bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.radenfatah.ac.id/6449/1/bab i.pdf · saw,...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diwahyukan Allah SWT Tuhan
Semesta Alam pada Nabi-Nya yang terakhir Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril agar disampaikan untuk seluruh umat manusia sampai akhir
zaman.1 Selain itu Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci di muka bumi
ini yang tejaga, baik secara lafadz dan isinya.2 Serta dasar dari pendidikan
islam berupa ajaran-ajaran islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah.3
Al-Qur’an sebagaimana yang telah sampaikan oleh Abd al-Wahhab al-
Khallaf yang menyatakan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT
yang diwahyukan melalui malaikat Jibril (Ruh al-Amin) pada hati Rasulullah
SAW, Muhammad bin Abdullah dengan memakai bahasa Arab dan maknanya
yang benar, agar menjadi hujjah (dalil) untuk Muhammad sebagi Rasul,
undang-undang untuk kehidupan manusia dan hidayah bagi manusia yang
berpegang teguh kepadanya, menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT denga membacanya. Al-Qur’an tersusun antara dua mushaf diawali
oleh surah al-Fatihah dan diakhiri oleh surah an-Nas yang disampaikan pada
1Inu Kencana Syafie, Al-Qur’an dan Ilmu Administrasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hlm. 1. 2Aida Imtihana, “Implementasi Metode Jibril dalam Pelaksanaan Hafalan Al-Qur’an,”
Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 2 (2017), hlm. 2. 3Irja Putra Pratama dan Zulhijra, “Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia,” Jurnal PAI
Raden Fatah 1, no. 2 (2019), hlm. 118.
2
umat manusia secara mutawtir, baik dalam tulisannya atau ucapannya, dari
generasi ke generasi seterusnya, dijaga dari berbagai perubahan dan pergantian.
Sesuai dengan firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-
Dzikr (Al-Qur’an)dan Kami pula yang memeliharanya."4
Membaca Al-Qur’an merupakan sebuah kebutuhan pokok untuk setiap
muslim. Sebab, dengan membaca Al-Qur’an keimanan kita akan meningkat,
menjadikan kita bertambah dekat dengan Allah SWT, serta merupakan cara
termudah untuk semakin paham dengan ayat-ayat Allah SWT. Sementara itu,
tidak sedikit diantara kita yang masih belum mampu membaca Al-Qur’an yang
tertulis dalam bentuk huruf Arab. Dengan demikian, penting bagi kita untuk
mengenal huruf hijaiyah terlebih dahulu.5 Orang tua dan guru mempunyai
peran yang paling luas dalam pendidikan, terutama baca tulis Al-Qur’an.6
Karena di Indonesia mengenal dualisme sistem pendidikan yaitu sistem
pendidikan islam dan umum.7 Terdapat setidaknya tiga model pendidikan
agama sebagaimana dikutip Nuryanto, in, at, dan beyond the well. Pendidikan
agama in the well merupakan pendidikan agama yang hanya membahas agama
yang dianutnya tanpa ada relasi dengan agama lain. Pendidikan agama at the
well merupakan pendidikan agama yang mencoba melakukan kajian terhadap
agama yang dianutnya seta melakukan dialog dengan agama lain. Sementara
4Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2016), hlm. 1. 5Suka Radja, Panduan Cepat dan Mudah Membaca Al-Qur’an, (Yogyakarta: Kaktus,
2018), hlm. 9. 6Muhammad Irfandi Rahman, “Pengentasan Buta Huruf Al-Qur’an di SMP
Muhammadiyah 1 Seleman", Jurnal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9, (2019),
hlm. 2. 7Irja Putra Pratama dan Aristhopan Firdaus, “Penerapan Kurikulum Terpadu Sebagai
Model Pembinaan Karakter Siswa (Studi di SMP IT Raudhatul Ulum Saka Tiga Indralaya),
Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 5, no. 2 (2019), hlm. 217-233.
3
pendidikan beyond the well merupakan pendidikan agama yang mengajarkan
kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan peserta didik lain walupun
berbeda agama sehingga tercipta harmonisasi dalam kehidupan.8 Selain itu
pribadi guru juga memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.9 Hal ini dikuatkan sesuai
dengan firman Allah SWT pada Q.S. Al-Muzammil ayat 4, sebagai berikut:10
Artinya : “Atau lebih dari itu (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an dengan
perlahan-lahan.”
Dengan permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian menggunakan metode personifikasi, karenakan metode ini
merupakan metode baru sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat siswa
dan mempermudah siswa dalam pembelajaran melafalkan huruf hijaiyah.
Metode personifikasi yaitu suatu cara pembelajar membaca Al-Qur’an dengan
menggunakan huruf dasar pola personifikasi yaitu dengan menyamakan 15
huruf hijaiyah dengan anggota tubuh. Untuk mempermudah kita mengingat
huruf-huruf hijaiyah ketika membaca Al-Qur’an serta untuk huruf-huruf
8Ahmad Zaenuri dan Irja Putra Pratama, “Basisplurasi-Multikultural di Pesantren (Kajian
Atas Pesantren Kultur Nahdlatul Ulama di Bumi Serambi Madinah Gorontalo)”, Jurnal
Conciencia XIX, no. 2, (2019), hlm. 85-98. 9Syarnubi, “Guru yang Bermoral dalam Konteks Sosial, Budaya, Ekonomi, Hukum dan
Agama,” Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam 1, no. 1, (2019), hlm. 22. 10
Teteng Sopian, Al-Qur’an Cordoba Muhsaf Al-Qur’an dan Terjemah Hadis, (Bandung:
Cordoba Internasional-Indonesia, 2016), hlm. 574.
4
lainnya kita cukup menambahkan titik atau ekor bila perlu. Adapun huruf dasar
pola personifikasi, yaitu:11
ك ط ل ف ب ح ه ت م ع و ر د سا
Pada kasus membaca Al-Qur’an siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40
Palembang berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, tingkat kemampuan
siswa saat membaca Al-Qur’an hanya mencapai 40%. Dibuktikan pada saat
penulis melakukan tes pada tanggal 13 September 2018 masih ada siswa yang
belum bisa melafalkan huruf hijaiyah sesuai makhrajnya.
Salah satu faktor penghambat siswa dalam belajar melafalkan huruf
hijaiyah adalah guru biasanya menggunakan metode belajaran Al-Qur’an yang
lama yaitu metode ceramah untuk menjelaskan terlebih dahulu dan kemudian
melakukan tes terhadap siswa. Sehingga siswa kurang bersungguh-sungguh
dalam belajar, dibuktikan ketika proses pembelajaran berlangsungbanyak siswa
masih sibuk bermain-main dan menggobrol.
11
Suka Radja, Op. Cit., hlm. 6.
5
B. Identifikasi Masalah
1. Masih ada siswa yang belum bisa melafalkan huruf hijaiyah dengan benar.
2. Pembacaan Al-Qur’an relatif tidak sesuai dengan makhraj.
3. Masih ada siswa yang masih belum lancar dalam melafalkan huruf
hijaiyah.
4. Kurangnya kesadaran peserta didik tentang pentingnya membaca Al-
Qur’an.
5. Penggunaan metode lama ketika belajar membaca Al-Qur’an kurang
menarik bagi siswa dibuktikan ketika guru mengajar banyak siswa yang
sibuk bermain-main dan mengobrol.
6. Keharusan bagi kita agar bisa membaca Al-Qur’an dikarenakan Al-Qur’an
merupakan pedoman dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
C. Batasan Masalah
Untuk memperjelas dan mempermudah proses penelitian, maka penulis
membatasi permasalahanan yaitu pada siswa yang belum bisa melafalkan huruf
hijaiyah sesuai makhaj pada kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemampuan melafalkan huruf hijaiyah pada siswa kelas VIII.9
di SMP Negeri 40 Palembang sebelum diterapkan metode personifikasi?
2. Bagaimana kemampuan melafalkan huruf hijaiyah pada siswa kelas VIII.9
di SMP Negeri 40 Palembang sesudah diterapkan metode personifikasi?
6
3. Apakah ada pengaruh terhadap kemampuan melafalkan huruf hijaiyah pada
siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang setelah diterapkan metode
personifikasi?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan melafalkan huruf hijaiyah
siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang sebelum diterapkan
metode personifikasi.
b. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan melafalkan huruf hijaiyah
siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang sesudah diterapkan
metode personifikasi.
c. Untuk mengetahui adakah pengaruh kemampuan melafalkan huruf
hijaiyah siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang sesudah
diterapkan metode personifikasi.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian tentang penerapan metode personifikasi
ini diharapkan mampu menyumbangkan pemikiran secara teoritis dalam
upaya untuk meningkatkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa.
b. Secara Praktis
1) Bagi Guru dan Siswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai acuan
untuk menerapkan metode pembelajaran melafalkan huruf hijaiyah
7
sesuai dengan makhraj. Bagi siswa dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa.
2) Bagi Penulis
Memberikan sumbangan pemikiran tentang penerapan metode
personifikasi dalam meningkatkan kemampuan melafalkan huruf
hijaiyah sesuai dengan makhraj.
3) Bagi Penulis Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dalam peneliti
selanjutnya. Seihngga dapat menciptakan hasil penelitian yang lebih
baik untuk kedepan.
F. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah hasil penelitian yang relevan. Maksudnya
meninjau atau memeriksa kepustakaan, baik kepustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah maupun Universitas serta skripsi atau karya ilmiah yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan diteliti, agar dapat mengetahui apakah
permasalahan ini sudah ada yang meneliti dan membahasnya.
Sebelum dilakuan penelitian mengenai “Penerapan Metode
Personifikasi dalam Meningkatkan Kemampuan Melafalkan Huruf
HijaiyahSiswa Kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang”. Beberapa hasil
dari pencarian dan telaah berbagai hasil yang berkaitan dengan penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
8
Pertama, Munir dalam jurnalnya yang berjudul “Metode Yasiniyah
Sebagai Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an”12 menyatakan bahwa
“dalam penelitian ini dijelaskan bahwa metode yasiniyah tidak hanya
berorientasi pada kecakapan atau kopetensi santri dalam membaca Al-Qur’an
saja (bersifat kognitif), tetapi juga terdapat upaya pembentukan karakter
(akhlak mulia/kompetensi ranah efektif) melalui kegiatan-kegiatan belajar yang
menyertai. Dari segi kognitif, metode ini juga telah terbukti cukup cepat dan
efektif dalam membantu anak mampu membaca Al-Qur’an”.
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, ada
kesamaan dengan penelitian yang akan penulis rencanakan, yaitu pada segi
penerapan metode, peneliti menggunakan metode yasiniah, sedangkan penulis
menggunakan metode personifikasi.
Kedua, M. Add. Van Faysa, dalam jurnalnya yang berjudul “Efektifitas
Metode Personifikasi dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf
Hijaiyah Bagi Anak Berkesulitan Belajar 10” menyatakan bahwa “dalam
penelitian ini dijelaskan bahwa hasil dari penelitian yaitu deskripsi data hasil
analisis visual grafik yang didapat selama pengamatan pada kondisi baseline
(A1) yaitu untuk mengetahui keberhasilan membaca huruf hijaiyah,
selanjutnya kondisi interverensi dengan menggunakan metode personifikasi
untuk mengetahui keberhasilan membaca huruf hijaiyah, dan pada kondisi
baseline (A2) dan kondisi tidak lagi menggunakan metode personifikasi.
Kondisi (A1) merupakan tingkat awal membaca huruf hijaiyah yang dilakukan
12
Munir, “Metode Yasiniyah Sebagai Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an,”
Ta’dib: Pendidikan Agama Islam 15, no. 1 (2010), hlm. 32.
9
sebanyak 8 kali pengamatan. Persentasenya adalah 7,5% pada pengamatan
pertama, 10,625% pengamatan kedua, 16,25% pengamatan ketiga, 13,125%
pengamatan keempat, 13,125% pengamatan kelima, 13,75 untuk pengamatan
ke enam sampai kedelapan. Pada kondisi intervensi anak diajarkan membaca
huruf hijaiyah menggunakan metode personifikasi kemudian anak membaca
huruf hijaiyah berdasarkan intruksi yang ada, interverensi diberikan selama 10
hari pengamatan dengan hasil persentasenya yaitu 30% pada pengamatan
kesembilan, 45% pengamatan kesepuluh, 58,125% pengamatan kesebelas,
69,375% pengamatan kedua belas, 78,75% pengamatan ketiga belas, 88,75%
pengamatan keempat belas, 96,25% pengamatan kelima belas, 100%
pengamatan keenam belas sampai kedelapan belas. Pada kondisi baseline (A2)
dilakukan sebanyak enam kali pengamatan dengan hasil persentasenya 100%
pada pengamatan kesembilan belas, 96,25% pengamatan kedua puluh,
94,375% pengamatan kedua puluh satu sampai kedua puluh empat”.13
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, ada kesamaan dengan penelitian
yang penulis rencanakan, yaitu pada segi metode yang digunakan, namun ada
perbedaan jika peneliti meneliti pada siswa SD kelas 5 di SDN 09 Koto Luar
Padang, sedangkan penulis pada siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40
Palembang.
Ketiga, Ahmad Muniri dalam jurnalnya yang berjudul ”Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Melalui Metode Qiro’ati
pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kutowinangun Tingkir Salatiga Tahun
13
M. Abd. Van Fasya, “Efektifitas Metode Personifikasi dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah Bagi Anak Berkesulitan Belajar 10,” Jurnal: Pendidikan
Agama Islam 5, no 3 (2014), hlm. 130.
10
Pelajaran 2008-2009”. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa “kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa kelas V MI Ma'arif Kutowinangun Tingkir Salatiga
dapat ditingkatkan dengan upaya menggunakan metode qiro’ati hal ini
dibuktikan dari hasil Pra Siklus rata-rata kemampuan siswa 58,18; pada Siklus
I rata-rata kemampuan siswa 65,85; pada Siklus II rata-rata kemampuan siswa
71,97; dan di Siklus III rata-rata kemampuan siswa 80,94”.14
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, ada kesamaan dengan penelitian
yang akan penulis rencanakan, yaitu pada segi penerapan metode, tetapi
peneliti menggunakan metode yasiniah, sedangkan penulis menggunakan
metode personifikasi.
Berdasarkan beberapa tinjauan pustaka di atas dapat dipahami bahwa
metode personofikasi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
meningkatkan kemampuanmelafalkan huruf hijaiyah, sehingga peserta didik
bisa melafalkan huruf hijaiyah sesuai dengan makhaj. Dalam penelitian yang
akan dilakukan peneliti kali ini berkaitan juga dengan metode-metode yang
telah digunakan peneliti sebelumnya, hanya saja peneliti akan mencoba
memahami lebih dalam mengenai kemampuan melafalkan huruf hijaiyah
tesebut dengan menggunakan metode personifikasi, sehingga dapat terlihat
bagaimana sebelum dan sesudah kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa
dengan menggunakan metode personifikasi.
G. Kerangka Teori
1. Metode Personifikasi
14
Ahmad Munir, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Melalui
Metode Qiro’ati Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kutowinangun Tingkir Salatiga Tahun Pelajaran
2008-2009,” Jurnal: Pendidikan Agama Islam 3, no. 3 (2009), hlm. 137.
11
“Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani
metodes, kata ini terdiri dari dua kata: yaitu metha yang berarti melalui atau
melewati danhodos berarti jalan yang dilaui untuk mencapai tujuan. Dalam
bahasa Arab metode disebut thariqah”.15
Sedangkan personifikasi menurut
Suka Raja yaitu “suatu cara belajar membaca Al-Qur’an dengan
menggunakan huruf dasar pola personifikasi yaitu dengan menyamakan 15
huruf hijaiyah dengan anggota tubuh. Untuk mempermudah kita mengingat
huruf-huruf hijaiyah ketika membaca Al-Qur’an, dan untuk huruf-huruf
lainnya kita cukup menambahkan titik atau ekor bila perlu”. Adapun huruf
dasar pola personifikasi, yaitu:16
ك ط ل ف ب ح ه ت م ع و ر د سا
Dari penjelasan diatasa dapat diseimpulkan bahwa metode
personifikasi memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
15
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 155. 16
Suka Radja, Panduan Cepat dan Mudah Membaca Al-Qur’an, (Yogyakarta: Kaktus,
2018), hlm. 26.
12
a. Merupakan metode baru, sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk
belajar.
b. Lebih mudah untuk diterapkan, karena cara belajar melafalkan huruf
hijaiyah dengan menggunakan huruf dasar pola personifikasi yaitu
dengan menyamakan 15 huruf hijaiyah dengan anggota tubuh.
c. Makhrijal huruf siswa dalam melafalkan huruf akan terjamin.
2. Huruf Hijaiyah
Huruf hijaiyah berjumlah 29 huruf yang harus dihafal. Huruf pokok
yang digunakan dalam menulis Al-Qur’an adalah huruf hijaiyah. Cara
membacanya dimulai dari kanan ke kiri. Adapun huruf-huruf hijaiyah
sebagai berikut:
ط ظ ع غ ف ق ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض
ك ل م ن و ه أل ء ي
3. Kemampuan Melafalkan Huruf Hijaiyah
Melafalkan dalam KBBI memiliki arti mengucapkan, jadi
kemampuan melafalkan huruf hijaiyah adalah kemampuan seseorang dalam
mengucapkan huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya. Adapun
indikator melafalkan huruf hijaiyah, yaitu dapat melafazkan huruf hijaiyah
sesuai dengan makhraj.17
H. Variabel Penelitian
17
Muharom Zulfison, Belajar Mudah Membaca Al-Qur’an dengan Metode Mandir,
(Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm. 70.
13
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.18 Ada dua jenis
variabel, yaitu:
1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
prediktor, atecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (variabel terikat). Dalam SEM (Structural Equation
Modeling)/Pemodelan Persamaan Struktural, variabel independen disebut
sebagai variabel eksogen.
2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation
Modeling)/Pemodelan Persamaan Struktural, variabel dependen disebut
sebagai variabel indogen.
Penelitian ini terdapat dua variabel pokok, yaitu Metode Personifikasi
sebagai variabel independen (bebas) dan Kemampuan Melafalkan Huruf
Hijaiyah sebagai variabel dependen (terikat), seperti gambar dibawah ini:
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 61.
14
Penerapan Metode Personifikasi
Kemampuan Melafalkan Huruf
Hijaiyah
I. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana mengukur suatu variabel.19 Definisi operasional juga merupakan
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan serta dapat
diamati. Penulis memberikan defenisi operasional agar pembaca atau pun
penulis lebih mudah dalam memberikan gambaran atau batasan tentang
pembahasan masing-masing variabel.
1. Metode personifikasi
Metode personifikasi adalah suatu cara belajar membaca Al-Qur’an
dengan menggunakan huruf dasar pola personifikasi yaitu dengan
menyamakan 15 huruf hijaiyah dengan anggota tubuh. Untuk
mempermudah kita mengingat huruf-huruf hijaiyah ketika membaca Al-
Qur’an, dan untuk huruf-huruf lainnya kita cukup menambahkan titik atau
ekor bila perlu.
2. Kemampuan Melafalkan Huruf Hijaiyah
Melafalkan dalam KBBI memiliki arti mengucapkan, jadi
kemampuan melafalkan huruf hijaiyah ini adalah kemampuan seseorang
dalam melafalkan huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya.
J. Hipotesis Penelitian
19
Heri Junaidi, Metode Penelitian Berbasis Temukenali, (Palembang: Rafah Press, 2018),
hlm. 52.
15
Hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis
pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya.20Adapun juga pengertian
lain dari hipotesis yakni, jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu
diuji melalui pengumpulan data dan analisis data.21 Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ha: Ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penerapan metode
personifikasi dalam meningkatkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah
siswa kelas VIII. 9 di SMP Negeri 40 Palembang.
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah penerapan
metode personifikasi dalam meningkatkan kemampuan melafalkan huruf
hijaiyah siswa kelas VIII. 9 di SMP Negeri 40 Palembang.
K. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan suatu penyelidikan yang direncanakan sedemikian
rupa, sehingga fenomena atau kejadian itu dapat diisolasi dari pengaruh lain.
Pada penelitian eksperimen ini menggunakan “one-group pretest-
posttest design (satu kelompok subjek).22 Sedangkan proses penelitiannya
dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: Pertama: Melaksanakan pretest untuk
20
Husaini Usman dan Purnamo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2013), hlm. 119. 21
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur), (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), hlm. 196. 22
Sugiyono, Op. Cit., hlm. 181.
16
mengukur kondisi awal responden sebelum diberikan perlakuan, Kedua:
memberikan perlakuan (X), Ketiga: melakukan posttest untuk mengetahui
keadaan variabel terikat sesudah diberikan perlakuan”.23
Karena melakukan perbandingan dengan keadaan sebelum dan
sesudah diberi perlakuan, maka hasil perlakuan dapat diketahui lebih akutar.
Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O1= nilai pretest
O2= nilai posttest
2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.24 Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.25
3. Populasi dan Sampel
23
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Prananda Media Group, 2014), hlm. 181. 24
Sugiyono, Op. Cit., hlm. 111. 25
Ibid., hlm. 3.
O1 X O2
17
Populasi dan sampel ialah sumber data dalam penelitian dan objek
penelitian. Populasi dan sampel harus diambil dengan tepat seihngga
membuat tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik.Populasi adalah
himpunan keseluruhan karakteristik dari objek penelitian.26 Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Populasi SMP Negeri 40 Palembang
KELAS
JENIS KELAMIN
JUMLAH
SISWA PEREMPUAN LAKI-LAKI
VIII.1 15 orang 17 orang 32 orang
VIII.2 16 orang 16 orang 32 orang
VIII.3 15 orang 17 orang 32 orang
VIII.4 17 orang 15 orang 32 orang
VIII.5 17 orang 14 orang 31 orang
VIII.6 14 orang 16 orang 30 orang
VIII.7 15 orang 16 orang 31 oramg
VIII.8 13 orang 18 orang 31 orang
VIII.9 15 orang 14 orang 29 orang
VIII.10 13 orang 16 orang 29 orang
VIII.11 17 orang 15 orang 32 orang
Jumlah Keseluruhan Siswa 341 orang
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 40 Palembang
Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi demikian sifat
dan karakter populasi juga ada pada sampel dan sampel juga merupakan
26
Sedarmayanti dan Syarifudin Hodayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju,
2011), hlm. 121.
18
kelompok kecil yang diamati.27 Adapun sample dalam penelitian ini diambil
secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penelitian
dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu diambil ampel dari penelitian
ini yaitu siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang, sebagai berikut:
Tabel 1.2
Data siswa kelas VIII. 9 SMP Negeri 40 Palembang
KELAS
JENIS KELAMIN JUMLAH
SISWA PEREMPUAN LAKI – LAKI
VIII.9 15 14 29
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 40 Palembang
4. Jenis Data dan Suber Data
a. Jenis Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu:
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
kualitatif yang diangkakan. Dengan kata lain, data kuantutatif adalah
data-data hasil observasi atau pengukuran yang dinyatakan dalam
angka-angka. Penelitian menggunakan data kuantitatif berupa data
yang menunjukkan angka atau jumlah skor hasil tes. Data ini dperoleh
dari skor siswa dalam menngerjakan tes awal dan tes akhir.
2) Data Kuanlitatif
Data kuanlitatif adalah data yang berupa kalimat, kata, atau
gambar. Data ini berkenaan dengan penerapan metode
27
Ibid., hlm. 124.
19
personifikasidalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
siswa kelas VIII.9 di SMP Negeri 40 Palembang.
b. Sumber Data
Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
sumber data primer dan data skunder.
1) Suber data primer diperoleh dari siswa dan guru yang ada di SMP
Negeri 40 Palembang.
2) Sumber data skunder diperoleh dari kepala sekolah dan arsip-arsip
yang tersimpan di SMP Negeri 40 Palembang.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Menurut Sugiyono observasi adalah teknik penilaian dengan cara
mengamati tingkah laku pada suatu situasi tertentu. Teknik pengumpulan
data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila bila responden
yang diamati tidak telalu besar.28 Dalam penelitian ini peneliti memilih
observasi non partisipan atau tidak terlibat karena peneliti hanya
mengamati peserta didik untuk mengetahui metode personifikasi dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an seperti kelancaran
membaca dan pembacaan sesuai dengan makhraj.
b. Tes
28
Sugiyono, Op. Cit., hlm. 203.
20
Tes adalah latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok.29 Teknik penilian yang biasa digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian suatu kompetensi
tertentu, melalui pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk
angka.Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan
melafalkan huruf hijaiyah dalam penerapan metode personifikasi. Tes ini
untuk mengetahui kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa kelas
VIII di SMP Negeri 40 Palembang. Hal yang dilakukan peneliti yaitu
mengadakan pre-test sebelum menggunakan metode personifikasi dan
post-test setelah menggunakan metode personifikasi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis.Pengumpulan data ini bisa melalui alat kamera atau
dengan cara fotokopi buku-buku, data tertulis berupa arsip-arsip dan
kondisi yang berkaitan langsung dengan lokasi penelitian, seperti sejarah
berdirinya sekolah, tujuan berdirinya sekolah, visi dan misi, saran,
keadaan guru, keadaan siswa, kurikulum yang ditetapkan, keadaan
sarana.
6. Prosedur Penelitian
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 150.
21
Prosedur penelitian eksperimen yang terdiri dari satu kelompok yang
diberi perlakuan. Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Persiapan penelitan melakukan konsolidasi dengan kepala sekolah serta
mengurus surat izin penelitian yang akan dilaksanakan di SMP Negeri 40
Palembang.
b. Sleksi Objek Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, seleksi dilakukan dengan melaksanakan
tes pada semua siswa di 11 kelas pada kelas VIII di SMP Negeri 40
Palembang.
c. Pelaksanaan Eksperimen
1) Melakukan Pre-test
Siswa diminta untuk melafalkan huruf hijaiyah, hal ini dilakukan oleh
seorang guru untuk melakukan pre-test.
2) Melakukan Treatment
Siswa diminta untuk melafalkan huruf hijaiyah dengan metode
personifikasi, hal ini adalah bentuk treatment yang diberikan seorang
guru kepada siswa.
3) Melakukan Post-test
Setelah diterapkannya metode personifikasi, guru melakukan tes
melafalkan huruf hijaiyah pada siswa. Kemudian melakukan analisis
data dan pengelolaan.
7. Teknik Analisis Data
22
Jika semua data sudah terkumpul, maka diteruskan dengan
melakukan analisis data dan pengelolaan dengan menggunakan rumus tes
“t”. Dengan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:30
a. Mencari mean untuk variabel I: = + i (∑
)
b. Mencari maen untuk variabel II: = + i (∑
)
c. Mencari deviasi standar variabel I:
= i √∑
- (
∑
)
d. Mencari deviasi standar variabel II:
= i √∑
- (
∑
)
e. Mencari standar error maen variabel I:
=
√
f. Mencari standar error maen variabel II:
=
√
g. Mencari koefisien korelasi “r” product moment ( atau ) yang
menunjukkan kuat-lemahnya hubungan (korelasi) antara variabel I dan
variabel II (dengan bantuan peta korelasi), dengan rumus:
atau =
∑ ( )
( )( )
h. Mencari standar error perbedaan antara maen variabel I dan maen
variabel II, dengan rumus:
30
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2015), hlm.
326.
23
= √
2 2 - (
) )
i. Mencari dengan rumus:
=
Seterusnya, baik data tunggal maupun data kelompok setelah diperoleh
data , lalu diberikan interpretasi terhadap dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Mencari df atau db dengan rumus: df atau db = N – 1
2) Kemudian: berdasarkan besarnya df atau db tersebt, kita cari harga
kritik “t” yang tercantum dalam tabel nilai “t”, pada taraf sighnifikasi
5% dan taraf signifikan 1% dengan catatan: Apabila sama dengan
atau lebih besar dari pada maka hipotesis nihil ditolak, berarti
diantara kedua variabel yang kita selidiki tedapat perbedaan mean
yang signifikan. Namun jika lebih kecil dari pada maka
hipotesis nihil diterima atau disetujui, berarti diantara kedua variabel
yang kita selidiki tidak terdapat perbedaan mean yang sighnifikan.
j. Menarik kesimpulan.
L. Sistematika Penelitian
BAB I Pendahuluan,terdiri atas:
Penjelasan secara garis besar permasalahan yang akan diteliti, yaitu: Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Variabel
24
Penelitian, Definisi Operasional, Hipotesis, Metode Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data dan Sistematika Penelitian.
BAB II Landasan Teori,terdiri atas:
Berisi tentang pengertian metode personifikasi, pengertian huruf hijaiyah, dan
pengertian kemampuan melafalkan huruf hijaiyah.
BAB III Deskripsi Lokasi Penelitian,terdiri atas:
Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 40 Palembang, letak geografis, visi dan
misi, struktur organisasi, fasilitas, keadaan tenaga pengajar, jumlah siswa, tata
tertib, jenis kegiatan.
BAB IV Analisis Data,berisi penerapan metode personifikasi dalam
meningkatkan kemampuan melafalkan huruf hijaiyah siswa kelas VIII.9 di
SMP Negeri 40 Palembang.
BAB V Penutup,terdiri atas simpulan dan saran.