buletin expedisi edisi khusus ii ospek uny 2015 - salat zuhur tak terkondisikan, sampah berserakan

4
EXPEDISI MEMBANGUN BUDAYA KRITIS EDISI KHUSUS II OSPEK UNY 2015 SENTRA Senin (24/8), salah satu Maba FIS memunguti sampah setelah selesai sholat di belakang GOR UNY. Goza | EXPEDISI K oordinator keamanan Ospek UNY, Muhammad A. Rouf mengatakan bahwa Ospek UNY hari pertama berjalan lancar. “Jadi untuk keamanan sendiri masih bisa ter-back up pada hari pertama Ospek kemarin dari pagi sampai sore,” jelasnya. Padahal untuk salat zuhur sendiri tak terkondisikan. Sampah koran dan botol mulai bertebaran di sekitar tempat salat usai mahasiswa baru beribadah. Rouf juga mengatakan bahwa ia sudah berkordinasi dengan security , dan mereka bisa membantu. Namun, mereka hanya membantu terkait kendaraan yang keluar-masuk area GOR, sedangkan pada pengondisian lain di luar GOR, seperti salat zuhur, tidak ada. Setelah ditanyai terkait hal di atas, Rouf mengatakan hal itu seharusnya lebih ke pihak fakultas yang menangani. “Sebelumnya memang ada kesepakatan untuk kita menjaga kebersihan bersama- sama. Teman-teman keamanan fakultas juga seharusnya bisa mem- back up itu untuk tidak membuang sampah sembarangan maupun yang lain, mungin nggak hanya keamanan fakultas tapi juga Salat Zuhur Tak Terkondisikan, Sampah Berserakan Setelah salat zuhur, tempat salat Ospek UNY dikotori sampah koran dan botol karena tidak ada pengondisian.

Upload: lpm-ekspresi-uny

Post on 23-Jul-2016

238 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Expedisi Edisi Khusus II Ospek UNY 2015 - Salat Zuhur Tak Terkondisikan, Sampah Berserakan

EXPEDISIM E M B A N G U N B U D A Y A K R I T I S

EDIS I KHUSUS I I OSPEK UNY 2015

SENTRA

Senin (24/8), salah satu Maba FIS memunguti sampah setelah selesai sholat di belakang GOR UNY.

Goz

a | E

XPED

ISI

Koordinator keamanan Ospek UNY, Muhammad A. Rouf mengatakan bahwa Ospek UNY hari pertama

berjalan lancar. “Jadi untuk keamanan sendiri masih bisa ter-back up pada hari pertama Ospek kemarin dari pagi sampai sore,” jelasnya. Padahal untuk salat zuhur sendiri tak terkondisikan. Sampah koran dan botol mulai bertebaran di

sekitar tempat salat usai mahasiswa baru beribadah. Rouf juga mengatakan bahwa ia sudah berkordinasi dengan security, dan mereka bisa membantu. Namun, mereka hanya membantu terkait kendaraan yang keluar-masuk area GOR, sedangkan pada pengondisian lain di luar GOR, seperti salat zuhur, tidak ada.

Setelah ditanyai terkait hal di atas,

Rouf mengatakan hal itu seharusnya lebih ke pihak fakultas yang menangani. “Sebelumnya memang ada kesepakatan untuk kita menjaga kebersihan bersama-sama. Teman-teman keamanan fakultas juga seharusnya bisa mem-back up itu untuk tidak membuang sampah sembarangan maupun yang lain, mungin nggak hanya keamanan fakultas tapi juga

Salat Zuhur Tak Terkondisikan, Sampah BerserakanSetelah salat zuhur, tempat salat Ospek UNY dikotori sampah koran dan botol karena tidak ada pengondisian.

Page 2: Buletin Expedisi Edisi Khusus II Ospek UNY 2015 - Salat Zuhur Tak Terkondisikan, Sampah Berserakan

2 EDISI II | OSPEK 2015

SENTRA

EDITORIAL

DALAM keputusan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti) no. 25/DIKTI/Kep/2014 tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru, latar belakang tujuan Ospek adalah menanamkan kepedulian terhadap lingkungan. Namun, Ospek UNY belum mampu menjalankan amanah tersebut. Senin (24/8), panitia Ospek mengabaikan pengondisian sampah koran dan botol air untuk keperluan salat zuhur. Seharusnya pemandu menjadi tauladan dan memberikan arahan kepada Mabanya untuk menjaga kebersihan. Namun

tampaknya pemandu dan panitia Ospek sendiri terjangkit krisis kepedulian terhadap lingkungan.

Hal miris ini terjadi ketika Dihan dan Faiz mahasiswa baru Fakutas Ilmu Sosial (FIS) yang harus terlambat memasuki GOR setelah salat zuhur karena memunguti sampah koran yang masih berserakan. Mereka melakukan itu tanpa diperintah. Momentum Ospek berdasar keputusan Dirjen Dikti no. 25/DIKTI/Kep/2014 seharusnya dimaanfatkan untuk menanamkan kepeduliaan terhadap lingkungan. Dimulai dari tauladan pemandu dan panitia dengan pengondisian sampah yang baik. Sistem

pengelolaan sampah yang baik sangat diperlukan mengingat ada ribuan mahasiswa baru UNY yang mengikuti Ospek. Sebanding dengan itu akan ada sampah yang banyak pula. Maka tugas panitia bukan saja menumbuhkan kepedulian lingkungan namun juga menciptakan sistem pengondisian sampah yang efektif dan efesien.

Redaksi

Khusnul | EXPEDISI

Panitia semoga lebih peka

terhadap lingkungan

Peduli Lingkungan Jangan Hanya Slogan

seluruh panitia yang ada di fakultas,” terangnya. Adapun tanggapan dari pemandu FIP bernama Eny dan Dewi memang sudah memberi tahu mahasiswa mereka untuk membawa masuk lagi peralatan salat mereka. Tetapi, Novi, salah satu pemandu FBS, mengaku bahwa ada kemungkinan teman-teman pemandunya lupa untuk mengarahkan.

Sementara itu, ketika koran-koran dan botol-botol itu semakin banyak bertebaran di tempat salat, Dihan Amiluhur, mahasiswa baru Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS), rela terlambat masuk GOR setelah ishoma lantaran memunguti semua sampah yang bertebaran di sekitar tempat salat. Selama dua puluh menit, Dihan

berjalan mengelilingi seluruh area ibadah memungut satu demi satu koran maupun botol yang seharusnya tidak ditinggal begitu saja. Lantas koran dan botol tersebut ia buang ke tempat sampah dan ia kumpulkan di titik tertentu. Hanya satu alasan yang membuatnya mau mengambil semua sampah tersebut, yaitu kebersihan. “Ya, nggak papa. Saya mengambil sampah-sampah itu biar enak dipandang,” tutur Dihan saat ditemui di depan Student Center (24/8).

Menurut Dihan panitia Ospek UNY dinilai kurang ada perhatian terhadap lingkungan. “Panitia semoga lebih peka terhadap lingkungan”, ucapnya sebagai satu pengharapan bagi panitia Ospek UNY.

Ditambah, kelayakan tempat salat yang panitia sediakan masih menjadi grundelan sendiri bagi sebagian panitia. Seperti yang dituturkan Eny dan Dewi bahwasannya tempat salat yang mahasiswa baru gunakan kurang layak. Mereka mengatakan bahwa seharusnya mahasiswa baru mendapatkan pelayanan yang baik. Termasuk pelayanan dalam ibadah. “Ya, inginnya dilayani dengan baik untuk mahasiswa barunya. Kalau bisa UNY bangun tempat ibadah dekat GOR. Kan UNY banyak uang,” tutur mereka. Selaras dengan Eny dan Dewi, Dihan mengaku, “Sebenarnya tempat salatnya kurang nyaman, tetapi dikondisikan saja.”

Adapun sanggahan dari Rouf mengarah pada panitia fakultas dan keterbatasan panitia Ospek UNY. “Jadi sebenarnya mungkin koordinasi

dengan teman-teman fakultas atau perwakilan teman-teman fakultas yang bisa mengarahkan. Memilih yang teduh sebagai atlernatif, dari kami juga keterbatasan juga. Teman-teman fakultas juga harus bisa mengarahkan yang terbaik”, jelasnya.

Terakhir, panitia mengaku hal-hal di atas memang seharusnya menjadi bahan evaluasi. “Menjadi bahan evaluasi bersama, memang panitia tidak bisa mengontrol semua. Sebagai kakak tingkat juga harus teladan,” ucap Eny dan Dewi. Rouf pun begitu, ia menginginkan hal di atas termasuk dalam bahan evaluasi. Agar tidak terjadi salah paham, Rouf menegaskan agar kedepannya kerjasama antarpanitia lebih ditingkatkan. “Bukannya melempar tanggung jawab ataupun menyalahkan sama sekali. Cuma kerjasamanya mungkin ditingkatkan lagi dan juga kepekaannya dari teman-teman fakultas untuk bisa lebih mem-back up-lah maba-nya gitu sih, kami kan hanya sebatas koordinasi dengan keamanan fakultas.”

Ghozal SaputraAndhika, Devi

Selasa (25/08), Rouf sebagai koor keamanan ketika diwawancarai oleh tim reporter di GK 4 Fakutas Ekonomi.

Page 3: Buletin Expedisi Edisi Khusus II Ospek UNY 2015 - Salat Zuhur Tak Terkondisikan, Sampah Berserakan

3OSPEK 2015 | EDISI II

Pimpinan Proyek Arina Makarimal | Sekretaris Triyo Handoko | Bendahara Fara Famular | Redaktur Pelaksana Putra Ramadan | Redaktur Aris Setiawan, Ghozali Saputra, Triyo Handoko | Reporter Devi, Indra | Redaktur Foto Ayuningtyas Rachmasari | Artistik Ade Luqman, Andhika Widyawan, Dinda Sekar, Kustian Rudianto| Produksi Devi Ellok | Iklan Ahmad Wijayanto, Desy Nirmala, Fajar Azizi, Ghozali Saputra | Tim Polling Andi Vangeran, Ervina Nur, Khusnul Khitam, Urlik Hufum | Sirkulasi Bayu Hendrawati| Alamat Gedung Student Center Lt. 2 Karangmalang Yogyakarta 55281 | Email [email protected] | Web Ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.

PERSEPSI

INFOTORIAL

Sejak 2011 UNY memiliki Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH), lembaga ini bagian dari

Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berfungsi membantu sivitas akademik, warga sekitar UNY, dan masyarakat luas dalam permasalahan hukum. Tak melulu menangani soal hukum yang berat-berat, “Yang memiliki permasalahan UKT seperti mahasiswa juga bisa datang ke LKBH,“ jelas Mega, salah satu staf LKBH. Mekanisme konsultasinya cukup datang ke kantor

LKBH di rektorat lantai 3 sayap timur atau menghubungi terlebih dahulu lewat e-mail [email protected]. Kemudian menceritakan permasalahan yang ada, dan semua konsultasi tidak dipungut biaya. LKBH juga bisa dikunjungi di laman lkbh.uny.ac.id. Konsultan LKBH sendiri terdiri dari staf LKBH yang merupakan dosen hukum di UNY, seperti Astiati Widiastuti, dosen di Fakultas Ilmu Sosial (FIS).

Terciptanya suasana kehidupan kampus yang damai melalui penegakan

peraturan sehingga terwujudnya ketertiban kampus dan ketentraman sivitas akademik adalah yang menjadi tujuan didirikannya LKBH. Rata-rata LKBH perbulan mendapat 7 s.d 8 aduan permasalahan. Permasalahan yang diadukan juga variatif, seperti perceraian tenaga pendidik maupun nonpendidik, pencurian, sengketa tanah, namun lebih didominasi oleh kasus pencurian. LKBH juga menjadi korektor terhadap kerjasama antara UNY dan pihak mitra.

Triyo Handoko

UKT Bermasalah? Datang ke LKBH

Selamat datang di dunia kampus, mahasiswa baru sekalian. Perlu kalian tahu, dunia kampus ini

buas, tanpa kenal ampun. Hanya orang-orang yang berkarya dengan jujur dan berpendirianlah yang mampu "menyelesaikan" studinya. Entah dengan atau tanpa kertas ijazah. Ini bukanlah bunyi pesimisme. Hanya saja, selesai tanpa kertas ijazah lebih baik daripada bergelar namun menjiplak.

Setiap gelar dipertaruhkan dengan karya, dan setiap karya haruslah dibuat dengan tangan, hati, dan pikiran yang jujur. Namun, yang tidak jujur pun tentunya ada. Menggunakan jalan pintas, menjiplak karya orang lain, dan menjadikannya seolah-olah karya sendiri. Inilah menjiplak, inilah plagiat.

Ya, persoalaanya adalah menjiplak atau plagiat. Tindakan apa ini? Tentunya tindakan terlarang, sampai-sampai keluar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang secara khusus membahas tentang upaya penanggulangan perbuatan nista ini. Peraturannya tercantum dalam Permendiknas no. 17 tahun 2010. Tertulis dengan gamblang, bahwa plagiat adalah tindakan yang memalukan bagi dunia akademis, dunia perguruan tinggi

Barangkali, saya terlalu keras dalam mengecam plagiat. Namun, selagi mahasiswa baru masih hijau, dan

tunas masih bisa tumbuh, dengan atau tanpa mentari yang menyinari. Saya anjurkan agar tumbuh dengan tersinari, dan tulisan inilah sinarnya. Mahasiswa, khususnya mahasiswa baru haruslah membenci plagiat. Tindakan ini sama sekali tak pantas kita lakukan di dunia akademis kampus ini.

Sekarang, untuk dapat membenci, kita harus mengenal. Membenci tanpa mengenal adalah prasangka. Agar kita terhindar dari kenistaan itu, mari kita bicara tindakan apa saja yang termasuk plagiat. Merupakan tindakan yang termasuk plagiat, berdasar Permendiknas no. 17 tahun 2010. Pertama, mengutip istilah, kalimat, atau informasi tanpa mencantumkan sumber yang memadai. Kedua, mengutip secara acak kalimat, informasi atau data tanpa menyatakan sumber secara memadai. Ketiga, meng gunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai. Keempat, merumuskan dengan kata- kata atau kalimat sendiri dari sumber kata- kata atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa mencantumkan sumber secara memadai. Kelima, menyerahkan suatu karya ilmah yang dihasilkan atau dipublikaskan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa mencantumkan sumber yang memadai.

Apabila kita cermati, lima hal yang termasuk tindakan plagiat tersebut diakhiri dengan kalimat "tidak mencantumkan sumber yang memadai". Inilah yang jadi persoalan kemudian. Kegiatan kutip-mengutip haruslah diimbangi dengan kejelasan sumber. Ini dilakukan untuk tetap menjaga orisinalitas karya kita. Kebenaran dan orisinalitas amat penting untuk kita junjung tinggi.

Lalu, bagaimana cara menanggulangi itu semua? Saya rasa, membuka mata dan pikiran terhadap berbagai tindakan yang menjurus pada plagiat adalah upaya dini yang paling ampuh. Tanpa melupakan bahwa plagiarisme itu nista. Selebihnya, sebagai mahasiswa dan siapapun yang berkarya dan dituntut pertanggungjawaban dalam karyanya, harus menghindari tindak plagiat. Oleh karena itu, mahasiswa baru, sebagai tunas muda yang masih hijau, mari buka mata dan pikiran. Waspada terhadap segala tindakan yang memungkinkan kita melakukan plagiarisme.

Aris Setiawan Rimbawana

Plagiat itu Nista!

Page 4: Buletin Expedisi Edisi Khusus II Ospek UNY 2015 - Salat Zuhur Tak Terkondisikan, Sampah Berserakan

EDISI II | OSPEK 2015

GALERI

Selasa (25/08), mahasiswa baru FBS dengan antusias menyaksikan displa UM di GOR UNY..

Vathir | EXPEDISI

Ade | Expedisi

Selasa (25/08), UKKI menampilkan drama singkat tentang Palestina pada display UKM di GOR UNY..

Selasa (25/08), salah satu Maba FT sedang membacakan puisi di stan Unstrat.

Devi

| EX

PEDI

SI

Devi

| EX

PEDI

SI

Selasa (25/08), CDB menampilkan marching band kepada mahasiswa saat display UKM di GOR UNY.