bab ii kajian pustaka 2.1.1 pengertian motivasi belajar · 2013. 4. 26. · aspek-aspek motivasi...

15
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Belajar 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1993:3). Sedangkan menurut Moh. Surya (1981 : 32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Ada tiga komponen dalam motivasi, yaitu : 1. Kebutuhan 2. Dorongan 3. Tujuan (Koesworo 1989 ; Siagian 1989 ; Shein 1991 ; Biggs dan Tlefe, 1987) 2.1.2 Jenis-jenis Motivasi Makmun (2005 : 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok sebagai berikut :

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Motivasi Belajar

    2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar

    Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar

    adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

    terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata,

    1993:3).

    Sedangkan menurut Moh. Surya (1981 : 32) belajar adalah suatu

    proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

    tingkah laku yang baru keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

    sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar

    adalah perubahan dari diri seseorang.

    Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik

    dari dalam diri maupun luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha

    untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan

    dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

    dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

    Ada tiga komponen dalam motivasi, yaitu :

    1. Kebutuhan

    2. Dorongan

    3. Tujuan

    (Koesworo 1989 ; Siagian 1989 ; Shein 1991 ; Biggs dan Tlefe, 1987)

    2.1.2 Jenis-jenis Motivasi

    Makmun (2005 : 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok

    sebagai berikut :

  • 6

    1. Motif Primer atau dasar Motif Primer merupakan motif yang tidak

    dipelajari yang untuk ini digunakan istilah Dorongan (Drive) Motif ini

    dibedakan dalam :

    Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis antara

    lain rasa lapar, haus, istirahat.

    Dorongan psikologis/ dorongan kejiwaan dalam diri seseorang,

    seperti rasa takut, kasih sayang dan lainnya.

    2. Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya

    pengalaman, atu dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah

    motif berprestasi, motif- motif social sepeti ingin diterima, status, dan

    sebagainya.

    2.1.3 Pentingnya Motivasi Dalam Proses Pembelajaran

    Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu

    dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan

    atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan.

    Dua anak memiliki kemampuan yang sama dan diberikan peluang

    serta kondisi yang sama untuk mencapai tujuan kinerja dan hasil-hasil yang

    dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan

    anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan

    pengamatan sehari-hari.

    Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa

    dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin

    motivasi belajar yang memadai akan medorong siswa berperilaku aktif

    untuk prestasi didalam kelas.

    Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :

    1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan tanpa motivasi tidak

    akan timbul suatu perbuatan, misalnya belajar.

  • 7

    2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah mengarahkan perbuatan mencapai

    tujuan yang diinginkan.

    3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak yang artinya menggerakkan

    tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat

    atau lambatnya suatu pekerjaan.

    2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Pembelajaran

    Hukum dari motivasi mengatakan bahwa partisipan/ peserta harus

    punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar dan harus

    punya alasan untuk belajar.Pelatih menemukan bahwa jika peserta

    mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk

    berhasil. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian

    (appropriateneness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material

    relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi mengenai motivasi adalah sebagai

    berikut :

    a. Kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal

    ini dapat mempengaruhi motivasi, seandainya dalam pemberian

    motivasi itu tidak memperhatikan kematangan, maka akan

    mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.

    b. Usaha yang bertujuan

    Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

    Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan

    untuk belajar.

    c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi .

    Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat

    belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan

    berusaha untuk mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya

  • 8

    untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik dikemudian hari. Prestasi

    yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.

    d. Partisipasi

    Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa

    untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian

    kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui,

    karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.

    e. Penghargaan dengan hukuman

    Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk

    mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian

    penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan

    adalah alat bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan

    ini menjadi tujuan.

    Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah

    seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan

    belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di

    luar kelas.

    2.1.5 Aspek-aspek Motivasi Belajar

    Mc. Clleland dalam Dwi Rinti Astutik (2009 : 9) mengemukakan 6

    aspek motivasi belajar pada individu :

    1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang

    mempunyai motivasi belajar yang tinggi kan selalu bertanggung jawab

    terhadap pekerjaannya dan selalu menerima tugas dengan senang hati.

    2. Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu individu

    akan selalu mengharapkan hasil atau feedback dari setiap pekerjaan

    yang dilakukannya.

    3. Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu

    sulit tetapi juga tidak terlalu mudah yang penting adanya tantangan

  • 9

    dalam tugas, serta dimungkinkan diraih dengan hasil yang memuaskan,

    yaitu individu akan tertarik dengan tugas yang menantang serta

    memberikan hasil yang maksimal.

    4. Tekun dan ulet dalam bekerja, yaitu individu yang mempunyai

    motivasi belajar yang tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas

    pekerjaannya sebaik mungkin dan pantang menyerah.

    5. Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan

    (spekulasi dan untung-untungan), yaitu individu yang mempunyai

    motivasi belajar tinggi akan menghindari pekerjaan yang asal-asalan

    atau berspekulasi karena setiap tugas yang dikerjakan penuh dengan

    pertimbangan.

    6. Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang

    akan meningkatkan aspirasi dan tetap bersifat relistres, yaitu individu

    yang mempunyai motivasi belajar tinggi kan selalu bersikap realistis

    dan mengutamakan keberhasilan dalam tugas.

    Clegg dalam Hapsari (2004) menyatakan bahwa timbulnya motivasi

    belajar karena ada keinginan kebutuhan, dorongan dan desakan hati untuk

    mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut, Clegg mengemukakan aspek-

    aspek motivasi sebagai berikut :

    1. Harapan untuk sukses yaitu adanya usaha untuk berusaha lebih baik

    dan mengulang memperbaiki kegagalan.

    2. Kecenderungan untuk menghidari kegagalan atau kesalahan yaitu

    berupa dorongan dari dalam diri untuk berusaha tidak mengulangi

    kesalahan yang telah dilakukan.

    3. Gigih tidak mudah menyerah yaitu memandang suatu kegagalan

    sebagai cambuk pemicu untuk terus berusaha bukan pembuat putus

    asa.

  • 10

    4. Dorongan untuk belajar yaitu adanya keinginan dari dalam diri untuk

    belajar.

    Mc Cray dalam Wirabayu (2005) menyebutkan bahwa individu-

    individu yang mempunyai motifasi belajar tinggi cenderung untuk

    memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri, tahan terhadap tekanan

    masyarakat, mengharapkan pengetahuan konkret atas hasil kerjanya,

    ambisius, keras kepala, untuk teman bekerja individu lebih suka

    mengambil resiko yang sedang dalam situasi yang mengandalkan

    kemampuan individu sendiri, akan tetapi tidak bagi situasi yang tergantung

    kebutuhan.

    2.2. Hadiah (Reward)

    2.2.1 Pengertian Hadiah (Reward)

    Reward merupakan alat pendidikan yang refresif yang

    menyenangkan. Hadiah diberikan pada anak yang telah menunjukkan hasil

    baik dalam pendidikan menurut Indra Kusuma (2001 : 85)

    Reward diartikan sebagai salah satu alat pendidikan yang diberikan

    pada murid sebagai imbalan terhadap prestasi yang dicapainya (Zaenuddin

    : 2001)

    Menurut Ramayulis : hadiah diberikan atas perbuatan-perbuatan /

    hal-hal yang baik yang telah dilakukan Ramayulis (2008 :211)

    Menurut Atmail Arif (2002 : 127) Pengertian hadiah dapat dilihat

    sebagai berikut :

    1. Hadiah adalah alat pendidikan prevetif dan represif yang

    menyenangkan dan bisa menjadi motivator belajar siswa

    2. Hadiah juga termasuk memberikan sesuatu terhadap perilaku baik

    siswa dalam proses pendidikan

  • 11

    Hasbullah (2006 : 27) mengemukakan bahwa pengertian hadiah

    dalam pendidikan adalah merupakan alat pendidikan yang berupa tindakan

    pendidik yang berpengaruh terhadap tingkah laku anak didik. Sedangkan

    alat pendidikan sendiri adalah suatu tiindakan atau situasi yang sengaja

    diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat

    pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan

    digunakan demi pencapaian tujuan yang diinginkan.

    Reward adalah suatu yang berfungsi insentif, yaitu suatu yang

    penting bagi anak yang dapat membesarkan kemungkinan bertambah

    giatnya usaha untuk mempertinggi / memperbaiki prestasi, maka

    pemberian reward sangat penting untuk meningkatkan motivasi kegiatan

    yang produktif Kertamiharja dan Ardiwinata (1997:142)

    Pemberian hadiah (Reward) bukanlah semata-mata karena hasil

    seorang anak melainkan dengan hasil yang telah dicapai anak itu.

    Pendidikan bertujuan untuk membentuk kata hati kemauannya lebih baik

    dan lebih keras pada anak. Oleh karena itu maka seorang pendidik

    hendaklah menanamkan pada diri anak supaya mengerjakan berbuat lebih

    dan tidak mengharapkan pujian atau penghargaan untuk siswa yang

    berprestasi.

    Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat

    lagi, disamping itu siswa yang berprestasi akan termotivasi untuk mengejar

    siswa yang lain.

    Hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, balpoint,

    penggaris, buku bacaan dan sebagainya untuk dapat dimanfaatkan untuk

    kepentingan belajar anak didik, hadiah berupa makanan seperti permen,

    roti, susu juga dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak

    didalam kegiatan belajar mengajar.

  • 12

    2.2.2 Tahap Pemberian Hadiah (Reward)

    Langkah-langkah memberikan hadiah untuk meningkatkan motivasi

    belajar siswa, perlu memperhatikan :

    1. Menjanjikan dahulu kepada semua peserta didik artinya tidak

    diberikan tiba-tiba

    2. Pemberian hadiah harus disertai dengan bimbingan dan nasehat-

    nasehat agar siswa belajar tidak semata-mata untuk mendapatkan

    hadiah, melainkan untuk mencapai sukses yang lebih baik

    3. Hadiah diberikan tidak terlalu sering. karena akan membiasakan anak

    manja dan pamrih dalam bekerja

    4. Hadiah diberikan dalam kaitannya untuk dorongan sosial dan

    keberhasilan belajar, seperti kasih sayang, pujian, pemberian makanan

    ataupun berupa benda untuk menunjang belajar.

    Adapun langkah-langkah pemberian hadiah (reward) dalam

    pembelajaran menurut Prayitno (2002) adalah sebagai berikut:

    a. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas pada

    setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran

    b. Siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi yang akan

    diajarkan

    c. Guru memotivasi siswa dengan pemberian hadiah (reward) yang akan

    diberikan oleh guru ketika pembelajrana berlangsung

    d. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar

    akan mendapatkan hadiah (reward) dari guru atau seluruh siswa.

    e. Demikian seterusnya ketika siswa-siswa maju dan berhasil

    mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru

    f. Kesimpulan dan penutup

  • 13

    2.3. Pengertian Pelajaran Matematika

    Matematika merupakan pelajaran yang diberikan pada semua jenjang

    pendidikan dari pra sekolah sampai jenjang sekolah menengah bahkan di

    sekolah tinggi. Mulai dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah menengah

    tingkat atas, matematika diberikan dengan jumlah jam pelajaran setiap

    minggunya termasuk paling banyak. Banyaknya jam pelajaran matematika tiap

    minggu dikarenakan matematika sebagai ilmu dasar bagi berbagai disiplin ilmu

    yang lain. Moeliono dalam Widiyanti (2007) mengartikan matematika sebagai

    ilmu tentang bilangan – bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur

    operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

    Beberapa definisi formal tentang pelajaran matematika menurut Sujono

    (1988) adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi dengan

    sistematik, bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi,

    matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai

    ide dan kesimpulan, ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan

    masalah – masalah yang berhubungan dengan bilangan, matematika berkenaan

    dengan fakta – fakta kuantitatif dan masalah – masalah tentang ruang dan

    bentuk, ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.

    Sumarmo (2002: 2) mengemukakan beberapa karakteristik matematika

    yaitu materi matematika menekankan penalaran yang bersifat deduktif, materi

    matematika bersifat hirarkis dan terstruktur. Sedangkan menurut Hudoyo

    (1988: 3) pelajaran matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak,

    sehingga pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi dibutuhkan

    ketekunan, keuletan, perhatian dan motivasi yang tinggi untuk dapat memahami

    materi pelajaran matematika.

    Kitcher (dalam Jackson, 1992:753) lebih memfokuskan pengertian

    pelajaran matematika kedalam komponen – komponen dalam kegiatan

    matematika. Komponen dalam matematika yang diklaim oleh Kitcher berupa

    (1) bahasa (language) yang dijalankan oleh para matematikawan,

  • 14

    (2) pernyataan (statements) yang digunakan oleh matematikawan, (3)

    pertanyaan (questions) penting yang hingga saat ini belum terpecahkan, (4)

    alasan (reasoning) yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, dan (5) ide

    matematika itu sendiri.

    Dari sisi abstraksi matematika, Newman dalam Jackson (1992:755)

    melihat tiga ciri utama matematika, yaitu; (1) matematika disajikan dalam pola

    yang ketat, (2) matematika berkembang dan digunakan lebih luas dari pada

    ilmu – ilmu lain, dan (3) matematika lebih terkonsentrasi pada konsep.

    Soedjadi dan Masriyah (1994) mengemukakan bahwa meskipun terdapat

    berbagai pendapat yang nampak berlainan, tetapi dapat ditarik ciri – ciri yang

    sama yaitu matematika memiliki objek kajian yang abstrak, matematika

    mendasarkan daripada kesepakatan – kesepakatan, matematika sepenuhnya

    menggunakan pola pikir deduktif, dan matematika dijiwai dengan kebenaran

    konsistensi.

    Jadi pelajaran matematika dapat diartikan sebagai cabang ilmu

    pengetahuan yang eksak sekaligus mendasari berbagai disiplin ilmu lain yang

    terorganisasi secara sistematik. Dimana matematika merupakan ilmu

    pengetahuan yang mempelajari tentang keluasan, bilangan, ruang, dan bagian –

    bagiannya, besatan dan hubungannya yang bersifat abstrak, deduktif,

    aksiomatif, dan terstuktur yang membutuhkan sarana berfikir logis dan masalah

    yang berhubungan dengan bilangan, matematika juga sebagai ilmu bantu dalam

    menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

    2.4 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

    Hasil penelitian yang relevan atau hampir sama dengan penelitian ini

    adalah perbaikan iklim kelas untuk meningkatkan motivasi belajar fisika siswa

    kelas XI TR semester III di SMK N 7 Jakarta.

    Dalam perbaikan iklim kelas yang dilakukan terhadap kelas XI TR

    semester III di SMK N 7 Jakarta dalam dua siklus, melalui tindakan-tindakan

  • 15

    berupa pembuatan tata tertib. Melaksanakan pembelajaran dengan metode

    bervasriasi, melibatkan siswa belajar berkelompok dan pemberian motivasi

    ekstrinsik berupa penghargaan (reward) serta penguatan (reinforcement).

    Tindakan-tindakan tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari pra

    siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II masing-masing sebesar 3,49%

    dan 1,84% dengan kriteria dari cukup ke baik.

    Hasil penelitian yang dilakukan meningkatkan motivasi belajar siswa

    kelas V B MI Nurul Huda Mulyorejo Malang (2011) dengan jumlah siswa 30

    siswa. Penelitian ini menerapkan metode inquiry, menggunakan media belajar,

    dengan memodifikasi kegiatan belajar dengan cara mengorganisir siswa untuk

    melakukan inquiry secara kelompok, memberi variasi berupa simulasi,

    stimulasi berupa hadiah (reward).

    Dari hasil lembar observasi penelitian tindakan kelas pada saat dilakukan

    pre test, siklus I, siklus II dan siklus III. Menunjukkan peningkatan motivasi

    belajar siswa yang memuaskan.

    Pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata peningkatan

    motivasi belajar siswa yang semula dalam (pretest) sebesar 40% setelah

    dilakukan siklus I meningkat menjadi 65,8% pada siklus II dari siklus I sebesar

    65,8% setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 76,3%. Peningkatan

    motivasi dari siklus II sebesar 76,3% dan di siklus III meningkat menjadi

    84,8%.

    Dorongan siswa berprestasi dalam kelompok (cukup baik) partisipasi

    dalam kelompok mengalami peningkatan (baik) motivasi dalam mendalami

    IPA (cukup baik), sedangkan usaha menyelesaikan tugas dengan lebih baik

    (baik) dan motivasi dalam berprestasi (cukup baik) sehingga membuat suasana

    belajar siswa menjadi hidup. Karena, antar tim terdorong untuk maju bersama

    dan meraih prestasi bersama. Dan rasa individualisme siswa mulai berkurang,

    karena ingin maju bersama dalam satu kelompok tersebut.

  • 16

    2.5 Kerangka Berfikir

    Kerangka berfikir dalam penelitian ” Upaya Meningkatkan Motivasi

    Belajar melalaui Pemberian Hadiah(Reward) Pada Mata Pelajaran Matematika

    Kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

    Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah partisipasi anak kurang baik saat proses

    pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat

    berlangsung, motivasi yang kurang sehingga berimbas pada hasil belajar.

    Pengajaran merupakan suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisir

    yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalm

    rangka pencapaian tujuan yang dimaksudkan(Atmadja, Suma, 1984). Sebagai

    suatu sistem pengajaran mengandung komponen antara lain: mata pelajaran,

    metode, media, alat evaluasi dan lain-lain, yang berinteraksi satu sama lain

    dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan salah satu cara yang

    dilakukan dalam PBM yaitu dengan pemberian hadiah(reward) kepada siswa.

    Adapun langkah-langkah pemberian hadiah (reward) dalam pembelajaran

    matemtika sebagai berikut:

    a. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas pada

    setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran

    b. Siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi yang akan

    diajarkan

    c. Guru memotivasi siswa dengan pemberian hadiah (reward) yang akan

    diberikan oleh guru ketika pembelajrana berlangsung

    d. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar akan

    mendapatkan hadiah (reward) dari guru atau seluruh siswa.

    e. Demikian seterusnya ketika siswa-siswa maju dan berhasil mengerjakan

    apa yang diperintahkan oleh guru

    f. Kesimpulan dan penutup

  • 17

    Pemberian hadiah pada penelitian ini diterapkan karena diharapkan dapat

    memotivasi siswa saat belajar dan memancing siswa untuk giat belajar sehingga

    di dalam kelas terdapat persaingan yang mengarah ke hal positif dan siswa

    tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Hadiah yang diberikan dapat

    berupa buku tulis, pensil, balpoin, penggaris dan juga berupa makanan seperti

    permen, roti sehingga motivasi belajarnya meningkat. Adapun skema dapat

    dilihat dalam gambar 2.1

  • 18

    Gambar 2.1

    Kerangka berfikir

    Hasil belajar ≥ KKM

    SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok

    KD: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang hubungan

    antarbangun dan Mengubah bentuk pecahan ke bentuk

    pecahan dan desimal, serta sebaliknya

    Pembelajaran

    Konvensional

    Guru ceramah, pembelajaran berpusat

    pada guru, komunikasi 1 arah (guru-

    siswa), siswa hanya mendengarkan dan

    menghafal, siswa mengantuk dan

    bermain sendiri

    Penilaian : tes formatif

    Hasil belajar ≤ KKM

    KD: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan Mengubah pecahan ke

    bentuk persen dan desimal, serta sebaliknya

    Pemberian Hadiah (Reward) berupa benda yaitu:buku tulis, pensil,

    balpoint, penggaris juga berupa makanan, yaitu roti,snack, dan permen

    Langkah-langkah :

    Penilaian hasil

    Siswa berkelompok

    Mendengarkan penjelasan guru tentang materi

    pelajaran

    Penugasan untuk setiap kelompok

    Pemberian hadiah

    Guru memotivasi siswa dengan reward

    Kesimpulan dan penutup

  • 19

    2.6 Hipotesis Penelitian

    Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka ditemukan pula

    hipotesis atau dugaan perkiraan untuk melakukan penelitian sebagai berikut:

    pemberian hadiah (reward) kepada siswa dalam proses belajar mengajar dapat

    meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa Kelas V

    SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester

    II Tahun Ajaran 2011 / 2012.