bioetik

8
BIOETIKA KEDOKTERAN DITINJAU DARI ASPEK JUSTICE DAN PROFESIONALISME DOKTER Kelompok D8 1. Muhamad Imam Syahbani NIM : 10-2011-336 Email : [email protected] 2. Alvin Wijaya Rustam NIM : 10-2011-239 E-mail : [email protected] 3. Ali Husain bin Abdul Kadir NIM : 10-2011-435 E-mail : [email protected] Pendahuluan Dewasa ini, tidak sedikit tindakan yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien sering kali kurang tepat. Tindakan

Upload: alvin-wijaya-rustam

Post on 21-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bioetik kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: bioetik

BIOETIKA KEDOKTERAN DITINJAU DARI ASPEK JUSTICE DAN PROFESIONALISME DOKTER

Kelompok D8

1. Muhamad Imam SyahbaniNIM : 10-2011-336Email : [email protected]

2. Alvin Wijaya RustamNIM : 10-2011-239E-mail : [email protected]

3. Ali Husain bin Abdul KadirNIM : 10-2011-435E-mail : [email protected]

Pendahuluan

Dewasa ini, tidak sedikit tindakan yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien

sering kali kurang tepat. Tindakan kurang tepat tersebut disebabkan oleh pemahaman

yang kurang tentang bioetika. Bioetika merupakan pedoman dokter yang memudahkan

dalam pengambilan keputusan klinis pada praktik kedokteran. Ada 4 kaidah dasar

bioetika yaitu beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice. Pada praktiknya,

kaidah dasar tersebut dapat berjalan berbarengan, namun pada situasi tertentu, satu kaidah

lebih dominan dan dianggap sah berlaku dibandingkan dengan kaidah yang lain.

Pemilihan kaidah tersebut berdasarkan asas prima facie.

Page 2: bioetik

Profesionalisme juga sering dipertanyakan dikalangan para dokter, karena kemajuan

teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang medis yang mengharuskan dokter untuk terus

mengembangkan ilmunya. Selain itu profesionalisme juga sering kita kaitkan dengan

hubungan baik antara dokter dengan pasien, keluarga pasien, paramedis, dan rekan

sejawat.

Tujuan :

Memudahkan dokter memahami pengambilan keputusan klinis yang tepat.

Mencegah dokter bertindak sewenang-wenang terhadap pasien.

Melindungi hak-hak pasien.

Memudahkan mahasiswa kedokteran dalam memahami apa itu bioetika dan bagaimana

pelaksanaannya dalam praktik kedokteran.

Memudahkan dokter dan mahasiswa kedokteran memahami tentang profesionalisme.

Pembahasan

Bioetika

Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti

watak, kebiasaan, adat istiadat. Definisi ini berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,

baik pada diri seseorang maupun suatu masyarakat yang diwariskan dalam kurun waktu

yang lama dari satu ke generasi ke generasi yang lain sehingga terwujud pola tindakan

yang tetap.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah

yang timbul karena perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, baik pada skala

mikro maupun makro, termasuk juga dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem

nilainya, sekarang dan yang akan datang.

Bioetika berasal dari bahasa Yunani bios yang berarti hidup atau kehidupan dan

ethos yang berarti kebiasaan,maka bioetika dapat didefinisikan sebagai norma-norma

kehidupan. Bioetika juga merupakan etika mengenai kehidupan sebab mencegah

pengambilan keputusan klinis yang dapat menimbulkan dilema negatif.

Kaidah Dasar Bioetika

Justice

Page 3: bioetik

Setiap pasien harus diperlakukan sama dalam memeroleh haknya. Prinsip Justice

terutama menyangkut keadilan distributive yang mempersyaratkan pembagian seimbang

dalam hal beban dan manfaaat. Perbedaan usia, gender, ras, status ekonomi, kedudukan

sosial, suku, budaya, agama dan etnik di mata dokter semua sama dan tidak ada

pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter. Salah

satu perbedaan yang dapat dipertanggungjawabkan adalah kerentanan, yaitu kelompok

yang tidak berkemampuan melindungi kepentingan sendiri, contohnya balita dan manula.1

Selain keadilan distributive, ada yang dikenal dengan fairness yaitu seseorang

menerima selayaknya dia terima, atau dengan kata lain keadilan dilihat dari

proporsionalitas seseorang. Sebagai contoh, seorang pasien kurang mampu yang

diberikan resep obat generic, karena bila diberikan resep obat yang paten belum tentu

beliau mampu menebusnya.

Treat similar cases in a similar way = justice within morality.

Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni :

a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebutuhan mereka (kesamaan

sumbangan sesuai kebutuhan pasien).

b. Menuntut pengorbanan relatif sama oleh pasien, diukur dengan kemampuan

mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien).

Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal

budi (bermartabat), khususnya yang-hak dan yang-baik.

Jenis keadilan :

a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima) : disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan pasien.

b. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber

kenikmatan dan beban bersama dengan merata, sesuai keselarasan sifat dan

tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada :

Setiap orang andil yang sama

Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya

Page 4: bioetik

Setiap orang sesuai upayanya.

Setiap orang sesuai kontribusinya

Setiap orang sesuai jasanya

Setiap orang sesuai bursa pasar bebas

c. Sosial: kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan

kesejahteraan bersama

Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi

menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi

pasien.

Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social – ekonomi

(mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil).

Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu

Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap

bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material

kebutuhan dan kesamaan).

d. Hukum (umum) :

Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada

yang berhak.

Pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup

bersama) guna mencapai kesejahteraan umum.

Profesionalisme

Sebutan profesionalismetu sendiri berasal dari kata profesi. Jadi, berbicara tentang

profesionalisme tentu mengacu pada pengertian profesi, sebagai suatu bidang pekerjaan.

Profesi adalah sebuah jabatan yang elemen intinya adalah kerja, berdasarkan atas

keunggulan dari sebuah gabungan pengetahuan dan keterampilan tubuh. Jadi, sebagai

seorang dokter perlu memahami pengertian ini dengan baik.2

Page 5: bioetik

Menjadi seorang dokter merupakan salah satu profesi yang memerlukan

professionalisme, karena profesi ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam

hal kedokteran. Menjadi seorang dokter yang profesional tidak hanya menjurus kepada

memberi terapi yang sesuai dengan prosedur, tetapi ia juga perlu menjaga hubungan baik

dengan pasien. Teori ini disebut juga sebagai profesionalisme kognitif yang kini telah

diajarkan kepada seluruh calon dokter di eropa.3

Pada zaman dahulu, professionalisme itu didefinisikan sebagai seorang yang pakar

dalam bidang tersebut atau bekerja menurut prosedur yang baik dan benar, tetapi

professionalisme yang ada saat ini dikenal sebagai bekerja selain sesuai prosedur yang

baik dan benar,tetapi juga memiliki etis atau etika yang baik dan benar dalam bekerja.

Terdapat beberapa ciri seseorang yang memiliki profesionalisme :

1. Memiliki panggilan jiwa dan rela memberi pelayanan kepada orang yang

membutuhkan.

2. Memiliki pengetahuan tentang banyak asas dan selalu mengembangkan diri dengan

pengetahuan-pengetahuan baru.

3. Memiliki standard saat melakukan pemeriksaan pada orang yang diberikan pelayanan.

4. Memiliki dan menjaga hubungan yang baik dengan orang yang diberikan pelayanan.

5. Selalu mengacu pada prinsip-prinsip etis/etik yang baik dan benar.

6. Tidak mengharapkan bantuan orang lain dan berpikir sendiri untuk melakukan

tindakan, tetapi boleh mengharapkan bantuan jika memang dirasakan perlu.4

Penutup

Kesimpulan

Seorang dokter harus mengerti, memahami, dan mengaplikasikan nilai-nilai yang

terkandung dalam kaidah-kaidah dasar bioetik yang salah satunya adalah justice, karena

Page 6: bioetik

memudahkan dokter tersebut dalam mengambil keputusan klinis pada berbagai

situasi.Selain itu, profesionalisme juga merupakan sesuatu yang wajib ada dalam diri

seorang dokter karena yang dihadapi adalah hidup dan mati seseorang. Maksudnya,

seorang dokter harus bijak dalam memberikan pelayanan kepada pasien dengan menjaga

etika dan tetap melaksanakan semua tindakan sesuai prosedur.

Daftar Pustaka

1. Hanafiah M.J, Amir A. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. 4th ed. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2008.

2. Cantillon P, Wood D. ABC of Learning and Teaching in Medicine. 2nd ed. Penerbit BMJ

Books; 2010.

3. Cruess R.L, Cruess S.R, Steinert Y. Teaching Medical Professionalism. Penerbit

Cambridge Medicine; 2009.

4. Thistlethwaite J, Spencer J, Hilton S. Professionalism in Medicine. Penerbit Cambridge

Medicine; 2009.