bullying

30
BULLYING Oleh Tim Penyuluh Hukum Pusat Penyuluhan Hukum Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI 2010

Upload: ismail-marzuki

Post on 01-Jan-2016

134 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bullying

BULLYING

Oleh

Tim Penyuluh Hukum

Pusat Penyuluhan Hukum

Badan Pembinaan Hukum Nasional

Kementerian Hukum dan HAM RI

2010

Page 2: Bullying

Pengertian

Bullying adalah bentuk intimidasi fisik ataupun psikologis yang terjadi berkali-kali dan secara terus-menerus membentuk pola kekerasan.

Bullying adalah pengalaman yang biasa dialami oleh banyak anak-anak dan remaja di sekolah.

Page 3: Bullying

”School Bullying”

Perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Page 4: Bullying

Bentuk-bentuk Bullying

Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain)

Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip)

Page 5: Bullying

Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal).

Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).

Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal).

Page 6: Bullying

Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal menjadi penyebab munculnya bullying.

Faktor-faktor penyebabnya antara lain: Faktor Keluarga, Faktor Sekolah dan Faktor Kelompok Sebaya.       

Page 7: Bullying

Korban BullyingSeseorang yang berulangkali mendapatkan perlakuan agresi dari kelompok sebaya baik dalam bentuk serangan fisik, atau serangan verbal, atau bahkan kekerasan psikologis.Korban bullying adalah mereka yang lemah secara fisik dibandingkan dengan kelompok sebayanya.

Kebanyakan dari keluarga atau sekolah yang overprotective sehingga si anak/siswa tidak dapat mengembangkan secara maksimal kemampuan untuk memecahkan masalah.

Page 8: Bullying

Contoh :

Cyber bullying bisa diartikan sebagai pencemaran nama baik dalam bentuk teks atau gambar (termasuk foto & video) melalui internet, ponsel, atau media elektronik lain. Bentuk lain cyber bullying adalah pemakaian data pribadi korban (nama asli, alamat) untuk mempublikasikan gossip tak sedap atau memalukan, yang merusak nama baik si korban pada halaman atau forum online.Semakin maraknya pengguna social networking seperti Facebook, membuat banyak orang membuka informasinya.

Page 9: Bullying

Melakukan Bullying

TradisiBalas dendam karena dia dulu diperlakukan sama (menurut korban laki-laki)Ingin menunjukkan kekuasaanMarah karena korban tidak berperilaku sesuai dengan yang diharapkanMendapatkan kepuasan (menurut korban perempuan)Iri hati (menurut korban perempuan)

Page 10: Bullying

Akibat BullyingBullying bisa membentuk sebuah kepribadian yang menempatkan seorang anak pada perjalanan dan pengalaman hidup yang kelam. 

Bullying sudah menjadi masalah global yang kemudian tidak bisa kita abaikan lagi.Menyelamatkan perkembangan psikologis anak-anak dan remaja. Kekerasan sejak dini bukan merupakan bagian dari perkembangan psikologis mereka, oleh sebab itu banyak elemen harus ikut terlibat, baik orang tua, pihak sekolah, bahkan pemerintah.

Page 11: Bullying

Pandangan Masyarakat

Menganggap bullying adalah hal biasa dalam kehidupan remaja dan tak perlu dipermasalahkan.

Pendapat lain bahwa ’sesekali penindasan’ tidak akan berdampak buruk terhadap kondisi psikologis siswa.

Pihak sekolah yang tidak boleh lepas tangan terhadap bullying yang dilakukan di lingkungan mereka.

Page 12: Bullying

Bullying di sekolah merupakan embrio kekerasan di masyarakat.

Upaya mencegah bullying di sekolah, membentuk budaya sekolah yang beratmosfer ”belajar tanpa rasa takut”. pendidikan karakter, kebijakan pencegahan bullying di masing-masing sekolah,melibatkan siswa, serta membangun kesadaran tentang bullying dan pencegahannya kepada stakeholders sampai ke tingkat rumah tangga dan RT/RW.

Page 13: Bullying

Apa dampak dari bullying?

Dampak Fisik

sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada.

Dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian.

Page 14: Bullying

Dampak yg berefek jangka panjang adalah menurunnya kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan penyesuaian sosial yang buruk.

Hasil penelitian , ketika mengalami bullying, korban merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya menghadapinya.

Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga.

Page 15: Bullying

Para korban kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu.

Apabila masih berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah.

Page 16: Bullying

Dampak psikologis

Timbulnya gangguan psikologis , seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder), merasa hidupnya tertekan, takut bertemu pelaku bullying, bahkan depresi dan berkeinginan untuk bunuh diri dengan menyilet-nyilet tangannya sendiri.

Page 17: Bullying

Pada umumnya yang menjadi korban bullying hanyalah sebagian siswa. Sisanya, jika tidak menjadi pelaku, biasanya menjadi penonton aktivitas bullying yang terjadi di sekitarnya.

Siswa-siswa yang berpihak pada pelaku akan semakin semakin agresif dan tidak sensitif

terhadap penderitaan korban akibat perlakuan mereka. Mereka mengalami ‘perlindungan’ (dari pelaku) dan status sosial yang lebih tinggi. Pada

akhirnya akan terbentuk kelompok yang solid dan mampu melakukan aktivitas terencana.

Page 18: Bullying

Indikasi awal anak mengalami bullying di sekolahnya?

Kesulitan untuk tidurMengompol di tempat tidurMengeluh sakit kepala atau perutTidak nafsu makan atau muntah-muntahTakut pergi ke sekolahSering pergi ke UKS/ruang kesehatanMenangis sebelum atau sesudah bersekolahTidak tertarik pada aktivitas sosial yang melibatkan murid lainSering mengeluh sakit sebelum berangkat sekolahSering mengeluh sakit pada gurunya dan ingin orangtua segera menjemput pulangHarga diri yang rendah

Page 19: Bullying

Perubahan drastis pada sikap, cara berpakaian, atau kebiasaannya

Kerusakan atau kehilangan barang-barang pribadi, berkurangnya uang jajan yang tak dapat dijelaskan

Lecet atau luka yang tidak dapat dijelaskan, atau dengan alasan yang dibuat-buat

Bersikap agresif di rumah

Tidak mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas sekolah, prestasi menurun

Sering merasa tidak berdaya menghadapi permasalahan, submisif

Page 20: Bullying

Bagaimana sebaiknya bertindak ketika menghadapi bullying?

Jangan membawa barang-barang mahal atau uang yang berlebihan

Jangan sendirian

Jangan cari gara-gara

tampil percaya diri

berani melapor

Page 21: Bullying

Menjauhlah dan cari pertolongan guru atau orang tua. Dengan tetap berada di situ dan menonton, anda menyemangati pelaku untuk terus melakukan aksinya.Akan lebih baik jika anda bisa mengajak teman-teman lain untuk menjauh juga.

Jangan ikut mem-bully meski ‘hanya’ secara verbal, seperti mengejek atau menyindir. Inilah yang diharapkan pelaku dari para penonton. Sebaliknya, dekatilah korban bullying. Dorong mereka untuk melaporkan kejadian ini pada orangtua atau guru. Temani mereka.

Page 22: Bullying

Bagaimana sikap kita dalam menangani kasus bullying? Penerapan nilai-nilai disiplin, respek, kesantunan dan kepedulian, baik terhadap orangtua dan guru dan sebaliknya. Mengajak anak didik untuk menunjukkan standard prestasi yang tinggi, Guru menciptakan dukungan agar hal tersebut dapat dicapai. Menjadi suri tauladan, yang mampu membangun dialog dan hubungan positif dengan anak didik, sembari mengatasi masalah-masalah disiplin secara langsung dengan cara yang adil dan menghargai.

Page 23: Bullying

Bagaimana aspek hukum kasus bullying?

Istilah dalam hukum (pidana) untuk pemalakan (bullying) secara sempit dapat dirujuk dalam Pasal 368 (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (selanjutnya disingkat : KUHP), yaitu pemerasan sebagaimana diatur dalam Bab XXIII tentang Pemerasan dan Pengancaman.

Page 24: Bullying

Pasal 368 (1) KUHP :

Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau kepunyaan orang lain, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Page 25: Bullying

Pasal 351 KUHP

Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam denga pidana penjara paling lama lima tahun.

Page 26: Bullying

UU Nomor 23 Tahun 2002tentang Perlindungan Anak

Anak : seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.Perlindungan Anak : segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Page 27: Bullying

Pasal 80 UUPA

Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan anak, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72.000.000.

Dalam hal mengakibatkan anak luka berat, pelaku dipidana penjara paling lama 5 (lima)tahun dan/denda paling banyak Rp.100.000.000.,

Page 28: Bullying

KESIMPULAN

Apabila pemalakan (bullying) masih dapat ditangani, baik oleh guru maupun orangtua atau di antara anak sendiri, sebaiknya hindari membawa anak terlibat dalam proses peradilan pidana;

Mencegah lebih baik daripada mengobati

Page 29: Bullying

Tips agar kuat dan bertahan

Percaya Diri

Menjauh

Tenang

Mendinginkan diri

Bernafas Dalam-dalam

Curhat

Tidak balas dendam

Page 30: Bullying

STOP BULLYING

MULAI DARI SEKARANG

SEKIAN DAN TERIMA KASIH