bab ii tinjauan pustaka - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. bab ii.pdf · ... dan...

34
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Skripsi Septi Hidayati menuliskan tentang tari piring dua belas, dalam tulisannya mengkaji tentang penggunaan media audio visual dan kemampuan mendemonstrasikan tari piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo, sementara dalam tulisan ini mengkaji tentang penggunaan model kooperataif tipe STAD pada pembelajaran tari piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo, sehingga tulisan ini berbeda dengan tulisan Septi Hidayati, akan tetapi tidak menutup kemungkinan tulisan Septi Hidayati dijadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakuakan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (Rusman, 2011:202). Cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran berkelompok adalah rangkaian kegiatan

Upload: voliem

Post on 03-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi Septi Hidayati menuliskan tentang tari piring dua belas, dalam tulisannya

mengkaji tentang penggunaan media audio visual dan kemampuan

mendemonstrasikan tari piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo, sementara

dalam tulisan ini mengkaji tentang penggunaan model kooperataif tipe STAD

pada pembelajaran tari piring dua belas di SMA Negeri 1 Kalirejo, sehingga

tulisan ini berbeda dengan tulisan Septi Hidayati, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan tulisan Septi Hidayati dijadikan sebagai acuan dalam penulisan

skripsi ini.

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan

struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam pembelajaran ini tercipta

sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakuakan

antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (Rusman,

2011:202).

Cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan

cara berkelompok. Model pembelajaran berkelompok adalah rangkaian kegiatan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

9

belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2006:217). Pembelajaran

kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil

yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas

kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu

bahan pembelajaran.

Model pembelajaran (Student Teams Achievement Division) STAD merupakan

variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Dalam STAD, siswa

menjadi kelompok beranggotakan empat sampai enam orang yang beragam

kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pembelajaran

dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok

itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis

perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling

membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa akumulasi dengan nilai rata-

rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya (Rusman, 2011: 213).

Fungsi utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling

mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang

diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan

tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya.

Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik,

menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan

(Slavin, 2005 : 12).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

10

2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

(Student Teams Achievement Division) STAD

a) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

3. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa

sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

4. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka

lebih aktif dalam diskusi.

5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya,

dan menghargai pendapat orang lain.

6. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung

tinggi norma-norma kelompok.

7. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil

bersama.

8. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

9. Interaksi antar-siswa seiring dengan peningkatan kemampuan

mereka dalam berpendapat.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

11

b) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan

mengarahkan mereka yang kurang pandai.

2.1.2 Langkah-langkah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

(Student Teams Achievement Division) STAD

a) Menyampaikan Tujuan dan Motivasi

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada

pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa agar tertarik pada

materi yang akan mereka pelajari;

2. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari.

b) Pembagian Kelompok

Guru membentuk kelompok ke dalam beberapa kelompok, dan setiap

kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang

memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi

akademik, gender/jenis kelamin, rasa dan etnik.

c) Presentasi dari Guru

1. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu

menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut

dipelajari;

2. Guru memberi motivasi siswa agar terdapat belajar dengan aktif dan

kreatif;

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

12

3. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, metode

ceramah dan metode demostrasi, dijelaskan juga tentang

keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, guru

mempraktikkan gerak tari sebagai pedoman bagi kerja kelompok,

sehingga semua anggota kelompok menguasai dan masing-masing

memberikan kontribusi.

d) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

Siswa belajar kelompok yang telah dibentuk. Siswa diberikan

kesempatan untuk mencoba mempaktikkan gerak tari bersama

kelompoknya. Selama kerja tiap kelompok, guru melakukan

pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila

diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.

e) Kuis

Guru menyampaikan hasil belajar melalui pemberian kuis terhadap

ragam gerak yang didemonstrasikan dan juga presentasi hasil kerja

masing-masing kelompok. Setiap kelompok diberikan kesempatan

untuk mendemonstrasikan gerak dan tidak dibenarkan bekarja sama.

Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual

bertanggumg jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar

tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap aspek

yang dinilai.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

13

2.2 Pembelajaran

Pengertian pembelajaran kata pembelajaran terjemahan dari “ instruction “ yang

banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak

dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang dapat mempermudah siswa

mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti bahan-bahan,

media cetak, program televisi, gambar, audio, dan sebagainya. Semua itu

mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar

mengajar. Dalam istilah pembelajaran yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan

hasil-hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa

diposisikan sebagai subjek yang memegang peranan utama, sehingga dalam

proses belajar mengajar siswa sebaiknya beraktivitas secara penuh, bahkan secara

individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian, jika mengajar

(pengajaran) atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran utama

memberikan informasi, maka dalam pembelajaran atau instruction guru lebih

banyak berperan sebagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa (Sanjaya,

2011 : 100).

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh

pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid (Sagala, 2011: 61).

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

14

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap

materi pembelajaran (Sagala, 2011: 62).

Proses pembelajaran merupakan bagian yang paling pokok dalam kegiatan

pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah interaksi timbal balik antara siswa

dengan guru dalam proses pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur

saling memberi dan menerima. Proses pengajaran itu berlangsung dalam situasi

pengajaran yang di dalamnya terdapat komponen-komponen atau faktor-faktor ;

1) tujuan yang hendak dicapai;

2) siswa yang belajar;

3) guru yang mengajar;

4) metode atau model pembelajaran yang digunakan untuk menciptakan situasi

belajar mengajar;

5) alat bantu mengajar;

6) situasi pengajaran;

7) penilaian yang fungsinya untuk menetapkan seberapa jauh tercapainya tujuan.

Di dalam proses pengajaran itu, semua komponen tersebut bergerak sekaligus

dalam suatu rangkaian kegiatan yang terarah dalam rangka membantu

pertumbuhan siswa ke tujuan.

2.3 Proses Pembelajaran Tari Piring Dua Belas

Proses pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses belajar

yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa dalam mempraktikkan ragam

gerak tari piring dua belas.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

15

2.3.1 Belajar Gerak

Belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkah-

langkah atau prosedur yang ditempuh (Hamalik, 2011: 29).

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain

sebagainya. Belajar itu juga akan lebih baik, jika si subjek belajar mengalami atau

melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman, 2011: 20).

Gerak di dalam tari adalah bahasa yang dibentuk menjadi pola-pola gerak dari

seorang penari. Prinsip yang sangat penting dalam bentuk gerak mengandung

pengertian menjadi satu yang utuh. Kesatuan aspek-aspek gerak, ruang, dan waktu

yang hadir dalam tari (Hadi, 2007: 25).

Proses pembelajaran gerak tari seorang siswa tidak terlepas dari kemampuan guru

untuk membimbing. Seorang guru dapat mengarahkan anak didik dalam

mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini guru dapat mempraktikkan

gerak atau menari dengan tepat dan dengan teknik yang benar. Selain kemampuan

guru seorang guru dalam belajar gerak tari diharapkan adanya aktivitas siswa itu

sendiri. Sehingga pembelajaran gerak akan memperoleh hasil yang lebih baik.

Fitts dan Ponser (Tarigan, 2010: 30) mengemukakan tiga fase belajar gerak, yaitu

1) Fase Kognitif

Fase kognitif merupakan tahap awal dalam belajar gerak. Di sini siswa

berusaha memahami bentuk gerak. Pada fase ini efektifitas aktivitas berpikir

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

16

masih menonjol karena harus berusaha memahami bagaimana bentuk gerak

dan bagaimana harus melakukannya.

2) Fase Asosiatif

Fase Asosiatif merupakan fase kedua dalam belajar gerak. Pada fase asosiatif,

anak sudah sampai pada taraf merangkaikan bagian-bagian gerakan secara

keseluruhan.

3) Fase Otonom

Fase Otonom merupakan fase akhir dalam belajar gerak. Pada fase ini anak

menguasai pengetahuan tertinggi. Siswa dapat melakukan gerak dengan luwes

dan keseluruhan gerak dengan iringan tari, pola lantai dan ekspresi pada tari.

2.3.2 Tari Piring Dua Belas

Tari piring dua belas adalah tari tunggal masyarakat Lampung yang

menggunakan piring sebagai properti dalam mendemostrasikan gerak. Tari ini

merupakan tari pergaulan masyarakat Lampung pesisir yang beradat Saibatin.

Tari piring dua belas berarti penari menarikan bersama piring yang sudah siapkan

di bawah sejajar sebanyak dua belas piring ditambah dua piring yang dibawa

penari. Tari ini berfungsi sebagai sarana hiburan dalam salah satu rangkaian acara

adat.

Diperkirakan Tari piring dua belas berasal dari Sekala Brak kecamatan Belalau

Lampung Barat. Masuknya tari piring dua belas di kecamatan Kota Agung

wilayah Teluk Semaka dibawa oleh masyarakat Lampung Pesisir dari Belalau

yang berpindah mencari daerah penghidupan baru pada abad XV (Tim Taman

Budaya Lampung, 2006 : 1).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

17

Diperkirakan Tari piring dua belas pada awalnya adalah tarian sang ratu yang

digunakan untuk menyambut kedatangan hulu balang ”pengawal” dari perang.

Sang ratu memberikan suguhan kepada para pengawal kerena luapan rasa gembira

ketika pulang dari perang. Ratu berasal dari paksi Marga Benawangan yang mana

asal mula berasal dari Sekala Brak Gunung Pesagi yang turun ke Teluk Semaka

namanya Raja Baniting kemudian turun gelar menjadi Raja Semaka, dari Raja

Semaka membuat sebuah kerajaan kecil menjadi paksi Marga Benawang

Simbol menggunakan dua belas piring dalam mempraktikkan tari piring dua

belas karena paksi Marga Benawang mempunyai dua belas bandar (tempat

berlabuh atau markas), dan tiap bandar memiliki pengawal, dan setiap pengawal

memiliki pasukan perang. Nama ke 12 bandar yaitu Bandar Raja Basah, Sanggi,

Ngaghip, Telagening, Maja, Muakhas, Telunggu, Buway Nyata, Ratu regah,

Limau, Putih, dan Tulung Buya.

Tari piring dua belas juga menggunakan dua piring kecil yang melambangkan

bahwa segala sesuatu itu ada dua, ada kalah ada menang, ada baik ada buruk, ada

sedih ada pula senang.

Awalnya, tari piring dua belas digunakan ratu dalam menyambut pengawal ketika

pulang dari perang dan untuk menyambut tamu-tamu tertentu. Diikuti oleh abdi

kerajaan pemain musik dan dayang ratu sebagai penyanyi, sedangkan ratu itu

sendiri yang menarikan tarian ini. Musik yang digunakan untuk mengiring sang

ratu menari pada saat itu adalah tepuk tangan, kayu, dan kulit-kulit binatang yang

dimainkan oleh abdi kerajaaan. Seiring dengan perkembangan zaman karena tidak

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

18

ada peperangan lagi tari piring dua belas digunakan untuk upacara penayuhan

atau acara adat resepsi pernikahan.

Saat ini, tari piring dua belas merupakan tarian hiburan pada acara pesta adat

yaitu dapat dipertunjukkan dalam acara pesta pernikahan, penetapan gelar,

menyambut tamu agung, dan acara hari-hari besar lainnya. Alat musik yang

digunakan saat ini antara lain gambus lunik, rebana, tamborin, dan gong. Tempat

penyelenggaraan dilakukan di balai adat, bisa juga di panggung, lapangan terbuka,

dan gedung apabila sudah mendapatkan izin berdasarkan musyawarah adat .

Musik Pengiring

PENAYUHAN

: . . 1 2 3 3 . 4 3 . 2 1 7 6 6 6 6 7 1 2 3 4 . 3 2 1 2 1 7

. . 1 2 3 3 . 4 3 2 1 7 6 6 6 6 7 1 2 3 4 3 2 1 2 1 7

. . 6 7 1 1 . 1 3 2 1 7 6 5 6 . 1 7 6 5 4 3 \ . . .

. . 3 4 . 6 6 . 7 6 5 4 3 2 2 . 2 2 3 4 5 6 6 . 5 4 3 5 4 3

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

19

Lagu Pengiring Tari Piring Dua Belas

a. Robbikum ya robbikum b. Pantunni takhi hinji

Robbikum illahi robbi Makai bahasa lappung

Assalamu alaikum Kisah haga tikaji

Sikam haga butakhi Riwayat seni Lappung

c. Takhlan sai tiusung d. Awal mula pekhtama

Takhi pikhing khua belas Ditahun enam lapan

Seni budaya lapping Takhi hinji menjelma

Dang sappai haga tekas Sai nakhi tenggalaman

e. Pikhingni angkah khua f. Ditahun tujuh tiga

Diculuk kikhi kanan Takhi khadu bukhubah

Gambus wat moneh dia Mak ninggalkon asalna

Katutukni terbangan Ajo khadu lestakhikan

g. Payu kham jama-jama h. Lahot jama puakhi

Ngabina takhi sinji Mak milih tuha ngukha

Dang sappai haga lupa Budayakonlah seni

Ajo khadu lestakhi Demi pembangunan bangsa

i. Takhupai antak ija

Tantun dalih butakha

Kantu kukhang sempukhna

Tinggal maklum dikutti

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

20

Gambar 1. Dua Belas Piring

(Foto, Devi Nurmalasari : 2012)

Keterangan :

Susunan dua belas piring pada saat menarikan tari piring dua belas.

Gambar 2. Dua Piring Penari

(Foto, Devi Nurmalasari : 2012)

Keterangan:

Dua piring ini dibawa penari pada saat menarikan tari piring dua belas.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

21

Gambar 3. Teknik Membawa Piring

(Foto, Devi Nurmalasari : 2012)

Keterangan

Penggunaan properti (dua piring) yang dibawa penari menggunakan teknik

membawa piring yang benar (jari-jari berada dibagian bawah piring, dan jari-

jari tangan tidak menyentuh piring bagian atas).

Gambar 4. Teknik Menginjak Piring

(Foto, Devi Nurmalasari : 2012)

Keterangan :

Gerak kaki 3 atau menginjak dua belas piring secara bergantian kaki kanan

dan kiri. Posisi kaki menjinjit, tumit tidak menyentuh piring.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

22

Uraian nama ragam gerak tari piring dua belas terdiri dari tujuh dasar gerak

tangan dan tiga gerak dasar gerakan kaki. Akan tetapi, gerakan kaki tidak

memiliki nama, arti, atau maksud tertentu.

Tabel 1. Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Tari Piring Dua Belas

No

Nama

Gerak Hitungan Uraian Gerak Keterangan

1.

Mejong

sembah

1

Proses pertama,

kedua telapak

tangan terbuka

dengan lengan

ditekuk

Posisi awal

kedua

telapak

tangan

tertutup di

atas paha

dengan posisi

sejajar.

2

Lanjutan dari

hitungan pertama,

kedua telapak

tangan menutup

dengan lengan

ditekuk

3

Lanjutan dari

hitungan kedua,

kedua telapak

tangan menutup

dengan lengan

ditekuk ( badan

mulai bagun)

4

Kedua telapak

tangan menutup

dengan lengan

ditekuk, posisi

ujung jari-jari

menghadap ke

depan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

23

Proses merunduk

telapak tangan

menetup, arah

kebawah

6

Lanjutan proses

dari hitungan

kelima, telapak

tangan dan badan

merunduk

7

Lanjutan proses

dari hitungan

keenam, telapak

tangan dan badan

merunduk

8

Kedua telapak

tangan

menghadap ke

atas atau terbuka

dengan posisi

badan merunduk

1

Kedua telapak

tangan ditutup

secara menyilang

dengan posisi

tangan kanan di

atas tangan kiri Posisi awal

kedua

telapak

tangan

dibuka di

atas paha

dengan posisi

sejajar.

Pandangan

mengikuti

arah tangan

dengan

ekspresi

tersenyum.

2

Kedua telapak

tangan dibuka

dengan posisi

telapak tangan

kanan dan kiri

sejajar

3

Kedua telapak

tangan ditutup

secara menyilang

dengan posisi

tangan kanan di

atas tangan kiri

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

24

2.

Ngaka

kelap

4

Kedua telapak

tangan dibuka

dengan posisi

tangan kanan dan

kiri sejajar di

depan pundak

5

Kedua telapak

tangan ditutup

secara menyilang

dengan posisi

tangan kanan di

atas tangan kiri

dan badan hadap

kekanan atau

kekiri

6

Kedua telapak

tangan dibuka

secara sejajar

dengan posisi

badan hadap

kekanan atau

kekiri

7

Kedua telapak

tangan ditutup

secara menyilang

dengan posisi

badan hadap

kekanan atau

kekiri

8

Kedua telapak

tangan dibuka

secara sejajar

dengan posisi

badan hadap

kekanan atau

kekiri

1

Siku tangan kanan

ditarik ke dalam

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

25

3.

Ngahilok

Posisi awal

dengan

memegang

properti

piring tangan

ditekuk dan

lengan

bagian

bawah

mengarah ke

depan sejajar

dengan dada,

serta telapak

tangan

bagian dalam

menghadap

ke atas.

Posisi badan

tegap dengan

pandangan

ke depan

2

Proses telapak

tangan kanan

diputar ke arah

dalam

3

Lanjutan dari

hitungan kedua

proses telapak

tangan kanan

diputar ke arah

dalam hingga

kembali ke posisi

awal dengan

posisi menyilang

tangan kanan

diatas tangan kiri

4

kedua tangan

dibuka dengan

posisi sejajar

5

Siku tangan kiri

ditarik ke dalam

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

26

6

Proses telapak

tangan kiri

diputar ke arah

dalam hingga

kembali ke posisi

awal

7

Lanjutan hitungan

keenam proses

telapak tangan

kiri diputar ke

arah dalam

hingga kembali

ke posisi awal

dengan posisi

menyilang tangan

kiri diatas tangan

kanan

8

Kedua tangan

dibuka dengan

posisi sejajar

1

Siku kedua

tangan ditarik ke

dalam

Posisi awal

dengan

memegang

properti

piring tangan

ditekuk dan

lengan

bagian

bawah

mengarah ke

depan sejajar

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

27

4. Sebatang

masuk

2

Proses kedua

telapak tangan

diputar ke arah

dalam

dengan dada,

serta telapak

tangan

bagian dalam

menghadap

ke atas.

Posisi badan

tegap dengan

pandangan

ke depan.

3

Lanjutan hitungan

kedua, proses

kedua telapak

tangan berada

didepan pundak

4

Kedua telapak

tangan kembali ke

posisi awal

5

Siku kedua tangan

ditarik ke dalam

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

28

6

Proses kedua

telapak tangan

diputar ke arah

dalam

7

Lanjutan hitungan

keenam, proses

kedua telapak

tangan berada

didepan pundak

8

Kedua telapak

tangan kembali ke

posisi awal

1

Siku kedua tangan

didorong ke depan

Posisi awal

dengan

memegang

properti

piring tangan

ditekuk dan

lengan

bagian

bawah

mengarah ke

depan sejajar

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

29

5. Sebatang

keluar

2

Proses kedua

telapak tangan

diputar ke arah

luar

dengan dada,

serta telapak

tangan

bagian dalam

menghadap

ke atas.

Posisi badan

tegap dengan

pandangan

ke depan

3

Lanjutan hitungan

kedua, proses

kedua telapak

tangan diputar ke

arah luar dengan

telapak tangan

bagian dalam

mengarah ke atas

hingga kembali ke

posisi awal

4

Kedua telapak

tangan kembali ke

posisi awal

5

Siku kedua tangan

didorong ke depan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

30

6

Proses kedua

telapak tangan

diputar ke arah

luar

7

Lanjutan hitungan

keenam, proses

kedua telapak

tangan diputar ke

arah luar dengan

telapak tangan

bagian dalam

mengarah ke atas

hingga kembali

ke posisi awal

8

Kedua telapak

tangan kembali ke

posisi awal

6.

Laga

puyuh

1

Siku tangan

kanan ditarik ke

dalam, bersamaan

dengan lengan

bawah tangan kiri

ditarik ke dalam

Posisi awal

dengan

memegang

properti

piring tangan

ditekuk dan

lengan

bagian

bawah

mengarah ke

depan sejajar

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

31

2

Telapak tangan

kanan diputar ke

arah dalam

hingga jari-jari

mengarah ke atas,

tangan kiri

mengikuti

dengan dada,

serta telapak

tangan

bagian dalam

menghadap

ke atas

Posisi badan

tegap dengan

pandangan

ke depan.

3

Jari-jari tangan

kanan menghadap

bawah dengan

posisi telapak

tangan bagian atas

menghadap

depan, diikuti

dengan jari-jari

tangan kiri

menghadap atas

dengan posisi

telapak tangan

menghadap

samping

4

Telapak tangan

sebelah kiri

diputar ke arah

luar hingga ke

posisi awal

5

Siku tangan kanan

ditarik ke dalam,

bersamaan dengan

lengan bawah

tangan kiri ditarik

ke dalam

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

32

6

Telapak tangan

kanan diputar ke

arah dalam hingga

jari-jari mengarah

ke atas, tangan

kiri mengikuti

7

Jari-jari tangan

kanan menghadap

bawah dengan

posisi telapak

tangan bagian atas

menghdap depan,

diikuti dengan

jari-jari tangan

kiri menghadap

atas dengan posisi

telapak tangan

menghadap

samping

8

Telapak tangan

sebelah kiri

diputar ke arah

luar hingga ke

posisi awal

7. Nokoh

1

Kedua tangan

diayun,tangan

kanan kebelakang,

sedangkan tangan

kiri kedepan

Posisi awal

dengan

memegang

properti

piring tangan

ditekuk dan

lengan

bagian

bawah

mengarah ke

depan sejajar

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

33

2

Kedua tangan

diayun, tangan

kanan kedepan,

sedangkan tangan

kiri kebelakang

dengan dada,

serta telapak

tangan

bagian dalam

menghadap

ke atas

3

Kedua tangan

diayun,tangan

kanan kebelakang,

sedangkan tangan

kiri kedepan

4

Kedua piring yang

berada di telapak

tangan ditukar

hingga berpindah

posisi

5

Kedua tangan

diayun,tangan

kanan kebelakang,

sedangkan tangan

kiri kedepan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

34

6

Kedua tangan

diayun, tangan

kanan kedepan,

sedangkan tangan

kiri kebelakang

7

Kedua tangan

diayun,tangan

kanan kebelakang,

sedangkan tangan

kiri kedepan

8

Kedua piring yang

berada di telapak

tangan ditukar

hingga berpindah

posisi

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

35

Tabel 2. Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Kaki Tari Piring Dua Belas

No

Nama Gerak

Hitungan Uraian Gerak Keterangan

1. Gerak kaki 1

1

Kaki kanan

melangkah ke

depan

Gerak kaki

ini digunakan

ketika

menuju

piring,

melangkahi

piring, dan

ketika akan

kembali ke

posisi awal.

Gerakan kaki

1 biasa

dipasangkan

dengan

ngahilok,

sebatang

masuk,

sebatang

keluar, dan

nokoh. 2

Kaki kiri

melangkah ke

depan sejajar

dengan kaki

kanan.

3

Kaki kanan

melangkah ke

belakang.

4

Kaki kiri mundur

sejajar dengan

kaki kanan

dengan posisi

menjinjit.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

36

5

Kaki kiri

melangkah ke

depan

6

Kaki kanan

melangkahi piring

ke arah samping

kanan.

7

Kaki kiri

melangkah ke

belakang

8

Kaki kanan

mundur sejajar

dengan kaki kiri

dengan posisi

kaki menjinjit.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

37

2. Gerak kaki 2

1

Kaki kanan

menjijit ke arah

depan

Gerak kaki

ini digunakan

dalam gerak

laga puyuh.

Dalam

gerakan ini

berada di

depan piring

dan dalam

proses jalan

menuju

piring awal

2

Kaki kanan

kembali lagi

keposisi awal atau

sejajar dengan

kaki kiri

3

Kaki kiri menjijit

ke arah depan

4

Kaki kiri kembali

lagi keposisi awal

atau sejajar

dengan kaki

kanan

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

38

5

Kaki kanan

menjijit ke arah

depan

6

Kaki kanan

kembali lagi

keposisi awal atau

sejajar dengan

kaki kiri

7

Kaki kiri menjijit

ke arah depan

8

Kaki kiri kembali

lagi keposisi awal

atau sejajar

dengan kaki

kanan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

39

3. Gerak kaki 3

1

Kaki kanan

melangkah ke

depan

Gerakan ini

dilakukan

ketika

menginjak

piring.

Gerakan kaki

3 biasa

dipasangkan

dengan

ragam gerak

ngahilok,

sebatang

masuk,

sebatang

keluar, dan

nokoh..

Gerak kaki

ini digunakan

ketika

melangkahi

piring.

Dalam

gerakan ini

jika berada di

sebelah

kanan piring

maka dimulai

dengan kaki

kanan, akan

tetapi jika

berada di

sebelah kiri

piring maka

dimulai

dengan kaki

kiri.

Hitungan

dilanjutkan

sampai piring

ke 12.

2

Kaki kiri

melangkah ke

depan

3

Kaki kanan

melangkah ke

depan

4

Kaki kiri

melangkah ke

depan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

40

2.3.3 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi

belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar mengajar ada beberapa prinsip yang

berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern.

Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan

pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa, kemudian untuk

aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: visual

activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities,

motor activities, mental activities, dan emotional activities (Sardiman, 2011:101).

Dalam penelitian ini jenis aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses

pembelajaran sebagai berikut (Sardiman, 2011:101).

1. Visual activities, yaitu memperhatikan.

2. listening activities, yaitu mendengarkan

3. Motor activities, yaitu percobaan.

2.3.4 Pengertian Kemampuan Gerak Tari Piring Dua Belas

Kemampuan adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai

keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu

pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan gerak tari

piring dua belas dalam penelitian ini adalah hasil proses belajar tari piring dua

belas. Penilaian hasil belajar secara umum dilakukan oleh guru dalam bentuk

mengenai menguasaan bahan ajar yang telah diperoleh peserta didik. Penilaian

hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal

penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/5794/14/2. BAB II.pdf · ... dan setiap kelompoknya terdiri dari empat sampai enam siswa yang memprioritaskan heterogenitas

41

pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar pada mata pelajaran

seni budaya khususnya seni tari berkenaan dengan hasil belajar tari piring dua

belas yaitu melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam proses

pembelajaran tari piring dua belas.

2.4 Evaluasi belajar

Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan

sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya

untuk menciptakan belajar dikelas. Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah

untuk menetukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil dicapai langsung

berkaitan dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain itu,

evaluasi menepati kedudukan penting penting dalam rancangan kurikulum dan

rancangan pengajaran. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan

guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum, dan prinsip-prinsip belajar

untuk diterapakan dalam pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki

pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas. Fungsi evaluasi adalah

mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran

disamping proses pembelajarn itu sendiri. Dengan evaluasi dapat diketahui sejauh

mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami

pembelajaran (Hamalik, 2011: 145).

Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah

psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar

yang berupa kemampuan gerak tari piring dua belas.