bab ii tinjauan pustaka 2.1 umumeprints.umm.ac.id/42175/3/bab ii.pdf · 2018-12-18 · barang dan...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Salim (2000), menyatakan transportasi ialah aktivitas memindahkan
barang dan penumpang dari satu tempat untuk ke tempat yang lain. Ada dua unsur
dalam transportasi yang paling penting, pertama yaitu pemindahan atau
pergerakan, kedua secara fisik dapat mengubah tempat dari barang dan
penumpang ke tempat yang lain.
Morlok E. K (1995), transportasi ialah menempatkan orang dan barang
dari suatu tempat untuk ke tempat yang lain menggunakan unsur tertentu untuk
mendapatkan tujuan tertentu.
Nasution (2008), unsur transportasi terdiri dari : muatan angkut, adanya
kendaraan yang berfungsi untuk alat angkutannya, jalur angkutan, terminal asal
juga terminal tujuan, sumber daya manusia, organisasi atau manajemen yang
mengoperasikan kegiatan transportasi tersebut.
Khisty C. Jotin dan Hill B. Kent (2003), menyatakan pelayanan dari
angkutan umum juga dapat dipisahkan menjadi tiga bagian berdasarkan jalur dan
perjalanan yang dilayaninya, yaitu : angkutan kota, angkutan jarak pendek,
angkutan regional.
Sutomo (1998), menyatakan agar tercapainya kebijakan transportasi yang
efektif, baiknya keberlanjutan transportasi memenuhi tiga dari kebutuhan yang
utama, yaitu : kebijakan mampu menjamin terciptanya suatu tingkat kemampuan
pelayanan yang berlanjut dengan tujuan memperbaiki standar kehidupan,
kebijakan mampu membangkitkan segala macam bentuk dari perbaikan dalam
menjaga kualitas hidup secara menyeluruh, tidak hanya untuk sebatas peningkatan
perdagangan dan kebijakan mampu menjamin jika manfaat yang timbul dari
transportasi dapat dinikmati secara adil oleh semua bagian dalam masyarakat.
Secara yuridis, penjelasan pengangkutan pada dasarnya tidak ditemukan
dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Namun, pengangkutan itu ada
menurut hukum atau secara yuridis dapat diartikan sebagai suatu perjanjian timbal
7
balik antara pihak pengangkut dengan pihak yang akan diangkut atau pemilik
barang, dengan memberi biaya dari pengangkutan.
2.2 Angkutan Umum
Warpani (1990), menyatakan angkutan umum ialah angkutan penumpang
yang melakukan sistem sewa atau bayar. Tujuan diadakannya ialah untuk
memberikan pelayanan jasa angkutan yang baik juga layak untuk masyarakat.
UU RI 1992, tentang angkutan ialah perpindahan manusia atau barang dari
satu tempat untuk ke tempat yang lain dengan kendaraan.
Sistem Transportasi (1997), menyatakan dalam pelaksanaan transportasi
sebagai angkutan dapat diadakan ketika telah memenuhi syarat, yaitu :
a. Mempunyai ijin jalur lintas (trayek).
b. Mengangsuransikan kendaraan dan penumpang.
c. Layak dipakai bagi kendaraan yang berperasi.
d. Mempunyai ijin usaha.
Vurchic (1981), menyatakan angkutan kota ialah sarana perangkutan
penumpang yang biasanya beroperasi di jalan raya dengan kondisi lalu lintas
campuran, yang diadakan oleh swasta atau operator umum yang berada dalam rute
tertentu. Jenis-jenis angkutan umum terdiri dari :
• Angkutan di jalan raya (angkutan kota, bus, ojek, bajaj, taksi, metromini)
• Angkutan di rel (kereta api, shinkanshen)
• Angkutan di laut (kapal ferry, kapal pesiar)
• Angkutan di udara (pesawat terbang, helikopter)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 (1993),
mengenai angkutan umum ialah kegiatan memindahkan orang/barang dengan
menggunakan kendaraan dengan dipungut bayaran.
Hinton S. (1981), masa pergantian dari teknologi jaman ini ke teknologi
masa yang akan datang dapat menimbulkan bergantungnya pada sarana angkutan
umum yang bertambah besar, karena angkutan umum terbukti lebih mampu dalam
menggunakan energi.
8
2.3 Peranan Angkutan Umum
Kota yang perkembangan sangat maju ialah kota yang terletak pada sistem
angkutan. Perkembangan kota-kota di Indonesia merupakan bukti bahwa besarnya
peranan dari angkutan. Sejumlah kota di negara maju mengoptimalisasikan
penggunaan angkutan umum karena peranannya sangat dirasakan.
Warpani (1990), menyatakan peran angkutan umum yaitu memenuhi
kebutuhan yang diinginkan manusia akan pergerakan maupun kesiapsiagaan
untuk berpindah yang makin meningkat dengan jarak dekat, jarak menengah dan
jarak jauh.
Bagi angkutan perkotaan, adanya angkutan umum sangat menolong
penggunaan lalu lintas juga angkutan jalan secara efektif, dikarenakan tingginya
tingkat kemampuan yang dipunya oleh sarana tersebut dalam penggunaan
prasarana jalan. Tujuan dioperasikannya angkutan umum ialah menyediakan
pelayanan angkutan yang baik dan pantas bagi semua masyarakat dalam
melakukan aktifitas, baik bagi masyarakat yang mempunyai kendaraan sendiri
maupun masyarakat yang menggunakan angkutan umum. Tingkat pelayanan dari
angkutan umum yang layak ialah aman, yang cepat juga pasti murah.
Transpotasi perkotaan juga merupakan faktor utama dalam meningkatan
kemampuan kota. Dalam perencanaan suatu wilayah atau perencanaan kota,
masalah transportasi sudah pasti tidak bisa diabaikan, karena mempunyai peran
yang sangat penting, yaitu :
• Pengendalian sistem lalu lintas
Dalam rencana pengendalian sistem lalu lintas, peran pelayanan angkutan
umum tidak bisa dihilangkan. Ciri khas yang dimiliki angkutan umum, yaitu
lintasan yang tetap dan dapat mengangkut banyak manusia sekaligus, sehingga
kebutuhan penggunaan jalan lebih tinggi karena disaat yang sama, luas jalan
dimanfaatkan banyak orang. Sehingga pengelolaan yang sudah baik dan dapat
menarik 14 orang untuk menggunakan angkutan umum dibandingkan
menggunakan kendaraan milik sendiri.
9
• Melayani pentingnya perubahan masyarakat
Peran utama dari angkutan umum ialah melayani pentingnya perubahan
masyarakat dalam melaksanakan aktifitas, dari aktifitas kesehariannya berjarak
pendek maupun jarak menengah. Aspek lain yang mempengaruhi pelayanan dari
angkutan umum ialah peran dalam pengendalian sistem lalu lintas, hemat energi,
juga pengembangan suatu wilayah.
• Pengembangan suatu wilayah
Angkutan umum sangat berpengaruh dalam menopang hubungan sosial,
budaya dan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya alam ataupun sumber daya
manusia juga pemerataan suatu daerah dengan hasil-hasilnya, disupport dari
sistem perangkutan yang sudah memadai juga harus sesuai dengan situasi dan
kondisi ditempat.
• Menghemat energi
Mengelola angkutan umum pun berhubungan dengan menghemat
menggunakan BBM. Telah kita ketahui cadangan dari energi BBM di dunia ini
terbatas sekali, bahkan diperkirakan bisa habis dalam jangka waktu yang dekat
dan sudah ada upaya untuk tidak menggunakan sumber energi BBM. Maka, perlu
adanya peningkatan pelayanan dari angkutan umum, agar pelayanan dari angkutan
umum makin membaik dan bisa menggantikan peranan kendaraan milik sendiri
bagi perubahan masyarakat. Akibat kelanjutannya ialah menghemat pemakaian
BBM bagi angkutan umum. Jika kendaraan pribadi menggunakan BBM rata-rata
per hari sebanyak 10 liter, sama dengan 1.000 bh kendaraan dapat menghemat
rata-rata per hari sebanyak 10.000 liter.
2.4 Kebijakan Penentuan BOK
Biaya opersional kendaraan ialah biaya yang ekonomis terjadi karena
dioperasikannya satu kendaraan pada keadaan normal untuk mencapai tujuan
tertentu. Menurut Standart Dirjen Perhubungan Darat RI (2002), Biaya operasi
kendaraan terbagi atas 2, yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung.
Warpani (2002), biaya operasinya kendaraan dihitung dalam biaya operasi
satuan dan dinyatakan dalam (Rp/ton-km) untuk angkutan barang dan (Rp/pnp-
10
km) untuk angkutan penumpang. Perhitungan dihitung sedetail mungkin dengan
selalu mempertimbangkan berbagai banyak hal.
Biaya angkutan adalah biaya dari struktur biaya yang pada akhirnya
menjadi bagian produksi. Perusahaan harus cermat dalam menghitung biaya yang
akan dikeluarkan. Sebagai penyusun biaya penyedia angkutan umum yang
terbesar, biaya operasional kendaraan harus senantiasa dianalisis dari waktu ke
waktu. Hal ini menjaga kemungkinan yang dapat terjadi akibat perubahan faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya BOK.
Warpani (2002), berubahan ini dapat bersifat langsung misalnya
perubahan harga BBM karena keadaan mesin yang menurun, naiknya biaya
perawatan juga karena perubahan permukaan jalan dan sebagainya. Dengan
mengetahui perubahan BOK maka usaha untuk meminimalisirkan biaya operasi
kendaraan dapat dilakukan.
Tabel 2.1 Komponen Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Sumber : Dirjen Pehubungan (2002)
11
2.4.1 Biaya Langsung
Yaitu biaya yang berhubungan secara langsung dengan layanan/jasa yang
dimiliki, yaitu :
1. Biaya langsung (tetap)
a. Biaya Penyusutan Kendaraan
Penyusutan dari kendaraan dapat dihitung dengan metode garis lurus.
Kendaraan yang masih baru, dinilai melalui harga baru, meliputi BBN dan
tarif angkut, sedangkan kendaraan yang lama, kendaraan dinilai melalui harga
perolehan.
b. Biaya Bunga Modal Kendaraan
12
c. Gaji Awak
Awak memperoleh perbandingan sebesar 1,2
d. STNK / pajak
Perpanjangan pajak dilakukan tiap 5 tahun sekali, tapi pembayaran pajak
dibayar per tahun dan dibayar berdasarkan peraturan yang berlaku.
e. Pemeriksaan kendaraan (KIR)
Menurut Perda kota Kupang No 03 (2005), biaya kir untuk angkot
sebesar Rp 80.000,-/tahun.
f. Asuransi untuk kendaraan
g. Biaya cuci mikrolet
2. Biaya langsung (tidak tetap)
a. Biaya BBM
Biaya ini dikeluarkan guna membeli bahan bakar, biaya ini berkaitan
dengan jarak tempuh per liter yang dipakai.
13
BBM/thn dihitung dengan rumus :
b. Biaya pemakaian ban
Jumlah pemakaian ban sebanyak 4 ban.
c. Biaya servis kecil
Biaya servis kecil dikeluarkan guna membeli bahan seperti : oli mesin,
gemuk, minyak rem juga jasa dalam melakukan servis kecil. Perhitungan
masing-masing bahan adalah sebagai berikut :
d. Biaya oli mesin
14
e. Biaya gemuk
f. Biaya minyak rem
g. Biaya total bahan servis kecil dihitung dengan rumus :
BTB/SK = BOM/SK + BG/SK + BMR/SK
Biaya servis kecil per km dapat dihitung dengan rumus :
BSK/km =
Biaya servis kecil per tahun dihitung dengan rumus :
BSK/th = BSK/km x Produksi kendaraan km/th
Dimana :
BSK/th = Biaya servis kecil per tahun
BSK/km = Biaya servis kecil per km
JSK = Jarak servis kecil
BTB/SK = Biaya total bahan per servis kecil
BUSK/SK = Biaya upah/jasa servis kecil per servis kecil
h. Biaya servis besar
Biaya servis besar adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan
seperti oli tranmisi, oli gardan, busi, platina, kondensor, filter oli serta
15
jasa dalam melakukan servis besar. Perhitungan masing-masing bahan
adalah sebagai berikut :
i. Biaya oli gardan
16
j. Biaya transmisi
k. Biaya platina
l. Biaya busi
m. Biaya kondensor
HK/Unit = Harga kondensor per unit
17
n. Biaya filter oli
2.4.2 Biaya tak langsung
a. Biaya untuk pegawai lain dari awak kendaraan.
b. Biaya untuk pengelolaan.
c. Penyusutan untuk bangunan .
d. Penyusutan untuk bengkel.
e. Penyusutan untuk alat-alat kantor.
f. Penyusutan untuk sarana bengkel.
g. Biaya untuk administrasi kantor.
h. Biaya untuk perawatan kantor.
i. Biaya untuk perawatan bengkel.
j. Biaya untuk listrik dan air.
k. Biaya telepon.
l. Biaya unutk perjalanan dinas lain dari awak kendaraan.
m. Biaya pajak untuk perusahaan.
n. Biaya izin lintas jalur (trayek).
o. Berdasarkan Perda Kota Madya Daerah Tingkat II Kupang No. 14 (1998)
biaya ijin trayek untuk angkot sebesar Rp.50.000,00,-/tahun.
p. Izin usaha.
q. Biaya pemasaran.
2.4.3 Perhitungan total BOK
Dengan diketahui jumlah BOK yang langsung dan BOK yang tak
langsung diatas, maka perkiraan total BOK untuk masing-masing sampel dihitung
18
menggunakan rumus :
2.5 Tarif Angkutan Umum
2.5.1 Pengertian Tarif
Tarif ialah biaya yang dikeluarkan oleh penumpang angkutan umum /ton
atau pnp/km. Pemberlakuan tarif bertujuan untuk terciptanya penggunaan sarana
dan prasarana angkutan secara optimal dengan selalu memutuskan baik-baik lintas
yang bersangkutan. Untuk menjaga pengguna jasa, pemerintah juga menetapkan
batas atas dan batas bawah.
Menurut UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dalam mempertimbangkan
penetapan tarif angkutan ada 3 pihak yang harus terlibat, sebagai berikut :
• Orang yang mengelola jasa angkutan sebagai golongan yang mengharapkan
tarif dapat sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
• Penumpang sebagai golongan yang mengeluarkan tarif, juga dengan harapan
mendapatkan layanan yang baik, pantas dan nyaman.
• Pemerintah sebagai golongan yang menetapkan tarif resmi juga sebagai
pengontrol yang menyetimbangkan kepenting pengguna dan pengelola, tidak
dengan mengecualikan pendapatan asli daerah dari bagian transportasi.
Tarif angkutan ialah biaya untuk para pemakai jasa yang telah ditetapkan
oleh pemerintah secara resmi. Pembebanan tarif dapat dihitung menurut
kemampuan transportas. Jenis-jenis tarif yang berlaku dapat digolongkan sebagai
19
berikut :
• Tarif berdasarkan trayek
Menurut pemanfaatan operasional dari moda transport yang dioperasikan
dengan memperhitungkan jarak tempuh oleh moda transport tersebut
(km/miles).
• Tarif di satu tempat (lokal)
Tarif ini berlaku di dalam satu daerah yang tertentu.
• Tarif bersangkutan (diferensial)
Dimana tarif angkutan diperoleh dari beda tinggi tarif menurut jarak, berat
angkut, kecepatan atau sifat yang diangkut.
• Tarif peti kemas
Tarif ini digunakan untuk memuat kotak dibelakang truk dan mempunyai
ukuran kotak yang dimuat yaitu 6 m atau 12 m dari tempat pengiriman ke
tujuan pengiriman.
2.5.2 Kebijakan Tarif
Warpani (2002), kebijakan tarif dapat dilihat sebagai kebijakan beberapa
sisi, satu sisi bisa dilihat sebagai alat yang mengendalikan lalu lintas, disisi lain
dapat berarti alat guna mendorong masyarakat agar mengunakan kendaraan umum
dan meminimalisir pengunaan kendaraan pribadi, dan sisi yang lainnya bisa
dipakai untuk menujukan perkembangan suatu wilayah juga kota.
Prinsip-prinsip dasar dari kebijaksanaan menetapkan tarif jasa meliputi 3
aspek pertimbangan, yaitu :
• Operator yang menyediakan jasa, yang mana mempertimbangkan keuangan
dengan pendekatan kepada faktor yang terkait dengan menghitung biaya dari
setiap jenis layanan/jasa maupun nilai jasa yang dihasilkan juga penggunaan
dari teknologi.
• Masyarakat yang menggunakan jasa, yang mana mempertimbangkan kedaan
sosial dan ekonomi dengan pendekatan kepada daya beli masyarakat dengan
menghitung kemampuan membayar juga kemauan membayar.
• Pemerintah sebagai pengontrol, yang mana mempertimbangkan kebijakan
nasional dan lebih menekankan kepada keseimbangan nasional, tetapi dengan
20
menghitung pencapaian sumber daya alokasi yang optimal juga dengan
memperhatikan kriteria dalam menjalankan sesuatu dan kriteria pemerataan
dalam pembangunan, serta dijaga tingkat pelayanan dalam meningkatkan
kemampuan kerja pelayanan jasa.
2.5.3 Sistem Penetapan Tarif
Warpani (2002), penetapan tarif untuk angkutan pada dasarnya atas biaya
operasi jasa angkutan, meliputi : biaya tetap, yaitu biaya yang tidak
mempengaruhi kegiatan pengoperasian kendaraan. Penyedia angkutan selalu ingin
berlakukan tarif setinggi-tinggi mungkin dengan tujuan mempercepat uang modal
kembali, sedangkan penguna jasa selalu ingin tarif yang serendah mungkin.
Dalam langkah mempertemukan kedua kepentingan ini, maka tarif angkutan
umum tertentu ditetapkan oleh pemerintah.
Penentuan tarif beberapa macam jasa angkutan harus sesuai kesepakatan
antara penguna jasa dengan penyedia jasa. Dalam masa tertentu, pemerintah dapat
menetapkan tarif khusus, yaitu biaya tambahan yang wajib dikeluarkan oleh
penumpang. Penetapan tarif jasa angkutan dilakukan menggunakan 3 cara, yaitu :
• Penetapan tarif menurut pembuatan jasa angkutan kota.
Penetapan ini menurut biaya pembuatan jasa angkutan kota ditambah dengan
keuntungan yang pantas bagi hal lanjutan dan pengembangan orang yang
mengelola jasa angkutan kota. Tarif yang ditetapkan menurut sistem ini
dikatakan sebgai tarif minimum, dimana orang yang mengelola jasa angkutan
kota tidak akan menawarkan lagi untuk tarif jasa pelayanannya lebih rendah
dari tarif tersebut. Sistem ini digunakan sesudah menghitung BOK (biaya
langsung dan biaya tak langsung) dimana sudah termasuk laba.
• Penetapan tarif menurut nilai jasa angkutan kota.
Penetapan menurut nilai yang bisa diberikan jasa pelayanan angkutan kota,
dengan tertuju pada mutu tingkat pelayanan angkutan dan kepuasan
penumpang seperti : ketertiban dan kenyamanan. Penetapan tarif ini biasanya
dikatakan sebagai tarif maksimum.
• Penetapan tarif menurut jenis layanan apa yang diberikan jasa angkutan kota.
Penetapan tarif menurut hal tersebut terletak diantara tarif maks dan tarif
21
minim. Dengan mementingkan usaha untuk menutup semua variabel seperti :
mutu dan biaya yang muncul dari pelayanan jasa angkutan tersebut.
Beberapa jenis tarif yang biasanya dipakai dalam angkutan di daerah
perkotaan, yaitu :
• Tarif yang seragam
Tarif seragam dikenakan seragam terhadap penumpang yang berkaitan
tanpa memperhatikan jarak tempuh. Tarif dengan jenis ini lebih cocok bagi
trayek di daerah perkotaan, dikarenakan pembayaran yang cepat, mudah dalam
mengumpulkan ongkos dalam kendaraan. Adapun kelemahan yang dimiliki,
yaitu apabila digunakan untuk trayek yang sangat panjang, maka keinginan
panjang perjalanan rata-rata akan menjadi lebih panjang.
• Tarif menurut jarak
Tarif yang ini disebut tarif pos, karena ditentukan menurut jarak tempuh,
yaitu tarif didapat dari hasil perkalian jarak tempuh perjalanan dikalikan
dengan harga satuan/km.
• Tarif menurut zona
Tarif ini ialah penyederhanaan dari tarif secara bertahap dimana suatu
daerah pelayanan pengangkutan dipilah menjadi beberapa bagian. Biasanya
pusat kota sebagai bagian paling dalam. Kerugian menurut zona ini ialah
penumpang yang cuma melakukan perjalanan pendek di dalam 2 zona yang
berdekatan dan membayar tarif untuk 2 zona, sebaliknya tarif akan menjadi
murah apabila perjalanan panjang tapi dilakukan di dalam 1 zona saja.
• Tarif menurut waktu
Unsur penetapan tarif jenis ini ialah waktu contoh 30 menit, 1 jam, 1,5 jam
seterusnya. Dengan penetapan tarif ini meskipun seseorang beralih moda
selama dalam waktu yang ada pada tiket, maka yang terlibat tidak usah
membayar lagi.
22
2.5.4 Perhitungan tarif menurut jumlah penumpang aktual
a) Perhitungan tarif menurut jumlah penumpang aktual, yaitu :
b) Perhitungan tarif pnp umum dan pelajar menurut jumlah penumpang aktual
Untuk perhitungan tarif pelajar dipakai y = 60% x tarif umum. Perhitungan
tarif penumpang umum dan pelajar, yaitu :
2.5.5 Perhitungan tarif menurut jumlah penumpang 70%
a) Perhitungan tarif menurut jumlah penumpang 70% dimana kapasitas angkut
dikali 70%, yaitu :
b) Perhitungan tarif pnp umum dan pelajar menurut jumlah penumpang 70%
Untuk perhitungan tarif pelajar dipakai y = 60% x tarif umum. Perhitungan
tarif penumpang umum dan pelajar, yaitu :
23