daftar isi - sinta.unud.ac.id3.6.4 pengukuran zeta potensial 24 3.7 interpretasi data 24 . viii 3.8...
TRANSCRIPT
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR SINGKAT DAN ISTILAH xi
ABSTRAK xv
ABSTRACT xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
2.1.1 Anatomi Kulit 6
2.1.2 Absorpsi Perkutan 7
2.2 Manggis (Garcinia mangostana Linn.)
2.2.1 Klasifikasi Tanaman Manggis 8
2.2.2 Deskripsi Tanaman Manggis 8
2.2.3 Kandungan Tanaman Manggis 10
2.3 Ekstrak
2.3.1 Definisi Ekstrak 10
2.3.2 Ekstraksi 11
2.4 Emulsi 12
2.5 Nanoemulsi 12
2.6 Self-Nanoemulsifying Drug Delivery Systems (SNEDDS) 14
vii
2.7 Tinjauan Bahan
2.7.1 Virgin Coconut Oil (VCO) 15
2.7.2 Cremophor RH40 15
2.7.3 Etanol 16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian 17
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 17
3.3 Variabel Penelitian dan Batasan Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian 18
3.3.2 Batasan Operasional 19
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat 20
3.4.2 Bahan 20
3.5 Prosedur Kerja
3.5.1 Penyiapan Sampel Buah Manggis dan Determinasi
Tanaman 20
3.5.2 Preparasi Kulit Buah Manggis 21
3.5.3 Penetapan Kadar Air Simplisia Kulit Buah Manggis 21
3.5.4 Defating Kulit Buah Manggis 21
3.5.5 Ekstraksi Kulit Buah Manggis 21
3.5.6 Pengeringan Ekstrak Kulit Buah Manggis 22
3.5.7 Penetapan Kadar Air Ekstrak Kulit Buah Manggis 22
3.5.8 Pembuatan Nanoemulsi Ekstrak Etil Asetat Kulit
Buah Manggis 22
3.6 Uji Evaluasi Nanoemulsi Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah
Manggis
3.6.1 Uji Stabilitas Fisik 23
3.6.2 Uji Kejernihan 23
3.6.3 Pengukuran Ukuran Partikel 24
3.6.4 Pengukuran Zeta Potensial 24
3.7 Interpretasi Data 24
viii
3.8 Diagram Alur Penelitian 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyiapan Sampel Buah Manggis dan Determinasi
Tanaman 26
4.2 Preparasi Kulit Buah Manggis 27
4.3 Penetapan Kadar Air Simplisia Kulit Buah Manggis 28
4.4 Defating Kulit Buah Manggis 29
4.5 Ekstraksi Kulit Buah Manggis 30
4.6 Pengeringan Ekstrak Kulit Buah Manggis 32
4.7 Penetapan Kadar Air Ekstrak Kulit Buah Manggis 34
4.8 Pembuatan Nanoemulsi Ekstrak Etil Asetat Kulit
Buah Manggis 34
4.9 Uji Evaluasi Nanoemulsi Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah
Manggis
4.9.1 Uji Stabilitas Fisik 38
4.9.2 Uji Kejernihan 39
4.9.3 Pengukuran Ukuran Partikel 41
4.9.4 Pengukuran Zeta Potensial 42
4.10 Interpretasi Data 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 45
5.2 Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN 53
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia Kulit Buah
Manggis 29
Tabel 4.2 Hasil Penetapan Kadar Air Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah
Manggis 34
Tabel 4.3 Kriteria Uji Evaluasi Nanoemulsi 39
Tabel 4.4 Hasil Uji Kejernihan Nanoemulsi 41
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Ukuran Partikel dan Distribusi Ukuran
Partikel Nanoemulsi 42
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Zeta Potensial Nanoemulsi 44
Tabel 4.7 Hasil Uji Evaluasi Nanoemulsi Ekstrak Etil Asetat Kulit
Buah Manggis 45
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Kulit 6
Gambar 4.1 Ekstrak Kering Etil Asetat Kulit Buah Manggis 34
Gambar 4.2 Pembentukan Film Nanoemulsi 38
Gambar 4.3 Hasil Uji Stabilitas Fisik Nanoemulsi 40
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Determinasi Tanaman Manggis 53
Lampiran 2. Hasil Nanoemulsi Ekstrak Etil Asetat Kulit Buah
Manggis 55
xii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Absorbansi
Blangko
Creaming
Determinasi Tumbuhan
Droplet
Eksipien
Emulgator
Fluiditas
HLB
Inkorporasi
Kavitasi
Koalesens
Kosurfaktan
: Pengukuran cahaya yag diserap
: Larutan yang mengandung matrik selain sampel
: Terpisahnya fase menjadi dua bagian, dimana salah
satu mengandung fase dispersi lebih banyak daripada
lapisan lain
: Suatu cara untuk membandingkan suatu tumbuhan
dengan tumbuhan lain yang sudah dikenal
sebelumnya (mencocokan atau menyamakan)
: Cairan dalam bentuk tetesan kecil
: Bahan yang digunakan untuk membuat sediaan obat
selain zat aktif
: Penstabil emulsi
: Kemampuan atau sifat alir suatu zat
: Hydrophilic-Lipophilic Balance
: Memasukkan menjadi satu/menyatukan
: Proses pembentukan gelembung-gelembung kecil
akibat adanya transmisi gelombang ultrasonik yang
dapat mengasilkan energy ketika gelembung pecah
: Terjadinya penggabungan globul - globul menjadi
lebih besar
: Menghubungkan molekul surfaktan dan membantu
xiii
mV
nm
rpm
Permiabilitas
SE
Sedimentasi
Sentrifugasi
Shear Stress
Simplisia
SNEDDS
Sonikasi
Surfaktan
Transmitan
menurunkan tegangan antarmuka
: Milivolt
: Nanometer
: Rotation per minute
: Suatu sifat atau kemampuan dari suatu membrane
untuk dapat dilewati oleh suatu zat
: Spontaneous Emulsification
: Suatu proses pengendapan partikel-partikel karena
ketidakstabilan emulsi
: Proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel
tersebut terhadap densitasnya
: Tekanan geser
: Bahan alami yang dipergunakan untuk obat, belum
mengalami pengolahan apapun dan jika tidak
dinyatakan lain, merupakan bahan yang dikeringkan
: Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System
: Suatu metode pemisahan partikel yang menerapkan
energi ultrasonik
: Suatu zat aktif permukaan yang mempunyai ujung
berbeda yaitu hidrofilik dan hidrofobik atau disebut
juga dengan molekul amphifilik atau menyukai air
dan minyak
: Pengukuran cahaya yang diteruskan
xiv
Turbulensi
UV-Vis
VCO
: Perubahan kecepatan yang sering terjadi dalam
waktu singkat berskala kecil dan terjadi secara acak.
: Ultraviolet-Visibel
: Virgin Coconut Oil
xv
ABSTRAK
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) mengandung senyawa alfa
mangostin yang memiliki beragam efek farmakologi, diantaranya sebagai
antioksidan, antitumor, antikanker, antiinflamasi dan antibakteri. Ekstrak kulit
manggis telah banyak diaplikasikan pada kulit, namun karena memiliki ukuran
molekulnya yang besar sehingga mengganggu absorpsi dan penetrasi sediaan.
Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem pengantaran dalam bentuk nanoemulsi.
Dalam pembuatan nanoemulsi, semakin banyak jumlah ekstrak yang
diinkorporasikan ke dalam fase minyak, maka ukuran globul yang terbentuk akan
semakin besar, sehingga dalam penelitian ini dilakukan optimasi terhadap jumlah
maksimal ekstrak etil asetat kulit buah manggis dalam sistem nanoemulsi.
Sistem nanoemulsi dibuat dengan menggunakan campuran minyak (Virgin
Coconut Oil), kosurfaktan (Etanol 96%), dan surfaktan (Cremophor RH40)
(perbandingan 1:2:7) dengan metode Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System
(SNEDDS), yang mampu membentuk nanoemulsi minyak dalam air secara
spontan dan menghasilkan ukuran droplet dalam skala nanometer. Variasi jumlah
ekstrak yang digunakan dalam optimasi adalah 1 mg, 3 mg, 5 mg, 7 mg dan 9 mg.
Nanoemulsi yang dihasilkan selanjutnya dievaluasi terhadap stabilitas fisik,
kerjernihan, ukuran partikel, dan zeta potensial.
Hasil analisis menunjukkan jumlah maksimal ekstrak etil asetat kulit buah
manggis yang memenuhi kriteria dalam sistem nanoemulsi adalah 5 mg
berdasarkan uji stabilitas fisik yaitu tidak terjadi pemisahan antar kedua fase, uji
kejernihan dengan nilai persen transmitan sebesar 90,57±0,148, serta diperoleh
ukuran partikel dengan diameter 35,6±0,85 nm dan nilai zeta potensial sebesar
-0,2±0,03 mV, sehingga memenuhi persyaratan sebagai nanoemulsi.
Kata Kunci: Manggis (Garcinia mangostana L.), Nanoemulsi, SNEDDS, Virgin
Coconut Oil
xvi
ABSTRACT
Mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) contains alpha mangostin
compounds that have diverse pharmacological effects, such as antioxidant,
antitumor, anticancer, antiinflammatory and antibacterial. Extract of mangosteen
pericarp has been widely applied to the skin. However, its use is convenientless
because it has large molecules that interfere with absorption and penetration of
dosages. Therefore, a delivery system in the form of nanoemulsion is required. In
the manufacture of nanoemulsion, more the amount of extract incorporated into
the oil phase, the size of the globules formed will be greater. The optimum in this
research will be optimation of maximum amount of ethyl acetate extract of
mangosteen pericarp in the nanoemulsion system.
The nanoemulsion system was made by using an oil mixture (Virgin
Coconut Oil), kosurfactant (Ethanol 96%), and surfactant (Cremophor RH40)
(comparison 1: 2: 7) with the method of Self-Nanoemulsifying Drug Delivery
System (SNEDDS), be able of forming nanoemulsion water spontaneously and
produce droplet size in nanometer scale. The amounts of extract variation using in
optimization are 1 mg, 3 mg, 5 mg, 7 mg and 9 mg. The results of nanoemulsion
then evaluated by physical stability, lucre, particle size, and potential zeta.
The results showed that the maximum amount of ethyl acetate extract of
mangosteen pericarp which included in the criteria of nanoemulsion system was 5
mg based on the physical stability test that showed no separation between both of
two phases, clarity test with transmitter percent value of 90,57±0,148, and
obtained particle size with diameter 35,6±0,85 nm and a potential zeta value of
-0,2±0,03 mV, those fulfilling the requirements as nanoemulsion.
Keywords: Mangosteen (Garcinia mangostana L.), Nanoemulsion, SNEDDS,
Virgin Coconut Oil
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan bagian terbesar
dari buah manggis, yaitu mencapai lebih dari 50% dan mengandung lebih banyak
metabolit sekunder dibandingkan dengan daging buahnya (Chaovanalikit et al.,
2012). Kulit buah manggis mengandung metabolit sekunder, seperti xanthon,
mangostin, flavonoid dan tannin. Senyawa xhanton yang terkandung dalam kulit
buah manggis diantaranya alfa mangostin, beta mangostin, gamma mangostin,
gartanine, garcinone E, 8-deoxygartanine dan methoxy-β-mangostin (Chaverri et
al., 2008; Praptiwi, 2010).
Alfa mangostin yang merupakan derivat xhanton telah dilaporkan memiliki
beragam efek farmakologi, diantaranya sebagai antioksidan (Mardawati dkk.,
2008), antitumor (Matsumoto et al., 2004), antikanker (Aisha et al., 2012),
antiinflamasi (Chen et al., 2008), antibakteri (Suksamrarn et al., 2006), juga telah
banyak digunakan dalam pengobatan diare, disentri, alergi, kronik ulcer, serta
terapi diabetes dan obesitas (Chaverri et al., 2008; Maroid et al., 2016). Menurut
penelitian Fitri (2016), pelarut yang mampu mengekstraksi alfa mangostin dari
kulit buah manggis dengan kadar yang maksimal adalah pelarut etil asetat yaitu,
58,8667% dalam 100 mg ekstrak dibandingkan dengan pelarut etanol dan
metanol. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa dalam ekstrak etil asetat kulit
buah manggis mengandung 77,8% alfa mangostin dan 15,9% gamma mangostin
(Nabandith, 2004), sehingga dalam penelitian ini digunakan etil asetat sebagai
2
pelarut dalam ekstraksi kulit buah manggis untuk mendapatkan kadar alfa
mangostin yang maksimal.
Aplikasi penggunaan ekstrak kulit buah manggis telah banyak
dikembangkan dalam formulasi sediaan topikal. Penggunaan ekstrak dalam
formulasi sediaan topikal memerlukan sistem pengantaran yang baik untuk
menunjang adsorpsi dan penetrasi bahan aktif dalam sediaan. Dalam penelitian
Jusnita (2014), menyatakan bahwa ekstrak dalam sistem nanoemulsi memberikan
penetrasi yang lebih besar dibandingkan emulsi konvensional karena memiliki
ukuran partikel dan tegangan permukaan yang lebih kecil. Pernyataan tersebut
didukung oleh Lachman dkk. (1994), menyebutkan bahwa ukuran partikel
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi absorpsi sediaan ke dalam lapisan
kulit, sehingga perlu dibuat sediaan dengan ukuran partikel yang lebih kecil.
Teknologi nanopartikel saat ini telah menjadi tren baru dalam
pengembangan sistem penghantaran obat. Partikel pada skala nanometer memiliki
sifat fisik yang khas dibandingkan dengan partikel pada ukuran yang lebih besar
terutama dalam meningkatkan kualitas penghantaran senyawa obat (Martien et al.,
2012). Kemampuan nanopartikel pada penggunaan topikal dapat lebih mudah
menembus lapisan kulit dengan mempengaruhi permeabilitas obat ke dalam kulit.
Nanopartikel memiliki luas permukaan yang besar, sehingga penetrasi zat aktif
lebih cepat (Williem dan Barry, 2004).
Nanoemulsi adalah sistem emulsi yang transparan, tembus cahaya dan
merupakan dispersi minyak dalam air yang distabilkan oleh surfaktan dan
memiliki ukuran droplet dalam rentang nanometer. Nanoemulsi telah diteliti
3
secara luas untuk meningkatkan bioavailabilitas obat tidak larut air (Rao dan
Shao, 2008). Nanoemulsi memiliki beberapa keuntungan, yaitu cocok digunakan
untuk penghantaran bahan aktif yang melewati kulit karena ukuran partikel yang
kecil membuat nanoemulsi mudah melewati permukaan kulit yang kasar dan
mampu meningkatkan absorpsi obat. Luas permukaan yang besar dari nanoemulsi
memungkinkan penetrasi yang cepat dari bahan aktif. Nanoemulsi juga memiliki
tampilan yang jernih dan transparan, sehingga dapat memberikan estetika yang
menarik saat digunakan (Tadros, 2005).
Nanoemulsi memiliki komponen pembawa yang digunakan seperti minyak,
surfaktan dan kosurfaktan. Pemilihan pembawa dalam nanoemulsi tidak boleh
mengiritasi dan sensitif terhadap kulit (Kyatanwar dkk., 2010). Pembawa
nanoemulsi berupa campuran minyak (Virgin Coconut Oil), kosurfaktan (Etanol
96%) dan surfaktan (Cremofor RH40) dengan perbandingan tetap 1:2:7
menghasilkan nanoemulsi dengan ukuran partikel sebesar 20,6 nm. Karakterisasi
nanoemulsi ekstrak etil asetat kulit buah manggis dengan variasi jumlah ekstrak
sebesar 10-750 mg, diperoleh hasil bahwa 10 mg ekstrak etil asetat kulit buah
manggis dalam 15 gram nanoemulsi menghasilkan nilai persen transmitan sebesar
88,9% (Astuti dan Wijayanti, 2016). Nanoemulsi yang memenuhi kriteria adalah
nanoemulsi memiliki nilai persen transmitan sebesar 90-100% (Costa et al.,
2012). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Budiputra et al. (2014), menyatakan
bahwa dalam pembuatan sediaan nanoemulsi, semakin banyak jumlah ekstrak
yang diinkorporasikan ke dalam fase minyak, maka ukuran globul yang terbentuk
akan semakin besar. Ukuran globul yang besar dapat menyebabkan terjadinya
4
sedimentasi dan creaming, sehingga berpengaruh penting terhadap stabilitas fisik
dan kejernihan dari nanoemulsi yang dihasilkan (Fanun, 2010). Hal tersebut
menerangkan bahwa jumlah suatu ekstrak dalam sistem nanoemulsi terbatas.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai jumlah maksimal ekstrak etil asetat kulit buah manggis dalam
sistem nanoemulsi yang memenuhi kriteria stabilitas fisik, kejernihan, ukuran
partikel, dan zeta potensial sebagai nanoemulsi. Dalam penelitian ini, digunakan
jumlah ekstrak etil asetat kulit buah manggis dengan variasi 1 mg, 3 mg, 5 mg, 7
mg, dan 9 mg. Nanoemulsi dibuat dengan metode Self-Nanoemulsifying Drug
Delivery System (SNEDDS), yaitu metode penghantaran obat dengan pembuatan
campuran isotropik minyak, surfaktan, kosurfaktan dan zat aktif yang mampu
membentuk nanoemulsi minyak dalam air secara spontan dan menghasilkan
ukuran droplet dalam skala nanometer (Makadia et al., 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitiaan ini adalah berapa jumlah maksimal
ekstrak etil asetat kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L.) yang memenuhi
kriteria dalam sistem nanoemulsi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah maksimal ekstrak
etil asetat kulit buah manggis (Garcinia Mangostana L.) yang memenuhi kriteria
dalam sistem nanoemulsi.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan teknologi
nanopartikel dalam sediaan kosmetik guna meningkatkan estetika dan efikasi
sediaan yang berasal dari bahan alam, khususnya kulit buah manggis. Selain itu
penelitian ini dapat menjadi dasar dalam penggunakan jumlah maksimal ekstrak
etil asetat kulit buah manggis dalam pembuatan sistem nanoemulsi yang
digunakan untuk sediaan kosmetika.