bab ii kajian pustaka · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) alat peraga...

13
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Matematika Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti, atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia). Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas: 1994 ) 2.1.2. Belajar Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha(berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian (Purwadarminta: 109 ) Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika. 2.1.3. Hasil Belajar. Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995: 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru.

Upload: others

Post on 20-Aug-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti,

atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana

kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang

ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).

Dalam Garis Besar Program Pembelajaran ( GBPP )terdapat istilah Matematika

Sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok bahasan

yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada

jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas: 1994 )

2.1.2. Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang

belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya

menjadi menurun sedangkan menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif

yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi

kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia

belajar diartikan berusaha(berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian (Purwadarminta:

109 )

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar mendapat

dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran

Matematika.

2.1.3. Hasil Belajar.

Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti hasil yang

telah dicapai (Depdikbud, 1995: 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau lmu (Depdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

6

Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa

pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh

guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.

2.1.4. Teknik

Dalam umum bahasa Indonesia teknik diartikan cara (kepandaian, dsb) membuat

sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (Purwadarminta:

1035). Sedangkan teknik yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang dilakukan oleh

guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau

laporan yang diinginkan

2.1.5. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Gagne menyatakan bahwa media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk

belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya (Arief S. Sadiman, dkk,

2008). Lesle J. Briggs berpendapat bahwa media adalah alat untuk member perangsang

bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Brown mengatakan bahwa media yang

digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar

dan mengajar (Ridha Sarwono, 2008).

Media dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

1) Media visual: yaitu media yang hanya dilihat, seperti foto, gambar, grafik.

2) Media Audio: adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti radio, MP3 player,

ipod.

3) Media Audio Visual: yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti

film bersuara, video, televisi.

4) Multimedia: yaitu media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap, seperti

suara, animasi, video, dan film.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

7

5) Media realita: yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan

dalam keadaan hidup maupun diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, air, sawah,

dan sebagainya.

Media pembelajaran bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan

meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengguaan

media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktifitas siswa,

meningkatkan motifasi belajar siswa (Ridha Sarwono, 2008). Secara umum media

mempunyai kegunaan memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

(dalam bentuk kata-kata atau lisan belaka); mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan

daya indra; menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

sumber belajar; memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama; memungkinkan anak didik belajar mandiri menurut

kemampuan dan minatnya (Arief S. Sadiman, dkk, 2008).

Kriteria dalam memilih media pelajaran adalah sebagai ketepatan dengan tujuan

pengajaran; dukungan terhadap isi bahan pelajaran; adanya media bahan pelajaran lebih

mudah dipahami siswa; media yang dipergunakan mudah diperoleh, murah, sederhana,

dan praktis penggunaannya; keterampilan guru menggunakan media dalam proses

pengajaran; tersedia waktu untukmenggunakannya, sehinggan media tersebut dapat

dimanfaatkan siswa selama pengajaran berlangsung; sesuai dengan taraf berpikir siswa

(Arief S. Sadiman,dkk, 2008).

Media Pembelajaran sangat berperan dalam PBM. Media pembelajaran dapat

mempertinggi PBM siswa yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi proses

belajar yang dicapai. Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran mempertinggi

PBM. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran yang antara lain

pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi

belajar, bahan akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan

memungkinkan menguasai tujuan pembelajaran lebih baik, metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak sematamata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru

sehingga siswa tidak merasa bosan. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar,

sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru saja. Alasan kedua adalah berkenaan

dengan taraf berpikir siswa, taraf berpikir manusia mengikuti tahap pekembangan mulai

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

8

dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Melalui media pembelajaran, hal-hal

yang abstrak dapat dikonkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan (Nana

Sudjana, 2001). Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Objek

dari matematika adalah benda-benda pikiran yang sifatnya abstrak. Berarti objek

matematika tidak dapat ditangkap /diamati dengan panca indera. Dengan demikian tidak

mengherankan jika matematika tidak mudah difahami oleh sebagian siswa SD/ MI. Benda-

benda pikiran yang bersifat abstrak tersebut dapat berasal dari benda-benda nyata yang

sifatnya konkrit dengan melalui abstraksi dan idealisasi. Dengan demikian hal yang

abstrak tersebut dapat dikurangi keabstakkannya dengan menggunakan model-model

benda kongkrit. Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi

matematika tersebut dinamakan alat peraga pembelajaran matematika.

Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang

dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk

membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam

matematika. Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk

model-model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang diputarbalikkan sehingga

mudah difahami.

2.1.6. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media termasuk alat peraga, dalam proses pembelajaran mempunyai

nilai-nilai praktis sebagai berikut:

a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh

siswa dua orang yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai

pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi

perbedaan-perbedaan tersebut.

b Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan

lingkungan.

c. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

d. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

e. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.

f. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa belajar

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

9

g. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit

sampai kepada yang abstrak.

Hamalik (1986) menemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan

rangsangan kegiatan belajar, dan akan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan

terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Levie & Lentz (dalam Azhar Arsyad), mengemukakan terdapat empat fungsi media

pembelajaran, khususnya media visual , yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi

kognitif, (d) fungsi kompensatoris.

a. Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran

siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi sehingga mereka

tidak memperhatikan .

b. Fungsi afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar

(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat

mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah

sosial.

c. Fungsi kognitif, media dapat terlhat dari temuan-temuan penelitian yang

menggunakan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa

media yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang

lemah dalam membaca atau mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami

isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

10

2,1.7. Media Asli Sebagai Sumber

Media memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Media mampu

membantu guru dalam mengungkapkan pesan yang akan disampaikan kepada siswa.

Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna

dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek. Fungsi

dan peranan media pembelajaran yaitu (1)menangkap suatu obyek atau peristiwa-

peristiwa tertentu,(2)memanipulasi keadaan, peristiwa, atau obyek tertentu, (3) menambah

gairah dan motivasi belajar siswa. Dari beberapa fungsi diatas media memiliki fungsi yang

jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan

disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga dapat memotivasi belajar siswa (Sutrisno

2008).

Media asli merupakan media paling nyata yang sangat membantu guru dalam

menerapkan sesuatu kepada siswanya. Pengajaran realitas yang diselenggarakan di kelas

dapat membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Dalam mempergunakan benda-

benda asli untuk tujuan pengajaran menurut Sudjana (2001) guru hendaknya

memperhitungkan hal-hal sebagai berikut:

(1) Benda-benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin dimanfaatkan di kelas

secara efisien,

(2) Bagaimana caranya agar semua benda itu bersesuaian sekali terhadap pola

belajar siswa,

(3) Darimana sumbernya untuk memperoleh benda-benda itu.

2.1.8. Alat Peraga

Briggs dalam Noehi Nasution (2004, 7.3) berpendapat bahwa harus ada suatu untuk

mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia

mendifinisikan alat peraga sebagai alat peraga sebagai; ”wahana fisik yang mengandung

materi pembelajaran”.

Terlepas dari ragamnya pengertian tentang alat peraga, jelaslah bagi kita bahwa

alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki fungsi yang jelas, yaitu:

memperjelas, memudahkan siswa dalam memahami konsep/prinsip atau teori, dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

11

membuat pesan kurikulum yang akan disampaikan kepada siswa menarik, sehinggga

motivasi belajar siswa meningkat dan proses belajar dapat lebih efektif dan efesien.

2.1.9. Alat Peraga Pembelajaran Matematika

Pada dasarnya anak belajar melalui benda kongkrit. Untuk memahami konsep

matematika yang bersifat abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit sebagai

perantara atau media. Benda-benda tersebut biasanya disebut dengan alat peraga.

Penggunaan alat peraga tidak hanya pembentukan konsep anak, tetapi dapat pula

digunakan utuk pemahaman konsep, latihan dan penguatan, pelayanan terhadap

perbedaan individu, pemecahan masalah, dan lain sebagainya. Beberapa macam alat

peraga pembelajaran matematika antara lain:

1) Alat peraga Kekekalan Luas

Luas daerah persegi panjang, luas daerah persegi, luas daerah segitiga, luas

daerah lingkaran, dalil Pythagoras, luas permukaan kubus, luas permukaan

balok, luas permukaan limas, tangram

2) Alat Peraga Kekekalan Panjang

Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar hitung dan

batang cuisenaire

3) Alat Peraga Kekekalan Volume

Blok Dienes, volume kubus, volum balok, volum prisma, volum tabung, volum

kerucut, volum bola

4) Alat Peraga Kekekalan Banyak

Abakus biji, lidi, dan kartu nilai tempat

5) Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan

Uang logam, dadu, gasingan, paku payung, kartu, distribusi Galton (sesatan

hexagon)

6) Alat Peraga untuk Pengukuran

Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahowk, jepit bola, spereometer

7) Alat Peraga Untuk Permainan Dalam Matematika

Mobius, aritmetika jam, kartu domino, kartu penebak hati

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

12

2.1.10. Landasan Penggunaan Alat Peraga

Di dalam penyusunan Rencana pembelajaran perlu juga adanya penrencanaan

penggunaan alat peraga yang sesuai untuk membantu mempermudah menanamkan atau

mengembangkan konsep yang akan dicapai dalam tujuan pembelajaran.

Ada beberapa alasan mengapa dalam pembelajaran matematika di SD /MI

(1). Siswa pada usia anak SD/MI, menurut Piaget, masih pada tahap operasi konkrit,

yang belum bisa menangkap informasi-informasi yang sifatnya abstrak. Padahal

matematika adalah pengetahuan yang bersifat abstrak. Jadi matematika hanya

akan dapat difahami dengan baik oleh siswa SD/MI jika matematika disajikan

dengan menggunakan benda-benda konkrit.

(2). Menurut teori dari Brunner, anak akan belajar dengan baik jika melalui 3

tahap,yakni Tahap enaktif, ikonik dansimbolik. Tahap enaktif merupakan tahap

pengalaman langsung dimana anak berhubungan dengan benda-benda nyata

/sesungguhnya.Tahap ikonik berkaitan dengan gambar, lukisan, foto atau film,

sedangkan tahap simbolik merupakan tahap pengalaman abstrak. Jadi pada

tahap enaktif siswa harus menggunakan benda nyata dalam memulai belajar

matematika Benda yang diangap kongkrit dalam matematika adalah alat peraga

tersebut.

2.1.11. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media, termasuk alat peraga, dalam proses pembelajaran

mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:

a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh

siswa Dua orang yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai

pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi

perbedaan-perbedaan tersebut.

b Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan

lingkungan.

h. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

i. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

13

j. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.

k. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa belajar

l. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit

sampai kepada yang abstrak.

Hamalik (1986) menemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan

rangsangan kegiatan belajar, dan akan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap

siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan

terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Levie & Lentz (dalam Azhar Arsyad), mengemukakan terdapat empat fungsi media

pembelajaran, khususnya media visual , yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi

kognitif, (d) fungsi kompensatoris.

a. Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran

siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang tidak disenangi sehingga mereka

tidak memperhatikan .

c. Fungsi afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar

(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat

mengubah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah

sosial.

c. Fungsi kognitif, media dapat terlhat dari temuan-temuan penelitian yang

menggunakan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa

media yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang

lemah dalam membaca atau mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami

isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

14

2.2. Metode Domonstrasi

2.2.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut

Muhibbin Syah dalqam bukunya, ” Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”, adalah

bahwa Metode secara harfiah berarti ”cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode

diartikan: sebagai cara melakukan kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan

menggunakan fakta dan konsep-kopnsep secara sistematis.

Dalam penggunaan metode ini guru bisa menjadi demonstrator dan bisa juga orang

lain yang ahli dalam bidang pelajaran itu. Metode ini menggugah rasa ingin tahu siswa

dan rangsangan visual siswa. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang

sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti

ini (contoh: Pembulatan Biodiesel) bagaimana cara membuatnya?, terdiri dari bahan apa?,

bagaimana proses mengerjakannya?)

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah:

1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan

2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari

3. Pengalaman dan kesan sebagai hasilpembelajaran lebih melekat dalam diri siswa

(Daradjat, 1985)

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:

1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja

suatu benda

2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.

3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui

pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya

(Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut:

1. Anak didik terkadang suka rmelihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan

2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan

3. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang

didemonstrasikan (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000)

Batas-Batas Kemungkinan Metode Demonstrasi

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

15

Demonstrasi menjadi tidak efektif bila: benda yang didemonstrasikan tidak dapat

diamati dengan jelas oleh siswa, siswa tidak dilibatkan untuk mencoba, dan bila tidak

dilakukan ditempat yang sebenarnya.

Dan mnurut Muzayyin Arifin, Pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau

prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administrative atau taksonomis. Seolah-olah

mendidik atau mengajarkan hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi.

Maka saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan

menuju kearah tujuan tertentu.

2.2.2. Metode Demonstrasi yang Efektif

Untuk melaksanakan metode Demonstrasi yang baik atau efektif ada beberapa

langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari; perncanaan, uji

coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri adanya evaluasi.

Adapun langkah-langkah tersebut adalah:

1. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau ketrampilan apa yang

diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi dilakukan.

2. Mmpertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar

digunakan, dan apakah ia merupakan metode yang efektif untuk mencapai

tujuan yang dirumuskan.

3. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah,

dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan dmonstrasi tidak

gagal.

4. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.

5. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan,

sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba lebih dahulu supaya

tidak gagal pada waktunya.

6. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk

memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

komentar selama dan sesudah demonstrasi.

7. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh anak

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

16

b. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa

dapat melihat dengan jelas.

c. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan

seperlunya.

8. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu adanya

diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan

demonstrasi.

2.3. Kajian Penelitian yang Relevan

Penggunaan Alat Peraga konkrit dalam proses belajar mengajar sebagai media

pembelajaran dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Hal ini pernah diteliti

oleh Setyo Budi Hartanto dengan judul penelitian “Penerapan Media Belajar untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas 5 SDN Labakrejo 03 Purwodadi, Pasuruan”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media Belajar dapat meningkatkan

aktifitas dan hasil belajar siswa. Perolehan rata-rata hasil belajar siswa meningkat dengan

adanya penggunaan alat peraga benda konkrit dengan ketuntasan belajar sebesar 92,60

% (Setyo Budi Hartanto, 2009)

Chofiatus Saadah melakukan penelitian pada tahun 2007 dengan

judul“Pengembangan Alat Peraga yang Digabung dengan Gambar Berwarna sebagai

Media Pengajaran Bahasa Jerman”. Dari hasil analisis data yang dilakukan, sebanyak 85

siswa (69,67% responden) mengalami kesulitan dalam menghafal kosakata. Hasil analisis

data angket adalah angket ahli media mencapai persentase 82,45%, dengan kriteria

sangat valid. Angket ahli materi

mencapai persentase 80,76%, memenuhi kriteria valid. Angket guru bidang studimencapai

persentase 89,36%, memenuhi kriteria sangat valid. Angket siswa kelasXI Bahasa SMA

Negeri Tumpang mencapai persentase 90,76%, hal ini berarti

memenuhi kriteria sangat valid. Angket siswa kelas XI Bahasa SMA Laboratorium

Universitas Negeri Malang mencapai persentase 90,51%, hal iniberarti memenuhi kriteria

sangat valid. Sementara itu, analisis data hasil belajarsiswa di SMA Negeri Tumpang

penguasaan kosakata siswa rata-rata mengalamipeningkatan sebesar 46,15%.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA · 2013. 2. 25. · balok, luas permukaan limas, tangram 2) Alat Peraga Kekekalan Panjang Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar

17

Di SMA Lab. UM penguasaan kosakata siswa ratarata mengalami peningkatan sebesar

15,38% (Chofiatus Saadah, 2007).

2.4. Kerangka Berpikir.

Dari pemikiran dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar.2.1 Skema Kerangka Berfikir

2.5. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda konkrit diduga dapat

meningkatkan ketrampilan dan hasil peserta belajar peserta didik tentang

pengukuran .Sekurang-kurangnya dalam hasil belajar siswa dapat mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal.

Tindakan

Kondisi Akhir

Setelah menggunakan alat

peraga konrit.

Siklus I.

Siklus II

Kondisi Awal

Ketrampilan siswa tentang pengukuran lebih

meningkat.

Menggunakan metode demonstrasi dan

alat peraga konkrit

Belum menggunakan alat peraga konkrit

Ketrampilan siswa tentang penggunaan alat ukur sangat rendah