempat, dan Jumlah Peserta Workshop SPMI Bagi Sekolah Imbas diProvinsi D. I. Yogyakarta Tahun 2016
No ANGKATAN WILAYAH WAKTU PELAKSANAAN TEMPATJUMLAH
PESERTA
1 Angkatan 1
Kab. Gunungkidul 14 – 17 Nov 2016 SMK N 2 Wonosari 80 orang
Kab. Sleman15 – 18 Nov 2016 SMP N 1 Godean
79 orang15 – 18 Nov 2016 SMA N 1 Kalasan
Kota Yogyakarta15 – 18 Nov 2016 SMP N 8 Yogyakarta
78 orang14 – 17 Nov 2016 SMA N 6 Yogyakarta
2 Angkatan 2Kab. Bantul 21 – 24 Nov 2016
Dinas Dikdas & DikmenBantul
79 orang
Kab. KulonProgo 21 – 24 Nov 2016 SMA N 1 WATES 80 orang
Jumlah Peserta 396 orang
Keterangan : Jumlah peserta yang diundang sebanyak 400 orang, peserta yang hadir sejumlah 396 orang.
Pada akhir kegiatan workshop, setiap sekolah
menandatangani komitmen untuk mengembangkan
SPMI, serta menuangkannya dalam bentuk rencana
implementasi SPMI yang memuat kegiatan :
1. Sosialisasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
dan Sistem Penjaminan Mutu Internal kepada
seluruh warga sekolah dan stakeholder terkait
seperti komite sekolah dan pengawas sekolah.
2. Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
(Tim PMP)
3. Pemetaan mutu sekolah berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan (SNP)
4. Penyusunan rencana pemenuhan mutu, mulai
dari analisis permasalahan sampai dengan
penyusunan program sekolah
5. Bedah Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS) yaitu kegiatan me-review untuk
melakukan revisi RKAS jika memungkinkan atau
menginventaris kegiatan untuk penyusunan
RKAS tahun mendatang
6. Perbaikan proses pembelajaran mulai dari bedah
dokumen perencanaan pembelajaran, dan
supervisi pembelajaran
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana
pemenuhan mutu
Rencana implementasi SPMI yang disusun oleh
satuan pendidikan akan dijadikan acuan oleh Tim
Pendamping dari Sekolah Model dan LPMP D.I.
Yogyakarta ketika melaksanakan pendampingan dan
pembimbingan pengembangan SPMI di sekolah
imbas.
(a) (b)
Gambar 2.11. Gambar (a Pembukaan Workshop Pengembangan SPMI Bagi Sekolah Imbas di salah satuKabupaten/Kota. Gambar (b) Peserta kegiatan Workshop Pengembangan SPMI Bagi Sekolah Imbas di salah satuKabupaten/Kota
H. Pendampingan Pengembangan Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMI) di
Sekolah Imbas
Pendampingan Pengembangan Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagi sekolah
dilaksanakan untuk menguatkan dan membina
sekolah imbas agar dapat mengimplementasikan
SPMI, dengan mengacu pada praktik-praktik baik
(good practices) implementasi SPMI di sekolah model.
Oleh karena itu keterlibatan Tim Penjaminan Mutu
dari sekolah model sangat menentukan keberhasilan
pendampingan ini. Keterlibatan pendampingan dari
LPMP D.I. Yogyakarta untuk membantu peserta
Workshop SPMI dari sekolah imbas dalam
mensosialisasikan konsep SPMI sesuai dengan
Peraturan MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 28 Tahun 2016, serta memberikan arah
pendampingan sehingga sesuai dengan target dan
tujuan yang direncanakan. Namun demikian,
mengingat waktu pendampingan yang hanya
dilakukansebanyak 2 (kali) untuk setiap sekolah
imbas, maka dari 5 (lima) tahap pengembangan
SPMI, hanya kegiatan sosialisasi SPMI, pemetaan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 35
mutu sekolah, dan penyusunan rencana pemenuhan
mutu yang didampingi. Kegiatan pelaksanaan
rencana mutu (perbaikan pengelolaan sekolah dan
peningkatan proses pembelajaran), serta
evaluasi/audit dan peningkatan standar diharapkan
dilakukan sekolah secara mandiri. Tabel II-23
menyajikan deskripsi pelaksanaan masing-masing
kegiatan pendampingan.
Tabel II-23.a. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal(SPMI) Tahun 2016 pada Sekolah Imbas.
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan1 Sosialiasi
SistemPenjaminanMutuInternal(SPMI)
1.4.MensosialisasikanSistem PenjaminanMutu Pendidikan Dasardan Menengah
1.5.Menyusun strategi danmekanismepelaksanaan SPMI
1.6.Membentuk unit/timpenjaminan mutupendidikan di sekolah
1. PemaparanPermendikbud No 28Tahun 2016 TentangSistem Penjaminan MutuPendidikan Dasar danMenengah
2. Pemaparan Siklus danTahapan SPMI
3. Pemaparan Praktik Baik(good practices)implementasi SPMI diSekolah Model
4. Pembentukan Unit/TimPenjaminan MutuSekolah
a. Pemahamandan kesadaranwarga sekolahtentang SPMI
b. Kesepahamanseluruh wargasekolah dalammenerapanSPMI
c. SK TimPenjaminanMutu Sekolah
Fasilitasi danBimbingandari LPMPDIY dan TimPMP dariSekolahModel
2 PemetaanMutuSekolah
2.4.Sekolah trampilmelakukan EvaluasiDiri Sekolah (EDS)untuk memetakankondisi kinerja sekolahdalammengimplementasikanSNP
2.5.Sekolah trampilmelakukan analisisSWOT (Strength,Weakness, Opportunityand Threat –Kekuatan, Kelemahan,Peluang danAncaman) yang berisipotensi keunggulanberikut faktor-faktorpenghambat baikinternal maupuneksternal sekolah
2.6.Sekolah mampumengidentifikasi akarpermasalahan dalampemenuhan SNP
1. Merefleksi pemahamansekolah terkait tujuanEDS dan kegunaan profilmutu sekolah
2. menentukan indikatormutu berdasarkan SNP.
3. menyusun atau memilihinstrumen EDS yangsesuai dengan indikatordalam SNP yang telahditentukan sebelumnya
4. menyusun gambarankondisi sekolah sesuaiindikator dan data yangterkumpul.
5. melakukan analisisSWOT
6. mengidentifikasikanmasalah yang munculdari analisis SWOT.
7. menentukan akarpermasalahan dari setiapmasalah utama yangditemukan.
8. menyusun dokuman hasilpemetaan mutu
a. Dokumen hasilpemetaan(Profil MutuSekolah)
b. Hasil analisisSWOT
Dilakukansecara mandiridibimbing olehfasilitator dariTim PMPSekolahImbas
3 PenyusunanProgramPemenuhanMutu
3.4.Sekolah trampilmenyusun programpemenuhan mutumenindaklanjuti hasilpemetaan mutu/EDS
3.5.Sekolah trampilmelakukanperencanaan untukmengatasi permasalahsesuai dengan skalaprioritas
1. menyusun prioritaspermasalahan yangdiselesaikan,mempertimbangkanketersediaan sumberdayadan tingkat kepentingan
2. merencanakan programdan kegiatan yang relevanuntuk menyelesaikanpermasalahan.
a. Dokumenrencanapemenuhanmemuatprogram,kegiatan,sasaran,penanggungjawab, indikatorkeberhasilan,pihak yangterlibat dantarget capaian
Fasilitasi danBimbingandari LPMPDIY dan TimPMP dariSekolahModel
Tabel II-23.b. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal(SPMI) Tahun 2016 (Lanjutan).
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan3 Penyusunan
ProgramPemenuhanMutu (lanjutan)
3.6.Sekolah trampilmelakukanperencanaan untukmengatasipermasalah sesuaidengan skalaprioritas (Lanjutan)
3. menentukan indikatorkeberhasilan programdan kegiatan yangdirencanakan sekolah.
4. menetapkan targetoutput setiap programdan kegiatan yangdirencanakan sekolah.
5. mengidentifikasipenanggung jawab,sasaran dan pihak yangterlibat dalam kegiatan .
6. melakukan kajian RKASyang ada disekolahberdasarkan hasilpemetaan danperencanaan.
b. Hasil revisidan usulanRKAS.
Fasilitasi danBimbingan dariLPMP DIY danTim PMP dariSekolah Model
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 36
No Kegiatan Tujuan Deskripsi Kegiatan Hasil Kegiatan Keterangan7. Membahas bersama
untuk mengidentifikasirevisi program dan/ataukegiatan dalam RKAS(jika memungkinkan)atau menginventariskegiatan untukpenyusunan RKAStahun mendatangberdasarkan prioritas.
Berdasarkan deskripsi pelaksanaan kegiatan
pendampingan padaTabel II-23 maka dokumen hasil
kegiatan pendampingan adalah :
a. Surat Keputusan Kepala Sekolah Tentang
Pembentukan Tim Penjaminan Mutu Sekolah
sesuai dengan permendikbud nomor 28 tahun
2016 dan kebutuhan sekolah.
b. Hasil pemetaan sekolah (Profil Mutu Sekolah)
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan
c. Hasil analisis pemasalahan mutu dan analisis
SWOT
d. Dokumen review RKAS, dan
e. Dokumen rencana pemenuhan mutu, yaitu
program dan kegiatan peningkatan mutu yang
akan diusulkan dalam RKAS tahun berikutnya.
(a) (b)Gambar 2.12. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan Pengembangan SPMI Bagi Sekolah Imbas di SMA Negeri 1Semin, Gunungkidul. Gambar (a) Kepala SMAN 2 Wonosari, Drs. Leladi Budhie Mulya, M.Pd, sedang Memaparkanpraktik baik (good practices) implementasi SPMI di SMAN 2 Wonosari. Gambar (b) Kegiatan pemaparan hasilpemetaan mutu dan rencana pemenuhan mutu di SMA N 1 Semin. Tampak pendamping dari SMAN 2 Wonosarimemberikan masukan perbaikan, didampingi oleh Kepala SMAN 1 Semin dan pendamping dari LPMP D.I.Yogyakarta.
(a) (b)
(c) (d)Gambar 2.13. Dokumentasi Kegiatan Pendampingan Pengembangan SPMI Bagi Sekolah Imbas di SMA Negeri 1Karangmojo. Gambar (a) dan (b) Kegiatan pemetaan mutu dan penyusunan rencanapemenuhan mutu. Gambar (c)Presentasi hasil pemetaan mutu dan rencana pemenuhan mutu. Gambar (d) Pendamping dari Sekolah Model, SMANegeri 2 Wonosari, Dra. RR Yayuk Sri Rahayu, menanggapi dan memberikan masukan terhadap hasil pemetaan danrencana pemenuhan mutu yang disusun.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 37
I. Diseminasi Program Sekolah Model : Potret
Sekolah Model
Program Pengembangan Sekolah Model dan
Sekolah Imbas Implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) dirancang untuk
mengembangkan beberapa satuan pendidikan yang
akan menjadi model penerapan penjaminan mutu
pendidikan secara mandiri, sehingga dapat dijadikan
sebagai model bagi satuan pendidikan lain yang akan
menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI). Sekolah model diharapkan dapat
mengimbaskan pelaksanaan penjaminan mutu
sehingga SPMI sesuai dengan Permendikbud 28
Tahun 2016 dapat segera di implementasikan oleh
seluruh sekolah di DaerahIstimewa Yogyakarta.
Diseminasi Program Sekolah Model melalui
kegiatan potret sekolah model, dilaksanakan untuk
mensosialisasikan permendikbud 28 tahun 2016,
praktik baik imlementasi SPMI di sekolah model, serta
menyusun strategi percepatan implementasi SPME
dan SPMI di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan
dilaksanakan di LPMP D.I. Yogyakarta pada 19 s.d 21
Desember 2016 dalam bentuk seminar dan diskusi.
Narasumber dan pemateri adalah perwakilan dariTim
PMP-PD, kepala sekolah model, serta fasilitator dari
LPMP D.I. Yogyakarta. Agar pengimbasan
implementasi SPMI ke seluruh sekolah dapat berjalan
dengan cepat maka peserta yang hadir dalam
kegiatan ini terdiri dari pejabat struktural dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota, koordinator
pengawas sekolah dari masing-masing dinas
pendidikan, serta penjabat struktural Kanwil
KEMENAG Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
rincian seperti tercantum dalam Tabel II-24.
Tabel II-24. Rekapitulasi Peserta Kegiatan Diseminasi Program Pengembangan Sekolah Model Implementasi SistemPenjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 melalui Kegiatan Potret Sekolah Model.
NO UNIT KERJA UNSUR JUMLAH
1Dinas Dikpora Kab.Sleman
Pejabat Struktural 1 orang
Pengawas Sekolah 4 orang
2Dinas Dikpora Kab.Gunungkidul
Pejabat Struktural 1 orang
Pengawas Sekolah 4 orang
3Dinas Pendidikan KotaYogyakarta
Pejabat Struktural 1 orang
Pengawas Sekolah 4 orang
4Dinas Pendidikan DasarKab. Bantul
Pejabat Struktural 1 orang
Pengawas Sekolah 2 orang
5Dinas Dikmenof Kab.Bantul
Pejabat Struktural 1 orang
Pengawas Sekolah 2 orang
6Dinas Pendidikan Kab.Kulon Progo
Pejabat Struktural -
Pengawas Sekolah 4 orang
7 Kanwil KEMENAG DIYPejabat Struktural 2 orang
Kepala Sekolah 2 orang
Tabel II-26. Pemateri pada Kegiatan Diseminasi Program Pengembangan Sekolah Model Implementasi SistemPenjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 melalui Kegiatan Potret Sekolah Model.
No Nama Jabatan Keterangan
1 Dr. Subiyantoro,M.Pd Kepala LPMP DIY Narasumber Daearah
2 Drs. SurayaKabid Program & Standarisasi Dinas DikporaDIY
Praktisi
3Dra. Titi Sulistiyani,M.Pd
Kasi PMS LPMP DIY Fasilator Program SPMI LPMP DIY
4 Drs. Rochmat, M.Pd Kasubbag ADP TimPMP Dinas Kota YK
5Wiwik Indriyati, S.Pd,M.Si
Kepala SMK 5 Yogyakarta Pemateri dari Sekolah Model
6Drs. Isdarmoko, M.Pd.MM.Par
Kepala SMA 1 Kasihan Pemateri dari Sekolah Model
7 Agung Miyana, S.Pd. SMP 1 Sewon Pemateri dari Sekolah Model
8Drs. AndarJumailan,MM
Kepala SD Muh Al Mujahidin Wonosari Pemateri dari Sekolah Model
9 Sugiyanta, M.Pd Widyaisawa LPMP DIY Fasilitator Nasional SPMI
Seperti telah disebutkan kegiatan ini
dirancang untuk mempercepat implementasi SPMI
sesuai tuntutan Permendikbud 28 tahun 2016,
mensosialisasikan praktik baik implementasi SPMI di
sekolah model, serta untuk menyusun strategi
percepatan implementasi SPMI dan SPME di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Untuk mendukung pencapaian
tujuan tersebut, materi yang dipaparkan seperti
disajikan dalam Tabel II-27.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 38
Tabel II-26. Materi Paparan dalam Kegiatan Diseminasi Program Pengembangan Sekolah Model ImplementasiSistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Tahun 2016 melalui Kegiatan Potret Sekolah Model.
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
NO MATERI PEMATERI
1Kebijakan Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi D.I. Yogyakartatentang penjaminan mutu pendidikan
Drs. Suraya
2Sosialisasi Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 Tentang SistemPenjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Dr. Subiyantoro, M.Pd.
3Konsep dan Strategi Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal(SPMI) di Satuan Pendidikan
Drs. Rochmat, M.Pd
4Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas SPMI LPMPD.I. Yogyakarta Tahun 2016
Dra. Titi Sulistiyani, M.Pd.
5Praktik baik Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) diSekolah Model
Wiwik Indriyani, S.Pd, M.Si
Drs. Isdarmoko, M.Pd., M.Par
Agung Miyana, S.Pd.
Drs. Andar Jumailan, MM
9Diskusi dan Tindak Lanjut : Penyusunan Strategi Pengembangan SPMImasing-masing Dinas Pendidikan Provinsi/Kab/Kota
Dra. Titi Sulistiyani, M.Pd.
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 39
Gambar 2.13. Dokumentasi Kegiatan Diseminasi Program Sekolah Model : Potret Sekolah Model. Gambar (a)Drs.Suroyo, Kabid Perencanaan dan Standarisasi Dikpora DIY sedang memaparkan materi, (b) PemaparanMateri Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, oleh Dr. Sugiyanta, M.Pd. Gambar (c) Pemaparan Konsep danStrategi Pengembangan SPMI oleh Drs. Rochmat, M.Pd, Gambar (d, e, f) Pemaparan materi Praktik BaikImplementasi SPMI di Sekolah Model, Gambar (g) Diskusi Penyusunan Strategi Percepatan Implementasi SPMEdan SPMI, Gambar (H) Peserta serius mengikuti kegiatan
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 52
BAB III
KESIMPULAN, HAMBATAN, DAN
REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan Program
Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) LPMP D.I. Yogyakarta Tahun 2016 yang
diberikan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Program sekolah model dan sekolah imbas
Sistem Penjaminan Mutu Internal dapat
berjalan dengan baik. Seluruh rangkaian
kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
mulai dari kegiatan sosialisasi program,
koordinasi pelaksanaan program, penentuan
sekolah model dan sekolah imbas,
pembentukan Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan-Pemerintah Daerah (Tim PMP-PD),
Peningkatan Kapasitas Tim PMP-PD dalam
penjaminan mutu pendidikan, Workshop Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) bagi Sekolah
Model dan Sekolah Imbas, Pendampingan
Pengembangan SPMI pada Sekolah Model,
Pengimbasan Praktik-Praktik Baik (Good
Practices) Implementasi SPMI kepada Sekolah
Imbas, serta diseminasi program sekolah
model dan sekolah imbasi mplementasi SPMI
kepada seluruh stakeholder pendidikan di
Daerah Istimewa Yogyakarta melalui kegiatan
potret sekolah model.
2. Fasilitasi dan pendampingan yang diberikan
mampu menginspirasi sekolah
mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu
Internal terutama pada tahap sosialisasi SPMI,
pembentukan Tim Penjaminan Mutu
Pendidikan di Satuan Pendidikan, pemetaan
mutu sekolah, penyusunan rencana
pemenuhan mutu dan peningkatan mutu,
perencanaan pembelajaran dan supervisi
pembelajaran. Namun demikian, fasilitasi
pelaksanaan rencana pemenuhan mutu hanya
dapat dilakukan untuk kegiatan review RPP
dan supervisi pembelajaran.
3. Tahapan monitoring, evaluasi dan audit internal
belum dapat dilaksanakan secara optimal oleh
sekolah model maupun sekolah imbas. Hal ini
karena pembekalan fasilitator nasional maupun
panduan teknis yang disusun oleh Satuan
Tugas Penjaminan Mutu Pendidikan belum
memuat secara jelas tahapan dan dokumen-
dokumen yang diperlukan pada kegiatan audit
mutu.
4. Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pemerintah
Daerah (Tim PMP-PD) yang dibentuk belum
efektif untuk mendukung implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah. Hal ini sangat disayangkan karena
keberhasilan pengembangan Penjaminan Mutu
Pendidikan, baik penjaminan mutu eksternal
(SPME) maupun penjaminan mutu internal
(SPMI) sangat dipengaruhi oleh komitmen
sekolah dan pemangku kepentingan yang
terlibat sesuai dengan tugas,fungsi dan
kewenangan masing-masing mulai dari
persiapan, pelaksanaan sampai dengan
evaluasi dan pelaporan.
B. Hambatan
Meskipun Program Pengembangan
Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) LPMP D.I.
Yogyakarta Tahun 2016 dapat berjalan dengan
baik, namun masih terdapat hambatan yaitu :
1. Adanya revisi dan penyesuaian anggaran
secara berulang (lebih dari satu kali) pada saat
pelaksanaan program.
2. Petunjuk teknis dan panduan program masih
menimbulkan pemahaman yang beragam dan
belum diterima saat kegiatan di LPMP sudah
dimulai.
3. Aplikasi Pemetaan Mutu Pendidikan beberapa
kali mengalami update disaat sekolah sudah
menggunakan aplikasi tersebut sehingga
menimbulkan berbagai kendala teknis.
Disamping itu, output hasil pemetaan mutu
pendidikan menggunakan aplikasi PMP (profil
mutu sekolah) tidak bisa langsung diperoleh
oleh sekolah, sehingga tidak dapat digunakan
untuk mendukung kegiatan pengembangan
sekolah model SPMI.
4. Pelatihan Fasilitator Nasional (fasnas)
pengembangan SPMI baru dilaksanakan pada
bulan Juni 2016 mengakibatkan Program
Laporan Program Pengembangan Sekolah Model dan Sekolah Imbas Implementasi SPMI Tahun 2016 | 53
pengembangan SPMI di sekolah model dan
sekolah imbas belum sesuai dengan frame
waktu dalam petunjuk teknis yang disusun oleh
Satgas PMP Ditjen Dikdasmen Kemendikbud (±
6 bulan).
5. Panduan teknis yang disusun oleh Satgas PMP
Ditjen Dikdasmen Kemendikbud belum
menjelaskan dan memberikan contoh dokumen
SPMI (dokumen Kebijakan, Dokumen
Standar,dan Dokumen Formulir) sebagaimana
disebutkan dalam Permendikbud No. 28 Tahun
2016 pasal 11 ayat 1 point b. Disamping itu,
panduan teknis yang disusun juga belum
mengaitkan dengan beberapa peraturan lain
tentang layanan publik, seperti Peraturan
Menteri PAN dan RB no 35 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan.
6. Belum adanya Panduan/Surat
Edaran/PetunjukTeknis Dirjen Dikdasmen
Kemendikbud yang menjembatani kaitan hasil
SPMI dengan pelaksanaan SPME sebagaimana
termuat dalam pasal 3 ayat 4 Permendikbud No.
28 tahun 2016.
C. Rekomendasi
Pengembangan sekolah model dan
sekolah imbas implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) yang telah dilakukan
sebaiknya ditindaklanjuti dengan :
1. Kesepakatan kerjasama antara pemerintah
daerah dan LPMP untuk menjalankan
pengembangan sekolah model dan
pengimbasan dalam rangka penjaminan mutu
pendidikan di daerahnya.
2. Komitmen penyediaan anggaran peningkatan
mutu pendidikan oleh pemerintah daerah.
3. Pembentukan tim penjaminan mutu pendidikan
daerah untuk membantu pemerintah daerah
dalam menjamin mutu pendidikan dengan
melibatkan unsur pemerintah daerah di luar
dinas pendidikan seperti Badan Akreditasi dan
BAPPEDA.
4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
memberdayakan fasilitator pendamping yang
telah dilatih di LPMP D.I. Yogyakarta,
khususnya pengawas sekolah untuk melakukan
pembinaan SPMI di sekolah binaan masing-
masing.
5. Kegiatan-kegiatan pendukung program yang
dilaksanakan oleh Direktorat jenderal
Dikdasmen Kemendikbud, seperti Koordinasi
Program, Pelatihan Fasilitator Nasional (fasnas)
pengembangan SPMI, maupun pemetaan mutu,
dilaksanakan lebih awal sehingga rangkaian
kegiatan sesuai dengan frame waktu dalam
petunjuk teknis yang disusun oleh Satgas PMP
Ditjen Dikdasmen Kemendikbud
6. Panduan teknis yang disusun oleh Satgas PMP
Ditjen Dikdasmen Kemendikbud menjelaskan
dan memberikan contoh dokumen SPMI
(dokumen Kebijakan, Dokumen Standar,dan
Dokumen Formulir) sebagaimana disebutkan
dalam Permendikbud No. 28 Tahun 2016 pasal
11 ayat 1 point b. Disamping itu, panduan teknis
yang disusun juga perlu mengaitkan dengan
beberapa peraturan lain tentang layanan publik,
seperti Peraturan Menteri PAN dan RB no 35
tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan.
7. Direktorat Jenderal Dikdasmen Kemendikbud
diharapkan menerbitkan Panduan/Surat
Edaran/PetunjukTeknis untuk mendorong kaitan
dan sinkronisasi imlementasi SPMI dengan
pelaksanaan SPME sebagaimana termuat
dalam pasal 3 ayat 4 Permendikbud No. 28
tahun 2016.