buku panduan 2015 fix

119
t

Upload: indri-claudia

Post on 09-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Buku panduan praktikum analisis bahan teknik Kimia UGM 2015

TRANSCRIPT

  • t

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sehingga buku Panduan

    Praktikum Analisis Bahan 2015 ini dapat terselesaikan. Buku panduan ini bertujuan membantu

    praktikan, asisten, serta semua pihak yang bersangkutan demi kelancaran pelaksanaan

    Praktikum Analisis Bahan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

    Tahun 2015.

    Isi buku ini disusun berdasarkan urutan kode mata praktikum secara terpisah satu dengan

    yang lain agar lebih mudah dibaca dan dipahami. Pada edisi kali ini, terdapat penjelasan setiap

    mata praktikum yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari edisi sebelumnya sehingga

    diharapkan terdapat peningkatan kualitas dari Praktikum Analisis Bahan secara keseluruhan.

    Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

    penyusunan buku ini antara lain :

    1. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D. selaku Kepala Laboratorium Praktikum

    Analisis Bahan.

    2. Sang Kompiang Wirawan, ST., MT., Ph.D, Ahmad Tawfiequrrahman Y., ST., MT.,

    D.Eng., Himawan Tri Bayu Murti Petrus, ST., ME., Indra Perdana, ST., MT., Ph.D.,

    Yuni Kusumastuti, S.T., M.Eng., Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc., Ir. Harry

    Sulistyo, SU., Ph.D, dan Chandra Wahyu Purnomo, ST., M.Sc ; selaku dosen

    pembimbing mata Praktikum Analisis Bahan.

    3. Hariyanto dan Risma Wati selaku Laboran Laboratorium Analisis Bahan.

    4. Seluruh asisten Praktikum Analisis Bahan 2015.

    5. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada serta semua pihak

    terkait.

    Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan baik materi maupun penulisan. Oleh

    karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan

    selanjutanya. Semoga buku ini memberikan manfaat dalam perkembangan pendidikan di

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

    Yogyakarta, Maret 2015

    Penyusun

    ii

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ............................................................................................................................... ii Daftar Isi ....................................................................................................................................... iii Daftar Dosen Pembimbing Praktikum dan Asisten ...................................................................... iv Format Penulisan Laporan Ringkas ............................................................................................... v Format Penulisan Laporan Resmi ................................................................................................ vii Tata Cara Penulisan Laporan ........................................................................................................ xi Keselamatan Kerja di Laboratorium ........................................................................................... xiii Pengukuran Suhu dan Kenaikan Titik Didih ...................................................................... 1 Peneraan Alat Ukur Laju Alir Fluida ................................................................................ 14 Pengukuran Rapat Massa dan Konduktansi...................................................................... 25 Modulus Patah dan Kuat Desak Bahan Padat ................................................................... 42 Pengukuran Tegangan Muka dan Kekentalan Zat Cair .................................................... 57 Analisis Volumetri ............................................................................................................ 75 Analisis Gravimetri ........................................................................................................... 88 Spektrofotometri ............................................................................................................... 96

    iii

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    DAFTAR DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM

    DAN ASISTEN

    A. PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN Dosen Pembimbing : Sang Kompiang Wirawan, ST., MT., Ph.D Asisten Praktikum : 1. Ardina Lukita Diyani Putri (pagi) 2. Fariz Azwar Azmi (siang)

    B. PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA Dosen Pembimbing : Ahmad Tawfiequrrahman Y., ST., MT., D.Eng

    Asisten Praktikum : 1. Astrid Ellyana (pagi) 2. Lady Varesqua Valentina (siang)

    C. PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI Dosen Pembimbing : Himawan Tri Bayu Murti Petrus, ST., ME

    Asisten Praktikum : 1. Rizky Putri Armandani (pagi) 2. Alvin Febrian Riandi (siang)

    D. MODULUS PATAH DAN KUAT DESAK BAHAN PADAT Dosen Pembimbing : Indra Perdana, ST., MT., Ph.D

    Asisten Praktikum : 1. Dwi Reinaldy Gunawan (pagi) 2. Danang Tri Hartanto (siang)

    E. PENGUKURAN TEGANGAN MUKA DAN KEKENTALAN ZAT CAIR Dosen Pembimbing : Yuni Kusumastuti, S.T., M.Eng.

    Asisten Praktikum : 1. Inasanti Pandan Wangi (pagi) 2. Baskoro Ajie (siang)

    F. ANALISIS VOLUMETRI Dosen Pembimbing : Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc

    Asisten Praktikum : 1. Ayu Dwi Lestari Widianingrum (pagi) 2. Albertus Fuad Prajna Harto Subagyo (siang)

    G. ANALISIS GRAVIMETRI Dosen Pembimbing : Ir. Harry Sulistyo, SU., Ph.D

    Asisten Praktikum : 1. Nursepma Rismawati (pagi) 2. Wahyu Faizal Ardy (siang)

    H. SPEKTROFOTOMETRI Dosen Pembimbing : Chandra Wahyu Purnomo, ST., M.Sc

    Asisten Praktikum : 1. Niki Arini (pagi) 2. Rendy Bayu Aji (siang)

    iv

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    FORMAT PENULISAN LAPORAN RINGKAS

    JUDUL MATA PRAKTIKUM

    I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan ini adalah:

    1. ....

    2. ....

    II. CARA KERJA Cara kerja berupa uraian secara lengkap dan rinci mengenai tahap-tahap dalam percobaan.

    Uraian tersebut dituliskan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat pasif.

    Setiap kalimat yang diawali dengan angka atau rumus senyawa tertentu, maka harus

    dituliskan dalam kata-kata. Contoh: 5 gram .. ditulis Lima gram ., H2SO4 . ditulis Asam sulfat (H2SO4) ..

    III. HASIL PERCOBAAN

    A. Data Percobaan Semua data yang ada di laporan sementara ditulis kembali di bagian ini.

    B. Analisis Data Berisi persamaan-persamaan yang digunakan untuk perhitungan, lengkap dengan nomor

    persamaan dan keterangan dari variabel-variabel yang digunakan, dilengkapi dengan

    perhitungan.

    Penulisan angka di belakang koma:

    Untuk data percobaan, ditulis berdasarkan ketelitian alat.

    Untuk hasil perhitungan persen, 2 angka belakang koma.

    Untuk hasil perhitungan dengan ketelitian alat kurang dari 4 abk, maka ditulis 4 angka

    belakang koma.

    IV. PEMBAHASAN Berisi penjelasan mengenai hasil percobaan yang diperoleh serta penjelasan mengenai grafik

    yang dibuat (jika ada).

    v

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015 V. KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:

    1. ....

    2. ....

    VI. SARAN Berisi saran untuk kemajuan Praktikum Analisis Bahan (bukan saran untuk asisten secara

    pribadi).

    Yogyakarta, 2015

    Asisten, Praktikan,

    Nama Lengkap Asisten Nama Lengkap Praktikan

    Catatan: Laporan sementara disertakan di akhir laporan.

    KETENTUAN PENGUMPULAN LAPORAN RINGKAS

    1. Laporan dikumpulkan kepada asisten jaga maksimal 1 (satu) minggu setelah praktikum

    dilakukan dan juga sebagai syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya.

    2. Laporan dikumpulkan dalam bentuk sudah dijilid rapi.

    3. Laporan akan dikoreksi oleh asisten dan dikembalikan kepada praktikan maksimal 2 (dua)

    minggu setelah tanggal pengumpulan laporan untuk direvisi oleh praktikan.

    4. Laporan yang telah direvisi dikembalikan kepada asisten dengan waktu sesuai dengan

    kebijakan asisten.

    5. Keterlambatan pengumpulan laporan yang telah direvisi akan dikenai pengurangan nilai

    sebanyak 2 (dua) poin per hari.

    6. Kartu acara harus selalu dibawa pada saat pengambilan dan pengumpulan laporan.

    vi

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    FORMAT PENULISAN LAPORAN RESMI

    JUDUL MATA PRAKTIKUM

    I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan ini adalah:

    1. ....

    2. ....

    II. DASAR TEORI

    Berisi teori-teori yang berhubungan dengan praktikum terkait. Sumber dari dasar teori

    yang digunakan harus dicantumkan. Contoh: dikenal sebagai pektin (Kertesz, 1951).

    III. METODOLOGI PERCOBAAN

    A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

    1. ....

    2. .

    Sumber bahan juga harus ditulis, misalnya: Aquadest yang diperoleh dari laboratorium

    Proses dan Analisis Bahan.

    B. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukkan oleh gambar rangkaian alat

    berikut:

    Gambar 1. Rangkaian Alat ............................................................

    Alat yang digambar hanya alat utama saja. Merk dagang dari alat yang digunakan harus di cantumkan, contoh: Gelas beker pyrex 250 ml.

    vii

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    C. Cara Percobaan Cara kerja berupa uraian secara lengkap dan rinci mengenai tahap-tahap dalam

    percobaan. Uraian tersebut dituliskan dalam bentuk narasi menggunakan kalimat pasif.

    D. Analisis Data Berisi persamaan-persamaan yang digunakan untuk perhitungan, lengkap dengan

    nomor persamaan dan keterangan dari variabel-variabel yang digunakan.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berisi hasil percobaan dan penjelasan mengenai hasil percobaan yang diperoleh serta

    penjelasan mengenai grafik yang dibuat (jika ada).

    V. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:

    1. ....

    2. ....

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Berisi daftar pustaka yang dijadikan acuan dalam penulisan laporan. Cara penulisan

    dijelaskan pada bagian selanjutnya.

    Yogyakarta, 2015

    Praktikan, Praktikan,

    Nama Lengkap Praktikan 1 Nama Lengkap Praktikan 2

    Asisten,

    Nama Lengkap Asisten

    viii

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    VII. LAMPIRAN A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia

    Identifikasi hazard terdiri dari:

    Identifikasi hazard proses selama praktikum, merupakan identifikasi kegiatan yang

    memiliki potensi bahaya selama praktikum beserta penanganannya. Contoh:

    mengambil H2SO4 di lemari asam.

    Identifikasi hazard dari bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan. Contoh: HCl.

    B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri Berisi poin-poin alat perlindungan diri apa saja yang harus digunakan selama

    percobaan beserta kegunaannya. Contoh: Jas laboratorium lengan panjang.

    C. Manajemen Limbah Berisi poin-poin limbah yang dihasilkan dalam percobaan disertai dengan

    penanganannya. Contoh: Sisa larutan NaOH.

    D. Data Percobaan Semua data yang ada di laporan sementara ditulis kembali di bagian ini.

    E. Perhitungan Berisi perhitungan yang diperoleh dari hasil percobaan.

    Catatan: Laporan sementara disertakan di akhir laporan.

    KETENTUAN PENGUMPULAN LAPORAN RESMI

    1. Laporan resmi yang ditulis tangan dikumpulkan kepada asisten jaga maksimal 1 (satu)

    minggu setelah praktikum dilakukan. Setiap praktikan membuat satu laporan ditulis tangan.

    2. Laporan dikumpulkan dalam bentuk sudah dijilid rapi.

    3. Laporan akan dikoreksi oleh asisten dan dikembalikan kepada praktikan maksimal 1 (satu)

    minggu setelah tanggal pengumpulan laporan untuk direvisi oleh praktikan.

    4. Laporan yang telah direvisi dikembalikan kepada asisten dengan waktu sesuai dengan

    kebijakan asisten. ix

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015 5. Laporan yang telah di-acc oleh asisten dikembalikan lagi kepada praktikan untuk diketik.

    Setiap kelompok membuat satu laporan diketik.

    6. Laporan yang telah diketik kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing masing-

    masing mata praktikum.

    7. Batas waktu pengumpulan laporan resmi yang sudah dikonsultasikan kepada dosen

    pembimbing adalah 4 (empat) minggu setelah praktikum dilakukan.

    8. Kartu acara harus selalu dibawa pada saat pengambilan dan pengumpulan laporan.

    x

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    TATA CARA PENULISAN LAPORAN

    1. Laporan yang ditulis tangan ditulis dengan tinta berwarna hitam di kertas folio bergaris,

    TIDAK bolak balik.

    2. Laporan yang diketik dicetak pada kertas HVS 80 gram/m2 ukuran A4 dengan line spacing

    1,5 dan margin: Atas : 4 cm Bawah : 3 cm Kiri : 4 cm Kanan : 3 cm.

    3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

    4. Tidak diperbolehkan menyingkat kata.

    5. Menggunakan tanda baca yang tepat.

    6. Tidak diperbolehkan menggunakan kata penghubung untuk memulai kalimat.

    7. Permulaan kalimat yang berupa bilangan, lambang, atau rumus kimia ditulis dengan kata-

    kata. Contoh: NaOH dibuat.... ditulis Natrium hidroksida dibuat.... 8. Menggarisbawahi setiap istilah asing (jika ditulis tangan) atau dicetak miring (jika diketik).

    Contoh: aquadest atau aquadest.

    9. Penulisan sumber dijadikan satu dengan kalimat.

    Contoh: ... dikenal sebagai pektin (Kertesz, 1951).

    10. Penulisan pada cover menggunakan huruf kapital.

    11. Judul mata praktikum ditulis dengan huruf kapital.

    Contoh: PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

    12. Judul bab ditulis dengan huruf kapital (jika diketik) dan digaris bawah (jika ditulis tangan).

    Contoh:

    I. TUJUAN PERCOBAAN (jika diketik)

    I. TUJUAN PERCOBAAN (jika ditulis tangan).

    13. Daftar/tabel diberi border atas dan bawah dengan garis double dan tidak boleh dipenggal

    kecuali lebih dari satu halaman. Nomor dan judul daftar ditempatkan di atas daftar.

    14. Yang termasuk gambar adalah gambar alat, bagan serta grafik. Gambar alat merupakan

    gambar penampang depan alat utama dan rangkaian alat. Keterangan dituliskan di tempat

    yang kosong pada gambar, sedangkan nomor dan judul gambar ditempatkan di bawah

    gambar.

    15. Penomoran daftar, gambar, persamaan:

    Daftar/tabel diberi nomor urut dengan angka romawi besar. Jika diketik tulisan dibuat

    bold, sedangkan jika ditulis tangan tulisan diberi garis bawah. Contoh: Daftar I. Data Hasil.... atau Daftar I. Data Hasil....

    xi

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Gambar diberi nomor urut dengan angka arab (1, 2, 3, dst.). Jika diketik tulisan dibuat

    bold, sedangkan jika ditulis tangan tulisan diberi garis bawah. Contoh: Gambar 1. Gambar.... atau Gambar 1. Gambar....

    Persamaan diberi nomor urut dengan angka arab (1, 2, 3, dst.) di dalam kurung pada tepi

    kanan. Contoh: CaSO4 + K2CO3 CaCO3 + K2SO4 (1)

    16. Ketentuan penulisan daftar pustaka:

    Ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama.

    Ke kanan:

    Buku: Nama akhir penulis, tahun terbit, judul buku, jilid, edisi ke, nomor halaman,

    nama penerbit, kota.

    Majalah/ jurnal: Nama akhir penulis, tahun terbit, judul penelitian, nama majalah

    (singkatan resmi), jilid, nomor halaman.

    17. Ketentuan penulisan nomor halaman:

    Laporan tulis tangan:

    Jika terdapat bab baru : pojok kanan bawah

    Tidak terdapat bab baru : pojok kanan atas

    Laporan ketik : pojok kanan bawah

    18. Syarat tidak inhall laporan:

    Harus sesuai ketentuan (format) laporan.

    Seluruh bab dan sub bab harus ada.

    Gambar rangkaian alat utama harus ada dan lengkap.

    xii

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

    Di dalam laboratorium praktikan harus:

    Mencuci tangan ketika masuk dan keluar laboratorium, dan ketika kontak dengan

    bahan-bahan kimia.

    Selalu memakai jas laboratorium lengan panjang yang dikancingkan.

    Memakai alat perlindungan diri seperti masker, sarung tangan, dan goggle.

    Mengikat rambut panjang ke belakang dan memasukkan jilbab ke dalam jas

    laboratorium.

    Memastikan bahwa label telah sesuai dengan bahan-bahan kimia yang ada di

    dalamnya dan dalam kondisi yang baik.

    Mencabut dan mematikan aliran listrik dan air di akhir percobaan.

    Di dalam laboratorium praktikan dilarang:

    Bekerja di luar area kerja.

    Menggunakan gelang, kalung, dan lengan yang terlalu longgar.

    Bekerja sendiri di laboratorium, khususnya untuk resiko tinggi.

    Merokok, makan, dan minum.

    Meletakkan makanan di kulkas bersama bahan-bahan kimia.

    Menggunakan lensa kontak.

    Menggunakan kembali suatu wadah untuk bahan kimia lain tanpa membuang label awal.

    Membawa bahan kimia dalam saku baju atau saku jas laboratorium.

    Menghisap menggunakan mulut.

    Menyentuh bahan kimia.

    Menyimpan bahan kimia dalam jumlah besar di laboratorium.

    Menuangkan bahan kimia ke wastafel.

    xiii

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Beberapa contoh simbol bahaya yang terdapat pada label bahan kimia:

    Untuk informasi lebih lengkap lihat poster Keselamatan Kerja di Laboratorium yang ada di

    Laboratorium Analisis Bahan.

    xiv

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN

    (A)

    I. TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui prinsip kerja termometer berisi zat alir dan thermocouple digital.

    2. Mengetahui cara menera alat ukur suhu.

    3. Menerapkan hasil peneraan untuk pengukuran kenaikan titik didih larutan.

    4. Menentukan pengaruh konsentrasi zat terlarut elektrolit atau non elektrolit terhadap

    kenaikan titik didih air.

    II. DASAR TEORI Suhu (temperatur) merupakan peubah proses yang sangat penting dalam proses-

    proses baik dalam skala laboratorium maupun skala industri, karena suhu dapat

    mempengaruhi kinerja unit proses yang melibatkan reaksi kimia, maupun unit operasi

    pada sistem pemisahan, seperti distilasi, pengeringan, penguapan, penyerapan, kristalisasi,

    dan lain-lain. Pada dasarnya suhu berkaitan dengan energi kinetik molekul suatu senyawa.

    Suhu dapat didefinisikan sebagai kondisi suatu benda (potensial) yang menentukan

    perpindahan kalor (heat) menuju atau dari benda lain, atau secara lebih praktis sebagai

    tingkat (derajat) kepanasan (hotness) atau kedinginan (coldness).

    Ada beberapa skala (satuan) suhu, seperti Kelvin, Celcius, Fahrenheit, Reamur,

    Rankine, dan International Practical Temperature Scale (IPTS). Prinsip kerja alat

    pengukur suhu diantaranya adalah :

    1. Kenaikan volume benda oleh kenaikan suhu, seperti pada termometer berisi zat alir

    (fluida: cair dan gas) dan bimetal (padat).

    2. Kenaikan tegangan listrik (emf) akibat naiknya beda suhu pada pasangan logam

    (Seebeck Effect), seperti thermocouple digital.

    3. Perubahan tahanan suatu bahan (logam maupun semi-logam) akibat perubahan suhu

    media yang terukur, seperti bimetal.

    4. Kenaikan intensitas radiasi kalor dengan naiknya suhu bahan, seperti pada pyrometer.

    Secara umum, hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan sifat fisis dapat

    digambarkan sebagai berikut:

    1

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Gambar 1. Profil Perubahan Suhu dan Sifat Fisis Bahan

    Hubungan tersebut dapat digunakan sebagai kurva baku, sehingga perubahan suhu

    media dapat diketahui melalui perubahan sifat fisisnya. Alat ukur suhu yang merupakan

    salah satu sistem pengukuran mungkin tersusun atas beberapa elemen, seperti ditunjukkan

    pada bagan berikut:

    Gambar 2. Elemen Sistem Pengukuran Suhu

    Termometer dengan prinsip kerja perubahan volume merupakan termometer yang

    elemen penyusunnya paling sedikit, yaitu elemen perasa dan elemen penampil.

    Termometer berisi cairan mempunyai elemen perasa berupa cairan pengisi, dan elemen

    penampil yang berupa gelas kapiler berskala. Demikian juga termometer berisi gas,

    elemen perasanya berupa uap/gas, dan elemen penampilnya berupa simpangan. Elemen

    perasa termometer bimetal berupa dua lapis logam yang mempunyai muai volume yang

    berbeda, dan perubahan elemen perasanya ditunjukkan dengan simpangan.

    Thermocouple merupakan elemen perasa sekaligus tranduser, karena hasil

    pengukurannya berupa tegangan listrik. Pada umumnya, tegangan yang dihasilkan sangat

    kecil, sehingga isyarat ini biasanya diolah lebih lanjut dengan penguat dan pengubah

    Media terukur

    Elemen perasa Primer

    Tran-duser

    Pengkondisi isyarat/ pengubah

    Transmisi data/ telemetri

    Pemroses data

    Tampilan data

    Pencetak data

    Perekam data

    Suhu, 0 C

    Sifat fisis

    2

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    isyarat dari tegangan menjadi suhu, untuk kemudian ditampilkan atau dicetak. Prinsip

    kerja bimetal berdasarkan pemuaian dua buah logam yang disusun sedemikian rupa,

    sehingga pada saat memuai, panjang kedua logam tidak sama yang diakibatkan oleh

    koefisien muai logam yang berbeda.

    Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung padajenis zat

    terlarut tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Titik didih

    adalah suhu di mana terjadi perubahan wujud zat dari cair ke gas pada tekanan tertentu.

    Pada tekanan 1 atm, air mendidih pada suhu 100 C karena pada suhu itu tekanan uap air

    sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik

    didih pelarut disebut kenaikan titik didih (Tb). Kenaikan titik didih tidak bergantung

    pada jenis zat terlarut, tetapi hanya tergantung pada konsentrasi partikel (molalitas) dalam

    larutan. Oleh karena itu, kenaikan titik didih tergolong sifat koligatif. Molalitas adalah

    konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram

    pelarut.

    Mendidihnya suatu zat cair diamati dari timbulnya gelembung-gelembung udara

    yang terbentuk secara terus-menerus pada berbagai bagian zat cair. Dengan adanya zat

    terlarut dalam suatu zat cair (pelarut) menimbulkan interaksi antara partikel terlarut

    dengan partikel pelarut sehingga tekanan uap larutan akan turun dan menyebabkan titik

    didih larutan tersebut akan naik karena energi yang diperlukan oleh pelarut untuk

    membentuk uap agar tekanan uap sama dengan tekanan udara di sekitarnya meningkat.

    Kenaikan titik didih terjadi pada larutan di mana zat terlarut termasuk zat non-volatil.

    Menurut Raoult hubungan antara kenaikan titik didih larutan dengan konsentrasi zat

    terlarut adalah sebagai berikut :

    b bT m K = (1)

    dengan, bT = kenaikan titik didih (oC)

    bK = tetapan kenaikan titik didih (

    oC/molal)

    m = molalitas larutan (molal)

    Zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi

    ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak

    terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan

    nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Oleh karena itu untuk

    larutan elektrolit berlaku persamaan :

    3

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    ( ){ }1 1b bT m K n = + (2) dengan, n = jumlah ion yang dihasilkan

    misal untuk NaClNa+ + Cl- maka n=2 = derajat ionisasi zat elektrolit

    untuk elektrolit kuat dapat dianggap terionisasi sempurna, 1

    Diagram di bawah ini menunjukkan perubahan kenaikan titik didih dan

    hubungannya dengan tekanan uap larutan. Semakin rendah tekanan uap larutan, semakin

    tinggi juga titik didihnya. Dapat dilihat bahwa penambahan zat terlarut ke dalam solven

    dapat menurunkan tekanan uap dan menaikkan titik didih.

    Gambar 3. Phase Diagram for a Solvent and its Solution with a Nonvolatile Solute

    III. PELAKSANAAN PERCOBAAN A. Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

    1. Garam dapur (NaCl) atau glukosa monohidrat (C6H12O6.H2O)

    2. Aquadest

    4

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    B. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

    Gambar 4. Rangkaian Alat Utama Percobaan Peneraan Alat Ukur Suhu

    Gambar 5. Rangkaian Alat Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan

    C. Cara Kerja Percobaan yang dilakukan meliputi peneraan alat ukur suhu dan pengukuran kenaikan

    titik didih larutan.

    Keterangan: 1. Panel instrument 2. Blower 3. Water heater 4. Vacuum flask 5. Bimetal udara 6. Termometer alkohol 1100C 7. Termometer raksa 1100C 8. Tombol on/off temperature

    measurement bench 9. Tombol on/off blower 10. Tombol on/off water heater 11. Steker temperature measurement

    bench 12. Sensor thermistor 13. Sensor platinum resistance 14. Sensor thermocouple 15. Display platinum resistance 16. Display thermistor 17. Display thermocouple 18. Display tegangan listrik

    Keterangan: 1. Labu Leher tiga 2. Pendingin bola 3. Thermocouple 4. Pemanas mantel 5. Layar Penunjuk Suhu 6. Statif dan klem 7. Steker 8. Pengatur skala

    pemanas

    5

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    1. Peneraan Alat Ukur Suhu (Menggunakan Termomemeter Raksa)

    a. Pengukuran Suhu Udara

    Catat suhu udara yang ditunjukkan termometer raksa, termometer alkohol dan

    thermocouple pada udara terbuka setelah suhu yang ditunjukkan alat ukur

    konstan.

    b. Pengukuran Suhu Air Ledeng

    1. Masukkan air ledeng secukupnya kedalam gelas beker 250 mL.

    2. Celupkan termometer raksa dalam air ledeng tersebut.

    3. Catat suhu termometer raksa setelah nilainya konstan.

    4. Ulangi percobaan dengan memakai termometer alkohol dan thermocouple.

    c. Pengukuran Suhu Air Mendidih

    1. Didihkan air ledeng secukupnya dalam water heater (skala water heater=4).

    2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol dan probe

    thermocoupledalam air pada water heater yang sedang mendidih.

    3. Catat suhu tiap alat ukur setelah suhunya konstan.

    d. Pengukuran Suhu Es Melebur

    1. Masukkan es batu ke dalam vacuum flask sampai mencair.

    2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple

    dalam leburan es melalui lubang pada tutup vacuum flask.

    3. Catat suhu yang di tunjukkan tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    e. Pengukuran Suhu Udara Panas

    1. Pasang termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple pada

    lubang yang tersedia pada pipa blower.

    2. Hidupkan blower dengan menekan tombol on.

    3. Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    f. Pengukuran Suhu Es+Garam

    1. Masukkan es batu ke vacuum flask dan menambah garam dapur secukupnya,

    lalu membiarkan es batu mencair.

    2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple ke

    dalam campuran garam dan leburan es melalui lubang pada vacuum flask.

    3. Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.

    6

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih

    a. Pengukuran titik didih aquadest.

    1. Ambil 250 mL aquadest dengan gelas beker PYREX 250 mL.

    2. Panaskan gelas beker PYREX 250 mL berisi aquadest tersebut di atas kompor

    sampai mendidih.

    3. Catat suhu didih aquadest yang ditunjukkan termometer alkohol dan

    thermocouple.

    b. Pengukuran titik didih larutan gula

    1. Timbang gula pasir sebanyak 85,5 gram pada gelas beker 250 mL

    menggunakan neraca analitis digital.

    2. Masukkan aquadest ke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.

    3. Larutkan 85,5 gram gula pasir dengan aquadest dari labu ukur 250 mL

    tersebut dalam gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan gula 1 molal.

    4. Tuang sebagian larutan gula tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher tiga

    500 mL dengan bantuan corong gelas.

    5. Panaskan larutan gula dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola di

    atas pemanas mantel pada skala 8.

    6. Sisa larutan gula yang di belum dimasukkan ke labu leher tiga, dipanaskan di

    atas kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai

    suhunya sekitar 80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan thermocouple).

    7. Masukkan larutan gula dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.

    8. Panaskan larutan gula di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai

    dengan suhu yang konstan.

    9. Catat suhu didih larutan gula yang ditunjukkan termometer alkohol dan

    thermocouple.

    10. Tuang larutan gula ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 171 gram

    gula pasir dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.

    11. Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.

    c. Pengukuran titik didih larutan garam

    1. Timbang garam dapur (NaCl) sebanyak 14,625 gram pada gelas beker 250 mL

    menggunakan neraca analitis digital.

    2. Masukkan aquadest ke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.

    3. Larutkan 14,625 gram NaCl dengan dari labu ukur 250 mL tersebut dalam

    gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan garam 1 molal.

    7

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    4. Tuang sebagian larutan garam tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher

    tiga 500 mL dengan bantuan corong gelas.

    5. Panaskan larutan garam dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola

    di atas pemanas mantel pada skala 8.

    6. Sisa larutan garam yang di belum dimasukkan ke pemanas mantel dipanaskan

    di atas kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai

    suhunya sekitar 80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan thermocouple).

    7. Masukkan larutan garam dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.

    8. Panaskan larutan garam di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai

    dengan suhu yang konstan.

    9. Catat suhu didih larutan garam yang ditunjukkan termometer alkohol dan

    thermocouple.

    10. Tuang larutan garam ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 29,25

    gram garamdan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.

    11. Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.

    D. Analisis Data 1. Peneraan Alat Ukur Suhu

    Hubungan antara suhu yang ditunjukkan termometer raksa (T1, K) dengan suhu

    yang ditunjukkan alat ukur yang ditera (T2, K) dinyatakan dengan persamaan :

    2 1T AT B= + (3)

    Dengan regresi linier (least-square method) diperoleh :

    ( )

    1 2 1 222

    1 1

    n T T T TA

    n T T

    =

    (4)

    2 1T A T

    Bn

    = (5)

    Data untuk perhitungan regresi linier disajikan dalam tabel :

    No T1 T2 T12 T1 x T2

    Dari nilai A dan B, diperoleh persamaan linier hubungan suhu termometer raksa

    dengan suhu termometer yang ditera.

    8

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Kesalahan relatif persamaan terhadap data percobaan dihitung sebagai berikut:

    2 22

    100persamaan percobaan o opersamaan

    T TKesalahan relatif

    T

    =

    (6)

    Data disajikan dalam bentuk tabel:

    No T1 T2 percobaan T2 persamaan Kesalahan relatif

    Kesalahan relatif

    Kesalahan relatif rata ratan

    = (7)

    dengan, n = jumlah data

    Grafik hubungan suhu termometer raksa dengan suhu termometer yang ditera

    dapat dibuat dengan mengeplot nilai T2 hasil persamaan dan nilai T2 hasil

    percobaan terhadap nilai T1.

    Peneraan dilakukan terhadap termometer alkohol dan thermocouple digital. Grafik

    masing-masing dibuat terpisah dan dilampirkan di pembahasan.

    2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan Suhu yang didapat dari percobaan kenaikan titik larutan, dimasukkan ke

    persamaan yang Anda dapatkan dari perhitungan peneraan alat ukur suhu.

    Persamaan yang digunakan untuk menera hasil suhu terukur ditulis kembali dan

    disajikan dalam bentuk T1=f(T2) :

    21T BT

    A

    = (8)

    Persamaan (8) untuk termometer alkohol dan thermocouple.

    Hasil perhitungan peneraan alat ukur suhu disajikan dalam tabel berikut:

    No Bahan

    Suhu terukur dari percobaan

    (T2)

    Suhu hasil peneraan terhadap

    termometer raksa (T1)

    Termometer

    alkohol, K

    Thermocouple,

    K

    Termometer

    alkohol, K

    Thermocouple,

    K

    1. Aquadest

    2. Garam /

    Gula

    3.

    4.

    9

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Suhu yang telah ditera inilah yang kemudian digunakan untuk menghitung kenaikan

    titik didih atau Tb pada bagian kenaikan titik didih larutan.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi singkat mengenai tujuan dan manfaat percobaan.

    Pembahasan dibahas per tahap prosedur kerja. Uraikan sedikit prosedur kerja, diikuti

    dengan pembahasan terkait tahap tersebut.

    Asumsi yang diambil dalam melakukan percobaan dan perhitungan pada tahap tersebut

    serta mengapa asumsi tersebut Anda ambil.

    Kesulitan-kesulitan yang dialami pada tahap tersebut.

    Grafik hasil peneraan termometer alkohol dan thermocouple terhadap termometer

    raksa. Bahas persamaan yang paling mewakili data percobaan berdasarkan kesalahan

    relatif dan jika ada hasil yang menyimpang.

    (9)

    (1)

    (2)

    10

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Grafik molalitas terhadap Tb dengan thermocouple dan termometer raksa (2 grafik).

    Data percobaan ditampilkan dalam bentuk titik-titik (jangan disambung dengan garis). Hasil perhitungan Tb menggunakan persamaan ditampilkan dalam garis lurus (tanpa titik-titik). Bahas grafiknya, jika terdapat penyimpangan antara data percobaan dengan garis persamaan, berikan alasannya.

    Tidak perlu menuliskan penyebab kesalahan relatif.

    V. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan yang sesuai dengan tujuan percobaan dan hal-hal yang anda temukan

    dalam pelaksanaan praktikum. Jangan menulis ulang tujuan, cara kerja, dan dasar teori di bagian kesimpulan.

    VI. DAFTAR PUSTAKA Brown, G.G., Fourst, A.S., and Scherdewind, R., 1950, Unit Operation, pp. 541-547,

    John Wiley and Sons, Inc., New York.

    Considine, D.M., 1957, Process Instruments and Controls Handbook, McGraw-Hill

    Book Company, Inc., New York.

    Eckman, D.P., 1966, Industrial Instrumentation, Wiley Eastern Ltd., John Wiley and

    Sons, Inc., New York.

    Jones, B.E., 1980, Instrumentation, Measurements, and Feedback, Tata McGraw-Hill

    Publishing Company, Ltd., New Delhi.

    Perry, R.H., and Green, D.W., 1984, Perrys Chemical Engineers Handbook, 6th ed., pp.

    3-45, 3-127, 3-248, 12-3, 12-8, McGraw-Hill Company, Inc., New York.

    Smith, J.M. and Van Ness, 1975, Introduction to Chemical Engineering

    Thermodynamics, 3rd ed., pp. 573, McGraw-Hill Kogakusha, LTD., Tokyo.

    Treybal, R.E., 1981, Mass Transfer Operation, 3rd ed., pp. 227-231, 237, McGraw-Hill

    Kogakusha, LTD., Japan.

    VII. LAMPIRAN

    A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia a. Proses

    b. Alat

    c. Bahan

    Penanganan Hazard

    11

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri a. Jas laboratorium lengan panjang

    b. Masker

    c. Sarung tangan

    d. Sepatu tertutup

    C. Manajemen Limbah

    D. Data Percobaan

    E. Perhitungan

    12

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    LAPORAN SEMENTARA

    PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN (A)

    Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    3. 3.

    Hari / tanggal :

    Asisten : Ardina Lukita Diyani Putri / Fariz Azwar Azmi

    Data Percobaan 1. Peneraan Alat Ukur Suhu

    Media Terukur Termometer Raksa (C) Termometer Alkohol (C) Thermocouple(C)

    Air mendidih

    Udara blower

    Udara

    Air

    Es Melebur

    Air es + garam

    2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan

    Tekanan : 1 atm

    Titik didih aquadest (pelarut) : Thermocouple :

    : Termometer alkohol :

    Massa pelarut : 250 gram

    Larutan Massa (gram) Titik didih (oC)

    Termometer alkohol Thermocouple

    +

    + +

    Yogyakarta, 2015

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3

    13

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

    (B)

    I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah membuat kurva standar hubungan antara tinggi

    pelampung dalam rotameter cairan dengan laju alir air dan kurva standar hubungan antara

    tinggi pelampung dalam rotameter gas dengan laju alir udara.

    II. DASAR TEORI

    Dalam perancangan alat dan pemipaan dalam industri terdapat beberapa besaran

    yang perlu diperhatikan. Selain sifat fluida itu sendiri seperti densitas dan viskositas

    fluida, debit fluida dan laju alir fluida juga memegang peranan penting. Terdapat beberapa

    pilihan alat yang dapat digunakan untuk mengukur laju alir fluida, salah satunya adalah

    rotameter.

    Rotameter berbentuk tabung yang terbuat dari gelas, kaca atau plastik yang

    transparan. Tabung ini memiliki diameter atas yang sedikit lebih besar dibandingkan

    diameter bawahnya. Pada dinding rotameter terdapat garis-garis skala ukuran panjang

    untuk mengukur ketinggian float atau pelampung yang terdapat di dalam tabung.

    Bahan pelampung dapat diganti-ganti sesuai dengan rapat massa dan laju

    maksimum zat cair yang diukur. Pelampung dapat bergerak naik dan turun secara bebas

    karena didorong oleh zat alir yang mengalir dari bagian bawah rotameter ke atas. Pada

    keadaan stabil yaitu ketika tinggi pelampung tidak lagi berubah-ubah, terbentuk

    keseimbangan gaya dimana gaya ke atas (gaya Archimedes) dan gaya gesek pelampung

    sama dengan gaya berat pelampung.

    Rotameter bekerja dengan prinsip beda tekanan tetap. Semakin besar perbedaan

    tekanan, laju alir fluida menjadi semakin besar yang menyebabkan ketinggian pelampung

    juga semakin besar karena gaya dorong dari fluida yang bertambah kuat.

    Pada pengukuran laju alir cairan pengukuran dapat dilakukan langsung dengan

    mengukur debit cairan yang tertampung selama jangka waktu tertentu, berbeda dengan

    pengukuran laju alir gas. Pengukuran laju alir gas dilakukan secara tidak langsung, dengan

    mengukur debit air yang terdesak oleh aliran gas. Dalam hal ini diasumsikan volume air

    yang terdesak sama dengan volume gas yang mengalir.

    Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai suatu operasi untuk mencari hubungan antara

    suatu kuantitas dari suatu alat ukur dan kuantitas terkait berdasarkan suatu standar pada

    14

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    kondisi tertentu. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah hasil kalibrasi tersebut hanya

    berlaku pada kondisi saat kalibrasi dilakukan.

    Kalibrasi suatu alat ukur laju alir fluida menghasilkan hubungan antara suatu

    variabel bebas dengan laju alir fluida. Misalnya pada rotameter, dihasilkan hubungan

    antara variabel bebas tinggi pelampung dalam rotameter dengan variabel terikat laju alir

    fluida. Laju alir fluida dapat dinyatakan dalam massa per satuan waktu, volume per satuan

    waktu, dan besaran lain yang berhubungan dengan laju alir fluida.

    Alat ukur laju alir dapat dikalibrasi secara gravimetrik dengan menimbang berat

    fluida yang tertampung di dalam suatu bejana. Selain itu, alat ukur laju alir juga dapat

    dikalibrasi secara volumetrik dengan mengukur volume fluida yang tertampung dalam

    bejana.

    Idealnya, semua alat ukur laju alir dikalibrasi secara in situ, untuk menghindari

    perbedaan fluida dan pengaruh instalasi terhadap kalibrasi alat ukur laju alir.

    III. PELAKSANAAN PERCOBAAN A. Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

    1. Air Ledeng

    2. Udara

    B. Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukkan oleh gambar rangkaian

    alat berikut:

    Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan Pengukuran Laju Alir Zat Alir Cairan

    Keterangan:

    1. Pipa pengeluaran air

    2. Statif

    3. Rotameter

    4. Float (Pelampung)

    5. Bak penampung air

    6. Pipa pengatur aliran ke bak

    7. Pipa overflow

    8. Pipa pengatur aliran ke rotameter

    15

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Keterangan:

    1. Meteran tekanan

    2. Kran overflow

    3. Kompresor

    4. Kran pengatur aliran

    5. Rotameter

    6. Float (Pelampung)

    7. Pipa pengeluaran

    8. Botol penampung air

    9. Statif

    10. Kran overflow

    11. Kran pengatur aliran gas

    12. Tabung pengaman

    Gambar 2. Rangkaian Alat Percobaan Pengukuran Laju Alir Zat Alir Gas

    C. Cara Kerja Peneraan Laju Alir Zat Cair 1. Suhu air ledeng diukur di gelas ukur dengan termometer alkohol 110 o C.

    2. Kran Pemasukan dibuka untuk mengisi bak penampungan air hingga penuh dan

    terjadi aliran overflow.

    3. Ketinggian float diatur pada ketinggian 6,0 cm.

    4. Debit cairan yang mengalir dalam rotameter diukur pada selang waktu 5 0,20

    detik dengan menggunakan stopwatch dan gelas ukur 50 mL atau 100 mL.

    5. Volume air tertampung dan waktu stopwatch dicatat.

    6. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali berurutan untuk ketinggalan float yang

    sama.

    7. Debit untuk ketinggian float yang lain 5,5; 5,0; 4,5; 4,0; 3,5; 3,0; 2,5; 2,0; 1,5 cm.

    Peneraan Laju Alir Zat Gas 1. Suhu udara diukur dengan termometer ruangan.

    2. Rangkaian alat disiapkan dan semua kran pada rangkaian alat ditutup.

    3. Botol penampung diisi air hingga tanda batas.

    4. Ketinggian cairan pada selang pengeluaran akhir dengan tinggi cairan pada botol

    penampung diatur agar sejajar.

    16

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    5. Kompresor dinyalakan dan diisi udara hingga tekanan 5 kg/cm.

    6. Kran penghubung tabung pengaman dan kompresor dibuka, tabung gas pengaman

    diisi.

    7. Tekanan udara di kompresor dicatat, kran penghubung tabung gas dan rotameter

    dibuka.

    8. Ketinggian float rotameter diatur 10,0 cm dengan menggunakan kran pada tabung

    pengaman, dijaga konstan.

    9. Debit aliran yang keluar diukur pada selang waktu 3 0,20 detik dengan bantuan

    stopwatch dan gelas ukur 50 mL.

    10. Volumer air tertampung dan waktu di stopwatch dicatat. Pengambilan data

    dilakukan sebanyak 5 kali untuk ketinggian float yang sama.

    11. Debit untuk ketinggian float yang lain 8,0 ; 6,0 ; 4,0 ; 2,0 cm.

    12. Tekanan akhir udara yang tersisa di kompresor dicatat.

    13. Udara yang tersisa didalam kompresor dan tabung pengaman dikeluarkan secara

    perlahan.

    D. Analisis Data

    Pengukuran laju alir zat cair dan gas 1. Menghitung debit rata-rata untuk tiap ketinggian float h dengan rumus:

    iii

    VQt

    = (1)

    5

    54321 QQQQQQavg++++

    = (2)

    2. Menentukan Hubungan Debit Fluida Cair dan Gas Q dengan Ketinggian Float (h)

    a. Dengan Pendekatan Linear

    Q ah b= + (3)

    Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear hingga didapatkan nilai konstanta a

    dan b untuk persamaan (3)

    b. Dengan pendekatan Logaritmik

    bQ ah= (4)

    Melakukan linearisasi sehingga diperoleh persamaan :

    ln ln lnQ a b h= + (5)

    17

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Dengan pemisalah dituliskan kembali menjadi :

    y A Bx= + (6)

    Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear hingga didapatkan nilai konstanta

    A dan B untuk persamaan (4)

    3. Menghitung Kesalahan Relatif dengan persamaan :

    100%Qpersamaan QpercobaanEr

    Qpersamaan

    = (7)

    Kesalahan Relatif Rata-Rata :

    linearavliEr

    Ern

    = (8)

    logaritmikavloEr

    Ern

    = (9)

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang harus dibahas :

    Penjelasan singkat mengenai tujuan dan prosedur percobaan setiap tahapnya.

    Penjelasan umum flowmeter, prinsip kerja rotameter, dan fungsi float pada rotameter.

    Asumsi yang diambil dalam melakukan percobaan.

    Hal yang perlu diperhatikan selama melakukan percobaan dan kesulitan yang praktikan

    alami selama percobaan.

    Pembahasan hubungan / trend debit fluida dengan ketinggian float berdasarkan data

    percobaan.

    Kurva standar hubungan antara tinggi pelampung (float) dalam rotameter cair dan gas

    dengan laju alir fluida (cair dan gas) serta tujuan dibuat kurva tersebut. Pembahasan

    mengenai kurva dan persamaan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan teori.

    Pembahasan setiap metode pendekatan yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan.

    Pilih metode yang paling sesuai dan penjelasan mengapa memilih metode tersebut.

    Penjelasan penyebab kesalahan relatif.

    V. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan. Jangan menulis ulang tujuan, cara

    kerja, dan dasar teori di bagian kesimpulan.

    18

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    VI. DAFTAR PUSTAKA Brown, G.G., 1950, Unit Operations, John Wiley and Sons, Inc., New York.

    Halliday, D. and Resnick, R., alih bahasa Silaban, P. dan Sucipto, E., 1994, Fisika I,

    edisi ke-3, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    McCabe, W.L., Smith , C.J., and Harriot, P., alih bahasa Jisyi, E.,Operasi Teknik Kimia

    Jilid I, edisi ke-4, Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Nevers, N.D., 1970, Fluid Mechanics, 2 ed., Addison Wesley Publishing Company,

    New York.

    Paton, R., 2005, Calibration and Standards in Flow Measurement, pp. 1-3, 5, National

    Engineering Laboratory, Scotland.

    Perry, R.H. and Green, D.W., 1997, Perrys Chemical Engineers Hand Book, 7 ed.,

    McGraw-Hill Book Co., Singapore.

    VII. LAMPIRAN A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia

    Semua bahan yang digunakan untuk praktikum ini diidentifikasi tingkat ke-

    hazard-annya sesuai dengan MSDS dan proses praktikum yang berbahaya

    diidentifikasi dan disertakan cara penanganannya.

    B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri 1. Jas Laboratorium lengan panjang

    2. Masker

    3. Sarung Tangan

    4. Sepatu tertutup

    C. Manajemen Limbah Setiap limbah yang dihasilkan dalam praktikum dijelaskan dibuang kemana dan

    disertai alasan. Limbah praktikum ini berupa air ledeng dan udara bertekanan.

    D. Data Percobaan Lampirkan data percobaan yang telah diperoleh pada praktikum.

    19

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    E. Perhitungan Pengukuran Laju Alir Zat Cair dan Zat Gas

    Menghitung debit rata-rata untuk tiap ketinggian float (h) dan tabelkan data yang

    diperoleh.

    iii

    VQt

    = (1)

    5

    54321 QQQQQQavg++++

    = (2)

    No. v t Q,cm3/s Qavg , cm3/s H,cm

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    v1

    v2

    v3

    v4

    v5

    t1

    t2

    t3

    t4

    t5

    Q1

    .

    .

    .

    .

    Qavg 1 H1

    Menentukan Hubungan Debit Fluida Cair dan gas (Q) dengan Ketinggian Float h 1. Pendekatan Linear

    Q ah b= + (3) Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear dengan terlebih dahulu membuat tabel

    seperti berikut :

    No. Q, cm3/s h,cm (h)2 Qh

    1.

    n.

    ..

    Kemudian evaluasi tetapan a dan b dengan formulasi :

    ( )22

    n hQ Q ha

    n h h

    =

    (10)

    Q a h

    bn

    = (11)

    20

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    2. Pendekatan Logaritmik

    bQ ah= (4)

    Dengan linearisasi diperoleh:

    ln ln lnQ a b h= + (5)

    Dengan pemisalah dituliskan kembali menjadi :

    y A Bx= + (6)

    Penyelesaian dilakukan dengan regresi linear dengan terlebih dahulu membuat tabel

    seperti berikut:

    No. Q,cm3/s ln Q (y) ln h,cm (x) x2 x * y

    1.

    n

    Kemudian evaluasi tetapan A dan B dengan formulasi :

    ( )22

    n xy x yB

    n x x

    =

    (12)

    y B x

    An

    = (13)

    Setelah nilai A dan B diketahui, cari nilai a dan b dengan menyubsitusi ke rumus pemisalan lalu tuliskan kembali persamaan lengkapnya :

    bQ ah= (4)

    3. Menghitung Kesalahan Relatif

    Ambil contoh data dan hasil perhitungan baik dengan pendekatan linear maupun

    eksponensial:

    Q percobaan = . cm3/s Q persamaan linear = ..cm3/s Q persamaan eksponensial = ..cm3/s

    Hitung kesalahan relatif tiap pendekatan kemudian tabelkan dan hitung kesalahan

    relatif rata-ratanya :

    21

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    ooQpersamaanQpercobaanQpersamaanEr 100=

    (7)

    No. Q percobaan,cm3/s Q persamaan,cm3/s Er Linear,% Er eksponensial,%

    1.

    ...

    ...

    n.

    . .

    Kesalahan Relatif Rata-Rata :

    linearavliEr

    Ern

    = (8)

    logaritmikavloEr

    Ern

    = (9)

    Buat grafik yang menggambarkan hubungan antara debit aliran zat cair dan zat gas

    dengan ketinggian float dengan menggunakan persamaan pendekatan linear dan

    logaritmik.

    Bandingkan hasilnya pada masing-masing grafik persamaan pendekatan dengan grafik

    yang diperoleh dari hasil percobaan.

    22

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    LAPORAN SEMENTARA

    PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA (B)

    Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    3. 3.

    Hari / tanggal :

    Asisten : Astrid Ellyana / Lady Varesqua Valentina.

    DATA PERCOBAAN 1. Peneraan Laju Alir Zat Cair

    h(cm) 6,0 5,5 5,0

    T (C) C C C

    Q=V/t

    (cm3/s)

    4,5 4,0 3,5

    C C C

    3,0 2,5 2,0

    C C C

    1,5

    C

    23

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015 2. Peneraan Laju Alir Gas

    P awal : kg/cm

    P akhir : kg/cm

    T udara : C

    h(cm) 10,0 8,0

    Q =V/t

    (cm3/s)

    6,0 4,0

    2,0

    Yogyakarta, 2015

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

    24

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI

    (C)

    I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari praktikum ini adalah :

    1. Memahami, dan mempraktikkan cara pengukuran rapat massa dan konduktansi dengan

    alat ukur.

    2. Menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengukur rapat massa dan

    konduktansinya dengan bantuan kurva standar.

    II. DASAR TEORI A. Rapat Massa

    Rapat massa atau densitas, didefinisikan sebagai massa per satuan volume yang

    biasa dilambangkan dengan dan dapat dirumuskan dengan persamaan :

    mv

    = (1)

    Rapat massa umumnya mempunyai satuan kg/m3 atau gram/ml. Massa (m) dan

    volume (V) adalah sifat ekstensif, artinya nilainya tergantung pada jumlah bahan yang

    sedang diselidiki, sedangkan densitas adalah sifat intensif yang nilainya tidak

    tergantung pada jumlah bahan yang diselidiki, atau nilainya tetap untuk suatu kondisi

    yang tetap pula.

    Di samping rapat massa ada istilah specific gravity yang didefinisikan sebagai

    perbandingan antara rapat massa yang diukur dengan rapat massa pembanding

    (referensi). Specific gravity tidak mempunyai satuan, karena merupakan suatu

    perbandingan. Umumnya yang dijadikan rapat massa referensi adalah rapat massa

    aquadest murni pada suhu 4 C dan pada tekanan atmosferik (1 atm), karena pada suhu

    dan tekanan tersebut rapat massa dari air adalah 1 gram/mL. Specific gravity

    dilambangkan dengan Sg yang dapat dirumuskan dengan persamaan :

    cai r a na qu a d est

    Sg

    = (2)

    25

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Rapat massa dipengaruhi oleh beberapa faktor :

    1. Konsentrasi larutan.

    Semakin besar konsentrasi larutan maka rapat massa dari larutan itu juga akan

    bertambah. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasinya, maka jumlah

    dari partikel yang terlarut juga bertambah sehingga rapat massanya juga akan

    bertambah besar.

    2. Suhu dan tekanan.

    Untuk cairan, rapat massa hanya sedikit berubah bila terjadi perubahan suhu

    atau tekanan karena sifat dari cairan yang incompressible, sedangkan untuk gas,

    rapat massa sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Pada umumnya semakin

    tinggi suhu, maka volume dari fluida akan bertambah besar. Rapat massa

    berbanding terbalik dengan volume, sehingga jika volume dari fluida bertambah

    maka rapat massanya akan berkurang. Sedangkan tekanan tidak mempunyai

    pengaruh langsung terhadap rapat massa, namun tekanan berpengaruh terhadap

    suhu. Jika tekanan bertambah maka suhu juga akan meningkat.

    3. Fasa dari zat yang diukur rapat massanya.

    Tiap fasa dari zat mempunyai rapat massa yang berbeda. Secara umum

    perbandingan dari rapat massa untu tiap fasa dari yang terbesar hingga yang terkecil

    adalah fasa padat, cair dan gas.

    Rapat massa cairan dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai alat antara

    lain dengan menggunakan piknometer, hidrometer, dan neraca Wesphalt. Untuk

    padatan dapat digunakan metode Archimedes. Pada percobaan ini digunakan

    piknometer dan hidrometer.

    Prinsip pengukuran rapat massa dengan piknometer adalah dengan mengukur

    massa dari cairan menggunakan neraca analitis digital dan kemudian dibandingkan

    dengan volume piknometer yang telah diketahui sehingga dapat diperoleh rapat

    massanya. Pada percobaan ini, suhu yang digunakan adalah suhu lingkungan.

    Prinsip pengukuran dengan hidrometer adalah memakai hukum Archimedes di

    mana gaya ke atas yang diberikan oleh cairan sama dengan berat hidrometer tersebut.

    Rapat massa fluida berbanding terbalik dengan tinggi bagian hidrometer yang tercelup.

    Makin besar rapat massa dari suatu cairan, maka bagian dari hidrometer yang tercelup

    akan semakin sedikit.

    26

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    B. Konduktometri Konduktansi adalah kebalikan dari tahanan, atau bisa ditulis:

    1Kondukta siR

    n = (3)

    Parameter penting yang banyak digunakan dalam mempelajari mekanisme

    penghantaran listrik dalam larutan adalah kebalikan dari tahanan spesifik yang disebut

    konduktansi spesifik ( ), mempunyai satuan -1m-1 atau sering disebut dengan S

    adalah siemen. Dalam suatu larutan elektrolit muatan listrik akan dibawa oleh ion-ion.

    Ion-ion positif (kation) akan bergerak dalam larutan menuju katoda (kutub negatif)

    sedangkan ion-ion negatif (anion) bergerak menuju anoda. Ion-ion yang paling mudah

    tereduksi atau teroksidasi mungkin akan menerima atau melepaskan elektron sehingga

    akan menyebabkan perubahan komposisi larutan akibat penghantaran arus searah.

    Konduktivitas larutan elektrolit tergantung pada tiga faktor: jumlah muatan,

    mobilitas, dan konsentrasi ion. Ion dengan dua muatan misalnya A2- akan mampu

    menghantarkan dua kali muatan listrik yang dapat dihantarkan ion A-1. Mobilitas ion

    adalah kecepatan bergerak ion dalam larutan. Mobilitas ion dipengaruhi olah sifat-sifat

    solven, beda tegangan listrik, dan ukuran ion (yakni semakin besar ion akan semakin

    kurang mobilitasnya). Mobilitas ion juga dipengaruhi oleh suhu dan viskositas dari

    solven. Untuk ion, solven, dan suhu tertentu, konduktansi ditentukan oleh konsentrasi

    ion. Oleh karena itu, konsentrasi ion dapat ditentukan berdasar nilai konduktansi

    larutan. Konsentrasi merupakan variabel yang penting dalam larutan elektrolit maka

    biasanya konduktivitas larutan elektrolit dihubungkan dengan konsentrasi melalui

    besaran konduktivitas ekivalen yang didefinisikan sebagai :

    eqC

    = (4)

    dengan: = konduktivitas ekivalen

    = konduktivitas per satuan volume larutan Ceq = konsentrasi ekivalen larutan

    Dalam literatur (Dean, 1992) pada umumnya data ekivalen konduktansi diberikan

    dalam satuan -1.cm2. gram ekivalen-1 sedangkan konsentrasi sering diberikan dalam

    grek/liter dan dalam -1.cm-1, maka persamaan di atas sering ditulis dalam bentuk:

    1000

    eqC

    = (5)

    27

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Karena masing-masing ion adalah bermuatan listrik, maka dalam larutan akan

    terjadi interaksi elektrostatik (saling tolak atau saling tarik) diantara ion-ion tersebut.

    Interaksi ini akan semakin besar dengan semakin tinggi konsentrasi. Maka hanya

    dalam keadaan sangat encer (infinite solution) sajalah larutan elektrolit akan

    berkelakuan ideal. Maka biasanya pengukuran dilakukan konsentrasi larutan elektrolit

    dengan prinsip konduktometri harus dilakukan dengan pengenceran atau untuk larutan

    yang sangat encer.

    Gambar1. Prinsip Penghantaran Listrik Berdasarkan Wheatstone

    Konduktometer pada dasarnya adalah alat pengukur konduktansi yang biasanya

    berupa sebuah jembatan Wheatstone dan cell konduktivitas seperti yang secara

    skematik terlihat dalam Gambar 1. Tahanan A adalah sebuah cell yang berisi sampel

    yang ditinjau. Tahanan B adalah tahanan variabel sedangkan tahanan D dan E sudah

    tertentu harganya. Tahanan B dan kapasitor C dapat diatur hingga titik setimbang dapat

    tercapai. Dalam keadaan ini berlaku persamaan:

    A DB E

    R RR R

    = (6)

    dengan mengetahui harga tahanan B, D, dan E, maka tahanan (dan juga konduktansi)

    dari cell dapat ditentukan.

    Nilai konduktometri dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

    a) Suhu

    Pada suhu yang semakin tinggi, ternyata mobilitas elektron bergerak semakin

    cepat. Hal ini disebabkan pada suhu tinggi elektron akan menyerap energi dari

    lingkungan untuk melakukan ionisasi. Semakin banyak jumlah ion-ion dalam

    larutan, mengakibatkan semakin besar nilai dari konduktansinya.

    28

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    b) Kosentrasi

    Konduktansi juga dipengaruhi oleh konsentrasi. Semakin besar konsentrasi

    menyebabkan semakin besarnya konduktansi. Hal ini disebabkan pada laruta yang

    pekat interaksi ionnya akan semakin mudah jika dibandingkan dengan larutan yang

    encer. Selain itu konsentrasi yang besar juga akan menyebabkan tumbukan partikel

    semakin serig, yang memberi dampak pada semakin banyak pula on yang

    dihasilkan, dan oleh karena itu konduktansi dari suatu larutan elektrolit akan

    semakin besar. Konduktansi akan menghasilkan hasil yang akurat apabila diukur

    pada larutan yang encer. Karena ion-ion yang terdapat pada larutan yag encer

    mempunyai mobilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan larutan pekat.

    III. PELAKSANAAN PERCOBAAN A. Bahan

    Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

    1. Natrium klorida (NaCl)

    2. Aquadest

    3. Air ledeng

    B. Rangkaian Alat Percobaan

    Gambar 2. Rangkaian Alat Pengukuran Rapat Massa dengan Hidrometer

    Keterangan: 1. Gelas Ukur 250 mL 2. Hidrometer 3. Fluida cair yang diukur 4. Beban pemberat hidrometer

    29

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Keterangan : 1. Neraca analisis digital 2. Pintu neraca 3. Display 4. Pan neraca 5. Tombol On/Off 6. Tombol re-zerro 7. Tombol konversi 8. Piknometer 25 mL+tutup 9. Steker

    Gambar 3. Rangkaian Alat Pengukuran Rapat Massa Fluida Cair dengan Piknometer 25 mL dan Neraca Analisis Digital

    Keterangan :

    1. Larutan KOH

    2. Gelas beker

    3. Konduktometer

    4. Knop on/off

    5. Knop pengatur skala pembacaan

    6. Probe

    7. Adaptor

    8. Steker

    9. Penyangga probe

    Gambar 4. Rangkaian Alat Pengukuran Konduktansi

    C. Cara Kerja 1. Pembuatan Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi

    a. Timbang NaCl sebanyak 25 gram dengan bantuan gelas arloji dan menggunakan

    neraca analitis digital.

    b. Larutkan NaCl dengan aquadest sebanyak 300 mL di dalam gelas beker 500 mL

    dan aduk hingga homogen.

    c. Masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 500 mL dengan bantuan corong

    gelas dan tambahkan aquadest hingga tanda batas, kemudian gojog larutan

    hingga homogen.

    d. Tuangkan larutan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.

    1 2

    3 4 5

    6

    7 8 9

    30

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    e. Ambil 100 mL larutan NaCl yang telah dibuat dengan menggunakan gelas ukur

    100 mL, kemudian masukkan ke dalam labu ukur 500 mL. Tambahkan aquadest

    hingga tanda batas dan gojog larutan hingga homogen.

    f. Tuang larutan NaCl yang telah diencerkan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.

    g. Ambil 100 mL larutan NaCl yang telah diencerkan, kemudian masukkan ke

    dalam labu ukur 500 mL. Tambahkan aquadest hingga anda batas dan gojog

    larutan hingga homogen.

    h. Tuang larutan NaCl yang telah diencerkan tersebut ke dalam gelas beker 500 mL.

    2. Pengukuran Rapat Massa Berbagai Cairan dengan Menggunakan Piknometer pada

    Suhu Percobaan

    a. Ukur suhu percobaan (lingkungan) dengan menggunakan termometer dan catat

    hasil pengukurannya.

    b. Timbang piknometer kosong dengan neraca analitis digital dan catat hasil

    pengukurannya.

    c. Isi piknometer dengan aquadest hingga penuh dengan bantuan pipet tetes,

    kemudian tutup piknometer hingga tidak ada udara di dalamnya. Timbang

    piknometer tersebut dan catat hasil pengukurannya.

    d. Keluarkan aquadest pada piknometer, kemudian cuci dan keringkan piknometer

    tersebut.

    e. Ulangi langkah percobaan c dan d untuk pengukuran rapat massa air ledeng,

    larutan NaCl berbagai konsentrasi, dan larutan sampel.

    3. Pengukuran Rapat Massa Berbagai Cairan dengan Menggunakan Hidrometer pada

    Suhu Percobaan

    a. Tuang aquadest ke dalam gelas ukur 250 mL.

    b. Ukur rapat massa aquadest dengan memasukkan hydrometer 0,900 1,000

    gr/mL atau 1,000 1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan.

    c. Baca skala hidrometer dan catat hasil pengukuran.

    d. Ulangi langkah percobaan a sampai c untuk pengukuran rapat massa air ledeng,

    larutan NaCl berbagai konsentrasi, dan larutan sampel.

    31

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    4. Pengukuran Rapat Massa Larutan NaCl dengan Menggunakan Hidrometer pada

    berbagai Suhu

    a. Siapkan baskom plastik berisi air dan es batu.

    b. Tuang larutan NaCl hasil pengenceran 25x sebanyak 300 mL ke dalam gelas

    beker 500 mL, kemudian dinginkan larutan tersebut hingga suhu larutan 20C.

    c. Setelah suhu larutan mencapai 20C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur

    250 mL dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900

    1,000 gr/mL atau 1,000 1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil

    pengukurannya.

    d. Tuang kembali larutan NaCl tersebut ke dalam gelas beker 500 mL, lalu

    panaskan larutan dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu larutan 30C.

    e. Setelah suhu larutan mencapai 30C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur

    250 mL dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900

    1,000 gr/mL atau 1,000 1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil

    pengukurannya.

    f. Tuang kembali larutan NaCl tersebut ke dalam gelas beker 500 mL, lalu

    panaskan larutan dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu larutan 40C.

    g. Setelah suhu larutan mencapai 40C, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur

    250 mL dan ukur rapat massa larutan dengan menggunakan hidrometer 0,900

    1,000 gr/mL atau 1,000 1,200 gr/mL dengan perlahan-lahan. Catat hasil

    pengukurannya.

    h. Ulangi langkah percobaan b sampai g untuk larutan NaCl hasil pengenceran 5x

    dan larutan NaCl hasil pengenceran 1x.

    5. Pengukuran Konduktansi Larutan NaCl Berbagai Konsentrasi pada Berbagai Suhu

    a. Tuang aquadest sebanyak 40 mL ke dalam gelas beker 50 mL.

    b. Letakkan gelas beker 50 mL yang beri aquadest ke dalam baskom plastik yang

    berisi air es dan dinginkan larutan hingga suhu larutan 20C.

    c. Ukur konduktansi aquadest pada suhu 20C tersebut dengan menggunakan

    konduktometer dan catat hasil pengukurannya.

    d. Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest dalam gelas beker 50 mL.

    e. Panaskan aquadest tersebut dengan menggunakan kompor listrik hingga suhu

    larutan 35C.

    32

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    f. Ukur konduktansi aquadest pada suhu 35C tersebut dengan konduktometer dan

    catat hasil pengukurannya.

    g. Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest dalam gelas beker 50 mL.

    h. Ulangi langkah percobaan a sampai g untuk air ledeng, larutan NaCl berbagai

    konsentrasi.

    6. Pengukuran Konduktansi Larutan Sampel pada Suhu Percobaan

    a. Tuang larutan sampel sebanyak 40 mL le dalam gelas beker 50 mL.

    b. Ukur konduktansi larutan sampel tersebut dengan konduktometer dan catat hasil

    pengukurannya.

    c. Cuci probe pada konduktometer dengan aquadest dalam gelas beker 50 mL.

    D. Analisis Data 1. Penentuan Rapat Massa Berbagai Cairan pada Suhu Percobaan

    a. Penentuan volume piknometer

    a qu a p a pom m m= (7)

    a qau

    qua

    e fa

    r

    Vm

    = (8)

    p a qu aV V= (9)

    dengan : maqua = massa aquadest (gram)

    mpa = massa piknometer + aquadest (gram)

    mpo = massa piknometer kosong (gram)

    Vaqua = volume aquadest (ml)

    ref = rapat massa aquadest referensi pada suhu percobaan

    (gram/mL)

    Vp = volume piknometer (mL)

    b. Penentuan rapat massa berbagai cairan pada suhu percobaan

    cai r pc pom m m= (10)

    cai rcai rp

    mV

    = (11)

    dengan : mcair = massa cairan yang diukur (gram)

    mpc = massa piknometer + cairan yang diukur (gram) 33

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    cair = rapat massa cairan yang diukur (gram/mL)

    2. Penentuan Konsentrasi Larutan NaCl

    a. Penentuan konsentrasi larutan NaCl awal

    N a Ca l

    ol

    N C

    mV

    C = (12)

    dengan : C0 = konsentrasi larutan NaCl mula-mula (gram/mL)

    mNaCl = massa NaCl yang tertimbang (gram)

    VNaCl = volume larutan NaCl (mL)

    b. Penentuan konsentrasi larutan NaCl hasil pengenceran

    V1.C1 = V2.C2 (13)

    dengan : V1 = volume larutan NaCl sebelum pengenceran yang diambil (mL)

    C1 = konsentrasi larutan NaCl sebelum pengenceran (gram/mL)

    V2 = volume larutan NaCl sesudah pengenceran (mL)

    C2 = konsentrasi larutan NaCl sesudah pengenceran (gram/mL)

    3. Pembuatan Kurva Standar Rapat Massa Larutan NaCl pada Suhu Percobaan dengan

    Menggunakan Piknometer dan Hidrometer

    Persamaan hubungan antara konsentrasi larutan NaCl dengan rapat massa tiap

    larutan pada suhu lingkungan adalah :

    y = A.x + B (14)

    dengan : y = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)

    x = konsentrasi larutan NaCl (gram/mL)

    ( )22

    n xy x yA

    n x x

    =

    (15)

    y A x

    Bn

    = (16)

    Untuk menghitung kesalahan relatif, persamaan yang digunakan adalah :

    Kesalahan relatif = rapat massa persamaanrapat massa percobaanrapat massa persamaan x 100%(17)

    Kesalahan relatif rata-rata = kesalahan relatifn

    (18)

    34

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    dengan : n = jumlah data

    Kurva/grafik yang dibuat adalah :

    Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu

    percobaan dengan menggunakan piknometer.

    Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu

    percobaan dengan menggunakan hidrometer.

    4. Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel yang Terukur dengan Piknometer dan

    Hidrometer

    Persamaan yang diperoleh dari perhitungan no 3, digunakan untuk menentukan

    konsentrasi larutan sampel.

    y = A.x + B (14)

    x = y B A

    (19)

    dengan : x = konsentrasi larutan sampel (gram/mL)

    y = rapat massa larutan sampel yang terukur (gram/mL)

    A dan B = konstanta

    5. Pembuatan Kurva Standar Rapat Massa Larutan NaCl pada Berbagai Suhu Tiap

    Konsentrasi dengan Menggunakan Hidrometer

    Persamaan hubungan antara suhu dengan rapat massa tiap larutan adalah :

    y = A.T + B (20)

    dengan : y = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)

    T = suhu larutan NaCl (oC)

    ( )22

    n Ty T yA

    n T T

    =

    (21)

    y A T

    Bn

    = (22)

    Untuk menghitung kesalahan relatif, digunakan persamaan (17) dan (18).

    35

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Kurva/grafik yang dibuat adalah :

    Grafik hubungan antara rapat massa dengan suhu larutan NaCl untuk setiap

    konsentrasi dalam satu grafik.

    6. Pembuatan Kurva Standar Konduktansi Larutan NaCl pada Berbagai Konsentrasi

    Setiap Suhu dengan Menggunakan Konduktometer

    Persamaan hubungan antara konsentrasi dengan konduktansi tiap larutan adalah :

    K = A.N + B (23)

    dengan : N = rapat massa larutan NaCl (gram/mL)

    K = konduktansi larutan NaCl (S)

    ( )22

    n KN K NA

    n N N

    =

    (24)

    K A N

    Bn

    = (25)

    Untuk menghitung kesalahan relatif, persamaan yang digunakan adalah :

    Kesalahan relatif = konduktansi persamaankonduktansi percobaankonduktansi persamaan x 100%(26)

    Kesalahan relatif rata-rata = kesalahan relatifn

    (27)

    dengan : n = jumlah data

    Kurva/grafik yang dibuat adalah :

    Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan NaCl pada tiap

    suhu.

    7. Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel dengan Konduktometer

    a. Penentuan nilai konduktansi pada suhu percobaan

    Persamaan yang digunakan adalah :

    20 2030 20 30 20

    T T K KT T K K

    =

    (28)

    36

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    dengan : T = suhu percobaan (oC)

    T20 = suhu sebesar 20 oC

    T30 = suhu sebesar 30 oC

    K = konduktansi pada suhu percobaan (S)

    K20 = konduktansi pada suhu 20 oC (S)

    K30 = konduktansi pada suhu 30 oC (S)

    b. Pembuatan kurva standar pada suhu percobaan

    Pembuatan kurva standar pada suhu percobaan dilakukan dengan menggunakan

    persamaan (23), (24), dan (25).

    c. Penentuan konsentrasi larutan sampel

    Penentuan konsentrasi larutan sampel dilakukan dengan menggunakan

    persamaan yang diperoleh dari perhitungan (23).

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hal-hal yang harus dibahas adalah :

    1. Prinsip kerja Piknometer dan Hidrometer.

    2. Hasil pengukuran rapat massa untuk aquadest, air ledeng, dan larutan NaCl

    berbagai konsentrasi menggunakan Piknometer dan Hidometer.

    3. Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl dengan

    piknometer.

    4. Grafik hubungan antara rapat massa dengan konsentrasi larutan NaCl dengan

    hidrometer.

    5. Hasil pengukuran rapat massa menggunakan hidrometer pada berbagai suhu dan

    konsentrasi.

    6. Grafik hubungan antara rapat massa dengan suhu untuk berbagai konsentrasi.

    7. Hasil percobaan pengukuran konduktansi larutan NaCl berbagai

    konsentrasi,aquadest, air ledeng pada berbagai suhu.

    8. Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan pada suhu 20oC.

    9. Grafik hubungan antara konduktansi dengan konsentrasi larutan pada suhu 35oC.

    10. Penjelasan pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap konduktansi.

    11. Penjelasan perbedaan konduktansi dan rapat massa antara aquadest dan air ledeng.

    12. Grafik hubungan konduktansi dengan konsentrasi larutan NaCl pada suhu

    percobaan.

    13. Hasil konsentrasi larutan sampel.

    37

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    14. Asumsi yang digunakan serta penjelasan jika terjadi penyimpangan.

    V. KESIMPULAN Berisi tentang kesimpulan berdasarkan tujuan dan hasil percobaan.

    VI. DAFTAR PUSTAKA Basset, J., R.C. Denney, G.H. Jefery, dan J. Mendhem, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif

    Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Brown, G.G., 1950, Unit Operations, John Willey and Sons, Inc., New York.

    Brown R.D., 1985, Introduction to Chemical Analysis, p.p 3290332, Mc Graw-Hill Book

    Co., Singapore.

    Dean, J.A., 1992, Langes Hand Book of Chemistry, 14th edition, Mc. Graw-Hill Inc.,

    New York.

    Holman, J. P., 1985, Metode Pengukuran Teknik, 4 ed, Erlangga, Jakarta.

    Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.

    VII. LAMPIRAN

    A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia Hazard proses dari praktikum ini diantaranya adalah penggunaan alat-alat yang

    rentan pecah, penggunaan kompor listrik dan penggunaan alat konduktometer.

    Hazard bahan kimia pada praktikum ini adalah garam NaCl.

    B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri Alat perlindungan diri yang dipakai adalah : jas lab, masker, sarung tangan karet.

    Jas lab digunakan untuk melindungi tubuh dari bahan-bahan kimia yang digunakan

    selama praktikum.

    (Tulislah alat perlindungan diri lain yang dirasa penting pada praktikum ini

    beserta alasan pemakaiannya).

    C. Manajemen Limbah Tuliskan limbah apa saja yang dihasilkan pada praktikum ini, tuliskan juga

    analisis kandungannya dan tempat pembuangannya.

    38

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    D. Data Percobaan

    E. Perhitungan

    39

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    LAPORAN SEMENTARA

    PENGUKURAN RAPAT MASSA DAN KONDUKTANSI (C)

    Nama Praktikan : 1. NIM : 1.

    2. 2.

    3. 3.

    Hari/Tanggal :

    Asisten : Rizky Putri Armandani / Alvin Febrian Riandi

    DATA PERCOBAAN A. Pengukuran Rapat Massa

    Suhu percobaan = ................... oC

    Massa NaCl = ................... gram

    Volume larutan NaCl = ................... mL

    Massa piknometer kosong = ................... gram

    Pengukuran rapat massa berbagai cairan dengan piknometer dan hidrometer pada suhu percobaan.

    No Cairan Berat piknometer +

    cairan, gram

    Densitas cairan dengan

    hidrometer, gram/ml

    1 Aquadest

    2 Air Ledeng

    3 Larutan NaCl Pengenceran 1 x

    4 Larutan NaCl Pengenceran 5 x

    5 Larutan NaCl Pengenceran 25 x

    6 Larutan Sampel

    40

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Pengukuran rapat massa larutan NaCl dengan hidrometer pada berbagai suhu dan konsentrasi.

    No Suhu, oC Densitas larutan NaCl, gram/mL

    Pengenceran 1x Pengenceran 5 x Pengenceran 25 x

    1 20

    2 30

    3 40

    B. Pengukuran Konduktivitas Pembuatan Kurva Standard

    No. Cairan Konduktansi pada

    20oC, S

    Konduktansi pada

    35oC, S

    1. Larutan NaCl pengenceran 1 x

    2. Larutan NaCl pengenceran 5 x

    3. Larutan NaCl pengenceran 25 x

    4. Aquadest

    5. Air Ledeng

    Penentuan Konsentrasi Larutan Sampel pada Suhu Percobaan Konduktansi = ................... S

    Yogyakarta, 2015

    Asisten jaga, Praktikan,

    1.

    2.

    3.

    41

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    MODULUS PATAH DAN KUAT DESAK BAHAN PADAT

    (D)

    I. TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini bertujuan untuk :

    1. Mengukur modulus patah dan kuat desak bahan padat berupa plester yang merupakan

    campuran semen dan pasir.

    2. Mencari hubungan antara komposisi campuran dengan kuat mekanik bahan.

    II. DASAR TEORI Material dalam bahan padat sangat penting perannya dalam kehidupan manusia,

    termasuk diantaranya industri kimia. Pada setiap praktek di lapangan tentunya banyak

    dijumpai material padat yang digunakan. Dalam pemilihan bahan padat banyak hal yang

    perlu diperhatikan seperti ketahanan terhadap gaya mekanik, ketahanan terhadap suhu,

    dan ketahanan terhadap bahan kimia. Salah satu parameter tersebut adalah ketahanan

    terhadap gaya mekanik, dimana parameter ini meliputi kuat tarik, kuat desak, modulus

    patah, dan momen puntir. Pada percobaan ini akan dipelajari penentuan modulus patah

    dan kuat desak suatu bahan.

    A. Modulus Patah Modulus patah merupakan tegangan lengkung maksimum yang mampu ditahan

    suatu benda agar tidak patah. Percobaan ini menggunakan dua metode pengukuran

    modulus patah, yaitu metode three point bending strength dan four point bending

    strength.

    Pada bahan getas yang memiliki hubungan tegangan-regangan linier, nilai

    modulus patah dapat dihitung menggunakan persamaan (1).

    b = M.yIx (1) dengan : b = Modulus patah padatan, kg/cm2 M = Resultan momen di sebelah kiri atau kanan penampang yang

    menerima gaya, kg.cm

    Y = Jarak tepi benda ke sumbu netral, cm

    Ix = Momen inersia penampang yang menerima gaya (terhadap sumbu

    netral), cm4 42

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    (2)

    a. Metode Three Point Bending Strength

    Gaya-gaya yang bekerja pada pengukuran modulus patah dengan metode

    three point bending strength disajikan pada gambar 1.

    Gambar 1. Gaya-gaya yang Bekerja pada Padatan

    Resultan momen di sebelah kiri atau kanan dari gaya F pada gambar 1 dapat

    dinyatakan sebagai berikut:

    = 2L.

    2F

    =

    4F.L

    M = 4

    F.L

    Gambar 2. Luas Penampang Padatan yang Menerima Gaya F.

    Pada gambar 2 diketahui bahwa sumbu netral dari bahan berada di

    pertengahan tebal benda (t) dan membujur searah dengan lebar benda (w), sehingga

    secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

    = 12 (3)

    = . (4) Dari persamaan (3) dan (4), maka momen inersia penampang benda yang

    menerima gaya dapat diperoleh sebagai berikut:

    43

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    (5)

    (6)

    (7)

    Ix = 21 t .d(w.t)

    2

    = w. dtt ..41 2

    = 3..121 tw

    Apabila persamaan (2), (3), dan (5), disubstitusikan ke persamaan (1), maka

    akan menghasilkan:

    Bila gaya F dihasilkan oleh dongkrak hidrolik, maka nilai F dapat ditentukan

    sebagai berikut:

    dengan:

    Apabila persamaan (7) disubstitusikan ke persamaan (6), maka akan

    menghasilkan persamaan (8). 2

    b 23.P..d .L

    =8.w.t

    (8)

    Pada persamaan (8) di atas hanya berlaku jika diambil asumsi sebagai berikut:

    Permukaan benda uji halus dan rata.

    Posisi pisau pematah tepat diantara kedua penumpu.

    Penekanan secara kontinyu dan steady.

    Titik berat sampel berada tepat di antara kedua penumpu.

    Gaya berat sampel diabaikan.

    b =

    3w.t121

    2t

    4F.L

    b = 22wt3FL

    F = pistonP.A

    F = 2P..d

    4

    P = Tekanan hidrolik pembacaan, kg/cm2

    d = Diameter piston, cm

    44

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    (9)

    b. Metode Four Point Bending Strength

    Gaya-gaya yang bekerja pada pengukuran modulus patah dengan metode four

    point bending strength disajikan pada gambar 3.

    Gambar 3. Gaya-gaya yang Bekerja pada Padatan

    Resultan momen di sebelah kiri atau kanan dari gaya F/2 pada gambar 3 dapat

    dinyatakan sebagai berikut:

    Gambar 4. Luas Penampang Padatan yang Menerima Gaya F.

    Pada gambar 4 diketahui bahwa sumbu netral dari bahan berada di

    pertengahan tebal benda (t) dan membujur searah dengan lebar benda (w), sehingga

    secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

    = 12 (3)

    = . (4) Dari persamaan (3) dan (4), maka momen inersia penampang benda yang

    menerima gaya dapat diperoleh sebagai berikut:

    = F L.4 4

    = F.L16

    M = F.L16

    45

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    (5)

    (11)

    (7)

    Ix = 21 t .d(w.t)

    2

    = w. dtt ..41 2

    = 3..121 tw

    Pada gambar 4, terdapat dua gaya yang menekan sampel, apabila persamaan

    (2), (3), dan (5), disubstitusikan ke persamaan (1), maka akan menghasilkan:

    Bila gaya F dihasilkan oleh dongkrak hidrolik, maka nilai F dapat ditentukan

    sebagai berikut:

    dengan:

    Apabila persamaan (7) disubstitusikan ke persamaan (10), maka akan

    menghasilkan persamaan (11). 2

    23.P..d .L=

    16.w.tb (12)

    Persamaan (12) di atas hanya berlaku jika diambil asumsi sebagai berikut:

    Permukaan benda uji halus dan rata.

    Pisau-pisau pematah memiliki panjang yang sama.

    Jarak antar pisau pematah tepat setengah dari jarak antar pisau penumpu.

    Penekanan secara kontinyu dan steady.

    Gaya berat sampel diabaikan.

    b = 3

    F.L t16 22 x 1 w.t

    12

    b = 23FL4wt

    F = pistonP.A

    F = 2P..d

    4

    P = Tekanan hidrolik pembacaan, kg/cm2

    d = Diameter piston, cm

    46

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Rangkaian alat percobaan modulus patah dapat dilihat pada gambar 3.

    (a) (b)

    Keterangan :

    1. Rangka alat uji kuat desak

    2. Pisau pematah

    3. Mur

    4. Sampel/plester padatan

    5. Pisau-pisau penumpu

    6. Piston

    7. Kaca pelindung

    8. Dongkrak hidrolik

    9. Indikator tekanan

    10. Valve pelepas tekanan

    11. Tuas pengungkit.

    Gambar 5. Rangkaian Alat Percobaan untuk Mengukur Modulus Patah Plester (a) Metode Three Point Bending Strength dan (b) Metode Four Point Bending Strength

    B. Kuat Desak

    Kuat desak adalah besaran yang menyatakan nilai gaya desak per satuan luas

    permukaan penahan benda (A) atau tegangan desak (C) maksimum yang mampu

    ditahan suatu benda agar benda tidak mengalami keretakan.

    Gambar 6. Gaya yang Bekerja Pada Plester pada

    Percobaan Pengukuran Kuat Desak Plester

    47

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    (13)

    Keterangan :

    1. Rangka alat uji kuat desak

    2. Plat penekan atas

    3. Sampel/plester padatan

    4. Plat penekan bawah

    5. Piston

    6. Kaca pelindung

    7. Dongkrak hidrolik

    8. Indikator tekanan

    9. Valve pelepas tekanan

    10. Tuas pengungkit.

    Tegangan yang ditimbulkan karena pengaruh gaya F adalah sebagai berikut:

    dengan, c = kuat desak padatan, kg/cm2

    A = luas permukaan yang di arsir, cm2

    d = diameter piston, cm

    P = tekanan hidrolik pembacaan, kg/cm2

    N pada gambar 4 adalah gaya normal yang diberikan permukaan penahan benda.

    Jika N tidak ada, benda tidak akan mengalami pendesakan tetapi justru bergerak ke

    bawah.

    Persamaan (13) diatas hanya berlaku jika mengambil asumsi:

    1. Permukaan sampel halus dan rata.

    2. Penekanan berlangsung secara kontinyu dan steady.

    Rangkaian alat percobaan modulus patah dapat dilihat pada gambar 5.

    Gambar 7. Rangkaian Alat Percobaan untuk Mengukur Kuat Desak Plester

    C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan bahan Berdasarkan posisinya dalam sistem periodik unsur, umumnya material

    dikelompokan menjadi 3, yaitu logam, non-logam dan transisi. Logam mudah melepas

    elektron menjadi ion positif dan berikatan dengan elemen non-logam yang cenderung

    c = AF

    c = 2P..d

    4.A

    48

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    bermuatan negatif. Bahan keramik berdasarkan terminologi umum adalah bahan non-

    organik padat yang tersusun atas elemen metalik dan non metalik (van Vlack, 1964).

    Bahan yang termasuk keramik sederhana adalah MgO, BaTiO3, SiO2, dan SiC

    sedangkan yang termasuk keramik kompleks antara lain clay, mullite dan amorphous

    glass.

    Bahan yang diuji kekuatannya dalam percobaan ini adalah bahan keramik yang

    terbuat dari campuran semen dan pasir. Ada beberapa faktor yang menentukan

    kekuatan bahan, antara lain:

    Bentuk agregat.

    Ukuran agregat, ada ukuran optimum agar kekuatannya maksimum.

    Homogenitas.

    Unsur.

    Porositas.

    Kondisi saat pembuatan.

    Dalam percobaan ini akan dihitung nilai dari modulus patah dan kuat desak

    bahan pada berbagai perbandingan komposisi semen dan pasir.

    III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Bahan

    Sampel A (semen : pasir = 1:3)

    Sampel B (semen : pasir = 1:5)

    Sampel C (semen : pasir = 1:7)

    Sampel D (semen : pasir = 1:9)

    Sampel E (semen : pasir = 1:10)

    Sampel F (semen : pasir = 1:12)

    Sampel G (semen : pasir = 1:14)

    Sampel H (semen : pasir = 1:16)

    B. Alat Alat uji modulus patah (gambar 3)

    Alat uji kuat desak (gambar 5)

    Penggaris 30 cm

    49

  • Panduan Praktikum Analisis Bahan 2015

    Jangka sorong

    Kaca pembesar/lup

    C. Cara Kerja 1. Modulus Patah

    Persiapkan alat uji modulus patah dengan memasang tuas pengungkit pada

    dongkrak hidrolik, dan memastikan valve pelepas tekanan tertutup rapat.

    Ukur dimensi sampel A, yakni lebar sampel (w) dan tebal sampel (t)

    menggunakan penggaris.

    Ukur jarak kedua ujung pisau penumpu (L) menggunakan penggaris, dan

    diameter piston (d) menggunakan jangka sorong.

    Letakkan sampel di atas kedua pisau penumpu sedemikian sehingga posisi pisau

    pematah tepat berada di tengah sampel.

    Naikkan posisi sampel dengan cara mengungkit tuas sampai permukaan atas

    sampel menyentuh pisau pematah.

    Amati indikator tekanan dan lanjutkan pengungkitan secara perlahan sampai

    sampel patah.

    Catat angka yang ditunjukkan indikator pada saat sampel patah.

    Turunkan posisi pisau penumpu dengan membuka valve pelepas tekanan.

    Lakukan lagi percobaan untuk sampel A sebanyak 2 kali.

    Lakukan hal yang sama untuk sampel B, C dan D (masing-masing 3 kali).

    2. Kuat Desak

    Persiapkan alat uji kuat desak dengan memasang tuas pengungkit pada dongkrak

    hidrolik, mem