9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kecemasan
a. Definisi
Ansietas (kecemasan) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Ansietas dialami
secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas
berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap
bahaya. Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut.
Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi
tingkat ansietas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan. (Stuart, 2007).
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak bergaya. ( Stuart,
1995 )
Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan
dan tidak dapat di benarkan yang sering di sertai gejala fisiologi.
(Tomb,1993 ).
Kecemasan (ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman
subyektif seseorang. (Kusumawati, 2010).
10
Kecemasan adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan
dengan kehamilan, yang hubungan ini tidak jelas. Cemas mungkin emosi
positif sebagai perlindungan menghadapi stressor, yang bisa menjadi
masalah apabila berlebihan. (Salmah et al, 2006)
Reaksi kecemasan yang kuat mempunyai tipe komponen (Stuard,
et al, 2002) :
1) Emosional
Orang tersebut mempunyai ketyakutan yang amat sangat dansecara
sadar.
2) Kognitif
Ketakutan tersebut meluas dan saling berpengaruh terhadap
kemampuan berfikir jernih, memecahkan masalah dan mengatasi
tuntutan lingkungan.
3) Psikologis
Tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa pengerasan diri untuk
bertindak baik dikehendaki maupun tidak.
b. Etiologi kecemasan
Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian: id dan super ego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan super ego menceminkan
hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan
fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. (Stuart, 2007)
11
Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua jenis :
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Pada ancaman ini, stressor yang
berasal dari sumber eksternal adalah faktor-faktor yang dapat
menyebabkan gangguan fisik (misal; infeksi virus, polusi udara).
Sedangkan yang menjadi sumber internalnya adalah kegagalan
mekanisme fisiologi tubuh (misal; system jantung, system imin,
pengaturan suhu dan perubahan fisiologis selama kehamilan).
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Ancaman yang berasal dari sumber eksternal yaitu kehilangan orang
yang berarti (meninggal, perceraian, pindah kerja) dan ancaman yang
berasal dari sumber internal berupa gangguan hubungan interpersonal
dirumah, tempat kerja, atau menerima peran baru.(Sujono dan Teguh,
2009)
c. Macam-macam coping kecemasan
1) Adaptive (Penyesuaian diri) : Memecahkan masalah yang disebabkan
oleh kecemasan, jadi kecemasan dapat berkurang. Pasien adalah
sebagai obyek, rasional/masuk akal, produktif.
2) Palliative (Meringankan/meredakan tetapi tidak menyembuhkan) :
Pengurangan kecemasan secara bertahap tetapi tidak memecahkan
12
masalah, jadi kecemasan pada akhirnya kembali. Pengobatan secara
bertahap memberikan pasien kembali untuk memecahkan masalah.
3) Maladaptive (Tidak bisa menyesuaikan diri) : Usaha yang tidak
berhasil untuk mengurang kecemasan tanpa usaha untuk memecahkan
masalah dan masih menyisakan kecemasan.
4) Disfungtional (Tidak berfungsi) : Adalah ketidakberhasilan
mengurangi kecemasan atau pemecahan masalah. Bahkan
pemfungsian secara rendah/minimal menjadi sulit, dan permasalahan
baru mulai berkembang.
d. Tingkat kecemasan
1) Kecemasan ringan : Berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari, ansietas ini menyebabkan individu menjadi
waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
2) Kecemasan sedang : Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini
mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu
mengalami tidak perhatian yang tidak selektif namun dapat berfokus
pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
3) Kecemasan berat : Sangat mengurangi lapang persepsi individu.
Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
13
mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan
untuk pada area lain.
4) Tingkat panik dari ansietas : Berhubungan dengan terperangah,
ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena
mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup
disorganisasikepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan; jika
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan
kematian. (Stuart, 2007).
e. Pendekatan-pendekatan kecemasan :
1) Pendekatan Psikodinamik
Freud pada abad 19 mengenalkan tiga komponen mental
yaitu id, ego, dan super ego. Ego yang mewakili kesadaran dan pribadi
individu menerima stimulasi dari lingkungan hidup melalui panca
indera dan bertugas memperingatkan individu untuk bersiaga dalam
menentukan respon tertentu terhadap stimulasi tersebut. Kecuali
stimulasi dari lingkungan, ego juga menerima stimulasi dari dunia
lahirnya kecemasan.
14
2) Pendekatan Organobiologik
Bila perasaan tidak menyenangkan muncul, menggelisahkan,
maka akan terjadi perangsangan pada rakhe nuclei sehingga pelepasan
serotonin meningkat. Peningkatan pelepasan serotonindianggap
sebagai mediator proses belajar untuk menghindar dari situsi yang
tidak menyenangkan.
3) Pendekatan Psikososial
Stressor psikososial memiliki pengaruh terhadap terjadinya
gangguan jiwa termasuk kecemasan. Stressor psikososial tidak hanya
menyebabkan kecemasan, depresi, penyakit badan, psikomatik, akan
tetapi dapat pula berupa gangguan kepribadian. (cit. Andreastuti,
2001).
f. Cara Mengukur Kecemasan
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang
apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat
ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating scale for
Ansiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang
masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih
spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score)
antara 0-4, yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala (keluhan)
1. = gejala ringan
2. = gejala sedang
15
3. = gejala berat
4. = gejala berat sekali
Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dapat dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Masing-masing nilai angka (score) dari ke-14
kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut
dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu :
Total nilai (score): kurang dari 14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah
sebagai berikut :
Gejala kecemasan Nilai angka (Score)
01. Perasaan cemas (ansietas) 0 1 2 3 4
- cemas
- firasat buruk
- takut akan pikiran sendiri
- mudah tersinggung
02. Ketegangan 0 1 2 3 4
- merasa tegang
- lesu
- tidak bisa istirahat tenang
- mudah terkejut
16
- mudah menangis
- gemetar
- gelisah
03. Ketakutan 0 1 2 3 4
- pada gelap
- pada orang asing
- ditinggal sendiri
- pada binatang besar
- pada keramaian lalu lintas
- pada kerumunan banyak orang
04. Gangguan tidur 0 1 2 3 4
- sukar masuk tidur
- terbangun malam hari
- tidur tidak nyenyak
- bangun dengan lesu
- banyak mimpi-mimpi
- mimpi buruk
- mimpi menakutkan
05. Gangguan kecerdasan 0 1 2 3 4
- sukar konsentrasi
- daya ingat menurun
- daya ingat buruk
17
06. Perasaan depresi (murung) 0 1 2 3 4
- hilangnya minat
- berkurangnya kesenangan pada hobi
- sedih
- bangun dini hari
- perasaan berubah-ubah sepanjang hari
07. Gejala somatik/fisik (otot) 0 1 2 3 4
- sakit dan nyeri di otot-otot
- kaku
- kedutan otot
- gigi gemerutuk
- suara tidak stabil
08. Gejala somatic/fisik (sensorik) 0 1 2 3 4
- tinnitus (telinga berdenging)
- penglihatan kabur
- muka merah atau pucat
- merasa lemas
- perasaan ditusuk-tusuk
09. Gejala kardiovaskuler(jantung dan 0 1 2 3 4
pembuluh darah)
- takikardia (denyut jantung cepat)
- berdebar-debar
- nyeri di dada
18
- denyut nadi mengeras
- rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
- detak jantung menghilang (berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernafasan) 0 1 2 3 4
- rasa tertekan atau sempit di dada
- rasa tercekik
- sering menrik nafas
- nafas pendek/sesak
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) 0 1 2 3 4
- sulit menelan
- perut melilit
- gangguan pencernaan
- nyeri sebelum dan sesudah makan
- perasaan terbakar diperut
- rasa penuh atau kembung
- mual
- buang air besar lembek
- sukar buang air besar (konstipasi)
- kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital (perkemihan dan 0 1 2 3 4
kelamin)
- sering buang air kecil
- tidak dapat menahan air seni
19
- tidak dating bulan (tidak ada haid)
- darah haid berlebihan
- darah haid amat sedikit
- masa haid berkepanjangan
- masa haid amat pendek
- haid beberapa kali dalam sebulan
- menjadi dingin (frigid)
- ejakulasi dini
- ereksi melemah
- ereksi hilang
- impotensi
13. Gejala autonom 0 1 2 3 4
- mulut kering
- muka merah
- mudah berkeringat
- kepala pusing
- kepala terasa berat
- kepala terasa sakit
- bulu-bulu berdiri
14. Tingkah laku sikap pada wawancara 0 1 2 3 4
- gelisah
- tidak tenang
- jari gemetar
20
- kerut kening
- muka tegang
- otot tegang/mengeras
- nafas pendek dan cepat
- muka merah
Jumlah Nilai Angka (Total Score)=
Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksudkan
untuk menegakkan diagnosa gangguan cemas. Diagnosa gangguan cemas
ditegakkan dari pemeriksaan klinis oleh dokter (psikiater). Sedangkan
untuk mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas itu digunakan
alat ukur HRS-A.
2. Persalinan
a. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.(Prawirohardjo, 2006).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu, lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.(Prawirohardjo, 2006).
21
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan ari) yang dapat hidup ke dunia lua, dari rahim melalui jalan lahir atau
dengan jalan lain. (Mochtar, 1998).
Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi)
hasil pembuahan yaitu janin yang viable, plasenta, dan ketuban dari dalam
uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya proses ini berlangsung pada
suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, krtika janin
sudah cukup matur untuk dapat hidup diluar rahim tapi masih cukup kecil
untuk dapat jadi melalui jalan lahir. (Farrer, 2001).
Persalinan merupakan pengeluaran hasil konsepsi hidup (viable)
dari uterus (Sarwono, 1994) In partus (partus mulai) ditandai dengan
keluarnya lender bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
b. Tujuan Pertolongan Persalinan Normal
1) Tujuan persalinan normal adalah agar ibu dan bayi berada dalam
kondisi sehat, dengan sedikit mungkin untuk melakukan intervensi
maupun tetap menjaga keamanan proses persalinan dengan
pendekatan tertentu. (Depkes RI, 2000).
2) Tujuan pertolongan persalinan adalah tercapainya kemampuan
hidupsehat bagi ibu dan anak dan menjamin proses tumbuh kembang
yang optimal (Depkes RI, 2000) dalam Safe motherhood tujuan
pertolongan persalinan adalah untuk menurunkan Angka kesakitan
22
dan kematian ibu bersalin, nifas, disamping Angka kesakitan bayi
baru lahir (Depkes RI, 2000).
c. Tanda-tanda persalinan
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
3) kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
(Purwaningsih, 2009).
Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu:
a) Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan
lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8
jam)serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks
membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering
selama fase aktif.
b) Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multi.
c) Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d) Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum. (Prawirohardjo, 2006).
23
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan
1) Passage/panggul/pelvic/jalan lahir
Janin harus berjalan lewat rongga panggu, serviks dan vagina
sebelum dilahirkan. Untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi
pula tahanan dan retistensi yang ditimbulkan oleh struktur dasar
panggul dan sekitarnya. (Farrer, 2001).
2) Power/kekuatan/tenaga
Kontraksi uterus atau his.
Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan
yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Kontraksi
adalah gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi
untuk sementara waktu. Kontraksi ini terjadi diluar sadar (involunter),
dibawah pengendalian system syaraf simpatis dan secara tidak
langsung mungkin dipengaruhi oleh system endokrin. Kontraksi uerus
yang kuat, seperti pada bagian akhir kala I persalinan, memberikan
tekanan intra uteri sebesar 45 mmHg.
Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang menetap
setelah terjadinya kontraksi. Serabut otot tidak mengadakan relaksasi
penuh pada akhir kontraksi, tetapi akan mempertahankan sebagian
gerakan memendek dan menebal tersebut. Retraksi merupakan sifat
istimewa yang dimiliki otot rahim sebagai akibat dari retraksi, segmen
atas dinding uterus secara berangsur-angsur menjadi lebih pendek
serta lebih tebal dan cavum uteri menjadi lebih kecil. Seentara itu otot-
24
otot segmen atas yang mengadakan kontraksi dan retraksi
menyebabkan serabut-serabut segmen bawah yang memiliki fungsi
khusus serta serviks tertarik ke atas dan keluar sehingga terjadi
penipisan/effacement serta dilatasi serviks.
Tenaga sekunder: mengejan merupakan tenaga kedua (otot-
otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga
ini dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan
ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunteer ibu. Diafragma
dibuat kaku oleh dada yang diisi udara dan glottis yang ditutup untuk
menahan tekanan rongga dada. Otot-otot dinding abdomen
dipertahankan dengan kuat. Kedua keadaan ini akan melipatgandakan
tekanan pada janin dan mengurangi ruang didalam rongga abdomen
sehingga tahanannya paling rendah dan akhirnya perlintasan keluar
melalui pelvis ke vagina. Mengejan memberikan kekuatan yang
sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.
Meskipun mengejan melibatkan otot-otot volunteer, gerakan ini
menjadi involunter jika tekanan kepala janin pada dasar panggul
menjadi sangat kuat (sama seperti rectum yang penuh akan
menimbulkan dorongan ekspulsiuntuk membuka usus). Kadang-
kadang pada saat “crowning” (ketika terdapat bahaya reptura
perineum), sebaliknya mengejan dikendalikan dan digantikan dengan
“bernafas” terengah-engah (mulut dan glotis dibuka sementara otot-
otot abdomen dibiarkan lemas). (Farrer, 2001).
25
3) Passager/anak menurut Farrer, 2001
Passager utama lewat jalan lahir adalah janin, dan bagian janin
yang paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala
janin. Ukuran kepala lebih lebar daripada bahu dan kurang lebih
seperempat dan panjang bayi. 96% bayi dilahirkan dengan bagian
kepala lahir pertama. Persalinan dengan persentasi occiput atau vertek
berkisar 95%-97% dari seluruh persalinan. Perubahan posisi selama
proses persalinan adalah diawali dari kepala masuk pada pintu atas
panggul (engagemen), descent, flexion, rotasi internal, ekstensi, rotasi
ekternal, dan ekspulsi. Setelah 5 s/d 10 menit ekspulsi, plasenta
mengalami pelepasan dan terjadi pengeluaran plasenta baik dengan
spontan maupun manual. (Bobak, 2004).
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi cemas menjelang persalinan
Menurut Atkinson (1993), faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Faktor internal (Pengetahuan)
Pengetahuan yang dimiliki setiap ibu hamil berbeda-beda.
Pengetahuan ibu hamil tentang proses persalinan sangat penting karena
pengetahuan merupakan jalan yang terbaik untuk menuju kepada tindakan
selanjutnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa persalinan bukan merupakan
proses yang mudah karena menyebabkan rasa lelah pada tubuh ibu. Tanpa
pemahaman yang benar mengenai kehamilan dan reaksi tubuh, kecil
26
kemungkinkan seorang ibu untuk menjalani persalinan alamiah dengan lancar
dan sukses. (Nurhidayati, 2005).
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dam telinga. (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan .
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitf terdiri dari 6, yaitu :
(Notoatmodjo, 2003).
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
“tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
27
yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat
menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap
obyek atau materi terus dapat menjelaskan , menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap suatu obyek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi
suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
28
suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2. Faktor eksternal (Dukungan Keluarga)
Dukungan keluarga terutama suami sangatlah penting bagi ibu
hamil menjelang persalinan. Peran suami dalam pendampingan istri saat
menghadapi proses persalinan adalah perlu mengetahui pemahaman dan
pengetahuan suami mengenai tanda-tanda persalinan yang normal dan
suami dapat menentukan sikap dan tindakan selama proses persalinan
yaitu member motivasi dan do’a agar lancer proses persalinannya.
(Hamilton, 1995).
Menurut cohen dan syme (1996) dalam setiadi (2007, p.21),
dukungan sosial adalah suatu yang bemanfaat untuk individu yang
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga sesorang akan
tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan
mencintainya.
Jenis Dukungan sosial Keluarga
Dukungan sosial dapat berupa dukungan internal dan eksternal.
Dukungan social internal seperti dari suami/ayah, suami/ibu, atau
29
dukungan saudara kandung. Dukungan sosial eksterna adalah dukungan
dari luar keluarga (Friedman, 1998, p. 196).
Setiap orang yang tinggal dalam keluarga perlu untuk saling
menolong dan mendukung satu sama lain agar dapat mnjalani kehidupan
keluarga yang harmonis.
Menurut Kaplan (1976) dalam Friedman (1998, p. 197) ada 4 dukungan
social keluarga yaitu :
a. Dukungan Emosional
Dukungan emosional dari suami akan membuat istri merasa
berharga, nyaman, aman, terjamin dan disayangi. Sumber utama
dukungan pria adalah pasangannya. Dukungan ini harusdi modifikasi,
sehingga memungkinkan untuk mengasuh bayi dan memenuhi
kebutuhan istrinya. Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai
untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan
yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,
perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
Dukungan emosional adalah tingkah laku yang berhubungan
dengan rasa tenang, senang, rasa memiliki, kasih saying pada anggota
keluarga, baik pada anak maupun orang tua.
Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian,
dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan, menurut Depkes
(2002) dalam Nursalam (2009, p. 29).
30
Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari
anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan
faktor-faktor yang penting dalam kepatuhan terhadap program-
program medis. Contoh yang sederhana, tidak memiliki pengasuh
bayi, transportasi tidak ada, dan ada anggota keluarga yang sakit,
dapat membantu mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit
tertentu, mereka seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk
mencapai kepatuhan (Niven, 2002, p. 197).
b. Dukungan Informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator
(penyebar) informasi tentang dunia. Keluarga menjelaskab tentang
pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan
mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah
dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang
diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada
individu. Aspek-aspek dalamkungan ini adalah nasehat, usulan,
petunjuk dan pemberian informasi.
Dukungan informasional adalah tingkah laku yang
berhubungan dengan pemberian informasi dan nasehat. Dukungan
informasi yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan gejala
sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi oleh
individu. Dukungan ini mencakup nasehat, saran, pengetahuan, dan
informasi serta petunjuk, menurut Depkes (2002, p. 29).
31
c. Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata
dan dalam bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk
meringankan beban bagi individu yang membutuhkan orang lain
untuk memenuhinya. Suami harus mengetahui jika istri dapat
bergantung padanya jika istri memerlukan bantuan. Keluarga
merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan
minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.
Depkes (2002) dalam Nursalam (2009, p. 29) menyatakan,
dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara
langsung, misalnya: menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, member
pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan, menolong dengan
member pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan serta
bantuan yang lain. Dukungan instrumental adalah tingkah laku yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang sifatnya materi atau
tenaga.
d. Dukungan Penghargaan (Penilaian)
Adalah dukungan yang terjadi lewat ungkapan
hormat/penghargaan positif untuk orang lain, contohnya : pujian,
persetujuan orang lain. Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan
umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah,
32
sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya
memberikan support, penghargaan, perhatian.
Menurut Depkes (2002) dalam Nursalam (2009, p. 29).
Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi lewat ungkapan
hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau
persetujuan dengan gagasan atau perasaan seseorang, dan
perbandingan positif antara orang tersebut dengan orang lain yang
bertujuan meningkatkan pengharaan diri orang tersebut.
33
C. Kerangka Teori
Berdasarkan teori di atas, maka kerangka teori penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Sumber: Stuart Sundeen (1998), Nolan (2004).
Menghadapi
Persalinan
Kecemasan
Reaksi kecemasan
a. Emosional
b. Kognitif
c. Psikologis
Coping Behavior (Pertahanan)
1. Faktor Internal :
Pengetahuan :
1) Tahu (Know)
2) Memahami (comprehention)
3) Aplakasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Syntesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
2. Faktor Eksternal :
Dukungan Keluarga:
1) Dukungan Emosional
2) Dukungan Informasional
3) Dukungan Instrumental
4) Dukungan Penghargaan
Adaptive
Palliative
34
D. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar. 2.2 Kerangka Konsep
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan ibu primigravida
trimester III dalam menghadapi persalinan
2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu primigravida
trimester III dalam menghadapi persalinan.
1. Faktor Internal
Pengetahuan
2. Faktor Eksternal
Dukungan Keluarga
Kecemasan ibu
primigravida
trimester III dalam
menghadapi
persalinan