delis.docx
DESCRIPTION
jkkTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN PENGKAJIAN OTITIS
Di ajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Sistem Persepsi Sensori
Sri Wianti, S.Kep., Ners. M.Kep.
Di susun oleh :
Asep Subhan N
Desi nurikasari
Siti Delis
JURUSAN S-1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA
BANJAR
2014
A. PengertianOtitis Media Akut, adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut atau tiba-
tiba. Telinga tengah adalah organ yang memiliki penghalang yang biasanya dalam keadaan steril.
Otitis media akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik kedalam telinga tengah (smeltzer,21).
Otitis media akut adalah peradangan akut bagian atau seluruh periosteum telinga tengah (mansujoer,arif,2001).
Otitis media akut adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
B. Anatomi dan FisiologiBagian bagian telingaa. Telinga luar
- Daun telinga/pinna- Saluran luar/meatus auditorius- Membran tympani (gendang telinga)
a) Lapisan squamosab) Lapisan mukosac) Lapisan fibrosa( terdiri serat melingkar dan serat radial)
Bagian membran tympani sebelah atas disebut pars flacida(membran shrapnel) bagian yang lebih besar sebelah bawah disebut pars tensa membran tympani.
b. Telinga tengah1. Membran tympani2. Cavum tympani
- Epytimpani- Mesotympani- hipotympani
3. Tulang pendengaran - martil atau malleus- landasan atau incus- sanggurdi atau stapes
4. tuba eustacius5. sel-sel mastoid
Telinga tengah berbentuk kubus dengan:
- Batas luar : membran timpani
- Batas depan : tuba Eustachius
- Batas bawah : vena jugularis
- Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
- Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)
- Batas dalam : kanalis semi sirkularis horizontal,
kanalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap bundar dan promontorium.
c. Telinga dalam
1. Tingkap jorong dan tingkap bulat
2. Koklea ( saluran rumah siput)
3. 3 saluran tengah
- Anterior
- Posterior
- Lateral
Peradangan pada telinga tengah dapat dilihat dari membran timpani. Membran
timpani merupakan sebuah kerucut yang tidak teratur, puncaknya dibentuk oleh
umbo. Membran timpani orang dewasa berdiamete rsekitar 9 mm dan membentuk
sudut lancip yang berhubungan dengan dinding inferior liang telinga luar.
Anulus fibrosus dari membran timpani mengaitkannya pada sulkus
timpanikus. Selain itu, membran timpani melekat erat pada maleus yaitu pada
prosesus lateral danumbo. Membran timpani dipisahkan menjadi bagian atas pars
flaksid (membran Shrapnell) dan bagian bawah pars tensa (membran propria).
Membran timpani merupakan struktur trilaminar. Permukaan lateralnya dibentuk oleh
epitel skuamosa, sedangkan lapisan medial merupakan kelanjutan dari epitel mukosa
dari telinga tengah. Di antara lapisan ini terdapat lapisan jaringan ikat, yang dikenal
sebagai pars propria. Pars propria diumbo ini berguna untuk melindungi ujung
distalmanubrium. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada memban timpani
disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya ke arah bawah yaitu
pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani kanan.
Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran, dengan menarik garis searah dengan
prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo,sehingga
didapatkan bagianatas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah
belakang,untuk menyatakan letak perforasi membrantimpani. Di dalam telinga tengah
terdapat tulang-tulang pendengaran yaitu maleus, inkus dan stapes.Sumbatan pada
tuba Eustachius merupakan faktor utama penyebab terjadinya OMA. Tuba eustachius
meluas sekitar 35 mm dari sisi anterior rongga timpani ke sisi posterior nasofaring
dan berfungsi untuk ventilasi,membersihkan dan melindungi telinga tengah. Lapisan
mukosa tuba dipenuhi oleh sel mukosiliar, penting untuk fungsi pembersihannya.
Bagian dua pertiga antromedial dari tuba Eustachius berisi fibrokartilaginosa,
sedangkan sisanya adalah tulang. Dalam keadaan istirahat, tuba tertutup. Pembukaan
tuba dilakukan oleh otot tensor velipalatini, dipersarafi oleh saraf trigeminal. Pada
anak, tuba lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal dari tuba orang dewasa.
Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm dan pada anak di bawah 9 bulan adalah 17,5mm.
Membran timpani normal pada telinga kanan.1 = pars flaksid; 2 = prosesus brevis
maleus; 3 = tangandari maleus;4 = umbo; 5 = resesus supratuba; 6 =orifisium tuba; 7
= sel udara hipotimpani; 8 = tendonstapedius; c = chorda tympani; I = inkus; P
=promontorium;o=oval window; R=round window; T =tensor timpani; A = anulus.17.
Perbedaan anatomi tuba Eustachius pada anak dan dewasa
C. Patofisiologi
Otitis media akut terjadi karena terganggunya faktor pertahanan tubuh. Sumbatan
pada tuba Eustachius merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit ini. Dengan
terganggunya fungsi tuba Eustachius, terganggu pula pencegahan invasi kuman ke dalam
telinga tengah sehingga kuman masuk dan terjadi peradangan. Gangguan fungsi tuba
Eustachius ini menyebabkan terjadinya tekanan negatif di telingah tengah, yang
menyebabkan transudasi cairan hingga supurasi. Pencetus terjadinya OMA adalah infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA). 1,14,22,23 Makin sering anak-anak terserang ISPA, makin
besar kemungkinan terjadinya OMA. Pada bayi dan anak terjadinya OMA dipermudah
karena:
1. morfologi tuba eustachius yang pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal;
2. sistem kekebalan tubuh masih dalam perkembangan;
3. adenoid pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa dan sering terinfeksi
sehingga infeksi dapat menyebar ke telinga tengah.24 Beberapa faktor lain mungkin
juga berhubungan dengan terjadinya penyakit telinga tengah, seperti alergi, disfungsi
siliar, penyakit hidung dan/atau sinus, dan kelainan sistem imun.
PENGKAJIAN
a. wawancara
1. Identitas klien meliputi : nama, alamat, umur, pekerjaan, agama, status, jenis kelamin,
diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
2. Identitas penanggung jawab : nama , alamat, umur, pekerjaan, agama, hubungan
dengan klien.
3. Riwayat penyakit dahulu : kebiasaan buruk mengorek telinga dengan benda tajam
4. Riwayat kesehatan sekarang : adanya nyeri pada telinga, kurang bisa mendengar,
demam suhu tinggi, telinga gatal.
5. Riwayat penyakit keluarga : Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang
mengalami penyakit yang sama ada atau tidaknya riwayat infeksi saluran nafas atas
yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.
b. Pemeriksaan fisik
Lakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan di daerah telinga dengan menggunakan senter
ataupun alat-alat lainnya apakah ada cairan yang keluar dari telinga bagaimana warna, bau,
dan jumlah apakah ada tanda-tanda radang.
1. Pengkajian ketajaman pendengaran
Kaji ada atau tidaknya penurunan atau gangguan pendengaran karena adanya cairan
pada telinga tengah.
2. Kaji rasa nyeri
Terjadi rasa tidak nyaman ringan sampai berat
Skala nyeri menurut McGill
1 : tidak nyeri
2 : nyeri sedang
3 : nyeri berat
4 : nyeri sangat berat
5 : nyeri hebat
3. Kaji keadaan telinga
a. Inspeksi daun telingaInspeksi posisi, warna, ukuran, bentuk dan simetrisitas daun telinga.
Palpasi daun telinga mengenai textur, adanya nyeri, pembengkakan, dan nodul nodul.Palpasi proseus mastoideus mengenai nyeri, pembengkakan dan nodul, apabila telinga tampak inflamasi atau klien menderita nyeri, tarik lobul (lobos lunak di dasar daun telinga) dan tekan tragus untuk mendeteksi peningkatan nyeri.
Inspeksi liang pendengaran luar dan perhatikan adanya cairan atau bau.Periksa ada tidaknya serumen ( catat warna, dan konsistensinya), benda asing, discharge, kemerahan dan atau edema.Inspeksi membran tympani, perhatikan dan catat warna dan konturnya (ada tidaknya peforasi, sklerosis)
b. Pemeriksaan otoskopik
Otoskopi
- Tidak terdapat lesi pada telinga luar
- Liang telinga tanpa kemerahan tanda dari imflamasi, cairan bau busuk menandakan infeksi,membran membengkak berwarna merah muda atau merah tandanya ada inflamasi
- Amati perubahan warna yang mungkin terjadi pada membran tympani
c. Pemeriksaan diagnostik
1. Otoscope
Untuk melakukan inspeksi pada bagian telinga luar
2. Timpanogram
untuk mengkukur kesesuaian dan kekakuan membran timfani
3. Kultur dan Uji sensitifitas
dilakukan bila dilakukan timfanosentesis (aspirasi jarum dari trelinga tengah dari
membran timfani)
d. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ds: klien mengeluh nyeri pada telinga kanannya
Do:
- Klien tampak meringis menahan sakit sambil menutup telinga kanannya
- Skala nyeri 3 (0-5)- TTV
T : 37,5ºcP : 80x/menitR :22x/menitS: 130/80MmHg
proses inflamasi pada jaringan telinga tengah
merangsang noci reseptor sebagai reseptor nyeri
dihantarkan oleh serabut delta A dan C
Dialirkan dalan bentuk elektrokimia
thalamus
corteks cerebri lobus parietalis
nyeri dipersepsikan
Gangguan rasa nyaman: nyeri
Gangguan rasa nyaman: Nyeri
2 Ds: klien mengeluh pendengarannya kadang terganggu
Do: klien kurang mendengar tampa menggunakan alat
OMA
tersumbatnya saluran
Perubahan persepsi
pendengaran
bantu pendengaran
mengakibatkan pendengaran terganggu
perubahan persepsi pendengaran
3. Ds: klien mengatakan khawatir terhadap penyakitnya
Do: klien slalu bertanya kepada perawat tentang penyakitnya
OMA
kompleksnya perawatan dan pengobatan yang
diperlukan
kurangnya informasi bagi klien
stressor psikologis
Gangguan rasa aman: cemas