bab 2 tinjauan pustaka - institutional...

28
9 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sistem Pakar Sebelumnya Perancangan aplikasi sistem pakar sudah banyak dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Metode-metode sistem pendukung keputusan yang dipakai juga sudah beragam, antara lain metode Certanly Factor , Backward Chaining, e2gLite Expert System Shell dan metode lainnya. Penerapan dari metode Forward Chaining telah banyak dilakukan dalam berbagai penelitian, salah satu diantaranya adalah Penerapan Sistem Pakar Forward Chaining Berbasis Aturan Pada Pengawasan Status Penerbangan. (Riska dan Antonius, 2005 ). Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa sistem pakar pengawas status penerbangan dibuat untuk membantu memberikan interpretasi dalam pengawasan status pesawat. Sistem tersebut akan memberikan peringatan dan rekomendasi berdasarkan prediksi sistem akan hasil downlink status pesawat. Dalam hal ini sebuah perangkat lunak simulasi dibuat untuk memberikan contoh penerapan sistem pakar dalam mengatasi masalah tentang bertambahnya kompleksitas. Sistem pesawat modern berteknologi tinggi sehingga dapat membantu pilot pesawat untuk meningkatkan kemudahan penggunaan teknologi yang kompleks. Penelitian yang kedua, yaitu tentang An Expert System For Diagnosing Eye Diseases Using Clips (Sammy dkk, 2005-2008). Penelitian tersebut dilakukan untuk merancang sebuah sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyebab penyakit mata pada pasien dari

Upload: vuthien

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

9

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Sistem Pakar Sebelumnya

Perancangan aplikasi sistem pakar sudah banyak dilakukan

pada penelitian-penelitian sebelumnya. Metode-metode sistem

pendukung keputusan yang dipakai juga sudah beragam, antara lain

metode Certanly Factor , Backward Chaining, e2gLite Expert

System Shell dan metode lainnya.

Penerapan dari metode Forward Chaining telah banyak

dilakukan dalam berbagai penelitian, salah satu diantaranya adalah

Penerapan Sistem Pakar Forward Chaining Berbasis Aturan Pada

Pengawasan Status Penerbangan. (Riska dan Antonius, 2005 ).

Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa sistem pakar pengawas

status penerbangan dibuat untuk membantu memberikan interpretasi

dalam pengawasan status pesawat. Sistem tersebut akan memberikan

peringatan dan rekomendasi berdasarkan prediksi sistem akan hasil

downlink status pesawat. Dalam hal ini sebuah perangkat lunak

simulasi dibuat untuk memberikan contoh penerapan sistem pakar

dalam mengatasi masalah tentang bertambahnya kompleksitas.

Sistem pesawat modern berteknologi tinggi sehingga dapat

membantu pilot pesawat untuk meningkatkan kemudahan

penggunaan teknologi yang kompleks.

Penelitian yang kedua, yaitu tentang An Expert System For

Diagnosing Eye Diseases Using Clips (Sammy dkk, 2005-2008).

Penelitian tersebut dilakukan untuk merancang sebuah sistem pakar

yang dapat mendiagnosa penyebab penyakit mata pada pasien dari

Page 2: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

10

berbagai latar belakang yang sesuai. Perancangan sebuah aplikasi

sistem pakar tersebut menggunakan bahasa pemrograman CLIPS.

CLIPS merupakan bahasa pemrograman yang digunakan seperti

sebuah alat (tool) dalam pembuatan sistem pakar ini. CLIPS dapat

digunakan dalam membangun basis pengetahuan dan berfungsi

sebagai inference engine. Rule Based Reasoning (pendekatan

berbasis aturan) di terapkan untuk melakukan pendekatan dalam

memperoleh suatu konklusi pada knowledge base dengan

menggunakan metode if-then. Mesin inferensi Forward Chaining

adalah mekanisme yang dipilih untuk diterapkan dalam sistem pakar

ini. Hal ini didasarkan karena pada suatu algoritma, pencocokan pola

tujuan utamanya adalah untuk menghubungkan fakta (data input)

dengan peraturan yang berlaku dari peraturan dasar. Sebuah evaluasi

dalam pembuatan sistem pakar ini telah mendapatkan respon yang

positif dan telah diterima oleh pengguna.

Pada penelitian ketiga, yaitu tentang An Expert System For

Diagnosis Of Disease In Rice Plant (Shikhar dkk, 2006). Pada

penelitian tersebut dijelaskan mengenai rancangan sebuah sistem

pakar pada area pertanian serta menjelaskan rancangan dan

pengembangan berbasis aturan pada sistem pakar menggunakan

kerangka ESTA (Expert System for Text Animation). Rancangan

sistem tersebut dibuat untuk mendiagnosa penyakit umum yang

terdapat pada tanaman padi. Pembuatan sistem ini dimulai dengan

mengumpulkan gejala penyakit pada tanaman padi yang terlihat

tidak subur menurut ahli pertanian, ahli ilmu penyakit tanaman dan

literatur serta pengetahuan yang diperoleh untuk pembuatan dan

pengembangan sistem pakar dengan menggunakan bahasa

pemrograman Prolog yang berbasis sistem pakar shell ESTA.

Page 3: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

11

Pada penelitian keempat, yaitu tentang Pakar Penyakit Gigi

dan Mulut Menggunakan Metode Forward Chaining. (Fetty Tri

Anggraeny dkk, 1997). Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan

pasien dan tidak perlu konsultasi ke dokter secara langsung untuk

mengetahui penyakit yang diderita dan sistem ini juga dapat

menghasilkan diagnosa berupa nama penyakit yang menyerang

bagian bibir, lidah, dan juga gigi serta solusi berupa cara pengobatan

yang sesuai dengan gejala penyakit yang dimasukkan user. Metode

penelusuran yang digunakan adalah Forward Chaining . dan

pemprograman databasenya menggunakan Dephi.

Penelitian lainnya, yaitu tentang Perancangan dan Pembuatan

Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan Produk dan Jenis Perwatan

Tubuh di Pusat Perawatan Epiderma. (Leo dkk, 2002 ). Aplikasi ini

dibuat untuk membantu unit pegawai di pusat perawatan epiderma

untuk mendiagnosa jenis dan permasalahan kulit yang dialami

pasien. Menggunakan metode Forward Chaining dan Chertainly

Factor dalam menghitung tingkat keyakinan.

Pada penelitian pertama Penerapan Sistem Pakar Forward

Chaining Berbasis Aturan Pada Pengawasan Status Penerbangan

memiliki persamaan dalam menggunakan teknik inferensi dan teknik

pendekatan pada basis pengetahuan dengan penelitian yang

dikerjakan, akan tetapi penerapan sistem pakar pada penelitian

tersebut berbeda, karena sistem pakar tersebut diterapkan untuk

status penerbangan pesawat dan hasil akhir pada penelitian tersebut

hanyalah sebuah aplikasi simulasi.

Pada penelitian kedua An Expert System For Diagnosing Eye

Diseases Using Clips , terdapat persamaan dalam penggunaan teknik

inferensi dan teknik pendekatan pada basis pengetahuan dengan

Page 4: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

12

penelitian yang dikerjakan, namun perbedaannya terletak dalam

penggunaan bahasa pemrograman, bahasa pemrograman yang

digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan CLIPS (C Language

Integrated Production System) yang didesain dalam pengembangan

software untuk terapi medis. Objek yang diterapkan pada penelitian

tersebutpun berbeda, pada penelitian tersebut sistem pakar digunakan di

area medis.

Pada penelitian ketiga An Expert System For Diagnosis Of

Disease In Rice Plant, penelitian tersebut hanya mendiagnosa

penyakit saja dan satu jenis tanaman yaitu padi. Bahasa

pemrograman yang digunakan dalam penelitian tersebut

menggunakan Prolog yang berbasis ESTA (Expert System Text

Animation). Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa teknik

inferensi yang digunakan adalah backward chaining dengan aturan

if-do dan if-then yang di gabungkan.

Pada peneliti keempat Pakar Penyakit Gigi dan Mulut

Menggunakan Metode Forward Chaining , yang diteliti hampir sama

yaitu tentang penyakit, akan tetapi didalam aplikasi Pakar Penyakit

Gigi dan Mulut ini menggunakan software Borland Delphi 7.0

dengan basis data paradox. Dan sistem pakar ini masih berbasis

desktop.

Pada peneliti kelima Perancangan dan Pembuatan Aplikasi

Sistem Pakar untuk Penentuan Produk dan Jenis Perwatan Tubuh di

Pusat Perawatan Epiderma , Basis pengetahuan yang digunakan di

Sistem aplikasi ini adalah pendekatan berbasis kasus, Software yang

digunakan yaitu Borland Delphi 6.0 dan menggunakan Ms.Access

sebagai database-nya. Sistem ini dibuat berbasis desktop.

Page 5: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

13

Pada penelitian yang dikerjakan ini diterapkan sebuah sistem

pakar yang dapat mendiagnosa anak autis dan terapi yang akan

dilakukan serta kurikulum apa yang akan diberikan kepada anak

sesuai dengan jenis-jenis autisnya dengan menggunakan teknik

inferensi Forward Chaining dan pendekatan berbasis aturan (rule

base reasoning). Dengan menggunakan Forward Chaining data-data

yang digunakan untuk mendapatkan suatu konklusi telah didapatkan

dari knowledge seorang pakar dan literatur lain seperti jurnal, artikel

dan buku, yakni dengan mencocokkan berbagai rule yang premisnya

cocok, pencocokkan dilakukan berdasarkan berbagai gejala yang

terjadi pada dua jenis tanaman hortikultura tersebut yang terdapat

dalam knowledge base. Sistem ini dibuat dengan menggunakan

pendekatan pengetahuan yaitu pendekatan berbasis aturan. Hal ini

didasarkan karena pada suatu algoritma, pencocokan pola tujuan

utamanya adalah untuk menghubungkan fakta (data input) dengan

peraturan yang berlaku dari peraturan dasar. Sebuah evaluasi dalam

pembuatan sistem pakar ini telah mendapatkan respon yang positif

dan telah diterima oleh pengguna. Dengan ini, diharapkan bahwa

hasil yang diperoleh akan lebih tepat dan akurat. Teknik pendekatan

berbasis aturan (rule base reasioning) dalam penelitian ini

digunakan sebagai bentuk pendekatan terhadap pengklasifikasian

data yang diperoleh dalam knowledge base guna mempermudah

dalam proses transformasi terhadap inference engine. Dengan

menggunakan pola if-then maka seorang pakar pun dapat dengan

mudah melakukan modifikasi terhadap data yang terdapat dalam

knowledge base. Hasil akhir pada penelitian ini adalah sebuah

aplikasi sistem pakar berbasis web yang dibuat dengan

menggunakan bahasa pemrograman PHP yang digunakan untuk

Page 6: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

14

mempermudah orang tua dalam mendiagnosa anak autis dan terapi

yang akan dilakukan serta kurikulum yang akan digunakan dalam

mengajar anak, sebelum akhirnya memasukkan anaknya ke sekolah

autis. Setelah menjawab pertanyaan dari user, Sistem akan

memberikan output berupa gejala penyakit, golongan spektrum, jenis

terapi, dan jenis kurikulum yang akan disampaikan kepada anak

sesuai dengan tingkatan autisnya. Sistem pakar ini dibuat berbasis

web bertujuan agar mempermudah orang tua dalam pengaksesan.

2.2 Sistem Pakar

2.2.1 Pengertian Sistem Pakar

Menurut (Martin, 1988).Istilah sistem pakar (ES) berasal dari

istilah sistem pakar berbasis pengetahuan. Sistem pakar adalah suatu

sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang terekam

dalam komputer umtuk memecahkan persoalan yang biasanya

memerlukan keahlian manusia. Sistem pakar diterapkan untuk

mendukung aktivitas pemecahan masalah. Aktivitas pemecahan

masalah yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decision

making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan

desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting),

pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis

(diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining),

pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring). Selain itu

sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari

seorang pakar.

2.2.2 Manfaat dan Kemampuan Sistem Pakar

Adapun manfaat dan kemampuan Sistem pakar adalah

sebagai berikut :

Page 7: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

15

1). Meningkatkan output dan produktifitas, 2). Menurunkan

waktu pengambilan keputusan,3). Meningkatkan kualitas proses dan

produk, 4). Mengurangi downtime,5). Menyerap keahlian langka,6).

Fleksibilitas,7). Operasi peralatan yang lebih mudah,8). Eliminasi

kebutuhan peralatan yang mahal,9). Operasi dilingkungan yang

berbahaya,10). Aksesibilitas ke pengetahuan dan help desk,11).

Kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak

lengkap/tidak Pasti,12). Kelengkapan pelatihan,13). Peningkatan

pemecahan masalah dan pengamblan keputusan,14). Meningkatkan

proses pengambilan keputusan,15). Meningkatkan kualitas

keputusan,16). Kemampuan untuk memecahkan persoalan

kompleks, 17). Transfer pengetahuan ke lokasi terpencil.

2.2.3 Keterbatasan Sistem Pakar

Adapun kelemahan Sistem pakar adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia.

2. Akan sulit mengekstrak keahlian dari manusia.

3. Pendekatan tiap pakar pada suatu penilaian situasi mungkin

berbeda tetapi benar.

4. Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi, untuk

mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berada

dalam tekanan waktu.

5. Penggunaan sistem pakar memiliki batasan kognitif alami.

6. ES bekerja dengan baik hanya dalam domain pengetahuan

sempit.

7. Kebanyakan pakar tidak memiliki sarana mandiri untuk

memeriksa apakah kesimpulannya masuk akal.

Page 8: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

16

8. Kosa kata yang digunakan pakar untuk menyatakan fakta dan

hubungan.

2.2.4 Metode Inferensi dalam Sistem Pakar

Menurut (Martin, 1998) Metode Inferensi dalam sistem

pakar adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berfikir

dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar.

Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya

akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik.

Metode ini akan memulai pelacakannya dengan mencocokkan

kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang

ada dalam basis data.

Dua Metode Inferensi yaitu:

a. Backward Chaining

Backward Chaining adalah pendekatan goal-driven yang

dimulai dari harapan apa yang akan terjadi (hipotesis) dan kemudian

mencari bukti yang mendukung (atau berlawanan) dengan harapan.

Sering hal ini memerlukan perumusan dan pengujian hipotesis

sementara (subhipotesis).

b. Forward Chaining

Forward Chaining adalah pendekatan data-driven yang dimulai

dari informasi yang tersedia atau dari ide dasar, kemudian mencoba

menarik kesimpulan.

Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam

sistem pakar berbasis aturan(Arhami, 2005), yaitu pelacakan ke

belakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (Forward

Chaining). Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang di motori

Page 9: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

17

tujuan terlebih dahulu (goal-driven). Dalam pendekatan ini

pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang

memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya.

Gambar 2.1 Proses Backward Chaining

(Sumber: Muhammad Arhami, 2005:19)

Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data

(data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari

informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan

kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan

bagian IF dari aturan IF-THEN.

Gambar 2.2 Proses Forward Chaining

(Sumber: Muhammad Arhami, 2005:20)

2.2.5 Alasan Pengembangan Sistem Pakar

Menurut (Kusumadewi,2003) Seorang pakar dengan sistem

pakar mempunyai banyak perbedaan. perbandingan kemampuan

Page 10: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

18

antara seorang pakar dengan sebuah sistem pakar. Dapat

digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 Perbedaan Seorang Pakar dengan Sistem Pakar

No Pakar Manusia Sistem Pakar

1 Terbatas waktu karena

manusia membutuhkan

istirahat

Tidak terbatas karena

dapat digunakan

kapanpun juga

2 Tempat akses bersifat lokal

pada suatu tempat saja

dimana pakar berada

Dapat digunakan

diberbagai tempat

3 Pengetahuan bersifat variabel

dan dapat berubah tergantung

situasi

Pengetahuan bersifat

konsisten

4

kecepatan untuk menemukan

solusi berfariasi

Kecepatan untuk

memberikan solusi

konsisten dan lebih

cepat daripada manusia

5 Biaya yang diperlukan untuk

konsultasi sangat mahal

Biaya yang dibutuhkan

konsultasi lebih murah

Pengembangan penjelasan lebih lanjut mengenai keunggulan

sistem pakar dibanding seorang pakar, yaitu:

1. Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah

mesin sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja terus

menerus setiap hari tanpa beristirahat.

2. Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat

diperbanyak dan kemudian dibagikan ke berbagai lokasi

maupun tempat yang berbeda-beda untuk digunakan

sedangkan seorang pakar hanya bekerja pada satu tempat dan

pada saat yang bersamaan.

3. Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk

menentukan siapa saja yang diberikan hak akses untuk

menggunakannya dan jawaban yang diberikan oleh sistem

terbebas dari proses intimidasi atau ancaman, sedangkan

Page 11: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

19

seorang pakar bisa saja mendapat ancaman atau tekanan pada

saat menyelesaikan permasalahan.

4. Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar

tidak akan bisa hilang atau lupa, yang dalam hal ini tentu

harus didukung oleh maintenance yang baik, sedangkan

pegetahuan seorang pakar manusia lambat laun akan hilang

karena meninggal, usia yang semakin tua, maupun menderita

suatu penyakit.

5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar

tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intimidasi,

perasaan kejiwaan, faktor ekonomi atau perasaan tidak suka.

6. Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada

suatu sistem pakar relatif lebih cepat dibandingkan oleh

seorang pakar manusia.

7. Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan

dengan penggunaan program sistem pakar (dengan asumsi

bahwa program sistem pakar itu sudah ada).

2.2.6 Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efraim Turban (1995), konsep dasar sistem pakar

mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan

dan kemampuan menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan

penguasaan pengetahuan dibidang tertentu yang diperoleh dari

praktek di lapangan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk

pengetahuan yang termasuk keahlian adalah:

1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.

Page 12: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

20

3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan

lingkup permasalahan tertentu.

4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

5. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

2.2.7 Bentuk-Bentuk Sistem Pakar

Ada 4 bentuk sistem pakar, yaitu (Kusumadewi, 2003):

1. Berdiri sendiri. Sistem pakar jenis ini merupakan software

yang berdiri-sendiri tidak tergabung dengan software yang

lainnya.

2. Tergabung. Sistem pakar jenis ini merupakan bagian

program yang terkandung didalam suatu algoritma

(konvensional), atau merupakan program dimana didalamnya

memanggil algoritma suburtin lain (konvensional).

3. Menghubungkan ke software lain. Bentuk ini biasanya

merupakan sistem yang menghubungkan ke suatu paket

program tertentu, misalnya dengan DBMS.

4. Sistem Mengabdi. Sistem pakar merupakan bagian dari

computer khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi

tertentu. Misalnya sistem pakar yang digunakan untuk

membantu menganalisis data radar.

2.2.8 Basis Pengetahuan (Knowledge Based)

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam

penyelesaian masalah, tentu di dalam domain tertentu. Ada 2 bentuk

pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan,

(Kusumadewi, 2003) yaitu:

Page 13: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

21

1. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) Pada

penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan

dengan menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN. Bentuk

ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan

pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan seorang pakar

dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan.

Disamping itu, juga digunakan apabila dibutuhkan

penjelasan tentang jejak (langkah – langkah) pencapaian

solusi.

2. Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning). Pada

penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi

solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan

diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang

(fakta yang ada). Bentuk ini akan digunakan apabila user

menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus

yang hampir sama (mirip). Selain itu, bentuk ini juga

digunakan apabila kita telah memiliki sejumlah situasi atau

kasus tertentu dalam basis pengetahuan. Dalam studi kasus

pada sistem berbasis pengetahuan terdapat beberapa

karakteristik yang dibangun untuk membantu dalam

membentuk serangkaian prinsip-prinsip arsitekturnya.

Prinsip tyersebut meliputi :

1. Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar.

2. Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar

3. Pengetahuan sering miskin spesifikasi.

4. Amatair menjadi ahli secara bertahap.

5. Sistem pakar harus fleksibel.

6. Sistem pakar harus transparan.

Page 14: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

22

2.3 Forward Chaining (Runut Maju)

Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai

dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta

tersebut (Giarratano and Riley, 2005). Forward Chaining bisa

dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah

fakta yang diketahui. Pencarian dilakukan dengan menggunakan

rules yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui tersebut

untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal

dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok

dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh.

Forward Chaining bisa disebut juga runut maju atau pencarian

yang dimotori data (data driven search). Jadi pencarian dimulai dari

premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju

konklusi atau derived information (then).

Forward Chaining berarti menggunakan himpunan aturan

kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan

aturan mana yang akan dijalankan atau dengan menambahkan data

ke memori kerja untuk diproses agar ditemukan suatu hasil.

Forward Chaining digunakan jika :

a. Banyak aturan berbeda yang dapat memberikan kesimpulan yang

sama.

b. Banyak cara untuk mendapatkan sedikit konklusi.

c. Benar-benar sudah mendapatkan berbagai fakta, dan ingin

mendapatkan konklusi dari fakta-fakta tersebut.

Page 15: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

23

Adapun tipe sistem yang dapat menggunakan teknik pelacakan

Forward Chaining, yakni :

a. Sistem yang direpresentasikan dengan satu atau beberapa

kondisi.

b. Untuk setiap kondisi, sistem mencari rule-rule dalam knowledge

base untuk rule-rule yang berkorespondensi dengan kondisi

dalam bagian if.

c. Setiap rule dapat menghasilkan kondisi baru dari konklusi yang

diminta pada bagian then. Kondisi baru ini dapat ditambahkan

ke kondisi lain yang sudah ada.

d. Setiap kondisi yang ditambahkan ke sistem akan diproses. Jika

ditemui suatu kondisi, sistem akan kembali ke langkah 2 dan

mencari rule-rule dalam knowledge base kembali. Jika tidak ada

konklusi baru, sesi ini berakhir.

Gambar 2.3 Pelacakan Ke Depan (Forward Chaining)

Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai true), maka

proses akan meng-assert konklusi. Forward chaining juga

digunakan jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak

dalam.

Pada metode Forward Chaining, ada 2 cara yang dapat

dilakukan untuk melakukan pencarian, yaitu :

a. Dengan memasukkan semua data yang tersedia ke dalam sistem

pakar pada satu kesempatan dalam sesi konsultasi. Cara ini

Page 16: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

24

banyak berguna pada sistem pakar yang termasuk dalam proses

terautomatisasi dan menerima data langsung dari komputer yang

menyimpan database, atau dari satu set sensor.

b. Dengan hanya memberikan elemen spesifik dari data yang

diperoleh selama sesi konsultasi kepada sistem pakar. Cara ini

mengurangi jumlah data yang diminta, sehingga data yang

diminta hanyalah data-data yang benar-benar dibutuhkan oleh

sistem pakar dalam mengambil kesimpulan.

Contoh pelacakan Forward Chaining :

Rule - rule yang diberikan :

1. R1 : Jika A dan C, maka E

2. R2 : Jika D dan C maka F

3. R3 : Jika B dan E maka F

4. R4 : Jika B maka C

5. R5 : Jika F maka G

Fakta yang ada : A benar dan B benar

1. Dalam Forward Chaining pencarian dimulai dengan fakta yang

diketahui dan mengambil fakta baru menggunakan aturan yang

telah diketahui pada sisi Jika.

2. Karena diketahui A dan B benar, sistem pakar mulai dengan

mengambil fakta baru menggunakan aturan yang memiliki A dan

B pada sisi Jika. Dengan menggunakan R4, sistem pakar

mengambil fakta baru C dan menambahkannya ke dalam

assertion base sebagai benar.

3. Sekarang R1 fire(karena A dan C benar) dan nyatakan E sebagai

benar dalam assertion base sebagai benar.

Page 17: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

25

4. Karena B dan E keduanya benar (berada dalam assertion base),

R3 fire dan menetapkan F sebagai benar dalam assertion base.

5. Sekarang R5 fire (karena F berada dalam sisi Jika), yang

menetapkan G sebagai benar, jadi hasilnya adalah G.

2.4 Definisi dan Kriteria Autis

Autisme merupakan gangguan yang dimulai dan dialami pada

masa kanakkanak. Autisme infantil (autisme pada masa kanak-

kanak) adalah gangguan ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan

orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan

yang tertunda, echolalia (meniru/membeo), mutism (kebisuan, tidak

mempunyai kemampuan untuk berbicara), pembalikan kalimat dan

kata (menggunakan kamu untuk saya), adanya aktivitas bermain

yang repetitif dan stereotipik, rute ingatan yang kuat, dan keinginan

obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya,

rasa takut akan perubahan, kontak mata yang buruk, lebih menyukai

gambar dan benda mati (Kaplan dkk, 1994).

Autisme berasal dari kata Yunani “autos” yang berarti self

(diri). Kata autisme ini digunakan didalam bidang psikiatri untuk

menunjukkan gejala menarik diri (Budhiman, 2002).

Autisme bukanlah penyakit menular, namun suatu gangguan

perkembangan yang luas yang ada pada anak. Seorang ahli

mengatakan autisme adalah dasar dari manusia yang berkepribadian

ganda (Sizhophren). Autis pada anak berbeda-beda tarafnya dari

yang ringan sampai yang berat. Autis dapat terjadi pada siapa saja

tanpa membedakan perbedaan status sosial maupun ekonomi.

Page 18: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

26

Dengan perbandingan 4:1 pada anak laki-laki. IQ pada anak autis

bisa dari yang rendah sampai IQ yang tinggi (Gunawan, 2001).

2.4.1 Jenis-Jenis Terapi Autis

Ada beberapa terapi yang digunakan untuk penanganan anak

autis yaitu:

a. Terapi Medikamentosa adalah terapi dengan obat-obatan

bertujuan memperbaiki komunikasi, memperbaiki respon

terhadap lingkungan, dan menghilangkan perilaku aneh serta

diulang-ulang.(Widyawati dkk, 2003).

b. Terapi biomedis adalah terapi bertujuan memperbaiki

metabolisme tubuh melalui diet dan pemberian suplemen.

c. Terapi Wicara adalah terapi untuk membantu anak autis

melancarkan otototot mulut sehingga membantu anak autis

berbicara lebih baik (Suryana, 2004).

d. Terapi Perilaku adalah metode untuk membentuk perilaku

positif pada anak autis, terapi ini lebih dikenal dengan nama

ABA (Applied Behavior Analysis) atau metode

Lovass.(Handojo, 2003).

e. Terapi Okupasi adalah terapi untuk melatih motorik halus

anak autis. Terapi okupasi untuk membantu menguatkan,

memperbaiki koordinasi dan keterampilan ototnya (Suryana,

2004).

f. Terapi Bermain adalah proses terapi psikologik pada anak,

dimana alat permainan menjadi sarana utama untuk

mencapai tujuan. (Sutadi dkk, 2003).

g. Terapi Sensory Integration adalah pengorganisasian

informasi melalui sensori-sensori (sentuhan, gerakan,

Page 19: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

27

keseimbangan, penciuman, pengecapan, penglihatan dan

pendengaran) yang sangat berguna untuk menghasilkan

respon yang bermakna (Sutadi dkk, 2003).

h. Terapi Auditory Integration adalah terapi untuk anak autis

agar pendengarannya lebih sempurna (Suryana, 2004).

2.4.2 Klasifikasi Autis

Klasifikasi autisme sedang dan berat sering kali disimpulkan

setelah anak didiagnosa autisme. Klasifikasi ini dapat diberikan

melalui Childhood Autism Rating Scale (CARS).(Schopler dkk

dalam Berkell, 1992)

2.4.3 Penyebab Autis

Ada beberapa penyebab autisme, dugaan penyebab autisme

dan diagnosis medisnya yaitu faktor biologis, gangguan

perkembangan susunan saraf, dan kelainan fungsi luhur otak:

(Budhiman dkk, 2002; Budhiman dalam Suryana, 2004; Yatim

dalam Suryana, 2004).

Beberapa teori penyebab autis :

1. Genetik dan heriditer

2. Teori kelebihan Opioid

- Unsur opioid-like

- Kekurangan enzyme dipeptidyl peptidase

- Dermorphin dan Sauvagine

- Opioids dan secretin

- Opioids dan glutathione

- Opioids dan immunosuppression

3. Gluten atau casein teori dan hubungan gangguan celiac

- igA urine

Page 20: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

28

- Teori gamma interferon

- Teori metabolism sulfat

4. Kolokistokinin

5. Oksitosin dan vasopressin

6. Metilation

7. Imunitas teori autoimun dan alergi makanan

8. Zat darah penyerang kuman ke myelin protein basis dasar

9. Teori infeksi karena virus vaksinasi

10. Teori sekretin

11. \Teori kelainan saluran cerna

12. Paparan aspartame

13. Kekurangan vitamin, mineral nutrisi tertentu

14. Orphanin protein

2.4.4 Karakteristik Anak Autis

Anak Autis mempunyai karakteristik dalam bidang

komunikasi, interaksi sosial, sensoris, pola bermain, perilaku dan

emosi: (Suryana, 2004)

a. Komunikasi

1. Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada.

2. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah

bicara tapi kemudian sirna.

3. Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya.

4. Mengoceh tanpa arti berulang-ulang dengan bahasa yang

tidak dapat dimengerti orang lain.

5. Bicara tidak dipakai untuk alat komunikasi.

6. Senang meniru atau membeo (echolalia).

Page 21: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

29

7. Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau

nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya.

8. Sebagian dari anak ini tidak berbicara (non verbal) atau

sedikit berbicara (kurang verbal) sampai usia dewasa.

9. Senang menarik-narik tangan orang lain untuk

melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin

meminta sesuatu.

b. Interaksi Sosial

1. Penyandang autistik lebih suka menyendiri.

2. Tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindari

untuk bertatapan.

3. Tidak tertarik untuk bermain bersama teman.

4. Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh.

c. Gangguan Sensoris

1. Sangat sensitif terhadap sentuhan, seperti tidak suka

dipeluk.

2. Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga.

3. Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-

benda.

4. Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut.

d. Pola Bermain

1. Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya.

2. Tidak suka bermain dengan anak sebayanya.

3. Tidak kreatif, tidak imajinatif.

4. Tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda

dibalik lalu rodanya diputar-putar.

5. Senang akan benda yang berputar seperti kipas angin,

roda sepeda.

Page 22: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

30

6. Dapat sangat lekat dengan bendabenda tertentu yang

dipegang terus dan dibawa kemana-mana.

e. Perilaku

1. Dapat berperilaku (hiperaktif) atau kekurangan (deficit).

2. Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti

bergoyang-goyang, mengepakan tangan, berputar-putar

dan melakukan gerakan yang berulang -ulang.

3. Tidak suka pada perubahan.

4. Dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong.

f. Emosi

1. Sering marah-marah tanpa alas an yang jelas, tertawa-

tawa, menangis tanpa alasan.

2. Tempertantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang

tidak diberikan keinginannya.

3. Kadang suka menyerang dan merusak.

4. Kadang-kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya

sendiri.

5. Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan

orang lain.

Namun gejala tersebut diatas tidak harus ada pada setiap anak

penyandang autisme. Pada anak penyandang autism berat mungkin

hampir semua gejala ada tapi pada kelompok yang ringan mungkin

hanya terdapat sebagian saja (Suryana, 2004).

2.5 Ajax (Asynchronous JavaScript and XML)

Menurut (Desrizal, 2009) AJAX adalah singkatan dari

Asynchronous JavaScript and XML. AJAX, terdiri dari HTML,

Page 23: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

31

Javascript, DHTML dan DOM yang kemudian digabungkan dengan

bahasa pemograman web di sisi server seperti PHP dan ASP,

sehingga membentuk suatu aplikasi berbasis web yang interaktif.

AJAX bukanlah bahasa pemograman baru, tetapi adalah teknik baru

untuk membuat aplikasi web lebih baik, lebih cepat dan lebih

interaktif. Dengan AJAX, Javascript dapat langsung berkomunikasi

dengan server dengan menggunakan objek XMLHttpRequest.

Dengan objek ini, javascript dapat melakukan transaksi data dengan

server web, tanpa harus me-reloading halaman web tersebut secara

keseluruhan.

Berikut adalah teknologi yang termasuk dalam aplikasi AJAX:

HTML yang digunakan untuk membuat Web forms dan

mengindentifikasikan filed-field yang akan digunakan dalam

aplikasi.

JavaScript adalah kode inti untuk menjalankan aplikasi AJAX

dan untuk membantu memfasilitasi komunikasi dengan aplikasi.

DHTML, atau Dynamic HTML, membantu untuk membuat form

atau web dinamis. Dalam DHTML ini akan digunakan <div>,

<span> dan elemen HTML dinamis lainnya.

DOM, Document Object Model, akan digunakan (melalui kode

JavaScript) untuk bekerja dengan kedua struktur dari HTML

dan XML yang dalam beberapa kasus berasal dari server.

Objek pertama yang harus dimengerti adalah

XMLHttpRequest. Ini adalah objek javascript dan membuatnya

sederhana seperti ditunjukkan pada Kode Program 2.1.

Page 24: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

32

Kode Program 2.1 Membuat Objek XMLHttpRequest.

1. <script language="javascript" type="text/javascript">

2. var xmlHttp = new XMLHttpRequest();

3. </script>

Untuk mendapatkan dan mengirim data dari atau ke suatu

database atau file di server menggunakan javascript tradisional,

maka dibuat HTML Form. User harus memilih tombol “submit”

untuk mengirim atau mendapatkan informasi, menunggu respon dari

server, kemudian halaman yang baru berupa hasilnya akan di-load.

Server selalu memberikan halaman baru setiap user memilih tombol

submit, aplikasi web sederhana akan berjalan lambat dan akan

kurang user-friendly.

Gambar 2.4 Perbandingan Web Aplikasi Tradisional dengan AJAX

(Desrizal, 2009)

Gambar 2.4 merupakan perbedaan antara model aplikasi web

menggunakan AJAX dan tanpa AJAX. Perbedaan yang tampak

adalah pada sisi browser client dimana pada model aplikasi web

menggunakan AJAX, menggunakan Javascript, AJAX, dan XML.

Page 25: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

33

2.6 jQuery

jQuery adalah javascript library, jQuery mempunyai

semboyan “write less, do more”. jQuery dirancang untuk

memperingkas kode-kode javascript. JQuery adalah javascript

library yang cepat dan ringan untuk menangani dokumen HTML,

menangani event, membuat animasi, dan interaksi ajax. JQuery

dirancang untuk mengubah cara menulis javascript. Sebelum

memulai mempelajari jQuery, harus mempunyai pengetahuan dasar

terlebih dahulu mengenai HTML, CSS dan Javascript (Desrizal,

2009).

Library jQuery mempunyai kemampuan :

Kemudahan mengakses elemen-elemen HTML

Memanipulasi elemen HTML

Memanipulasi CSS

Penanganan event HTML

Efek-efek javascript dan animasi

Modifikasi HTML DOM

AJAX

Menyederhanakan kode javascript lainnya

Sintaks jquery biasanya dibuat untuk memilih elemen-elemen HTML

dan melakukan aksi

terhadap elemen yang dipilih.

Sintaks : $(selector).action()

Keterangan :

Tanda dollar, untuk mendefinisikan jQuery

(selector), untuk menunjukkan elemen yang dipilih atau dituju

Page 26: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

34

action(), adalah jQuery action yang akan dilakukan terhadap

elemen yang dipilih.

Contoh :

$(this).hide() : menyembunyikan elemen saat ini

$("p").hide() : menyembunyikan semua paragraf atau konten dari

tag <p>

$(".test").hide() : menyembunyikan elemen yang mempunyai

class="test"

$("#test").show() : menampilkan elemen yang mempunyai

id="test"

Karena hampir segala sesuatu yang dilakukan bila

menggunakan jQuery membaca atau memanipulasi document object

model (DOM), perlu memastikan bahwa pengguna mulai

menambahkan event segera setelah DOM siap. Untuk melakukan hal

ini, ditambahkan kode ready event untuk dokumen.

$(document).ready(function(){

//kode anda di sini

});

Kode di atas berarti jika pengguna ingin kode dijalankan apabila

halaman HTML telah dijalankan semuanya. Atau dengan kode

javascript biasanya seperti ini :

window.onload = function(){ //kode anda di sini } (e-book,

PHP Ajax Javascript jQuery Tutorial Indonesia).

2.7 PHP

Berdasarkan informasi dari situs resmi PHP, “PHP.net”, PHP

(PHP: Hypertext Prepocessor) merupakan bahasa pemrograman

Page 27: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

35

web yang dapat disisipkan dalam script HTML. Banyak sintaks di

dalamnya yang mirip dengan bahasa C, Java dan Perl. Tujuan dari

bahasa ini adalah membantu para pengembang web untuk membuat

web dinamis dengan cepat.

Ketika seseorang mengunjungi web berbasis PHP, web server

akan memproses kode-kode PHP. Beberapa perintah atau kode dari

PHP tersebut selanjutnya ada yang diterjemahkan ke dalam HTML

dan beberapa ada yang disembunyikan (misalnya proses kalkulasi

dan operasi). Setelah diterjemahkan ke dalam HTML, web server

akan mengirim kembali ke web browser pengunjung tersebut. Yang

bisa dilakukan dengan PHP antara lain :

Mengurangi waktu untuk membuat web berskala besar

Mampu menciptakan web interaktif

Menciptakan berbagai tool untuk keperluan online

(http://www.hotscripts.com/PHP/Scripts_and_Programs/)

Mendukung e-commerce (shopping carts)

Untuk dapat bekerja dengan PHP, berikut ini adalah beberapa

aplikasi yang diperlukan:

Web server (Apache, IIS, Personal Web Server/PWS)

PHP server (dapat didownload di PHP.net)

Database server (MySQL, Interbase, MS SQL, dll)

Web Editor (Dreamweaver, Frontpage, dll)

Dapat pula menggunakan tool aplikasi yang di dalamnya

sudah terdapat web server (Apache), PHP server, dan MySQL yang

terintegrasi menjadi satu. Tool tersebut dapat diinstal di PC sebagai

sarana belajar PHP. Beberapa contoh tool tersebut di antaranya

adalah Easyphp (Easyphp.org), PHPTriad, AppServe, dll. PHP

Page 28: Bab 2 Tinjauan Pustaka - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2413/3/T1_672008221_BAB II… · Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Penentuan

36

server dapat berjalan dengan baik di beberapa OS seperti Windows,

Linux, dan Macintosh.(Yuana, 2010)

2.8 MySql

MySQL merupakan software sistem manajemen database

(Database Management System – DBMS ) yang sangat populer

dalam pemrograman web. MySQL merupakan database yang paling

populer digunakan untuk membangun aplikasi web yang

menggunakan database sebagai sumber dan pengelola datanya

(Sutarman, 2006).

Database MySQL tersedia secara bebas dan boleh digunakan

oleh semua orang dengan lisensi open source. MySQL dikenal

sebagai database yang pertama kali didukung oleh bahasa

pemrograman script untuk internet-PHP.

MySQL lebih umum digunakan untuk membagun aplikasi

berbasis web, umumnya pengembangan aplikasinya menggunakan

bahasa pemrograman script PHP (Sidik, 2007).