bab i pendahuluan 1.1. latar belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/chapter...

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reggae adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sistesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus-putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vocal yang ”berkotbah” dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Tema yang paling sering dijadikan lirik adalah Rastafari, protes sosial politik, dan pesan manusiawi. 1 Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum Rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae, awal dan lirik-lirik lagu Reggae sarat dengan muatan ajaran Rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik Reggae pertama kali dikembangkan di Jamaika pada akhir tahun 1960. Akar musik ini adalah musik ska dan rockcteady, yang temponya lebih cepat dibandingkan Reggae. Meskipun kadang-kadang digunakan dalam pengertian yang lebih luas untuk merujuk kepada sebagian besar jenis musik Jamaika. Kata “reggae” sebenarnya berasal dari logat Afrika dari kata “ragged” yaitu gerakan seperti menghentak badan saat orang menari dengan iringan musik ska atau reggae. Reggae sendiri dipengaruhi oleh musik R&B, rock, alypso, rhumba serta musik khas Jamaika yang disebut Mento yang cenderung memberi tekanan pada nada- nada lemah serta hentakan ritmik drum yang komplek. 1 www.indoreggae.com//sejarah reggae Universitas Sumatera Utara

Upload: dodung

Post on 30-Jan-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Reggae adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan blues

serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sistesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika

dan memasukkan ketukan putus-putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola

vocal yang ”berkotbah” dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Tema

yang paling sering dijadikan lirik adalah Rastafari, protes sosial politik, dan pesan

manusiawi.1

Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan

kaum Rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut

gimbal menghiasi para musisi reggae, awal dan lirik-lirik lagu Reggae sarat dengan

muatan ajaran Rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya

hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga

mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik

Reggae pertama kali dikembangkan di Jamaika pada akhir tahun 1960.

Akar musik ini adalah musik ska dan rockcteady, yang temponya lebih cepat

dibandingkan Reggae. Meskipun kadang-kadang digunakan dalam pengertian yang

lebih luas untuk merujuk kepada sebagian besar jenis musik Jamaika.

Kata “reggae” sebenarnya berasal dari logat Afrika dari kata “ragged” yaitu

gerakan seperti menghentak badan saat orang menari dengan iringan musik ska atau

reggae. Reggae sendiri dipengaruhi oleh musik R&B, rock, alypso, rhumba serta

musik khas Jamaika yang disebut Mento yang cenderung memberi tekanan pada nada-

nada lemah serta hentakan ritmik drum yang komplek.

1 www.indoreggae.com//sejarah reggae

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau

Dreadlock serta lirik-lirik ‘Rasta’ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam

kata lain, Dreadlock dan ajaran Rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya

pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.

Di Indonesia, reggae mulai berkembang di tahun 1980-an hingga sekarang.

Ada beberapa musisi yang eksis memainkan musik reggae di Indonesia. Di antaranya

adalah Abreso, yang sudah bernyanyi reggae sejak tahun 1980-an, dan berkisar tahun

1984 mereka telah melakukan rekaman. Dan Abreso inilah yang tercatat sebagai

memainkan musik reggae di Indonesia.2

Perkembangan musik reggae di kota Medan dapat dilihat berdasarkan

munculnya beberapa band reggae, yaitu: Coconut Head, Castello, After Sunset,

Campigna, Black Banana Trees, Wacacau serta Tobasta. Dan di kota Medan terdapat

Selain itu, dikenal pula nama Imanes, Toni Q

Rastafarra, Steven and The Coconut Trees dan juga almarhum Mbah Surip. Tony Q

Rastafara dengan group band Rastafara adalah orang yang pertama mempopulerkan

music reggae di Indonesia dengan membawakan lagu-lagu ciptaan Bob Marley dan

lagu-lagu ciptaannya sendiri dan hingga sekarang masih tetap berkarya. Begitu juga

dengan Steven Cocounattreez yang hadir dengan warna musik yang sama di tahun

2000-an.

Di kota Medan juga tidak luput dari pengaruh musik reggae, hal ini dapat

dilihat berdasarkan munculnya band reggae kota Medan yakni Coconud Head,

Campina Reggae, dan lain-lain. Sekarang ini semakin banyak pecinta musik reggae di

kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, namun berbagai

aktivitas yang diangggap sebagai apresiasi terhadap musik reggae.

2 www.indoreggae.com//sejarah reggae di Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

suatu komunitas pecinta musik reggae, yaitu REMI (Reggae Medan Indonesia) yang

terdiri dari beberapa kelompok band di dalamnya. Tercatat ada 9 kelompok yang

tergabung dalam komunitas REMI, yaitu: Coconut Head, Castello, After Sunset,

Campigna, Black Banana Trees, Wacacau serta Tobasta.

Penampilan para pecinta music reggae di kota Medan tidak jauh beda dengan

penampilan para pecinta reggae di negara-negara lainnya. Dalam hal ini penampilan

yang dimaksud penulis adalah cara tatanan rambut, assesoris tubuh, misalnya: ikat

rambut, gelang, cincin, kalung, dan cara berpakaian yang berwarna merah, kuning,

hijau. Selain itu pecinta musik reggae di kota Medan juga kerap menggunakan gambar

daun Marijuana yang dipercaya sebagai hippies yang pernah popular di Amerika

Serikat. Sama halnya dengan Coconud Head, group band reggae ini juga

berpenampilan seperti penganut Rastafari.

Menurut vocalis Coconut Head yang kerap di sapa B.T (30 tahun), dikenalnya

musik reggae di Kota Medan sebenarnya sudah sejak tahun 1980-an, namun

munculnya band-band yang beraliran reggae ada sejak tahun 2000-an. Begitu juga

yang telah diungkapkan oleh Chalid, vocalis Sunset (35 tahun) dan Bembeng, gitaris

Sunset (36 tahun), dikenalnya musik reggae di kota Medan sudah sejak tahun 1980-an,

yaitu dikenal lewat media televisi dan radio, serta jaringan internet. Namun group band

yang beraliran reggae muncul pada tahun 2000-an.

Group band reggae di kota Medan yang masih eksis sampai sekarang ini adalah

Coconut Head. Group Band yang berdiri pada tahun 2005 ini mampu mempopulerkan

musik reggae di kota Medan melalui berbagai pentunjukan yang mereka tampilkan di

kota Medan. Selain itu, Coconut Head juga telah dikenal diberbagai daerah di

Indonesia secara khusus para pecinta reggae. Salah satu bukti dari ketenaran Coconut

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

Head di dunia musik reggae Indonesia adalah dengan di undangnya sebagai salah satu

bintang tamu di Indonesia Reggae Fest 2011 pada tanggal 21 Mei 2011 yang

dilaksanakan di Area Pekan Raya, Jakarta, Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa permasalahan yang menarik untuk

dikaji dari topik penelitian ini; pertama, bagaimana sejarah dan keberadaan reggae

dikota medan. Kedua, bagaimana perkembangan band musik reggae di Kota Medan.

Ketiga, bagaimana ekspresi sosial dan aktivitas komunitas reggae di kota Medan.

Keempat, bagaimana seni pertunjukan yang dilakukan oleh Coconut Head sehingga

mereka dapat mempopulerkan musik reggae di kota medan. Sehingga penulis ingin

menulis skripsi dengan judul ’ Deskripsi Seni Pertunjukan Komunitas Musik Reggae

di Kota Medan; Studi Kasus Ccocnut Head”.

1.2 Pokok Permasalahan

Dari latar belakang yang dikemukakan, ada beberapa permasalahan yang

menarik untuk dikaji dari topik penelitian ini:

1. Bagaimana sejarah singkat musik reggae?

2. Bagaimana sejarah dan keberadaan musik reggae di kota Medan?

3. Bagaimana ekspresi sosial dan aktivitas komunitas reggae di kota Medan?

4. Bagaimana seni pertunjukan Coconut Head pada acara Indonesia Reggae Fest

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan utama dari

penulisan dan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah musik reggae di dunia dan di Indonesia

dan secara khusus di Kota Medan

2. Untuk mengetahui bagaimana keberadaan perkembangan musik reggae di

dunia dan di Indonesia dan secara khusus di Kota Medan

3. Untuk mengetahui bagaimana seni pertunjukan Coconut Head di dalam

mengapresiasikan kecintaannya terhadap musik reggae sehingga dapat

mempopulerkan musik reggae di kota Medan.

1.3.2 Manfaat

Diharapkan melalui penelitian ini dapat diketahui kehidupan salah satu

subkultur yang mengisi kemajemukan jenis musik di kota Medan yang menamakan

dirinya sebagai komunitas reggae kota Medan atau Reggae Medan Indonesia (REMI).

Selain itu, secara khusus, tulisan ini merupakan bentuk pengaplikasian ilmu yang

diperoleh penulis selama studi di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra,

Universitas Sumatera Utara. Adapun secara umum, tulisan ini dapat merupakan

informasi bagi para pembaca tentang keberadaan musik reggae yang ada di kota

Medan dan komunitasnya.

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Koentjaraningrat (1980:207) menyebutkan bahwa konsep adalah sistem

pedoman hidup dan cita-cita yang akan dicapai oleh banyak individu dalam suatu

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

masyarakat, masing-masing suku bangsa mempunyai istilah dalam musik yang

berbeda dengan suku lain.

Deskriptif, menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah menggambarkan

apa adanya. Kata ”deskriptif” berasal dari bahasa Inggris yaitu ”deskriptive” yang

berarti bersifat menyatakan sesuatu dengan memberikan gambaran melalui kata-kata

atau tulisan. Seeger (1958:184) menyebutkan, penyampaian suatu objek dengan

menerangkannya terhadap pembaca secara tulisan maupun lisan dengan sedeteil-

deteilnya. Berdasarkan kedua kutipan di atas, deskripstif yang dimaksud dalam

penulisan ini adalah bersifat menyatakan dan menyampaikan sesuatu apa adanya

dengan menggambarkannya secara jelas mengenai musik, kegiatan dan penampilan

komunitas pecinta musik reggae di kota Medan.

Seni pertinjukan Indonesia memiliki ciri yang istimewa. Ia adalah sosok seni

pertunjukan yang bersifat sangat lentur. Ia memiliki sifat yang demikian karena

lingkungan masyarakatnya selalu berada pada suatu kurun waktu tertentu, mapan, dan

mengembangkan suatu sosok yang tumbuh sebagai suatu tradisi (Umar Kayam,

2003;3).

Menurut Sal Murgiyanto (1996);156), pertunjukan adalah sebuah komunikasi

yang dilakukan oleh satu orang atau lebih, pengirim pesan merasa tanggung jawab

pada seseorang atau lebih penerima pesan, dan kepada sebuah tradisi seperti yang

mereka pahami bersama melalui seperangkat tingkah laku yang khas. Komunikasi

akan terjadi jika pengirim pesan (pelaku pertunjukan) benar-benar mempunyai maksud

(intention) dan penonton memiliki perhatian (attention) untuk menerima pesan.

Dengan kata lain, dalam sebuah pertunjukan harus ada pemain (performer) penonton

(audience), pesan yang dikirim dan cara penyampaian yang khas. Melihat konsep di

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

atas, berbagai pertunjukan Coconut Head dapat dikategorikan sebagai seni pertunjukan

dimana dalam pertunjukannya ada pemain, penonton, pesan yang dikirim, dan dengan

penyampaian pesan yang khas.

Pada situs http//id.wikipedia/org.wiki/komunitas dituliskan ”komunitas berasal

dari bahasa latin yaitu ”communitas” yang berarti ”kesamaan” kemudian dapat

diturukan dari communis yang berarti ”sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”. :

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi

lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan yang sama. Dalam komunitas manusia

individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,

preperensi, kebutuhan, resiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan

kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-

norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal

maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas, baik dari sudut

struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602) musik adalah ilmu atau seni

menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk

menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada

atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan

keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

Berdasarkan pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya

musik dapat juga disebut sebagai media seni, dimana pada umumnya orang

mengungkapkan kreativitas dan ekspresi seninya melalui bunyi-bunyian atau suara.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

Oleh karena itulah pengertian musik sangat Universal, tergantung bagaimana orang

memainkannya serta menikmatinya.

Seni musik adalah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan

secara teratur dalam bentuk bunyi. Bisa dikatakan, bunyi (suara) adalah elemen musik

paling dasar. Suara musik yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu:

irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu,

panjang, pendek dan temponya, dan ini memberikan karakter tersendiri pada setiap

musik. Kombinasi beberapa tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi tertentu.

Selanjutnya, kombinasi yang baik antara irama dan melodi melahirkan bunyi yang

harmoni.

Kata ”reggae” sebenarnya berasal dari logat afrika dari kata “ragged” yaitu

gerakan seperti menghentak badan saat orang menari dengan iringan musik ska atau

reggae. Pada tulisan ini, maksud dari pada reggae adalah merupakan suatu aliran

musik yang berasal dan berkembang di Jamaika dan aliran musik reggae tersebut juga

berkembang pesat di berbagai negara.

1.4.2 Teori

Teori adalah sekumpulan pernyataan yang mempunyai kaitan logis, yang

merupakan cermin dari kenyataan yang ada mengenai sifat-sifat suatu kelas, peristiwa

atau suatu benda. Teori harus mengandung konsep, pernyataan, definisi, baik itu

definisi teoritis maupun operasional dan hubungan logis yang bersifat teoritis dan logis

antara konsep tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam teori

didalamnya harus terdapat konsep, defenisi dan proposisi, hubungan logis diantara

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

konsep-konsep, definisi-definisi dan proposisi-proposisi yang dapat digunakan untuk

eksplorasi dan prediksi.

Berbagai teori dan metode keilmuan dan pendekatan etnomusikologis dengan

didukung dengan pendekatan ilmu-ilmu lainnya sangatlah diperlukan untuk

mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan musik sebagai produksi dari

tingkah laku manusia (the product of behaviour). Hal ini seperti yang dikatakan oleh

Merriam (1964) di dalam bukunya The Antropology of Music mengatakan bahwa “ The

ultimate interest of man is man himself, and music part of what he does and part of

what he studies about” ‘perhatian manusia yang utama adalah manusia itu sendiri,

dan musik yang termasuk di dalamnya adalah merupakan bagian yang dikerjakan

sebagai dirinya sendiri.’

Meriam ingin mengatakan bahwa dalam mempelajari manusia, salah satu aspek

yang cukup penting untuk mengungkapkannya ialah melalui musik, dimana musik

reggae merupakan ungkapan perasaan untuk lebih merdeka dan bebas dalam berkarya

dan menunjukkan identitasnya. Sehingga dengan demikian manusia dan musik adalah

dua hal yang saling bertautan, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Dengan kata lain musik adalah merupakan produksi dari tata tingkah laku yang

sekaligus menjadi gambaran jiwa dan ekspresi seni masyarakatnya.

Lebih lanjut Maran (2005) mengatakan, tidak ada kebudayaan yang bersifat

statis, setiap individu dan setiap generasi melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan

semua desain kehidupan sesuai kepribadian mereka dan sesuai dengan tuntutan zaman.

Adapun dalam pembahasan terhadap pokok permasalahan dari penelitian ini

antara lain dalam hal:

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

• Teori perkembangan musik populer

Untuk membahas bahwa musik reggae sebagai salah satu musik populer yang

selalu berhubungan dengan pertunjukan, media massa dan industri rekaman, Nettl

mengatakan dalam popular Music of The Non-Western World (Manuel, 1998:2) bahwa

musik populer selalu dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang diorientasikan kepada

penonton, ditampilkan oleh para profesional yang menghargai hasil karya musiknya,

mempunyai statistika sendiri tentang musik seni dari suatu budaya yang mulai pada

abad ke-20, persebarannya meluas melalui media massa, radio dan industri rekaman.

Jadi jelas bahwa konser-konser musik reggae dalam hal ini sebagai salah satu sub

genre dari musik rock yang sering diadakan, kaset-kaset industri rekaman yang beredar

dan media massa yang juga ikut berpartisipasi adalah hal-hal yang mempengaruhi

perkembangan musik reggae.

Dalam mendeskripsikan musik reggae ini, penulis mengacu pada teori

perkembangan musik populer dimana teori ini akan digunakan untuk melihat sejauh

mana perkembangan musik reggae sebagai salah satu musik popular yang berkembang

di kota Medan. Nettl dalam Eight Urban Musical Cultures: Traditional dan Change

(1978:171) menawarkan dua pola proses kebudayaan, yaitu modernisasi dan

westernisasi. Modernisasi adalah suatu proses pengadaptasian yang menonjolkan

tampilan dari Barat dengan tujuan untuk memperluas, dengan tidak menggantikan

elemen-elemen utamanya. Westernisasi adalah suatu proses pembaratan, dimana

budaya barat telah menjadi budaya tempatan atau asli yang menggantikan elemen-

elemen budaya tempatan atau asli tersebut. Berkaitan dengan perkembangan musik

reggae di Medan, kedua pola proses perubahan kebudayaan inilah yang diadopsi oleh

pemusik dan penikmat musik reggae di Medan. Pengaruh modernisasi tercermin dari

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

pola pikir mereka yang menyukai musik dan gaya hidup Rastafari yang secara nyata

bukan berasal dari budaya Indonesia, pengaruh westernisasi tercermin dari perwujudan

prilaku sosial dan musikal, serta gaya berpakaian yang mereka tiru.

Shin Nakagawa dalam bukunya Musik dan Kosmos: Sebuah Pengantar

Etnomusikologi (2000:19-20) mengemukakan tentang pluralisme musik yang hidup

berdampingan (pluralistic coexistence of music) dimana pluralisme kebudayaan

biasanya terjadi pada masyarakat urban yang anggota masyarakatnya bi- (dua) atau

multietnis. Dua kemungkinan bisa terjadi dalam musik tersebut, pertama, saling

mencampur unsur-unsur musik yang ada menjadi sintesis baru dan kedua, masing-

masing hidup secara berdampingan.

Untuk memperkuat teori bahwa musik reggae berkembang di kota-kota besar

dan menjadi bagian dari kajian Ethnomusikologi, Nettl dalam Recent Directions in

Ethnomusicology (1992:380,384) mengemukakan tentang fenomena Ethnomusicology

Urban yang merupakan suatu studi terhadap budaya kaum minoritas dan musik para

imigran. Dalam hal ini dapat dianalisis adalah bahwa gejala urbanisasi memunculkan

istilah Ethnomusicology Urban dengan melihat bagaimana telah terjadi transformasi

kota dalam konteks budaya individu yang melahirkan budaya sentramultikultural di

pusat kota tersebut. Dikaitkan dengan sejarah awal musik Reggae yang berasal dari

musik rock di Barat, hal inilah yang terjadi hingga akhirnya musik rock dan

perkembangannya terus berkembang luas termasuk ke Medan sebagai salah satu kota

besar di Sumatera Utara.

Selanjutnya untuk membahas masalah bahwa dalam bidang musik populer

menganut prinsip “sistem bintang” begitu pula yang terjadi pada musik reggae,

Manuel (1988:3) mengatakan bahwa “musik populer sering menjadi musik hiburan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

sekuler/duniawi yang produksi dan penggunaannya tidak diasosiasikan secara intrinsik

dengan fungsi-fungsi perputaran kehidupan tradisional yang khusus atau memiliki satu

“sistem bintang”, dimana media mempromosikan pengaguman terhadap suatu

kepribadian yang populer disekitar gaya hidup para musisi, fashion atau kehidupan

pribadi”. Hal ini bertujuan agar antara musisi dan penggemar memiliki jarak dan batas,

dimana nantinya akan mengakibatkan rasa ingin tahu yang berlebihan dari penggemar

terhadap musisi idolanya itu. Akhirnya media massa pun akan sangat berperan untuk

mendekatkan penggemar secara terus menerus tentang semua hal yang dirasa glamour

dalam berita-berita terbaru dari “bintang” tersebut dan tentu akan membuat para

penggemar akan selalu berfantasi akan kehidupan “bintang”nya itu.

Yang lebih relevan lagi, mengenai “sistem bintang” pada musik populer

terhadap sejarah munculnya musik reggae adalah yang seperti dijelaskan oleh Mauly

Purba dan Ben M. Pasaribu (2006:8) dalam buku “Musik Populer”, yaitu suatu cara

untuk mencari kebaruan dengan adanya kebiasaan-kebiasaan dalam musik populer

yang diabaikan seperti: ada lagu instrumental, tanpa vokal sama sekali; ada penyanyi

atau pemain yang dengan sengaja memilih pakaian jelek atau aksesoris dan rambut

yang aneh seolah mengancam; ada lagu yang diambil dari musik klasik atau sumber

lain yang tidak “akrab” dengan kebanyakan pendengar musik populer; ada acord atau

ritme yang aneh. Tetapi biasanya keanehan-keanehan ini hanya berfungsi sebagai

variasi dan musiknya tetap jalan sebagaimana biasanya. Begitu pula halnya yang

terjadi pada musik reggae, banyak hal-hal baru dalam musik dan penampilan atau

fashion para pemusik reggae yang menjadi faktor penarik bagi yang melihat atau

penikmat musiknya dalam hal ini adalah “penggemar”. Dimana yang sangat berperan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

penting sebagai media penghubung adalah media massa yang mendekatkan penggemar

dan “bintang”nya.

• Analisis terhadap penyajian pertunjukan

Teori yang digunakan untuk hal ini adalah yang diajukan oleh Alan P. Merriam

dan Andrienne L. Keappler.

Merriam dalam bukunya The Anthropology of Music (1964) mengatakan

bahwa dalam menganalisis suatu penyajian pertunjukan musikal penting diperhatikan

mengenai elemen-elemen, bunyi musikal, konsep-konsep mengenai musik dan tingkah

laku manusia berhubungan dengan bunyi musikal yang mempengaruhi terhadap

konsep-konsep musik.

Di sisi lain, Keappler (1972) menekankan pada etnologi pertunjukan yang

menggabungkan analisi emik dan analisis etik. Analisis emik adalah penggambaran

suatu peristiwa pertunjukan menurut cara pandang masyarakat pendukung itu sendiri.

Analisis etik adalah penggambaran pertunjukan dengan cara pandang teoritis dari

penelitian peristiwa pertunjukan tersebut.

• Teori Difusi

Teori ini mengemukakan bahwa suatu kebudayaan dapat menyebar

kekebudyaan lain melalui kontak budaya. Karena teori ini berpijak pada alasan adanya

suatu sumber budaya, maka sering juga disebut dengan teori monogenesis (lahir dari

suatu kebudayaan). Lawannya adalah teori poligenesis, yang menyatakan bahwa

beberapa kebudayaan mungkin saja memilki persamaan ide, aktivitas, maupun benda.

Tetapi persamaan kebudayaan itu bukan menjadi suatu alasan adanya satu sumber

kebudayaan. Bisa saja persamaan itu secara kebetulan, karena adanya unsur universal

dalam diri manusia.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

Dalam zaman modern sekarang ini, difusi unsur-unsur kebudayaan yang timbul

di salah satu tempat di muka bumi berlangsung dengan cepat sekali, bahkan seringkali

tanpa kontak yang nyata antara individu-individu. Ini disebabkan karena adanya alat-

alat penyiaran yang sangat efektif, seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan

televisi (Koentjaraningrat,2002: 246-247). Jadi tidak heran jika seandainya gaya

bermusik dan gaya visual seorang pecinta musik reggae dalam waktu kurang dari

sebulan atau bahkan seminggu telah ditiru oleh remaja di Indonesia karena adanya

televisi, intenet, dan TV kabel.

1.5 Metode Penelitian

Metode di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam

proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu

pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

dengan sabar dan hati-hati serta sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis

2003:24).

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif.

Menurut Nawawi dan Martini (1995:209) penelitian kualitatif adalah rangkaian atau

proses menjaring data (informasi) yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah

dalam kondisi aspek atau bidang kehidupan tertentu pada objeknya. Selanjutnya

Moleong juga menambahkan bahwa penelitian kualitatif dibagi dalam empat tahap,

yaitu: tahap sebelum ke lapangan (pra lapangan), tahap kerja lapangan, analisis data

dan penulisan laporan.

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan metode deskriptif yang bersifat

kualitatif. Menurut Koentjaraningrat (1990:29) mengatakan bahwa penelitian yang

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

bersifat deskriptif adalah bertujuan untuk memaparkan secara tepat sifat-sifat suatu

individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau

penyebaran dari suatu gejala ke gejala lain dalam suatu masyarakat.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan

tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian, maka penulis terlebih

dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literature atau sumber bacaan

yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan.

Sumber bacaan yang dilakukan dapat berasal dari peneliti luar maupun peneliti

dari Indonesia sendiri. Selain bacaan yang dapat berupa majalah atau Koran, bulletin,

buku ilmiah, jurnal, skripsi sarjana, tesis, berita dan lain-lain, penulis juga

menggunakan buku-buku yang cukup relevan dengan topik permasalahan dalam

penelitian ini, terutama yang menyangkut pada komunitas, gaya hidup dan musik dari

komunitas reggae. Buku-buku tersebut antara lain ialah, The Anthropology of Music,

tulisan Alan P. Merriam, 1964; Theory and Method in Ethnomusicology, karya Bruno

Nettl, 1864; Pokok-pokok Antropologi Budaya, karya T.O. Ihromi, 1987; serta buku-

buku pendukung lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian ini.

1.5.2 Kerja Lapangan

Kerja lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data yang paling

akurat karena peneliti langsung dapat mengamati langsung objek yang akan diteliti

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

sehingga data yang diperoleh lebih objektif. Dalam hal ini data yang dibutuhkan dapat

dibagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

data yang paling utama menjadi kebutuhan peneliti dimana data-data yang diperoleh

dengan melakukan observasi langsung ke lapangan penelitian. Dalam observasi

tersebut dilakukan pula perekaman terhadap informasi utama, seperti perekaman

terhadap kegiatan yang dilakukan oleh street punkers dan wawancara terhadap street

punkers dan orang-orang awam yang di dalamnya banyak menggunakan istilah-istilah

atau terminologi-terminologi setempat melalui teknik atau pendekatan elisitasi

(bertanya langsung kepada informan). Sementara data sekunder yaitu data-data atau

informasi yang diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mengumpulkan informasi

yang sebanyak-banyaknya dari berbagai bahan bacaan yang terkait dengan topik

penelitian ini.

Selain itu dalam pelaksanan pengambilan data primer ada beberapa tahapan

penting yang perlu dilakukan yaitu:

1.5.2.1 Observasi langsung

1.5.2.2 Wawancara

1.5.2.3 Metode Penelusuran Data Online

1.5.2.4 Perekaman

1.5.2.5 Pemotretan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

1.5.2.1 Observasi Langsung

Adapun observasi langsung ini dilakukan uantuk mendapatkan secara langsung

data-data yang dibutuhkan selama berlangsungnya kegiatan yang diamati tersebut.

Selain mengamati kegiatan dari observasi langsung ini penulis dapat langsung

menentukan orang-orang yang dianggap mampu menjadi narasumber dalam

pengumpulan data-data yang dibutuhkan penulis.

Pengamatan atau observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian

digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu :

a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak

menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan

pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Dalam metode pengamatan setidaknya ada 3 (tiga) macam metode, yaitu :

1. Metode pengamatan bebas. Metode ini menggunakan teknik pengamatan

yang mengharuskan si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan-

hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya. Si peneliti

dalam hal ini tidak ada hubungan apapun dengan para pelaku yang

diamatinya.

2. Metode pengamatan terkendali. Dalam pengamatan terkendali, si peneliti

juga tidak terlibat hubungan emosi dan perasaan dengan yang ditelitinya,

seperti halnya dengan pengamatan biasa. Yang membedakannya adalah

pada pengamatan terkendali para pelaku yang akan diamati diseleksi dan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

kondisi-kondisi yang ada dalam ruang atau tempat kegiatan pelaku itu

diamati dan dikendalikan oleh si peneliti.

3. Metode pengamatan terlibat. Melalui metode pengamatan terlibat si

peneliti mempunyai hubungan dengan para pelaku yang diamatinya dalam

melakukan pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan. Sasaran dalam

metode pengamatan terlibat adalah orang atau pelaku. Macam-macam

keterlibatan yang ada dalam pengamatan terlibat adalah sebagai berikut :

(1) keterlibatan yang pasif yaitu peneliti tidak melakukan suatu interaksi

sosial dengan para pelaku yang diamatinya. (2) keterlibatan setengah-

setengah yaitu peneliti selain menjadi wadah bagi kegiatan yang

diamatinya, peneliti juga menjadi struktur dimana ia sebagian dari

pendukunya. (3) keterlibatan aktif yaitu si peneliti ikut mengerjakan apa

yang dikerjakan oleh para pelaku dalam kehidupan sehari-harinya. (4)

keterlibatan penuh atau lengkap yaitu si peneliti kehadirannya dianggap

biasa pada kegiatan yang dilakukan.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode pengamatan

terlibat. Disini penulis bertindak sebagai pengamat total yang dapat masuk ke suatu

tempat dan melakukan pengamatan sebagai seorang peneliti. Melalui pengamatan ini

peneliti dalam mengumpulkan bahan keterangan yang diperlukan tidak perlu

bersembunyi tapi juga tidak mengakibatkan perubahan oleh kehadirannya pada

kegiatan yang diamati. Dalam hal ini, peneliti harus berusaha memperoleh

kepercayaan penuh dari orang-orang yang menjadi sasaran penelitiannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, jawaban responden akan

dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) (Suhartono, 1995:67). Teknik

wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah seperti yang dikemukakan oleh

Koentjaraningrat (1985:138-140) mengatakan bahwa wawancara dapat dilakukan

dengan tiga cara yaitu:

1. Wawancara berfokus : pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu dan selalu

berpusat kepada satu pokok permasalahan

2. Wawancara bebas : pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpusat pada pokok

permasalahan tetapi beraneka ragam selama masih berkaitan dengan objek

penelitian.

3. Wawancara sambil lalu : pertanyaan dalam hal ini diajukan kepada nara sumber

dalam situasi yang tidak terkonsep ataupun tanpa persiapan. Dengan kata lain

informan dijumpai secara kebetulan.

Dalam hal ini wawancara penulis menggunakan wawancara berfokus dan

wawancara bebas.

1.5.2.3 Metode Penelusuran Data Online

Perkembangan Internet yang sudah semakin maju pesat serta telah mampu

menjawab berbagai kebutuhan masyarakat saat ini memungkinkan para akademisi mau

ataupun tidak menjadikan media online seperti Internet sebagai salah satu medium atau

ranah yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi, mulai dari

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

informasi teoritis maupun data-data primer ataupun sekunder yang diinginkan oleh

peneliti untuk kebutuhan penelitian.

“Pada mulanya banyak kalangan akademisi meragukan validitas data

Online sehubungan apabila data atau informasi itu digunakan dalam

karya-karya ilmiah, seperti penelitian, karya tulis, skripsi, tesis maupun

disertasi. Namun ketika media Internet berkembang begitu pesat dengan

sangat akurat, maka keraguan itu menjadi sirna kecuali bagi kalangan

akademisi konvensional –ortodoks yang kurang memahami

perkembangan teknologi informasi sajalah yang masih mempersoalkan

akurasi media online sebagai sumber data maupun sumber informasi

teori. Hal ini disebabkan karena saat ini begitu banyak publikasi teoritis

yang disimpan dalam bentuk online dan disebarkan melalui jaringan

Internet. Begitu pula saat ini, berbagai institusi telah menyimpan data

mereka pada server-server yang dapat dimanfaatkan secara Intranet

maupun Internet. Dengan demikian polemic tentang keabsahan dan

validitas data-informasi online menjadi sesuatu yang kuno, tergantung

pada bagaimana peneliti dapat memilih sumber-sumber data online mana

yang sangat kredibel dan dikenal banyak kalangan”.

Dengan demikian, Burhan Bungin menjelaskan bahwa metode penelusuran

data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media

online seperti Internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online

sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis.

1.5.2.4 Perekaman

Ada dua jenis perekaman yang penulis lakukan yaitu perekaman audio dan

perekaman video audio. Hal perekaman audio digunakan tape perekam merk Sony

sensitif audio, handphone G.Von, laptop merk Toshiba Satellite L200, michrophone

laptop merk Keenion Mic-309, dan menggunakan software Adobe Audition 1.5.

Sedangkan untuk merekam video digunakan digunakan kamera video Sony Handycam

Wide LCD DCR/DVD808 dengan menggunakan MiniDVD Maxel 60 Minute serta

handphone G.Von.

1.5.2.5 Pemotretan

Untuk mendapatkan dokumentasi dalam bentuk gambar maka penulis

menggunakan kamera digital merk Nikon Coolpix L4, kamera digital merk Samsung,

kamera handphone G.Von, 5 Mega Pixels.

1.5.3 Kerja Laboratorium

Semua data yang di peroleh dilapangan diolah dalam kerja laboratorium

dengan pendekatan etnomusikologi. Dalam mengolah data, penulis melakukan proses

menyeleksi data dengan membuang data yang tidak perlu dan menambahkan data yang

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28989/5/Chapter I.pdf · kota Medan dan ruang gerak mereka pun tidak sebatas musik, ... lagu dan keharmonisan

kurang. Dalam tulisan ini, penulis melakukan pendekatan deskriptif guna pengolahan

dan penganalisisan data.

1.5.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah komunitas Reggae yang ada di kota. Untuk itu

maka penulis akan melakukan penelitian ke beberapa tempat yang sering dikunjungi

oleh Reggae Community termasuk ke base camp mereka. Penulis juga akan melakukan

penelitian langsung ke beberapa pertunjukan musik Reggae dan akan melakukan

wawancara dengan penonton dan pemusik.

Universitas Sumatera Utara