cardiology

16
JOURNAL READING NON-CORONARY ATHEROSCLEROSIS Oleh: Ratna Dewi 105070107111041 Wiwik Novitasari 105070107121002 Pembimbing : Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, SpPD, SpJP(K)

Upload: wiwiknovitasari

Post on 17-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Caediology

TRANSCRIPT

JOURNAL READING NON-CORONARY ATHEROSCLEROSIS

JOURNAL READINGNON-CORONARY ATHEROSCLEROSIS

Oleh:Ratna Dewi 105070107111041Wiwik Novitasari 105070107121002Pembimbing :Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, SpPD, SpJP(K)

LATAR BELAKANGTerdapat peningkatan ketertarikan pada komunitas medis untuk aterosklerosis nonkoroner. Studi Basel dan Ankle-Brachial Index Collaboration, umur 60an menjadi prognosis buruk untuk pasien dengan penyakit arteri ekstremitas bawah (LEAD).

Arteri Ekstremitas AtasAterosklerosis dari arteri tungkai atas, termasuk kasus untuk arteri thoracica yang relatif jarang karena 3-4% dari populasi umum memiliki stenosis subklavia dan 15-20% pasien dengan LEAD.Disfungsi endotel yang dinilai melalui pengukuran ultrasound dari brachial artery flow-mediated dilation (FMD) setelah hiperemia reaktif atau cold pressor test dapat memberikan informasi prognostik bahkan pada absennya aterosklerosis yang jelas, progresi antisipasi dari lesi aterosklerosis pada pasien dengan penyakit arteri koroner, dan pada pasien dengan LEAD.FMD arteri brachialis yang rendah merupakan preduktor independen dari resiko kardiovaskuler. Arteri KarotisAterosklerosis karotis bertanggung jawab pada sekitar 25% stroke dengan pengaruh utama pada kecacatan dari populasi tua yang menua.Manifestasi yang paling awal terlihat dari penyakit arteri karotis adalah penebalan media intima yang terdeteksi dengan ultrasonografi karotis B-mode resolusi tinggi (Duplex US), sebuah marker dari aterosklerosis subklinis awal yang berkorelasi dengan keluaran vaskuler insiden, seperti stroke dan penyakit jantung coroner.Plak aterosklerosis karotis berhubungan dengan embolisasi dari material trombotik yang tumpang tindih, sebuah fenomena yang secara klinis relatif kurang relevan pada tingkat arteri koroner atau arteri tungkai bawah.Duplex US dapat mengestimasi tidak hanya derajat stenosis namun juga ekstensi dan kompleksitas dari lesi plak; ekogenesitas yang terdeteksi oleh Duplex US ultrasound telah diusulkan untuk mengidentifikasi lesi pada resiko yang lebih tinggi dari komplikasi spontan atau mengikuuti terapi invasif (seperti pembedahan atau stenting karotis). Spiral CT, dan khususnya pencitraan plak MRI dapat menambah informasi penting pada komposisis dan kerentanan plak-dengan mendeteksi ruptur plak, perdarahan intraplak, dan keberadaan trombus.Aorta Thoracica dan AbdominalisAterosklerosis dari aorta thoracica ascendens dan arcus aorta telah diketahui sebagai sumber yang signifikan dari tromboembolism serebral dan perifer dan dapat mewakili sebuah sumber berbahaya dari emboli aterotrombotik selama prosedur diagnostik dan invasif (PCI, pembedahan jantung pada pompa).Lebih dari 70% dari pasien dengan sindrom atero-embolik menunjukkan gangguan fungsi renal dan lebih dari 40% dari pasien ini berakhir dengan gagal ginjal berat yang membutuhkan dialisis.Aneurisma aorta telah lama dianggap sebagai sebuah bentuk khusus dari aterosklerosis, karena penyakit ini berhubungan dengan cidera aterosklerosis berat dari dinding aorta, dan karena dia memiliki banyak faktor resiko dengan aterosklerosis obstruktif.Arteri RenalisStenosis arteri renal (RAS) yang secara hemodinamik jelas berhubungan dengan hipoperfusi dari parenkim renal yang menginduksi rangkaian respon patofisiologis, meliputi upregulasi dari reninangiotensinaldosterone system diikuti oleh retensi urin, penurunan natriuresis, dan vasokonstriksi yang dapat berakhir pada menetapnya hipertensi arterial, fibrosis renal, dan gangguan fungsi ginjal. Peningkatan penggunaan prosedur diagnostik seperti Duplex US ultrasound, angio-CT, dan magnetic resonance pada populasi tua dengan aterosklerosis difus yang menjalani prosedur diagnostik invasif (seperti angiografi koroner) telah mengubah spektrum presentasi klinis dari RAS.Arteri MesenterikaIskemia mesenterik dapat disebabkan oleh aterosklerosis, emboli arterial, atau trombosis, seperti halnya berbagai patologi langka lain yang mempengaruhi arteri mesenterika (fibro muscular dysplasia, infeksi arterial, aneurisma, atau diseksi aorta). Iskemia mesenterika akut sering disebabkan oleh kejadian kardio-embolik atau oleh karena embolisasi setelah prosedur endovaskuler. Penyebab lainnya adalah trombosis arterial berdasarkan pada lesi stenosis yang sebelumnya ada, diseksi aorta akut, atau keadaan hiperkoagulabilitas. Pasien dengan iskemia mesenterika akut sering datang dengan nyeri abdominal yang tidak sebanding dengan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan leukositosis dan asidosis laktat, dan sering memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler atau riwayat bart-baru ini menjalani intervensi kardiovaskuler.

Arteri Ekstremitas BawahPrevalensi LEAD tinggi, khususnya pada subyek dengan umur 65 tahun lebih. Harapan hidup pasien dengan klaudikasio berat 80% pada follow up 5 tahun, dengan tambahan 20% pasien mengalami kejadian kardiovaskuler non fatal. Pasien dengan gejala yang lebih sedang atau LEAD asimtomatis juga berada pada resiko yang lebih tinggi dari kematian akibat komplikasi kardio atau serebrovaskuler. Kewaspadaan dari kondisi ini perlu didukung dengan penggunaan alat diagnostik sederhana seperti pengukuran ABI.Iskemia tungkai kritikal (CLI) seharusnya mendapat tempat khusus dalam spektrum LEAD oleh karena hal tersebut merupakan penanda khas dari prognosis yang buruk dalam hal ketahanan hidup (hingga 45% mortalitas dalam 1 tahun) dan amputasi. Keterlibatan Multifokal pada Pasien yang Datang dengan Aterosklerosis Arteri Karotis

Pasien dengan penyakit arteri karotis yang signifikan (stenosis > 70-80%) lebih rentan meninggal oleh karena sindroma koroner akut dibandingkan kejadian serebrovaskuler, menunjukkan tingginya prevalensi terhadap penyakit arteri coroner.Pasien dengan aterosklerosis arteri karotis simtomatis memiliki koprevalensi CAD 30% dan 20% LEAD.

Pasien dengan Aneurisme Aorta sebagai Manifestasi PenyakitPasien dengan aneurisme aorta datang dengan prevalensi yang lebih tinggi dari merokok, hipertensi yang berhubungan dengan aterosklerosis difus dengan komorbiditas kardiak dan vaskuler yang tinggi, seperti penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan arteri karotis, dan/atau LEAD.

Pasien dengan Aterosklerosis RenalPasien dengan obstruksi aterosklerosis arteri renalis unilateral dan, yang paling penting, bilateral memiliki prognosis buruk karena mereka mungkin menunjukkan sebuah penanda dari beban aterosklerosis global. Gangguan fungsi ginjal pada kasus ini sepertinya memperkuat dan mempercepat proses aterosklerosis sistemik yang berhubungan pada pasien dengan penyakit ginjal kronis dengan mortalitas kardiovaskuler sebesar 30-50%.

Pendekatan Komprehensif

KesimpulanAterosklerosis non koroner meliputi spektrum luas dari penyakit dengan manifestasi berbeda pada lokasi vaskuler yang berbeda; hal ini dapat terjadi pada bentuk yang terisolasi, atau, yang lebih sering secara simultan pada berbagai tempat. CAD yang terkait sering terjadi khususnya pada kasus aterosklerosis tungkai bawah, yang menjadi prediktor kuat nortalitas, hospitalisasi, dan biaya. Kewaspadaan dari penyakit ini dan deteksi aktif untuk aterosklerosis non koroner dengan menggunakan peralatan diagnostik sederhana esensial untuk deteksi penyakit. Setelah terdiagnosis, usaha harus dilakukan untuk manajemen holistik yang bertujuan untuk menangani dan mencegah spektrum keseluruhan dari penyakit dan komplikasi mereka.

Penggunaan ABI sebagai alat diagnostik dan prognostik seharusnya lebih digunakan oleh dokter umum dan spesialis; wanita dengan LEAD seharusnya menerima perhatian lebih; uji klinis terandomisasi, survei, dan registrasi pada LEAD dan aterosklerosis berbagai tempat dianjurkan.