bab ii kajian pustaka 2.1 tumpang payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. helaian...

17
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk Tumpang payuk dikenal dengan nama tanaman anting-anting. Di Jawa dikenal dengan nama Ceka mas, lelatang, rumput bolong-bolong, rumput kekosongan. Di inggris Indian nettle, cat’s nettle, di Malaysia dengan nama rumput Lislis,Tjeka Mas, di Filipina dengan nama Bugos, Maraotong dan Taptapingar (Ampaisa, 2011). 2.1.1 Deskripsi tanaman Tumbuhan berhabitus terna menahun dengan tinggi mencapai 80 cm, batang berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur sampai belah ketupat, tepi bergerigi halus, permukaan atas tidak berambut atau jika berambut hanya terdapat pada ibu tulang daun, ukuran helaian daun 1-7x 1-5 cm. Perbungaan berupa bunga majemuk bulir, ibu tangkai bunga tumbuh dari bagian ketiak daun, dalam satu ibu tangkai bunga terdapat 6-9 bulir bunga, 1-2 bunga jantan ada di bagian atas, 5-7 bunga betina berada dibagian bawahnya. Bunga jantan : tersusun dalam suatu bulir, perhiasan bunga kecil berwarna putih, daun pelindung hijau dengan tepi bergerigi halus. Bunga betina : tersusun dalam suatu bulir, daun pelindung berwarna hijau seperti mangkuk, tepi daun pelindung bergigi, tidak berambut atau jika berambut 8

Upload: hoangkhue

Post on 10-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tumpang Payuk

Tumpang payuk dikenal dengan nama tanaman anting-anting. Di Jawa

dikenal dengan nama Ceka mas, lelatang, rumput bolong-bolong, rumput

kekosongan. Di inggris Indian nettle, cat’s nettle, di Malaysia dengan nama rumput

Lislis,Tjeka Mas, di Filipina dengan nama Bugos, Maraotong dan Taptapingar

(Ampaisa, 2011).

2.1.1 Deskripsi tanaman

Tumbuhan berhabitus terna menahun dengan tinggi mencapai 80 cm, batang

berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling,

panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur sampai belah ketupat, tepi

bergerigi halus, permukaan atas tidak berambut atau jika berambut hanya terdapat

pada ibu tulang daun, ukuran helaian daun 1-7x 1-5 cm. Perbungaan berupa bunga

majemuk bulir, ibu tangkai bunga tumbuh dari bagian ketiak daun, dalam satu ibu

tangkai bunga terdapat 6-9 bulir bunga, 1-2 bunga jantan ada di bagian atas, 5-7

bunga betina berada dibagian bawahnya. Bunga jantan : tersusun dalam suatu bulir,

perhiasan bunga kecil berwarna putih, daun pelindung hijau dengan tepi bergerigi

halus. Bunga betina : tersusun dalam suatu bulir, daun pelindung berwarna hijau

seperti mangkuk, tepi daun pelindung bergigi, tidak berambut atau jika berambut

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

9

tersebar. Berbunga sepanjang tahun, banyak tumbuh di dataran rendah, tepi jalan atau

sawah (Ampaisa, 2011).

Gambar 2.1 Tanaman tumpang payuk (Priya, 2014)

2.1.2 Klasifikasi tumpang payuk(Anonim, 2014)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (Tumbuhan menghasilkan bunga)

Sub Divisio : Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledoneae (Tumbuhan berkeping dua/dikotil)

Ordo : Euphorbiales

Suku : Euphorbiaceae

Marga : Acalypha

Jenis : Acalypha indica L.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

10

2.1.3 Pemakaian empiris

Tanaman tumpang payuk banyak digunakan sebagai antiradang, antibiotik,

peluruh kencing (diuretik), pencahar, hemostasis juga digunakan untuk pengobatan

disentri basiler, disentri amuba, diare, anak dengan berat badan rendah, gangguan

pencernaan makanan, mimisan, muntah darah, berak darah, kencing darah, malaria,

susah buang air besar(sembelit), penurun glukosa darah. Akar tanaman tumpang

payuk dapat digunakan untuk mengatasi asam urat(Mohan et al., 2012).

2.1.4 Kandungan kimia

Kandungan kimia ekstrak akar tumpang payuk mengandung fenol,

flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, steroid dan triterpenoid (stefanus, 2009).Ekstrak

daun mengandung alkaloid, tannin, steroid, saponin, flavonoid, glikosida dan fenol

(Mohan, 2012). Ekstrak batang mengandung alkaloid dan saponin(Wemay, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Balasubramanian et al. (2012) menyebutkan bahwa

ekstrak metanol dari tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, glikosida,

alkaloid, protein dan asam amino. Hasil penapisan fitokimianya menunjukkan bahwa

fraksi etil asetat mengandung flavonoid, polifenol, monoterpen, seskuiterpen,

triterpenoid dan kuinon (Febriyanti et al., 2014). Menurut Mohideen et al. (2012)

dari hasil skrining ekstrak etanol daun tanaman ini didapatkan tannin, saponin,

flavonoid, terpenoid, cardiac glikosida dan steroid. Flavonoid yang terdapat pada

daun Acalypha indica termasuk subklas flavonols (quercetin)(Mouli et al., 2012).

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

11

Kandungan kimia Tumpang payuk (Acalypha indica L) yang diduga

berkhasiat sebagai anti platelet adalah senyawa Flavonoid subklas Flavonol

(quercetin, kaempferol, myrecetin).Flavonoid dapat digunakan sebagai antitrombosis

dengan kemampuannya menangkap radikal bebas juga menghambat jalur

siklooksigenase dan lipooksigenase.Efek antiagregasinya yang utama adalah dengan

menghambat pembentukan tromboksan A2 (Kumar et al., 2011).

2.2 Trombosis

Trombosis adalah keadaan dimana terjadi pembentukan massa bekuan darah

intravaskuler. Trombosis merupakan ketidaknormalan dari hemostasis sebagai

pembentukan bekuan darah (thrombus) dalam pembuluh darah setelah mengalami

cedera.Seperti halnya hemostasis, thrombosis pun bergantung pada dinding pembuluh

darah, trombosit dan kaskade koagulasi.Penyebab utama pada sumbatan akut

pembuluh darah adalah thrombosis, emboli dan trauma (Supardiman, 2001).

Thrombosis dapat terjadi akibat ketidakseimbangan faktor koagulasi dan faktor

fibrinolitis. Thrombus pada arteri dapat menimbulkan iskemik.Thrombosis

merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke iskemik.

2.2.1Stroke iskemik

Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah

yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah otak.Penyumbatan

pembuluh darah bisa terjadi karena dinding bagian dalam pembuluh darah (arteri)

menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar dan tertahan. Oleh karena darah

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

12

berupa cairan kental, maka ada kemungkinan akan ada gumpalan darah (trombosis),

sehingga aliran darah makin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan pembuluh

darah. Akibatnya otak mengalami kekurangan pasokan darah yang membawa nutrisi

dan oksigen yang diperlukan oleh darah. Sekitar 70% -80% kasus stroke disebabkan

oleh stroke iskemik dan kurang lebih 51% dari stroke karena thrombosis arteri

(Junaidi, 2011).

2.3 Fisiologi Pembekuan Darah

Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk mempertahankan sistem

hemostasis yaitu mempertahankan komponen darah tetap dalam keadaan cair

sehingga tubuh dalam keadaan fisiologik mampu mempertahankan aliran darah dari

atau dalam pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah menyebabkan terjadinya

perdarahan, maka sistem hemostasis tubuh akan mengontrol perdarahan melalui

mekanisme interaksi pembuluh darah dan jaringan penunjang, interaksi trombosit dan

pembuluh darah yang mengalami kerusakan, pembentukan fibrin oleh sistem

koagulasi, regulasi dari bekuan darah oleh faktor inhibitor koagulasi dan sistem

fibronolitik, remodeling dan reparasi dari pembuluh darah yang mengalami kerusakan

(Mantik, 2004).

Dalam keadaan normal, darah berada dalam sistem pembuluh darah, dan

berbentuk cair.Keadaan ini dimungkinkan oleh faktor hemostasis yang terdiri dari

hemostasis primer, hemostasis sekunder dan hemostasis tersier. Hemostasis primer

terdiri dari pembuluh darah dan trombosit, disebut hemostasis primer karena pertama

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

13

terlibat dalam proses penghentian darah bila terjadi perdarahan, diawali dengan

vasokontriksi pembuluh darah dan pembentukan plak trombosit yang menutup luka

dan menghentikan perdarahan. Hemostasis sekunder terdiri dari faktor pembekuan

dan anti pembekuan, sedangkan hemostasis tertier yaitu sistem fibrinolisis akan

diaktifkan dan menyebabkan lisis dari fibrin dan endotel menjadi utuh (Mitchell dan

Cotran, 2012).

Kelainan hemostasis menyebabkan perdarahan atau trombosis. Trombosis

yaitu proses pembentukan trombus atau adanya trombus dalam pembuluh darah atau

ruang jantung. Trombosis dapat terjadi pada arteri dan vena.Trombosis pada arteri

disebut trombus putih karena komposisinya selain fibrin didominasi oleh

trombosit.Berbeda dengan trombus pada vena disebut trombus merah karena

komposisinya selain fibrin didominasi oleh sel darah merah.Patogenesis trombosis

pada arteri dan vena berbeda, selain dari faktor aliran darah, faktor resiko dan

pembuluh darah sendiri turut berperan.Pada prinsipnya trombus terjadi karena

terdapat gangguan keseimbangan antara yang merangsang trombosis dan yang

mencegah trombosis. Faktor merangsang atau faktor resiko trombosis yaitu; endotel

pembuluh darah yang tidak utuh, trombosit yang teraktivasi dan defisiensi

antipembekuan. Umumnya faktor yang mencegah trombosit merupakan kebalikan

dari yang menstimulasi trombosit(Khalilullah, 2011).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

14

Gambar 2.2 Antitrombosis (Mitchell dan Cotran, 2012)

Endotelium menghambat terjadinya trombosis dengan menghasilkan

trombomodulin dan molekul menyerupai heparin, memacu fibrinolisis dengan cara

memproduksi t-PA, menghambat agregasi trombosit dengan cara melepaskan PGI2

dan nitrit okside (NO), regulasi dinding pembuluh darah melalui sintesis endotelin

yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah dan juga PGI2 dan NO yang

menyebabkan dilatasi pembuluh darah (Mantik, 2004). Molekul menyerupai heparin

bekerja dengan mempotensiasi kerja antitrombin III membentuk kompleks yang

memiliki afinitas lebih besar dari AT-III sendiri terhadap beberapa faktor pembekuan

seperti trombin, faktor Xa,IXa. Oleh karena itu heparin mempercepat inaktivasi faktor

pembekuan (Rambe, 2004). Trombomodulin merupakan reseptor yang berikatan

dengan trombin dan mampu mengaktivasi protein C. Selanjutnya protein C aktif

menghambat pembekuan melalui pemecahan proteolitik faktor Va dan VIIIa seperti

pada gambar 2.1(Mitchell dan Cotran, 2012).

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

15

Gambar 2.3 Protrombosis (Mitchell dan Cotran, 2012)

Pada saat terjadi trauma pada sel endotel, trombosit akan mengadakan

perlekatan pada subendotel (kolagen) pembuluh darah yang rusak yang dijembatani

oleh von Willebrand faktor. vWF ini berikatan dengan reseptor GpIb pada trombosit.

GpIb dan vWF diperlukan untuk proses adhesi dan kohesi antar trombosit dalam

aliran darah (Sindunata, 2014). Endotel pembuluh darah yang cedera akan

melepaskan faktor jaringan atau tromboplastin jaringan kemudian bersama faktor VII

dan kalsium melalui rangkaian koagulasi ekstrinsik akan mengawali pembentukan

fibrin (Mantik, 2004). Adhesi atau perlekatan trombosit akan dipertahankan dengan

peningkatan kadar fibrinogen dan penghambatan aktivator plasminogen yang

menekan fibrinolisis (Halcox, 2006) seperti pada gambar 2.2

2.4 Fungsi Trombosit

Trombosit berperan dalam pembentukan sumbat mekanik selama respons

hemostasis normal terhadap cedera vaskular.Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

16

darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi dan

perubahan bentuk,sekresi(reaksi pelepasan) dan agregasi (Mitchell dan

Cotran,2012).Setelah terjadi adhesi trombosit selanjutnya akan dilepas ADP. Proses

ini bersifat reversibel. Bila konsentrasi ADP makin meningkat terjadilah agregasi

trombosit.Selain ADP juga dilepas serotonin yang menyebabkan vasokonstriksi

sehingga memberi kesempatan untuk menyiapkan pembentukan hemostatik primer

yang terdiri dari trombosit dan fibrin (Khalilulah, 2011). Pada keadaan dimana

konsentrasi ADP mencapai titik kritis, terjadilah pengaktifan membran fosfolipid.

Membran fosfolipid ini memfasilitasi pembentukan kompleks protein koagulasi yang

terjadi secara berurutan (Putra, 2012) seperti gambar 2.3.

Gambar 2.4 Fungsi trombosit (Putra, 2012)

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

17

2.4.1Adhesi dan agregasi trombosit sebagai respons terhadap cedera vaskular

Setelah cedera pembuluh darah, trombosit melekat pada jaringan ikat

subendotel yang terbuka. Mikrofibril subendotel mengikat multimer vWF yang lebih

besar, yang berikatan dengan kompleks Ib membran trombosit. Di bawah pengaruh

tekanan shear stress, trombosit bergerak di sepanjang permukaan pembuluh darah

sampai GPIa/IIa (integrin α2β1) mengikat kolagen dan menghentikan

translokasi.Aktivasi trombosit kemudian dicapai melalui glikoprotein IIb/IIIa

(integrin αIIbβ3) yang mengikat fibrinogen untuk menghasilkan agregasi

trombosit.Kompleks reseptor IIb/IIIa juga membentuk tempat pengikatan sekunder

dengan vWF yang menyebabkan adhesi lebih lanjut.Faktor von Willebrand (vWF)

membawa faktor VIII dimana terlibat dalam adhesi trombosit pada dinding pembuluh

darah (Sindunata,2014).vWF ini disintesis oleh sel endotel dan megakariosit serta

disimpan dalam badan Weibel-Palade pada sel endotel dan dalam granula α yang

spesifik untuk trombosit (Pusparini, 2014).

Gambar 2.5Adhesi trombosit (Putra, 2012)

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

18

2.4.2 Reaksi pelepasan trombosit

Pemajanan kolagen atau kerja trombin menyebabkan sekresi isi granula

trombosit.Kolagen dan trombin ini dapat mengaktifkan sintesis prostaglandin

trombosit. Terjadi pelepasan diasilgliserol (yang mengaktifkan sintesis fosforilasi

protein melalui protein kinase C) dan inositol trifosfat (yang menyebabkan pelepasan

ion kalsium intrasel) dari membran, yang menyebabkan pembentukan suatu senyawa

yaitu tromboksan A2. Tromboksan A2 berfungsi dalam memperkuat agregasi

trombosit dan merupakan vasokonstriktor yang kuat (Putra, 2012). Reaksi

pelepasannya dihambat oleh zat-zat yang meningkatkan kadar cAMP trombosit, yaitu

prostasiklin yang disintesis oleh sel endotel vaskuler seperti pada gambar 2.5.

Prostasiklin merupakan inhibitor agregasi trombosit yang kuat dan mencegah

deposisi trombosit pada endotel vaskular normal (Gopinatan et al, 2011).

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

19

Gambar 2.6Sintesis Prostasiklin dan Tromboksan (Wahyuningtyas, 2013).

ADP dan tromboksan A2 yang dilepaskan menyebabkan makin banyak

trombosit yang beragregasi pada tempat cedera vaskular. ADP menyebabkan

trombosit membengkak dan mendorong membran trombosit yang berdekatan untuk

melekat satu sama lain. Selain itu terdapat umpan balik positif yang menyebabkan

terjadinya agregasi trombosit sekunder sehingga terbentuk massa trombosit yang

cukup besar untuk menyumbat daerah kerusakan endotel (Wahyuningtyas,2013).

2.5 Flavonoid dan trombosis

Mekanisme flavonoid dalam menghambat agregasi trombosit juga dengan

cara meningkatkan kadar cAMP trombosit melalui stimulasi adenylate siklase atau

penghambatan dari aktivitas cAMP Phosphodiesterase (Gopinathan et al., 2011).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

20

Flavonoid terutama jenis flavan 3-ols dapat meningkatkan aktivitas NO yang dapat

mencegah disfungsi endotel sehingga menghambat agregasi trombosit (Surja et al.,

2011). Dihydroquercetin adalah jenis flavonoid yang ditemukan pada Larix dahurica,

jika diberikan bersama asam alpha lipoic pada tikus dapat menghambat adenosine

diphosfat sehingga mencegah terjadinya agregasi platelet(Chernysheva et al., 2014).

Penelitian dari Retnaningsih et al.(2011)menyebutkan bahwa flavonoid yang

terdapat pada kacang koro dengan dosis 500μgram/g BB dapat menekan terjadinya

peningkatan jumlah patelet. Ekstrak Artemisia princeps yang kandungan utamanya

flavonoid dapat menghambat aktivasi platelet dan koagulasi in vitro yang secara

signifikan dapat melemahkan produksi TXB2yang merupakan bentuk stabil dari

TXA2(Ryu et al., 2013).Ekstrak metanol kulit batang cempedak dengan kandungan

flavonoid terisoprenilasi dapat memperpanjang waktu perdarahan dan koagulasi pada

mencit galur Balb-C (Widyastuti, 2013). Putri et al. (2014) telah melakukan

pengujian terhadap Ekstrak etanol kubis merah dengan parameter penetuan waktu

perdarahan. Flavonoid dalam kubis merah mampu menghambat adhesi, agregasi dan

aktivasi platelet.Fraksi dari Salvia miltiorrhizaBunge yang kaya polipenol dan

flavonoid dapat mengurangi hiperaktivasi platelet melalui penangkalan radikal bebas

(Yang et al., 2008).

2.6 Tumpang payuk dan trombosis

Ekstrak tumpang payuk dengan kandungan flavonoid (quercetin) diduga

bekerja menghambat jalur siklooksigenase sehingga dapat menghambat pembentukan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

21

tromboksan A2 dengan akibat agregasi trombosit menurun (Kumar et al., 2011).

Proses agregasi trombosit ini bermula dari adanya enzim fosfolipase A2 didalam

tubuh. Enzim fosfolipase A2ini mengubah fosfolipid menjadi asam arakidonat. Asam

arakidonat kemudian diubah oleh siklooksigenase menjadi siklik endoperoksid. Siklik

endoperoksid kemudian diubah menjadi prostasiklin dalam saluran endothelium dan

tromboksan A2 dalam trombosit .

Prostasiklin berperan dalam menghambat agregasi trombosit sedangkan

tromboksan A2 berperan dalam membantu terjadinya agregasi trombosit. Proses kerja

tromboksan A2 inilah dihambat sehingga proses agregasi trombosit dapat dicegah

(Retnaningsih et al., 2011). Mekanisme ekstrak tumpang payuk secara tidak

langsung dalam menghambat agregasi trombosit dengan cara meningkatkan cAMP

trombosit melalui stimulasi adenilate siklase atau penghambatan cAMP

phosphodiesterase sehingga menurunkan produksi tromboksan A2 (Gopinathan et al.,

2011).

2.7 Hewan Percobaan

Mencit merupakan hewan yang paling sering digunakan dalam

penelitianmenggunakan hewan. Keunggulan mencit untuk penelitian adalah ukuran

badanyang kecil, mudah berkembang biak, harga dan biaya perawatan murah. Selain

itu,seringnya mencit digunakan dalam penelitian membuat hewan ini paling

dipahamidan dikarakterisasi dengan baik secara anatomi, fisiologi dan genetik

(Moore,2000).

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

22

Berikut klasifikasi taksonomi dari mencit :

Kerajaan :Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Subordo :Myomorpha

Famili : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

2.7.1 Anatomi

Mencit memilik rambut yang pendek, ekor panjang dan tidak

berambut,telinga bulat dan berdiri, mata menonjol dan moncong meruncing dengan

kumisyang panjang. Spesies ini memiliki 5 jari pada kaki depan dan belakangnya,

tetapijari pertama pada kaki depan lebih pendek dari yang lain. Warna rambut

mencitini bervariasi (Moore, 2000).

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

23

Gambar 2.7 Mencit (Anonim, 2012)

2.7.2 Fisiologi

Komposisi makanan yang diberikan pada hewan percobaan memegang

peranan penting dalam menjaga hewan percobaan tetap sehat dan menghasilkandata

yang konstan. Mencit menyukai makan rendah serat (5%) dan diberikandalam bentuk

pelet.Mencit sensitif terhadap ketidakseimbangan vitamin danmineral. Air yang segar

dan bebas dari bakteri dan kontaminasi zat kimia harusdisediakan ad libitum. Air

dapat diberikan melalui botol atau sistem air automatis(Moore, 2000).

2.7.3 Perilaku

Mencit merupakan hewan nokturnal dan jika diganggu pada siang hari

dapat menggigit. Mencit dapat dijinakkan jika ditangani secara baik sejak

kecil.Setelah jinak, hewan ini akan mudah ditangani dan tidak mudah stres.

Hewanyang sudah biasa menjadi hewan percobaan memiliki daya tahan terhadap

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tumpang Payuk 2.pdf · berambut, biasanya tidak bercabang-cabang. Helaian daun tunggal, letak berseling, panjang, tangkai daun 2-6cm, bentuk daun bulat telur

24

rasasakit yang lebih tinggi dan tidak mudah stres dalam percobaan.Untukmengurangi

stres hewan ini harus dapat bergerak bebas (Moore, 2000).

Mencit jantan yang tinggal bersama dalam satu kandang dapat berkelahihingga luka

atau mati.Pemindahan mencit agresor dapat menghentikanperkelahian ini.Beberapa

mencit betina yang dominan sering merawat pasanganmereka dan menggigit

rambutnya.Rambut yang rontok ini harus dibedakandengan rambut rontok karena

parasit.Mencit sangat sensitif terhadap perubahanaroma dalam lingkungan

mereka.Perubahan tempat tidur atau mengenalkananggota baru dapat mengganggu

perilaku dan keadaan fisiologik mereka.Faktorfisik, biologik dan sosial dapat

mempengaruhi integritas percobaan karenamempengaruhi konsumsi makanan dan

minuman, performa reproduksi danmetabolisme obat serta parameter fisiologi lainnya

(Moore, 2000).

2.8 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental dan cair,

dibuatdengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai,

yaitumaserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih. Pembuatan

sediaanekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat simplisia terdapat dalam bentuk

kadaryang tinggi dan hal ini memudahkan agar zat berkhasiat dapat diatur

dosisnya(Ariantariet al., 2006).

Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat aktif dari jaringan tanamanatau

hewan dari bahan inaktif dan inert dengan menggunakan pelarut yang selektif

dalam prosedur ekstraksi yang standar (Handa et al., 2008)