bab ii pemahaman terhadap sirkuit … semata - mata alami ( pasir atau tanah ). lintasan tidak boleh...
TRANSCRIPT
7
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT MOTOCROOS
Pada BAB II ini menguraikan pemahaman mengenai judul yang diambil,
yaitu Pemahaman Terhadap Sirkuit Motocross, di mana dalam penjelasannya
meliputi : Pemahaman Terhadap Sirkuit , Pemahaman Terhadap Motocross ,
Tinjauan Objek Sejenis dan Spesifikasi Umum Sirkuit Motocross.
2.1 Pemahaman Terhadap Sirkuit
2.1.1 Pengertian Sirkuit
Sirkuit merupakan jalan yang melingkar atau berbentuk lingkaran yang
dipergunakan untuk berbagai perlombaan (Poewardarminta,1978)
Sirkuit merupakan suatu lintasan yang saling berhubungan antara titik satu
dengan titik yang lain sehingga membentuk pola yang melingkar. ( Ikatan Motor
Indonesia, Peraturan Balap Motor,2007)
8
Sirkuit adalah suatu arena tertutup, baik permanen maupun temporer,
dimana permulaan atau start dan pengakhiran atau finish terletak pada satu titik
tangkap yang sama dan dibangun atau disesuaikan secara khusus untuk balapan
mobil dan motor. (Sumber : Federation Internationale del’Automobile (FIA)
dalam buku tahunannya, Yearbook of Automobile Sport, 2002)
Jadi Sirkuit pada umumnya merupakan suatu tempat untuk mewadahi
suatu pertandingan/latihan balap yang menjadi tempat untuk bersaing. Sirkuit itu
sendiri meliputi ruang/lapangan , lintasan , serta fasilitas-fasilitas umum lainnya.
2.1.2 Identifikasi Jenis-Jenis Serta Fungsi Sirkuit Balap Motor Sesuai
Jenis Kejuaraanya
a. Sirkuit Road Racing
Merupakan sirkuit untuk balapan yang dilombakan di jalan umum, seperti
lintasan Isle of Man TT (Tourist Trophy), Grand Prix Macau dan beberapa
lintasan di Ireland. Karena disebabkan oleh bahaya yang tak terlepaskan dari
jalan raya seperti jalur sempit, trotoar jalan, dan tembok-tembok, sekarang
dipindahkan ke lintasan-lintasan yang dibangun khusus.
b. Sirkuit Racing
Merupakan sirkuit yang dirancang khusus untuk motor-motor produksi
masal yang dimodifikasi bersaing satu dengan lainnya di sirkuit yang juga
dirancang khusus. Contoh kejuaraannya seperti:
MotoGP (balapan kelas puncak yang melombakan motor yang dirancang
khusus untuk balap dan tidak dijual bebas) dan World Superbike (balap yang
melombakan motor produksi masal dan dijual bebas namun dengan modifikasi
sesuai ketentuan).
c. Sirkuit Classic Racing
Merupakan sirkuit yang digunakan untuk motor yang telah dimodifikasi
secara besar-besaran dari era awal – biasanya motor-motor sebelum pertengahan
tahun 70-an.
9
d. Sirkuit Motocross
Sirkuit dengan lintasan berlumpur (tanah), biasanya menampilkan motor
yang melompat melewati jarak yang jauh
e. Sirkuit Supermoto
Merupakan sirkuit gabungan antara balap jalanan dan motorcross.
Lintasannya juga menggunakan perpaduan antara jalanan dan lintasan
berlumpur.
f. Sirkuit Speedway
Merupakan sirkuit yang berbentuk lonjong (oval) dimana para pembalap
berlomba dengan gaya khas speedway yaitu mengepotkan (membelok dengan
menggeser roda belakang)
g. Sirkuit Ketahanan Motor (Enduro)
Merupakan sirkuit dengan lintasan alam dan dilombakan dalam jangka
waktu yang panjang.
h. Sirkuit Drag Race Motor
Pada sirkuit ini pembalap memacu motornya melewati dua lintasan lurus
sejauh seperempat mil.
2.2 Spesifikasi/ Standar Sirkuit Motocross
2.2.1 Lintasan
(Sumber : Peraturan dan Standar Sirkuit Motocross. Ikatan Motor
Indonesia, 2014)
A. Umum
Lintasan dapat dibuat permanen atau sementara. Penggunaan bahan
harus semata - mata alami ( pasir atau tanah ). Lintasan tidak boleh
melewati genangan air dan tidak terlalu berbatu.Penggunaan beton diatas
lintasan dilarang.
10
B. Panjang Lintasan
Panjang lintasan tidak boleh kurang dari 1.200 meter (walaupun
panjang lintasan harus dikurangi karena kondisi yang jelek) dan tidak
boleh lebih dan 2.000 meter ukuran garis center .
C. Lebar Lintasan
Lebar pada titik tertentu tidak boleh kurang dari 5 meter. Minimum
lebar yang direkomendasikan adalah 8 meter. Dilintasan tidak
diperbolehkan adanya rintangan ( pohon ) .
:
Gambar 2.1 : Standar Panjang dan Lebar Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia,2014.
D. Jarak bebas
Jarak bebas antara lintasan dengan semua rintangan yang ada
diatas permukaan tanah harus minimum 3 meter.
E. Kecepatan
Lintasan harus mempunyai batas kecepatan maximum 55 km per
jam (kecepatan rata - rata diambil untuk / dari 1 balapan yang komplit) dan
tidak boleh terdapat lintasan lurus yang terlalu panjang.
11
F. Keamanan penonton dan pembalap
Semua tempat dimana penonton dilarang masuk harus dipasang
pagar atau rintangan. Pagar penonton harus kuat dan cukup tinggi untuk
mengontrol penonton.
Lebar dan memadai untuk keamanan pembalap dan penonton.
Lebar daerah netral bisa berbeda - beda menurut keadaannya, akan tetapi
tidak boleh kurang dari 1 meter. Pada daerah bebas harus dipasang pagar
atau rintangan dibagian penonton dan dipasang pembatas disisi bagian
lintasan. Pemasangan pembatas didaerah bebas harus tidak lebih tinggi
dari 500 mm diatas permukaan tanah dan mempunyai lebar / diameter
maximum 25 mm. Pembatas lintasan harus dipasang dengan pita (untuk
keamanan tali tidak diperbolehkan). Bahan dari pembatas harus terbuat
dari kayu (mudah patah) atau bahan yang fleksibel.
Gambar 2.2 : Standar Keamanan Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
12
G. Rintangan
Perhatian yang khusus harus diberikan pada sudut dari awalan
jump. Setiap jump harus mempunyai nomer lokasi dan harus terpasang
juga tertulis di peta sirkuit. Tinggi, lebar dan panjang dari setiap jump
harus tertulis didalam laporan formulir inspeksi dan tidak diijinkan diganti
dari ukurannya.
H. Daerah Start
Daerah start harus dipasang pagar untuk mendapatkan standar
keamanan yang baik untuk orang - orang, dan diperlukan batas – batas
didaerah ini untuk pemegang pas tanda masuk sesuai dengan fungsinya.
1. Penempatan pintu start
Pintu start harus berada pada garis melintang yang sama, jadi
semua pembalap mempunyai kesempatan yang sama. Untuk Kejuaraan
Nasional tidak diperbolehkan adanya baris kedua.Pintu start yang harus
disediakan adalah sebanyak 30 posisi (minimum).
2. Lintasan Lurus tempat start
Panjang dari lintasan lurus setelah start tidak boleh lebih dari 125 meter
(jarak dari pintu start ketitik dalam tikungan pertama ). Minimum panjang
lintasan lurus setelah start adalah 80 meter.
Gambar 2.3 : Standar Daerah Start Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
13
I. Waiting zone
Harus ada pagar yang memberi keamanan pada di daerah ini serta
menempatkan petugas untuk memeriksa orang - orang yang berhak masuk
sesuai dengan urutan/waktu masuknya.
Didaerah ini harus mendapat keamanan yang baik untuk
menghindari segala kemungkinan sekecil mungkin untuk orang – orang
yang tidak mempunyai pas masuk.
Dianjurkan untuk semua orang di daerah ini harus berpakaian baik
dan beseragam team agar terlihat profesional. Jam dengan waktu resmi
panitia harus terlihat jelas yang harus dipasang diatas pintu masuk waiting
zone
Gambar 2.4 : Standar Keamanan dan waiting zone Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
J. Pos signal
Harus ada nomer dari pos signal panitia (pos bendera) diseluruh lintasan
untuk keterangan kepada pembalap pada saat balapan. Pos harus tersendiri
dan menunjukkan lokasi terpilih, dengan begitu tanda yang diberikan akan
terlihat jelas untuk pembalap. Tempat dimana posisi panitia pos signal
berada harus mempunyai keamanan yang paling baik. Pos harus terletak
14
dengan baik agar dapat menjamin seluruh pandangan lintasan dapat
terlihat oleh panitia .
K. Pencatat Waktu dan Lap Scorer
Pencatat waktu dan lap scorer harus berada pada satu garis dengan garis
finish. Garis putih melintas harus dibuat didepan pencatat waktu dan
tempat pencatat waktu harus berhadapan dengan lintasan.
L. Daerah perbaikan dan signal
Sepanjang lintasan harus ada suatu daerah untuk perbaikan dan
signal selama balapan. Daerah perbaikan dan signal harus dipasang pagar
untuk member keamanan yang baik terhadap orang - orang yang
membutuhkannya didaerah ini dan petugas akan mengawasi dan
memberikan ijin kepada orang - orang yang berhak masuk kedaerah ini
sesuai dengan pas masuknya.
Gambar 2.5 : Standar Daerah Perbaikan Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
15
M. Paddock Pembalap
Paddock pembalap harus ada, apabila kondisi memungkinkan
disesuaikan pada area melintang dan harus mempunyai ukuran yang cocok
dengan syarat - syarat tertentu menurut lokasi dan jenis kejuaraan
(disesuaikan dengan kondisi di lapangan ). Dasar tanah daerah paddock
harus dapat dilalui oleh kendaraan penggangkut kendaraan pembalap
dalam kondisi / cuaca apapun juga. Perhatian khusus harus diberikan
untuk saluran pembuangan air.
Penempatan dan pengaturan parkir didaerah paddock harus dijamin
dapat menampung kendaraan yang diperlukan. Jalan untuk keluar masuk
daerah paddock harus dapat dilalui setiap saat oleh kendaraan yang akan
lewat.
Gambar 2.6 : Standar Paddock Pembalap Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
N. Pintu Start
Pintu start harus melintang dan melipat / turun pada saat
dipergunakan. Rancangan konstruksi tersebut harus kuat dan kaku. Harus
dapat dikontrol secara manual atau dengan remote. Petugas pembuka pintu
16
start dan mekanikal alat pembuka harus tertutup total dari penglihatan
pembalap, dengan begitu tidak akan ada perbedaan antara pembalap.
Minimum tinggi dari pintu start tersebut 500 mm. Lebar dari
konstruksi dasar beton dari pintu start tidak boleh lebih dari 600 mm.
Pembatas dibelakang pintu start harus terpasang agar pembalap tidak dapat
memundurkan kendaraannya. Jarak antara pintu start dengan pembatas
dibelakang harus 3 meter.
Untuk Kejuaraan Nasional pintu start harus dengan cara individual
melipat / turun dengan minimum lebar untuk 30 meter (1 meter untuk
setiap kendaraan).
Gambar 2.7: Standar Pintu Start Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
2.2.2 Rintangan
Terdapat berbagai jenis rintangan dalam sirkuit motorcross diantaranya yaitu:
a. Single Jump
Single jump merupakan jenis rintangan yang terdiri dari satu
dompak atau lompatan yang memiliki tinggi 1-2 meter dengan kemiringan
sudut maksimal yaitu 350.
17
Gambar 2.8 : Rintangan Single Jump Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
b. Double Jump
Double Jump merupakan jenis rintangan yang terdiri dari dua
dompak atau lompatan dengan tinggi 1-2 meter dengan kemiringan sudut
maksimal yaitu 350.
Gambar 2.9 : Rintangan Double Jump Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
c. Table Top
Table top merupakan rintangan berbentuk trapesium . Rintangan
ini merupakanpenggabungan antara gunungan dengan bidang persegi
panjang. Ketinggian maksimum dari loncatan adalah 2 meter dengan sudut
maksimal 350. Panjang bidang table atau bidang atas adalah 2 meter.
Gambar 2.10 : Rintangan Table Top Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
18
d. Camel
Camel merupakan sebuah rintangan yang mengambil atau
terinspirasi dari punggung unta yang terdiri dari dua gunungan yang
memiliki ketinggian yang berbeda. Gunungan yang lebih rendah terletak di
bagian depan. Ketinggian maksimal dari loncatan kedua adalah 1,5 meter
dengan sudut maksimal 350.
Gambar 2.11 : Rintangan Camel Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
e. Superball
Super Ball merupakan rintangan yang bergelombang yang
diakibatkan oleh bentuk rintangan yang terdiri dari setengah bola yang
tersusun banyak.
Gambar 2.12 : Rintangan Superball Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
2.2.3 Fasilitas Penunjang dan Pemasangan Instalasi Sirkuit Motocross
A. Lokasi kantor panitia
Lokasi dan kantor panitia harus terletak di pintu masuk sirkuit
B. Paddock Pembalap
Paddock pembalap harus dilengkapi dengan kamar mandi dan toilet
untuk pria dan wanita dan diusahakan adanya tempat air minum.
19
Tidak boleh diadakan pemungutan biaya untuk penggunaan fasilitas
tersebut, dan harus tetap terjaga kebersihannyn selama kejuaraan
berlangsung. Didaerah paddock pembalap harus tersedia pos medical dan
pos pemadam kebakaran. Juga harus terdapat peralatan yang perlu untuk
scrutineering dan pemerikasan administrasi didaerah tertutup. Papan
pengumuman panitia harus terpasang di deerah ini.
C. Pemasangan Instalasi Pers
Minimum pemasangan instalasi untuk ruang pers harus tersedia 1 ruang
kerja dengan meja dan kursi (diusahakan tersedia mesin ketik). Ruang pers
harus mempunyai petugas dan harus mengetahui apa yang diperlukan media
dan harus buka untuk minimum satu jam setelah seluruh balapan selesai. Orang
- orang yang diperbolehkan masuk ke ruangan ini adalah : Pers, Jury, utusan
IMI Daerah, IMI Representativ dan utusan Industri.
Gambar 2.13 : Standar Instalasi Ruang Pers Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
20
D. Tribun Penonton
Persyaratan secara umum :
Antar 2 gang masksimal memuat 42 tempat duduk
Antara gang dengan dinding atau pembatas maksimal memuat 28
tempat duduk.
Antara gang dengan gang utama maksimal 72 temapt duduk
Garis pandang agar seorang penonton tidak terhalang pandangan
oleh orang di depannya ditentukan 12cm
Gambar2.14 : Standar Ukuran Pembatas Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
Gambar 2.15: Standar maksimal seats Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
20
D. Tribun Penonton
Persyaratan secara umum :
Antar 2 gang masksimal memuat 42 tempat duduk
Antara gang dengan dinding atau pembatas maksimal memuat 28
tempat duduk.
Antara gang dengan gang utama maksimal 72 temapt duduk
Garis pandang agar seorang penonton tidak terhalang pandangan
oleh orang di depannya ditentukan 12cm
Gambar2.14 : Standar Ukuran Pembatas Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
Gambar 2.15: Standar maksimal seats Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
20
D. Tribun Penonton
Persyaratan secara umum :
Antar 2 gang masksimal memuat 42 tempat duduk
Antara gang dengan dinding atau pembatas maksimal memuat 28
tempat duduk.
Antara gang dengan gang utama maksimal 72 temapt duduk
Garis pandang agar seorang penonton tidak terhalang pandangan
oleh orang di depannya ditentukan 12cm
Gambar2.14 : Standar Ukuran Pembatas Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
Gambar 2.15: Standar maksimal seats Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
21
Tribun boleh bertingkat apabila jarak pandang melebihi jarak
optimal.
Tidak ada kolong di bawah tempat duduk
Tribun khsus untuk penyandang cacat harus :
- Dibagian terdepan atau dibagian belakang tribun
penonton
- Tribun dapat dilalui kuris roda dengan lebar minimal
1,4m dan lebar tambahan minimal 0,9m
Gambar 2.16: Garis Pandang Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
Gambar 2.17: Garis Pandang Tribun Penonton untuk Penyandang CacatSumber: Metric Handbook
21
Tribun boleh bertingkat apabila jarak pandang melebihi jarak
optimal.
Tidak ada kolong di bawah tempat duduk
Tribun khsus untuk penyandang cacat harus :
- Dibagian terdepan atau dibagian belakang tribun
penonton
- Tribun dapat dilalui kuris roda dengan lebar minimal
1,4m dan lebar tambahan minimal 0,9m
Gambar 2.16: Garis Pandang Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
Gambar 2.17: Garis Pandang Tribun Penonton untuk Penyandang CacatSumber: Metric Handbook
21
Tribun boleh bertingkat apabila jarak pandang melebihi jarak
optimal.
Tidak ada kolong di bawah tempat duduk
Tribun khsus untuk penyandang cacat harus :
- Dibagian terdepan atau dibagian belakang tribun
penonton
- Tribun dapat dilalui kuris roda dengan lebar minimal
1,4m dan lebar tambahan minimal 0,9m
Gambar 2.16: Garis Pandang Tribun PenontonSumber: Metric Handbook
Gambar 2.17: Garis Pandang Tribun Penonton untuk Penyandang CacatSumber: Metric Handbook
22
Untuk meningkatkan garis pandangan sudut dasar tribun dapat
dibuat dalam 2 atau lebih sudut yang lebih besar berdasar
perhitungan tanjakan yang digunakan.
Gambar 2.18: Sudut Kemiringan Tribun PenontonSumber: Metric Handbook.2008
Gambar 2.19: Jenis Tempat duduk mempengaruhi PandanganSumber: Metric Handbook 2008
22
Untuk meningkatkan garis pandangan sudut dasar tribun dapat
dibuat dalam 2 atau lebih sudut yang lebih besar berdasar
perhitungan tanjakan yang digunakan.
Gambar 2.18: Sudut Kemiringan Tribun PenontonSumber: Metric Handbook.2008
Gambar 2.19: Jenis Tempat duduk mempengaruhi PandanganSumber: Metric Handbook 2008
22
Untuk meningkatkan garis pandangan sudut dasar tribun dapat
dibuat dalam 2 atau lebih sudut yang lebih besar berdasar
perhitungan tanjakan yang digunakan.
Gambar 2.18: Sudut Kemiringan Tribun PenontonSumber: Metric Handbook.2008
Gambar 2.19: Jenis Tempat duduk mempengaruhi PandanganSumber: Metric Handbook 2008
23
2.2.4 Persyaratan Umum Rancangan
Persyaratan umum suatu sirkuit motocross yaitu meliputi:
1. Pelayanan kesehatan
Semua kejuaraan harus mempunyai pelayanan kesehatan yang
dikoordinator oleh Kepala Kesehatan yang bekerja untuk Panitia. Team
kesehatan dan peralatannya harus tersedia sesuai dengan
kebutuhannya.Rencana pertolongan pertama / evakuasi untuk orang yang
cidera harus disiapkan sebelum balapan oleh Panitia dan Koordinator
Kesehatan. Adapun persyaratan umum kesehatan yaitu :
Koordinasi Kesehatan-dokter agar mengikuti rapat juri
Adanya ruang Pertolongan pertama ( PPPK)
Jumlah dokter dan perawat, jumlah PPPK, jumlah ambulance yang sesuai
adanya radio komunukasi dan tandu disetiap pos kesehatan
informasi terhadap rumah sakit
Jarak ke rumah sakit
Seluruh fasilitas kesehatan harus tetap berada disirkuit sampai dengan 30
menit setelah balapan terahkir selesai
Adanya fasilitas penunjang seperti landasan untuk helicopter (helipad)
untuk mempercepat penanganan terhadap kecelakan dari pembalap,
karena motocross merupakan olahraga yang extreme dan berbahaya.
2. Pelayanan pemadam kebakaran
Pelayanan pemadam kebakaran harus disiapkan diseluruh lintasan
(pada titik tertentu) dan juga didaerah paddock pembalap, waiting zone,
daerah start dan daerah perbaikan dan signal. Merokok dilarang didaerah
paddock, waiting zone , perbaikan dan signal
3. Keamanan
Persyaratan keamanan merupakan yang paling penting dalam
perancangan bangunan, untuk mengantisipasi adanya kecelakaan, maka
24
diperlukan perancangan yang dapat menghindari manusia dari ancaman
bahaya, antara lain:
a. Kebakaran
Dengan memfasilitasi setiap ruangan dengan alat pemadam kebakaran.
Dan juga dengan memberikan fasilitas tangga darurat.
b. Bencana Alam
Dengan memperkuat konstruksi bangunan maupun atap, dan juga
memperhitungkan bahaya bencana alam, seperti gempa bumi.
c. Keamanan Lintasan
Antara track lintasan motocross dengan penonton harus diberi jarak untuk
keamanan. Semua tempat dimana penonton dilarang masuk harus dipasang pagar
atau rintangan. Pagar penonton harus kuat dan cukup tinggi untuk mengontrol
penonton.
Lebar dan memadai untuk keamanan pembalap dan penonton. Lebar
daerah netral bisa berbeda - beda menurut keadaannya, akan tetapi tidak boleh
kurang dari 1 meter. Pada daerah bebas harus dipasang pagar atau rintangan
dibagian penonton dan dipasang pembatas disisi bagian lintasan. Pemasangan
pembatas didaerah bebas harus tidak lebih tinggi dari 500 mm diatas permukaan
tanah dan mempunyai lebar / diameter maximum 25 mm. Pembatas lintasan harus
dipasang dengan pita (untuk keamanan tali tidak diperbolehkan). Bahan dari
pembatas harus terbuat dari kayu (mudah patah) atau bahan yang fleksibel.
Gambar 2.20 : Standar Keamanan Sirkuit Motocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
25
4. Kenyamanan
Dalam setiap gedung yang mewadahi suatu kegiatan manusia pasti
harus memberikan kenyamanan bagi penghuninya, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pengguna/pembalap motocross, penonton, dan juga
pengelola. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merancang:
a. Kenyamanan Pandangan
Kenyamanan Pandangan ditujukan pada Pembalap, penonton, dan
juga panitia. Kriteria yang harus dipenuhi yaitu, pandangan penonton ke
arena sirkuit tidak terhalang struktur, pembalap dapat melihat seluruh
arena sirkuit, pandangan penonton tidak terhalang oleh penonton
didepannya.
2.3 Pemahaman Terhadap Motocross
2.3.1 Pengertian Motocross
Motocross adalah kejuaraan cross country yang dilaksanakan didalam
sirkuit dengan menggunakan rintangan - rintangan. (sumber : Peraturan
Motocross Ikatan Motor Indonesia 2014)
Motorcross Merupakan jenis motor yang dikhususkan untuk melalui
medan berat seperti medan berbatu atau berlumpur. Mempunyai ciri kontur
ban kasar, yang menyerupai pacul atau tahu. Motor ini mempunyai torsi besar
dan tahan banting. Jarak body dan tanah relatif tinggi. Motorcross kurang
memiliki kelebihan pada top speed , namun lebih mengutamakan akselerasi.
Motor ini juga memiliki jenis suspense yang lebih daripada motor lain karena
penggunaanya di medan berat.
2.3.2 Peraturan Dalam Motocross
(sumber : Peraturan Motocross Ikatan Motor Indonesia 2014)
A. Kendaraan
Perlombaan in terbuka untuk kendaraan jenis Motocross dan Enduro
sesuai dengan buku peraturan teknik FIM (Appendix 01, FIM Motocross
Technical Rules).
26
B. Lintasan
Panjang lintasan minimum 1200 Meter dan tidak lebih dan 2000 meter
dengan lebar minimum 8 Meter dan lebar lintasan pada titik tertentu tidak
kurang dari 5 meter, diusahakan jarak bebas antara lintasan dan semua
rintangan diatas tanah harus minimum 3 meter. Lintasan tidak dapat
diluluskan jika dilintasan terdapat genangan air yang dalam atau terlalu
banyak batu atau terdapat bagian lurus dilarang dengan kecepatan yang
tinggi, adapun kecepatan maximum adalah 55 km/jam.
C. Pembalap
a. Kelas 65 cc (umur minimum 10 tahun dan maksimum 12 tahun)
b. Kelas 85 cc (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun )
c. Kelas MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17 tahun,
Pembalap kategori ini tidak pernah terdaftar dalam Kategori MX2 Grade A
dan B Tahun 2011 dan sebelumnya. ( Maksimum 2 tahun masuk 3 besar
dikelas ini harus naik ke MX 2 )
d. Kelas MX2 ( umur di atas 15 tahun )
D. Kelas
Kelas-kelas untuk kejuaraan Nasional Motocross adalah :
Tabel 2.1 : Kelas-kelas kejuaraan Nasional Motocross
No Kejuaraan Nasional Motocross Minimum cc Maksimum cc
1Kelas 65 cc
2 tak 50 cc 65 cc
2
Kelas 85 cc
2 tak 80 cc 85 cc
4 tak 75 cc 150 cc
3 Kelas 125 cc
27
2 tak 100 cc 125 cc
4 tak 175 cc 250 cc
Sumber : Ikatan Motor Indonesia. 2014.
2.4 KajianTerhadap Proyek Sejenis
2.4.1 Sirkuit Motocross Pangkung Tibah , Kabupaten Tabanan
Sirkuit pangkung tibah ini terletak di Desa Pangkung Tibah , Kecamatan
Kediri , Kabupaten Tabanan. Berjarak 6 Km dari kota Tabanan . Sirkuit pangkung
tibah ini dirancang oleh Bapak Wawan Gustaf (Ikatan Motor Indonesia Provinsi
Bali) pada tahun 2006. Sirkuit motocross Pangkung Tibah merupakan satu-
satunya sirkuit motocross yang berada dekat dengan pantai. Sirkuit Pangkung
Tibah ini dikelola oleh masyarakat desa Pangkung Tibah.
Secara fisik sirkuit ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Panjang lintasan 1.400 meter
Lebar lintasan pada track lurus maupun tikungan yaitu 8m
1
2
3
1
Daerah Start
Rintangan Super Ball
Rintangan Single Jump
Rintangan Camel
Rintangan Single JumpRintangan Super Ball
Rintangan Double Jump
Rintangan Single Jump
Rintangan Table Top
Rintangan Table Top
Gambar 2.21: Denah sirkuit motocross Pangkung TibahSumber : Dokumentasi pribadi
Keterangan:1. Area Menonton2. Area Peddock Pembalap3. Area Panitia
28
Jumlah tikungan yang dimiliki yaitu berjumlah 20 tikungan.
Rintangan
Rintangan pada sirkuit Pangkung Tibah ini terdiri dari :
- 2 table top dengan tinggi 2 meter
- 3 buah single jump dengan tinggi 1,5-2 meter
- 2 buah double jump dengan tinggi 1,5-2 meter
- 2 buah Superball
- 1 buah camel
Fasilitas-Fasilitas Penunjang
Fasilitas-fasilitas penunjang pada sirkuit ini diantaranya yaitu :
- Area Parkir
- Area Paddock Pembalap dengan luas area sekitar 150 m2. Fasilitas
Paddock pada sirkuit ini masih bersifat bongkar pasang tergantung
penyelenggaraan event.
- Tempat suci
- Fasilitas-fasilitas lainnya seperti menara pemantau , waiting zone ,
ruang panitia dan lain-lain bersifat tidak permanen (bongkar pasang).
Gambar 2.22: sirkuit motocross Pangkung TibahSumber : Dokumentasi pribadi
29
2.4.2 Sirkuit Motocross Perancak , Kabupaten Jembrana
Sirkuit Motocross Perancak terletak di Kecamatan Jembrana , Kabupaten
Jembrana. Berjarak kurang lebih 190 km dari kota Depasar dengan waktu yang
ditempuh kurang lebih 3 jam perjalanan.Sirkuit Perancak yang dibangun pada
tahun 1992 ini merupakan salah satu sirkuit dengan Area terluas di Bali dengan
luas site 9 hektar dan luas parkir 2 hektar.
Spesifikasi Sirkuit Motocross Perancak:
Panjang Lintasan yaitu 1200 Meter
Lebar Lintasan adalah 8-10 Meter
Lebar Lintasan pada daerah start yaitu 25 meter
Terdapat 10 buah Tikungan
Rintangan : 2 rintangan Single Jump, 2 table Top dan 2 double jump.
Fasilitas-fasilitas penunjang pada sirkuit ini diantaranya yaitu :
- Area Parkir
- Area Paddock Pembalap . Fasilitas Paddock pada sirkuit ini masih
bersifat bongkar pasang tergantung penyelenggaraan event.
- Menara Kontrol
Daerah Start
Keterangan:1. Area Penonton2. Gedung Serbaguna3. Area Penonton4. Pengelola5. Panitia Lomba6.Paddock7.Menara Kontrol
Gambar 2.23:Denah sirkuit motocross Perancak
Rintangan Double Jump
Rintangan Single JumpRintangan Single Jump
Rintangan Double Jump
Rintangan Table Top
30
- Tempat suci
- Toilet umum
- Gedung Pengelola
- Gedung serbaguna
- Fasilitas-fasilitas lainnya seperti, waiting zone , ruang panitia
perlombaan dan lain-lain bersifat tidak permanen (bongkar pasang).
2.4.3 Sirkuit Motocross Lamantuha,Kalimantan Tengah
Sirkuit Motocross Lamantuha terletak di desa Pasir Panjang ,
Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sirkuit Lamantuha ini dikelaola oleh
Surya Sawit Sejati Otomotif dan merupakan salah satu sirkuit terbaik
dengan standar nasional di Indonesia. Sirkuit Lamantuha brjarak hanya 2
km dari Bandar Udara Iskandar Muda Pangkalan Bun.
Spesifikasi Sirkuit Motocross Lamantuha:
Lintasan
- Panjang lintasan yaitu 1.100 meter
- Lebar minimum lintasan yaitu 8 meter
- Jenis permukaan tanah yaitu tanah pasir
- Kecepatan rata-rata pada saat perlombaan yaitu 50 km/jam
- Jumlah Pos lintasan yaitu 12 pos
Gambar 2.24: Sirkuit Motocross PerancakSumber : https://www.google.co.id/search?q=sirkuit+perancak
31
Daerah Start
- Lebar dari pintu start yaitu 16 meter untuk 16 pembalap
- Panjang lintasan lurus depan start 100 meter
Paddock Pembalap
- Terletak di belakang dan samping pintu start
- Jenis permukaan tanah beton
- Terdapat 2 buah toilet
Keamanan
- Rumah sakit terdekat berjarak 2 km
- Waktu tempuh ke rumah sakit 5 menit
- Jumlah PPPK di dalam sirkuit 3 buah/tandu
Penonton
- Letaknya disekeliling lintasan
- Jarak pandang langsung
- Jalan masuk (kendaraan umum , pribadi dll) aspal
- Parkir cukup luas
Gambar 2.25: Lintasan sirkuit LamantuhaSumber : Rusharmono, Luwi .Ikatan Motor Indonesia.2005
32
Tabel 2.2 : rintangan sirkuit Lamantuha
Sumber : Rusharmono, Luwi .Ikatan MotorIndonesia.2005
Gambar 2.26: Pintu Start dan tikungan pertama sirkuit LamantuhaSumber : Rusharmono, Luwi .Ikatan Motor Indonesia.2005
33
Gambar 2.27: Tribun Penonton dan Waiting Zone sirkuit LamantuhaSumber : Rusharmono, Luwi .Ikatan Motor Indonesia.2005
Gambar 2.28: Rintangan Sirkuit LamantuhaSumber : Rusharmono, Luwi .Ikatan Motor Indonesia.2005
34
2.4.4 Kesimpulan Terhadap Objek Sejenis
Berdasarkan dari tinjauan diatas, kesimpulan dari ketiga objek tersebut
menjelaskan fasilitas yang terdapat pada Sirkuit Motocross, klasifikasi,
lokasi, dan manajemen pengelolaan yang dapat dilihat pada table 2.1
dibawah ini.
Tabel 2.3 Kesimpulan Objek Sejenis dan Pertimbangannya
No Kriteria
Sirkuit
Motocross
Pangkung
Tibah
Sirkuit
Motocross
Perancak
Sirkuit
Motocross
Lamantuha
Pertimbangan
Terhadap Desain
1. Lokasi Desa
Pangkung
Tibah ,
Tabanan, Bali.
Desa Perancak
, Jembrana,
Bali
Desa Pasir
Panjang ,
Pangkalan
Bun,
Kalimantan
Tengah
Kabupaten Tabanan
2 Klasifikasi Sirkuit
Motocross n
Sirkuit
Motocross
Sirkuit
Motocross
berstandar
Nasional
Sirkuit Motocross
berstandar Nasional
3. Fungsi dan
Peranan
Sebagai Arena
pertandingan
Motocross,
Arena latihan
(sewa),
Tempat
mononton
motocross
Sebagai Arena
pertandingan
Motocross dan
road race,
Arena latihan
(sewa),
Tempat
mononton
motocross,
Sebagai Arena
pertandingan
Motocross,
Arena latihan
(sewa),
Tempat
mononton
motocross
Sebagai arena
perlombaan
Motocross, sebagai
tempat untuk berlatih
olah raga motocross
khususnya di
Tabanan. Sebagai
tempat menonton
,rekreasi serta
meningkatkan
kunjungan wisatawan.
35
4. Fasilitas dan
Ruang
- Area parkir
± 15 are,
paddock
pembalap 150
m2, Menara
Pengawas
4m2, Pos
Kesehatan 25
m2, Waiting
zone 30 m2,
Ruang Panitia
60 m2,
Tempat suci.
- Area parkir ±
20 are,
paddock
pembalap,
Menara
Pengawas, Pos
Kesehatan,
Waiting zone,
Ruang Panitia
Lomba, Ruang
pengelola ,
toilet umum,
Tempat suci,
gedung
serbaguna.
Area Parkir,
Paddock
pembalap,
Menara
pengawas,
Waitung zone,
ruang panitia,
ruang
pengecekan
mesin, Toilet
umum, toko.
Area Parkir, Paddock
pembalap, menara
pengawas, Waiting
zone , Ruang
Pemeriksaan mesin ,
Ruang Panitia, Ruang
Pengelola, Ruang
undangan , Tribun
Penonton , Toilet ,
tempat suci, ruang
kesehatan, Helypad,
gudang, toku
marchendise/souvenir,
foodcourt,
5. Manajemen
Pengelolaan
Dikelola oleh
Masyarakat
Setempat
setempat,
Dikelola oleh
Masyarakat
Setempat
setempat,
Dikelola oleh
swasta
(Surya Sawit
Sejati
Otomotif)
Dikelola oleh Swasta
dan bekerja sama
dengan masyarakat
setempat serta
pemerintah selaku
pemberi izin dan
lainnya.
Sumber: Hasil Observasi
36
2.5 Spesifikasi Umum Sirkuit Motocross di Tabanan
2.5.1 Pengertian
Sirkuit Motocross merupakan suatu tempat untuk mewadahi suatu
pertandingan/latihan motocross. Sirkuit itu sendiri meliputi ruang/lapangan ,
lintasan , serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.
2.5.2 Fungsi Sirkuit Motocross
A. Fungsi Utama
Fungsi utama dari sebuah sirkuit yaitu sebagai wadah atau arena
untuk perlombaan kendaraan bermotor. Sirkuit juga bisa difungsikan
sebagai tempat untuk latihan atau mengasah kemapuan pembalap , sebagai
tempat untuk menyalurkan hobi serta sebagai tempat untuk pembinaan
olah raga bermotor
B. Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang sebuah sirkuit yaitu sebgai tempat untuk
menonton/ menyaksikan kegiatan balap bagi masyarakat pecinta otomotif.
2.5.3 Tujuan
A. Tujuan Utama
Mampu memfasilitasi dan menampung para pecinta/ penggemar otomotif
khususnya motocross baik mewadahi aktifitas dalam perlombaan , latihan maupun
pembinaan olah raga.
A. Tujuan Penunjang
Sebagi tempat untuk mengalihkan hal-hal negatif bagi para generasi
muda di Bali seperti balapan liar dijalan , mabuk-mabukan hingga penggunaan
narkoba serta dengan adanya sirkuit Motocross ini berpengaruh bagi pariwisata
di Bali dengan menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun
mancanagara untuk datang ke Bali, tidak hanya sebagai peserta namun juga
sebagai penonton olah raga Motocross ini.
2.5.4 Fasilitas-fasilitas Sirkuit Motocross
A. Fasilitas Pembalap
37
Fasilitas pembalap meliputi lintasan motocross, paddock, waiting zone, pit
lane, daerah pelayanan darurat.
B. Fasilitas Penunjang meliputi : area parkir , ruang wartawan , ruang pers,
ruang pameran
C. Fasilitas Umum meliputi triun penonton , area parkir , toilet, tempat
suci, souvenir, cafetaria
D. Fasilitas Pengelola meliputi : kantor pengelola operasional sirkuit dan
fasilitas penunjang secara keseluruhan. Seperti ruang staf , ruang rapat ,
dan lain-lain
2.5.5 Persyaratan Lokasi
Lokasi terletak di tempat yang strategis , mudah dicapai serta daerah
yang memiliki minat tinggi di dunia otomotif khususnya Motocross.
Agar nantinya sirkuit ini dapat berfungsi secara optimal.
Lokasi terletak di daerah yang cukup jauh dari pemukiman penduduk
karena sirkuit motocross ini memiliki tingkat kebisingan yang cukup
tinggi.
Memiliki akses transportasi yang baik dan mudah serta ukuran lahan
yang cukup luas untuk menampung semua kegiatan dan fasilitas yang
akan diwadahi.
Adanya sarana penunjang dan pelengkap di sekitar site seperti
tersedianya jaringan utilitas.
2.5.6 Civitas
Pembalap, mekanikal, pers, juri, panitia lomba, manajemen balap,
penonton, dokter, pengelola, dan official .
2.5.7 Aktivitas kegiatan yang diwadahi
Aktivitas/ kegiatan utama yang diwadahi yaitu perlombaan serta
latihan motocross serta aktifas lainnya untuk menunjang perlombaan
seperti aktifitas di dalam paddock.
38
Aktifitas penunjang yaitu kegiatan pengelolaan dan perawatan sirkuit.
Serta aktifitas dari wartawan amupun penonton perlombaan.
2.5.8 Sistem Pengelolaan Sirkuit Motocross
Sistem pengelolaan sirkuit ini adalah bentuk kerjasama dari pihak
swasta dengan pemerintah. Dimana pihak swasta berperan sebagai pengelola
operasional sirkuit serta pendanaan operasional, sedangkan pemerintah sebagai
pemberi perijinan pembangunan