bab ii kajian pustaka 2.1 2.1.1 2.1.1 - uksw ii.pdfilmu pengetahuan alam (ipa) atau sains dalam arti...

24
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian minat belajar Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah , 2008). Menurut Sukardi (Susanto, 2013 : 57) minat merupakan suatu kesukaan , kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Menurut Sardiman (Susanto, 2013) minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Menurut Bernard dalam Susanto (2013: 57) menyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap suatu hal atau suatu objek yang biasanya disertai dengan rasa senang dan rasa suka. Minat menjadi dorongan bagi seseorang untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan yang lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Menurut William (Susanto, 2013:66) menyatakan bahwa minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Bahharudin dan Wahyuni (2010) menyatakan bahwa minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Menurut Hartono (Susanto, 2013) minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor minat merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan belajar. Bahan pelajaran ataupun metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa menyebabkan hasil belajar tidak optimal. Jika

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Minat Belajar

2.1.1.1 Pengertian minat belajar

Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah , 2008). Menurut Sukardi (Susanto,

2013 : 57) minat merupakan suatu kesukaan , kegemaran atau kesenangan akan

sesuatu.

Menurut Sardiman (Susanto, 2013) minat adalah suatu kondisi yang terjadi

apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan

dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Menurut Bernard

dalam Susanto (2013: 57) menyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba

atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan

pada waktu belajar atau bekerja.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap suatu hal atau suatu objek

yang biasanya disertai dengan rasa senang dan rasa suka. Minat menjadi

dorongan bagi seseorang untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan yang

lama kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.

Menurut William (Susanto, 2013:66) menyatakan bahwa minat belajar

merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.

Bahharudin dan Wahyuni (2010) menyatakan bahwa minat sama halnya dengan

kecerdasan dan motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar.

Menurut Hartono (Susanto, 2013) minat memberikan sumbangan besar terhadap

keberhasilan belajar peserta didik.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor

minat merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap

keberhasilan belajar. Bahan pelajaran ataupun metode pembelajaran yang tidak

sesuai dengan minat siswa menyebabkan hasil belajar tidak optimal. Jika

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

7

seseorang tidak mempunyai minat untuk belajar maka ia tidak akan bersemangat

bahkan tidak mau untuk belajar.

2.1.1.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Sukartini (Susanto, 2013 : 63) menyatakan bahwa perkembangan

minat sangat tergantung pada lingkungan dan orang-orang dewasa yang erat

pergaulannya dengan mereka, sehingga secara langsung akan berpengaruh pula

terhadap kematangan psikologisnya.

Lingkungan bermain, teman sebaya, dan pola asuh orangtua merupakan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan minat seseorang dan

disamping itu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan pola pergaulan akan

merangsang tumbuhnya minat baru secara lebih terbuka (Susanto , 2013).

Adapun menurut Crow dan Crow (1984) minat dipengaruhi oleh:

1) Faktor kebutuhan dari dalam, kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang

berkaitan dengan jasmani dan kejiwaan, yaitu faktor yang berhubungan

erat dengan kebutuhan fisik, merangsang individu untuk mempertahankan

diri dari rasa sakit, lapar, dan hal yang berkaitan dengan kebutuhan fisik.

2) Faktor motif sosial, merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat

melakukan aktivitas-aktivitas sosial demi kebutuhan sosial.

3) Faktor emosional, yaitu faktor emosi perasaan erat hubungnnya dengan

minat terhadap objek tertentu. Suatu aktivitas yang berhubungan dengan

objek tertentu kemudian daat menimbulkan rasa senang atau puas.

Gagne (2013) membedakan sebab timbulnya minat pada diri seseorang

karena 2 hal :

1. Minat spontan, yaitu minat yang timbul secara spontan dari dalam diri

seseorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar.

2. Minat terpola, yaitu minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh

dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola. Sebagai contoh dalam

kegiatan belajar mengajar, baik dilembaga sekolah maupun di luar

sekolah.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

8

Susanto (2013 : 61- 62) mengelompokan jenis-jenis minat menjadi sepuluh

macam, yaitu :

1. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan yang

berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuhan.

2. Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan

dengan mesin atau alat mekanik.

3. Minat hitung menghitung, minat terhadap pekerjaan yang

membutuhkan perhitungan.

4. Minat terhadap ilmu pengetahuan, minat untuk menemukan fakta-fakta

baru dan pemecahan masalah.

5. Minat persuasif, minat terhadap pekerjaan yang berhubungan untuk

memengaruhi orang lain.

6. Minat seni, minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan

kesenian, kerajinan, kreasi tangan.

7. Minat leterer, minat yang berhubungan dengan masalah-masalah

membaca dan menulis berbagai kalangan.

8. Minat musik , minat terhadap masalah-masalah musik.

9. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan

untuk membantu orang lain.

10. Minat klerikal, minat yang berhubungan dengan pekerjaan

administratif.

Menurut Bahharudin dan Wahyuni (2010) ada beberapa cara untuk

membangkitkan minat belajar siswa, antara lain :

a. Pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik

mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi,

desain pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengekslor

apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa

(kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif,

maupun performansi guru yang menarik saat mengajar.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

9

b. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi alangkah baiknya bila

dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya agar hasil belajar

dapat menjadi maksimal.

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

minat dapat muncul dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain. Minat yang

diharapkan dalam kegiatan belajar adalah minat yang berasal dari dalam diri siswa

itu sendiri, bukan berasal dari paksaan pihak luar.

2.1.1.3 Ciri-ciri minat

Elizabeth Hurlock (Susanto, 2013:62-63) menyebutkan ada tujuh ciri

minat :

1. Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di

semua bidang berubah selama tejadi perubahan fisik dan mental, misalnya

perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan usia,

2. Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah

satu penyebab meningkatnya minat seseorang.

3. Minat bergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar

merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat

menikmatinya.

4. Perkembangan minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin

dikarenakan keadaan fisik yang tidak memungkinkan.

5. Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat mempengaruhi, sebab jika

budaya sudah mulai luntur mungkin minat juga ikut luntur.

6. Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaan,

maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga,

maka akan timbul perasaan senangyang akhirnya akan diminatinya.

7. Minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu,

maka akan timbul hasrat untuk memilikinya

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

10

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Definisi belajar

Menurut Winkel (Purwanto, 2008:39 ) belajar adalah aktifitas mental/

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Sedangkan menurut Gagne (Susanto, 2013 :1) mendefinisikan belajar sebagai

suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman.

Hilgard (Susanto:2013) menegaskan bahwa belajar merupakan proses

mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan,

pengalaman dan sebagainya .

Menurut Suprijono (2011) ada 3 prinsip belajar :

1) Perubahan perilaku sebagai hasil belajar.

2) Belajar merupakan proses yang terjadi karena didorong kebutuhan

dan tujuan yang ingin dicapai.

3) Belajar merupakan bentuk pengalaman yang merupakan hasil dari

interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

Menurut Soekamto dan Winataputra (Baharuddin dan Wahyuni 2010:16)

di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu

memerhatikan beberapa prinsip belajar berikut :

1) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang

lain.

2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

3) Setiap siswa belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung

pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

4) Penguasaan yang sempurna dari setiapp langkah yang dilakukan

siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

5) Motivasi siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung

jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

11

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan pada dasarnya

belajar adalah suatu aktivitas yang menyebabkan adanya perubahan perilaku,

pengetahuan, keterampilan dan sikap pada diri individu yang dilakukan secara

sadar karena adanya pengalaman langsung atau interaksi dengan lingkungan .

2.1.2.2 Definisi hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar ( Susanto:2013). Sedangkan menurut Nawawi (Susanto , 2013:5)

menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajar nya (Sudjana:2012). Sedangkan Kingsley dalam

(Sudjana, 2012:22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan

kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita.

Gagne dalam (Suprijono, 2011:5-6) membagi lima kategori hasil belajar,

yaitu :

1. Informasi verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemanpuan mempresentasikan konsep dan

lambang.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Bloom (Suprijono, 2011 : 6-7 ) hasil belajar mencakup ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

12

1. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

application (menerapkan). Analysis (menguraikan,menentukan

hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk

bangunan baru), dan evaluation (menilai).

2. Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

(memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi).

3. Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized.

Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik,

sosial, manajerial, dan intelektual.

Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah hasil akhir atau tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran disekolah secara keseluruhan yang mencakup

ranah kofnitif, afektif dan psikomotor dan untuk mengetahui apakah hasil belajar

yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui

melalui evaluasi atau penilaian berupa tes untuk dijadikan tindak lanjut dan

mengukur tingkat penguasaan siswa.

2.1.2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, yang

pertama siswa itu sendiri (kemampuan berfikir atau bertingkah laku, motivasi,

minat dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani) dan yang kedua

lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,

sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan

lingkungan.

Menurut Wasliman (Purwanto:2008) hasil belajar yang dicapai oleh peserta

didik juga merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi

baik faktor internal dan eksternal.

1. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

13

internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,

ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal merupakan fsktor yang berasal dari luar peserta didik

yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya, perhatian

orang tua yang kurang terhadap anaknya berpengaruh dalam hasil

belajar peserta didik.

Sekolah merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil belajar siswa.

Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah

maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa (Purwanto : 2008). Selain itu Wina

Sanjaya (Purwanto:2008) juga mengemukakan bahwa guru adalah komponen

yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaan.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari diri

sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari keluarga, lingkungan, masyarakat

dan sekolah. Salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh untuk siswa

terutama siswa sekolah dasar adalah guru. Peran guru untuk siswa SD tak

mungkin dapat digantikan olek televisi, radio, komputer dan lainnya sebabg

sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan hasil belajar

siswa.

2.1.3 Pembelajaran IPA

2.1.3.1 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin

ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk phycical sciences

adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika,

sedangkan life sciences meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoologi. Citologi, dan

seterusnya) ( Samatowa : 2010).

James Conant (Samatowa, 2010:1) mendefinisikan sains sebagai suatu

deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan

yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

14

diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Sedangkan Winaputra (Samatowa,

2010) mengemukakan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan

tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berfikir, dan

cara memecahkan masalah.

Donosepoetro (Triono, 2011) menjelaskan bahwa pada hakikatnya IPA

dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah dan dipandang

pula sebagai proses, produk dan prosedur.

Dari berbagai pendapat yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa

IPA merupakan ilmu tentang alam yang mempunyai objek dan menggunakan

metode ilmiah yang memerlukan kerja, cara berfikir dan cara memecahkan

masalah.

2.1.3.2 Hakikat Pembelajaran IPA

Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang

lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis,

pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan

teori dan konsep.

Menurut Laksmi (Mulyasa, 2011) nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan

dalam pembelajaran IPA antara lain :

1. Kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis menurut

langkah-langkah metode ilmiah.

2. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,

mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.

3. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik

dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan.

Fungsi pelajaran IPA menurut Depdiknas (2006) adalah sebagai berikut:

Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.

Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA dan

teknologi.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

15

Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Depdiknas (2003) hakikat dan tujuan pembelajaran IPA

diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai berikut :

1) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep,

fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan

antara sains dan teknologi.

3) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan

masalah dan melakukan observasi.

4) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur terbuka,

benar dan dapat bekerja sama.

5) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analisis induktif dan

deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk

menjelaskan berbagai peristiwa alam.

6) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan,

keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.

Menurut Samatowa (2010) untuk mencapai tujuan dan memenuhi

pendidikan IPA tersebut, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar

mengajar IPA antara lain :

Pendekatan lingkungan

Pendekatan keterampilan proses

Pendekatan inquiry (penyelidikan )

Pendekatan Terpadu ( terutama di SD)

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

16

2.1.3.3 Pembelajaran IPA di SD

IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat

pendidikan IPA menjadi penting. Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai

kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Pendidikan IPA

memegang peranan yang menentukan bagi perkembangan manusia karena IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Bagi anak usia SD, belajar yang perlu ditekankan adalah melalui

pengalaman langsung, terutama pada mata pelajaran IPA. Pengalaman langsung

akan membuat pengetahuan yang mereka dapat lebih bertahan lama di otak

mereka daripada mendengarkan ceramah dari guru. Sumatowa (2010) mengatakan

bahwa model belajar yang cocok untuk anak Indonesia adalah belajar melalui

pengalaman langsung (learning by doing). Model belajar ini memperkuat daya

ingat anak dan biayanya sangat murah, sebab menggunakan alat-alat dan media

belajar yang ada di lingkungannya sendiri.

Pembelajaran Terpadu sangat bagus diterapkan bagi anak SD karena

dalam pembelajaran ini menekankan pada tindakan nyata dan berpusat pada

siswa. Pembelajaran Terpadu menekankan bahwa anak belajar dengan seluruh

tubuhnya, semua alat indra dilibatkan. Siswa tidak hanya duduk diam, tapi dengan

aktivitas yang menggerakkan seluruh indranya.

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek

yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi

kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas,

pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam

Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan.

Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum KTSP

adalah:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

17

a. makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas.

c. energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

d. bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran

IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI

merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta

didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap Satuan

Pendidikan. Pencapaian SK dan KD di dasarkan pada pemberdayaan peserta

didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri

yang difasilitasi oleh guru. Dalam penelitian ini, standar kompetensi yang akan

digunakan mengacu pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) 2006

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6.Menerapkan sifat- sifat cahaya

melalui kegiatan membuat suatu

karya/ model

6.1 Mendeskripsikan sifat cahaya

6.2 Membuat suatu karya/ model,

misalnya peeriskop atau lensa dari

bahan sederhana dengan

menerapkan sifat-sifat cahaya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

18

2.1.4 Model Pembelajaran SAVI

2.1.4.1 Pengertian model pembelajaran

Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola,

yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui,

dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh

dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi

yang diberikan dan kondisi di dalam kelas.Model pembelajaran yang digunakan

guru dalam proses pembelajaran, bertujuan agar tercapai tujuan pembelajaran

yang diinginkan .

Joyce dan Weill (Huda, 2013:73) mendeskripsikan model pembelajaran

sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum,

mendesain materi-materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang

kelas atau di setting yang berbeda.

Menurut Joice (Trianto, 2007:1) menyatakan bahwa“ Each model guides

us as we design intruction to help student achieve various objecticves”. Maksud

dari kutipan tersebut adalah bahwa setiap model mengarahkan kita dalam

merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Menurut Syaiful Sagala (2005) menyatakan bahwa “Model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorgannisaikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan

guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas mengajar”.

Joyce dan Weill (2009) mendeskripsikan 5 aspek struktur umum dalam

model pembelajaran, yaitu :

1. Sintak (tahap-tahap) model pengajaran merupakan deskripsi implementasi

model di lapangan. Ia merupakan rangkaian sistematis aktivitas-aktivitas

dalam model tersebut. Setiap model memiliki aliran tahap berbeda.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

19

2. Sistem sosial mendeskripsikan peran dan relasi antara guru dan siswa.

Dalam beberapa model, aktivitas ini lebih dipusatkan pada siswa, dan

dalam sebagian yang lain aktivitas tersebut didistribusikan secara merata.

3. Tugas/peran guru mendeskripsikan bagaimana seorang guru harus

memandang siswanya dan merespons apa yang dilakukan siswanya.

Prinsip-prinsip ini merefleksikan aturan-aturan dalam memilih model dan

menyesuaikan respons instruksional dengan apa yang dilakukan siswa.

4. Sistem dukungan mendeskripsikan kondisi-kondisi yang mendukung yang

seharusnya diciptakan atau dimiliki oleh guru dalam menerapkan model

tertentu. Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang

diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran,

termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru

dan juga kesiapan peserta didik.

5. Pengaruh merujuk pada efek-efek yang ditimbulkan oleh setiap model.

Pengaruh ini bisa terbagi menjadi dua : instruksional dan pengiring.

Pengaruh instruksional merupakan pengaruh langsung dari model tertentu

yang disebabkan oleh konten atau skill yang menjadi dasar pelaksananya.

Pengaruh pengiring mkerupakan pengaruh yang sifatnya implisit dalam

lingkungan belajar.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengoganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Istilah model pembelajaran

mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur.

2.1.4.2 Fungsi Model Pembelajaran

Joice dan Weil (2007) mengemukakan bahwa “model pembelajaran adalah

suatu perencanaan atau suatu pola yang di pergunakan sebagai upaya dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk

menentukan perangkat- perangkat pembelajaran seperti buku - buku, film,

komputer, kurikuler dan lain - lain”. Hal ini menunjukkan bahwa setiap model

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

20

yang akan di gunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai

dalam pembelajaran tersebut.

Fungsi dan sumber model pembelajaran antara lain: (1) pedoman, yaitu

sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses mengajar secara komprehensif

untuk mencapai tujuan pembelajaran; (2) pengembangan kurikulum, yaitu dapat

membantu dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); (3) menetapkan

bahan-bahan pengajaran, yaitu menetapkan bahan ajar secara khusus yang akan

disampaikan siswa untuk membantu perubahan positif pengetahuan dan

kepribadian siswa; (4) membantu perbaikan dalam mengajar, yaitu mampu

mendorong atau membantu proses belajar-mengajar secara efektif dalam

mencapai tujuan pendidikan; dan (5) mendorong atau memotivasi terjadinya

perubahan tingkah laku pada peserta didik secara maksimal sesuai dengan bakat,

minat atau kemampuan masing-masing.

Fungsi model pembelajaran disini adalah sebagai pedoman perancangan

dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi

oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan

dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

Setiap guru menghadapi beragam masalah di ruang kelas. Guru yang efektif

akan menerapkan model-model ini sekreatif mungkin untuk memecahkan.

Model–model pengajaran memberi kesempatan kepada guru untuk

mengadaptasikannya dengan lingkungan ruang kelas yang mereka huni. Hanya

guru yang kreatif, fleksibel, dan cerdas yang dapat memperoleh keuntungan

maksimal dari model-model pengajaran.

2.1.4.3 Model pembelajaran SAVI

2.1.4.3.1 Prinsip Pembelajaran SAVI

Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar

haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Teori yang

mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak

kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik);

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

21

teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan

pengalaman; belajar dengan symbol.

Unsur-unsur yang terdapat dalam “SAVI” adalah somatik, auditori, visual

dan intelektual. Keempat unsur ini harus ada dalam peristiwa pembelajaran,

sehingga belajar bisa optimal.

Cara-cara yang bisa menjadi starting point guru dalam melaksanakan

pembelajaran SAVI (Dave Meier : 2005) adalah:

S Somatic - Learning by Doing

A Auditory - Learning by Hearing

V Visual - Learning by Seeing

I Intellectual - Learning by Thinking

Menurut Dave Meier (2005: 33-34) ada beberapa alasan yang melandasi

perlunya diterapkan pendekatan “SAVI” dalam kegiatan pembelajaran :

1. Dapat terciptanya lingkungan yang positif (lingkungan yang tenang

dan menggugah semangat.

2. Keterlibatan pembelajar sepenuhnya (aktif dan kreatif).

3. Adanya kerja sama diantara siswa.

4. Menggunakan metode yang bervariasi tergantung dari pokok bahasan

yang dipelajari.

5. Dapat menggunakan belajar kontekstual.

6. Dapat menggunakan alat peraga.

Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated

Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:

a) Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh

b) Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.

c) Kerjasama membantu proses pembelajaran

d) Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan

e) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan

balik

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

22

f) Emosi positif sangat membantu pembelajaran.

g) Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

Jadi pada dasarnya pembelajaran savi ini lebih menonjolkan bagaimana

siswa menciptakan kreativitasnya sendiri. Hal ini akan berpengaruh pada cara

berpikir siswa menjadi lebih terbuka dan mencoba untuk menggali

kemamapuannya dalam memperoleh pengetahuan yang baru. Dalam pembelajaran

SAVI menggunakan seluruh tubuh dan seluruh indra untuk bergerak. Dengan

menggabungkan gerak fisik dan aktifitas intelektual dan penggunaan seluruh indra

dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Lewat gerak fisik dan

pembelajaran secara langsung, pembelajaran akan menjadi bermakna untuk

diserap siswa.

2.1.4.3.2 Karakteristik Pembelajaran SAVI

Menurut Henry (2009) sesuai dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu

Somatic, Auditori, Visual dan Intektual, maka karakteristiknya ada empat bagian

yaitu:

a. Somatic

“Somatic” berasal dari bahasa yunani yaitu tubuh – soma. Jika dikaitkan

dengan belajar maka dapat diartikan belajar dengan bergerak dan

berbuat. Sehingga pembelajaran somatic adalah pembelajaran yang

memanfaatkan dan melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik,

melibatkan fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan

pembelajaran berlangsung).

b. Auditori

Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran kita lebih kuat

daripada yang kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan

menyimpan informasi bahkan tanpa kita sadari. Ketika kita membuat

suara sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak kita menjadi

aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran siswa hendaknya

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

23

mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari,

menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka

berbicara saat memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan

informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat

tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-maknan pribadi

bagi diri mereka sendiri.

c. Visual

Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita

terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual

daripada semua indera yang lain. Setiap siswa yang menggunakan

visualnya lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang

dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau program

computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka

dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan

sebagainya ketika belajar.

d. Intelektual

Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Tindakan

pembelajar yang melakukan sesuatu dengan pikiran mereka secara

internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu

pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari

pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah

bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

24

Berikut ini adalah bagan tingkat kesuksesan dalam belajar menurut Wyatt

Looper :

Gambar 2.1. Kerucut Sukses Belajar menurut Wyatt Looper

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Looper, dapat disimpulkan

bahwa belajar dengan berbuat atau pengalaman langsung akan membuat belajar

semakin bermakna. Materi yang dipelajaripun akan bertahan lama di otak.

Karakteristik model pembelajaran SAVI telah mewakili semua aktivitas siswa

dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak hanya dituntut untuk mendengarkan

guru dan semata-mata hanya duduk mendapatkan pengetahuan namun siswa juga

terlibat langsung di dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga berperan

penting karena harus kreatif dalam menciptakan alat peraga, kegiatan dalam

proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan

menyenangkan, menarik.

2.1.4.3.3 Kelebihan Model Pembelajaran SAVI

Model pembelajaran SAVI memiliki banyak kelebihan sehingga sangat

berpengaruh di dalam proses pembelajaran. Berikut ini kelebihan dari model

pembelajaran SAVI:

a. Memunculkan suasana belajar yang lebih menarik, menyenangkan dan

efektif.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

25

b. Terciptanya kerjasama diantara siswa.

c. Proses berfikir siswa dari konkret ke abstrak.

d. Pembelajaran bersifat aktif bukan pasif.

e. Guru hanya sebagai fasilitator dan pendamping dalam pembelajaran.

Siswa membangun sendiri materi atau pelajaran yang dihadapi

2.1.5 Sintaks Model Pembelajaran SAVI

Sintak model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model

pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan, termasuk di dalamnya

mencakup tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan, lingkungan pembelajaran

dan pengelolaan kelas.

Sintak pembelajaran SAVI melalui beberapa fase:

1. Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan) adalah sebagai bentuk penerapan

belajar Auditory (A)

Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan

positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan

mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Untuk membangkitkan minat

belajar siswa, guru memberikan tepuk tangan bagi yang bisa menjawab

agar tercipta suasana kelas yang menyenangkan. Kemudian guru

menjelaskan materi akan disampaikan dengan cara ceramah bervariasi.

2. Tahap Penyampaian (kegiatan inti) adalah sebagai bentuk penerapan

Visual (V)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi

belajar yang baru dengan cara menari, menyenangkan, relevan, melibatkan

pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Guru menggunakan

benda konkret yang dekat dengam lingkungan siswa . pada materi ini guru

menyampaikan gambaran percobaan yang berkaitan dengan materi

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

26

pembelajaran, sehingga dapat menciptakan nilai-nilai positif bagi siswa.

Kemudian siswa diajak secara langsung dengan mengamatinya.

3. Tahap Pelatihan (kegiatan inti) adalah bentuk penerapan Somatic (S)

Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan

menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Pada

tahap ini guru memberikan lembar pengamatan untuk dikerjakan bersama

teman kolompoknya (@ 6 orang siswa) kemudian dipresentasikan di depan

kelas dengan bimbingan guru dibahas bersama-sama dan

dikumpulkan.Kemudian melakukan kegiatan-kegiatan lain yang

berhubungan dengan materi pembelajaran.

4. Tahap penampilan hasil (kegiatan penutup) adalah sebagai bentuk belajar

Intellectual (I).

Pada tahap ini guru memberikan soal pelatihan/ pertanyaan umpan balik

secara individu dan memberikan pemantapan berupa mengaitkan

pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

2.2 Penelitian Relevan

Berdasarkan telaah pustakan yang dilakukan, berikut ini dikemukakan

penelitian yang ada kaitannya dengan variabel penelitian yang dilakukan. Menurut

Toni Agus Ardie (2008) dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan

Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran SAVI Pada Siswa Kelas V

SDN Salatiga 01 Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2011/2012” kesimpulan yang

dapat ditarik bahwa penerapan model SAVI meningkatkan motivasi dan hasil

belajar IPA. Hasil analisis siklus pertama menunjukan peningkatan hasil belajar

IPA yaitu 33 siswa mencapai KKM dan 15 siswa belum mencapai ketuntasan.

Motivasi belajar siswa mencapai 85,47%. Pada siklus kedua siswa yang tuntas

adalah 44 siswa dan 4 siswa belum tuntas dengan motivasi mencapai 87,46%.

Penelitian yang dilakukan oleh Ella Fitriana (2009). Penerapan model

pembelajaran SAVI dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan aktivitas dan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

27

hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga Tahun pelajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian dan pengolahan data

didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pada aktivitas dan hasil

belajar antara siswa kelas eksperimen yaitu kelas V B SD N Blotongan 03 dan

siswa kelas kontrol yaitu kelas V A SDN Blotongan 03. Dari hasil uji hipotesis

pada aktivitas siswa diperoleh nilai Nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000. Jadi

berdasarkan signifikansi t-test for Equality of Means yaitu 0,000 < 0,05 maka H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa penggunaan model pembelajaran

SAVI berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas siswa materi sifat-sifat

cahaya pada siswa kelas 5 SD N Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan yang

signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar pada materi cahaya pada siswa kelas

5 SDN Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Puryanto (2013), Upaya

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Savi

pada Siswa Kelas 5 SD N 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa terhadap pemahaman

dengan kompetensi dasar tanah dan struktur bumi. Peningkatan keaktifan belajar

siswa pada pra siklus hingga siklus 2 yaitu, pada pra siklus keaktifan belajar siswa

ada 3 (11%) siswa kategori aktif, pada siklus 1 ada 21 (77%) siswa kategori aktif

dan pada siklus 2 ada 16 (59%) siswa kategori aktif dan ada 11 (41%) siswa

kategori sangat aktif. Sedangkan untuk peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa

tersebut terjadi secara bertahap. Pada kondisi awal terdapat 5 (19%) siswa yang

tuntas, pada siklus 1 terdapat 23 (85%) siswa yang tuntas, dan siklus 2 terdapat 27

(100%) siswa yang tuntas.

Berdasarkan beberapa hasil kajian yang relevan diatas bahwa dengan

penggunaan model SAVI dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran SAVI efektif untuk diterapkan di SD khususnya pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam karena pembelajaran IPA di SD/MI pada

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

28

hakikatnya mencari tahu dan berbuat untuk memperoleh pemahaman yang

mendalam tentang diri sendiri dan alam sekitar, sehingga IPA bukan hanya

sekedar penguasaan fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip namun juga

merupakan proses penemuan langsung untuk mengembangkan kompetensi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir dalam penelitian yang berjudul Upaya Peningkatan

Minat dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran SAVI pada

siswa kelas V Semester 2 SD Pasekan 02 tahun 2013/2014 adalah sebagai berikut:

penggunaan model pembelajaran di kelas V SD Pasekan 02 belum efektif karena

belum dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga berdampak terhadap

hasil belajar siswa yang belum maksimal.

Penelitian ini menerapkan model pembelajaran SAVI karena dapat

memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa, siswa tidak hanya

mendengarkan ceramah dari guru namun juga terlibat langsung di dalam kegiatan

pembelajaran. Siswa dapat menggunakan seluruh indra, kemampuan yang mereka

miliki untuk mengikuti pelajaran sehingga pembelajaran akan semakin menarik

dan hasilnya hasil belajar siswa akan meningkat menjadi lebih baik.

Adapun kerangka berfikir model pembelajaran SAVI dapat dilihat pada bagan di

bawah ini :

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1 - UKSW II.pdfIlmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Yang termasuk

29

Gambar 2.2. Kerangka Berfikir Model Pembelajaran SAVI

2.4 Hipotesis

Dari kerangka berfikir yang telah dikemukakan dapat dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut:

Diduga penerapan model pembelajaran SAVI (Somatic, auditori, visual dan

intelektual) pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat dan hasil

belajar ipa kelas V Semester 2 SD Pasekan 02 Kecamatan Ambarawa tahun

2013/2014.

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Guru masih

menggunakan

metode lama yaitu

metode ceramah,

siswa pasif

Penerapan model

pembelajaran SAVI

(Somatic, Auditory,

Visual, Intellectual)

Pembelajaran

menjadi menarik,

lebih efektif dan

siswa menjadi aktif

Minat dan hasil

belajar rendah

Minat dan hasil

belajar tinggi

Siklus I

Siklus II