Transcript

SAIFUL ASARI

Pengertian Cerebral Palsy ialah suatu sindroma kelainan dalam cerebral control terhadap fungsi motorik sebagai akibat dari gangguan perkembangan atau kerusakan jaringan otak pada pusat motorik atau jaringan penghubungnya, Cerebral Palsy ialah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya. Cerebral Palsy adalah suatu kelainan dari fungsi gerak dan sikap tubuh yang disebabkan karena adanya kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.

Faktor prenatal dimulai saat masa gestasi sampai saat akhir, sedangkan faktor perinatal yaitu segala faktor yang menyebabkan cerebral palsy mulai dari lahir sampai satu bulan kehidupan. Sedangkan faktor pascanatal mulai dari bulan pertama kehidupan sampai 2 tahun atau sampai 5 tahun kehidupan atau sampai 16 tahun. Kelainan yang menyolok biasanya gangguan pergerakan dan retardasi mental. 1) Pranatal (Infeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin). 2) Perinatal Anoksia/ hipoksia (Penyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah cidera otak). Perdarahan otak Prematuritas Ikterus (Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal ) 3) Pascanatal (Setiap kerusakan pada jaringan otak yang menggangu perkembangan dapat menyebabkan cerebral palsy ). 4) Gangguan pertumbuhan otak.

Letak sungsang Proses persalinan sulit. Masalah vaskuler atau respirasi bayi selamaa persalinan merupakan tanda awal yang menunjukkan adanya masalah kerusakan otak atau otak bayi tidak berkembang secara normal. Komplikasi tersebut dapat menyebabkan kerusakan otak permaanen. Kehamilan ganda. Perdarahaan maternal atau proteinuria berat pada saat masa akhir kehamilan. Perdarahan vaginal selama bulan ke 9 hingga 10 kehamilan dan peningkatan jumlah protein dalam urine berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya CP pada bayi. Kejang pada bayi baru lahir. Prematuritas Hipertiroidism maternal, mental retardasi dan kejang.

Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat, bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan. Gejalanya bervariasi, mulai dari kejanggalan yang tidak tampak nyata sampai kekakuan yang berat, yang menyebabkan bentuk lengan dan tungkai sehingga anak harus memakai kursi roda. Kecerdasan dibawah normal Keterbelakangan mental Kejang/epilepsy (trauma pada tipe spastik) Gangguan menghisap atau makan Pernafasan yang tidak teratur Gangguan perkembangan kemampauan motorik (misalnya menggapai sesuatu,duduk,berguling,merangkak,berjalan) Gangguan berbicara (disatria), Gangguan penglihatan, Gangguan pendengaran Kontraktur persendian, Gerakan menjadi terbatas

Pemeriksaan fisik diperhatikan adanya spastisitas lengan/tungkai, gerakan involunter, ataksia dan lain-lain. Adanya refleks fisiologik seperti refleks moro dan tonic neck reflex pada anak usia 4 bulan harus dicurigai adanya CP, demikian pula gangguan penglihatan, pendengaran, bicara dan menelan, asimetri dari kelompok otot-otot, kontraktur dan tungkai yang menyilang menyerupai gunting, Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis Cerebral Palsy ditegakkan. Fungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebabnya suatu proses degeneratif. Pada Cerebral Palsy, CSS normal. Pemeriksaan EEG dilakukan pada pasien kejang atau pada golongan hemiparesis baik yang disertai kejang maupun yang tidak. Foto rontgen kepala dan CT Scan. Untuk diagnosis dini dan tepat adanya lesi di otak sangat penting sebagai dasar dalam seleksi prosedur-prosedur terapeutik yang akan diambil.

oo

o

oo

Medik Fisioterapi Fisioterapi bertujuan untuk mengembangkan berbagai gerakan yang diperlukan untuk memperoleh keterampilan secara independent untuk aktivitas sehari-hari. Fisioterapi ini harus segera dimulai secara intensif. Obat-obatan Pada penderita CP yang kejang. pemberian obat anti kejang menunjukkan hasil yang baik dalam mengontrol kejang. Reedukasi dan rehabilitasi. Psiko terapi untuk anak dan keluarganya. Oleh karena gangguan tingkah laku dan adaptasi sosial sering menyertai CP, maka psiko terapi perlu diberikan, baik terhadap penderita maupun terhadap keluarganya

ANATOMI FISIOLOGI

Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat operasi dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak dalam rongga kranium yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu: serebrum, batang otak dan serebelum. Semua berada dalam suatu bagian struktur tulang yang disebut tengkorak, yang juga menjaga otak dari cedera. Empat tulang tengkorak yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital. Pada dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fossafossa. Bagian fossa anterior berisi lobus frontal serebral bagian hemisfer, bagian tengah fossa berisi lobus parietal, temporal dan oksipital dan bagian fossa posterior berisi batang otak dan medula. Meningen Meningen terletak dibawah tengkorak. Komposisi meningen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung dan memelihara otak. Meningen terdiri dari tiga lapisan, yaitu : Durameter, Arakhnoid, Piameter.

Durameter Lapisan paling luar, menutup otak dan medula spinalis. Sifat duramater tebal, tidak elastis, berupa serabut dan berwarna abu-abu. Bagian pemisah dura : flax serebri yang memisahkan kedua hemisfer dibagian longitudinal dan tentorium, yang merupakan lipatan dari dura yang membentuk jaring-jaring membran yang kuat. Jaringan ini mendukung hemisfer dan memisahkan hemisfer dengan bagian bawah otak (fossa posterior). Jika tekanan dalam rongga otak meningkat, jaringan otak tertekan kearah tentorium atau berpindah kebawah, dan keadaan ini disebut herniasi

Arakhnoid Membran bagian tengah, membran yang bersifat tipis dan lembut ini menyerupai sarang laba-laba, oleh karena itu disebut arakhnoid. Membran ini berwarna putih karena tidak dialiri darah. Pada dinding arakhnoid terdapat pleksus khoroid, yang bertanggungjawab memproduksi cairan serebrospinal (CSS). Membran yang mempunyai bentuk seperti jari tangan ini disebut arakhnoid villi yang mengabsorbsi cairan serebrospinal (CSS). Pada usia dewasa normal, CSS diproduksi 500 ml/hari, tetapi 150 ml diabsorbsi oleh villi. Villi mengabsorbsi CSS juga pada saat darah masuk ke dalam sistem (akibat trauma, pecahnya aneurisme, stroke dan lain-lain) dan yang mengakibatkan sumbatan. Bila villi arakhniod tersumbat dapat menyebabkan hidrosepalusPiameter Membran paling dalam, berupa dinding yang tipis, transparan yang menutupi otak dan meluas kesetiap lapisan daerah otak.

Serebrum Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Subtansia grisea terdapat pada bagian luar dinding serebrum bagian dalam. Pada prinsipnya kompisisi substansia grisea yang terbentuk dari badan-badan saraf memenuhi korteks serebri, nukleus dan basal ganglia. Susbtansi alba terdiri dari sel-sel saraf yang menghubungkan bagian-bagian otak dengan bagian yang lain. Sebagian besar hemisfer serebri berisi jarigan sistem saraf pusat (SSP). Area inilah yang mengontrol fungsi motorik tertinggi, yaitu terhadap fungsi individu dan intelegensi. Pada serebrum ada empat lobus, yaitu:Lobus frontal, adalah lobus besar yang terletak pada fossa anterior. Area ini mengontrol perilaku individu, membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri Lobus parietal, adalah lobus sentral. Area ini menginterprestasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak berpengaruh adalah bau. Lobus parietal mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya. Kerusakkan pada daerah ini menyebabkan syndrom hemineglect Lobus temporal, adalah bagian bawah lateral dan fisura serebralis dan di depan lobus oksipitalis. Area ini berfungsi mengintegrasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran. Ingatan jangka pendek sangat berhubungan dengan daerah ini. Lobus oksipitalis, terletak pada lobus posterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggung jawab menginterprestasikan penglihatan

Diensepalon Fossa bagian tengah atau diensepalon berisi talamus, hipotalamus, dan kelenjar hipopisis. Diensepalon terdiri dari dua lapisan, yaitu : Talamus Talamus berada pada salah satu sisi pada sepertiga ventrikel dan aktivitas primernya sebagai pusat penyambung sensasi bau yang diterima. Semua impuls memori, dan nyeri melalui bagian ini. Hipotalamus Hipotalamus terletak pada anterior dan inferior talamus. Berfungsi mengontrol dan mengatur sistem saraf autonom. Hipotalamus juga bekerja sama dengan hipopisis untuk mempertahankan keseimbangan cairan, pengatur suhu tubuh, sebagai pusat lapar dan mengontrol berat badan, sebagai pengatur tidur, tekanan darah, perilaku agresif dan seksual dan respon emosional (rasa malas, marah, depresi, panik dan takut)

Batang Otak Batang otak terletak pada fossa anterior. Bagian-bagian batang otak ini terdiri dari otak tengah, pons dan medula oblongata. Otak tengah berisi jalur sensorik dan motorik dan sebagai pusat refleks pendengar dan pengelihatan. Pons terletak di depan sereblum antara otak tengah dan medula oblongata. Pons berisi jaras sensorik dan motorik. Medula oblongata meneruskan serabut-serabut sensorik dari medula spinalis ke otak. Dan serabut-serabut tersebut menyilang pada daerah ini. Pons berisi pusat-pusat terpenting dalam mengontrol jantung, pernafasan dan tekanan darah dan sebagai asal-usul saraf otak kelima sampai kedelapan. Serebelum Serebelum terletak pada fossa posterior dan terpisah dari hemisfer serebral, lipatan dura meter, tentorium sereblum. Sebelumnya mempunyai dua aksi yaitu merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakkan halus. Ditambah mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan, posisi dan mengintegrasikan input sensorik.

ASKEP (Asuhan Keperawatan)

Seorang

ibu membawa anaknya yang bernama C yang berusia 5 tahun ke IRD ke RS Dr.koesma. Ibu anak C mengatakan bahwa 6 bulan yang lalu si anak pernah jatuh sampai kepalanya bocor,sejak saat itu si anak sering jatuh tiba-tiba tanpa sebab dan mata anak terlihat starbismus konfergen dan kelainan refraksi. Bagian tangan anak dan tungkai tangan anak juga sulit/bahkan tidak dapat bergerak,di duga anak mengalami hemiplegia sebelah kanan. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda rangsang reflek di duga anak mengalami ataksia,terdapat peninggian tonus otot dan reflek yang di sertai dengan klonus dan reflek balbinsky yang positif. Tonus otot yang meninggi itu menetap dan tidak hilang meskipun anak dalam keadaan tidur.

I.

Data Demografia)

Identitas Klien Nama : anak c Umur : 6 tahun Jenis Kelamin : laki laki Agama : Islam Pekerjaan :_ Status perkawinan :_ Alamat : ds pliwetan Ruang perawatan : dahlia

b)

Identitas Penanggung jawab Nama : ibu c Pekerjaan : PNS Pendidikan : sarjana Alamat : ds pliwetan Hubungan dengan klien : Ibu

II.

Riwayat Kesehatan

a.

Keluhan Utama :Kekakuan otot pada tangan dan tungkai kanan

Riwayat Penyakit Sekarang : P : sering jatuh tiba-tiba tanpa sebab setelah pernah mengalami cidera berdarah di kepala. Q : tungkai kanan tidak bisa digerakkan R S T : selain tungkai yang kaku disertai juga kekakuan tangan : tungkai yang kaku sangat menggnggu akivitas si anak : setelah cidera berdarah dikepala 6 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga kx mengatakan anak c tidak pernah mengalami sakit SERIUS Riwayat Penyakit Keluarga : Dari keterangan keluarga anak c belim pernh ada yang menderita hal serupa

Keadaan Umum : - lemah - rewel - menangis

Pemeriksaan fisik: - strabismus convegen - kekakuan refraksi bagian tangan dan tungkai

- peninggian tonus otot- Refleks disertai klonus - gerakan babinski - hemiplegi

-

Body System

B1 (Breathing) Keluhan : nyeri (-), sesak (-) Batuk : produktif (-), nonproduktif (-) Bentuk dada : normal Pola nafas : 40x/menit Irama nafas : teratur Suara nafas : vesikuler Alat bantu napas : tidak B2 (Blood) Keluhan nyeri dada : tidak ada Irama jantung : reguler S1/S2 tunggal : ya Suara jantung : normal CRT : 2 detik Akral : hangat JVP : normal

B3 (Brain) GCS : Apatis (E=4 V=4 M=4) Keluhan pusing : tidak ada Pupil : isokor Sclera : Anikterik Konjunctiva : Ananemis Gangguan pandangan : ya (strabismus konvergen, terdapat kelainan refraksi) Gangguan pendengaran : tidak Gangguan penciuman : tidak Reflek Patologis : Babinsky (+) Klonus (+) Isitrahat/Tidur : 10-12 Jam/Hari Pemeriksaan saraf kranial N1 : Normal N2 : Normal N3 : Terdapat kelainan refraksi N4 : Terdapat strabismus konvergen N5 : Normal N6 : Terdapat strabismus konvergen N7 : Normal N8 : Normal N9 : Terdapat kesulitan menelan dan gg.

Pergerakan lidah N10 : Terdapat kesulitan menelan dan disartia N11 : Normal N12 : Normal Masalah Keperawatan : Resiko Cidera Gg. Persepsi sensori (visual) Kerusakan komunikasi verbal

B4 (Bladder) Kebersihan : bersih Produksi urine : 1500 ml/hari Frekuensi : 5-6 x/hari Kandung kemih : nyeri tekan (-), Membesar (-) Intake cairan oral : 1500cc/hari Alat bantu kateter : tidak

B5 (Bowel) Mulut : bersih Mukosa : lembab Tenggorokan : tidak ada pembesaran tonsil Abdomen : nyeri tekan (-) Peristaltik : 29 x/menit BAB : 2x/hari Terdapat kesulitan mengunyah dan menelan Porsi makan : habis porsi Frekuensi : 3x/hari BB : 15 kg TB : 87 cmB6 (Muskuluskeletal+Integumen) Pergerakan sendi : terbatas Kekuatan otot : 1-2, 1-2 Kelainan ekstremitas : tidak ada Kelainan tulang belakang: tidak ada Kulit : warna sawo matang Turgor : baik ROM : aktif Tonus otot : Skala 4 Skala ketergantungan mobilisasi : skala 3

IV. a.

Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis cerebral palsy ditegakkan. b.Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebabnya suatu proses degeneratif. Pada cerebral palsy CSS normal. c.Pemeriksaan EEG dilakuakan pada penderita kejang atau pada golongan hemiparesis baik yang disertai kejang maupunyang tidak. d.Foto rontgen kepala. e.Penilaian psikologis perlu dikerjakan untuk tingkat pendidikan yang dibutuhkan. f.Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain dari retardasi mental.

. A. Pola nafas tidak efektif b/d ketidakefektifan bersihan jalan nafas b. Gangguan sensori persepsi visual berhubungan dengan kerusakan nervus okulomotorius c. Gangguan aktivitas b/d kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif d. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiplegi kanan e. Kurangnya pengetahuan b/d perawatan dirumah dan kebutuhan terapi f. Resiko cidera b/d gangguan fungsi motorik, ketidak mampuan mengontrol gerakan sekunder terhadap spastisitas. .

DATA Ds : - sering tib-tiba jatuh - Tungkai kanan tidak dapat bergerak Do : -Hemiplegi kanan -Tonus otot -Pergerakan sendi terbatas -

ETIOLOGI Cerebral palsy

PROBLEM Kerusakan mobilitas fisik

Kerusakan pada saraf motorik

Kelumpuhan ekstremitas sebelah kanan

Hemiplegi kanan

Kerusakan mobilitas fisik

HAR I/TG L selasa 01mei 2012

NO.DIAGNOSA

INTERVENSI

RASIONAL

Kerusakan mobilitas fisik b/d hemiplegi kanan Tujuan : - meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin -mempertahankan posisi fungsional -1x24jm

Kriteria Hasil : Mobilitas klien dapat meningkat atau bertahan Klien merasa nyaman dengan posisi di tempat tidur Kekuatan/fungsi bagian tubuh yang sakit dapat meningkat

1. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/ pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi 2. Intruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/ aktif pada ekstrimitas yang sakit dan yang tak sakit. 3. Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tak sakit 4. Ubah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan batuk /napas dalam.

1.

2.

3.

4.

Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/persepsi diri tentang keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi/ intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi mencegah kontraktur/atrofi dan resorpsi kalsium karena tidak digunakan Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi atau menggerakkan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dan masa otot. Catatan: latihan ini dikontraksikan pada peredaran akut/edema Mencegah/menurunkan insiden komplikasi kulit/ pernapasan ( dekubitus, atelektasis, pneumonia)

HARI/TG NO. L DIAGNOSA Rabu25April2012

JAM

IMPLEMENTASI 1. mengkajiderajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/ pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi 2. Mengintruksikan pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/ aktif pada ekstrimitas yang sakit dan yang tak sakit. 3. Mendorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tak sakit 4. Mengubahbah posisi secara periodik dan dorong untuk latihan batuk /napas dalam.

TTD

Diagnosa 1 07:00

10.00

HARI/TGL Rabu25April2012

NO. DIAGNOSA Diagnosa 1

EVALUASI S: tungkai kanan belum bisa bergerak O: - hemiplegi kanan - Mobilitas klien klien terbatas - Klien merasa nyaman dengan posisi di tempat tidur - Kekuatan/fungsi bagian tubuh yang tidak dapat bergerak tetap A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi

- Autonomi : maksudnya adalah memberikan pilihan yang terbaik untuk pain tanpa harus memaksakan kehendak kita. Segala keputusan ada di pihak pasien. Perawat hanya menjelaskan baik dan buruk untuk pasien. - Nonmaleficience : Menghindari segala bahaya yang nantinya akan terjadi kepada pasien. - Keadilan : Perawat harus memperlakukan pasien dengan adil tanpa melihat pangkat atau jabatan dari si pasien. Semua pasen diperlakukan sama. - Kesetiaan : Memegang janji maksudnya menjaga kerahasiaan pasien. - Kerahasiaan : Menghormati informasi tertentu maksudnya perawat memberikan setiap informasi untuk pasien. Namun jika informasi itu ada yang harus dirahasiakan perawat harus mampu menyimpan informasi itu sebaik mungkin. - Tanggung jawab : Perawat harus mampu melaksanaan tugas yang diberikan sebaik mungkin. - Tanggung gugat : Selain tanggung jawab perawat juga memiliki rasa tanggung gugat maksudnya perawat harus mampu memberikan alasan atas tindakan yang ia lakukan ketika nanti jika ada pasien yang merasa bahwa tindakan perawat itu masih jauh dari maksimal. - Inform consent : Meminta persetujuan dari pasien ketika perawat akan melakukan setiap tindakan. Perawat juga harus mampu memberikan resiko potensial, keuntungan , alternatif dan keburukan yang akan terjadi kepada pasien. Serta perawat juga harus memberikan kebebasan untuk memilih

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Penyakit Cerebral Palsy Waktu : 07.30 08.00WIB Hari/Tanggal : Kamis / 03 Mei 2012 Tempat :RS NU Tuban Sasaran : pengunjung atau keluarga pasien Penyuluh : Mahasiswa semester IV STIKES NU Tuban ----------------------------------------------------------------------------------------------A. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapat penyuluhan tentang penyakit Cerebral palsy, pengunjung atau keluarga pasien mampu menjelaskan tentang penyakit Cerebral palsy.

2.

Tujuan Instruksional KhususSetelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan pengunjung atau keluarga pasien mampu : Menjelaskan tentang pengertian Cerebral palsy Menyebutkan tentang penyebab Cerebral palsy Menyebutkan tentang tanda dan gejala Cerebral palsy Menyebutkan usaha-usaha pencegahan Cerebral palsy Menyebutkan pengobatan Cerebral palsy

B.

Metode belajar

Ceramah Tanya jawab Brain storming

C. Alat dan Media

Laptop dan LCD Leaflet Flipchart

No1.

KegiatanPembukaan -Perkenalan/salam - Penyampaian Tujuan a) Penyampaian Materi, tentang: Definisi, etiologi, gejala, dan usaha pencegahan Cerebral palsy. b) Pemberian kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya c) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi

Respon Peserta-Membalas salam - Memperhatikan

Waktu5 Menit

2.

-Memperhatikan penjelasan dan demonstrasi dengan cermat -Menanyakan hal yang belum jelas -Memperhatikan jawaban penyuluhan

15 menit

3.

Penutup -Tanya jawab (evaluasi) -Menyimpulkan hasil materi -Mengakhiri kegiatan -Mengucapkan salam -Membagikan leaflet

Menjawab salam

10 Menit

Pembimbing : Mokhamad Nurhadi, S.Kep, Ns Moderator : Muhajir Job Description : - Membuka dan menutup kegiatan - Membuat susunan acara dengan jelas Penyaji : ika desti Job Description : - Menyampaikan materi penyuluhan

Observer : Megawati Job Description : - Mengobservasi jalannya kegiatan Fasilitator :1. 2. 3. Job Description : - Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan - Memotivasi audience untuk bertanya

Evaluasi Struktur Pengunjung atau keluarga pasien Penyelenggaraan penyuluhan di RS NU Tuban Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh Mahasiswa STIKES NU Semester 4 Kontrak waktu dilakukan 1 hari sebelum Penyuluhan dan 15 menit sebelum pelaksanaan Penyuluhan. Evaluasi Proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan. Peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar. Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan sharing. Evaluasi Hasil Peserta mampu menyebutkan pengertian Cerebral palsy Peserta mampu menyebutkan penyebab Cerebral palsy Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala Cerebral palsy Peserta mampu menyebutkan usaha-usaha pencegahan Cerebral palsy Peserta mampu menyebutkan pengobatan Cerebral palsy

A.

Pengertian Cerebral Palsy ialah suatu sindroma kelainan dalam cerebral control terhadap fungsi motorik sebagai akibat dari gangguan perkembangan atau kerusakan jaringan otak pada pusat motorik atau jaringan penghubungnya, yang kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) serta merintangi perkembangan otak normal. Gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukan kelainan dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologist berupa kelumpuhan spastis, gangguan ganglia basal dan serebelum juga kelainan mental.

B.1) 2)

3)

4)

Penyebab Pranatal (Infeksi terjadi dalam masa kandungan, menyebabkan kelainan pada janin). Perinatal Anoksia/ hipoksia (Penyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah cidera otak). Perdarahan otak Prematuritas Ikterus (Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal ) Pascanatal (Setiap kerusakan pada jaringan otak yang menggangu perkembangan dapat menyebabkan cerebral palsy ). Gangguan pertumbuhan otak.

Kecerdasan

dibawah normal Keterbelakangan mental Kejang/epilepsy (trauma pada tipe spastik) Gangguan menghisap atau makan Pernafasan yang tidak teratur Gangguan perkembangan kemampauan motorik (misalnya menggapai sesuatu,duduk,berguling,merangkak,berjalan) Gangguan berbicara (disatria), Gangguan penglihatan, Gangguan pendengaran Kontraktur persendian, Gerakan menjadi terbatas

a.

b.

c.

Tanyakan pada dokter kandungan tentang kemungkinan pengobatan menggunakan progesteron, yoghurt, pemakaian Clindamycin untuk perawatan pH vagina tinggi, atau mengonsumsi suplemen minyak ikan. Masing-masing pendekatan ini telah terbukti cukup efektif dalam mengurangi faktor risiko kelahiran prematur dan jangan lupa ketika hamil mengkonsumsi sari kurma. Konsultasikan dengan dokter kandungan mengenai apakah Anda harus mendapat pengobatan untuk mengurangi faktor-faktor yang memperkuat faktor risiko kelahiran prematur seperti tekanan darah tinggi, infeksi saluran kencing, kecemasan, atau diabetes. Hindari infeksi yang dapat mengakibatkan pelepasan cytokinin beracun ke otak janin selama kehamilan. Infeksi pada ibu hamil memiliki risiko tiga kali lebih besar kemungkinannya menyebabkan anak berkembang menjadi cerebral palsy.


Top Related