daftar pustaka - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1927/9/lampiran.pdfdipilih itu terus di finalizing untuk...

120

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis.

Campbell, A. (2000). The Designer's Lexicon. San Fransisco.

Danger, E.P. (1992). Memilih Warna Kemasan. Jakarta.

Derry, C. (1977). Dark Dreams: A Psychological History of the Modern Horror

Film.

Effendy, O.U. (1989). Kamus komunikasi. Universitas Michigan.

Gumilar, R. (2003). Skripsi: Memahami Poster Sosial melalui Pendekatan

ilustrasi simbolis. Yogyakarta.

Kristanto, J.B. (2005). Katalog Film Indonesia 1926-2005. Jakarta: Nalar.

Kusrianto, A. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Salim, P. (1991). The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Jakarta.

Sastrosoediro, M. (1998). Poster Layanan Masyarakat dan Generasi Muda.

Yogyakarta: Indonesia Cerdas.

Shadily, H. (1980). Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ikhtisar Baru.

Sihombing, D. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soelistyo, H. (2011). Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika.

Yogyakarta: Kanisius.

Analisis Kemiripan Tanda..., San Limantoro, FSD UMN, 2013

121

Sudiana, D. (1986). Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung.

Suprapto, A. (1999). Dasar-dasar fotografi. Surabaya.

Tinarbuko, S. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

B. Website

Darmawan, H. (2008, Juli 24). Mengapa Film Horor (1).

http://old.rumahfilm.org/artikel/artikel_horor.htm diakses tanggal 27 september

2012, 07:05

Darmawan, H. (2008, Agustus 1). Mengapa Film Horor (2).

http://old.rumahfilm.org/artikel/artikel_horor_2.htm diakses tanggal 27 september

2012, 07:19

Guru. (2011, Januari 29). Pengertian Sinematografi – Film.

http://www.perpuskita.com/pengertian-sinematografi/126/ diakses tanggal 01

Oktober 2012, 11:42

_____. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009

Tentang Perfilman.

http://www.lsf.go.id/film.php?module=peraturan&sub=detail&id=9 diakses

tanggal 01 Oktober 2012 – 14:02


122

LAMPIRAN

1. Screenshot hasil penelitian (1) pendahuluan yang dilakukan dengan

membuat angket di jejaring sosial kaskus.

(http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016883185)

2. Screenshot hasil penelitian (2) pendahuluan yang dilakukan dengan

membuat angket di jejaring sosial kaskus.

(http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016883707)


123

3. Surat Pengantar untuk melakukan pengambilan data/wawancara yang

dikeluarkan kampus.


124

4. Surat Pernyataan dari Informan bahwa saya telah melakukan wawancara

dan pengambilan data untuk kepentingan penulisan skripsi ini.


125

5. Kartu Jadwal Bimbingan.


126

TRANSKRIP

WAWANCARA


127

Informan No.1

PENELITI : San Limantoro

INFORMAN : Michael Tju

TOPIK : Pengetahuan tentang Proses kreatif Poster film, kemirirpan poster film, serta hal-hal lain yang

berkaitan dengan poster film.

TANGGAL : 03 Oktober 2012, Pkl. 11.24 WIB

TEMPAT : Jl. Senopati no. 23, Jakarta Selatan 12790

INFORMASI TAMBAHAN : Informan merupakan desainer dan pendiri michaeltju.com

CATATAN LAPANGAN TRANSKRIP DATA CATATAN JAWABAN INFORMAN

Informan meletakkan i-

Phone di atas meja kerja

P : Siang Pak.

I : Siang, duduk-duduk.

P : ini ada surat pengantar dari kampus pak.

I : oh, UMN dimana ya?

P : Serpong pak, punyanya Kompas Gramedia.


128

I : ooh. Ini kampusnya dari kapan?

P: dari 2007 (dua ribu tujuh) pak.

I : oh, masih baru ya. Sekarang semester berapa? 8 (delapan) ya?

P : 7 (tujuh) pak, ini bentar lagi mau sidang. Semester 8 (delapan) magang.

I : oh iya ya. Terus jadi mau nanya apa nih?

P : gini pak, jadi saya mau tanya proses kreatif bapak bikin poster film dari awal sampai akhir

tuh kaya gimana?

I : hmm, proses kreatif. Kalo ditanya proses kreatif pasti awalnya saya bertiga sama produser,

sutradara ketemu dulu, bisa juga berdua doang saya sama produser atau saya sama sutradara.

Soalnya sutradara kan yang ada di lokasi syuting, gimana-gimananya dia tau, tapi ya dari

semuanya yang paling tau ya si produser. Disitu mereka ngasi tau mau bikin poster filmnya

kaya gimana-gimana, abis itu saya mulai deh bikin 5 (lima) draft sketsa, terus saya tunjukin

ke mereka, dari 5 (lima) daft itu mengerucut nih mereka pilih 3(tiga). Nah 3 (tiga) yang


129

Informan membuka i-

phone nya dan mencari

poster dedemit gunung

kidul

dipilih itu terus di finalizing untuk jadi poster, yang 1(satu) buat teaser, 1 (satu) coming soon,

1 (satu) lagi buat yang di bioskopnya.

P : oh jadi kaya gitu ya. Terus saya mau tanya poster dedemit gunung kidul nih yang bapak

bikin?

I : aduh, kalo ngomong judulnya saya ga inget, soalnya banyak banget. Sebentar saya liat

dulu ya, ada ga nih disini

P : poster filmnya k2k production pak.

I : oooh yang ini, iya kenapa? Mau tanya apa?

P : iya kalo poster dedemit gunung kidul ini proses kreatif nya gimana pak? Sampe bisa

akhirnya jadi kaya gini?

I : ini kasusnya beda, jadi ada dimana PH-PH yang suka mendikte apa yang dikerjakan

desainer padahal ga ngerti desain, padahal yang sebenernya itu norak tapi mereka maunya

gitu.


130

Informan menirukan cara

bicara orang

P : ooh gitu ya.

I : Tapi ada juga PH-PH yang “gue mau bikin poster film, nih budgetnya sekian, filmnya

ceritanya kaya gini, terserah lo bikin posternya kaya gimana gue percaya lo lebih masternya

lah.”

P : iya, memang harusnya sih kaya gitu ya.

I : harusnya kaya gitu kan. Tapi k2k engga, jadi dia dateng, “pak Michael saya mau bikin

poster film nih, tapi jangan terlalu bagus ya, yang biasa-biasa aja soalnya targetnya

menengah ke bawah juga tayangnya untuk di bioskop yang di pinggir-pinggir jakarta, kalo

nanti bikin posternya terlalu bagus atau bagus-bagus banget malah target kita yang menengah

ke bawah itu jadi takut nonton nya.”

P : mm, maksudnya takut gimana nih pak?

I : maksudnya takut gini, kalo saya masuk ke toko apple, saya berani aja karena tingkat

pendidikan saya dan kemampuan ekonomi saya. Tapi kalo misalnya supir saya yang masuk

ke toko apple, yang terjadi sebaliknya. Nangkep ga?


131

Peneliti menunjukan kertas

yang berisi poster film

yang mirip dengan dedemit

gunung kidul

P : oooh, oke oke ngerti pak.

I : jadi ya sama, kalo saya bikin poster film nya terlalu bagus, jadinya mereka ga mau nonton

diikiranya film barat nih. Coba kalo lo liat poster film kaya gini mau nonton ga?

P : engga, hehe.

I : ga kan. Karena memang targetnya bukan buat kita-kita, kalo kita kan pasti nontonnya kaya

Ted, Resident Evil, kaya gitu-gitu kan.

P : iya pak, bener-bener. Terus pak poster dedemit gunung kidul ini mirip banget sama ini,

gimana tuh pak?

I : oh iya, jadi waktu itu k2k minta bikin posternya persis kaya gini ya, bisa gak? dia kasi

contohnya tuh. Ya kita disuruh bikin poster mirip kaya gitu ya bisa-bisa aja kan ya. Tapi

semirip-miripnya juga pasti kita beda-bedain ga mungkin persis plek-plek gitu.

P : oh jadi memang dari merekanya yang minta sama persis kaya gini gitu?

I : iya


132

P : oke, kalo sekarang saya udah tau kenapa poster dedemit gunung kidul sama persis karena

tadi itu. tapi kalo orang lain yang gak tau alasannya seperti tadi gitu, kan nama Michael Tju

sebagai yang bikin poster ini jadi jelek dong? Orang kan pas liat poster sama persis kaya gini

pasti yang ditanya pertama kali “siapa nih yang bikin posternya?” Bukan nanya “PH mana

nih yang bikin?” Nah kalo udah gitu kan bisa jadi tanggapan orang, “ah jangan pake Michael

Tju lah dia kan bisanya jiplak doang, niru doang.”

I : ya memang sih, dulu sempet jadi perdebatan, poster-poster film yang kaya gini ga usah

dipakein logo Michael Tju, tapi tetep kalo orang penasaran kan pasti dicari siapa sih yang

bikin nih poster, ntar-ntarnya juga orang tau kan. Akhirnya kita putusin semua poster yang

dibuat oleh bendera Michael Tju harus ditaruh logo kita. Dan saya pikir orang-orang di luar

sana udah pinter, lama-lama mereka bisa nilai, bisa liatlah apa semua yang saya bikin itu

nyontek, jiplak, atau yang tertentu aja.

P : ooh, begitu ya. Nantinya orang-orang juga sadar sendiri kalo poster-poster kaya gitu

keluaran PH tertentu aja. Lalu pak poster-poster ini kalau dibilang plagiat gimana?

I : ehmm, yah gimana ya, bisa juga sih dibilang plagiat. Tapi bukan asal plok-plok jiplak gitu

ini kan di bedain juga. Cuma memang konsepnya sama. Dan menurut gue kalo mau


133



yang mirip dengan rayuan

arwah penasaran, pocong

mandi goyang pinggul,

dendam pocong mupeng.

ngomongin plagiat, plagiarisme memang pada dasarnya selama lo masih berdiri di atas

matahari yang sama tuh gak ada sesuatu yang bener-bener original yang ada hanya sesuatu

yang sudah ada dan lo olah lagi. Kalo emang lo mau meng-create sesuatu yang baru yah lo

hidup di jaman baheula, telpon blom ditemuin, listrik belum ada.

P : ooh, oke oke. Hehe. Terus poster-poster lainnya kaya “rayuan arwah penasaran”, “pocong

mandi goyang pinggul” itu juga sama kasusnya seperti poster sebelumnya?

I : ya, sama kaya sebelumnya. Mereka minta dibuatkan mirip dengan contoh yang disodorin.

P : oke, lalu ada satu poster juga pak dari k2k yang kasusnya sama nih tapi bukan dari bapak

yang bikin, tanggapan bapak gimana?

I : oh iya ini saya tau, tadinya dikasih ke saya, saya yang diminta buat posternya tapi saya

tolak karena dia mintanya hari ini tapi besok udah selesai, ga mungkin maksimal ngerjain

kaya gitu jadi saya tolak aja. Yah kalo poster-poster jiplak gitu sih ga usah heran lah dari k2k.

Hehe

P : oke, seandainya nih pak nanti poster-poster yang meniru ini suatu saat jadi masalah,

katakan digugat, bapak sebagai pembuatnya terlibat ato ga?


134



namaku dick, mati suri,

RASA, ditto, tali pocong

perawan.

Informan menunjuk poster

film namaku dick, ditto,

RASA.

I : oh engga, kan dari awal uda diomongin kita hanya membuat sesuai permintaan, segala

sesuatu masalah yang timbul nantinya bukan tanggung jawab kita lagi. Tapi teteplah

segimanapun kita buat untuk dimirip-miripin pasti ada yang dibedain.

P : oh begitu. Terus nih pak, ada juga poster-poster film yang mirip kaya gini, menurut bapak

gimana?

I : wuih, yang ini mah jiplak abis, backgroundnnya sama persis kaya cuma di crop, yang ini

juga sama persis. Kalo yang dua ini beda sih Cuma konsepnya memang mirip, tapi

eksekusinya beda jadi ga bisa dibilang plagiat.

P : bener, menurut saya juga gitu sih pak. Hmm mungkin segini dulu pak, ga enak juga lama-

lama ganggu waktunya, mungkin nanti lain waktu saya mau wawancara lagi jangan kapok ya

pak. Hehe. Terima kasih atas waktunya pak.

I : iya iya, gapapa. Sukses ya skripsinya.

P : makasih pak.


daftar pustaka - kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1927/9/lampiran.pdfdipilih itu terus di finalizing untuk...

Documents