asam urat

21
ASAM URAT (PIRAI/GOUT) Asam urat merupakan kristal putih tidak berbau dan tidak berasa lalu mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida (HCN) sehingga sangat sukar larut dalam air. HCN ini hanya larut dalam gliserin dan alkali (Sulaksana dkk., 2004). Asam urat merupakan sisa metabolisme berupa kristal purin yang secara alamiah berada dalam darah. Purin berasal dari makanan, penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua, serat hasil sintesa bahan-bahan yang ada dalam tubuh, seperti: CO2, glutamine, glisin, asam asparat, metilentetrahydrofolat dan N10-formiltetrahydrofolat oleh karena itu, dalam kondisi normal asam urat ada dalam darah dan air seni (urin). Purin dan pirimidin yang dilepaskan oleh pemecahan nukleotida mungkin digunakan kembali atau dikatabolisme. Pirimidin dikatabolisme menjadi CO2 dan NH3, dan purin dikonversi menjadi asam urat. Hiperurisemia secara umum terjadi jika adanya peningkatan kadar asam urat dari nilai normalnya yaitu: pada pria 0,47 mmol/L, pada wanita premenopause 0,37 mmol/L, dan pada wanita postmenopause 0,40 mmol/L. Dipiro et al (2005), menerangkan peningkatan konsentrasi asam urat serum pada penyakit gout adalah > 6,8 mg/dl pada pria dan > 6,0 mg/dl pada wanita. Jika produksi asam urat meningkat atau ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dari dalam tubuh dan keduanya, maka kadar asam urat dalam darah akan meningkat. Kondisi ini disebut hiperurisemia. Hiperurisemia yang lanjut dapat

Upload: aidarnawansari

Post on 12-Feb-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asam urat

TRANSCRIPT

Page 1: ASAM URAT

ASAM URAT (PIRAI/GOUT)

Asam  urat  merupakan  kristal  putih  tidak  berbau  dan  tidak  berasa  lalu

mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi  asam  sianida  (HCN)  sehingga sangat 

sukar  larut  dalam  air.  HCN  ini  hanya  larut  dalam  gliserin  dan  alkali (Sulaksana dkk.,

2004).  Asam urat merupakan sisa metabolisme berupa kristal purin yang secara alamiah

berada dalam darah.

Purin berasal dari makanan, penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua, serat hasil 

sintesa bahan-bahan yang ada dalam tubuh, seperti: CO2, glutamine, glisin, asam asparat,

metilentetrahydrofolat dan N10-formiltetrahydrofolat oleh karena itu, dalam kondisi normal

asam urat ada dalam darah dan air seni (urin). Purin dan pirimidin yang dilepaskan oleh

pemecahan nukleotida mungkin digunakan kembali atau dikatabolisme. Pirimidin

dikatabolisme menjadi CO2 dan NH3, dan purin dikonversi menjadi asam urat.

Hiperurisemia secara umum terjadi jika adanya peningkatan kadar asam urat dari nilai

normalnya yaitu: pada pria 0,47 mmol/L, pada wanita premenopause 0,37 mmol/L, dan pada

wanita postmenopause 0,40 mmol/L. Dipiro et al (2005),  menerangkan peningkatan

konsentrasi asam urat serum pada penyakit gout adalah > 6,8 mg/dl pada pria dan > 6,0 mg/dl

pada wanita. Jika produksi asam urat meningkat atau ginjal  tidak mampu mengeluarkan

asam urat dari dalam  tubuh dan keduanya, maka kadar asam urat dalam darah akan

meningkat. Kondisi ini disebut hiperurisemia. Hiperurisemia yang lanjut  dapat berkembang

menjadi gout. Hiperurisemia juga bisa menyebabkan pirai yaitu penyakit  yang menyerang

sendi. Jika pada hiperurisemia didapatkan hasil bentukan  kristal asam urat, hiperurisemia

dapat berkembang menjadi gout dan masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal

monosodium urat pada sendi-sendi dan jaringan sekitar.

Penyakit gout disebabkan karena adanya penumpukan asam urat didalam tubuh secara

berlebihan, baik akibat produksi asam urat yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal

yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan yang kaya akan purin. Penyakit gout

terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi. Penyakit

gout ditandai dengan serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang akut, kadang-

kadang disertai dengan pembentukan kristal natrium urat yang besar (yang dinamakan

tophus), deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan adanya cedera pada ginjal.

Pirai adalah nama sekelompok gangguan pada metabolisme purin dan asam urat,

dimana kadar berlebih dalam plasma menimbulkan pengendapan kristal natrium urat disendi

Page 2: ASAM URAT

dan cairan sinovialnya. Yang paling sering terdapat adalah encok sendi (arthritis urice).

Selain  sendi, yang juga dihinggapi oleh gangguan ini terutama jaringan ikat kulit (tophi,

cellulites) dan ginjal (neuopathy, batu kalsium urat fosfat), seperti rematik encok berlangsung

bergelombang dan bila tidak segera diobati akhirnya terjadi ortrose, karena tulang rawan

berangsur-angsur dirusak.

Pirai merupakan suatu penyakit inflamasi arthritis kronis yang menyebabkan serangan

rasa nyeri yang tiba-tiba, kemerahan pada kulit, suhu meningkat disekitar inflamasi, dan

kekakuan pada persendian. Keadaan ini berhubungan erat dengan keadaan hiperurikemia.

Keadaan peningkatan asan urat pada serum diatas 7 mg/dl untuk pria dewasa dan diatas 6

mg/dl untuk wanita disebut dengan keadaan hiperurikemia. Kebanyakan hiperurikemia tidak

menimbulkan gangguan yang berarti sampai terjadi perasaan nyeri yang semakin bertambah

dengan semakin meningkatnya kadar asam urat pada serum. Keadaan hiperurikemia yang

telah menunjukkan gejala patologis berupa nyeri persendian itulah yang disebut penyakit

pirai atau oleh masyarakat awam disebut penyakit asam urat atau encok.

Patofisiologi

Banyak faktor yang berperan pada mekanisme serangan artritis pirai / gout akut dan

berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan:

1.      presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika konsentrasi dalam plasma

lebih dari 9 mg/dL

2.      Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh

leukosit.

3.      Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol disekeliling kristal bersatu

dengan membran leukositik lisosom.

4.      Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim dan oksida

radikal ke dalam sitoplasma.

5.      Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.

Penyebab Asam Urat

            Hiperurisemia bisa menimbulkan pengendapan kristal monosodium urat (MSU) di

jaringan, yang bisa menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti : peradangan sendi akut

(arthritis gout), timbulnya tofi (benjol-benjol) akibat akumulasi kristal MSU (di persendian,

tulang rawan, atau jaringan lunak), terganggunya funsi ginjal (netropati gout), dan

Page 3: ASAM URAT

terbentuknya batu asam urat di ginjal. Beberapa penyebab terjadinya hiperurisemia antara

lain sebagai berikut.

1.      Produksi asam urat di dalam tubuh meningkat, yang disebabkan oleh :

a.       Adanya gangguan metabolisme purin bawaan (inborn error of purine metabolism) akibat

kekurangan enzim HGPRT (hipoxantin guanine phosphoribosil transferase),

b.      Adanya kelainan gen yang bisa menurun (herediter) lainnya yang mengakibatkan terjadinya

aktivitas berlebih enzim fosforibosil pirofosfat sintetase (PRPP-sintetase),

c.       Mengkonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi, seperti : daging, jeroan, kepiting,

kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis, dan kembang kol,

d.      Penyakit seperti mudah pecahnya sel darah merah (hemolisis) dan leukemia (kanker sel

darah putih) serta pengobatan kanker (kemoterapi, radioterapi).

2.      Pembuangan asam urat sangat berkurang akibat ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan

asam urat yang berlebihan dari dalam tubuh, karena :

a. Minum obat tertentu seperti pirazinamide (obat TB paru), HCT (obat diuretik), dan

salisilat.

b. Dalam keadaan kelaparan (seperti puasa, diet terlalu ketat) dan ketosis. Kekeurangan

kalori tubuh akan dipengaruhi dengan membakar lemak tubuh. Sebagai akibat

pembakaran lemak akan terbentuk zat keton yang dapat menghambat keluarnya asam

urat melalui ginjal.

c. Mengalami keracunan kehamilan (toksemia gravidarum).

d. Olahraga yang terlalu berat.

e. Minum alkohol yang berlebihan

f. Kadar kalsium darah meningkat akibat penyakit hiperparatiroidism dan sarkoidosis.

g. Hipertensi esensial

h. Gagal ginjal

i. Keracunan timah

3.      Produksi asam urat berlebihan sedangkan pembuangannya terganggu, yang disebabkan oleh

gabungan produksi purin endogen yang meningkat dan asupan purin yang tinggi disertai

dengan sekresi asam urat melalui ginjal yang berkurang.

4.      Penyebab lain seperti :

Page 4: ASAM URAT

a. Suku bangsa dan ras tertentu, seperti: suku Maori di Selandia Baru, bangsa Filipina,

suku-suku di Indonesia (Minahasa dan Tapanuli), dan bangsa-bangsa di Asia

Tenggara lainnya.

b. Kegemukan (obesitas)

c. Kelainan congenital/mongolism

d. Intoleransi fruktosa (tidak tahan terhadap bahan sejenis gula), penyakit penimbunan

glikogen, dan defesiensi glokusa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD). Pada kelainan-

kelainan tersebut, produksi asam laktat berlebih sehingga pembuangan asam urat

menurun.

            Gejala

            Kadar asam urat darah yang tinggi dapat menyebabkan kesemutan, pegal-pegal, linu-

linu, persendian terasa kaku, nyeri sendi, rematik asam urat, sampai pada penyakit jantung

dan tekanan darah tinggi. Rasa ngilu itu biasanya ia rasakan di kaki kanan dan tangan kiri.

Jika sudah menyerang tangan kiri, rasa ngilu itu akan terus merambat ke bahu dan leher.

            Gout merupakan sisa metabolisme zat-zat purin dalam makanan. Pada setiap orang

berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejala, tetapi ada yang

muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun.

Tahapan penyakit Asam Urat atau Gout :

1.   Tahap Asimtomatik

Tahap ini merupakan tahap stadium awal. Kadar asam urat darah meningkat tapi tidak

menimbulkan gejala. Selanjutnya encok menyebabkan tekanan darah tinggi atau sakit

punggung sakit berat.

2.   Tahap Akut

Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak. Umumnya serangan

pertama kali terjadi pada tengah malam atau menjelang pagi. Serangan itu berupa rasa nyeri

yang hebat pada pangkal ibu jari kaki. Rasa nyeri ini timbul secara mendadak dan didahului

oleh keluhan lain. Rasa nyeri ini begitu hebat sehingga bila bagian yang sakit bila tersentuh

bahkan selimut saja sakit sekali.Rasa nyeri tersebut mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam

dan perlahan-lahan akan sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu

dua minggu.

3.   Tahap Interkritikal

Penderita dapat kembali bergerak normal serta melakukan berbagai aktivitas seperti

olahraga tanopa rasa sakit sama sekali. Kalau rasa nyeri pada serangan pertama itu hilang

Page 5: ASAM URAT

bukan bererti penyakit itu sembuh total, biasanya beberapa tahun kemudian akan ada

serangan kedua.

4.   Tahap Kronik

Terjadi bila penyakit diabaiakan sehingga menjadi akut.

 Diagnosis

1.      Pemeriksaan labolatorium

-          Pemeriksaan asam urat dalam darah (hiperurisemia untuk pria > 7 mg/dl; wanita > 6 mg/dl)

-          Pemeriksaan asam urat dalam urin dalam 24 jam (hiperurisemia > 750-100 mg/24 jam

dengan diet biasa)

2.      Pemeriksaan cairan sendi

Diagnosa dengan cara ini bertujuan untuk mengetahui apakah yang terdapat           dalam

sendi yang terkena pirai : kristal monosodium urat, leukosit         polimorfonukleat, kristal

kalsium, atau bakteri. Diagnosa ini dilakukan dengan        pengambilan cairan sinovial dari

sendi yang terkena pirai dengan menggunakan      alat suntik. Cairan tersebut kemudian

diperiksa dibawah mikroskop.                          

3.      Pemeriksaan radiologis

      Diagnosa dengan menggunakan X-ray berguna untuk melihat keparahan sendi       yang

terkena pirai sehingga dapat ditentukan terapi apa yang harus diambil.           Diagnosa ini

tidak terlalu dapat diandalkan untuk mendeteksi keadaan serangan        awal pada pirai akut,

karena hasilnya tidak spesifik. Adanya ketidaknormalan   pada persendian dapat

mengindikasikan terjadinya pirai kronis. 

a)      X-Ray:

            Penemuan pada fase awal gout dimulai pada jaringan lunak. Penemuan yang khas

adalah pembengkakan yang tidak simetris disekitar sendi yang terkena. Penemuan lain yang

dapat terjadi pada fase awal gout adalah edema pada jaringan lunak disekitar sendi. Pada

penderita yang mengalami episode gout yang multiple pada sendi yang sama, terdapat

gambaran area berkabut yang opak yang dapat dilihat pada pemeriksaan radiologi film datar.

            Fase lanjut dari gout, terjadi perubahan awal pada tulang. Pada umumnya, perubahan

awal pada area sendi metatarsophalangeal. Purubahan awal pada umumnya terjadi di luar

sendi atau pada daerah juxta artikularis. Pada fase lanjut ini biasanya ditemukan gambaran

lesi luar, yang kemudian bisa menjadi sklerotik karena peningkatan ukurannya.

            Pada fase akhir gout, ditemukan tanda topus pada banyak persendian tulang.

Terjadinya perubahan lain pada gambaran radiografi film datar pada stadium akhir adalah

jarak persendian yang menyempit yang sangat menyakitkan. Tanda deformitas juga dapat

Page 6: ASAM URAT

terjadi karena efek dari penyakit pada fase akhir. Kalsifikasi pada jaringan lunak ditemukan

juga pada fase akhir gout.

b)      CT Scan:

CT Scan dapat digunakan pada efek dari gout pada area yang sulit divisualisasikan dengan

radiogradi filam datar.

c)      MRI:

Penggunaan MRI pada pemeriksaan gout bukanlah studi yang efektif, dan tidak pernah

dilaporkan. Walaupun pemeriksaan MRI merupakan studi yang sangat potensial di masa yang

akan datang.

Faktor Resiko

1.      Genetik

         Sekitar 18% penderita pirai mempunyai keluarga dengan sejarah pirai

2.      Jenis kelamin dan usia

Pirai lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, dan lebih sering terjadi pada orang

dewasa dibandingkan dengan anak-anak.

3.      Bobot badan berlebih

Orang dengan bobot berlebih memiliki lebih banyak jaringan yang tersedia untuk pergantian

dan pemecahan purin, sehingga menyebabkan peningkatan produksi asam urat.

4.      Alkohol

Metabolisme alkohol menghasilkan asam laktat yang berpengaruh pada pH darah yang dapat

meningkatkan pengendapan asam urat karena pH yang terlalu asam. Akibatnya pengeluaran

asam urat terhambat sehingga terjadi penurunan ekskresi asam urat.

5.      Makanan

Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin seperti jeroan, daging ham (babi),

kacang-kacangan, makanan laut.

6.      Gangguan fungsi enzim yang mengatur metabolisme purin

Terjadinya peningkatan aktivitas enzim PRPP sintetase, serta kekurangan HGPRTase,

glukosa-6-fosfatase, dan fruktosa-1 fofat aldolose.

7.      Pemaparan terhadap timbale

8.      Pembedahan, stress, diet ketat, penyakit akut, kemoterapi luka pada sendi, tekanan darah

tinggi, dan latihan berlebihan.

            Terapi Gout

Page 7: ASAM URAT

Tujuan dari pengobatan asam urat adalah membatasi serangan akut, mencegah

kekambuhan (khususnya serangan gout artritis), dan mencegah komplikasi yang terkait 

dengan pengendapan kristal urat di jaringan (Dipiro  et  al.,  2005).

Petunjuk umum memilih obat penyakit pirai: 

a.       Untuk mengatasi rasa nyeri akut termasuk proses inflamasi yang akut, sebaiknya diberikan

dari kolkisin atau obat AINS yang memiliki daya anti-inflamasi yang kuat dan bekerja cepat. 

b.      Untuk mengontrol kadar asam urat pilihan ada antara obat urikosurik atau obat yang

menghambat produksi asam urat (urokostatik).

c.       Pada penderita  tipe over-producer yakni dimana ekskresi asam urat mencapai > 600 mg/hari

sebaiknya diberikan obat tipe urikostatik (contoh: allopurinol). Pada penderita  tipe  dimana 

ekskresi  asam  urat<  600  mg/hari,  pilihan  dicari  dari kelompok  obat  urikosurik  (contoh: 

probenesid  dan  sulfinpirazon)  (Wilmana, 1995). 

     Penanganan Non Farmakologi

a.         Mengatur pola makan

Meski bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap kadar asam urat didalam darah,

makanan mempunyai andil dalam produksi dan pembuangan asam urat melalui ginjal.

Beberapa zat nutrisi yang berpengaruh terhadap asam urat antara lain karbohidrat, protein,

lemak dan alkohol.

Karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) bila dikonsumsi segera meningkatkan

kadar glukosa darah dan dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat, untuk itu

dianjurkan jumlah konsumsinya hanya 5-10% dari total kalori, contoh karbohidrat sederhana

yaitu madu, sirup, gula pasir, permen, manisan buah dan lain-lain. Sedangkan untuk

karbohidrat komplek (polisakarida) misalnya golongan padi-padian, umbi-umbian, kacang-

kacangan, dan sagu sangat baik dikonsumsi oleh penderita hiperurisemia karena akan

meningkatkan keluarnya asam urat melalui urin.

Protein yang merupakan sumber dari asam urat sehingga kita harus membatasi

mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung protein tinggi agar kadar asam urat di

tubuh tidak meningkat. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:

  Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan)

adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring,

ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.

  Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah

ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan

Page 8: ASAM URAT

kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya,

kangkung.

  Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan)

adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.

Metabolisme lemak menjadi kalori di dalam tubuh akan menghasilkan keton didalam darah

(ketosis) yang bisa menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari tubuh.

b.        Menghindari alkohol

Alkohol tidak mengandung purin. Namun alkohol harus dihindari oleh penderita

hiperurisemia karena alkohol dimetabolisme menjadi asam laktat yang akan menghambat

pembuangan asam urat. Oleh karena itu penderita hiperurisemia harus menghindari makanan

dan minuman yang banyak mengandung alkohol seperti tape, brem, tuak dan minuman

alkohol lainnya.

c.         Banyak minum air

Konsumsi air putih yang banyak akan membantu pengeluaran asam urat melalui ginjal, untuk

itu dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih 8-10 gelas per hari.

d.        Menurunkan berat badan dengan olahraga

Olahraga yang teratur dapat memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi dan sangat

berguna untuk memperkecil terjadinya kerusakan sendi akibat  radang sendi. Selain itu

olahraga memberi efek menghangatkan tubuh, mencegah pengendapan asam urat  pada

ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang mendapat pasokan darah. Juga  dapat

mengurangi berat badan yang membenani sendi.

              Penanganan Farmakologi            Sasaran pengobatan gout terdiri dari dua tahap, yang pertama ialah mengobati

serangan gout fase akut yang disusul dengan tahap kedua, yaitu mengobati gout kronik atau

fase pasca akut.

            Tahap pertama: Dalam keadaan akut pasien dianjurkan hanya memakai NSAID

terutama untuk menghilangkan rasa sakit. Hampir semua NSAID dapat dipakai untuk

menghilangkan gejala akut, namun obat2 seperti indometasin dan fenilbutazon ialah sangat

efektif, namun keduanya dapat menghambat pembentukan sel darah putih.

         Indometasin: 2-3 kali 25-50 mg sehari.

         Fenilbutazon: 3 kali 200 mg setelah makan. Pemakaian kedua obat ini dapat menimbulkan

udema, perlu hati2 jika terdapat heart failure, sehingga perlu pemilihan NSAID lain.

Mengenai fenilbutazone terdapat kontroversi karena dikhawatirkan efek samping

Page 9: ASAM URAT

agranulositosis. Namun, bila dipakai hanya 5-7 hari tidak terlalu bermasalah, karena

efektivitasnya sangat baik. Sesudah seminggu boleh dilanjutkan dengan NSAID yang lebih

aman , seperti parasetamol atau diklofenak. Pengobatan ini diteruskan hingga 3-4 hari setelah

bebas rasa sakit.

         Colchicine: 0.6 mg setiap jam dapat diberikan hingga sakit hilang, sekarang sulit diperoleh

dan efek samping di lambung dan diare juga tidak diinginkan.

         Glukokortikoid dapat menggantikan NSAID, ini sebaiknya hanya dipakai bila NSAID

merupakan kontraindikasi.

            Tahap kedua: Bila rasa sakit sudah hilang, maka pengobatan bisa diarahkan ke

penurunan kadar asam urat darah dengan jangka waktu yang lebih panjang. Untuk ini hanya

ada dua jenis obat yang baik, yaitu probenecid dan allopurinol. Ada obat penggganti

probenecid yang baru, namun tidak lebih baik dan lebih banyak efek samping. Menurunkan

kadar urat tidak boleh mendadak. Juga disarankan untuk tidak memakai obat uricosuric

sewaktu serangan akut, karena rasa sakit dapat lebih hebat. Kemungkinan disebabkan oleh

lepasnya asam urat dari depot di bagian tubuh yang sakit.

            Probenecid ditemukan 1951 sebagai obat untuk memperpanjang masa kerja penisilin

suntikan dengan cara menghambat ekskresinya ( penisilin waktu itu sangat mahal). Karena

penisilin sudah diperbaiki waktu ekskresinya, maka sekarang tidak diperlukan lagi pemakaian

itu. Probenecid juga mempunyai sifat uricosuric, yaitu mempercepat ekskresi asam urat.

Sedangkan allopurinol, suatu xanthine oxidase inhibitor, dipergunakan bila pembentukan

asam urat berlebih. Masalah gout 65% disebabkan oleh under-excretion asam urat, sedangkan

35% disebabkan oleh over-production, yaitu pembentukan asam urat berlebih sebagai hasil

metabolisme. Jadi bila demikian, suatu uricosuric merupakan obat pilihan pertama bila belum

diketahui penyebab gout.

         Probenecid: dosis permulaan ialah: 2 kali ½ tablet (250 mg) sehari, yang dapat dinaikkan

hingga 1.5-2 g sehari, disertai minum cukup. Dianjurkan untuk tidak menurunkan kadar asam

urat mendadak dengan dosis besar, karena dapat menimbulkan serangan akut kembali.

Penderita dengan nefrolitiasis dan fungsi ginjal berkurang (creatinine clearance < 80 mL/min)

sebaiknya harus hati-hati dengan pemakaian probenecid dan dirujuk pada dokter ahli ginjal.

Bila nefrolitiasis merupakan masalah, maka allopurinol merupakan pilihannya.

         Allopurinol: 2 kali 100-250 mg sehari. Bila creatinine clearance kurang dari 80 mL/min,

dosis harus dikurangi dan terbagi 3-4 kali sehari. Allopurinol biasanya aman dipakai, namun

reaksi hipersensitf yang hebat dapat terjadi. Bila terjadi skin rash perlu obat dihentikan,

karena kadang2 sangat serius dan dapat fatal. Kemungkinan efek samping lain yang jarang

Page 10: ASAM URAT

ialah toksisitas hepar, depresi sumsum tulang, dan nefritis interstitial. Allopurinol berguna

untuk penderita hiperurisemia yang disebabkan over-production asam urat.

Kadang-kadang dapat memakai probenecid dan allopurinol bersama bila terdapat penderita

dengan over-production dan hypoeksresi sekaligus.

 Obat Untuk Pirai

Obat Mekanisme

kerja

Indikasi Kontraindikasi Efek samping

obat

NSAID :

Indometasin

Piroksikan

Ketoprofen

Ibuprofen

Inhibitor

siklooksigenase

(menghambat

pembentukan

prostaglandin)

Pirai akut Tukak peptik,

hamil &

menyusui

Gangguan GIT,

sakit kepala,

trombositopenia

KOLKISIN Inhibitor

migrasi

leukosit dan

menurunkan

aktivitas

fagositosis

Pirai akut,

profilaksis

Gangguan GIT,

jantung, ginjal,

hipersensitif

Mual, muntah,

depresi sumsum

tulang belakang

ALLOPURINOL Inhibitor

 xantin

oksidase

(menghambat

pembentka

asam urat)

Pirai

kronik,

profilaksis

Hipersensitif,

hamil &

menyusui

Hipersensitif,

demam,

menggigil,

leukositosis,

gangguan sal.

cerna

PROBENESID

SULFINPIRAZON

Inhibitor

reabsorbsi

asam urat pada

tubulus ginjal

Pirai

kronik

Gangguan

ginjal,

nefrolitiasis

Gangguan GIT,

hipersensitivitas,

nyeri kepala

Interaksi Obat

 Interaksi obat allopurinol

Ampisilin Peningkatan efek samping reaksi kulit

Page 11: ASAM URAT

Antikoagulan Peningkatan beberapa efek antikoagulan, tapi tidak

terjadi pada warfarin

Siklofosfamid Mielosupresif dari siklofosfamid meningkat,

perdarahan meningkat

Teoflin Klirens teofilin menurun dengan alopurinol

600mg/hari, toksisitas naik

ACE inhibitor Kemungkinan reaksi hipersensitivitas naik

Garam aluminium Efek alopurinol menurun

Azatioprin,

merkaptopurin

Efek antikanker naik, disertai peningkatan toksisitas,

dosis dapat dikurangi

Diuretik tiazid Reaksi hipersensitivitas terhadap alopurinol meningkat

Urikosurik Eksresi oksipurinol meningkat sehingga derajat

hambatan xantinoksidase meningkat.

Interaksi obat sulfinpirazon

Asetaminofen Risiko hepatotoksik naik, efek asetaminofen turun

Antikoagulan

Oral

Efek warfarin naik, perdarahan naik

Teofilin Klirens plasma teofilin naik, kadar plasma teofilin

turun

Tolbutamid Klirens tolbutamid menurun dan waktu paro

tolbutamid naik, hipoglisemia (Tidak terjadi pada

gliburid)

Verapamil Klirens naik, ketersediaan hayati verapamil turun

Niasin Efek urikosurik sulfinpirazon turun

Salisilat Efek urikosurik sulfinpirazon turun

Interaksi obat probenesid

Page 12: ASAM URAT

Asiklovir Klirens renal asiklovir menurun, ketersediaan hayati iv naik

Alopurinol Efek penurunan asam urat meningkat

Barbiturat Efek anestesi tiopental tercapai dalam dosis yang lebih

rendah

Benzodiazepin Onset benzodiazepin lebih cepat dan efek lebih lama

Klofibrat Akumulasi metabolit aktif (asam klofibrat), konsentrasi

steady state lebih tinggi

Dapson Akumulasi dapson dan metabolitnya

Metotreksat Level plasma metotreksat, efek terapeutik dan toksisitas

naik

NSAID Plasma level dan toksisitas NSAID naik

Komplikasi

1. Gangguan fungsi ginjal (nefropati gout)

Penyakit tersering yang ditimbulkan oleh hiperurisemia setelah arthritis gout adalah

gangguan fungsi ginjal. Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi akibat gout dan

hiperurisemia. Mikrotofi dapat menyumbat dan merusak saringan ginjal yang disebut

glomerulus. Ada dua tipe nefropati gout yaitu nefropati urat dan nefropati asam urat. Pada

nefropati urat terdapat endapan kristal monosodium urat di dalam jaringan ginjal.

Penderitanya bisa mengalami hipertensi, penurunan laju filtrasi glomerulus, penurunan

kemampuan pemekatan ginjal dan terdapatnya protein pada urin. Sedangkan nefropati asam

urat terjadi akibat peningkatan konsentrasi asam urat dalam urin. Keadaan ini akan meningkat

menjadi kristal asam urat dan terbentuknya batu asam urat. Selain batu juga terjadi nefropati

obstruktif akibat presipitasi kristal asam urat yang berlebihan di tubulus ginjal. Keadaan ini

bisa menyebabkan nefropati asam urat akut. Akibatnya timbul gagal ginjal akut.

Page 13: ASAM URAT

2. Batu urat di ginjal

Batu urat di ginjal dapat ditemukan pada 10-25% penderita gout. Kelainan ini terjadi akibat

tingginya konsentrasi asam urat di dalam urin. Bila kadar asam urat darah >13 mg/dl, atau

ekskresi asam urat di urin >1100 mg/dl, timbulnya batu asam urat akan meningkat menjadi

50% sehingga pasien perlu menghindari porsi protein dan garam yang tinggi dalam makanan

agar tidak meningkatkan pengeluaran kalsium di urin.

3. Jantung

Kristal asam urat dapat pula mengendap di jantung sehingga dapat mengakibatkan gangguan

funsi jantung.

4. Hipertensi

Dengan meningkatnya konsentrasi asam urat di dalam darah maka akan meningkatkan

kekentalan darah yang menyebabkan tekanan darah meningkat sehingga terjadi hipertensi.

Asam urat ternyata juga merangsang sistem renin angiotensin, sehingga memacu peninggian

tekanan darah. Kadar asam urat darah yang tinggi menyebabkan penebalan dinding arteri di

ginjal, khususnya pembuluh arteriol efferent, sehingga terjadi arteriosclerosis yang

selanjutnya menyebabkan hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Joseph,T., Dipiro,T. Pharmacoterapy Handbook, edisi 5 dan 6, Internasional edition, mc,

Graw-hill Medical Publishing Division.

2.      The Facts about Arthritis, Arthritis Foundation 2006.

Page 14: ASAM URAT

3.      Bagian Farmakologi fakultas Kedokteran UI. 1995. Farmakologi dan Terapi, edisi 4, Gaya

Baru: Jakarta.

4.      Hoan Tjay, Tan., Rahardja, Kirana. 2002. Obat–Obat Penting, Penerbit PT Media

Komputindo: Jakarta.

5.      Richard, Harkness. 1989. Interaksi Obat, Penerbit ITB: Bandung.

6.      Faisal, Yatim. 2006. Penyakit Tulang dan Persendian, edisi pertama, PT Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta.

7.      Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Kedua, Media

Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

8.      Sylvia, A., Price and Lorraine, M., Wilson. 1995. Patofisiologi Penyakit, edisi 4, Penerbit

Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

9.      Robert, K., Murray, Darly, K., Granner, Peter, A., Mayes. 1997. Biokimia Harper, edisi 24,

Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.