bab 5 tabungan dalam negeri

Upload: ridwankdun-kdun

Post on 10-Jul-2015

774 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    1/22

    8ab 5 T a b u n g a n D a / a m N e g e r i

    Bab ini bertujuan untuk menjelaskan:1. Hubungan antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi2. Sumber-sumber tabungan dalam negeri3. Faktor-faktor penentu tabungan swastaPENGANTAR

    Pen dekat an pembangunan ekonomi yang menekankan pada pentingnya prosespembentukan modal mungkin merupakan pendekatan yang paling berpengaruh dan bertahanlama, karena: pertama, bila dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lain, pendekatanini mempunyai landasan teoritis yang cukup kuat seperti ditunjukkan oleh model Harrod-Domar yang telah dibicarakan pada Bab 3. Secara singkat, model Harrod-Domar inimenunjukkan hubungan antara pertumbuhan investasi dengan pendapatan nasional. Pandanganyang menganggap bahwa pembentukan modal merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomiini kemudian dikenal sebagai aliran fundamentalisme modal (capital fundamentalism).

    Kedua adalah karena aliran fundamentalisme modal ini sejalan dengan tujuan-tujuandan keinginan-keinginan dari para donor bantuan luar negeri/asing pada era 1950-an dan1960-an. Pada akhirnya, keterbatasan modal dinilai sebagai satu-satunya hambatan pokokbagi percepatan pembangunan ekonomi di setiap negara. Selain itu, kerangka perencanaanpembangunan di berbagai negara, terutama NSB, mencerminkan pandangan tersebut.Contoh yang baik dari rencana seperti itu adalah REPELIT A II dari Indonesia pada tahun1970-an. Rencana tersebut menunjukkan betapa pentingnya modal awal dan perlunyasuntikan awal modal asing (terutama bantuan luar negeri) yang cukup besar. Suntikanbantuan awal yang besar tersebut diharapkan akan merangsang timbulnya arus tabungandomestik yang baru sehingga pada akhirnya akan mengurangi permintaan akan aliranbantuan luar negeri dalam jangka panjang.

    Akhirnya, alasan lain mengapa aliran fundamentalisme modal ini bisa bertahan adalahkarena kerangka kerjanya cukup fleksibel dalam memasukkan gagasan-gagasan baru dalamilmu ekonomi yang lahir pada tahun 1960-an, khususnya tentang konsep modal insani(human capital). Dimasukkannya modal insani ke dalam kerangka kerja ini bukanlah hanyauntuk "pantas-pantasan" saja, sebab jika stok modal insani ini dibandingkan denganpersediaan modal fisik, maka perbandingan tersebut sangat besar. Bahkan untuk beberapa

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    2/22

    negara maju, rasio modal insani terhadap modal fisik bisa setinggi 1:1. Sebagai contoh,estimasi mutakhir secara kasar menunjukkan nilai persediaan modal insani di AS padapertengahan I970-an sarna besar dengan nilai persediaan modal fisiko

    Tingginya tingkat pembentukan modal karena melimpahnya tabungan awal hanyasedikit akan menyumbang pada pertumbuhan ekonomi -penciptaan lapangan kerja sedikitdan kurang mampu memperbaiki distribusi pendapatan- bila modal tersebut ditanamkanpada proyek-proyek yang produktivitasnya rendah. Selain itu, proyek-proyek investasiraksasa yang dibiayai dengan tabungan asing -betapapun produktifnya- mungkin hanyamempunyai dampak yang kecil terhadap pertumbuhan ekonomi bila kebijakan-kebijakannegara tuan rumah sangat lemah dalam menetapkan sistem bagi-hasil yang adiI. Dalam Bab6, ada beberapa contoh, khususnya sebelum pertengahan I960-an, ten tang keadaan-keadaan dimana negara-negara tuan rumah, khususnya negara-negara yang kaya akansumberdaya alamnya, akhirnya hanya mendapat bagian sangat sedikit dari proyek-proyekinvestasi asing.INVESTASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

    Kita tak perlu harus menjadi pengikut aliran fundamentalisme modal jika hanya inginmemahami betapa pentingnya peranan tabungan dan modal bagi pertumbuhan ekonomi.Keterkaitan antara tabungan, modal, dan pertumbuhan ekonomi telah ditunjukkan denganbaik sekali oleh pengalaman-pengalaman masyarakat-masyarakat industri. Misalnya,sejumlah penelitian telah mengungkapkan bahwa sekitar setengah dari pertumbuhanpendapatan agregat pada 9 negara maju sejak 1975 disebabkan oleh ekspansi input modalfisik riiI. Banyak studi yang mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat investasi di ASpada tahun 1970-an (sebesar 18 persen dari GNP, terendah di antara semua negara industrimaju) sebagai penyebab pokok -rendahnya pertumbuhan produktivitas- dari rendahnyatingkat pertumbuhan pendapatan per kapita negara tersebut sejak 1970, dibandingkandengan Jepang dan Eropa Barat.

    Analisis terhadap kontribusi relatif dari modal terhadap pertumbuhan ekonomi tersebutdiNSB tidak banyakjumlahnya dan mengestimasi hasil estimasinya pun kurang meyakinkan,karena terbatasnya data yang tersedia. Namun demikian, bukti yang ada menunjukkan bahwadampak pembentukan modal terhadap pertumbuhan ekonomi juga cukup baik di negara-negara tersebut, khususnya pada tahap-tahap awal pembangungan ekonominya; sementaraitu pada tingkat -tingkat pendapatan yang lebih tinggi, pertumbuhan produktivitas nampaknyajauh lebih penting ketimbang proses pembentukan modal. Studi-studi di beberapa negaraberpenghasilan menengah seperti Korea Selatan, Filipina, dan Mexico menunjukkan bahwapada tahun-tahun terakhir ini pertumbuhan persediaan modal fisik-sangat berbeda denganpertumbuhan modal insani- bisa memberikan kontribusi antara seperempat sampai sepertigadari pertumbuhan ekonomi dan sebanyak-banyaknya sebesar setengah diNSB pada umumnya. Sayangnya, tak satupun dari studi-studi ini yang memasukkan kontribusi modal insaniterhadap pertumbuhan ekonomi -yang hasilnya mungkin akan mengecilkan perananpembentukan modal fisik- dan tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi.

    77

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    3/22

    Dalam setiap kasus, akumulasi modal tidak lagi dilihat sebagai obat mujarab bagi NSB,meskipun jelas bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang mantap dan kuat dalam jangkapanjang hanya bisa terjadijika masyarakat mampu mempertahankan proporsi investasi yangcukup besar dari GDPnya. Proporsi ini jarang kurang dari 15 persen; pada ban yak kasus bisasetinggi 25 persen, tergantung lingkungan di mana akumulasi modal terjadi dan tergantungpada berapa tingkat pertumbuhan ekonomi yang diinginkan untuk mencapai tujuan pokokmasyarakat.Efisiensi Penggunaan Modal

    Jika kita menginginkan pertumbuhan pendapatan agregat riil6 persen, maka kebutuhan-kebutuhan akan investasi tahunan tidak hanya ditentukan oleh volume tabungan yangtersedia, tetapi juga oleh lingkungan temp at pembentukan modal tersebut terjadi. Di NSBdimana harga-harga dasar makro (nilai tukar, tingkat harga, tingkat upah) mendekati nilai-nilai kelangkaan dari faktor-faktor produksi, maka modal yang langka tersebut cenderunguntuk ditanamkan pada penggunaan modal yang paling efektif dikombinasikan dengantenaga kerja yang melimpah. Dalam keadaan seperti itu, suatu tambahan persediaan modalakan menghasilkan tambahan output yang lebih tinggi daripada di negara-negara yangkegiatan produksinya lebih padat modal. Besarnya leOR tersebut tergantung pada strukturharga umum dan orientasi pembuat keputusan di sektor pemerintah. Rasio tambahan modalloutput (leOR) umumnya berkisar antara 2,0 sampai 5,0 dengan nilai median untuk lebih dari70 NSB antara 3,0 sampai 3,5 seperti ditunjukkan oleh Tabel 5.1. Perhatikan implikasiinvestasi dengan Ie OR sebesar 2,5 bila dibandingkan dengan leOR satu setengah kalinyayakni 3,75. Bagi negara-negara dengan Ie OR 2,5, suatu kondisi yang diperlukan tetapi belumcukup untuk mencapai pertumbuhan output agregat 6 persen per tahun adalah penyisihan(menabung) sumberdaya modal sebesar 15persen dari GNP. Akan tetapi, bagi negara-negarayang memiliki leOR 3,75 diperlukan investasi sebesar 22,5 persen dari GNP untuk mencapaitingkat pertumbuhan output yang sarna. Jadi, penggunaan modal yang efisien dapat mengurangiusaha tabungan yang dibutuhkan utnuk mendukung pertumbuhan yang berkesinambungan.

    Penggunaan modal secara efisien pertama-tama membutuhkan keadaan dimana modaltersebut dikombinasikan dengan faktor-faktor produksi lainnya dalam proporsi yangselaras dengan tersedianya sumberdaya ekonomi yang dimiliki. Sebenarnya, jika semuafaktor produksi dan semua barang akhir mempunyai mobilitas yang sempurna di bumi ini,kita tak perlu mengamati perbedaan-perbedaan intensitas penggunaan modal yang sangatmenyolok antar negara-negara dalam memproduksi barang dan jasa. Namun demikian,tidak ada barang akhir maupun sumberdaya produksi yang bisa bergerak "bebas" melewatibatas suatu negara. Kekayaan sumberdaya alam seperti timah dan cadangan mineral tidakbisa "berpindah" sarna sekali. Tenaga kerja tidak sepenuhnya mudah berpindah dalamjangka panjang, karena adanya preferensi akan lokasi dan adanya hambatan-hambatanimigrasi. Sumberdaya modal juga cenderung tidak mudah bergerak dalamjangka pendek,karen a dikendalai oleh penggunaan-penggunaan mas a kini. Tetapi dengan berjalannyawaktu, modal cenderung untuk berpindah, dan dalamjumlah besar modal dapat berpindahmelewati batas-batas negara.

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    4/22

    78

    TabeI5.1.Incremental Capital-Output Ratio (ICOR) Rata-rata,

    1980-1983 di 41 NSB.I IICOR I .lumlah Negara ! Nama Negara (antara lain)

    0,1 - 0,99 61,0 - 1,49 121,5 - 1,99 72,0 - 2,49 92,5 - 2,99 23,0 - 3,49 23,5 - 3,99 34,0 - 4,49 34,5 - 4,99di atas 5,0

    Bolivia, Uruguay, ZaireChili, India, Pakistan, ColombiaKenya, Indonesia, Zambia, JamaicaMalawi, Filipina, Korea SelatanMyanmar, TanzaniaHondurasYordania, TogoPanama, SingapuraVenezuelaPantai Gading

    Sumber: IMF, International F inancial Statistics Yearbook, 1985.

    Namun dernikian, perpindahan modal melalui batas-batas negara tersebut pun tidaklahmudah dalam j angka panjang. Walaupun potensi perpindahan tersebut sangat besar, mobilitassumberdaya modal ini sering kali dihambat oleh bermacam-macam rintangan masuk atauentry barriers (batasan-batasan tentang pemilikan modal asing dan lain-lain) dan rintangan-rintangan keluar atau exit barriers (pajak atas aliran modal keluar) yang diterapkan baik olehNSB maupun negara-negara maju.Rasio-rasio Investasi di NSB

    Dalam beberapa hal penekanan perhatian terhadap investasi padat modal yang seringdijumpai diNSB merupakan hasil yang "tidak disengaja" dari kebijakan-kebijakan pemerintah.Selain itu, hal tersebut dapat juga menunjukkan keyakinan bahwa hanya teknologi padatmodal-lah yang efisien dan dan bahwa dalam setiap pemilihan teknologi tidakmemperhitungkan harga-harga relatif antara tenaga kerja dan modal. Beberapa ekonom(antara Lawrence White) mengungkapkan bahwa pemilihan teknik-teknik produksi di NSBumumnya tidak dipengaruhi oleh signal-signal harga. Kebijakan-kebijakan yang menyebabkanunderpricing atas modal dan overpricing atas tenaga kerja nampaknya menyebabkanperusahaan-perusahaan dan pemerintah untuk mengadopsi teknik-teknik yang mengandunglebih banyak modal dan kurang tenaga kerja. Namun demikian, dimanapun dijumpai, biasterhadap intensitas modal dalam investasi tidak dapat selalu -atau bahkan pada umumnya-dapat diterangkan sepenuhnya oleh signal-signal harga yang terdistorsi. Selain itu perlu jugadisadari bahwa asumsi bahwa investasi dengan intensitas modal yang tinggi selalu buruk danbahwa investasi yang menggunakan tenaga kerja selalu bijaksana.

    79

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    5/22

    TabeI5.2.Tingkat Investasi dan Tabungan Domestik,

    1965-1988.

    Pendapatan Rendah 20 28 19 26 -I -3Pendapatan Menengah 21 25 21 27 0 3Eksportir Minyak Kaya 20 25 24 24 4 0Masyarakat Industri 20 22 21 21 0Eropa Timur

    Sumber: World Bank, World Development Report, 1985 & 1990.

    Dalam situasi surplus tenaga kerja, pertumbuhan pendapatan per kapita riiI sebesar 4persen per tahun tidak bisa terjadi sepanjang waktu tanpa adanya rasio investasi sekurang-kurangnya 15 persen di dalam perekonomian yang menekankan pendekatan padat tenagakerja dan 25 persen pada strategi-strategi padat modal. Untuk menjamin rasio investasi 15persen saja pun mendatangkan kesulitan bagi banyak NSB, khususnya pada beberapa negara(selain India dan Cina) tertentu yang dalam ketegori Bank Dunia termasuk negara-negaraberpendapatan rendah.Tabel5.2 menunjukkan bahwa negara-negara berpendapatan menengah telah mencapai,pada tingkat rata-rata, rasio investasi yang lebih tinggi daripada negara-negara industri majupada tahun 1988. Rasio-rasio investasi yang lebihb tinggi tersebut dicerminkan oleh tingkatpertumbuhan pendapatan per kapita yang relatif tinggi: tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita riiI tahunan untuk negara-negara berpendapatan menengah adalah 2,3 persen selamaperiode 1965-88 dan 3,1 persen pada 42 negara termiskin, dan sekitar 2,3 persen padakelompok negara-negara industri.SUMBER TABUNGAN DALAM NEGERI

    Negara-negara sedang berkembang (NSB) mampu membiayai rasio investasi-GDPmereka yang tinggi dengan cara mengintensifkan usaha-usaha mobiIisasi tabungan dariberbagai sumber, baik tabungan domestik maupun tabungan asing/luar negeri, tabunganpemerintah atau tabungan swastalmasyarakat. Sebelum kita beralih ke pembahasan mengenaipola pembiayaan investasi yang mutakhir, ada baiknya bila kita terlebih dulu mengetahuitaksonomi tabungan secara sederhana.

    80

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    6/22

    Jumlah tabungan yang tersedia di suatu negara (S) secara sederhana adalah jumlahtabungan domestik (Sd)dan tabungan asing/luar negeri (Sf)' Tabungan domestik bisa dibagimenjadi 2 komponen yakni tabungan pemerintah (S ) dan tabungan swastalmasyarakat (S ).g PTabungan pemerintah terutama sekali terdiri dari tabungan anggaranlbujeter (Sgb) yangdiperoleh dari kelebihan penerimaan pemerintah atas konsumsinya, dimana konsumsipemerintah didefinisikan sebagai semua pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang ditambahsemua aliran modal keluar (outlays) untuk pembelian peralatan-peralatan militer. UntukIndonesia, contoh-contoh konsumsi pemerintah ini meliputi pengeluaran-pengeluaran untuksubsidi daerah otonom, subsidi pangan, gaji pegawai negeri dan angkatan bersenjata,perbaikan jalan-jalan dan jembatan, plus bunga cicilan hutang.

    Dalam menganalisis komponen-komponen tabungan ini penting untuk dicatat bahwabisa saja tabungan pemerintah suatu negara yang positif walaupun anggaran pemerintahsecara keseluruhan bersifat defisit, karena di dalam anggaran pengeluaran tersebut termasukaliran modal keluar, atau investasi, yang menggambarkan penggunaan-penggunaan tabunganpemerintah. Selain itu, di beberapa negara tabungan perusahaan-perusahaan milik pemerintah(S )juga mempunyai kontribusi terhadap tabungan pemerintah. Tabungan swasta domestikgejuga diperoleh dari 2 sumber yakni tabungan perusahaan (Sp) dan tabungan rumah tangga(SPh)'Tabungan perusahaan didefinisikan sebagai sebagai laba yang ditahan oleh perusahaan-perusahaan (pendapatan perusahaan setelah pajak dikurangi deviden yang dibayarkankepada para pemegang saham). Tabungan rumah tangga (SPh)adalah bagian dari pendapatanrumah tangga yang tidak dibelanjakan. Tabungan rumah tangga ini meliputi tabungan yangberasal dari hasil perusahaan-perusahaan bukan korporasi (usaha-usaha pribadi, partnership,dan bentuk-bentuk usaha bisnis non-korporasi lainnya). Di kebanyakan NSB, usaha-usahabisnis non-korporasi jauh lebih dominan.

    Tabungan asing/luar negeri juga berasal dari 2 sumberutama yakni tabungan pemerintahasing (Sr) atau bantuan luar negeri, dan tabungan swasta asing (Srp)yang terdiri dari investasiasing (Srpe)erutama sekali oleh perusahaan-perusahaaan trans-national danpinjaman komersialekstemal (SfPd)'

    Secara keseluruhan, jumlah tabungan yang tersedia bisa ditunjukkan sebagai berikut:

    Untuk memahami pola-pola dan kebijakan-kebijakan tabungan tersebut secara lebihrinci, tabungan bisa dipecah lebih lanjut sebagai berikut:S = [(Sgb+ Sge)+ (Spc+ Sph)]+ (Sf0 + SfPd+ Srpe)

    Sumber tabungan yang diandalkan berbeda-beda antar NSB, tidak saja tergantung padafaktor -faktor seperti tingkat pendapatan per kapita, kekayaan sumberdaya alarn, dan komposisisektoral GDP, tetapijuga tergantung pada sifat dari kebijakan-kebijakan mobilisasi tabunganyang dianut oleh pemerintah masing-masing NSB tersebut. Dalam bagian lain dari Bab inikita juga akan membahas faktor-faktor penentu tabungan domestik dan komponen-

    81

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    7/22

    komponennya. Dan dalam Bab 6 nanti kita akan membahas tabungan asing, pola-polanya,dan perrnasalahannya.Tabungan Domestik

    Dibandingkan dengan tahun 1960, NSB sebagai sebuah kelompok telah mengintensifkanusaha-usaha mobilisasi tabungan sejak 1980. Meskipun banyak yang mengandalkan padatabungan luar negeri sebagai sumber pembiayaan investasi, kenaikan rasio investasi yangditunjukkan oleh Tabel 5.3 disertai oleh suatu kenaikan yang hampir sepadan pada porsitabungan domestik dari GDP. Walaupun angka rata-rata ini menghilangkan beberapaperbedaan pokok dalam kinerja tabungan negara-negara dalam masing-masing ketegori,gambaran umum ini merupakan suatu keberhasilan dari beberapa kesuksesan dalammemobilisir tambahan tabungan domestik sejak 1960, khususnya di negara-negara denganpendapatan rendah. Tabel 5.3 menggambarkan evolusi rasio tabungan dan investasi untukkelompok 22 NSB di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, yang dipilih untuk mewakili suatukisaran pendapatan per kapita yang luas, dukungan sumberdaya alam, dan orientasi ideologis.Di antara negara-negara dalam tabel ini, tingkat tabungan domestik pada tahun 1980 berkisardari minus 3 persen sampai 30 persen. Tabel 5.3 tersebut menunjukkan peranan tingkatpendapatan bagi usaha-usaha mobilisasi tabungan. Di antara negara-negara berpendapatanrendah hanya Cina yang mempunyai tingkat tabungan di atas 20 persen pada tahun 1988,sedangkan di antara kelompok berpendapatan menengah enam dari dua belas negara dalamtabel tersebut yang mempunyai tingkat tabungan sarna dengan atau di atas 25 persen.

    Juga terbukti dari Tabel 5.3 bahwa semakin kaya NSB maka proporsi tabungandomestik dalam pembiayaan investasinya cenderung semakin besar.

    Walaupun 6 dari NSB yang miskin mengandalkan nasib pada tabungan luar negeri yaknilebih dari sepertiga dari pembiayaan investasi mereka pada tahun 1988, hanya satu darinegara-negara berpendapatan menengah dalam sampel yang menunjukkan ketergantunganpada tabungan luar negeri. Sebenamya pada 6 dari negara-negara berpendapatan menengahtingkat tabungan domestik mereka sarna atau melebihi tingkat investasi domestik. Tabel inijuga menunjukkan bahwa selama lebih 2 dekade bagian tabungan domestik terhadap totalpembiayaan investasi hanya berubah sedikit walaupun tingkat tabungan domestik meningkatcukup tinggi, secara rata-rata, baik di negara-negara berpendapatan rendah maupunberpendapatan menengah. Tetapi Tabel 5.3 tersebut menunjukkan bahwa, seperti biasanya,pengalaman masing-masing negara sangat bervariasi.

    Bagi sekelompok kecil negara tertentu, kecenderungan harga ekspor dari sumberdayaalam mereka telah menyebabkan perubahan pangsa tabungan yang cukup berarti, misalnyaIndonesia dan Nigeria. Pada satu sisi, negara-negara eksportir minyak tersebut mampumelipatgandakan tingkat tabungan domestik mereka; pada 1980 konsumsi di kedua negaratersebut tidak bisa mengimbangi kecepatan peningkatan pendapatan ekspor mereka yangmengalir dari harga minyak yang tinggi setelah oil crisis 1973. Di lain pihak, tingkat tabungandi negara-negara yang tergantung pada ekspor tembaga, khususnya Zambia dan Zaire,menurun sangat tajam selama periode itu karena lambatnya penyesuaian konsumsi domestik

    82

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    8/22

    TabeI5.3.Tingkat Tabungan Domestik Untuk BeberapaNegara Sedang Berkembang, 1960 dan 1988

    Negara Berpenda-patan Rendah: 18 24 19 26 95 92Ethiophia 11 2 12 11 92 18Bangladesh 8 2 7 17 114 12Mali 9 -2 14 17 64 -12Tanzania 19 8 14 20 l36 40Cina 23 31 23 31 100 100Ghana 17 5 24 8 71 63Sri Lanka 9 14 14 29 64 48Kenya l7 19 20 21 95 90Pakistan 5 7 12 l7 42 41Negara BerpendapatanMenengah: 19 21 20 22 95 95Senegal 153 16 17 94 18Bolivia 7 -3 14 7 50 -43Indonesia 8 20 8 24 100 83Mesir 12 12 l3 28 54 43Filipina 16 21 16 27 100 78Nigeria 7 19 13 19 54 100Guatemala 8 9 10 11 80 82Colombia 21 15 21 19 100 79Malaysia 27 29 14 34 193 85Brazil 2 1 2 1 2 22 1 9 5100Korea Selatan 26 11 27 9 96Mexico 18 28 20 l7 90 165

    Sumber: World Bank. Wor ld Devel opmen t Repor t, 1985 & 1990.

    83

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    9/22

    negara-negara tersebut terhadap rendahnya penerimaan eksporyang menurun yang disebabkanoleh lemahnya harga tembaga pada tahun 1973 sampai 1980.

    Kebijakan-kebijakan pemerintah mempunyai dampak yang penting terhadap kemampuanNSB dalam memobilisir tabungan domestik mereka. Di beberapa negara, pemerintahnyasecara aktifberusaha menetapkan kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorongpertumbuhan tabungan dengan menggunakan instrumen-instrumen yang cocok untukmencapai tujuan tersebut. Selain itu, masih banyak juga pemerintah di beberapa negaratampaknya yang memperhatikan peningkatan tabungan domestik, tetapi masih mengandalkanpada alat-alat kebijakan yang tidak cocok dalam memobilisasi tabungan. Sementara itu, disekelompok kecil negara tertentu, tampaknyakebijakan fiskal dan moneter dari pemerintahnyanampaknya dirancang memang tanpa memperhatikan implikasinya terhadap tabungandomestik. Seperti yang diduga, pada umumnya tabungan akan mempunyai respons yangpositif terhadap upaya-upaya kebijakan di kelompok negara pertama, agak kurang di dinegara-negara kelompok kedua, dan cenderung mengalami stagnasi atau bahkan menurunpada kelompok ketiga.Tabungan Pemerintah

    Jika ada, tabungan pemerintah hampir seluruhnya berasal dari kelebihan-kelebihanpenerimaan pajak secara keseluruhan atas pengeluaran konsumsi pemerintah (Sgb)' Beberapapenelitian menunjukkan bahwa hanya ada sedikit sekali kasus dimana tabungan pemerintahdari badan usaha milik negara (BUMN) yang memberikan kontribusi yang cukup besarterhadap tabungan pemerintah secara keseluruhan. Pada umumnya peran tabungan pemerintahini sangat kecil dan hanya itu pun hanya terjadi di beberapa negara saja. Oleh karena itu,pembahasan mengenai tabungan pemerintah dalam bagian ini dibatasi pada tabungananggaran saja.

    Salah satu prinsip dasar strategi pembangunan pada tahun 1950-an dan 1960-an adalahbahwa ekspansi investasi yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi tidakakan berhasil tanpa adanya usaha-usaha yang keras untuk meningkatkan pangsa tabunganpemerintah dalam GDP. Pada umumnya, pertumbuhan tabungan swasta dikendalai olehfaktor- faktor seperti rendahnya pendapatan per kapita dan tingginya hasrat konsumsi swastadi antara keluarga-keluarga kaya yang sebenamya memiliki kapasitas menabung palingbesar. Terbatasnya persediaan tabungan luar negeri juga membuat para perencana maupunpara pemberi bantuan (donor) menekankan pentingnya program-program mobilisasi tabunganpemerintah. Hampir pada setiap kasus, cara yang paling disukai untuk mencapai tujuanmobilisasi tabungan ini adalah meningkatkan rasio pengumpulan pajak terhadap GNP (rasiopajak), reformasi struktur pajak, dan -jika mungkin- lewat peningkatan tingkat pajak yangada. Yang melandasi pendapat ini adalah adanya keyakinan bahwa hasrat mengkonsumsiuntuk setiap rupiah tambahan dari pendapatan di sektor pemerintah pada dasamya lebih kecilketimbang di sektor swasta. Menurut pandangan ini pengalihan pendapatan kepada pemerintahharus meningkatkan tingkat tabungan nasional. Hal ini secara umum melahirkan sikap diantara banyak perencana di NSB bahwa kenaikan rasio pajak berhubungan erat dengan"kesuksesan" strategi-strategi pembangunan, suatu pandangan yang dikokohkan oleh84

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    10/22

    kebijakan-kebijakan negara donor bantuan luar negeri. Pada tahun 1950-an dan 1960-anbanyak negara donor, terrnasuk AS, menggunakan indeks rasio pajak dan "usaha pajak"sebagai indikator atas komitmen nasional untuk "mengencangkan ikat pinggang" di negara-negara penerima. Negara-negara yang mau mengorbankan pajak domestiknya secara lebihtinggi dipandang sebagai negara yang "lebih pantas" ditolong.

    Untuk meningkatkan pengumpu1an pajak di NSB bukanlah suatu pekerjaan yangmudah, kecuali bagi negara-negara yang diberkahi dengan kekayaan sumberdaya alam yangcukup besar. NSB pada umumnya tidak bisa diharapkan untuk memiliki rasio pajak setingginegara-negara industri, karen a pendapatan per kapita yang sangat rendah. Sebagaiperbandingan, secara tipikal tingkat pajak di NSB berkisar antara 14 persen dan 20 persen,sementara itu rasio pajak pada 21 anggota negara-negara OECD yang kaya biasanyaduakalilipat yakni rata-rata 29 persen pada tahun 1988.

    Walaupun ada berbagai kesulitan yang dihadapi, banyak NSB telah mampumeningkatkan pangsa pajaknya terhadap GNP sejak tahun 1960-an. Studi yang paling baruyang dilakukan oleh IMF menunjukkan adanya kemajuan-kemajuan kecil pada tingkatrata-ratarasio pajak bagi suatu kelompok yang terdiri dari 47 NSB pada 25 tahun yang lalu.Secara berkelompok, pangsa pajak terhadap GNP di negara-negara tersebut mendekati 11persen pada tahun 1950-an. Pada 1972-1976 rata-rata rasio pajak tersebut meningkatmenjadi 16persen (lihat TabeI5.4). Namun demikian, analisis yang cermat terhadap tabelini, menunjukkan bahwa negara-negara yang rasio pajaknya meningkat secara signifikanpada periode yang terakhir tidak selalu disebabkan oleh kebijakan mobilisasi tabunganlewat tingkat pajak yang tinggi, melainkan disebabkan oleh perolehan dari kenaikan hargaminyak dan sumberdaya alam yang tinggi sesudah 1973 dan 1982, seperti yang dialamioleh Iran, Venezuela, dan Indonesia.

    Pada pada beberapa kasus tingkat pajak yang tinggi berhasil memacu pencapaianbeberapa tujuan penting pembangunan, misalnya redistribusi pendapatan. Namun demikian,rasio-rasio yang tinggi tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam mengejartujuan mobilisasitabungan, kecuali untuk negara-negara dengan kapasitas ekspor sumberdaya alam yangbesar, yang dapat mengumpulkan pajak yang besar dengan mudah atas hasil-hasil ekpsportersebut.

    Pajak-pajak yang tinggi hanya akan menghasilkan tabungan yang tinggi bila hasratberkonsumsi marjinal (MPC) pemerintah atas pajak yang dinaikkan lebih kecil dari hasratkonsumsi marjinal sektor swasta atas pendapatan marjinal yang daripadanya dibayar pajakyang dinaikkan. Bukti-bukti memang menunjukkan bahwa tabungan pemerintah lewatsurplus anggaran memainkan peranan utama pada tahap-tahap awal pembangunan ekonomiJepang. Tetapi kisah-kisah sukses lainnya tentang mobilisasi tabungan melalui kebijakananggaran ini sulit diperoleh. Bahkan ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa di NSBpada umumnya, MPC pemerintah atas pajak cukup tinggi sehingga pajak yang meningkatjustru mengakibatkan berkurangnya tabungan domestik total. Gejala ini disebut efek Please,diambil dari nama seorang ekonom Bank Dunia, yakni Stanley Please, yang pertama-tamamenganalisis fenomena tersebut.

    85

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    11/22

    TabeI5.4.Rasio Pajak di 82 Negara Sedang Berkembang, Secara Keseluruhan dan Menurut

    Jenis Pajak serta Tingkat Pendapatan, 1977-1981.

    < $300$300-$650$651-$1550>$1550Rata-rata

    13,2318,5517,7920,6317,55

    5,687,225,224,005,53

    2,865,086,198,025,54

    3,804,534,245,134,43

    0,481,871,723,061,78

    0,540,911,041,100,90

    Sumber: Vito Tanzi, Quanti tative Characterist ics of Tax Systems in Developing Count ries , dalam Modem Tax Theory forDeveloping Countr ies, David Newbery dan Nicholas Stem yang d ikutip Malcolm Gil lis et a l. (1987).

    Tabungan SwastaSampai saat ini para ekonom, pemberi bantu an (donor), dan para pembuat keputusan di

    NSB masih menganggap bahwa tabungan domestik swasta sebagai sumber dana keduasesudah tabungan pemerintah dan bantuan asing dalam pembiayaan investasi. Akan tetapiterdapat banyak bukti bahwa di banyak NSB tabungan swasta memainkan peranan utamadalam menunjang pembentukan modal.

    Data yang disusun oleh Bank Dunia, diringkas pada Tabel 5.5, menunjukkan bahwabanyak NSB yang mengalami pertumbuhan konsumsi swasta yang cukup pesat selamaperiode waktu yang cukup lama sehingga memperbesar kantong untuk tabungan swasta.Pada peri ode 1960-1980 konsumsi swasta di 41 NSB yang paling miskin dan 54 negaraberpendapatan menengah mengalami peningkatan yang lebih lambat daripada GDP, sehinggapada 1988 andil konsumsi swasta terhadap GDP melorot dari 70 persen menjadi 65 persendi negara-negara miskin (78 persen menjadi 74 persenjika Cina dan India dikeluarkan) dandari 67 persen menjadi 59 persen pada NSB berpendapatan menengah.

    Walaupun data tentang pertumbuhan konsumsi tersebut mungkin mengandung kesalahan-kesalahan besar, bukti-bukti yang ada menghasilkan kesimpulan yang sarna yaitu bahwaandil konsumsi swasta atas GDP menurun secara signifikan selama periode itu di keduakelompok NSB terse but.

    Kita telah melihat bahwa pangsa pajak terhadap GDP meningkat secara tajam padakebanyakan NSB hanya pada tahun 1960-an dan awal 1970-an. Jika pajak yang lebih tinggi86

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    12/22

    TabeI5.5.Tingkat Pertumbuhan GDP dan Konsumsi Swasta,

    Pangsa Konsumsi Swasta terhadap GDP.

    Kel NegaraPcrt.lTahun (% )

    Pangsa KOl1s. wasta~~---------r--------------------

    GDP IKons. Swasta terhadap GDP65-80- 180-88 - I ~;.;-r0-88 ~ 965 r - - - ; ; ; ; ; ; ; -

    Pendapatan Ren-dah (kecuali Cinadan India) 5,5 2,0 4,4 2,8 78 74Pendapatan Rendahseluruhnya 5,4 6,4 4,1 5,2 70 60PendapatanMenengah 6,1 2,9 6,6 2,5 67 59

    Sumbe~ World Bank, World Development Report, 1990_

    tidak menyebabkan anjloknya pangsa konsumsi swasta atas GOP, maka pangsa tabunganswasta harus meningkat. Pada setiap kasus sumber yang paling masuk akal untuk andilpembiayaan yang besar bagi peningkatan rasio investasi seperti ditunjukkan Tabel5.2 adalahtabungan domestik swasta. Untuk NSB pada umumnya, sekurang-kurangnya satu komponendari tabungan domestik swasta harus meningkat pada tingkat yang benar-benar sehat dankuat. Tetapi bila demikian, sulit untuk menentukan kornponen-komponen yang berperanlebih penting -tabungan rumah tangga ataukah tabungan swasta.

    Untuk menjawab persoalan-persoalan ini serta untuk mendapatkan pengetahuan yanglebih mendalam tentang hubungan-hubungan yang fundamental dalam proses pembangunan,kita harus mengacu kepada teori ekonomi tentang perilaku tabungan swasta.FAKTOR PENENTU TABUNGAN SWASTAPerilaku Tabungan Rumah TanggaSemua teori perilaku tabungan rumah tangga berusaha untuk menjelaskan 3 pola berikut ini:(I) Oalam suatu negara pada suatu waktu tertentu, fraksi pendapatan yang ditabung oleh

    rumah tangga yang berpendapatan lebih tinggi cenderung lebih besar ketimbang rumahtangga yang berpendapatan lebih rendah. -(2) Oalam suatu negara, rasio tabungan rumah tangga cenderung konstan sepanjang waktu.(3) Rasio tabungan rumah tangga bervariasi antar negara tanpa menunjukkan adanya

    hubungan yang jelas dengan pendapatan.87

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    13/22

    Berikut ini kita akan membahas 4 alternatif perilaku tabungan rumah tangga: hipotesapendapatan absolut dari Keynes, hipotesa pendapatan relatif dari Duesenberry, hipotesapendapatan permanen dari Friedman, dan hipotesa tabungan-kelas dari Kaldor.Tingginya tingkat tabungan rumah tangga tergantung pada besarnya pendapatan yangsiap dibelanjakan (disposable income). Hasrat menabung dari pendapatan yang siapdibelanjakan tersebut akan meningkat sesuai dengan tingkat pendapatan. In i dikenal sebagaihipotesis pendapatan absolut dari Keynes. Menurut pandangan ini hubungan tabungan-pendapatan dapat diformulasikan sebagai berikut:

    S = tabungan,Yd = disposable income,a = konstanta ( a c- O ) , dans = hasrat menabung marginal ( Ocs-c 1 )

    Berdasarkan rumus di atas, rasio tabungan (tabungan sebagai bagian dari GOP) diharapkanmeningkat secara terus menerus di semua negara yang pendapatannya sedang tumbuh.Tetapi, pengalaman empiris di negara-negara maju dan NSB nmenunjukkan bahwa hipotesisKeynes ini sangat lemah. Selain itu, kita umumnya mengamati bahwa di negara-negaratertentu rasio tabungan rumah tangga cenderung konstan selama peri ode yang panjangwalaupun ada peningkatan pendapatan per kapita yang cukup berarti.

    di mana:

    88

    Gambar 5.1.Fungsi Konsumsi Jangka Pendek Keynesian

    Dissaving

    zc

    Pendapatano

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    14/22

    Gambar 5.2.Fungsi Konsumsi Jangka Panjang

    c

    Pendapatano

    Namun demikian, perumusan Keynesian tersebut cukup baik untuk menggambarkanperilaku tabungan rumah tangga untukjangka waktu yang sangat pendek, tetapi kurang baikuntuk jangka panjang. Perumusan Keynesian tersebut hanya menjelaskan pola tabunganrumah tangga yang pertama, tetapi tidak untuk pola kedua dan ketiga. Untuk melihatmengapa demikian, perhatikan Gambar 5.1 sampai 5.3. Gambar 5.1 menjelaskan fungsikonsumsi/tabungan Keynesian. Gambar tersebut menunjukkan berapa jum1ah yang akandikonsumsi dan ditabung oleh rumah tangga-rumah tangga pada tingkat pendapatan yangberbeda selama kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun. Grafik ini menunjukkan bahwadalam jangka pendek kita dapat mengharapkan rasio tabungan terhadap pendapatan akansemakin tinggijika pendapatan semakin tinggi pula. Namun demikian, dalamjangka panjangkita melihat bahwa pada kebanyakan negara fungsi konsumsi (tabungan) nampak sepertipada Gambar 5.2: rasio tabungan-pendapatan cenderung konstan bila fungsi konsumsi padaGambar 5.1 melalui titik origin.

    Kontradiksi antara hubungan-hubungan yang digambarkan pada Gambar 5.1 dan 5.2mungkin tampak 1ebihjelas daripada kenyataannya, bila dipahami bahwa fungsi Keynesianmenggambarkan situasi jangka pendek. Konflik yang tampak jelas tersebut dapatdirekonsiliasidengan menggunakan akan pandangan altematif tentang hubungan pendapatan-konsumsiyakni hipotesis pendapatan re1atif. Dalam bentuknya yang paling sederhana, hipotesis inimenganggap bahwakonsumsi (dan tentunya tabungan) tidak hanya tergantung pada pendapatansekarang tetapi juga pada tingkat pendapatan sebelumnya dan perilaku konsumsi masa lalu.

    89

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    15/22

    Salah satu bentuk dari hipotesis pendapatan relatif ini adalah hipotesis Duesenberry -yangdiambil dari nama seorang ekonom Harvard yang mengenalkan konsep ini pada tahun 1940-an- yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

    C1 = konsumsi pada peri ode 1,Y,:' = pendapatan pada periode 1,C, = tingkat konsumsi yang tinggi terdahulu, Ocs-c 1, dan Ocb-c 1.

    Jadi, dengan hipotesis pendapatan relatif ini, fungsi konsumsi (tabungan) jangkapendek pada perekonomian cenderung bergerak ke atas seperti roda bergerigi (gergaji)sepanjang waktu. Jika pendapatan tumbuh dalam jangka waktu yang panjang, konsumenakan menyesuaikan perilaku belanja mereka ke tingkat konsumsi yang lebih tinggi. Tetapidalamjangka pendek mereka enggan untuk menurunkan (dan lambat menaikkan) tingkatkonsumsi walaupun pendapatan turun (atau naik) sewaktu-waktu. Hubungan antarahipotesis pendapatan absolut Keynes dan hipotesis pendapatan relatif Duesenberrydigambarkan pada Gambar 5.3.

    dimana:

    Pada gambar 5.3 tersebut ditunjukkan 4 fungsi konsumsi jangka pendek untuk tahun1960, 1970,1975, dan 1980. Fungsi-fungsi tersebut menunjukkan berapa yang dibelanjakanoleh masyarakat pada berbagai tingkat pendapatan pada tahun-tahun tersebut. Mendatarnya

    Gambar 5.3.Konsumsi dan Tabungan Jangka Pendek dan Panjang

    < =~ C 1980o Cp= - - - - - - _ - . _ . _ . __ - - - -;::l C 1975.0~ CN C 1970=~ C 1945,:; CMCJ)E;::l CL"=0~

    Pendapatano YM YN

    90

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    16/22

    kurva-kurva ini mencerminkan keengganan konsumen untuk mengubah kebiasaanberkonsumsi dalam jangka pendek. Pad a setiap tahun pendapatan aktual masing-masingadalah Y1, YM' YN' dan Yp' Konsumsi aktual pada setiap tahun adalah C1, eM' CN, dan CpoTitik L dan P menghubungkan fungsi konsumsi jangka panjang, dengan karakteristik-karakteristik yang cocok dengan Gambar 5.2 di mana konsumsi dan tabungan cenderungmenjadi proporsi yang konstan dari pendapatan sepanjang waktu.

    Hipotesa Duesenberry tersebut dirumuskan untuk menjelaskan perilaku konsumsitabungan di Amerika Serikat. Para peneliti berikutnya mengemukakan bahwa hipotesis inidapat juga diterapkan di NSB dengan baik. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa "efekdernonstrasi" menyebabkan konsumsi di NSB meningkat sesuai dengan pertumbuhanpendapatan. Kelompok-kelompok pendapatan tinggi diNSB dianggap meniru polakonsumsitinggi dari kelompok-kelompok kaya di negara-negara maju, demikian juga dengankelompok pendapatan menengahnya sehingga konsumsi masyarakat secara keseluruhancenderung menjadi tinggi dan fungsi yang stabil dari pendapatannya. Ekonom InggrisNicholas Kaldor mengestimasi bahwajika keluarga-keluarga terkaya di Chili mempunyaihasrat mengkonsumsi yang sarna seperti keluarga-keluarga dengan pendapatan yangrelatif sarna pada bangsa-bangsamaju tetapi dengan tingkat pendapatan absolut yang lebihtinggi, maka tingkat tabungan bangs a Chili pada tahun 1950-an mungkin bisa 2 kali lipat.Hipotesis pendapatan relatifini membantu menjelaskan ketiga pol a tabungan yang dijelaskandi atas.

    Pendekatan-pendekatan lain yang dikembangkan untuk menjelaskan perilaku konsumsidan tabungan di negara-negara maju juga telah diterapkan di NSB. Di antaranya yangpaling berpengaruh adalah hipotesis pendapatan permanen yang pertama-tamadirumuskan oleh Milton Friedman dari University of Chicago pada tahun 1950-an.Menurut Friedman pendapatan terdiri dari 2 komponen yaitu pendapatan perman en danpendapatan tidak tetap (transitory income). Ide dasarnya adalah bahwa karena individu-individu berharap untuk hidup lama, maka mereka membuat keputusan-keputusan konsumsiuntuk periode waktu bertahun-tahun. Pendapatan permanen adalah hasil dari kekayaan(wealth), termasuk aset modal fisik dan insani (pendidikan dan lain-lain). Friedmanmenganggap bahwa individu dapat memperkirakan besarnya aliran pendapatan ini sepanjanghidup mereka, dan bahwa mereka menyesuaikan tingkat konsumsinya dengan apa yangmereka anggap pendapatan normal, atau pendapatan permanen, yang cenderung stabilsepanjang waktu. Selain itu, pada varian yang paling terbatas dari hipotesis pendapatanrelatif ini konsumsi cenderung merupakan proporsi yang konstan dari pendapatan permanen,mendekati 100% dari pendapatan permanen. Jadi, setiap tabungan yang timbul terutamasekali berasal dari pendapatan tidak tetap, pendapatan tak terduga, tak berulang-ulangseperti kenaikan nilai aset, perubahan harga-harga relatif, menang undian, dan rezekinomplok (windfalls) tak terduga lainnya. Menurut versi yang paling ekstrim dari hipotesispendapatan permanen ini para individu dianggap menabung 100% dari pendapatan tidaktetap.

    Hipotesis pendapatan permanen dapat diformulasikan sebagai

    91

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    17/22

    S = tabungan,a = konstanta,Y = pendapatan permanen, danpY, = pendapatan tidak tetap

    Dalam versi yang paling ekstrim b. = 0 dan b, = 1, sehingga semua tabungan timbul darikomponen pendapatan tidak tetap dan semua komponen ini ditabung. Dalam versi -versi yangtelah dimodifikasi, hanya tabungan yang berasal dari pendapatan permanen yang konstansepanjang hidup seseorang, tetapi menjadi positif, dan bahwa walaupun hasrat menabungpendapatan tidak tetap tinggi, tidak semua pendapatan tidak tetap bisa ditabung. Persamaandi atas dapat menunjukkan versi ini dengan Ocb.cb,].

    Beberapa studi telah dilakukan untuk menguji daya terap hipotesis pendapatan permanenini di beberapa NSB di Asia dan Amerika Latin. Hasil-hasilnyajauh dari meyakinkan, tetapihasil-hasil tersebut mendukung versi hipotesis yang telah dimodifikasi: orang-orang cenderungmenabung proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan tidak tetapnya. Pada umumnya,hipotesis pendapatan permanen menjelaskan ketiga pola tabungan tersebut.

    Sebuah model perilaku tabungan rumah tangga yang juga cukup menarik perhatianadalah teori "kelas" dari ekonom Inggris Nicholas Kaldor. Pendekatan ini menganggapperilaku konsumsi (tabungan) dipengaruhi oleh kelas ekonomi. Para pekerja, yang ban yakmenerima pendapatan sebagai tenaga kerja, dianggap mempunyai hasrat menabung yangjauh lebih rendah ketimbang kapitalis, yang banyak menerima pendapatan dari kekayaan(laba, bunga uang, sewa). Hipotesis tabungan kelas ditunjukkan sebagai:

    dimana:

    S=s L+s Pw cdimana: Sw = hasrat menabung para pekerja atas pendapatan (upah),

    Sc = hasrat menabung kapitalis.L = upah,P = pendapatan dari kekayaan (property), dan O cs

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    18/22

    lebih tinggi dari aliran pendapatan yang stabil. Lagi pula, pendapatan-pendapatan dari hakmilik lebih terpusat pada kelompok berpenghasilan tinggi. Jadi studi-studi tentang perilakutabungan yang didasarkan pada model kelas yang menunjukkan tabungan yang cukup tinggidari pendapatan atas hak milik mungkin sesungguhnya adalah pengaruh dari hasrat menabungyang tinggi atas pendapatan besar yang berfluktuasi.

    Semua hipotesis yang dibicarakan di atas memandang pendapatan, apakah itu pendapatansekarang, relatif, atau permanen sebagai faktor penentu utama perilaku tabungan. Akantetapi, pendapatan bukanlah satu-satunya faktor penentu perilaku tabungan agregat padasektor swasta, khususnya di NSB. Hipotesis pendapatan permanen mengakui adanyapengaruh tingkat bunga terhadap perilaku tabungan. Atas dasar itu, banyak ekonom mengatakanbahwa variabel-variabel independen seperti struktur umur penduduk, lokasi tempat tinggal(keluarga desa versus kota), dan tentunya pengeluaran subsisten sebagai proporsi dari GNPper kapita juga berpengaruh terhadap perilaku menabung.

    Perubahan-perubahan pada struktur umur penduduk sering mempunyai pengaruh yangcukup berarti terhadap tabungan swasta di beberapa negara: pada umumnya proporsipeningkatan pendapatan yang ditabung cenderung lebih rendah pada rumah tangga berusiamuda daripada usia tua. Keluarga-keluarga muda mengasuh anak-anak dan mengakumulasikanharta milik, tetapi mempunyai pendapatan yang rendah. Sebagai gambaran, rasio tabunganrata-rata atas pendapatan bagi rumah tangga yang lebih tua di Chili pada tahun 1964 temyatadua kali lipat dari keluarga-keluarga mudanya.

    Ada tendensi yang kuat bahwa bagian pendapatan yang ditabungkan oleh rumah tanggapedesaan adalah lebih tinggi daripada rumah tangga di perkotaan pada tingkat pendapatanyang dapat diperbandingkan, sebuah fenomena yang terjadi di beberapa negara, termasukKorea Selatan dan Yugoslavia pada awal I970-an. Perilaku ini juga konsisten denganhipotesis pendapatan permanen, sebab pendapatan petani lebih mudah berubah-ubah daripadapendapatan pekerja upahan di kota.

    Proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar menunjukkan rendahnya kapasitas tabungan rumah tangga. Sebuah studiyang terbaru di 17negara menunjukkan bahwa total pengeluaran subsisten sebagai proporsidari GNP per kapita menurun secara tajam ketika GNP per kapita meningkat: dari 62 persenpada GNP per kapita kurang dari $500, menjadi 46 persen pada GNP per kapita antara $1000dan $1500.

    Hipotesis pendapatan relatif dan hipotesis pendapatan permanen memberikan suatudasar untuk memahami lemahnya korelasi antara pendapatan per kapita dan rasio tabunganswasta atas GNP di NSB. Faktor-faktor bukan pendapatan (struktur umur penduduk,perbedaan desa-kota, dan perbedaan-perbedaan pada rasio-rasio subsisten) dapat membantudalam menjelaskan mengapa rasio tabungan swasta beraneka ragam antar negara.Perilaku Tabungan Perusahaan

    Kita telah melihat bahwa ada banyak variabel yang dapat digunakan untuk menjelaskanfaktor-faktor penentu tabungan rumah tangga. Namun demikian, hanya ada sedikit

    93

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    19/22

    kesepakatan di antara para ekonom terhadap faktor-faktor apa yang menentukan tabunganperusahaan (corporations), khususnya di NSB. Namun demikian, ada juga sedikitkesepakatan di antara mereka tentang faktor-faktor penentu tabungan perusahaan tersebutterutama untuk negara-negara maju. Sebagai contoh, di AS, pertanyaan pokok dalampenelitian terhadap dunia bisnis keuangan adalah untuk menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan AS membayar proporsi pendapatan sesudah pajak yang relatif tinggi dalamdividen, walaupun banyak terdapat insentif-insentif pajak yang cukup merangsang daninsentif lain jika perusahaan-perusahaan tersebut menahan pendapatannya (manabung).

    Di negara-negara maju, pangsa tabungan perusahaan terhadap pendapatan total secaratipikal kurang dari 5 persen dan pangsa tabungan perusahaan terhadap tabungan nasionalbruto umumnya kurang dari 20 persen. Sebagai contoh, selama periode 1972-1978 ASmelaporkan bahwa tabungan perusahaan hanya 2 persen di Belgia, 18 persen di Australia,13 persen di Jerman Barat, dan 18 persen di Finlandia. Data seperti itu tidak tersedia disebagian besar NSB, tetapi dapat diketahui bahwa hanya sedikit negara (Kolombia,Pakistan, dan Panama pada tahun 1960-an) yang mempunyai tabungan perusahaan yangpangsanya cukup besar dalam tabungan total selama peri ode yang cukup lama.

    Tabungan perusahaan di NSB relatif kecil terutama sekali disebabkan oleh kecilnyasektor perusahaan, karen a sedikitnya rangsangan dan insentif dalam membentuk bentukkegiatan usaha menjadi bentuk perusahaan di NSB. Alasan pokok bagi pemilihan bentukperusahaan untuk organisasi, pertama adalah untuk membatasi tanggung jawab pemilikperusahaan sesuai dengan jumlah yang dinvestasikan dalam suatu usaha, dan keduamemudahkan pembelanjaan perusahaan melalui penarikan modal saham (surat berharga).Sementara keuntungan-keuntungan ini cukup besar di negara-negara maju dengan peraturan-peraturan dunia usaha yang baik, tidak demikian halnya di NSB.

    Walaupun demikian, beberapa perusahaan domestik yang besar berkembang juga diNSB berpendapatan menengah. Misalnya konglomerasi seperti Bavaria (industri minumandan makanan) di Kolombia dan Hyundai (mobil) di Korea Selatan, dan perusahaan-perusahaan seperti Alposgatus (tekstil dan sepatu) di Argentina, Tata di India, dan Villares(produk-produk baja) di Brazil. Namun demikian, di NSB berpendapatan menengah punperusahaan-perusahaan besartidak banyakjumlahnya, karena tidak memasukkan kegiatansektor swasta secara keseluruhan dan sebagai konsekuensinya adalah bahwa tidakmemberikan proporsi tabungan domestik yang tinggi.

    Di beberapa NSB berpendapatan tinggi, bagian terbesar dari kegiatan-kegiatan sektorswasta di bidang perkebunan, perdagangan dan manufaktur dilakukan oleh perusahaan-perusahaan bukan korporasi, biasanya perusahaan-perusahaan milik keluarga. Beberapa diantaranya termasuk kategori berskala menengah (dari 10 pekerja menjadi 99 pekerja) dansangat sedikit yang berskala besar. Sebagian besar kegiatannya adalah kegiatan-kegiatanberskala kecil (mempunyai tenaga kerja lebih sedikit dari 10 pekerja) yang tidakmenghasilkan pangsa yang cukup besar dalam nilai tambah maupun tabungan, walaupunjumlahnya banyak. Meskipun demikian, kelompok sektor non korporasi ini mengumpulkanlebih dari 50 persen tabungan domestik di NSB, dan sektor ini adalah satu-satunya sumber

    94

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    20/22

    surplus yang konsisten dalam arti bahwa tabungannya melebihi investasinya. Bahkan bagisebuah negara berpendapatan tinggi sekali pun, seperti AS, dengan sektor korporasi yangluas, pendapatan yang berasal dari perusahaan bukan korporasi pada tahun 1976 sekitar duakali lipat nilai laba korporasi (sesudah pajak). Bagi perusahaan-perusahaan milik keluargadan dikelola oleh keluarga, laba perusahaan menjadi bagian yang penting bukan untuktabungan korporasi, tetapi penting bagi pendapatan rumah tangga.KONSEP PENTING DALAM BAB INI

    Pembentukan modalFundamentalisme modaliconUnderpricing dan OverpricingTabungan DomestikTabungan PemerintahTabungan SwastaTabungan AnggaranHipotesis Pendapatan AbsolutHipotesis Pendapatan RelatifHipotesis Pendapatan PermanenHipotesis Tabungan-Kelas

    SOAL LATIHAN PILIHAN BERGANDAPetunjuk:

    Pilih satu jawaban yang benar di antara lima pilihan jawaban yang tersedia dengan caramelingkari huruf di muka jawaban yang Saudara anggap benar.I. Pada umumnya negara-negara yang sedang berkembang (NSB) yang menekankan padapentingnya proses pembentukan modal merupakan pendekatan yang paling berpenga-

    ruh dan bertahan lama, alasannya adalaha. Pendekatan tersebut memiliki landasan teoritis yang cukup kuatb. Sejalan dengan tujuan-tujuan dan keinginan dari para donor bantuan luar negeri

    pada era 1950-an dan 1960-anc. Keterbatasan modal dinilai sebagai satu-satunya hambatan pokok bagi percepatan

    pembangunan ekonomi di setiap negara.d. Kerangka kerjanya cukup fleksibel dalam memasukan gagasan-gagasan baru dalam

    ilmu ekonomi yang lahir tahun J960-ane. semua jawaban yang benar

    2. Pada umumnya negara-negara yang sedang berkembang (NSB) mampu membiayairasio investasi GDP mereka yang tinggi dengan cara mengintensifkan usaha-usahamobilisasi tabungan dari berbagai sumber antara lain

    95

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    21/22

    a. Tabungan domestikc. Tabungan pemerintahe. semua jawaban benar

    3. Faktor yang berpengaruh terhadap besamya tingkat tabungan domestik di NSB adalah

    b. Tabungan asing/luar negerid. Tabungan swastalmasyarakat

    a. Kecenderungan harga ekspor dari sumber daya alam yang dimilikib. Pola pembanguan yang dianut oleh negara tersebutc. Kebijaksanaan-Kebijaksanaan fiskal dan moneter yang diterapkan oleh negara

    tersebutd. jawaban a dan c yang benare. tidak ada jawaban yang benar

    4. Yang tepat mengenai tabungan pemerintah dari pernyataan-pemyataan ini adalahkecualia. Tabungan pemerintah adalah selisih dari penerimaan pajak terhadap pengeluaran

    konsumsi pemerintahb. Tabungan pemerintah sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat dan

    kebiasaan menabungc. Tabungan pemerintah yang berasal dari BUMN pada umumnya kecild. Negara-Negara yang berpotensi besar dalam ekspor sumber daya alamnya,

    berpeluang memiliki Tabungan pemerintah yang besar.e. Pajak yang tinggi hanya akan menghasilkan tabungan yang tinggi bila MPC

    pemerintah atas pajak yang dinaikkan lebih kecil dari hasrat konsumsi marjinalsektor swasta atas pendapatan marjinal dibandingkan dengan pajak yang dinaikan.

    5. Pada umumnya semua teori perilaku tabungan rumah tangga berusaha menjelaskan halberikut:a. fraksi pendapatan yang ditabung oleh rumah tangga yang berpendapatan tinggi

    cenderung lebih besar dari yang berpendapatan rendahb. Rasio tabungan rumah tangga cenderung konstan sepanjang waktuc. Rasio tabungan rumah tangga bervariasi antar negara tanpa menunjukkan adanya

    hubungan yang jelas dengan pendapatand. hanya jawaban a yang benare. Semua jawabanbenar

    6. Rumusan yang tepat mengenai hipotesa pendapatan absolut dar! Keynes adalah kecualia. Tingginya tingkat tabungan rumah tangga tergantung pada besamya pendapatan

    siap pakai/dibelanjakan (disposable income)b. Rumusan Keynes hanya tepat untuk menggambarkan perilaku tabungan rumahtangga dalam jangka waktu pendekc. Fungsi konsumsi (tabungan) jangka pendek pada perekonomian cenderung bergerak

    ke atas seperti roda bergerigi.d. Hipotesa Keynes tidak dilandasi oleh teori empirik dari suatu negara

    96

  • 5/11/2018 Bab 5 Tabungan Dalam Negeri

    22/22

    e. Hasrat menabung dari pendapatan siap pakai akan meningkat sesuai dengan tingkatpendapatan

    7. Pada umumnya tabungan perusahaan di NSB relatif kecil terutama sekali disebabkanoleha. Kecilnya sektor perusahaanb. Sedikitnya rangsangan dan insentif dalam membentuk bentuk kegiatan usaha

    menjadi bentuk perusahaan.c. Terlalu banyaknya badan usaha koperasid. hanya a dan b yang benare. hanya b dan c yang benar

    8. Titik temu kesamaan antara hipotesis pendapatan absolut, relatif dan permanen adalah:a. Pandang an bahwa pendapatan sebagai faktor penentu utama perilaku tabunganb. Sarna-sarna dilandasi dengan studi empirikc. Kesamaannya akan adanya kemajuan.jika diterapkan di negara maju, tapi gagal jika

    di negara sedang berkembang.d. Kesamaannya akan pengakuan adanya pengaruh tingkat bunga perusahaan di NSB

    terhadap perilaku tabungane. tidak ada jawaban yang benar

    9. Pernyataan yang paling tepat mengenai besarnya tabungan perusahaan di NSBberpendapatan tinggi adalaha. sangat dipengaruhi oleh akumulasi tabungan badan usaha koperasib. Disumbang oleh banyak BUMNc. Didominasi oleh perusahaan-perusahaan keluargad. Didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing.e. Didominasi oleh perusahaan-perusahaan patungan.10. Menurut hipotesis tabungan kelas, faktor yang menyebabkan perbedaan antara perilakumenabung kelas pekerja dengan kelas kapitalis adalaha. Pada umumnya kelas pekerja memiliki produktivitas yang rendah dibanding

    dengan kelas kapitalisb. Kelas kapitalis lebih memiliki kekuasaan untuk menekan upah kelas pekerjanya.c. Kelas kapitalis lebih memiliki kekayaan yang bisa dijadikan sumber tabungand. Kelas pekerja umumnya lebih tidak memiliki akses pada lembaga-lembagakeuangan

    formal ketimbang kelas kapitalise. Semua jawaban benar

    97