bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan tentang ipa 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 -...

32
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. Hakikat IPA Menurut Fisher (Moh. Amin, 1987: 22), IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang didapat dengan menggunakan metode- metode berdasarkan observasi. Iskandar (2001: 67) menjelaskan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Maslichah Asy’ari (2006: 7) mengemukakan bahwa IPA adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol. Beberapa makna IPA adalah sebagai berikut: a. IPA sebagai ilmu Keberadaan dan perkembangan ilmu harus diusahakan dengan adanya aktivitas manusia dan aktivitas harus dilaksanakan dengan menggunakan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metodis tersebut akan menghasilkan pengetahuan sistematis. b. IPA sebagai produk IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. c. IPA sebagai proses IPA merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan suatu masalah, sehingga meliputi kegiatan bagaimana

Upload: lyquynh

Post on 02-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang IPA

1. Hakikat IPA

Menurut Fisher (Moh. Amin, 1987: 22), IPA merupakan suatu

kumpulan pengetahuan yang didapat dengan menggunakan metode-

metode berdasarkan observasi. Iskandar (2001: 67) menjelaskan bahwa

IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi

di alam.

Maslichah Asy’ari (2006: 7) mengemukakan bahwa IPA adalah

pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang

terkontrol. Beberapa makna IPA adalah sebagai berikut:

a. IPA sebagai ilmu

Keberadaan dan perkembangan ilmu harus diusahakan dengan

adanya aktivitas manusia dan aktivitas harus dilaksanakan dengan

menggunakan metode tertentu dan akhirnya aktivitas metodis

tersebut akan menghasilkan pengetahuan sistematis.

b. IPA sebagai produk

IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam

bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori.

c. IPA sebagai proses

IPA merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan

suatu masalah, sehingga meliputi kegiatan bagaimana

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

10

mengumpulkan data, menghubungkan fakta satu dengan yang lain,

mengintepretasi data dan menarik kesimpulan.

Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas adalah IPA merupakan

ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam

dimana kumpulan pengetahuan yang ada diperoleh dengan menggunakan

metode-metode berdasarkan observasi. Ada enam prinsip-prinsip dalam

pembelajaran IPA yang dikemukakan oleh Maslichah Asy’ari (2006: 24-

25) yaitu:

a. Empat pilar pendidikan global

1) Learning to know (dengan meningkatkan interaksinya dengan

lingkungan siswa mampu membangun pemahaman dan

pengetahuan tentang alam sekitar).

2) Learning to do (siswa diberdayakan agar mau dan mampu

memperkaya pengalaman belajar).

3) Learning to be (dari hasil interaksi, diharapkan dapat membangun

rasa percaya diri yang membentuk jati diri).

4) Learning to live (dengan adanya kesempatan berinteraksi akan

membangun sikap toleransi dan sikap positif terhadap kehidupan).

b. Inkuiri

c. Konstruktivistik

d. Salingtemas (sains, teknologi, masyarakat)

e. Pemecahan masalah

f. Pembelajaran bermuatan nilai

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

11

g. Prinsip pakem

Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu-

individu yang berkemampuan ilmiah dan kritis dalam menghadapi

masalah serta gejala-gejala yang terjadi di lingkungan sekitar dalam

kehidupan.

2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Menurut Depdikbud (2007: 485), ruang lingkup bahan kajian IPA

untuk Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan

gas.

c. Energi dan perubahannya, meliputi gaya, bunyi, panas , magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta, meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

12

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA

Kelas IV Semester II

Berikut ini adalah tabel yang berisi Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA Kelas IV yang akan dipelajari

pada semester genap.

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas IV Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Waktu

Energi dan

Perubahannya

7. Memahami gaya

dapat mengubah

gerak dan atau

bentuk suatu

benda.

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak

suatu benda.

7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah

bentuk suatu benda.

4 jp

4 jp

8. Memahami

berbagai bentuk

energi dan cara

penggunaannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang

terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya.

8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara

penggunaannya.

8.3 Membuat suatu karya atau model untuk

menunjukkan perubahan energi gerak akibat

pengaruh udara, misalnya roket dari

kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.

8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui

penggunaan alat musik.

6 jp

4 jp

6 jp

4 jp

Bumi dan Alam

Semesta

9. Memahami

perubahan

kenampakan.

permukaan bumi

dan benda langit.

9.1 Mendekripsikan perubahan

kenampakan bumi.

9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan

kenampakan bumi dari hari ke hari.

5 jp

5 jp

10. Memahami

perubahan

lingkungan fisik

dan pengaruhnya

terhadap daratan.

10.1Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan

di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk,

kupu-kupu, kucing.

10.2Menunjukkan kepedulian terhadap hewan

peliharaan misalnya kucing, ayam, ikan.

6 jp

6 jp

11. Memahami

hubungan antara

sumber daya alam

dengan lingkungan,

teknologi dan

masyarakat.

11.1Menjelaskan hubungan antara sumber daya

alam dengan lingkungan.

11.2Menjelaskan hubungan antar sumber daya alam

dengan teknologi yang digunakan.

11.3Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam

terhadap pelestarian lingkungan.

4 jp

4 jp

4 jp

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

13

B. Tinjauan Tentang Energi Panas

1. Pengertian Energi Panas

Energi panas disebut juga kalor. Douglas C. Giancoli (2001: 490) dan

Yosaphat Sumardi. et. al (2007: 8.17) mengatakan bahwa panas

merupakan energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lain karena

perbedaan temperatur. Panas juga muncul dari benda-benda yang

dibakar. Panas yang dihasilkan dari pembakaran dapat membangkitkan

gaya untuk melakukan kerja.

2. Sumber Energi Panas

Yosaphat Sumardi. et. al (2007: 8.19) mengemukakan bahwa sumber

energi panas adalah semua benda yang dapat menghasilkan panas. Api

menghasilkan panas, lilin yang menyala menghasilkan panas. Gesekan

antara dua benda merupakan sumber energi panas. Dua telapak tangan

yang saling digesekkan menghasilkan panas. Sumber energi panas

terbesar adalah matahari yang memiliki banyak manfaat untuk

kehidupan.

3. Perpindahan Energi Panas

Frank Kreith (1991: 4) mengatakan bahwa perpindahan panas adalah

berpindahnya energi dari satu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat

dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut. Perpindahan panas dapat

melalui 3 cara, yaitu:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

14

a. Konduksi (hantaran) dimana panas mengalir dari daerah yang

bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu rendah dalam satu medium/

antara medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung.

b. Konveksi (ilian) dimana terjadi proses transport energi dengan kerja

gabungan konduksi panas, penyimpaan energi dan gerakan

mencampur.

c. Radiasi (pancaran) dimana panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu

rendah bila benda-benda itu terpisah dalam ruang bahkan bila

terdapat ruang hampa diantara benda-benda tersebut.

Menurut Hugh D. Young & Roger A. Freedman (2002: 475-480)

mekanisme perpindahan panas ada 3 cara, yaitu:

a. Konduksi merupakan proses perpindahan panas melalui zat padat

yang terjadi jika benda dan sumber panas saling bersentuhan. Panas

berpindah melalui proses perambatan.

b. Konveksi merupakan perpindahan panas yang tergantung pada

gerakan massa dari satu daerah ruang ke daerah lainnya.

c. Radiasi merupakan perpindahan panas melalui radiasi

elektromagnetik, seperti sinar matahari yang menyinari ruang tanpa

membutuhkan media.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

panas dapat merambat melalui 3 cara yaitu konduksi (hantaran),

konveksi (ilian) dan radiasi (pancaran).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

15

4. Panas Dapat Mengubah Wujud Benda

Douglas C. Giancoli (2001: 493) mengatakan bahwa panas atau kalor

dapat digunakan untuk meleburkan atau menguapkan suatu zat. Hal ini

berarti bahwa panas dapat merubah wujud benda. Contoh perubahan

wujud benda karena panas adalah:

a. Besi yang dipanaskan akan berubah menjadi pijar merah, jika

dipanaskan terus akan menjadi pijar putih dan dalam waktu yang

cukup lama dipanaskan terus menerus akan melebur seperti bubur.

Setelah dingin akan mengeras lagi.

b. Kayu yang dibakar akan berubah menjadi arang.

c. Jika es dipanaskan maka akan berubah menjadi air. Jika dipanaskan

terus menerus akan berubah menjadi uap air. Hal ini karena panas

membuat molekul benda bergerak lebih cepat dan melepaskan ikatan

di antara benda-benda itu.

C. Tinjauan Tentang Energi Bunyi

1. Pengertian Energi Bunyi

Menurut Peter Soedojo (2004: 25) bahwa bunyi adalah benda yang

bergetar. Douglas C. Giancoli (2001: 407) mengatakan bahwa bunyi

dapat diartikan getaran, sehingga energi bunyi berarti juga getaran.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

16

2. Sumber Energi Bunyi Di Lingkungan Sekitar

Dalam kehidupan kita banyak sumber bunyi yang dapat kita temukan.

Menurut Douglas C. Giancoli (2001: 407) bahwa sumber bunyi adalah

benda yang bergetar. Peter Soedojo (2004: 25) mengatakan bahwa sumber

bunyi adalah sumber getaran yang menggetarkan medium sekelilingnya.

Wujud sumber bunyi berupa senar, garpu tala, sumber bunyi permukaan

dan sumber bunyi rongga udara. Sumber bunyi yang paling mudah

ditemukan adalah alat musik. Contoh alat musiknya yaitu gitar, piano,

gendang, angklung, biola, suling, dan lainnya. Untuk menghasilkan bunyi

yang diinginkan, masing-masing alat musik tersebut memilki cara

tersendiri.

3. Perambatan Bunyi

Douglas C. Giancoli (2001: 408) menjelaskan bahwa bunyi dapat

merambat melalui medium apapun, baik itu padat, cair, atau gas. Kita bisa

membuktikannya dari suara kereta yang berjalan mendekat dengan

mendengar bunyi dari rel kereta atau mendengar suara teman dari telepon

kaleng dengan kabel dari seutas benang. Benda keras dan air merupakan

media terbaik mengantarkan bunyi. Selain itu, benda keras dapat

memantulkan kembali bunyi.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

17

D. Karakteristik Siswa

Usia anak SD dapat dikatakan bahwa anak memasuki perkembangan masa

kanak-kanak akhir dimana masa ini dialami oleh anak yang berusia 6 sampai

11-13 tahun. Untuk siswa kelas IV biasanya usia anak berada pada umur 9

sampai 10 tahun. Menurut Rita Eka Izzaty. et. al (2008: 103-104) adapun

tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir adalah:

1. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.

2. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat

mengenai diri sendiri.

3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.

4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita.

5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,

menulis dan berhitung.

6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan

sehari-hari.

7. Mengembangkan kata batin, moral dan skala sikap.

8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.

9. Mencapai kebebasan pribadi.

Menurut Seifert dan Haffung (Moh. Hasan Akbar, 2012) usia anak SD

yang berkisar antara 6 – 12 tahun memiliki tiga jenis perkembangan:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

18

1. Perkembangan Fisik

Hal tersebut mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan

otak, otot dan tulang. Pada usia 10 tahun baik laki-laki maupun perempuan

tinggi dan berat badannya bertambah kurang lebih 3,5 kg. Namun setelah

usia remaja yaitu 12 -13 tahun anak perempuan berkembang lebih cepat

dari pada laki-laki.

2. Perkembangan Kognitif

Hal tersebut mencakup perubahan – perubahan dalam perkembangan

pola pikir.Perkembangan kognitif seperti dijelaskan oleh Jean Piaget dapat

dijelaskan berdasarkan pendekatan perkembangan yaitu:

a. Tahap pra-operasional: dari 2 hingga 7 tahun (mulai memiliki

kecakapan motorik)

Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara

logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan

dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.

Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat

dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek

menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah

walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat

walau warnanya berbeda-beda.

b. Tahap operasional konkret: dari 7 hingga 11 tahun (anak mulai berpikir

secara logis tentang kejadian-kejadian konkret)

Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

19

1) Pengurutan—kemampuan untuk mengurutkan objek menurut

ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.

2) Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan

mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,

ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa

serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke

dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan

logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan

berperasaan).

3) Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari

suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh

anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih

sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

4) Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-

benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu,

anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-

4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

5) Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah

benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau

tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila

anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka

akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

20

berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir

lain.

6) Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat

sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut

berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik

yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu

meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu

ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam

tahap operasi konkret akan mengatakan bahwa Siti akan tetap

menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu

bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

c. Tahap operasional formal: setelah usia 11 tahun (perkembangan

penalaran abstrak)

Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk

berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan

dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat

memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat

segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi

abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul

saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai

masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral,

perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

21

3. Perkembangan Psikososial

Hal tersebut berkaitan dengan perkembangan dan perubahan emosi

individu.

Maslichah Asy’ari (2006: 42-43) mengemukakan bahwa siswa yang

berada di kelas IV sampai dengan kelas VI pada umumnya memiliki usia

antara 9-12 tahun, berdasarkan klasifikasi Piaget pada tingkat perkembangan

akhir operasional konkret sampai operasional formal. Pada tahap ini anak

memiliki kekhasan antara lain:

1. Dapat berpikir reversibel atau bolak balik.

2. Dapat melakukan pengelompokkan dan menentukan urutan.

3. Telah mampu melakukan operasi logis tetapi pengalaman yang dipunyai

masih terbatas.

Pembelajaran di kelas atas seharusnya sudah diarahkan pada pelatihan

kemampuan berpikir yang lebih komplek. Dari pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan karakter siswa kelas IV adalah:

1. Pertambahan berat badan 3,5 kg baik untuk laki-laki maupun perempuan.

2. Berpikir secara logis terhadap kejadian konkret.

3. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial.

4. Mengembangkan kebebasan pribadi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

22

E. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Conny R. Semiawan (1999: 245) mengemukakan definisi belajar

berarti aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan

pengetahuan, perilaku dan pribadi yang permanen. Menurut Sugihartono

et. al (2007: 74) mengatakan bahwa belajar merupakan proses

memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan

tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau

menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Hal lain dikemukakan oleh Slameto (2010: 2) bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

perubahan tingkah laku baru keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa definisi di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah pengalaman yang

menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang

diperoleh dari pengalaman.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Winkel (Purnomo, 2005: 10) mengungkapkan bahwa prestasi belajar

adalah usaha yang telah dicapai. Winkel juga mengatakan bahwa prestasi

belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.

Hal lain juga dikemukakan oleh Sugihartono et. al (2007: 130) bahwa

prestasi belajar adalah hasil pengukuran yang berwujud angka maupun

pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

23

para siswa. Mohammad Surya (2004: 17) juga berpendapat bahwa

prestasi belajar merupakan perubahan perilaku individu secara

keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif, konatif dan motorik.

Menurut Subardi (1989: 33) prestasi belajar yaitu untuk bermacam-

macam ukuran terhadap apa yang telah dicapai oleh siswa misalnya

ulangan harian, tugas, PR, tes lisan yang dilakukan selama pembelajaran

berlangsung dan di akhir semester. Ngalim Purwanto (1996: 28)

menegaskan prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh

seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam

rapot.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai

atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang

dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran

IPA dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya

setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.

F. Tinjauan Tentang Metode Inkuri

1. Pengertian Metode Inkuiri

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2001: 72), metode adalah suatu cara

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

24

penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode

mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi

pendidikan.

M. Kourilsky & L. Quaranta (1987: 68) mengemukakan bahwa

pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu metode yang berpusat pada

siswa dimana kelompok siswa inkuiri ke dalam suatu isu atau mencari

jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang

digariskan secara jelas dan struktural kelompok. W. Gulo (2002: 84)

menjelaskan metode inkuiri berarti suatu kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari

dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Sasaran utama kegiatan mengajar pada metode inkuiri ini ialah:

a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.

Kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial

emosional.

b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

pengajaran.

c. Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-believe) pada

diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

25

Udin Syaefudin Sa’ud (2008: 169-170) mengatakan bahwa inkuiri

adalah proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan penemuan

melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah

sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses

menemukan sendiri.

Pendapat lain dari Wina Sanjaya (2007: 194) yaitu pembelajaran

inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Ada beberapa hal yang

menjadi ciri utama pembelajaran inkuiri:

a. Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk

mencari dan menemukan, artinya inkuiri menempatkan siswa

sebagai subjek belajar.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

c. Tujuan dari penggunaan metode inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses

mental.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah

metode pembelajaran atau suatu teknik dalam pembelajaran yang

berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa,

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

26

sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar

sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Menurut Wina Sanjaya (2009: 128) penggunaan inkuiri harus

memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual (pengembangan

kemampuan berfikir).

b. Prinsip interaksi (interaksi antara siswa maupun interaksi siswa

dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan).

c. Prinsip bertanya (guru sebagai penanya).

d. Prinsip belajar untuk berfikir (learning how to think).

e. Prinsip keterbukaan (menyediakan ruang untuk memberikan

kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara

terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan).

Maslichah Asy’ari (2006: 27) berpendapat bahwa prinsip inkuiri perlu

diterapkan dalam pembelajaran sains karena pada dasarnya anak

memiliki rasa ingin tahu yang besar sedang alam sekitar penuh dengan

fakta atau fenomena yang dapat merangsang siswa untuk ingin tahu lebih

banyak. Oleh karena itu guru perlu memfasilitasi keingintahuan anak

tersebut dalam menemukan jawaban sendiri lewat proses sains yang

dilakukan.

2. Jenis-jenis Metode Inkuiri

Herdian (2010) mengemukakan bahwa pendekatan inkuiri terbagi

menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

27

atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.

Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:

a. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri dimana

siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari

guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Hal

yang dilakukan oleh guru adalah membimbing siswa melakukan

kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada

suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan

permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri

terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman

belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada pendekatan ini siswa akan

dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik

melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu

menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan

memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Bimbingan

yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi

arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep

pelajaran. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui

pemberian lembar kerja siswa. Guru harus memantau kelompok

diskusi siswa selama berlangsungnya proses belajar, sehingga guru

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

28

dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding

yang diperlukan oleh siswa.

b. Inkuiri Bebas (free inquiry approach)

Pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman

belajar. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan

siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi

kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan

dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau

langkah-langkah yang diperlukan.

Bimbingan yang diberikan oleh guru sangat sedikit atau bahkan

tidak diberikan sama sekali. Selain itu, ada kemungkinan siswa

menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan

oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry approach)

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua

pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing

dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang

akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau

mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam

pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah

untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan

pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

29

tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih

sedikit dari inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Guru membatasi memberi bimbingan, membiarkan siswa berupaya

terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat

menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang

tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat

diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh

yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui

diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

Moh. Amien (1987: 136) mengatakan bahwa pengembangan

kemampuan pada diri siswa melalui pengajaran IPA dapat dilukiskan

dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Guided inquiry

b. Modified inquiry

c. Free inquiry

d. Inquiry role approach

e. Invitation into inquiry

f. Pictorial riddle

g. Synectic lesson

h. Value clarification

Menurut Maslichah Asy’ari (2006: 46) pendekatan yang dapat

digunakan dalam pembelajaran sains di Sekolah Dasar salah satunya

adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Berdasarkan jenis-jenis metode

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

30

inkuiri di atas, metode inkuiri terbimbing paling tepat digunakan untuk

siswa Sekolah Dasar khususnya pada pembelajaran IPA. Hal ini

dikarenakan siswa Sekolah Dasar masih memerlukan banyak bimbingan

dan petunjuk dari guru.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri Terbimbing

Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2008: 169-170) dalam model inkuiri

dapat dilakukan melalui beberapa langkah sistematis yaitu:

a. Merumuskan masalah

b. Mengajukan hipotesis

c. Mengumpulkan data

d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan

e. Membuat kesimpulan

Nana Sudjana (2002: 155) berpendapat bahwa dalam menerapkan

metode inkuiri ada beberapa tahapan yaitu:

a. Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa.

b. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah

hipotesis.

c. Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk

menjawab permasalahan atau hipotesis.

d. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi.

e. Mengaplikasikan kesimpulan/generalissi dalam situasi baru.

Wina Sanjaya (2009: 202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

31

a. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana

atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam

tahap orientasi ini adalah:

1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa.

2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh

siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-

langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah

merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini

dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa

pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang

disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk

memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu

ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang

tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam

pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa

akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya

mengembangkan mental melalui proses berpikir.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

32

c. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan

yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk

mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap

anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara

atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban

dari suatu permasalahan yang dikaji.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam

pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses

mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang

kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh

berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti

mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran

jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

33

akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu

menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Berdasarkan langkah-langkah inkuiri di atas, yang digunakan di dalam

penelitian ini adalah:

a. Orientasi

Orientasi adalah langkah awal untuk mengkondisikan siswa agar

siap mengikuti pelajaran. Guru membuat suasana dan iklim belajar

sekondusif mungkin. Kegiatan orientasi ini meliputi penyampaian

tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah,

mempersiapkan alat-alat untuk percobaan dan pemberian motivasi

pada siswa.

b. Merumuskan masalah

Guru memberikan masalah yang harus diselesaikan oleh siswa

atau siswa mencari jawabannya sendiri. Rumusan masalah ini bisa

berupa pertanyaan yang bisa dijawab ―ya‖ atau ―tidak‖.

c. Merumuskan hipotesis

Guru membimbing siswa untuk membuat jawaban sementara atas

permasalahan yang dibahas.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

34

d. Mengumpulkan data

Siswa mengumpulkan sebanyak mungkin informasi untuk

menguji kebenaran hipotesis. Dalam penelitian ini data dapat

diperoleh melalui percobaan-percobaan yang dilakukan, dari buku-

buku referensi, menganalisis data yang diperoleh dan membahas

hasilnya.

e. Menguji hipotesis

Menentukan jawaban berdasarkan data-data yang ada dan bukan

berdasarkan argumen semata.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing melalui proses

orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan

data, menguji hipotesis serta merumuskan kesimpulan. Di dalam siswa

melakukan beberapa proses inkuiri tersebut, guru memberikan arahan-

arahan, bimbingan serta mendampingi siswa saat pembelajaran

berlangsung.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

35

4. Keuntungan Penggunaan Metode Inkuiri

Menurut M. Kourilsky & L. Quaranta (1987: 68), adapun teknik

inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri siswa

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide

lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi

proses belajar yang baru.

c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap objektif, jujur dan terbuka.

d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan

hipotesisnya sendiri.

e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

i. Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang

tradisional.

j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka

dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Wina Sanjaya (2007: 79) mengemukakan bahwa metode inkuiri

memiliki keunggulan, diantaranya:

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

36

a. Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan

kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara

seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih

bermakna.

b. Metode inkuiri memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai

dengan gaya belajar mereka.

c. Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan

perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar

adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d. Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani

kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan

terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

metode inkuiri memiliki banyak keuntungan diantaranya:

a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan

kemampuan yang ada di dalam dirinya.

b. Mengajarkan siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya

sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka.

c. Memberikan waktu seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar dan

menemukan sendiri.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

37

d. Menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat merangsang

kemampuan berpikir siswa sehingga ilmu yang didapat akan lebih

bertahan lama.

Selain hal di atas, metode inkuiri juga terbukti mampu meningkatkan

prestasi belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya

(2007: 199) bahwa tujuan utama dari strategi inkuiri adalah

pengembangan kemampuan berpikir yang berorientasi pada hasil belajar

dan proses belajar. W. Gulo (2002: 92) juga mengatakan bahwa

kemampuan intelektual akan menjadi optimal pada taksonomi evaluasi

jika inkuiri mencapai tingkat optimal.

G. Hasil Penelitian Sebelumnya

1. Irawantika (2011) dengan judul skripsi ―Peningkatan Prestasi Belajar Mata

Pelajaran IPS Menggunakan Metode Inkuiri untuk Siswa Kelas IV SD

Negeri 3 Sentolo.‖ Dari hasil penelitian terbukti menunjukkan adanya

peningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sentolo. Metode

penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek

penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Sentolo dengan jumlah siswa

31. Penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus dimana setiap 1 siklus

mencakup 2 pertemuan. Data penelitian diperoleh dari hasil tes dan

observasi. Data penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Sebelum

dilakukan tindakan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPS adalah

42,7 dan hanya 22,5% siswa yang memenuhi KKM. Kemudian setelah

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

38

dilakukan tindakan, pada siklus 1 nilai rata-rata siswa yang diperoleh

adalah 67,8 dan ada 67% siswa yang memenuhi KKM. Pada siklus 2 nilai

rata-rata yang diperoleh adalah 74,6 dan ada 80% siswa yang memenuhi

KKM.

2. Attin Khalimah dengan judul skripsi ―Upaya Peningkatan Prestasi Belajar

Sains dengan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sentul

Godean Sleman‖. Dari hasil penelitian terbukti menunjukkan adanya

peningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sentol Godean

Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas. Data penelitian diperoleh dari hasil tes dan observasi. Data

penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Sebelum dilakukan

tindakan, nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran sains adalah 65,80.

Setelah dilakukan tindakan, pada siklus 1 nilai rata-rata siswa adalah 70,36

dan pada siklus 2 nilai rata-rata adalah 83,20.

3. Novie Nurhantanti dengan judul skripsi ―Penerapan Metode Inkuiri Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Sawitan

Kecamatan Mungkid‖. Dari hasil penelitian terbukti menunjukkan adanya

peningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sawitan

Kecamatan Mungkid. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian

Tindakan Kelas dengan 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVA

SD Negeri Sawitan Kecamatan Mungkid yang berjumlah 20 siswa.

Peningkatan presentase siswa yang tuntas belajar yaitu pre-test 40%.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

39

Setelah dilakukan siklus 1 hasil post-test 1 menjadi 60% dan setelah

dilakukan siklus 2 hasil post-test menjadi 95%.

H. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA secara umum mempunyai tujuan yaitu untuk mencari

tahu atau belajar tentang alam secara sistematis dan ilmiah dimana

pengetahuan yang diperoleh merupakan hasil penemuan sehingga siswa dapat

ikut berperan aktif, memperoleh pengalaman nyata dan dapat

mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimiliki secara optimal.

Namun pada kenyataannya, prestasi belajar yang diperoleh pada mata

pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 2 Paliyan Gunungkidul masih rendah yaitu

di bawah nilai KKM 7,5.

Metode inkuiri merupakan metode yang melibatkan siswa di dalam

menemukan sendiri informasi-informasi yang ada, sehingga pembelajaran

yang diperoleh oleh siswa menjadi lebih bermakna dan dimungkinkan bahwa

tujuan pembelajaran pun akan tercapai. Prinsip inkuiri perlu diterapkan dalam

pembelajaran IPA khususnya di Sekolah Dasar karena pada dasarnya anak

memiliki rasa ingin tahu yang besar sedang alam sekitar penuh dengan fakta

atau fenomena yang dapat merangsang siswa untuk ingin tahu lebih banyak.

Oleh karena itu guru perlu memfasilitasi keingintahuan anak tersebut dalam

menemukan jawaban sendiri lewat proses sains yang dilakukan. Dengan

menggunakan metode inkuiri yang berorientasi pada hasil belajar dan proses

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang IPA 1. …eprints.uny.ac.id/7794/3/bab 2 - 08108241133.pdf · Pembelajaran IPA di SD pada hakikatnya membentuk individu- individu ... berpindah

40

belajar, maka dimungkinkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA

kelas IV akan mengalami peningkatan.

I. Hipotesis

Sugiyono (2009: 64) mengemukakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kajian teori dan

kerangka pikir di atas maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis ―adanya

pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Paliyan II Gunungkidul pada

semester genap tahun ajaran 2011/2012.‖