bab 2 perompak somalia di teluk aden 2.1 awal mula ... 2 revisi... · world bank pada tahun 2002...

15
22 BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula Perompak Somalia di Teluk Aden Munculnya masalah perompakan di Somalia dapat dilihat sebagai akibat dari tidak adanya pemerintahan yang efektif dan keadaan ekonomi Somalia yang mendorong para penduduknya untuk menjadi perompak sebagai jalan untuk memperoleh pendapatan (Stoffer, 2013). Menurut Lucas (2013) terdapat tiga fase perkembangan munculnya perompak Somalia. Fase pertama dimulai dari jatuhnya rezim Siad Mohamed Barre pada tahun 1991. Semenjak kejadian tersebut terjadi kekosongan kekuasaan di Somalia yang mengakibatkan negara tidak mampu dalam menegakkan hukum. Akibatnya banyak konflik sipil yang bermunculan untuk memperebutkan kekuasaan saat itu. Konflik sipil yang yang terjadi selama bertahun-tahun kemudian menghancurkan sistem administrasi negara secara keseluruhan dan menyebabkan Somalia pecah menjadi beberapa negara bagian baru. Pada tahun 1991, wilayah yang dahulu bernama British Somaliland Protectorate mendeklarasikan dirinya menjadi wilayah yang merdeka semi otonom yang kini dikenal dengan nama Somaliland. Kemudian, kelompok lain di wilayah bagian timur laut Somalia pun ikut mendeklarasikan diri menjadi sebuah wilayah yang merdeka yang bernama Puntland.

Upload: vudien

Post on 19-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

22

BAB 2

PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN

2.1 Awal Mula Perompak Somalia di Teluk Aden

Munculnya masalah perompakan di Somalia dapat dilihat sebagai akibat dari

tidak adanya pemerintahan yang efektif dan keadaan ekonomi Somalia yang

mendorong para penduduknya untuk menjadi perompak sebagai jalan untuk

memperoleh pendapatan (Stoffer, 2013). Menurut Lucas (2013) terdapat tiga fase

perkembangan munculnya perompak Somalia. Fase pertama dimulai dari jatuhnya

rezim Siad Mohamed Barre pada tahun 1991. Semenjak kejadian tersebut terjadi

kekosongan kekuasaan di Somalia yang mengakibatkan negara tidak mampu dalam

menegakkan hukum. Akibatnya banyak konflik sipil yang bermunculan untuk

memperebutkan kekuasaan saat itu.

Konflik sipil yang yang terjadi selama bertahun-tahun kemudian

menghancurkan sistem administrasi negara secara keseluruhan dan menyebabkan

Somalia pecah menjadi beberapa negara bagian baru. Pada tahun 1991, wilayah yang

dahulu bernama British Somaliland Protectorate mendeklarasikan dirinya menjadi

wilayah yang merdeka semi otonom yang kini dikenal dengan nama Somaliland.

Kemudian, kelompok lain di wilayah bagian timur laut Somalia pun ikut

mendeklarasikan diri menjadi sebuah wilayah yang merdeka yang bernama Puntland.

Page 2: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

23

Adapun wilayah selatan dan tengah dari Somalia masih mengalami konflik senjata

antar klan dan pengikutnya.

Situasi ini menyebabkan sulitnya untuk membangun sebuah pemerintahan

administratif yang efektif di negara Somalia. Kondisi tersebut juga berpengaruh

terhadap kurangnya kontrol negara dalam pengawasan keamanan di wilayah perairan

Somalia yang akhirnya menjadi salah satu penyebab banyaknya kapal asing

penangkap ikan yang beroperasi di wilayah perairan Somalia. Seperti diketahui,

wilayah perairan Somalia terkenal memiliki komoditi laut yang yang berharga seperti

lobster, tuna, dan ikan hiu (High Seas Task Force, 2009)

Ocean Training and Promotion mencatat sekitar 200 kapal asing melakukan

kegiatan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah perairan Somalia antara tahun

1991 dan 1999. Kapal-kapal asing penangkap ikan ini pun kemudian menguasai

wilayah perairan Somalia dan sumber daya lautnya sepanjang 3.300 km.

Diperkirakan sekitar $4.000 sampai dengan $9.000 diperoleh dari kegiatan ilegal ini

(Joana, 2009:10). Aktivitas ilegal yang terus menerus dilakukan oleh kapal-kapal

asing ini pun pada akhirnya berdampak buruk bagi perekonomian penduduk di

wilayah tepi pantai Somalia yang sebagian besar menjadi nelayan

Selain melakukan penangkapan ikan secara ilegal, kapal-kapal asing juga

membuang limbah beracun di wilayah perairan Somalia (Joana, 2009:10). Praktik ini

diduga telah berlangsung sejak pecahnya perang sipil di Somalia pada tahun 1991

namun baru terbukti setelah bencana tsunami pada tahun 2004 yang menyapu ribuan

Page 3: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

24

kontainer dan tong-tong yang berisi limbah (UNEP, 2006). Murahnya biaya yang

harus dikeluarkan oleh negara-negara Eropa untuk membuang limbah di Somalia

menjadi alasan utama. Hanya diperlukan biaya sekitar $2,5 per ton untuk membuang

limbah di wilayah perairan Somalia dibandingkan dengan biaya yang harus

dikeluarkan jika ingin membuang limbah tersebut secara aman di Eropa yang

mencapai $ 250 per ton.

Pembuangan limbah ilegal tersebut menyebabkan rusaknya biota laut dan

berdampak buruk pada perekonomian nelayan di wilayah pesisir Somalia. Beberapa

nelayan Somalia pun kemudian memilih untuk beraksi menjadi penjaga pantai. Aksi

ini dilakukan untuk melindungi dan memperoleh kembali wilayah mereka dalam

memanfaatkan sumber daya laut. Namun aksi para nelayan ini kemudian berkembang

menjadi aksi perompakan dengan mulai menyerang dan menyergap kapal penangkap

ikan asing serta menahan para kru kapal tersebut (Murphy dalam Edward R. Lucas

2013:58).

Kasus pertama yang terjadi adalah pembajakan kapal Bonsella oleh 26

perompak Somalia ketika sedang transit menuju utara Somalia pada tahun 1994. Saat

itu para perompak mengklaim bahwa mereka adalah “Somalia Coast Guard” dan

menguasai kapal Bonsella selama lima hari. Dalam rentang waktu tersebut para

perompak berusaha menggunakan kapal tersebut untuk membajak kapal lainnya

(Hansen, 2009:11). Meskipun pada akhirnya para perompak tersebut gagal dan

Page 4: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

25

menyerah, kapal Bonsella pun dibebaskan setelah para perompak berhasil mencuri isi

kapal Bonsella.

Fase kedua perompak Somalia kemudian ditandai dengan semakin

berkembang dan meningkatnya aksi perompakan yang terjadi di wilayah Teluk Aden.

Setelah aksi perompakan pada tahun 1994, para perompak Somalia yang mulanya

hanya kumpulan nelayan pun semakin berkembang menjadi kelompok perompak

yang semakin terorganisir (Lucas, 2013:57). Adanya peluang untuk mendapatkan

penghasilan menyebabkan semakin berkembangnya aksi perompakan di Somalia. Hal

ini tidak lepas dari buruknya kondisi perekonomian Somalia. Berdasarkan data dari

World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu

negara miskin di dunia dengan pendapatan perkapita hanya $226 per tahun.

Diperkirakan sekitar 43% dari 9 juta penduduk Somalia hidup di bawah garis

kemiskinan dengan pendapatan mereka berada dibawah $1 per hari (African

Development Bank, 2010).

Lokasi Somalia yang sangat strategis juga menarik para perompak untuk

melakukan aksinya. Terletak di Afrika timur, Somalia memiliki luas wilayah 638.000

kilometer persegi dan memiliki garis pantai sepanjang 3.300 kilometer yang

berbatasan langsung dengan Teluk Aden di sebelah utara dan Samudra Hindia di

sebelah timur (Central Inteligent Agency, 2015). Wilayah perairan di sekitar Somalia

pun menjadi salah satu jalur perdagangan internasional yang menjadi pintu utama

sebelum memasuki Terusan Suez. Sehingga banyak kapal-kapal dagang dari Asia

Page 5: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

26

menuju Eropa dan kapal pengangkut minyak dari Timur yang melewati Somalia dan

wilayah Teluk Aden.

Gambar 2.1 Peta wilayah Somalia

Sumber: University of Texas Libraries

Melihat kesempatan tersebut, para perompak Somalia pun mulai menjadikan

kapal-kapal dagang dan kapal tangker pengangkut minyak maupun gas sebagai target

utama untuk mendapatkan uang tebusan. Pada 10 April 2005 kapal tanker pengangkut

gas petrolium MV Feisty Gas berbendera Hongkong berhasil dibajak dan ditahan

oleh para perompak Somalia. Akhirnya setelah membayar uang tebusan sebesar

Page 6: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

27

$315.000 kepada perwakilan perompak Somalia di Mombasa, Kenya, kapal tanker

tersebut berhasil dibebaskan (World Public Library Report, 2015).

Fase ketiga berkembangnya perompak Somalia pun dimulai ketika aksi

perompak Somalia mulai menjadi sorotan negara-negara di dunia. Hal ini disebabkan

ketika pada 25 September 2008, perompak Somalia berhasil membajak dan menahan

kapal MV Faina beserta para kru kapal. MV Faina yang berlayar menuju Mombasa

mengangkut perlengkapan militer. Aksi perompak Somalia yang berhasil menawan

MV Faina pun selanjutnya menyebabkan perompak Somalia mendapat perhatian dan

reaksi dari negara-negara di dunia. Hal ini disebabkan kekhawatiran akan jatuhnya

senjata militer tersebut ke tangan militan Islam Al Shabaab yang merupakan salah

satu gerakan teroris di Somalia (Lucas, 2013: 61). Namun setelah 5 bulan ditawan

oleh para perompak, kapal MV Faina beserta kru kapal pun akhirnya dibebaskan

setelah pemilik kapal membayar uang tebusan sebesar $3,2 juta (BBC, 2009).

Besarnya penghasilan yang diperoleh dari uang tebusan hasil membajak kapal

tersebut menjadikan aksi perompak Somalia meningkat tajam pada tahun 2008

(International Maritime Bureau Report, 2011). Yang mana dalam sekali melakukan

aksinya para perompak Somalia diperkirakan memperoleh pendapatan sampai dengan

$10 ribu (Middleton, 2008). Sedangkan dalam setahun para perompak Somalia

berhasil memperoleh uang tebusan mencapai $30 juta (U.S. National Security

Council, 2008). Uang tebusan ini kemudian dihabiskan untuk membeli barang-barang

mewah dan membeli senjata, kapal, serta perlengkapan lainnya untuk melakukan aksi

Page 7: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

28

perompakan selanjutnya. Hal ini pada gilirannya kemudian membantu para perompak

Somalia ke tingkat keberhasilan yang lebih besar ketika menjalankan aksi

perompakan (Lucas, 2013: 61). Selain itu, besarnya penghasilan dari uang tebusan

yang diperoleh menyebabkan perompakan pun menjadi lahan bisnis yang

menjanjikan dan berkembang pesat di Somalia terutama di wilayah Puntland dekat

dengan Teluk Aden (Stoffer, 2013).

2.2 Kelompok Perompak Somalia

Kelompok perompak Somalia kebanyakan beroperasi dari wilayah pesisir

timur laut Puntland dan wilayah selatan Somalia (Lang 2011 dalam Stoffers 2013).

Pusat markas pelabuhan mereka berada di Harardheere, Hobyo, Garad, dan Eyl.

Lemahnya institusi pemerintahan Puntland menyebabkan banyak perompak berasal

dari wilayah tersebut. Banyak pegawai pemerintah yang korupsi dan ikut terlibat

secara tidak langsung dalam aksi perompakan (Menkhaus dan Dua, 2012).

Pemerintah Puntland juga menerima uang suap dari hasil perompakan yang

menyebabkan aksi perompakan memegang peranan penting dalam perekonomian di

Puntland.

Kelompok perompak Somalia juga dihubungkan dengan jaringan gerakan

Islam radikal Al Shabaab yang merupakan salah satu gerakan terroris di Somalia.

Perompak Somalia dan jaringan Islam Al Shabaab terlibat dalam perdagangan

manusia dan penyelundupan senjata. Selain itu terdapat indikasi uang tebusan hasil

Page 8: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

29

perompak Somalia digunakan oleh Al Shabaab untuk mendanai aksi-aksi mereka

(Menkhaus, 2009).

Berdasarkan data dari International Maritime Bureau (IMB) pada tahun 2008

terdapat 4 grup utama perompak Somalia yang beraksi di wilayah Teluk Aden, yang

merupakan jalur utama yang harus dilewati oleh kapal-kapal dagang yang ingin ke

Laut Mediterania melalui Terusan Suez. Kelompok tersebut dilengkapi dengan roket

peluncur granat dan menggunakan perahu berekecapatan tinggi. Empat kelompok

perompak Somalia yang beroperasi di wilayah Teluk Aden yakni:

1. The National Volunteer Coast Guard (NVCG) yang dikomandani oleh

Garaad Mohamed, yang ahli dalam merompak kapal-kapal kecil dan kapal

penangkap ikan di sekitar wilayah pantai selatan Kismayu.

2. The Marka Group, yang dikomandani oleh Mohamed Siad (yang dikenal

juga dengan nama Yusuf Indha’adde) yang terdiri dari beberapa kelompok

yang tersebar di sekitar wilayah Marka.

3. The Puntland Group, yang terdiri dari kelompok nelayan tradisional yang

beroperasi di wilayah Puntland.

4. The Somali Marine, yang terkenal sebagai kelompok yang paling kuat dan

modern. Kelompok ini dikomandani oleh panglima perang Abdi

Mohamed Afweyne. The Somali Marines Group memiliki struktur militer,

yang terdiri dari laksmana armada, laksmana, wakil laksmana dan kepala

operasi keuangan (IMB, 2008).

Page 9: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

30

2.3 Pola Operasi Perompak Somalia

Markas perompak Somalia yang paling aktif dan terbaru tersebar di sekitar

wilayah pantai Puntland, Eyl, Hobyo, dan Haradheere. Markas para perompak ini

dilengkapi dengan persenjataan yang cukup lengkap. Sehingga pemerintah lokal

cukup sulit untuk menyerang atau mengambil kembali hasil rampasan para perompak

yang disimpan di markas para perompak (International Expert Group on Piracy off

the Somali Coast, 2008). Pola operasi para perompak Somalia dimulai dari

menyiapkan alat transportasi, persiapan senjata, identifikasi target dan strategi ketika

menegosiasikan tawanan, dan investasi dari hasil pembayaran uang tebusan yang

kemudian menyebabkan para perompak kini semakin mahir (Hansen, 2009).

Pada akhir tahun 1990an sampai dengan awal tahun 2000, para perompak

menjalankan aksinya dengan target kapal penangkap ikan atau kapal pribadi yang

melewati wilayah perairan Somalia. Pada awal aksinya para perompak Somalia hanya

menawan kapal dan kru nya yang kemudian dilepaskan setelah para perompak

berhasil mengambil barang berharga yang diangkut kapal tersebut (International

Expert Group on Piracy off the Somali Coast, 2008). Namun di pertengahan tahun

2000 sampai dengan saat ini, aksi perompak Somalia mulai jauh berkembang dan

menjadikan kapal-kapal besar sebagai targetnya dan menawan mereka sampai waktu

yang cukup lama untuk mendapatkan uang tebusan. Selanjutnya uang tebusan

tersebut digunakan untuk membiayai aksi selanjutnya (IMB,2008).

Kemudian akhir tahun 2007 para perompak pun mulai memperluas wilayah

operasinya. Para perompak Somalia melihat peluang yang lebih aman dan mudah

Page 10: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

31

merompak kapal-kapal dagang yang melewati Teluk Aden. Selain itu mereka akan

mendapatkan uang tebusan yang lebih banyak. Hal ini kemudian menyebabkan

semakin meningkatnya aksi penyerangan dan perompakan terhadap kapal-kapal

dagang yang melewati Teluk Aden dan wilayah perairan Somalia (International

Expert Group on Piracy off the Somalia Coast, 2008).

Dalam melakukan aksinya para perompak Somalia menggunakan perahu

motor yang dilengkapi dengan motor pendorong. Perahu yang dilengkapi dengan

motor pendorong ini mampu mengangkut sampai dengan empat orang perompak.

Perahu motor ini kemudian mencari targetnya dengan memilih kapal dagang atau

kapal penangkap ikan yang cenderung berkecepatan lamban. Setelah kapal target

ditentukan, para perompak kemudian mulai melancarkan serangannnya. Para

perompak Somalia ini menggunakan senjata ringan seperti AK47, granat tangan, atau

pelontar roket granat dalam menyerang targetnya (Joubet, 2009).

Menyerang dari satu arah secara berkelanjutan menyebabkan perahu

perompak lainnya berkesempatan dalam mendekati kapal target tanpa sepengetahuan

kru kapal. Ketika strategi ini berhasil para perompak akan dengan mudah menduduki

kapal dan menangkap para kru kapal. Kapal yang sudah berhasil dikuasai para

perompak kemudian diarahkan ke markas mereka yang terletak di sepanjang pesisir

Eyl, Hobyo, atau Haradheere yang dipilih berdasarkan asal klan para perompak

(International Expert Group on Piracy off The Somali Coast Report, 2008).

Selanjutnya kapal akan ditawan sampai proses negosiasi berhasil dilakukan oleh para

perompak Somalia.

Page 11: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

32

Seiring berjalannya waktu, para perompak Somalia semakin berkembang dan

menggunakan senjata dan kapal yang lebih baik dan kuat. Uang hasil tebusan dari

aksi merompak kemudian digunakan untuk membeli perahu induk yang mampu

mengangkut perahu-perahu motor kecil dan sebagai tempat para kelompok perompak

untuk berkumpul (Burlando, Cristea, dan Lee, 2014). Para perompak Somalia juga

menggunakan GPS (Global Positioning System) dan night vision goggles dalam

menjalankan aksinya. Meskipun perlengkapan canggih ini hanya dimiliki oleh

beberapa kelompok perompak yang sudah maju dan memiliki modal yang besar

(Hansen, 2009). Perlengkapan selanjutnya yang sering ditemui adalah para perompak

Somalia membawa tangga dalam setiap aksinya. Tangga ini digunakan untuk menaiki

badan kapal target (Joubert, 2009).

2.5 Kerugian Yang Diakibatkan Dari Aksi Perompak Somalia

Aksi perompak Somalia di Teluk Aden mengakibatkan kerugian pada tingkat

yang beragam. Bagi pengusaha yang kapalnya melewati Teluk Aden, kini mereka

harus membayar biaya asuransi yang lebih tinggi akibat semakin meningkatnya aksi

perompakan yang terjadi di Teluk Aden. Pada bulan Mei 2008, perusahaaan asuransi

pengiriman terbesar yakni Lloyd’s Market Association yang berkantor pusat di

Inggris mengklasifikasikan wilayah Teluk Aden sebagai wilayah yang berisiko, yang

kemudian menyebabkan naiknya premi asuransi yang harus dibayar oleh para

perusahaan pengiriman untuk kapal-kapal yang melintasi Teluk Aden (Weber, 2009).

Page 12: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

33

Premi asuransi yang harus dibayar meningkat hingga 40% dari tahun 2008 sampai

tahun 2009, yakni berkisar anatara $500 sampai $20.000 per kapal (Gilpin, 2009).

Total uang yang harus dibayar oleh perusahaan pengiriman dari meningkatnya biaya

premi asuransi diperkirakan mencapai kisaran $635 juta (Bowden & Basnet, 2011).

Perusahaan pengiriman sering kali harus menanggung sekitar 80% dari

kerugian yang disebabkan oleh para perompak Somalia, akhirnya menyebabkan

operator perusahaan pengirimin mendorong negara-negara untuk menempatkan

personel militer di setiap kapal dagang (Hughes & Minio-Paluello, 2012). Beberapa

kapal dagang negara-negara Eropa seperti Inggris, Italy, dan Perancis menerapkan

praktik ini yang kemudian menjadi perdebatan hukum. Pada akhir tahun 2009, sekitar

20% kapal-kapal dagang yang melewati Teluk Aden menyewa Private Contracted

Armed Security Personnel (PCASP) untuk melindungi kapal mereka. Akibatnya

diperlukan biaya tambahan mencapai $530 juta untuk menyewa PCASP (Bowden &

Basnet, 2011).

Dampak lainnya yang diakibatkan dari aksi perompak Somalia adalah uang

tebusan yang harus dibayar untuk setiap kapal dan kru yang berhasil ditawan oleh

para perompak. Pada tahun 2008 diperkirakan uang tebusan yang harus dibayar untuk

perompak Somalia sekitar $20 sampai $40 juta (Menklaus, 2009). Pada tahun 2011

uang tebusan yang harus dibayar semakin mahal akibat dari semakin banyak dan

besarnya kapal yang berhasil ditawan oleh para perompak Somalia. Berdasarkan data

yang diperoleh total uang tebusan yang harus dibayar pada tahun 2011 mencapai

Page 13: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

34

$160 juta, dengan rata-rata $5 juta untuk setiap kapal yang berhasil ditawan.

Disamping harus membayar uang tebusan, diperkirakan ada biaya tambahan yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan pengirimin ketika kapal mereka ditawan seperti

biaya yang harus dikeluarkan ketika menyewa tim khusus untuk bernegosiasi yang

kemudian memakan waktu yang tidak dapat ditentukan sampai negosiasi tersebut

sukses (Jones dalam Stoffers, 2013).

Bagi Somalia sendiri aksi perompak Somalia telah menyebabkan Somalia

menjadi wilayah yang cukup berbahaya yang berdampak pada hilangnya kesempatan

untuk mendapatkan investor asing untuk mengembangkan potensi dan infrastruktur di

wilayah Somalia. Meskipun cukup sulit untuk memperoleh data yang pasti

bagaimana dampak ekonomi yang ditimbulkan di Somalia, para ahli juga melihat

bahwa adanya aksi perompak Somalia telah menyebabkan berkurangnya pendapatan

bagi pelabuhan-pelabuhan di pesisir wilayah Somalia yang kemudian berdampak

pada berkurangnya pemasukan bagi warga Somalia (Maouche, 2010). Selain itu

akibat melimpahnya aliran uang yang diterima oleh para perompak Somalia,

diperkirakan terjadi inflasi yang cukup besar di Somalia (International Expert Group

on Piracy off the Somali Coast Report, 2009). Selain Somalia sendiri, berikut ini

adalah beberapa negara yang mengalami kerugian paling besar akibat dari aksi

perompak Somalia:

Page 14: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

35

Tabel 2.1 Negara-negara yang mengalami kerugian akibat aksi perompak

Somalia

Country GDP (in

billions)

Trade via

Suez

(millions)

Trade Share

via Suez

(percentage)

Annual

Loss in

Trade

(millions)

Annual Loss

as Share of

Trade

(percentage)

Fraction of

Global Loss

(percentage)

EU 12.972 557,753 0,04 10,937 0,08 44,01

China 2.860 102,000 0,17 2,000 0,33 8,05

Japan 4.500 66,600 0,13 1,306 0,26 5,26

UAE 287 59,000 0,46 1,157 0,80 4,66

India 881 58,400 0,40 1,145 0,76 4,61

United

States

12.420 44,600 0,03 875 0,06 3,52

Korea,

Rep.

782 33,500 0,13 657 0,24 2,64

Sumber: www.ueregon.edu.com diakses pada 27 April 2015

Berdasarkan Tabel 2, Uni Eropa mengalami kerugian paling besar akibat dari

adanya aksi perompak Somalia. Total nilai transaksi perdagangan Uni Eropa yang

melewati Teluk Aden mencapai $557,753 juta. Akibat dari adanya aksi perompak

Somalia di Teluk Aden, Uni Eropa mengalami kerugian sampai dengan $11 miliar

yang setara dengan 44% dari total keseluruhan aksi perompak di dunia. Negara-

negara anggota Uni Eropa seperti Jerman mengalami kerugian paling besar yakni

Page 15: BAB 2 PEROMPAK SOMALIA DI TELUK ADEN 2.1 Awal Mula ... 2 revisi... · World Bank pada tahun 2002 menyebutkan bahwa Somalia merupakan salah satu negara miskin di dunia dengan pendapatan

36

mencapai $2,5 miliar per tahun akibat dari aksi perompak Somalia, kemudian disusul

oleh Inggris yang diperkirakan mengalami kerugian sampai dengan $1,7 miliar per

tahun, negara Perancis diperkirakan mengalami kerugian sekitar $1,3 miliar per

tahun, sedangkan Italia, Spanyol, dan Belgia diperkirakan mengalami kerugian

berkisar antara $700 juta sampai dengan $1 miliar per tahun (Voccia, 2015). Hal

inilah yang kemudian menjadi justifikasi Uni Eropa untuk secara aktif dalam

memerangi perompak Somalia di Teluk Aden demi melindungi jalur perdagangan

yang sangat penting bagi perekonomian Uni Eropa.