asl

4
GAMBARAN PERFORASI MEMBRAN TIMPANI DAN GANGGUAN PENDENGARAN PENDERITA OMSK YANG DILAKUKAN OPERASI DI DEPARTEMEN THT RUMAH SAKIT DR MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE JULI 2012-JULI 2013 Gambaran Perforasi Membran Timpani dan Gangguan Pendengaran Penderita OMSK yang dilakukan Operasi di Departemen THT RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Juli 2012- Juli 2013 Marginal sementara gambaran perforasi membran Timpani dan gangguan pendengaran penderita OMSK yang dilakukan operasi di Departemen THT RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Juli 2012- Juli 2013 dapat diketahui distribusi derajat gangguan pendengaran penderita OMSK yang mengalami perforasi membran timpani berdasarkan jenis perforasi. Pada penderita dengan perforasi atik proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami tuli derajat sedang berat yaitu sebanyak 1 kasus (10,0%), dan pada tuli derajat ringan, derajat sedang, derajat berat dan derajat sangat berat tidak ditemukan. Pada penderita dengan perforasi sentral proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami tuli derajat sedang yaitu sebanyak 31 kasus (100,0%) diikuti tuli derajat ringan sebanyak 21 kasus

Upload: yuliana-muharrami

Post on 25-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metode ASL

TRANSCRIPT

GAMBARAN PERFORASI MEMBRAN TIMPANI DAN GANGGUAN PENDENGARAN PENDERITA OMSK YANG DILAKUKAN OPERASI DI DEPARTEMEN THT RUMAH SAKIT DR MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG PERIODE JULI 2012-JULI 2013

Gambaran Perforasi Membran Timpani dan Gangguan Pendengaran Penderita OMSK yang dilakukan Operasi di Departemen THT RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Juli 2012- Juli 2013

Marginal sementara

gambaran perforasi membran Timpani dan gangguan pendengaran penderita OMSK yang dilakukan operasi di Departemen THT RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Juli 2012- Juli 2013

dapat diketahui distribusi derajat gangguan pendengaran penderita OMSK yang mengalami perforasi membran timpani berdasarkan jenis perforasi. Pada penderita dengan perforasi atik proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami tuli derajat sedang berat yaitu sebanyak 1 kasus (10,0%), dan pada tuli derajat ringan, derajat sedang, derajat berat dan derajat sangat berat tidak ditemukan. Pada penderita dengan perforasi sentral proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami tuli derajat sedang yaitu sebanyak 31 kasus (100,0%) diikuti tuli derajat ringan sebanyak 21 kasus (100,0%), tuli derajat sedang berat sebanyak 9 kasus (90,0%), pada tuli derajat berat dan tuli derajat sangat berat masing-masing sebanyak 5 kasus (100,0%). Sementara pada penderita dengan perforasi marginal tidak ditemukan.Dari Tabel di atas dapat diketahui distribusi jenis perporasi telinga penderita OMSK yang mengalami perforasi membran timpani berdasarkan kategori usia. Pada penderita dengan kategori usia 10-20 tahun proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami perforasi sentral yaitu sebanyak 20 kasus (28,2%) diikuti perforasi atik yaitu sebanyak 1 kasus (100,0%) dan pada perforasi marginal tidak ditemukan.

Pada penderita dengan kategori usia 21-30 tahun proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami perforasi sentral yaitu sebanyak 22 kasus (30,9%) sementara pada perforasi atik dan perforasi marginal tidak ditemukan. Pada penderita dengan kategori usia 31-40 tahun proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami perforasi sentral yaitu sebanyak 17 kasus (24,0%) sementara pada perforasi atik dan perforasi marginal tidak ditemukan Pada penderita dengan kategori usia 41-50 tahun proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami perforasi sentral yaitu sebanyak 7 kasus (9,9%) sementara pada perforasi atik dan perforasi marginal tidak ditemukanPada penderita dengan kategori usia 51-60 tahun proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami perforasi sentral yaitu sebanyak 1 kasus (1,4 %) sementara pada perforasi atik dan perforasi marginal tidak ditemukan. Pada penderita dengan kategori usia >60 tahun proporsi terbesar didapatkan pada penderita yang mengalami perforasi sentral yaitu sebanyak 4 kasus (5,6%) sementara pada perforasi atik dan perforasi marginal tidak ditemukan

Setelah dilakukan pencarian data status otologi pasien OMSK yang dilakukan operasi, didapatkan sampel penelitian yaitu 49 data pasien OMSK yang dilakukan operasi di Departemen THT-KL FK UNSRI RSUP Dr. Moh. Hoesin Kota Palembang pada periode Juli 2012 hingga bulan Juli 2013. Penderita dipilih menjadi sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling serta harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Dari data yang diperoleh terdapat 30 orang penderita laki-laki dan 19 orang penderita perempuan.

Dalam penelitian ini diketahui jumlah pasien departemen THT selama periode Juli 2012 Juli 2013 sebanyak 9431 pasien dan dari data tersebut didapatkan jumlah pasien OMSK yang dilakukan operasi sebanyak 49 pasien. Setelah dilakukan pencarian data di Instalasi Rekam Medik, didapatkan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu 122 data pasien tonsilitis kronik. Sehingga didapatkan angka kejadian penyakit tonsilitis di bagian THT Rumah Sakit Mohammad Hosein sebesar 4,96% dan angka kejadian tonsilitis kronik sebesar 1,29%.

1,5,17,24,432-4,6-16,18-23,25-42,44-49,53-58

dan pada perforasi marginal tidak ditemukan.

Jenis perforasi membran timpani sentral, jenis gangguan pendengaran tuli konduktif, dan derajat sedang gangguan pendengaran paling banyak ditemukan pada penelitian ini

Central of tympanic membrane perforation was identified in 71 ears (98,6%), attic perforation in one ear (1,4%) and marginal perforation was absent.

status otologi dari semua pasien OMSK yang dilakukan operasi

usia

Central of tympanic membrane perforation, conductive hearing loss, and moderate hearing loss were more commonly identified in this study.