bab ii tinjuan pustaka 2.1 air tanah -...

28
13 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah Air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah disebut air tanah (Asdak, 1995). Air tanah merupakan air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk aliran di dalam retak-retak dari batuan (Sosrodarsono, 1999). Air tanah adalah air yang tergenang di atas lapisan tanah yang terdiri dari batu, tanah lempung yang amat luas dan padat yang sukar ditembus oleh air (Kaslan, 1991). Air tanah adalah salah satu bentuk air yang berada di sekitar bumi kita dan terdapat di dalam tanah. tanah ini merupakan salah satu sumber air, ada saatnya air tanah ini bersih tetapi terkadang keruh sampai kotor, tetapi pada umumnya terlihat jernih. Air tanah yang jernih ini umumnya terdapat di daerah pegunungan dan jauh dari daerah industri, sehingga biasanya penduduk dapat langsung mengkonsumsi air ini, sedangkan air tanah yang terdapat di daerah industri sering kali tercemar, jika pihak industri kurang peduli akan lingkungan, dan air tanah yang terdapat di daerah perkotaan pada umumnya masih baik, tetapi tidak dapat langsung dikonsumsi. Air tanah yang tercemar umumnya diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang bahkan tidak peduli akan lingkungan sekitar. Air tanah terdiri dari air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air. 1. Air Tanah Dangkal Airtanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air permukaan tanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga

Upload: dodang

Post on 13-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

13

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Air Tanah

Air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah disebut air tanah

(Asdak, 1995). Air tanah merupakan air yang bergerak dalam tanah yang terdapat

di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk aliran di dalam

retak-retak dari batuan (Sosrodarsono, 1999). Air tanah adalah air yang tergenang

di atas lapisan tanah yang terdiri dari batu, tanah lempung yang amat luas dan padat

yang sukar ditembus oleh air (Kaslan, 1991). Air tanah adalah salah satu bentuk

air yang berada di sekitar bumi kita dan terdapat di dalam tanah. tanah ini

merupakan salah satu sumber air, ada saatnya air tanah ini bersih tetapi terkadang

keruh sampai kotor, tetapi pada umumnya terlihat jernih. Air tanah yang jernih ini

umumnya terdapat di daerah pegunungan dan jauh dari daerah industri, sehingga

biasanya penduduk dapat langsung mengkonsumsi air ini, sedangkan air tanah yang

terdapat di daerah industri sering kali tercemar, jika pihak industri kurang peduli

akan lingkungan, dan air tanah yang terdapat di daerah perkotaan pada umumnya

masih baik, tetapi tidak dapat langsung dikonsumsi. Air tanah yang tercemar

umumnya diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang bahkan tidak peduli akan

lingkungan sekitar. Air tanah terdiri dari air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata

air.

1. Air Tanah Dangkal

Airtanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air permukaan

tanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga

Page 2: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

14

air tanah akan jernih. Air tanah dangkal akan terdapat pada kedalaman 15 m.

Air tanah ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber air minum melalui sumur-

sumur dangkal. Kualitas air tanah umumnya baik namun tergantung pada

musim.

2. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam terdapat pada lapisan rapat air pertama dan

kedalamannya mencapai 100-300 meter. Ditinjau dari segi kualitas pada

umumnya lebih baik dari air tanah dangkal, sedangkan kuantitasnya

mencukupi tergantung pada keadaan tanah dan sedikit dipengaruhi oleh

perubahan musim.

3. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan

tanah. Mata air berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh

musim dan kuantitas dan kualitasnya sama dengan air tanah dalam. Perjalanan

air tanah mengkuti pola lapisan geologi jika terjadi patahan geologi di dekat

permukaan tanah, maka air tanah dalam aliran tersebut akan muncul ke

permukaan bumi. Karena kualitasnya yang baik sumber air tanah ini banyak

digunakan guna kepentingannya masing-masing (Asdak, 2014).

Secara global, dari keseluruhan air tawar yang berada di planet bumi lebih

dari 97 % terdiri atas air tanah. Semakin berkembangnya industri serta pemukiman

dengan segala fasilitasnya, maka ketergantungan aktivitas manusia pada air tanah

semakin terasakan. Cara pengambilan air tanah seringkali tidak sesuai dengan

prinsip-prinsip hidrologi yang baik sehingga menimbulkan dampak negatif yang

Page 3: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

15

serius terhadap kelangsungan dan kualitas sumberdaya airtanah. Dampak negatif

pemanfaatan airt tanah yang berlebihan dapat dibedakan menjadi 2 (Asdak, 1995)

yaitu:

1. Dampak yang bersifat kualitatif

Dampak ini mulai dirasakan dengan ditemuinya kasus-kasus pencemaran

sumur-sumur penduduk, terutama yang berdekatan dengan aliran sungai

yang menjadi sarana pembuangan limbah pabrik.

2. Dampak yang bersifat kuantitatif

Dampak yang berkaitan dengan dengan kuantitas airtanah yaitu tinggi

permukaan air yang semakin menjauh dari permukaan sumur.

Amblasan-amblasan (subsidences) yang terjadi di sepanjang ruas jalan

atau bangunan juga dapat dijadikan indikator semakin berkurangnya

jumlah airtanah.

Faktor yang ikut mempengaruhi proses terbentuknya air tanah adalah

formasi geologi. Formasi geologi adalah formasi batuan atau material lain yang

berfungsi menyimpan air tanah dalam jumlah besar. Proses pembentukan air tanah,

formasi geologi itu sering disebut akifer (aquifer) (Asdak, 1995). Akifer dibedakan

menjadi dua yaitu:

1. Akifer bebas (unconfined aquifer)

Terbentuk ketika tinggi permukaan air tanah (water table) menjadi

batas atas zona tanah jenuh.

Page 4: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

16

2. Akifer terkekang (confined aquifer)

Terbentuk ketika air tanah dalam dibatasi oleh lapisan kedap air

sehingga tekanan di bawah lapisan kedap air tersebut lebih besar

daripada tekanan atmosfer.

Menurut Martha dan Wenny (1994) sifat-sifat geologi yang mempengaruhi

keberadaan air tanah, dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Aquifer

Aquifer merupakan formasi batuan mengandung atau menyimpan air

serta mampu melepaskan dalam jumlah cukup, atau formasi geologi

yang dapat ditembus oleh air (permeabel).

2. Aquiclude

Aquiclude merupakan formasi geologi yang dapat menampung air

tetapi tidak dapat melepaskan air dalam jumlah cukup, atau formasi

geologi yang sama sekali tidak dapat ditembus air (impermeabel).

Formasi ini mengandung air tetapi tidak dimungkinkan adanya gerakan

air yang melaluinya misalnya tanah liat.

3. Aquifuge

Merupakan formasi geologi yang tidak dapat menampung maupun

melepaskan air dalam jumlah yang cukup atau formasi kedap air yang

tidak mengandung atau mengalirkan air, misalnya granit yang keras.

Page 5: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

17

2.2 Pencemaran Air Tanah

2.2.1 Definisi

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi dan/atau komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh

kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi

lagi sesuai dengan peruntukkannya. (Keputusan Menteri Negara Kependudukan

dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1988 Bab I Pasal 1).

Komponen pencemaran air akan menentukan terjadinya indikator

pencemaran air. Pembuangan limbah industri, rumah tangga dan kegiatan

masyarakat lainnya yang tidak mengindahkan kelestarian dan daya dukung

lingkungan akan sangat berpotensi terjadinya pencemaran air. Adapun komponen

pencemaran air menurut Sunu (2001) dikelompokan sebagai berikut :

1. Limbah zat kimia

Limbah zat kimia dapat berupa insektisida, bahan pembersih, larutan

penyamak kulit dan zat warna kimia. Insektisida mempunyai dampak

lingkungan, bahan insektisida di dalam air sulit untuk dipecah oleh

mikroorganisme, jikapun dapat akan berlangsung lama. Zat kimia yang

berfungsi sebagai pembersih seperti sampo, deterjen berpotensi

menimbulkan pencemaran air karena kandungan bahan antiseptik yang

akan mengganggu kehidupan mikroorganisme air, menaikan pH air, tidak

dapat didegradasi oleh mikroorganisme. Kandungan zat warna kimia yang

ada di dalam air akan mempengaruhi pH air lingkungan dan kandungan

Page 6: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

18

oksigen. Semua zat warna kimia bersifat racun dan jika masuk ke dalam

tubuh manusia akan ikut merangsang tumbuhnya kanker.

2. Limbah padat

Lingkup limbah padat yang dimaksudkan ini merupakan limbah hasil

proses IPAL berupa endapan (sludge) yang biasanya hasil dari proses

filter press. Sludge dapat dikategorikan tidak berbahaya dan dapat juga

dikategorikan sebagai limbah bahan berbahya dan beracun.

3. Limbah bahan makanan

Limbah bahan makanan pada dasarnya bersifat organik yang sering

menimbulkan bau busuk yang menyengat hidung dan dapat didegradasi

oleh mikroorganisme. Limbah bahan makanan yang banyak mengandung

mikroorganisme umumnya akan terdapat bakteri patogen yang merupakan

penyebab timbulnya berbagai macam penyakit yang berbahaya bagi

manusia.

4. Limbah bahan organik

Limbah bahan organik biasanya dapat membusuk atau terdegradasi oleh

mikroorganisme. Limbah industri yang dibuang langsung ke air

lingkungan akan menambah populasi mikroorganisme di dalam air. Air

lingkungan sudah terdapat cukup banyak mikroorganisme di dalam air,

maka tidak tertutup kemungkinan berkembangnya bakteri patogen.

5. Limbah anorganik

Limbah anorganik biasanya tidak dapat membusuk dan sulit terdegradsi

oleh mikroorganisme. Limbah anorganik pada umumnya berasal dari

Page 7: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

19

industri yang menggunakan unsur-unsur logam seperti arsen, kadmium,

timbal, krom, kalsium, nikel, magnesium, air raksa dan lain-lain. Jika

limbah anorganik langsung dibuang ke badan perairan, maka akan terjadi

peningkatan jumlah ion logam di dalam air.

Tabel 1. Hubungan Antara Sumber Limbah dan Karakteristiknya

Karakteristik Sumber Limbah

Warna Bahan Organik, limbah industri dan domestik

Bau Penguraian limbah industri

Padatan Sumber air, limbah industri dan domestik

Suhu Limbah industri dan domestik

Karbohidrat Limbah industri, perdagangan dan domestik

Minyak dan Lemak Limbah industri, perdagangan dan domestik

Pestisida Limbah hasil pertanian

Fenol Limbah industri

Alkali Sumber air, limbah domestik, infiltrasi air tanah

Klorida Sumber air, limbah industri, pelemahan air

Logam Berat Limbah industri

Nitrogen Limbah pertanian dan domestik

pH Limbah industri

Posfor Limbah industri, domestik dan alamiah

Sulfur Limbah industri, domestik

Virus Limbah industri, domestik

Sumber : Kristanto, 2002.

2.2.2 Sumber Pencemar Air Tanah

Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke

badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau

proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan

memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan

hidup.

Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh limbah

rumah tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah industri. Semakin

Page 8: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

20

meningkatnya perkembangan industri, dan pertanian saat ini, ternyata semakin

mempengaruhi tingkat pencemaran air, udara, dan tanah. Pencemaran itu

disebabkan oleh hasil buangan dari kegiatan tersebut.

Beberapa sumber pencemar yang dapat menurunkan kualitas air tanah,

diantanya sebagai berikut (Freeze, 1979):

1. Sampah dari TPA

2. Tumpahan minyak

3. Kegiatan pertanian

4. Pembuangan limbah cair pada sumur dalam

5. Pembuangan limbah ke tanah

6. Pembuangan limbah radioaktif

Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke

badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau

proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan

memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan

hidup. Sumber-sumber pencemaran air meliputi: (Suprihatin, 1999) :

1. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-

limbah industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah

tangga akan mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan

sekitarnya. Semakin besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat

pencemarannya. Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas,

plastik dll.) maupun cairan (air cucian, minyak goreng bekas, dll.). Di

Page 9: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

21

antara limbah tersebut ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan

ada pula yang tidak dapat terurai.

2. Limbah Lalu Lintas

Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak

dari kapal tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil

tangki minyak dapat mengotori airtanah. Selain terjadi di darat,

pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya sangat

berbahaya bagi kehidupan.

3. Limbah Pertanian

Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang

berlebihan misalnya dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan

yang berlebihan. Limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia

yang stabil, yaitu tidak terurai di alam sehingga zat tersebut akan

mengendap di dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan selanjutnya

akan mempengaruhi organisme-organisme yang hidup di dalamnya. Pada

pemakaian pupuk buatan yang berlebihan akan menyebabkan eutrofikasi

pada badan air/perairan terbuka.

4. Limbah Industri / Pertambangan

Penebangan hutan secara besar-besaran dan berkelanjutan akan

menyebabkan hutan gundul dan mengakibatkan erosi pada musim hujan,

sehingga terjadi pengikisan humus dan pengikisan tanah. Pengikisan

humus ini selain menyebabkan lahan kritis juga akan menyebabkan

pencemaran air. Air hujan yang jatuh akan langsung mengalir di

Page 10: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

22

permukaan dengan membawa tanah dalam alirannya. Akibatnya kualitas

air permukaan menurun (menjadi keruh) karena terlalu banyak partikel-

partikel tanah di dalamnya.

Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun

anorganik. Secara umum zat-zat tersebut digolongkan menjadi:

1. Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida yang

berasal dari kegiatan pertambangan, pabrik pupuk, pabrik kertas, dll.

2. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolah

bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoran berupa

ikatan belerang.

3. Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri

penyamakan kulit dan industri cat.

4. Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang berasal

dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam,

dll.

Perkembangan industri di kota Cimahi memiliki dampak yang positif tetapi

tak jarang berdampak negatif salah satunya adalah pencemaran air. Pencemaran air

didominasi akibat kegiatan industri yang terletak di lingkungan kawasan industri di

Kota Cimahi. Umumnya air yang telah digunakan untuk kegiatan industri

seharusnya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air karena

pembuangan limbah secara langsung tidak diolah menyebabkan terjadinya

pencemaran air. Air limbah hasil kegiatan industri seharunya mengalami proses

daur ulang terlebih dahulu agar tidak terjadi pencemaran.Industri di Cimahi

Page 11: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

23

umumnya membuang limbah hasil produksinya langsung ke aliran Sungai Cibaligo

tanpa di olah terlebih dahulu, hal tersebut yang dapat menyebabkan pencemaran air.

Pencemaran air tersebut dapat dilihat dari segi fisik air tersebut, air yang

berada di aliran Sungai Cibaligo yang merupakan tempat di sekitar kawasan industri

memiliki air yang berwana biru kehitaman. Air yang berwarna biru kehitaman

tersebut mencirikan bahwa telah terjadinya pencemaran. Kondisi sungai disekitar

kawasan industri memiliki aliran yang lambat sehingga air dari sungai tersebut

dapat mencemari air sumur di kawasan sekitar kawasan industri tersebut.

2.2.3 Mekanisme Terjadinya Pencemaran Air Tanah

Pencemaran airtanah berkaitan erat dengan cara pembuangan limbah diatas

permukaan tanah atau ke dalam tanah, masuknya pencemar ke dalam air tanah

terjadi dengan cara perkolasi dari permukaan tanah, melalui sumur dan air

permukaan. Faktor kondisi fisik erat kaitannya dengan kemungkinan terjadinya

pencemaran air tanah.

Potensi pencemaran pada air tanah dengan mendasarkan atas kedalaman

sumber pencemar dari permukaan air tanah, penyerapan oleh material di atas muka

air tanah, permeabilitas akuifer, gradient muka air tanah dan jarak horizontal antara

sumur dengan sumber pencemar. Semakin dekat jarak vertikal antara sumber

pencemar dengan muka air tanah maka akan semakin besar kemungkinan air tanah

tersebut mengalami pencemaran. Aliran pencemar tidak hanya terjadi pada arah

vertikal tetapi juga kearah horizontal. Zat pencemar akan sejalan dengan aliran air

tanah, baik pada arah vertikal maupun pada arah horizontal ( Grand Le, 1983).

Page 12: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

24

Kadar pencemar di dalam air tanah cenderung menurun sejalan dengan waktu

dan jarak yang dilaluinya. Penurunan kadar pencemar tersebut melibatkan banyak

mekanisme di dalamnya, termasuk penyaringan, penyerapan, proses-proses kimia,

dekomposisi oleh mikrobiologi dan pengenceran (dillution). Laju penurunan kadar

pencemar tersebut tergantung pula dari jenis pencemar dan kondisi hidrogeologi

setempat (Novran. M.D, 2009).

2.2.4 Dampak Pencemaran Air Tanah

1. Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh bahan pencemar (organik maupun anorganik)

dapat menyebabkan menurunnya kualitas air tanah sehingga air tanah

tersebut tidak bisa digunakan sesuai dengan peruntukannya.

2. Dampak terhadap kesehatan

Air sangat penting dalam mendukung kehidupan manusia, namun

demikian air juga mempunyai potensi yang sangat besar dalam menimbulkan

berbagai penyakit atau gangguan kesehatan jika air tersebut tercemar (Waluyo

Lud, 2009).

2.3 Air Sumur

Air sumur adalah air tanah dangkal yang memiliki kedalaman sampai

kedalaman kurang dari 30 meter, air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter

dan dinamakan juga sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak

berada di dalam tekanan.

Page 13: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

25

Ada beberapa jenis sumur yaitu :

1. Sumur Gali ( Sumur Dangkal )

Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas

dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-

rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 m dari

permukaan tanah.

Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif

dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena

kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat

buangan kotoran manusia kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur

itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak

kedap air. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat

merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi terbuka

dan pengambilan air dengan timba.

Dari segi kesehatan sebenarnya penggunaan sumur gali ini kurang baik

bila cara pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan, tetapi untuk

memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan

pencegahannya. Pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat

- syarat fisik.Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding

sumur, bibir sumur, lantai sumur, serta jarak dengan sumber pencemar.

2. Sumur Bor ( Sumur Dalam )

Dengan cara pengeboran, lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun

lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit

Page 14: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

26

di pengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran

mikrobiologi dan secara langsung dapat dipergunakan sebagai air minum. Air

tanah ini dapat di ambil dengan pompa tangan maupun pompa mesin.

2.4 Kawasan Industri

Kawasan industri adalah suatu daerah yang didominasi oleh aktivitas industri

yang mempunyai fasilitas kombinasi terdiri dari peralatan-peralatan pabrik

(industrial plants), sarana penelitian dan laboratorium untuk pengembangan,

bangunan perkantoran, bank, serta fasilitas sosial dan fasilitas umum

(Dirdjojuwono, 2004).

Kawasan industri menurut Keputusan Presiden Nomor 53 tahun 1989 tentang

Kawasan industri, Pasal 1 menyebutkan bahwa kawasan industri adalah kawasan

tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana,

sarana dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan

Kawasan Industri.

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Cimahi tahun 2016, terdapat 999 industri

yang terletak di Kecamatan Cimahi Selatan meliputi Industri berskala kecil, sedang

maupun besar. Industri yang paling dominan yaitu industri tekstil, terdapat 77

industri tekstil berskala besar. Berikut adalah Industri tekstil yang ada di Kota

Cimahi terdapat pada tabel 2. Berikut ini:

Page 15: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

27

Tabel 2. Jenis Industri Tekstil Di Kota Cimahi

Industri Tekstil Di Kota Cimahi

No Kode Jenis Industri Jumlah Industri

1 A Industri Pemintalan Barang 5

2 B Industri Pemintalan Benang Jahit 1

3 C

Industri Pertenunan ( Bukan

Pertenunan Karung Goni dan Karung

Lainnya) 22

4 D Industri Penyempurnaan Benang 3

5 E Industri Penyempurnaan Kain 18

6 F Industri Percetakan Kain 5

7 G Industri Kain Rajutan 17

8 H Industri Kain Sulaman/ Bordir 1

9 I

Industri Barang Jadi Tekstil untuk

Keperluan Rumah Tangga 4

10 J Industri Barang Jadi Tekstil Lainnya 1

Jumlah 77

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Cimahi, 2018.

2.5 Limbah Cair Industri Tekstil

Industri tekstil termasuk industri kain dapat dijuluki sebagai penghasil utama

limbah cair, hal ini disebabkan dari proses penyempurnaan tekstil yang memang

selalu menggunakan air sebagai bahan pembantu utama dalam setiap prosesnya.

Pencemaran yang terjadi disebabkan oleh limbah industri tekstil yang dibuang ke

badan air atau sungai, sementara sungai merupakan sumber perairan, limbah cair

yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada

perairan (Sugiharto, 1987).

Setiap aktivitas yang dijalankan selalu menghasilkan limbah, yang berupa

padat, cair ataupun gas. Limbah cair adalah sampah cair dari suatu lingkungan

masyarakat, terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir 0,1%-nya

Page 16: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

28

berupa benda benda padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik. Limbah cair

yang dihasilkan oleh proses-proses pabrik dan industri yang mempergunakan air

dalam jumlah sedang sampai banyak disebut “sampah industri”. Istilah sampah

industri pada umumnya terbatas pada sampel cair yang karena alasan warna, isinya

yang padat, kandungan anorganik atau organik, kadar garam, keasaman dan sifat-

sifat khas mereka yang dapat menimbulkan masalah pencemaran air (Mahida,

1986).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Pasal 1 ayat (11)

tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran

air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai

dengan peruntukannya.Adapun klasifikasi mutu air menurut PP Nomor 82 tahun

2001 Pasal 8 ayat (1) ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas, yaitu:

1. Kelas 1, air yang dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

2. Kelas 2, air yang dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman

dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut.

Page 17: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

29

3. Kelas 3, air yang dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4. Kelas 4, air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

Limbah industri tekstil tergolong limbah cair dari proses pewarnaan yang

merupakan senyawa kimia sintetis, mempunyai kekuatan pencemar yang sangat

kuat. Kandungan zat-zat pencemar dalam limbah tekstil tergantung pada proses

yang dilakukan yaitu proses pemintalan benang, penenunan dan pencelupan.

Pemintalan benang adalah proses pembuatan benang dari serat kapas, serat poliester

atau bahan lainnya. Penenunan adalah penyusunan benang menjadi kain. Kain hasil

penenunan selanjutnya mengalami proses pencelupan untuk meningkatkan nilai

komersial kain. Proses pencelupan kain pada dasarnya meliputi penghilangan kanji

(desizing), pelepasan wax (scouring), pengelantangan (bleaching), mercerising dan

pencelupan (dyeing) (Mahida, 1986). Tahapan dalam produksi tekstil disajikan

pada Gambar 2.

Page 18: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

30

Gambar 2. Proses Pencelupan Kain

(Sumber : Olahan Pribadi, 2018)

Industri pencelupan atau pencucian tekstil termasuk salah satu industri yang

sangat banyak mengeluarkan limbah cair. Penanganan pengolahan limbah cair pada

industri yang termasuk berskala kecil umumnya kurang baik . Limbah cair dari

industri tekstil umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berwarna

2. Bersifat sangat basa

3. BDO sangat tinggi

4. Padatan tersuspensi tinggi

5. Suhu tinggi

Page 19: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

31

Tekstil terbagi menjadi tiga kelompok yaitu katun, wol dan bahan sintetis yang

pengerjaan dalam proses pewarnaanya. Masing–masing kelompok dapat diproses

dengan berbagai cara dengan menggunakan bahan kimia yang berbeda-beda pula

terutama pada proses pewarnaannya. Industri di Indonesia umumnya tidak

memproduksi wol sehingga yang ada hanya industri tekstil katun dan sintetis.

Karakteristik limbah cair yang dihasilkan industri tekstil sangat erat

hubungannya dengan bahan-bahan yang digunakan dalam tahapan proses

pembuatan tekstil. Karakteristik dan baku mutu limbah cair industri tekstil disajikan

seperti pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Karakteristik dan Baku Mutu Limbah Cair Industri Tekstil

Parameter Satuan Kadar Maksimum

BOD mg/L 60

COD mg/L 150

Fenol Total mg/L 0,5

Krom Total (Cr) mg/L 1,0

Amonia Total (NH3- N) mg/L 8,0

Sulfida mg/L 0,3

Minyak dan Lemak mg/L 3,0

Ph - 6,0 - 9,0

TSS mg/L 50

Sumber: KepMen LH No.5 Tahun 2014.

2.6 Kualitas Air

Kualitas air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan

tertentu dari sumber – sumber air, dengan adanya standar kualitas air, orang dapat

mengukur kualitas dari berbagai macam air. Jenis air dapat diukur konsentrasi

kandungan unsur yang tercantum didalam standar kualitas, dengan demikian dapat

Page 20: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

32

diketahui syarat kualitasnya, dengan kata lain standar kualitas dapat digunakan

sebagai tolak ukur.

Air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang

diinginkan, terutama untuk keperluan air minum dan rumah tangga lainnya, maka

kita perlu memelihara dan meningkatkan kualitasnya. Penetapan baku mutu

airdidasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 82 Tahun

2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.Sesuai

PP RI Nomor 82 Tahun 2001 disebutkan bahwa baku mutu air adalah batas atau

kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau harus ada dan

atau macam unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air pada

sumber air tertentu sesuai dengan peruntukannya. Sesuai peraturan ini, air yang

dimaksud adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air,

dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk air laut dan air bawah tanah.

Beberapa hasil penelitian terhadap kualitas air yang mengacu pada dasar

ketetapan yang ada, bahwa kualitas air minum di Indonesia lebih banyak masuk

sebagai air baku air minum, yaitu air yang perlu melalui pengolahan sebelum

dimanfaatkan sebagai air minum maupun keperluan rumah tangga lainnya. Air yang

dapat langsung dikonsumsi sebagai air minum relatif sedikit, karena banyak

kualitas air menurun akibat pencemaran yang sebagian besar akibat aktivitas

manusia, baik akibat kegiatan rumah tangga, pertanian, dan juga industri.

Page 21: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

33

2.7 Parameter Kualitas Air

Beberapa parameter fisika dan kimia yang akan diukur dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Suhu

Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai

proses industri. Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu lebih tingi

daripada air asalnya. Kenaikan suhu air menimbulkan beberapa akibat

antara lain menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air, meningkatkan

kecepatan reaksi kimia serta terganggunya kehidupan ikan dan hewan air

lainnya. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air

lainnya mungkin akan mati (Fardiaz, 1992). Air minum sebaiknya tidak

berwarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari

berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna (Slamet,

1996). Lokasi pembuangan limbah tekstil yang prosesnya membutuhkan

temperatur tinggi (Yuli, 2010).

Dalam kajian ilmu fisika, suhu merupakan salah satu faktor yang

sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyerapan pada

organisme. Proses ini hanya akan berfungsi dalam kisaran suhu yang

relatif sempit biasanya bekerja dalam kisaran suhu 0°C sampai 4°C

(Arthana, 2007). Suhu air normal adalah suhu air yang memungkinkan

makhluk hidup dapat melakukan metabolisme dan berkembang biak (Day

& Underwood, 2002).

Page 22: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

34

2. Jumlah Residu Tersuspensi/Total Suspended Solid (TSS)

Padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu daripadatan total yang

tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih

besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air

akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS

terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari

sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel

mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution, 2008).

TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang

heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling

awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu

perairan (Tarigan dan Edward, 2003). TSS umumnya dihilangkan dengan

flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan

dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di

perairan.

Analisis zat–zat padat tersuspensi yang berada dalam air sangat

penting bagi penentuan komponen–komponen air secara lengkap, juga

untuk perencanaan serta pengawasan proses–proses pengolahan dalam

bidang air minum maupun dalam bidang air buangan dengan tujuan

penentuan parameter mutu air, desain pra sedimentasi, flokulasi, filtrasi

pada pengolahan air minum, desain pengendapan primer pada pengolahan

air buangan, sedimentasi pada air sungai, drainase dan lain– lain (Alaerts

dan Santika, 1987).

Page 23: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

35

3. pH (puisance negatif de H)

pH adalah derajatkeasaman yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasaman atau kebasaannya yang dimiliki oleh suatu larutan. pH

didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang

terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara

eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.

Skala pH bukanlah skala absolut, tetapi bersifat relatif terhadap

sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan

persetujuan internasional.

Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion

hidrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan

seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan

dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH < 7 dikatakan kondisi perairan

bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa

(Effendi, 2003).Adanya karbonat, bikarbonat dan hidroksida akan

menaikkan kebasaan air, sementara itu adanya asam pada mineral bebas

dan asam karbonat akan menaikkan keasaman suatu perairan. Sejalan

dengan pernyataan tersebut, Mahida (1986) menyatakan bahwa limbah

buangan industri dan rumah tangga dapat mempengaruhi nilai pH

perairan. Nilai pH dapat mempengaruhi spesiasi senyawa kimia dan

toksisitas dari unsur-unsur renik yang terdapat di perairan, sebagai

contoh H2S yang bersifat toksik banyak ditemui di perairan tercemar dan

perairan dengan nilai pH rendah.

Page 24: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

36

Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi

karbondioksida (CO2) dan senyawa bersifat asam. Semakin banyak CO2

yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi secara bertahap melepaskan ion

H+ yang menyebabkan pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi pada

peristiwa fotosintesis yang membutuhkan CO2, sehingga menyebabkan

pH air naik, pada peristiwa fotosintesis, fitoplankton dan tanaman air

lainnya akan mengambil CO2 dari air sehingga mengakibatkan pH air

meningkat pada siang hari dan menurun pada waktu malam hari.

pH mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan tumbuhan

dan hewan akuatik, maka pH suatu perairan seringkali dipakai sebagai

petunjuk baik atau buruknya perairan sebagai lingkungan

hidup.Konsenterasi ion hidrogen menyatakan intensitas keasaman/tingkat

alkalinitas dari suatu cairan encer dan mewakili konsentrasi hidrogen

ionnya. Air murni yang tidak bersifat asam atau mengandung alkali

jumlah ion–ion hidrogen sama dengan jumlah ion hidroxyl, jika terdapat

kelebihan ion hidrogen, maka air itu akan menjadi asam sedang

kekurangan ion hidrogen menyebabkan air itu mengandung alkali,

sehingga konsentrasi ion hidrogen bertugas sebagai petunjuk mengenai

reaksi air. Limbah cair tekstil umumnya mempunyai pH tinggi, hal ini

disebabkan karena banyak proses yang dalam proses pengerjaan industri

tekstil beberapa dilakukan pada pH tinggi, pada proses pemasakan

dilakukan pada pH 9-10 dan beberapa proses pencelupan yang

menggunakan alkali sebagai zat pembantu di dalam pengerjaannya (misal

Page 25: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

37

pada proses pencelupan zat warna reaktif, zat warna naftol).Penggunaan

bahan bahan kimia dalam proses industri akan mempengaruhi sifat kimia

air limbah yang dihasilkan terutama, pH ( Connell dan Miller, 1995).

4. Warna

Warna merupakan akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam

air, disamping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan

mengandung logam berat. Warna air limbah menunjukan kualitasnya, air

limbah yang baru akan berwarna abu-abu, dan air limbah yang sudah basi

atau busuk akan berwarna gelap (Mahida, 1984). Warna tertentu dapat

menunjukkan adanya logam berat yang terkandung dalam air buangan.

Air limbah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu warna sejati dan

warna semu.Warna yang disebabkan oleh warna organik yang mudah

larut dan beberapa ion logam disebut warna sejati, jika air tersebut

mengandung kekeruhan atau adanya bahan tersuspensi dan juga oleh

penyebab warna sejati, maka warna tersebut dikatakan warna semu.

Warna perairan dapat ditimbulkan karena adanya bahan-bahan

organik (keberadaan plankton atau humus) maupun anorganik (seperti ion-

ion logam besi, dan mangan). Kandungan bahan-bahan anorganik seperti

oksida pada besi menyebabkan air bewarna kemerahan, sedangkan

oksida pada mangan menyebabkan air menjadi berwarna

kecoklatan/kehitaman. Kalsium karbonat yang berasal dari daerah

berkapur juga dapat menimbulkan warna kehijauan pada air. Bahan-

bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang berasal dari

Page 26: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

38

proses dekomposisi (pelapukan) tumbuhan yang telah mati

menimbulkan warna kecoklatan pada air (Effendi, 2003). Warna air pada

umumnya disebabkan oleh partikel koloid bermuatan negatif, sehingga

pemurnian warna pada air dilakukan dengan cara menambahkan bahan

koagulan yang bermuatan positif seperti alumunium dan besi (Gabriel,

2001).

Warna perairan juga dapat disebabkan oleh peledakan (blooming)

Fitoplankton (algae) (Effendi, 2003). Warna air dapat mengindikasikan

adanya zat-zat terlarut dalam air yang sangat berpengaruh terhadap

kualitas air. Warna air dapat diamati secara visual (langsung) ataupun

diukur dengan menggunakan skala platinum kobalt (dinyatakan dengan

satuan (PtCo)), dengan membandingkan warna air sempel dan warna

standar (Effendi, 2003). Nilai satu skala PtCo sebanding dengan satuan

skala TCU (True Color Unit) atau dapat dikatakan bahwa nilai 1 TCU = 1

mg/L platinum kobalt.

5. Krom (Cr) Total

Air sering tercemar oleh komponen–komponen anorganik,

diantaranya berbagai macam logam berat anorganik berbahaya (Palar,

1994: 61). Logam krom dapat masuk ke dalam badan perairan melalui dua

cara, yaitu secara alamiah dan non alamiah. Masuknya krom secara

alamiah dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor fisika, seperti erosi

(pengikisan) yang terjadi pada batuan mineral, disamping itu debu–debu

dan partikel krom di udara akan dibawa turun oleh hujan (Palar, 1994).

Page 27: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

39

Masukan krom yang terjadi secara non alamiah lebih merupakan

dampak dari aktivitas yang dilakukan manusia, yang berupa limbah atau

buangan industri dan limbah rumah tangga. Krom biasanya digunakan

dalam industri penyamakan, industri tekstil, industri elektroplating,

sebagai radiator tahan karat dan lain-lain. Krom dalam industry tekstil

biasanya banyak digunakan dalam proses pencelupan baik sebagai zat

warna maupun sebagai mordan (pengikat warna) (Sajidan, 2006).

Krom merupakan elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai

dalam kondisi oksida antara Cr(I) sampai Cr(VI), tetapi hanya krom

bervalensi tiga dan enam memiliki kesamaan sifat biologinya. Krom

bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai di alam

dan dalam material biologis krom selalu berbentuk Cr(III). Cr(VI)

merupakan salah satu material organik pengoksida tinggi (Suhendrayatna,

2001).

6. Fenol Total

Fenol merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil

yang terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol memiliki beberapa nama

lain seperti asam karbolik, asam fenat, asam fenilat, fenil hidroksida,

oksibenzena, benzenol, monofenol, fenil hidrat, fenilat alkohol dan fenol

alkohol (Nair,2008).

Fenol dan senyawa turunannya adalah senyawa yang menjadi salah satu

parameter kualitasair olahan dari limbah cair industri tekstil. Fenol dan

senyawa turunannya merupakan zat berbahaya dan beracun. Dalam

Page 28: BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Air Tanah - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240110/2015/240110150028_2_7316.pdftanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian bakteri,

40

konsentrasi tertentu masuknya fenol dan turunannya dapat menyebabkan

efek karsinogenik pada binatang dan manusia. Upaya untuk mengurangi

pencemaran fenol dan senyawa turunannya dalam pengelolaan

lingkungandilakukan dengan metode elektrolisis, oksidasi, ekstraksi,

filtrasi melalui membran cair dan metode adsorpsi.