bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/bab i.pdf · saw,...

24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diwahyukan Allah SWT Tuhan Semesta Alam pada Nabi-Nya yang terakhir Muhammad SAW melalui malaikat Jibril agar disampaikan untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman. 1 Selain itu Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci di muka bumi ini yang tejaga, baik secara lafadz dan isinya. 2 Serta dasar dari pendidikan islam berupa ajaran-ajaran islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As- Sunnah. 3 Al-Qur’an sebagaimana yang telah sampaikan oleh Abd al-Wahhab al- Khallaf yang menyatakan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang diwahyukan melalui malaikat Jibril (Ruh al-Amin) pada hati Rasulullah SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi hujjah (dalil) untuk Muhammad sebagi Rasul, undang-undang untuk kehidupan manusia dan hidayah bagi manusia yang berpegang teguh kepadanya, menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT denga membacanya. Al-Qur’an tersusun antara dua mushaf diawali oleh surah al-Fatihah dan diakhiri oleh surah an-Nas yang disampaikan pada 1 Inu Kencana Syafie, Al-Qur’an dan Ilmu Administrasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 1. 2 Aida Imtihana, “Implementasi Metode Jibril dalam Pelaksanaan Hafalan Al -Qur’an,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 2 (2017), hlm. 2. 3 Irja Putra Pratama dan Zulhijra, “Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia,” Jurnal PAI Raden Fatah 1, no. 2 (2019), hlm. 118.

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diwahyukan Allah SWT Tuhan

Semesta Alam pada Nabi-Nya yang terakhir Muhammad SAW melalui

malaikat Jibril agar disampaikan untuk seluruh umat manusia sampai akhir

zaman.1 Selain itu Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci di muka bumi

ini yang tejaga, baik secara lafadz dan isinya.2 Serta dasar dari pendidikan

islam berupa ajaran-ajaran islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-

Sunnah.3

Al-Qur’an sebagaimana yang telah sampaikan oleh Abd al-Wahhab al-

Khallaf yang menyatakan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT

yang diwahyukan melalui malaikat Jibril (Ruh al-Amin) pada hati Rasulullah

SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya

yang benar, agar menjadi hujjah (dalil) untuk Muhammad sebagi Rasul,

undang-undang untuk kehidupan manusia dan hidayah bagi manusia yang

berpegang teguh kepadanya, menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada

Allah SWT denga membacanya. Al-Qur’an tersusun antara dua mushaf diawali

oleh surah al-Fatihah dan diakhiri oleh surah an-Nas yang disampaikan pada

1Inu Kencana Syafie, Al-Qur’an dan Ilmu Administrasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),

hlm. 1. 2Aida Imtihana, “Implementasi Metode Jibril dalam Pelaksanaan Hafalan Al-Qur’an,”

Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 2 (2017), hlm. 2. 3Irja Putra Pratama dan Zulhijra, “Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia,” Jurnal PAI

Raden Fatah 1, no. 2 (2019), hlm. 118.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

2

umat manusia secara mutawtir, baik dalam tulisannya atau ucapannya, dari

generasi ke generasi seterusnya, dijaga dari berbagai perubahan dan pergantian.

Sesuai dengan firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-

Dzikr (Al-Qur’an)dan Kami pula yang memeliharanya."4

Membaca Al-Qur’an merupakan sebuah kebutuhan pokok untuk setiap

muslim. Sebab, dengan membaca Al-Qur’an keimanan kita akan meningkat,

menjadikan kita bertambah dekat dengan Allah SWT, serta merupakan cara

termudah untuk semakin paham dengan ayat-ayat Allah SWT. Sementara itu,

tidak sedikit diantara kita yang masih belum mampu membaca Al-Qur’an yang

tertulis dalam bentuk huruf Arab. Dengan demikian, penting bagi kita untuk

mengenal huruf hijaiyah terlebih dahulu.5 Orang tua dan guru mempunyai

peran yang paling luas dalam pendidikan, terutama baca tulis Al-Qur’an.6

Karena di Indonesia mengenal dualisme sistem pendidikan yaitu sistem

pendidikan islam dan umum.7 Terdapat setidaknya tiga model pendidikan

agama sebagaimana dikutip Nuryanto, in, at, dan beyond the well. Pendidikan

agama in the well merupakan pendidikan agama yang hanya membahas agama

yang dianutnya tanpa ada relasi dengan agama lain. Pendidikan agama at the

well merupakan pendidikan agama yang mencoba melakukan kajian terhadap

agama yang dianutnya seta melakukan dialog dengan agama lain. Sementara

4Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2016), hlm. 1. 5Suka Radja, Panduan Cepat dan Mudah Membaca Al-Qur’an, (Yogyakarta: Kaktus,

2018), hlm. 9. 6Muhammad Irfandi Rahman, “Pengentasan Buta Huruf Al-Qur’an di SMP

Muhammadiyah 1 Seleman", Jurnal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9, (2019),

hlm. 2. 7Irja Putra Pratama dan Aristhopan Firdaus, “Penerapan Kurikulum Terpadu Sebagai

Model Pembinaan Karakter Siswa (Studi di SMP IT Raudhatul Ulum Saka Tiga Indralaya),

Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, no. 2 (2019), hlm. 217-233.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

3

pendidikan beyond the well merupakan pendidikan agama yang mengajarkan

kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan peserta didik lain walupun

berbeda agama sehingga tercipta harmonisasi dalam kehidupan.8 Selain itu

pribadi guru juga memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan

pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.9 Hal ini dikuatkan sesuai

dengan firman Allah SWT pada Q.S. Al-Muzammil ayat 4, sebagai berikut:10

Artinya : “Atau lebih dari itu (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an dengan

perlahan-lahan.”

Dengan permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian menggunakan metode personifikasi, karenakan metode ini

merupakan metode baru sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat siswa

dan mempermudah siswa dalam pembelajaran melafalkan huruf hijaiyah.

Metode personifikasi yaitu suatu cara pembelajar membaca Al-Qur’an dengan

menggunakan huruf dasar pola personifikasi yaitu dengan menyamakan 15

huruf hijaiyah dengan anggota tubuh. Untuk mempermudah kita mengingat

huruf-huruf hijaiyah ketika membaca Al-Qur’an serta untuk huruf-huruf

8Ahmad Zaenuri dan Irja Putra Pratama, “Basisplurasi-Multikultural di Pesantren (Kajian

Atas Pesantren Kultur Nahdlatul Ulama di Bumi Serambi Madinah Gorontalo)”, Jurnal

Conciencia XIX, no. 2, (2019), hlm. 85-98. 9Syarnubi, “Guru yang Bermoral dalam Konteks Sosial, Budaya, Ekonomi, Hukum dan

Agama,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 1, no. 1, (2019), hlm. 22. 10

Teteng Sopian, Al-Qur’an Cordoba Muhsaf Al-Qur’an dan Terjemah Hadis, (Bandung:

Cordoba Internasional-Indonesia, 2016), hlm. 574.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

4

lainnya kita cukup menambahkan titik atau ekor bila perlu. Adapun huruf dasar

pola personifikasi, yaitu:11

ك ط ل ف ب ح ه ت م ع و ر د سا

Pada kasus membaca Al-Qur’an siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40

Palembang berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tingkat kemampuan

siswa saat membaca Al-Qur’an hanya mencapai 40%. Dibuktikan pada saat

penulis melakukan tes pada tanggal 13 September 2018 masih ada siswa yang

belum bisa melafalkan huruf hijaiyah sesuai makhrajnya.

Salah satu faktor penghambat siswa dalam belajar melafalkan huruf

hijaiyah adalah guru biasanya menggunakan metode belajaran Al-Qur’an yang

lama yaitu metode ceramah untuk menjelaskan terlebih dahulu dan kemudian

melakukan tes terhadap siswa. Sehingga siswa kurang bersungguh-sungguh

dalam belajar, dibuktikan ketika proses pembelajaran berlangsungbanyak siswa

masih sibuk bermain-main dan menggobrol.

11

Suka Radja, Op. Cit., hlm. 6.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

5

B. Identifikasi Masalah

1. Masih ada siswa yang belum bisa melafalkan huruf hijaiyah dengan benar.

2. Pembacaan Al-Qur’an relatif tidak sesuai dengan makhraj.

3. Masih ada siswa yang masih belum lancar dalam melafalkan huruf

hijaiyah.

4. Kurangnya kesadaran peserta didik tentang pentingnya membaca Al-

Qur’an.

5. Penggunaan metode lama ketika belajar membaca Al-Qur’an kurang

menarik bagi siswa dibuktikan ketika guru mengajar banyak siswa yang

sibuk bermain-main dan mengobrol.

6. Keharusan bagi kita agar bisa membaca Al-Qur’an dikarenakan Al-Qur’an

merupakan pedoman dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

C. Batasan Masalah

Untuk memperjelas dan mempermudah proses penelitian, maka penulis

membatasi permasalahanan yaitu pada siswa yang belum bisa melafalkan huruf

hijaiyah sesuai makhaj pada kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kemampuan melafalkan huruf hijaiyah pada siswa kelas VIII.9

di SMP Negeri 40 Palembang sebelum diterapkan metode personifikasi?

2. Bagaimana kemampuan melafalkan huruf hijaiyah pada siswa kelas VIII.9

di SMP Negeri 40 Palembang sesudah diterapkan metode personifikasi?

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

6

3. Apakah ada pengaruh terhadap kemampuan melafalkan huruf hijaiyah pada

siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang setelah diterapkan metode

personifikasi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan melafalkan huruf hijaiyah

siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang sebelum diterapkan

metode personifikasi.

b. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan melafalkan huruf hijaiyah

siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang sesudah diterapkan

metode personifikasi.

c. Untuk mengetahui adakah pengaruh kemampuan melafalkan huruf

hijaiyah siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang sesudah

diterapkan metode personifikasi.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritis

Dengan dilakukannya penelitian tentang penerapan metode personifikasi

ini diharapkan mampu menyumbangkan pemikiran secara teoritis dalam

upaya untuk meningkatkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa.

b. Secara Praktis

1) Bagi Guru dan Siswa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai acuan

untuk menerapkan metode pembelajaran melafalkan huruf hijaiyah

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

7

sesuai dengan makhraj. Bagi siswa dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa.

2) Bagi Penulis

Memberikan sumbangan pemikiran tentang penerapan metode

personifikasi dalam meningkatkan kemampuan melafalkan huruf

hijaiyah sesuai dengan makhraj.

3) Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dalam peneliti

selanjutnya. Seihngga dapat menciptakan hasil penelitian yang lebih

baik untuk kedepan.

F. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah hasil penelitian yang relevan. Maksudnya

meninjau atau memeriksa kepustakaan, baik kepustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah maupun Universitas serta skripsi atau karya ilmiah yang berkaitan

dengan permasalahan yang akan diteliti, agar dapat mengetahui apakah

permasalahan ini sudah ada yang meneliti dan membahasnya.

Sebelum dilakuan penelitian mengenai “Penerapan Metode

Personifikasi dalam Meningkatkan Kemampuan Melafalkan Huruf

HijaiyahSiswa Kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang”. Beberapa hasil

dari pencarian dan telaah berbagai hasil yang berkaitan dengan penelitian yang

telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

8

Pertama, Munir dalam jurnalnya yang berjudul “Metode Yasiniyah

Sebagai Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an”12 menyatakan bahwa

“dalam penelitian ini dijelaskan bahwa metode yasiniyah tidak hanya

berorientasi pada kecakapan atau kopetensi santri dalam membaca Al-Qur’an

saja (bersifat kognitif), tetapi juga terdapat upaya pembentukan karakter

(akhlak mulia/kompetensi ranah efektif) melalui kegiatan-kegiatan belajar yang

menyertai. Dari segi kognitif, metode ini juga telah terbukti cukup cepat dan

efektif dalam membantu anak mampu membaca Al-Qur’an”.

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, ada

kesamaan dengan penelitian yang akan penulis rencanakan, yaitu pada segi

penerapan metode, peneliti menggunakan metode yasiniah, sedangkan penulis

menggunakan metode personifikasi.

Kedua, M. Add. Van Faysa, dalam jurnalnya yang berjudul “Efektifitas

Metode Personifikasi dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf

Hijaiyah Bagi Anak Berkesulitan Belajar 10” menyatakan bahwa “dalam

penelitian ini dijelaskan bahwa hasil dari penelitian yaitu deskripsi data hasil

analisis visual grafik yang didapat selama pengamatan pada kondisi baseline

(A1) yaitu untuk mengetahui keberhasilan membaca huruf hijaiyah,

selanjutnya kondisi interverensi dengan menggunakan metode personifikasi

untuk mengetahui keberhasilan membaca huruf hijaiyah, dan pada kondisi

baseline (A2) dan kondisi tidak lagi menggunakan metode personifikasi.

Kondisi (A1) merupakan tingkat awal membaca huruf hijaiyah yang dilakukan

12

Munir, “Metode Yasiniyah Sebagai Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an,”

Ta’dib: Pendidikan Agama Islam 15, no. 1 (2010), hlm. 32.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

9

sebanyak 8 kali pengamatan. Persentasenya adalah 7,5% pada pengamatan

pertama, 10,625% pengamatan kedua, 16,25% pengamatan ketiga, 13,125%

pengamatan keempat, 13,125% pengamatan kelima, 13,75 untuk pengamatan

ke enam sampai kedelapan. Pada kondisi intervensi anak diajarkan membaca

huruf hijaiyah menggunakan metode personifikasi kemudian anak membaca

huruf hijaiyah berdasarkan intruksi yang ada, interverensi diberikan selama 10

hari pengamatan dengan hasil persentasenya yaitu 30% pada pengamatan

kesembilan, 45% pengamatan kesepuluh, 58,125% pengamatan kesebelas,

69,375% pengamatan kedua belas, 78,75% pengamatan ketiga belas, 88,75%

pengamatan keempat belas, 96,25% pengamatan kelima belas, 100%

pengamatan keenam belas sampai kedelapan belas. Pada kondisi baseline (A2)

dilakukan sebanyak enam kali pengamatan dengan hasil persentasenya 100%

pada pengamatan kesembilan belas, 96,25% pengamatan kedua puluh,

94,375% pengamatan kedua puluh satu sampai kedua puluh empat”.13

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, ada kesamaan dengan penelitian

yang penulis rencanakan, yaitu pada segi metode yang digunakan, namun ada

perbedaan jika peneliti meneliti pada siswa SD kelas 5 di SDN 09 Koto Luar

Padang, sedangkan penulis pada siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40

Palembang.

Ketiga, Ahmad Muniri dalam jurnalnya yang berjudul ”Upaya

Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Melalui Metode Qiro’ati

pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kutowinangun Tingkir Salatiga Tahun

13

M. Abd. Van Fasya, “Efektifitas Metode Personifikasi dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah Bagi Anak Berkesulitan Belajar 10,” Jurnal: Pendidikan

Agama Islam 5, no 3 (2014), hlm. 130.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

10

Pelajaran 2008-2009”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa “kemampuan

membaca Al-Qur’an siswa kelas V MI Ma'arif Kutowinangun Tingkir Salatiga

dapat ditingkatkan dengan upaya menggunakan metode qiro’ati hal ini

dibuktikan dari hasil Pra Siklus rata-rata kemampuan siswa 58,18; pada Siklus

I rata-rata kemampuan siswa 65,85; pada Siklus II rata-rata kemampuan siswa

71,97; dan di Siklus III rata-rata kemampuan siswa 80,94”.14

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, ada kesamaan dengan penelitian

yang akan penulis rencanakan, yaitu pada segi penerapan metode, tetapi

peneliti menggunakan metode yasiniah, sedangkan penulis menggunakan

metode personifikasi.

Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka di atas dapat dipahami bahwa

metode personofikasi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam

meningkatkan kemampuanmelafalkan huruf hijaiyah, sehingga peserta didik

bisa melafalkan huruf hijaiyah sesuai dengan makhaj. Dalam penelitian yang

akan dilakukan peneliti kali ini berkaitan juga dengan metode-metode yang

telah digunakan peneliti sebelumnya, hanya saja peneliti akan mencoba

memahami lebih dalam mengenai kemampuan melafalkan huruf hijaiyah

tesebut dengan menggunakan metode personifikasi, sehingga dapat terlihat

bagaimana sebelum dan sesudah kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa

dengan menggunakan metode personifikasi.

G. Kerangka Teori

1. Metode Personifikasi

14

Ahmad Munir, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Melalui

Metode Qiro’ati Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kutowinangun Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran

2008-2009,” Jurnal: Pendidikan Agama Islam 3, no. 3 (2009), hlm. 137.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

11

“Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani

metodes, kata ini terdiri dari dua kata: yaitu metha yang berarti melalui atau

melewati danhodos berarti jalan yang dilaui untuk mencapai tujuan. Dalam

bahasa Arab metode disebut thariqah”.15

Sedangkan personifikasi menurut

Suka Raja yaitu “suatu cara belajar membaca Al-Qur’an dengan

menggunakan huruf dasar pola personifikasi yaitu dengan menyamakan 15

huruf hijaiyah dengan anggota tubuh. Untuk mempermudah kita mengingat

huruf-huruf hijaiyah ketika membaca Al-Qur’an, dan untuk huruf-huruf

lainnya kita cukup menambahkan titik atau ekor bila perlu”. Adapun huruf

dasar pola personifikasi, yaitu:16

ك ط ل ف ب ح ه ت م ع و ر د سا

Dari penjelasan diatasa dapat diseimpulkan bahwa metode

personifikasi memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

15

Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 155. 16

Suka Radja, Panduan Cepat dan Mudah Membaca Al-Qur’an, (Yogyakarta: Kaktus,

2018), hlm. 26.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

12

a. Merupakan metode baru, sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk

belajar.

b. Lebih mudah untuk diterapkan, karena cara belajar melafalkan huruf

hijaiyah dengan menggunakan huruf dasar pola personifikasi yaitu

dengan menyamakan 15 huruf hijaiyah dengan anggota tubuh.

c. Makhrijal huruf siswa dalam melafalkan huruf akan terjamin.

2. Huruf Hijaiyah

Huruf hijaiyah berjumlah 29 huruf yang harus dihafal. Huruf pokok

yang digunakan dalam menulis Al-Qur’an adalah huruf hijaiyah. Cara

membacanya dimulai dari kanan ke kiri. Adapun huruf-huruf hijaiyah

sebagai berikut:

ط ظ ع غ ف ق ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض

ك ل م ن و ه أل ء ي

3. Kemampuan Melafalkan Huruf Hijaiyah

Melafalkan dalam KBBI memiliki arti mengucapkan, jadi

kemampuan melafalkan huruf hijaiyah adalah kemampuan seseorang dalam

mengucapkan huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya. Adapun

indikator melafalkan huruf hijaiyah, yaitu dapat melafazkan huruf hijaiyah

sesuai dengan makhraj.17

H. Variabel Penelitian

17

Muharom Zulfison, Belajar Mudah Membaca Al-Qur’an dengan Metode Mandir,

(Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm. 70.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

13

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.18 Ada dua jenis

variabel, yaitu:

1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, atecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (variabel terikat). Dalam SEM (Structural Equation

Modeling)/Pemodelan Persamaan Struktural, variabel independen disebut

sebagai variabel eksogen.

2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation

Modeling)/Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen disebut

sebagai variabel indogen.

Penelitian ini terdapat dua variabel pokok, yaitu Metode Personifikasi

sebagai variabel independen (bebas) dan Kemampuan Melafalkan Huruf

Hijaiyah sebagai variabel dependen (terikat), seperti gambar dibawah ini:

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

18

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 61.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

14

Penerapan Metode Personifikasi

Kemampuan Melafalkan Huruf

Hijaiyah

I. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana mengukur suatu variabel.19 Definisi operasional juga merupakan

definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan serta dapat

diamati. Penulis memberikan defenisi operasional agar pembaca atau pun

penulis lebih mudah dalam memberikan gambaran atau batasan tentang

pembahasan masing-masing variabel.

1. Metode personifikasi

Metode personifikasi adalah suatu cara belajar membaca Al-Qur’an

dengan menggunakan huruf dasar pola personifikasi yaitu dengan

menyamakan 15 huruf hijaiyah dengan anggota tubuh. Untuk

mempermudah kita mengingat huruf-huruf hijaiyah ketika membaca Al-

Qur’an, dan untuk huruf-huruf lainnya kita cukup menambahkan titik atau

ekor bila perlu.

2. Kemampuan Melafalkan Huruf Hijaiyah

Melafalkan dalam KBBI memiliki arti mengucapkan, jadi

kemampuan melafalkan huruf hijaiyah ini adalah kemampuan seseorang

dalam melafalkan huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya.

J. Hipotesis Penelitian

19

Heri Junaidi, Metode Penelitian Berbasis Temukenali, (Palembang: Rafah Press, 2018),

hlm. 52.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

15

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah

kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis

pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.20Adapun juga pengertian

lain dari hipotesis yakni, jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu

diuji melalui pengumpulan data dan analisis data.21 Hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ha: Ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penerapan metode

personifikasi dalam meningkatkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah

siswa kelas VIII. 9 di SMP Negeri 40 Palembang.

Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penerapan

metode personifikasi dalam meningkatkan kemampuan melafalkan huruf

hijaiyah siswa kelas VIII. 9 di SMP Negeri 40 Palembang.

K. Metodelogi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen merupakan suatu penyelidikan yang direncanakan sedemikian

rupa, sehingga fenomena atau kejadian itu dapat diisolasi dari pengaruh lain.

Pada penelitian eksperimen ini menggunakan “one-group pretest-

posttest design (satu kelompok subjek).22 Sedangkan proses penelitiannya

dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: Pertama: Melaksanakan pretest untuk

20

Husaini Usman dan Purnamo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2013), hlm. 119. 21

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur), (Jakarta: Prenada

Media Group, 2014), hlm. 196. 22

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 181.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

16

mengukur kondisi awal responden sebelum diberikan perlakuan, Kedua:

memberikan perlakuan (X), Ketiga: melakukan posttest untuk mengetahui

keadaan variabel terikat sesudah diberikan perlakuan”.23

Karena melakukan perbandingan dengan keadaan sebelum dan

sesudah diberi perlakuan, maka hasil perlakuan dapat diketahui lebih akutar.

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1= nilai pretest

O2= nilai posttest

2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu.24 Adapun metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif. Metode

penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.25

3. Populasi dan Sampel

23

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta:

Prananda Media Group, 2014), hlm. 181. 24

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 111. 25

Ibid., hlm. 3.

O1 X O2

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

17

Populasi dan sampel ialah sumber data dalam penelitian dan objek

penelitian. Populasi dan sampel harus diambil dengan tepat seihngga

membuat tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik.Populasi adalah

himpunan keseluruhan karakteristik dari objek penelitian.26 Populasi dari

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII, sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Populasi SMP Negeri 40 Palembang

KELAS

JENIS KELAMIN

JUMLAH

SISWA PEREMPUAN LAKI-LAKI

VIII.1 15 orang 17 orang 32 orang

VIII.2 16 orang 16 orang 32 orang

VIII.3 15 orang 17 orang 32 orang

VIII.4 17 orang 15 orang 32 orang

VIII.5 17 orang 14 orang 31 orang

VIII.6 14 orang 16 orang 30 orang

VIII.7 15 orang 16 orang 31 oramg

VIII.8 13 orang 18 orang 31 orang

VIII.9 15 orang 14 orang 29 orang

VIII.10 13 orang 16 orang 29 orang

VIII.11 17 orang 15 orang 32 orang

Jumlah Keseluruhan Siswa 341 orang

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 40 Palembang

Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi demikian sifat

dan karakter populasi juga ada pada sampel dan sampel juga merupakan

26

Sedarmayanti dan Syarifudin Hodayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju,

2011), hlm. 121.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

18

kelompok kecil yang diamati.27 Adapun sample dalam penelitian ini diambil

secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penelitian

dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu diambil ampel dari penelitian

ini yaitu siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang, sebagai berikut:

Tabel 1.2

Data siswa kelas VIII. 9 SMP Negeri 40 Palembang

KELAS

JENIS KELAMIN JUMLAH

SISWA PEREMPUAN LAKI – LAKI

VIII.9 15 14 29

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 40 Palembang

4. Jenis Data dan Suber Data

a. Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan dikelompokkan menjadi dua

jenis, yaitu:

1) Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau

kualitatif yang diangkakan. Dengan kata lain, data kuantutatif adalah

data-data hasil observasi atau pengukuran yang dinyatakan dalam

angka-angka. Penelitian menggunakan data kuantitatif berupa data

yang menunjukkan angka atau jumlah skor hasil tes. Data ini dperoleh

dari skor siswa dalam menngerjakan tes awal dan tes akhir.

2) Data Kuanlitatif

Data kuanlitatif adalah data yang berupa kalimat, kata, atau

gambar. Data ini berkenaan dengan penerapan metode

27

Ibid., hlm. 124.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

19

personifikasidalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an

siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang.

b. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

sumber data primer dan data skunder.

1) Suber data primer diperoleh dari siswa dan guru yang ada di SMP

Negeri 40 Palembang.

2) Sumber data skunder diperoleh dari kepala sekolah dan arsip-arsip

yang tersimpan di SMP Negeri 40 Palembang.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Menurut Sugiyono observasi adalah teknik penilaian dengan cara

mengamati tingkah laku pada suatu situasi tertentu. Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila bila responden

yang diamati tidak telalu besar.28 Dalam penelitian ini peneliti memilih

observasi non partisipan atau tidak terlibat karena peneliti hanya

mengamati peserta didik untuk mengetahui metode personifikasi dalam

meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an seperti kelancaran

membaca dan pembacaan sesuai dengan makhraj.

b. Tes

28

Sugiyono, Op. Cit., hlm. 203.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

20

Tes adalah latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki individu atau kelompok.29 Teknik penilian yang biasa digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian suatu kompetensi

tertentu, melalui pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk

angka.Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan

melafalkan huruf hijaiyah dalam penerapan metode personifikasi. Tes ini

untuk mengetahui kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa kelas

VIII di SMP Negeri 40 Palembang. Hal yang dilakukan peneliti yaitu

mengadakan pre-test sebelum menggunakan metode personifikasi dan

post-test setelah menggunakan metode personifikasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis.Pengumpulan data ini bisa melalui alat kamera atau

dengan cara fotokopi buku-buku, data tertulis berupa arsip-arsip dan

kondisi yang berkaitan langsung dengan lokasi penelitian, seperti sejarah

berdirinya sekolah, tujuan berdirinya sekolah, visi dan misi, saran,

keadaan guru, keadaan siswa, kurikulum yang ditetapkan, keadaan

sarana.

6. Prosedur Penelitian

29

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hlm. 150.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

21

Prosedur penelitian eksperimen yang terdiri dari satu kelompok yang

diberi perlakuan. Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Persiapan penelitan melakukan konsolidasi dengan kepala sekolah serta

mengurus surat izin penelitian yang akan dilaksanakan di SMP Negeri 40

Palembang.

b. Sleksi Objek Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, seleksi dilakukan dengan melaksanakan

tes pada semua siswa di 11 kelas pada kelas VIII di SMP Negeri 40

Palembang.

c. Pelaksanaan Eksperimen

1) Melakukan Pre-test

Siswa diminta untuk melafalkan huruf hijaiyah, hal ini dilakukan oleh

seorang guru untuk melakukan pre-test.

2) Melakukan Treatment

Siswa diminta untuk melafalkan huruf hijaiyah dengan metode

personifikasi, hal ini adalah bentuk treatment yang diberikan seorang

guru kepada siswa.

3) Melakukan Post-test

Setelah diterapkannya metode personifikasi, guru melakukan tes

melafalkan huruf hijaiyah pada siswa. Kemudian melakukan analisis

data dan pengelolaan.

7. Teknik Analisis Data

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

22

Jika semua data sudah terkumpul, maka diteruskan dengan

melakukan analisis data dan pengelolaan dengan menggunakan rumus tes

“t”. Dengan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:30

a. Mencari mean untuk variabel I: = + i (∑

)

b. Mencari maen untuk variabel II: = + i (∑

)

c. Mencari deviasi standar variabel I:

= i √∑

- (

)

d. Mencari deviasi standar variabel II:

= i √∑

- (

)

e. Mencari standar error maen variabel I:

=

f. Mencari standar error maen variabel II:

=

g. Mencari koefisien korelasi “r” product moment ( atau ) yang

menunjukkan kuat-lemahnya hubungan (korelasi) antara variabel I dan

variabel II (dengan bantuan peta korelasi), dengan rumus:

atau =

∑ ( )

( )( )

h. Mencari standar error perbedaan antara maen variabel I dan maen

variabel II, dengan rumus:

30

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2015), hlm.

326.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

23

= √

2 2 - (

) )

i. Mencari dengan rumus:

=

Seterusnya, baik data tunggal maupun data kelompok setelah diperoleh

data , lalu diberikan interpretasi terhadap dengan prosedur sebagai

berikut:

1) Mencari df atau db dengan rumus: df atau db = N – 1

2) Kemudian: berdasarkan besarnya df atau db tersebt, kita cari harga

kritik “t” yang tercantum dalam tabel nilai “t”, pada taraf sighnifikasi

5% dan taraf signifikan 1% dengan catatan: Apabila sama dengan

atau lebih besar dari pada maka hipotesis nihil ditolak, berarti

diantara kedua variabel yang kita selidiki tedapat perbedaan mean

yang signifikan. Namun jika lebih kecil dari pada maka

hipotesis nihil diterima atau disetujui, berarti diantara kedua variabel

yang kita selidiki tidak terdapat perbedaan mean yang sighnifikan.

j. Menarik kesimpulan.

L. Sistematika Penelitian

BAB I Pendahuluan,terdiri atas:

Penjelasan secara garis besar permasalahan yang akan diteliti, yaitu: Latar

Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Variabel

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/BAB I.pdf · SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar menjadi

24

Penelitian, Definisi Operasional, Hipotesis, Metode Penelitian, Teknik

Pengumpulan Data dan Sistematika Penelitian.

BAB II Landasan Teori,terdiri atas:

Berisi tentang pengertian metode personifikasi, pengertian huruf hijaiyah, dan

pengertian kemampuan melafalkan huruf hijaiyah.

BAB III Deskripsi Lokasi Penelitian,terdiri atas:

Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 40 Palembang, letak geografis, visi dan

misi, struktur organisasi, fasilitas, keadaan tenaga pengajar, jumlah siswa, tata

tertib, jenis kegiatan.

BAB IV Analisis Data,berisi penerapan metode personifikasi dalam

meningkatkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa kelas VIII.9 di

SMP Negeri 40 Palembang.

BAB V Penutup,terdiri atas simpulan dan saran.