blok 30 kelompok e1 keracunan sianida

46
Tinjauan pustaka Kematian Akibat Keracunan Sianida (CN) Maria Fransiska 102011189 Ray Sirvel 102012030 Eva 102012042 Adi Baskoro 102012095 Cecil Raras Pambajeng 102012200 Yahya Iryianto ButarButar 102012270 Natalia102012391 Muhamad Shazwan Bin Sazali 102012483 Nadia Cecilia Stefannie 102012513 E1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510. Telephone: (021)5694-2051. Pendahuluan Skenario:Suatu hari anda didatangi penyidik dan diminta untuk membantu mereka dalam memeriksa suatu tempat kejadian perkara (TKP). Menurut penyidik, TKP adalah sebuah rumah yang cukup besar milik sebuah pengusaha dan istrinya ditemukan meninggal dunia didalam kamarnya yang terkunci didalam. Anaknya yang pertama kali mencurigai hal itu (pukul 08.00) karena si ayah yang bisasanya bangun untuk lari pagi, hari ini belum keluar dari kamarnya. Ia bersama dengan pak ketua RT melaporkan kepada polisi. Penyidik telah membuka kamar tersebut dan menemukan kedua orang tersebut tiduran di tempat tidurnya dan dalam keadaan mati. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut, segalanya masih tertata rapi sebagaimana biasa, tutur anaknya. Dari pengamatan sementara tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak 1

Upload: yahya-seinz

Post on 16-Feb-2016

49 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Makalah Forensik Keracunan Sianida

TRANSCRIPT

Page 1: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Tinjauan pustaka

Kematian Akibat Keracunan Sianida (CN)

Maria Fransiska 102011189Ray Sirvel 102012030

Eva 102012042Adi Baskoro 102012095

Cecil Raras Pambajeng 102012200Yahya Iryianto ButarButar 102012270

Natalia102012391Muhamad Shazwan Bin Sazali 102012483

Nadia Cecilia Stefannie 102012513E1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510. Telephone: (021)5694-2051.

Pendahuluan

Skenario:Suatu hari anda didatangi penyidik dan diminta untuk membantu mereka dalam

memeriksa suatu tempat kejadian perkara (TKP). Menurut penyidik, TKP adalah sebuah rumah

yang cukup besar milik sebuah pengusaha dan istrinya ditemukan meninggal dunia didalam

kamarnya yang terkunci didalam. Anaknya yang pertama kali mencurigai hal itu (pukul 08.00)

karena si ayah yang bisasanya bangun untuk lari pagi, hari ini belum keluar dari kamarnya. Ia

bersama dengan pak ketua RT melaporkan kepada polisi.

Penyidik telah membuka kamar tersebut dan menemukan kedua orang tersebut tiduran di tempat

tidurnya dan dalam keadaan mati. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut, segalanya

masih tertata rapi sebagaimana biasa, tutur anaknya. Dari pengamatan sementara tidak

ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak ada barang yang hilang. Salah seorang

penyidik ditelpon oleh petugas asuransi bahwa ia telah dihubungi oleh anak si pengusaha

berkaitan dengan kemungkinan klaim asuransi jiwa pengusaha tersebut.

Pembahasan

Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik, karena garam sianida dalam takaran kecil

sudah cukup untuk menimbulkan kematian pada seseorang dengan cepat seperti bunuh diri yang

dilakukan oleh beberapa tokoh Nazi.1

1

Page 2: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Kematian akibat keracunan CN umumnya terjadi pada kasus bunuh diri dan pembunuhan. Tetapi

mungkin pula terjadi akibat kecelakaan di laboratorium, pada penyemprotan (fumigasi) dalam

pertanian dan penyemprotan di gudang-gudang kapal.1

Garam sianida, NaCN dan KCN dipakai dalam proses pengerasan besi dan baja, dalam proses

penyepuhan emas dan perak serta dalam fotografi. AgCN digunakan dalam pembuatan semir

sepatu putih. K-Ferosianida digunakan dalam bidang fotografi, Acrylonitrile digunakan untuk

sintesis karet. Ca-Cyanimide untuk pupuk penyubur.1

Cyanogen (C2N2) dipakai dalam sintesis kimiawi. Sianida juga didapat dari biji tumbuh-

tumbuhan terutama biji-bijian dari genus prunus yang mengandung glikosida sianogenetik atau

amigdalin; seperti singkong liar, umbi-umbian liar, temu lawak, cherry liar, plum, aprikot,

amigdalin liar, jetberry bush dan lain-lain.1

Aspek Hukum

Pasal 338 KUHP

Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan

dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.2

Pasal 339KUHP

Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang

dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau

untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap

tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan

hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling

lama dua puluh tahun.2

Pasal 340KUHP

Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang

lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara

seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.2

Pasal 351KUHP

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau

pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,

2

Page 3: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lama lima tahun.

(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.

(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 353KUHP

(1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama

empat tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatka luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara

paling lama tujuh tahun.

(3) Jika perbuatan itu mengkibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara

paling lama sembilan tahun

Pasal 354KUHP

(1) Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan

berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lama sepuluh tahun.

Pasal 355KUHP

(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan

pidana penjara paling lama dua belas tahun.

(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lams lima belas tahun.

Pasal 356KUHP

Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat ditambah dengan sepertiga:

(1) Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah, istrinya atau

anaknya;

(2) Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejsbat ketika atau karena menjalankan

tugasnya yang sah;

(3) jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang herbahaya bagi nyawa atau

kesehatan untuk dimakan atau diminum.2

3

Page 4: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Prosedur Medikolegal

Pasal 133 KUHAP2

1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,

keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia

berwenang mengajukan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter

dan atau ahli lainnya.

2) Permintaan keterangan ahli sebagaimanan dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara

tertulis, yang dalam surat itu disebut dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau

pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

3) Mayat yang dikirim kepada ahli lekdokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit

harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan bterhadap mayat tersebut

dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang

dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

Pasal 134 KUHAP

1. Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak

mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada

keluarga korban.

2. Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya

tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.

3. Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak

yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.2

Pasal 179 KUHAP

1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan atau

dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang

memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah

atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya

menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.2

4

Page 5: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Pasal 120 KUHAP

1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang

yang memiliki keahlian khusus.

2. AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa

ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali

bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang

mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan

yang diminta.2

Pasal 168 KUHAP

Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar

keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi:

o keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sarnpai

derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.

o saudara dan terdakwa atau yang bérsama-sama sebagal terdakwa, saudara ibu atau

saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dari

anak-anak saudara terdakwa sampal derajat ketiga

o suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama

sebagai terdakwa.2

Pasal 170 KUHAP

1. Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya diwajibkan

menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari kewajiban untuk memberi

keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.

2. Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk permintaan tersebut.2

Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnya:

Pasal 179 KUHAP

1. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakirnan atau

dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

2. Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang

memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah

5

Page 6: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya

menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.2

Pasal 180 KUHAP

1. Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang

pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta

agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.

2. Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum

terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim

memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.

3. Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang

sebagaimana tersebut pada ayat (2).

4. Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh

instansi semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang

mempunyai wewenang untuk itu.2

Pasal 183 KUHAP

Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-

kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana

benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.2

Pasal 184 KUHAP

1. Alat bukti yang sah ialah:2

keterangan saksi;

keterangan ahli;

surat;

petunjuk;

keterangan terdakwa.

2. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Pasal 185 KUHAP

1. Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang

pengadilan.

2. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa

bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.

6

Page 7: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai

dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.

4. Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau

keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi

itu ada .hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat

membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu.

5. Baik pendapat maupun rekàan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan

merupakan keterangan saksi.

6. Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguh-

sungguh memperhatikan2

a. persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;

b. persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;

c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan

yang tertentu;

d. cara hidup dan kesusilaán saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya

dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.

e. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang

lain tidak merupakan alat bukti namun apabila keterangan itu sesuai dengan

keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan

alat bukti sah yang lain.

Pasal 186 KUHAP

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.2

Pasal 187 KUHAP

Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan

atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:2

1. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang

berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang

kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai

dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu;

2. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang

dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi

7

Page 8: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu

keadaan;

3. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya

mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dan padanya;

4. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat

pembuktian yang lain.

Sanksi bagi pelanggar kewajiban dokter2

Pasal 216 KUHP

1. Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan

menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh

pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau

memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan sengaja mencegah,

menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan

undang- undang yang dilakukan oleh salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan

pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak

sembilan ribu rupiah.

2. Disamakan dengan pejahat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan

undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas

menjalankan jabatan umum.

3. Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya

pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidananya

dapat ditambah sepertiga.

Pasal 222 KUHP

Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan

pemeriksaan mayat forensik, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan

atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.2

Pasal 224 KUHP

Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang

dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus

dipenuhinya, diancam:2

1. dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan;

8

Page 9: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

2. dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan.

Pasal 522 KUHP

Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa,

tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak

sembilan ratus rupiah.2

Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP)

Tempat kejadian perkara ( TKP ) adalah tempat ditemukannya benda bukti dan/atau tempat

terjadinya peristiwa kejahatan atau yang diduga kejahatan menurut suatu kesaksian. Meskipun

kelak terbukti bahwa di tempat tersebut tidak pernah terjadi suatu tindak pidana, tempat tersebut

tetap disebut sebagai TKP yang berhubungan dengan manusia sebagai korban, seperti kasus

penganiayaan, pembunuhan dan kasus kematian mendadak ( dengan kecurigaan).Dasar

pemeriksaan adalah hexameter, yaitu menjawab 6 pertanyaan : apa yang terjadi, siapa yang

terasngkut, dimana dan kappa terjadi, bagaimana terjadinya dan dengan apa melakukannya, serta

kenapa terjadi peristiwa tersebut ? . Pemeriksaan kedokteran forensik di TKP harus mengikuti

ketentuan yang berlaku umum pada penyidikan di TKP, yaitu menjaga agar tidak mengubah

TKP. Semua benda bukti yang ditemukan agar dikirim ke laboratorium setelah sebelumnya

diamankan sesuai dengan prosedur.1

Bila korban masih hidup maka tindakan yang paling utama dan pertama bagi dokter adalah

menyelamatkan koban dengan tetap menjaga keutuhan TKP. Pada kasus yang terjadi, korban

didapatkan dalam keadaan telah mati, maka tugas dokter adalah menegakkan diagnosis

kematian, memperkirakan saat kematian, memperkirakan sebab kematian, memperkirakan cara

kematian, menemukan dan mengamankan benda bukti biologis dan medis.Bila perlu dokter

dapat melakukan anamnesa dengan saksi-saksi untuk mendapatkan gambaran riwayat medis

korban.1

Pemeriksaan dimulai dengan membuat foto dan sketsa TKP, termasuk penjelasan mengenai letak

dan posisi korban, benda bukti dan interaksi lingkungan. Mayat yang ditemukan dibungkus

dengan plastic atau kantung plastic khusus untuk mayat setelah sebelumnya kedua tangannya

dibungkus plastik sebatas pergelangan tangan. Pemeriksaan sidik jari oleh penyidik dapat

dilakukan sebelumnya.1

9

Page 10: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Pada kasus ini, kedua mayat ditemukan berbaring di atas tempat tidurnya dengan posisi

terlentang. Tidak ada tanda-tanda perkelahian berupa luka dan segala sesuatu yang berada di

dalam ruangan tersebut masih tertata rapi seberti biasanya. Kedua korban ditemukan dengan

kamar terkunci dari dalam, yang menunjukan bahwa perkara kematian yang terjadi berlangsung

ketika kedua korban sudah berniat untuk beristirahat didalam kamar. Pada kasus, setelah

dilakukan identifikasi TKP oleh penyidik, juga ditemukan dua buah gelas kaca yang setengah

berisi air minum, yang menunjukkan bahwa sebelum kedua korban meninggal, ada riwayat

meminum air tersebut.

Pada pakaian yang dikenakan kedua korban ditemukan noda bercak putih kekuningan samar

yang dicurigai adalah bekas muntah-muntahan korban sebelum meninggal, untuk itu perlu

diambil kerokan terhadap bercak dan dimasukkan ke plastik. Perlu juga dicatat warna dari bercak

noda, ukuran, dilakukan penciuman apa bau dari bercak noda tersebut bila masih tersisa baunya.

Bau ini dapat mengidentifikasi sebab kematiannya. Pada keracunan sianida, bau muntah-

muntahan seperti bau amandel.1\

Pemeriksaan Medik

Pemeriksaan Medik yang umum dilakukan oleh seorang dokter ahli forensik meliputi

pemeriksaan traumatologi dan pemeriksaan tanatologi. Dalam kasus ini kedua korban ditemukan

oleh penyidik dalam keadaan mati di atas tempat tidurnya. Tidak ditemukan luka-luka ataupun

tanda-tanda kekerasan atau perkelahian pada kedua mayat. Sehingga penyelidikan lebih

difokuskan kepada pemeriksaan tanatologi.1,3

Thanatologi adalah topik dalam ilmu kedokteran forensik yang mempelajari hal mati serta

perubahan yang terjadi pada tubuh setelah seseorang mati. Thanatologi juga bermanfaat untuk

memastikan kematian klinis, memperkirakan sebab kematian, dan saat kematian.1

a) Lebam Mayat

Biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya makin

bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.Sebelum waktu ini, lebam

mayat masih menghilang (memucat) pada penekanan dan dapat bisa berpindah jika posisi

mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan lebih sempurna apabila

penekanan atau perubahan posisi tubuh tersebut dilakukan pada 6 jam pertama setelah

10

Page 11: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

mati klinis.Pada kasus keracunan 10 jam pasca mati sudah terjadi lebam mayat yang

menetap.1

Ada 5 warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk memperkirakan penyebab

kematian :

Merah kebiruan merupakan warna normal lebam� Merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN atau suhu dingin� Merah gelap menunjukkan asfiksia� Biru menunjukkan keracunan nitrit� Coklat menandakan keracunan aniline�

b) Kaku Mayat

Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak kira-

kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) kearah

dalam (sentripetal).Cadaveric spasm merupakan kaku mayat yang timbul dengan

intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat

habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena

kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal. Pada kasus sudah terjadi

kaku mayat, dan sukar dilawan.1,3

c) Penurunan Suhu

Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelembaban udara,

bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu

keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus,

posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, pada umumnya orang tua serta

anak kecil. Suhu sudah menurun pada kasus.1,3

d) Proses Pembusukan

Perubahan warna. Perubahan ini pertama kali tampat pada fossa iliaka kanan dan kiri

berupa warna hijau kekuningan, disebabkan oleh perubahan hemoglobin menjadi

sulfmethemoglobin. Perubahan warna ini juga tampak pada seluruh abdomen, bagian

depan genitalia eksterna, dada, wajah dan leher. Dengan semakin berlalunya waktu maka

warnanya menjadi semakin ungu. Pada mayat dalam kasus belum terjadi pembusukan.1,4

Pemeriksaan Luar Jenazah

11

Page 12: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Untuk skenario keracunan sianida ini, yakni pada pemeriksaan luar jenazah ,tercium bau

amandel yang patognomonik untuk keracunan CN, tercium dengan cara menekan dada mayat

sehingga akan keluar gas dari mulut dan hidung. Bau tersebut harus cepat dapat ditentukan

karena indra pencium kita cepat teradaptasi sehingga tidak dapat membaui bau khas tersebut .

Sianosis terjadi pada bibir dan wajah ,busa keluar dari mulut dan lebam mayat berwarna merah

terang karena darah vena kaya akan oksi-Hb. Posisi tangan kanan mayat laki-laki memegang

dada, sedangkan pada mayat perempuan ditemukan tangan kanan memegang tangan kiri mayat

laki-laki. Pada mayat perempuan terjadi cadaveric spasme pada tangan kanan. Terus, terjadi

penurunan suhu pada kedua mayat dengan suhu mayat 20oC. Tidak ditemukan tanda kekerasan

pada kedua mayat. Terjadi perubahan pada mata kedua mayat yaitu kornea mata menjadi keruh,

tepi retina dan batas diskus akan sangat kabur. Masih belum terjadi pembusukan pada kedua

mayat.2,3

Pemeriksaan Dalam Bedah Jenazah

Tercium bau amandel yang khas waktu membuka rongga dada, perut dan otak serta lambung

(bila racun melalui mulut). Darah, otot dan penampang organ tubuh dapat berwarna merah

terang. Selanjutnya, hanya ditemukan tanda-tanda asfiksia pada organ–organ tubuh.

Pada korban yang menelan garam alkali sianida ,dapat ditemukan kelainan pada mukosa

lambung beupa korosi dan berwarna merah kecoklatan karena terbentuk hematin alkali dan pada

perabaan mukosa licin seperti sabun. Korosi dapat mengakibatkan perforasi lambung yang dapat

terjadi antemortal atau postmortal .2,3

Pemeriksaan Laboratorium & Toksikologi

Uji Kertas Saring

Kertas saring dicelupkan ke dalam larutan asam pikrat jenuh, biarkan hingga menjadi lembab.

Teteskan satu tetes isi lambung atau darah korban, diamkan sampai agak mongering, kemudian

teteskan Na2CO3 10% 1 tetes.Uji positif bila terbentuk warna ungu. Kertas saring dicelupkan ke

dalam larutan HO3 1%, kemudian ke dalam larutan kanji 1% dan keringkan. Setelah itu kertas

saring dipotong potong seperti kertas lakmus. Kertas ini dipakai untuk pemeriksaan masal pada

para pekerja yang diduga kontak dengan CN. Caranya dengan membasahkan kertas dengan

12

Page 13: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

ludah di bawah lidah. Uji positif bila warna berubah menjadi biru. Hasil uji berwarna biru muda

meragukan sedangkan bila warna tidak berubah (merah muda) berarti tidak terdapat keracunan.1

Kertas saring dicelup dalam larutan KCl, dikeringkan dan dipotong potong kecil. Kertas tersebut

dicelupkan ke dalam darah korban, bila positif maka warna akan berubah menjadi merah terang

karena terbentuk sianmethemoglobin.1

Reaksi Shonbein-Pagenstecher (Reaksi Guajacol)

Masukkan 50mg isi lambung/jaringan ke dalam botol Erlenmeyer.Kertas saring (panjang 3-4 cm,

lebar 1-2 cm) dicelupkan ke dalam larutan guajacol 10% dalam alkohol, keringkan. Lalu

celupkan ke dalam larutan 0.1%, CuSO4 dalam air dan kertas saring digantungkan di atas

jaringan dalam botol.Bila isi lambung alkalis, tambahkan asam atas jaringan dalam botol. Bila isi

lambung alkalis, tambahkan asam tartrat untuk mengasamkan, agar KCN mudah terurai. Botol

tersebut dihangatkan. Bila hasil reaksi positif akan terbentuk warna biru-hijau pada kertas saring.

Reaksi ini tidak spesifik, hasil positif semu didapatkan bila isi lambung mengandung klorin,

nitrogen oksida atau ozon; sehingga reaksi ini hanya untuk skrining.4

Reaksi Prussian Blue (Biru Berlin)

Isi lambung/jaringan disetilasi dengan destilator. 5 ml destilat + 1 ml NaOH 50% + 3 tetes FeSO4

10% rp + 3 tetes FeCl3 5%, panaskan sampai hamper mendidih, lalu dinginkan dan tambahkan

HCl pekat tetes demi tetes sampai terbentuk endapan Fe(OH)3, teruskan sampai endapan larut

kembali dan terbentuk biru berlin. 1

Cara Gettler Goldbaum

Dengan menggunakan 2 buah flange (piringan), dan di antara kedua flange dijepitkan kertas

saring Whatman No. 50 yang digunting sebesar flange. Kertas saring dicelupkan ke dalam

larutan FeSO4 10% rp selama 5 menit, keringkan lalu celupkan ke dalam larutan NaOH 20%

selama beberapa detik. Letakkan dan jepitkan kertas saring di antara kedua flange. Panaskan

bahan dan salurkan uap yang terbentuk hingga melewati kertas saring bereagensia antara ke dua

flange. Hasil positif bila terjadi perubahan warna pada kertas saring menjadi biru.1,3

Interpretasi Temuan

13

Page 14: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Pada kasus ini, kedua korban ditemukan di suatu tempat kejadian perkara (TKP) didalam

kamarnya yang terkunci dari dalam. Kedua korban dalam posisi terlentang diatas tempat tidur

dengan tangan kanan mayat laki-laki memegang lehernya dan tangan kanan mayat perempuan

memegang tangan kiri mayat laki-laki. Tidak ada tanda-tanda perkelahian ataupun luka yang

bermakna di kedua tubuh korban yang mengarah kepada kekerasan ataupun penganiayaan.

Ketika penyidik mengidentifikasi TKP secara spesifik, ditemukan tanda-tanda mencurigakan

yang mengarahkan kasus ini kepada kematian yang tidak wajar, yaitu ditemukannya bercak–

bercak muntahan di sekitar kerak baju kedua korban, terdapat busa yang mengalir disudut korban

laki-laki maupun korban perempuan. Disamping tempat tidur tempat korban berbaring terdapat

meja yang diatasnya terdapat dua buah gelas yang masing-masing berisi sisa air putih setengah

dari gelas. Hal ini menunjukkan bahwa setengah dari cairan yang ada di dalam gelas tersebut

sudah diminum oleh salah satu ataupun kedua korban.

Ketika korban diperiksa di TKP pukul 10.00 WIB, pada pemeriksaan Thanatologi ditemukan

lebam pada kedua mayat yang cenderung jelas berwarna merah kebiruan di daerah punggung dan

paha belakang kedua mayat yang diakibatkan oleh mengendapnya eritrosit akibat gaya gravitasi,

dan lebam mayat tersebut sudah menetap dan tidak hilang dengan dilakukan penekanan. Hal ini

menunjukkan bahwa saat kematian sudah lebih dari 8-12 jam sebelum saat pemeriksaan.

Kemudian dijumpai pula kaku mayat pada kedua korban akibat cadangan glikogen dalam otot

habis, sehingga energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.

Kaku mayat ini mulai tampak setelah 2 jam mati klinis. Pada pemeriksaan juga didapatkan suhu

tubuh mayat 30oC, terjadi penurunan suhu akibat kedua korban berada di ruang tidur yang

mempunyai alat pendingin, mengakibatkan suhu lingkungan menjadi rendah sehingga

mempercepat penurunan suhu tubuh kedua korban. Pada sekitar wajah dan bibir terjadi

perubahan warna menjadi kebiruan (sianosis) akibat terjadi penurunan suplai O2 ke jaringan.1,4

Belum terjadi pembusukan, adiposera, serta mummifikasi yang menunjukkan bahwa mayat

dibawa dan diperiksa belum lama dari waktu meninggalnya.

Pada pemeriksaan autopsi, tercium bau amandel yang khas pada kedua mayat pada waktu

membuka rongga dada, perut dan otak serta lambung.1

Sebab, Cara dan Mekanisme Kematian

14

Page 15: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

1. Penyebab kematian

Pada kasus ini adalah karena adanya keracunan sianida yang terdapat di dalam minuman yang

dimunum oleh korban sebelum tidur.

2. Cara kematian

Garam sianida yang sudah tercampur kedalam minuman akan cepat diabsorpsi didalam saluran

pencernaan, diabsorpsi lalu masuk kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan keracunan.1

3. Mekanisme Kematian

Penyebab kematian karena keracunan garam sianida karena efek penurunan afinitas enzim

sitokrom oksidase terhadap oksigen dalam pembuluh darah yang berakibat terjadinya gangguan

pernapasan sel (anoksia). Hal ini merupakan keadaan paradoksal karena korban meninggal akibat

hipoksia tetapi dalam darahnya kaya akan oksigen. Takaran toksik peroral untuk garam sianida

adalah 200 mg. Dapat menyebabkan kematian dalam waktu 2-10 menit.1,4

Garam sianida cepat diabsorpsi melalui saluran pencernaan. Cyanogen dan uap HCN diabsorpsi

melalui pernafasan. HCN cair akan cepat diabsorpsi melalui kulit tetapi gas HCN lambat,

sedangkan nitril organik (iminodipropilnitril, glikonitril, asetonitril) cepat diserap melalui kulit.

Sianida dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, inhalasi dan kulit. Setelah diabsorbsi, masuk

ke dalam sirkulasi darah sebagai CN bebas dan tidak dapat berikatan dengan hemoglobin,

kecuali dalam bentuk methemoglobin akan terbentuk sianmethemoglobin. Sianida dalam tubuh

akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara radikal, terutama

sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen yang dibawa oleh

darah. Selain itu sianida juga secara refleks merangsang pernafasan dengan bekerja pada ujung

saraf sensorik sinus (kemoreseptor) sehingga pernafasan bertambah cepat dan menyebabkan gas

racun yang diinhalasi makin banyak.1

Proses oksidasi dan reduksi terjadi sebagai berikut:

Fe++sitokrom-oksidase -------->Fe+++sitokrom-oksidaseCN

/--Fe+ ++sitokrom-oksidase-sianida.Dengan demikian proses oksidasi-reduksi dalam sel tidak dapat berlangsung dan oksi-Hb tidak

dapat berdisosiasi melepaskan O2 ke sel jaringan sehingga timbul anoksia jaringan (anoksia his-

15

Page 16: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

totoksik). Hal ini merupakan keadaan paradoksal karena korban meninggal akibat hipoksia tetapi

dalam darahnya kaya akan oksigen.

Sianida dioksidasi dalam tubuh menjadi sianat dan sulfosianat dan dikeluarkan dari tubuh

melalui urin.

Takaran toksik peroral untuk HCN adalah 60-90 mg sedangkan takaran toksik untuk KCN atau

NaCN adalah 200 mg.

Kadar gas sianida dalam udara lingkungan dan lama inhalasi akan menentukan kecepatan timbul

gejala keracunan dan kematian.

20 ppm Gejala ringan timbul setelah beberapa jam.

100 ppm Sangat berbahaya dalam 1 jam

200-400 ppm Meninggal dalam 30 menit

2000 ppm Meninggal seketika.

Nilai TLV (Threshold Limit Value) adalah 11 mg per M3 untuk gas HCN sedangkan TLV untuk

debu sianida adalah 5 gr per M3

Kadang-kadang korban keracunan CN melebihi takaran mematikan (letal) tetapi tidak

meninggal. Hal ini mungkin disebabkan oleh toieransi individual dengan daya detoksifikasi

tubuh berlebihan, dengan mengubah CN menjadi sianat dan sulfosianat. Dapat pula disebabkan

oleh keadaan an-asiditas asam lambung, sehingga menyebabkan garam CN yang ditelan tidak

terurai menjadi HCN. Keadaan ini dikenal sebagai imunitas Rasputin. Tetapi sekarang hal ini

telah dibantah, karena cukup dengan air saja dalam lambung, garam CN sudah dapat terurai

menjadi HCN. Kemungkinan lain adalah karena dalam penyimpanan sianida sudah berubah

menjadi garam karbonat. Misalnya NaCN + udara --> Na2COs + NH3.1

Aspek Asuransi Jiwa

16

Page 17: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

1. Definisi Klaim

Klaim adalah tuntutan yang diajukan Pemegang Polis atau Ahli Waris terhadap pelayanan

atau janji yang diberikan penanggung pada saat kontrak asuransi jiwa dibuat.Ketika klaim

muncul, penanggung harus melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang tertera dalam

polis yaitu, membayar klaim, setelah merasa puas bahwa seluruh syarat dan ketentuan

untuk penyelesaian klaim telah dilengkapi.5

2. Tata Cara Pengajuan Klaim

Secara Umum

Klaim adalah suatu tuntutan atas suatu hak, yang timbul karena persyaratan dalam

perjanjian yang ditentukan sebelumnya telah dipenuhi.

Secara Khusus

Klaim Asuransi Jiwa adalah suatu tuntutan dari pihak Pemegang polis/ yang ditunjuk

kepada pihak Asuransi, atas sejumlah pembayaran Uang Pertanggungan (UP) atau Nilai

Tunai yang timbul karena syarat-syarat dalam perjanjian asuransinya telah dipenuhi.

3. Penyebab Terjadinya Klaim

a. Tertanggung meninggal dunia

b. Pemegang polis menghentikan pembayaran preminya dan memutuskan perjanjian

asuransinya pada saat polisnya sudah mempunyai nilai tunai.

c. Perjanjian asuransi sudah berakhir sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam

polis dan kewajiban pemegang polis telah terpenuhi atau polis dalam keadaan lapse

tetapi telah mempunyai nilai tunai (habis kontrak bebas premi)

d. Tertanggung mendapat kecelakaan

e. Tertanggung karena suatu penyakit perlu diopname atau rawat jalan.

4. Jenis Klaim

Klaim Meninggal Dunia

Timbul jika tertanggung atau peserta yang tercantum dalam polis meninggal dunia,

sedang polisnya dalam keadaan berlaku (inforce).

Klaim Penebusan

Timbul jika polis sudah mempunyai nilai tunai, sedang pemegang polis memutuskan

perjanjian asuransinya.

17

Page 18: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Klaim Habis Kontrak

Timbul jika jangka waktu perjanjian asuransi sudah berakhir, sedang polisnya dalam

keadaan inforce (premi telah dibayar sampai jangka waktu kontrak).

Klaim Kecelakaan

Timbul akibat peserta mendapatkan kecelakaan dan polisnya masih inforce.

Klaim (Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan) + Rawat jalan

Timbul akibat peserta menderita suatu penyakit dan perlu diopname atau cukup hanya

dengan rawat jalan saja.

5. Pemberitahuan Klaim Kematian

Klaim kematian dapat dibayarkan hanya ketika tertanggung meninggal dalam jangka waktu

kontrak polis. Karena hak untuk melakukan klaim muncul hanya setelah kematian

tertanggung, kematiannya harus diberitahukan kepada penanggung oleh ahli waris yang

ditunjuk, keluarga atau atasannya didukung dengan data-data.  

Pemberitahuan tersebut harus mencakup data-data pendukung sebagai berikut:  

Nomor polis;

Nama;

Tanggal kematian

Penyebab kematian;

Hubungan dengan tertanggung

Keterangan kematian dari instansi yang terkait, misalnya KBRI, Rumah Sakit dan Polisi

Persyaratan Klaim Meninggal :

1. Polis asli atau duplikat jika polis asli hilang atau surat keterangan pengganti polis/ pengakuan

hutang jika polis asli dijadikan sebagai jaminan pinjaman.

2. Tanda terima pembayaran asli dari premi terakhir.

3. Surat keterangan kematian dari Lurah/ Kepala Desa yang dilegalisir oleh Camat, atau

Sertifikat Kematian.

4. Surat Keterangan dari Kepolisian atau pihak berwenang jika penerima manfaat meninggal

dunia karena kecelakaan.

18

Page 19: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

5. Pengajuan klaim atas kematian.

6. Kuesioner klaim.

7. Surat keterangan kesehatan dari Dokter/ Rumah Sakit jika penerima manfaat meninggal

dunia ketika dalam perawatan oleh Dokter/Rumah Sakit.

8. Fotokopi kartu keluarga (jika berlaku).

9. Surat kuasa dari penerima pengalihan hak jika terdapat beberapa penerima pengalihan hak

dan untuk sementara terdapat hambatan.

10. Surat keputusan mengenai perwalian dari Pengadilan Negeri jika penerima pengalihan ha

usianya belum memenuhi syarat menurut hukum, sementara orang tuanya meninggal dunia.

11. Surat keputusan mengenai ahli waris dari Pengadilan Negeri jika Pemegang Polis yang

ditunjuk untuk menerima manfaat telah meninggal dunia.5

Bahkan pada waktu tertentu, penanggung dapat mengambil inisiatif untuk memproses klaim

atas informasi yang diterima dari: 

Berita Kematian;

Agen Asuransi;

Berita Koran atas terjadinya kecelakaan.5

Visum et Repertum korban Laki-laki

19

Page 20: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

RS Cipto MangunkusumoJl. Diponegoro No.71 Jakarta Pusat

Telp 021-5685328_______________________________________________________________________

PRO JUSTITIA Jakarta, 13 Desember 2015

VISUM ET REPERTUMNo.02/TU.RSCM/1/2015

Yang bertandatangan dibawah ini, dr.Star, dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

menerangkan bahwa atas permintaan Pol:B/789/VR/I/I2/Serse tertanggal 10 December 2015,

maka pada tanggal sepuluh Desember tahun dua ribu lima belas , pukul sembilan lewat sembilan

menit Waktu Indonesia Bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah bagian Forensik Rumah

Sakit Cipto Mangunkusumo telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat

permintaan tersebut adalah :

Nama :Andri-------------------------------------------------------------------------------------------

Jenis Kelamin : Laki-laki--------------------------------------------------------------------------------------

Umur : 60 tahun--------------------------------------------------------------------------------------

Kebangsaan : Indonesia-------------------------------------------------------------------------------------

Agama : Muslim---------------------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan : Wiraswasta ---------------------------------------------------------------------------------

Alamat : Jalan Arjuna Utara No.60 Jakarta Barat--------------------------------------------------

Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai lak merah

serta cap dari kantor kepolisian, terikat pada ibu jari kaki kanan.

Hasil Pemeriksaan

I. Pemeriksaan Luar

1. Mayat tidak terbungkus----------------------------------------------------------------------------------

2. Mayat berpakaian sebagai

berikut:----------------------------------------------------------------------

20

Page 21: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

a. Mayat berpakaian piyama berbahan katun berwarna biru polos merk excecutive ukuran

L dengan satu buah kantung pada bagian dada kiri yang kosong. Pada piyama sebelah

atas terdapat bercak-bercak akibat muntahan berwarna putih kekuningan.-------------------

b. Mayat memakai celana dalam berbahan kaos berwarna hitam polos bermerk Ryder

berukuran L--------------------------------------------------------------------------------------------

3. Mayat memakai perhiasan pada jari manis tangan kanan yaitu cincin yang terbuat dari

logam berwarna kuning dengan sebuah mata dari batu berwarna putih.--------------------------

4. Disamping tempat tidur tempat kedua korban berbaring terdapat meja yang diatasnya

terdapat dua buah gelas masing-masing berisi sisa air putih setengah dari gelas.----------------

5. Lebam mayat terdapat pada daerah punggung, berwarna merah keunguan , tidak hilang pada

penekanan.-------------------------------------------------------------------------------------------------

6. Kaku mayat terdapat di seluruh tubuh, sukar dilawan.-----------------------------------------------

7. Terdapat penurunan suhumayat menjadi tiga puluh derajat celcius-------------------------------

8. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umurnya lima puluh lima tahun.kulit

berwarna sawo matang, gizi baik, tinggi badan seratus tujuh puluh lima sentimeter, berat

badan enam puluh enam kilogram. zakar disunat.----------------------------------------------------

9. Mayat tidak memiliki rambut (botak), alis mata berwarna hitam dengan panjang enam

sentimeter. Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, dan panjang lima milimeter.------------

10. Pada mayat terlihat kedua kelopak mata tertutup. Tidak ada bintik perdarahan di selaput

lendir mata. Selaput bening mata berwarna jernih. Tirai mata berwarna hitam. Pupil korban

mengalami midriasis dengan ukuran diameter lima milimeter.------------------------------------

11. Pada mayat, hidung berbentuk biasa. Kedua daun telinga berbentuk biasa. Tidak ada cairan

yang keluar dari lubang telinga dan hidung.Pemeriksaan terhadap mulut dan rongga mulut.-

12. Pada Mayat terlihat mulut terbuka dua sentimeter. Kedua bibir tebal, berwarna merah

kebiruan. Gigi geligi lengkap. Tanda kekerasan negatif. Cairan keluar dari rongga mulut.

Pada Mulut korban tercium bau amandel ketika penekanan pada dada korban (mayat). Dan

terdapat busa di sudut mulut.----------------------------------------------------------------------------

13. Tidak ditemukan kelainan pada alat kelamin dan lubang dubur pada korban.--------------------

14. Tidak ada patah tulang pada mayat.--------------------------------------------------------------------

II. Pemeriksaan Dalam (bedah jenazah)

21

Page 22: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

15. Jaringan lemak bawah kulit, daerah dada normal dan perut berwarna kuning kecoklatan,

pada mayat tebal di daerah dada lima milimeter, sedangkan di daerah perut sebelas

sentimeter. otot berwarna merah terang dan cukup tebal--------------------------------------------

16. Sekat rongga dada pada mayat sebelah kanan setinggi sela iga ke empat dan kiri setinggi

sela iga ke lima.-------------------------------------------------------------------------------------------

17. Pada iga dan tulang dada mayat tidak menunjukkan kelainan.-------------------------------------

18. Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher mayat tidak menunjukan kelainan.-----------

19. Kandung jantung pada mayat tampak tiga jari diantara kedua tepi paru dan tidak

menunjukkan kelainan------------------------------------------------------------------------------------

20. Dinding rongga perut mayat tampak tanda korosif dan berwarna merah kecoklatan.-----------

21. Lidah mayat berwarna merah terang, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit maupun

resapan darah; tonsil tidak membesar dan penampangnya berwarna merah terang; kelenjar

gondok berwarna coklat merah, tidak membesar dan penampangnya tidak menunjukan

kelaianan, berat dua puluh gram.------------------------------------------------------------------------

22. Pada mayat batang tenggorok dan cabangnya terdapat tanda korosi, berwarna merah terang.

23. Kerongkongan mayat terdapat tanda korosi, selaput lendir tidak terlihat. ------------------------

24. Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet

busa, penampangnya berwarna merah terang dan irisan keluar sedikit darah. Paru kiri terdiri

dari dua baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa dan

penampangnya berwarna merah terang.Berat paru kanan kiri empat ratus gram.---------------

25. Jantung tampak sebesar tinju kanan mayat, selaput luar jantung tampak licin, tidak ada

bintik perdarahan, katup jantung tidak menunjukkan kelainan. Berat jantung tiga ratus

gram.--------------------------------------------------------------------------------------------------------

26. Hati berwarna coklat, permukaan rata, tepinya tajam dan perabaan kenyal padat, penampang

hati berwarna merah terang dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati seribu dua ratus

gram.--------------------------------------------------------------------------------------------------------

27. Kandung empedu berisi cairan coklat hijau, selaput lendir berwarna hijau seperti beludru.

Saluran empedu tidak terdapat penyumbatan.--------------------------------------------------------

28. Limpa berwarna ungu kelabu dan penampangnya berwarna merah terang. Berat limpa

seratus sepuluh gram.------------------------------------------------------------------------------------

22

Page 23: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

29. Kelenjar liur perut berwarna kuning kemerahan, penampang berwarna merah terang. Berat

kelenjar liur perut delapan puluh lima gram..---------------------------------------------------------

30. Lambung berisi sisa makanan, mukosa lambung terdapat tanda korosi, perabaan licin seperti

sabun dan berwarna merah kecoklatan.---------------------------------------------------------------

31. Anak ginjal kanan berbentuk trapezium dan yang kiri berbentuk bulan sabit. Gambaran kulit

dan sumsum jelas tidak menunjukkan kelainan. Berat anak ginjal kanan dan kiri delapan

puluh lima gram. Penampang ginjal menunjukkan gambar yang jelas, piala ginjal dan

saluran kemih tidak terdapat kelainan.----------------------------------------------------------------

32. Kandung kencing mayat berisi cairan berwarna kekuningan dan selaput lendir berwarna

putih dan tidak tampak kelainan.-----------------------------------------------------------------------

33. Kulit kepala bagian dalam bersih, tulang tengkorak utuh. Saat pembukaan otak kedua mayat,

tercium bau amandel. Selaput keras otak tidak menunjukkan kelainan. Tidak terdapat

perdarahan diatas maupun di bawah selaput keras otak. Permukaan otak besar menunjukkan

gambaran lekuk otak yang biasa, tidak terdapat perdarahan. Penampang otak besar, otak

kecil dan batang otak berwarna merah terang---------------------------------------------------------

Kesimpulan

Pada mayat laki-laki enam puluh tahun ini ditemukan lebam mayat berwarna merah terang di

daerah punggung, terjadi sianosis (kebiruan) pada wajah dan bibir, tercium bau amandel dengan

cara menekan dada mayat. ---------------------------------------------------------------------------------

Sebab mati mayat ini diakibatkan oleh keracunan Sianida.-----------------------------------------------

Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan keilmuan

saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum

Acara Pidana. ---------------------------------------------------------------------------------------------------

Dokter yang memeriksa,

dr. Star

NIP. 1102012007

23

Page 24: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Visum et Repertum korban Perempuan

RS Cipto MangunkusumoJl. Diponegoro No.71 Jakarta Pusat

Telp 021-5685328_______________________________________________________________________

PRO JUSTITIA Jakarta, 13 Desember 2015

VISUM ET REPERTUMNo.02/TU.RSCM/1/2015

Yang bertandatangan dibawah ini, dr.Star, dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,

menerangkan bahwa atas permintaan Pol:B/789/VR/I/I2/Serse tertanggal 10 December 2015,

maka pada tanggal sepuluh Desember tahun dua ribu lima belas , pukul sembilan lewat sembilan

menit Waktu Indonesia Bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah bagian Forensik Rumah

Sakit Cipto Mangunkusumo telah melakukan pemeriksaan atas jenazah yang menurut surat

permintaan tersebut adalah :

Nama : Shelvy-----------------------------------------------------------------------------------

Jenis Kelamin : Perempuan------------------------------------------------------------------------------------

Umur : 55 Tahun--------------------------------------------------------------------------------------

Kebangsaan : Indonesia-------------------------------------------------------------------------------------

Agama : Muslim----------------------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga--------------------------------------------------------------------------

Alamat : Jalan Arjuna Utara No.60 Jakarta Barat--------------------------------------------------

Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna merah muda, dengan materai lak merah

serta cap dari kantor kepolisian, terikat pada ibu jari kaki kanan.

Hasil Pemeriksaan

I. Pemeriksaan Luar

1. Mayat tidak terbungkus ------------------------------------------------------------------------------

2. Mayat berpakaian sebagai berikut:------------------------------------------------------------------

24

Page 25: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

a. Mayat berpakaian piyama berbahan katun berwarna merah muda merk Channel

ukuran S. Pada piyama sebelah kiri atas juga terdapat bercak-bercak muntahan

berwarna putih kuning kecoklatan-------------------------------------------------------------

b. Mayat memakai celana dalam berbahan sutra bermerk Pierre Cardine berukuran S---

3. Mayat memakai perhiasan pada jari manis tangan kanan yaitu cincin yang terbuat dari

logam berwarna kuning dengan sebuah mata dari batu berwarna putih, dan memakai

gelang yang terbuat dari logam berwarna putih---------------------------------------------------

4. Disamping tempat tidur tempat korban berbaring terdapat meja yang diatasnya

terdapatdua buah gelas masing-masing berisi sisa air putih setengah dari gelas.-------------

5. Lebam mayat pada daerah punggung, berwarna merah keunguan , tidak hilang pada

penekanan.----------------------------------------------------------------------------------------------

6. Kaku mayat terdapatdi seluruh tubuh, sukar dilawan. -------------------------------------------

7. Terdapatpenurunan suhu menjadi tiga puluh derajat celcius-----------------------------------.

8. Mayat adalah seorang perempuan bangsa Indonesia, umurnya lima puluh tiga tahun, kulit

berwarna kuning langsat, gizi baik, tinggi seratus enam puluh lima sentimeter, berat

badan lima puluh kilogram.--------------------------------------------------------------------------

9. Mayat memiliki rambut setinggi bahu sepanjang empat puluh lima sentimeter, alis mata

berwarna hitam kecoklatan, lurus, tipis dengan panjang lima sentimeter. Bulu mata

berwarna hitam, tumbuh lurus, dan panjang delapan milimeter.--------------------------------

10. Kedua kelopak mata tertutup. Tidak ada bintik perdarahan di selaput lendir mata. Selaput

bening mata berwarna jernih. Tirai mata berwarna hitam. Pupil mengalami midriasis

dengan ukuran diameter lima milimeter.-----------------------------------------------------------

11. Hidung berbentuk biasa. Kedua daun telinga berbentuk biasa. Tidak ada cairan yang

keluar dari lubang telinga dan hidung.--------------------------------------------------------------

12. Mayat terlihat mulut terbuka satu koma lima sentimeter. Kedua bibir tipis, berwarna

merah kebiruan. Gigi geligi lengkap. Tanda kekerasan negatif. Cairan keluar dari rongga

mulut. Pada Mulut korban tercium bau amandel ketika penekanan pada dada korban

(mayat). Dan terdapat busa di sudut mulut.--------------------------------------------------------

13. Tidak ditemukan kelainan pada alat kelamin dan lubang dubur korban-----------------------

14. Tidak ada patah tulang pada korban (mayat)-------------------------------------------------------

II. Pemeriksaan Dalam (bedah jenazah)

25

Page 26: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

15. Jaringan lemak bawah kulit, daerah dada normal dan perut berwarna kuning kecoklatan,

Pada mayat tebal di daerah dada empat milimeter, sedangkan di daerah perut delapan

sentimeter-----------------------------------------------------------------------------------------------

16. Sekat rongga dada mayat sebelah kanan setinggi sela iga ke empat dan kiri setinggi sela

iga ke

lima.----------------------------------------------------------------------------------------------

17. Pada iga dan tulang dada mayat tidak menunjukkan kelainan----------------------------------.

18. Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher mayat tidak menunjukan kelainan.--------

19. Kandung jantung pada mayat tampak tiga jari diantara kedua tepi paru dan tidak

menunjukkan kelainan.--------------------------------------------------------------------------------

20. Dinding rongga perut pada mayat tampak tanda korosifdan berwarna merah kecoklatan.-

21. Pada mayat lidah berwarna merah terang, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit

maupun resapan darah; tonsil tidak membesar dan penampangnya berwarna merah

terang; kelenjar gondok berwarna coklat merah, tidak membesar dan penampangnya

tidak menunjukan kelaianan, berat dua puluh gram.----------------------------------------------

22. Batang tenggorok dan cabangnya terdapat tanda korosi, berwarna merah terang.------------

23. Kerongkongan mayat terdapat tanda korosi, selaput lendir tidak terlihat.---------------------

24. Paru kanan terdiri dari tiga baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet

busa, penampangnya berwarna merah terang dan irisan keluar sedikit darah. Paru kiri

terdiri dari dua baga, berwarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti karet busa dan

penampangnya berwarna merah terang. Berat paru kanan kiri mayat tiga ratus gram.------

25. Jantung tampak sebesar tinju kanan masing-masing mayat, selaput luar jantung tampak

licin, tidak ada bintik perdarahan, katup jantung tidak menunjukkan kelainan. Berat

jantung dua ratus tujuh puluh gram.-----------------------------------------------------------------

26. Hati berwarna coklat, permukaan rata, tepinya tajam dan perabaan kenyal padat,

penampang hati berwarna merah terang dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati seribu

gram. ----------------------------------------------------------------------------------------------------

27. Kandung empedu berisi cairan coklat hijau, selaput lendir berwarna hijau seperti

beludru. Saluran empedu tidak terdapat penyumbatan.-------------------------------------------

28. Limpa mayat berwarna ungu kelabu dan penampangnya berwarna merah terang. Berat

limpa seratus gram.------------------------------------------------------------------------------------

26

Page 27: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

29. Kelenjar liur perut mayat berwarna kuning kemerahan, penampang berwarna merah

terang. Berat kelenjar liur perut delapan puluh gram.--------------------------------------------

30. Lambung berisi sisa makanan, mukosa lambung terdapat tanda korosi, perabaan licin

seperti sabun dan berwarna merah kecoklatan.----------------------------------------------------

31. Anak ginjal kanan berbentuk trapezium dan yang kiri berbentuk bulan sabit.----------------

32. Kandung kencing berisi cairan berwarna kekuningan dan selaput lendir berwarna putih

dan tidak tampak kelainan.---------------------------------------------------------------------------

33. Kulit kepala bagian dalam bersih, tulang tengkorak utuh. Saat pembukaan otak kedua

mayat, tercium bau amandel. Selaput keras otak tidak menunjukkan kelainan. Tidak

terdapat perdarahan diatas maupun di bawah selaput keras otak. Permukaan otak besar

menunjukkan gambaran lekuk otak yang biasa, tidak terdapat perdarahan. Penampang

otak besar, otak kecil dan batang otak berwarna merah terang.---------------------------------

Kesimpulan

Pada mayat perempuan lima puluh lima tahun ini ditemukan lebam mayat berwarna merah

terang di daerah punggung, terjadi sianosis (kebiruan) pada wajah dan bibir, tercium bau

amandel dengan cara menekan dada mayat. ----------------------------------------------------------------

Sebab mati mayat ini diakibatkan oleh keracunan Sianida.-----------------------------------------------

Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan keilmuan

saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum

Acara Pidana. ---------------------------------------------------------------------------------------------------

Dokter yang memeriksa,

dr. Star

NIP. 1102012007

27

Page 28: BLOK 30 Kelompok E1 Keracunan Sianida

Daftar Pustaka

1. Widiatmaka W. Budiyanto A. Sudiono S, dkk. Ilmu kedokteran forensik. Edisi I, cetakan

ke-2. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI. 1997.

2. Safitry O. Kompilasi peraturan perundang-undangan terkait praktik kedokteran.

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran UI. 2014.

3. Keracunan Sianida. Diunduh dari

http://www.scribd.com/doc/54671022/61/KERACUNAN-SIANIDA. 06 Januari 2012.

4. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI. Teknik Autopsi

Forensik. Cetakan ke-4. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI.

2000.

5. Tata Cara Pengaduan Klaim. Di unduh dari http://www.bumiputera.com/content.php?

id=36. 06 Januari 2012.

28