a.sadikin - kiblat.net · 16. perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus...

26
A.SADIKIN

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

A.�SADIKIN

Page 2: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

PERANG KHAIBAR

SEJARAH PENGKHIANATAN YAHUDI TERHADAP RASULULLAH

A. Sadikin

Laporan Edisi 15 / Oktober 2017

ABOUT US

Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS). LKS merupakan sebuah lembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk mencegah segala bentuk kezaliman. Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat. Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk bekerja mencegah kezaliman. Media ini berusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakat agar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan keadilan. Isinya mengemukakan gagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan uraian yang lugas dan tujuan yang legal. Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan pendapat yang diekspresikan oleh masing-masing penulis.

Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami,

kirimkan e-mail ke:

[email protected]

Seluruh laporan kami bisa didownload di website:

www.syamina.org

SYAMINA

Page 3: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI — 3

EXECUTIVE SUMMARY — 4

PERANG KHAIBAR; Sejarah Pengkhianatan Yahudi Terhadap Rasulullah — 6 Lokasi Khaibar — 6

Perjanjian Rasulullah dengan yahudi madinah — 7

Pengkhianatan-pengkhianatan Bangsa Yahudi Sebelum Perang Khaibar — 10

Sebab Perang Khaibar — 16

Kekuatan Pasukan Islam Saat Perang Khaibar — 16

Rute Menuju Khaibar — 18

Penyerangan Khaibar — 19

Kekuatan dan Kondisi Khaibar — 20

Penaklukan Benteng-benteng Khaibar — 20

Yahudi Khaibar Menyerah — 24

Ghanimah Perang Khaibar — 24

Penutup — 25

Page 4: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

4

Pengkhianatan dan pembelotan selalu dianggap tercela dalam narasi banyak

budaya. Dalam sejarah Islam, pengkhianatan dan pembelotan yang paling

sering dilakukan dan berbahaya adalah apa yang dilakukan oleh orang-orang

Yahudi terhadap Rasulullah SAW. Dan perang Khaibar merupakan babak akhir dari

pengkhianatan mereka yang panjang semasa hidup Rasulullah. Perang ini terjadi

pada tahun 7 H atau 628 M.

Pengkhianatan pertama orang-orang Yahudi adalah apa yang dilakukan oleh

Bani Qainuqa. Bani Qainuqa termasuk bangsa Yahudi yang perkampungannya paling

dekat dengan tempat tinggal bangsa Arab Yatsrib (Madinah). Bahkan pasar mereka

merupakan di antara pasar yang banyak dikunjungi oleh bangsa Arab Madinah.

Pengkhianatan mereka berawal dari beberapa di antara mereka yang

mengganggu seorang perempuan Muslimah yang berakibat terjadi perkelahian

antara seorang Muslim dan beberapa orang dari Bani Qainuqa. Dalam perkelahian

itu, seorang Muslim terbunuh dan seorang Yahudi yang mengganggu Muslimah tadi

juga terbunuh. Karena Bani Qainuqa tidak beriktikad baik bahkan memusuhi Islam

Rasulullah pun lalu menyerang mereka dan berhasil mengalahkannya. Bani Qainuqa

akhirnya terusir dari Madinah.

Tidak lama berselang, Bani Nadhir mengikuti jejak Bani Qainuqa dalam

mengkhianati Rasulullah. Mereka bahkan hendak membunuh Rasulullah dengan

menjatuhkan batu besar ke kepala beliau. Namun usaha itu gagal. Oleh itu, Rasulullah

EXECUTIVE SUMMARY

Page 5: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

5

menyerang mereka dan berhasil mengalahkan mereka. Beliau akhirnya memutuskan

untuk mengusir mereka juga.

Pengkhianatan terakhir Yahudi sebelum perang Khaibar dilakukan oleh Yahudi

Bani Quraizhah. Mereka mengkhianati Rasulullah dengan menyerang pasukan

Islam dari belakang saat pasukan Islam tengah sibuk menghadapi pasukan Ahzab

di hadapan mereka. Beliau langsung menggempur Bani Quraizhah langsung

setelah berakhirnya perang Ahzab, dan berhasil mengalahkan mereka. Kepada Bani

Quraizhah diputuskan hukuman bahwa laki-laki dewasa dibunuh, para wanita dan

anak-anak dijadikan tawanan, serta harga mereka dijadikan ghanimah.

Khaibar merupakan lahan subur pertanian yang terletak di utara Madinah.

Jaraknya dengan Madinah yaitu delapan barid (sekitar 96 mil/ 154 km). Perkampungan

itu dikelilingi benteng-benteng pertahanan yang berlapis-lapis.

Penyebab perang Khaibar adalah karena Yahudi Bani Nadhir—yang setelah

terusir dari Madinah lalu menetap di Khaibar—menimbulkan permusuhan melawan

umat Islam. Mereka berusaha memprovokasi bangsa Arab untuk melawan Rasulullah.

Rasulullah lalu mengirimkan 1400 pasukannya untuk menyerang Khaibar dan

menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai salah seorang panglimanya. Meski berjalan alot

yang dipenuhi pengepungan, akhirnya benteng-benteng Khaibar dapat ditaklukkan

oleh tentara Islam. Penduduk Khaibar menyerah. Mereka menginginkan agar bisa

meninggalkan Khaibar meskit tidak membawa apa pun kecuali pakaian yang mereka

kenakan. Akhirnya beliau pun menyetujuinya dan memerintahkan pasukannya untuk

tetap melindungi warga Yahudi dan seluruh kekayaannya. Perlindungan itu sengaja

diberikan oleh Rasulullah untuk menunjukkan beda perlakuan kalangan Islam dan

Kristen terhadap pihak yang dikalahkan. Biasanya, pasukan Kristen dari kekaisaran

Romawi akan menghancurludeskan kelompok Yahudi yang dikalahkannya.

Tetapi sebagian penduduk Khaibar meminta dispensasi kepada Rasulullah untuk

tetap menetap di Khaibar guna menggarap lahannya yang subur, dengan bagi hasil

sesuai dengan keinginan beliau.

Dengan penaklukan Khaibar, Islam berubah kekuatan utama di Jazirah Arab.

Dan karena kemenangan umat Islam dalam pertempuran ini, kata “Khaibar” sering

disebutkan dalam slogan, lagu, atau senjata-senjata buatan orang-orang Islam.

Khaibar, Khaibar, Kaibar ya Yahuud! Jaisyu Muhammad Saufa Ya’uud. Ingatlah

Khaibar, Khaibar, dan Khaibar Wahai Yahudi! Pasukan Muhammad akan kembali.

Page 6: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

6

Pengkhianatan dan pembelotan adalah motif umum dalam narasi banyak

budaya. Dalam pandangan Islam, Perang Khaibar (7 H/629 M) adalah sebuah

kisah pengkhianatan dan konsekuensi mengerikan akibat merencanakan

suatu perlawanan terhadap Allah dan Nabi-Nya.1 Meski bisa jadi tidak semua Yahudi

Khaibar memusuhi Islam, namun dengan dominannya tokoh-tokoh dan orang-orang

yang mendukung permusuhan kepada Islam, maka peran pengkhianat diasumsikan

oleh keseluruhan kelompok Khaibar, dan bukan pada satu atau beberapa individu

saja.

Dengan demikian, pengutukan terhadap suatu kelompok sebagai pengkhianat

bukan berarti menafikan sama sekali adanya orang-orang baik dari mereka. Namun

karena kelompok tersebut didominasi oleh para pengkhianat, sehingga semuanya

dihukumi berdasarkan kelompok yang dominan. Kecuali mereka yang secara terang-

terangan memisahkan diri dari kelompok tersebut.

LOKASI KHAIBARPerang Khaibar adalah pertempuran yang terjadi antara umat Islam yang

dipimpin Rasulullah Muhammad saw dengan orang-orang Yahudi yang hidup di

oasis Khaibar, yang terletak sekitar delapan barid (sekitar 96 mil/ 154 km) sebelah

utara Madinah, Arab Saudi.2 Jarak tersebut pada umumnya ditempuh selama tiga

hari perjalanan dari Madinah. Saat itu, Khaibar terkenal dengan kesuburan lahan

pertanian dan hasil kurmanya. Selain sebagai perkampungan tempat tinggal, Khaibar

1 JeffryR.Halversondkk, Master Narratives of Islamist Extremism,PalgraveMacmillan,USA,2011,hal.76.2 LihatIbnuSaad,Ath-Thabaqah Al-Kubra,vol.II,hal.81,danRussRodgers,The Generalship of Muhammad,

hal.196.

PERANG KHAIBAR

SEJARAH PENGKHIANATAN YAHUDI TERHADAP RASULULLAH

Page 7: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

7

juga didesain sebagai benteng pertahanan. Untuk itu, di Khaibar banyak didirikan

benteng-benteng untuk menahan laju serangan lawan. Tercatat, sejak didirikan

tampaknya belum ada kekuatan manapun yang berhasil menaklukkannya. Hingga

akhirnya berhasil dijinakkan oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Rasulullah SAW.

(Gambar 1: Salah satu peninggalan benteng Khaibar dan perkebunan kurma di

sekitarnya)

PERJANJIAN RASULULLAH DENGAN YAHUDI MADINAHSetelah Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, dan beliau yakin dengan struktur

masyarakat baru Islam di sana yaitu dengan berdiri di atas kesatuan akidah, politik

dan sistem Islam, maka beliau lalu mengalihkan pandangannya untuk menjalin

suatu kesepakatan dan ikatan bersama dengan golongan “non-Islam”, yaitu bangsa

Arab yang masih belum memeluk Islam, dan terutama orang-orang Yahudi. Hal ini

Rasulullah lakukan demi mewujudkan keamanan, kesejahteraan, kemuliaan dan

kebaikan kepada manusia seluruhnya.

Di samping itu, tujuan lainnya adalah untuk menyusun kembali struktur

masyarakat Madinah dalam satu keharmonisan hidup, yang sebelumnya sempat

tercerai-berai akibat perang saudara. Untuk mewujudkannya, Rasulullah pun

menggariskan peraturan-peraturan yang bersifat saling menghargai dan toleransi

yang belum pernah dinikmati oleh dunia, yang penuh dengan sikap kefanatikan dan

individualisme.

Paling tidak, ada dua perjanjian utama yang Rasulullah adakan, yaitu penjanjian

sesama internal umat Islam yang terdiri dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan

perjanjian eksternal antara orang-orang Muslim dan non-Muslim dari kalangan

musyrik Madinah dan bangsa Yahudi.3

3 Paraahlisejarahberbedapendapatterkaitvaliditaspiagamperjanjiantersebut.MenurutAkramAl-Umari,keberadaanpiagamtersebutbenaradanya,denganbeberapaalasan,diantaranya:meskitidakmemilikisanadshahihnamunintipiagamtersebutbanyakdidukungolehpotonganhadits-haditsyangshahih;penggunaankata dan diksi dalam piagam tersebut sangat dikenal dan kental di zaman Rasulullah; dan dalam piagam

Page 8: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

8

Untuk perjanjian internal umat Islam, Ibnu Hisyam mencatat bahwa isi-isi

perjanjian yang dibuat Rasulullah lalu disepakati oleh umat Islam, yaitu:

1. Mereka adalah umat yang satu diluar golongan yang lain.

2. Muhajirin dari Quraisy dengan adat kebiasaan yang berlaku di antara mereka

harus saling kerja sama dalam menerima atau membayar suatu tebusan. Sesama

Mukmin harus saling menebus orang yang ditawan dengan cara yang makruf dan

adil. Setiap kabilah dari Anshar dengan adat kebiasaan yang berlaku di kalangan

mereka harus menebus tawanan mereka sendiri, dan setiap golongan di antara

orang-orang Mukmin harus menebus tawanan dengan cara makruf dan adil.

3. Orang-orang Mukmin tidak boleh membiarkan seseorang yang menanggung

beban hidup di antara sesama mereka. Hendaknya mereka memberinya dengan

cara yang makruf dalam membayar tebusan atau membebaskan tawanan.

4. Orang-orang Mukmin yang bertakwa harus melawan orang yang berbuat zalim,

berbuat jahat dan kerusakan di antara mereka sendiri.

5. Secara bersama-sama mereka harus melawan orang-orang seperti itu, sekalipun

ia adalah anak seseorang di antara mereka sendiri.

6. Seorang Mukmin tidak boleh membunuh Mukmin lainnya karena membela

orang kafir.

7. Seorang Mukmin tidak boleh membela orang kafir dengan mengabaikan Mukmin

lainnya.

8. Jaminan Allah adalah satu. Orang yang lemah di antara mereka pun berhak

mendapat perlindungan.

9. Jika ada di antara Yahudi yang mengikuti kita, maka mereka berhak mendapat

pertolongan dan persamaan hak, tidak boleh dizalimi dan ditelantarkan.

10. Perdamaian yang dibuat oleh orang-orang Mukmin harus satu. Seorang Mukmin

tidak boleh mengadakan perdamaian sendiri dengan selain Mukmin dalam suatu

peperangan di jalan Allah. Mereka harus sama dan adil.

11. Sebagian Mukmin (yang mampu) harus menampung mukmin lainnya, sehingga

darah mereka terlindungi di jalan Allah.

12. Orang-orang musyrik tidak boleh melindungi harta orang Quraisy dan tidak

boleh merintangi orang Mukmin.

13. Siapa pun yang membunuh seorang Mukmin yang tidak bersalah, maka ia

harus mendapat hukuman yang setimpal (diqisas), kecuali jika wali korban yang

dibunuh merelakannya.

14. Semua orang Mukmin harus bangkit untuk membela (agama dan negeri mereka)

dan tidak boleh diam saja.

tersebuttidakadapujianataucelaanterhadapindividuataukelompoktertentusehinggadugaanbahwaituadalahdustabisadiabaikan.LihatAs-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah,vol.I,hal.275-278.

Page 9: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

9

15. Orang Mukmin tidak boleh membantu dan menampung orang jahat. Siapa yang

melakukannya maka berhak mendapat laknat Allah dan kemurkaan-Nya pada

Hari Kiamat dan tidak ada tebusan yang bisa diterima.

16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan

kepada Allah dan Muhammad saw.4

Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di kalangan internal umat Islam,

Rasulullah SAW pun kemudian melakukan perjanjian dengan bangsa Yahudi.

Adapun di antara isi perjanjian tersebut yaitu,

1. Bangsa Yahudi dari Bani Auf adalah satu umat (bangsa) bersama orang-orang

mukmin. Mereka bebas dengan agama mereka sendiri, dan orang-orang Islam

juga bebas dengan agama mereka. Begitu juga orang-orang yang bersekutu

dengan mereka, termasuk diri mereka sendiri. Perkara ini juga berlaku kepada

selain Yahudi Bani Auf.

2. Bangsa Yahudi hendaklah berkewajiban membiayai negara sebagaimana

kewajiban atas orang-orang Islam.

3. Mereka hendaknya saling tolong menolong melawan sesiapa pun yang

memerangi orang-orang yang menandatangi piagam ini.

4. Mereka hendaknya saling nasihat menasihati, saling melakukan kebajikan dan

bukan dosa.

5. Siapa pun tidak boleh dianggap bersalah kerana kesalahan yang dilakukan oleh

sekutunya.

6. Pertolongan hendaklah diberi kepada orang yang terzalimi.

7. Bangsa Yahudi hendaklah bersepakat dengan orang-orang Mukmin selama

mereka tidak berada dalam kondisi perang.

8. Kota Yatsrib harus terpelihara sepenuhnya; tidak boleh dicerobohi oleh pihak

mana pun yang menandatangani piagam ini.

9. Perselisihan atau persengketaan apa pun di antara sesama peserta piagam ini

yang dikhawatirkan akan membawa kepada bencana maka hendaklah dirujuk

kepada hukum Allah dan kepada penyelesaian oleh Muhammad Rasulullah SAW.

10. Tidak boleh di beri perlindungan kepada Quraisy (musuh) begitu juga tidak boleh

di beri perlindungan kepada orang-orang yang membantunya.

11. Hendaknya ada perjanjian untuk saling bantu-membantu mempertahankan

kota Yatsrib dari pihak mana pun yang menyerangnya. Setiap pihak

berkewajipan mengambil bagian masing-masing dalam suatu perdamaian.

4 IbnuHisyam,As-Sirah An-Nabawiyyah,vol.I,hal.501-502.LihatjugaShafiyyurmanAl-Mubarakfuri,Ar-Rahiq Al-Makhtum,hal.168-169.

Page 10: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

10

12. Piagam ini tidak boleh di pakai untuk melindungi orang-orang zalim dan

yang bersalah.5

Dari perjanjian tersebut jelaslah bahwa antara umat Islam yang dipimpin

oleh Rasulullah SAW dan bangsa Yahudi terjalin sebuah kesepakatan untuk saling

berdamai, saling berusaha mempertahankan kota Madinah, serta tidak melakukan

pengkhianatan dengan menyerang salah satu pihak.

PENGKHIANATAN- PENGKHIANATAN BANGSA YAHUDI SEBELUM PERANG KHAIBAR

Pengkhianatan Bani QainuqaSetelah perjanjian tersebut disepakati, Rasulullah SAW benar-benar

melaksanakan isi perjanjian itu dan tidak ada satu poin pun dari perjanjian tersebut

yang dilanggar oleh orang-orang Muslim. Tapi justru yang pertama kali melanggar

dan mengkhianati perjanjian tersebut justru dari bangsa Yahudi, yaitu Bani Qainuqa’.

Bani Qainuqa merupakan bangsa Yahudi yang tinggal di dalam Madinah.

Pada umumnya mereka bekerja sebagai perajin perhiasan, pandai besi, pembuat

berbagai perkakas dan berjana. Karena pejerjaan tersebut, mereka memiliki sekian

banyak orang yang pandai membuat perangkat-perangkat perang. Pelanggaran dan

pengkhianatan tersebut ternyata memang tidak jauh dari tabiat dan karakter bangsa

Yahudi sebelumnya.6

Konflik dengan Yahudi dari Bani Qainuqa berawal dari perbuatan mereka yang

mulai menampakkan ketidaksenangan terhadap orang-orang Muslim dengan cara

mengolok-olok mereka, mengejek dan mengganggu orang-orang Muslim yang

datang untuk berbelanja di pasar mereka. Tidak hanya itu, mereka bahkan berani

mengganggu perempuan-perempuan Muslimah.

Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa ada seorang perempuan Muslimah yang

datang ke pasar Bani Qainuqa dengan mengenakan jilbab dan penutup wajahnya.

Perempuan tersebut duduk di dekat seorang pengrajin perhiasan yang merupakan

seorang berkebangsaan Yahudi. Beberapa dari Bani Qainuqa lantas berusaha

menyingkap penutup wajah yang dikenakan perempuan Muslimah tadi.

Muslimah tadi pun lantas berontak melakukan perlawanan. Tanpa

sepengatahuan perempuan Muslimah tadi, pengrajin perhiasan tersebut dengan

diam-diam mengikat ujung baju Muslimah tersebut. Tatkala perempuan Muslimah

tersebut bangkit maka otomatis auratnya pun tersingkap. Menyaksikan itu, mereka

pun tertawa terbahak-bahak. Lantaran merasa malu, perempuan Muslimah tadi pun

lantas berteriak meminta tolong.

Mendengar teriak tersebut, seorang Muslim yang berada di dekatnya pun

lantas bangkit menghampiri pengarajin perhiasan tersebut lalu membunuhnya.

Orang-orang Yahudi Qainuqa kemudian menangkap dan mengikat laki-laki Muslim

5 IbnuHisyam,As-Sirah An-Nabawiyyah,vol.I,hal.503-5056 Tentang sifatmereka ini tersuratdalamQS.Al-Anfal: 56.Allah swtberfirman,“(Yaitu) orang-orang yang

terikat perjanjian dengan kamu, kemudian setiap kali berjanji mereka mengkhianati janjinya, sedang mereka tidak takut (kepada Allah).”

Page 11: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

11

tersebut kemudian juga membunuhnya. Menurut Ibnu Hisyam, peristiwa inilah

yang menyebabkan Rasulullah saw memerangi Yahudi Bani Qainuqa.7

Mendapat kabar tidak baik tersebut, Rasulullah SAW pun segera mendatangi

mereka untuk menasihati mereka dan mengingatkan mereka akan bahaya perbuatan

mereka tersebut. Pada suatu kesempatan saat berada di pasar Bani Qainuqa, Rasullah

SAW berkata kepada mereka, “Wahai sekalian orang-orang Yahudi! Masuk Islamlah

kalian. Mumpung kalian belum mengalami seperti yang dirasakan orang-orang

Quraisy.”

Mendengar peringatan dari Rasulullah tersebut, Bani Qainuqa justru menimpali,

“Wahai Muhammad! Janganlah Engkau terperdaya oleh dirimu sendiri, hanya karena

Engkau telah berhasil membunuh orang-orang Quraisy. Mereka adalah orang-orang

bodoh yang tidak mengerti berperang. Seandainya Engkau berperang menghadapi

kami, niscaya Engkau akan mengerti bahwa kamilah ahlinya. Engkau tentu belum

pernah bertemu dengan orang-orang yang seperti kami.”8

Perkataan Yahudi Bani Qainuqa tersebut merupakan ajakan perang secara tidak

langsung kepada Rasulullah SAW.

Setelah mengetahui sikap Bani Qainuqa yang jelas menampakan sikap tidak

kooperatif dan memperlihatkan permusuhan, Rasulullah SAW pun memutuskan

untuk menggempur mereka. Pada pertengahan Syawal tahun 2 H, Rasulullah pun

mempersiapkan pasukannya untuk menyerang perkampungan sekaligus benteng

Bani Qainuqa dan mulai melakukan pengepungan.

Pengepungan tersebut berjalan selama sekitar setengah bulanan, sehingga

pada bulan berikutnya yaitu Dzulqa’dah, Bani Qainuqa pun menyatakan menyerah.

Mereka pasrah terhadap apa pun keputusan Rasulullah terhadap diri, harta, dan

keluarga mereka.

Pada awalnya Rasulullah SAW memerintahkan untuk menghabisi mereka.

Itulah balasan bagi mereka yang melanggar perjanjian dalam tradisi bangsa Arab.

Akan tetapi, Abdullah bin UbaI bin Salul, seorang tokoh orang-orang Munafik

yang terhitung masih pemuka suku Khazraj, justru memintakan keringanan pada

mereka, dan mengusulkan untuk memaafkan mereka. Suku Khazraj dahulu memang

merupakan sekutu Bani Qainuqa. Ia berkata kepada Rasulullah, “Wahai Muhammad!

Berbuat baiklah kepada teman-temanku.”

Mendengar itu, Rasulullah SAW hanya terdiam. Namun Abdullah bin UbaI

terus mendesak beliau untuk memaafkan mereka, sementara beliau tetap pada

keputusannya. Hingga pada akhirnya Abdullah bin UbaI berkata kepada Rasululllah,

“Tidak! Demi Allah! Saya tidak akan melepaskanmu hingga Engkau mau berbuat baik

kepada teman-temanku (Bani Qainuqa).

7 IbnuHisyam,As-Sirah An-Nabawiyyah,vol.I,hal.503-5048 HR.AbuDaud,nohadits.3001.Berkaitandenganperkataanmerekatersebut,turunlahQS.AliImran:12-13

yangberbunyi,“Katakanlah kepada orang-orang kafir, ‘Kalian pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dam digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan, itulah tempat seburuk-buruknya. Sesungguhnya telah ada tanda bagi kalin pada dua golongan yang telah bertemu (berperang). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang Muslim dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”

Page 12: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

12

Dengan mengerahkan 400 orang tanpa baju besi dan 300 orang dengan baju

besi, mereka pernah menghalangi untuk berperang dengan berbagai kabilah. Tetapi

apakah Engkau justru akan membunuh mereka hanya dalam sekejap? Demi Allah!

Saya khawatir akan timbul bencana di kemudian hari.”

Akhirnya, Rasulullah SAW pun bermurah hati kepada mereka. Beliau

memerintahkan Yahudi Bani Qainuqa pergi sejauh-jauhnya dari Madinah dengan

meninggalkan harta benda mereka.9

Pengkhianatan Bani NadhirPada Rabi’ul Awwal tahun 4 H, bangsa Yahudi lainnya kembali melanggar dan

mengkhianati perjanjian dengan Rasulullah SAW. Bangsa Yahudi tersebut yaitu Bani

Nadhir. 10

Rasulullah SAW melakukan peperangan terhadap Bani Nadhir disebabkan

mereka telah membuat konspirasi untuk membunuh beliau saat berkunjungnya ke

perkampungan mereka.

Sebagaimana yang disebutkan Ibnu Hisyam, Rasulullah SAW berangkat menuju

Bani Nadhir untuk meminta bantuan diyat bagi dua korban dari Bani Amir yang

dibunuh oleh Amr bin Umaiyyah Adh-Dhamri. Sebagaimana yang tertuang dalam

perjanjian antara Rasulullah dan bangsa Yahudi pada awal-awal kedatangan beliau

ke Madinah bahwa untuk membayar suatu tebusan maka dibebankan kepada

seluruh penduduk yang tinggal di Madinah.

Ketika itu Rasulullah ditemani Abu Bakar, Umar bin Khaththab, dan Ali bin Abu

Thalib.

Dulu, Bani Nadhir dan Bani Amir merupakan sekutu. Kala Rasulullah sampai

di tempat Bani Nadhir, mereka berkata, “Wahai Abu Al-Qasim kami akan berusaha

membantumu.” Mereka lalu mempersilakan Rasulullah duduk. Beliau pun duduk di

dekat tembok salah satu milik Bani Nadhir.

Lalu orang-orang Bani Nadhir berkumpul. Tiba-tiba Amr bin Jahasy naik ke

atas rumah untuk menjatuhkan batu ke atas kepala Rasulullah SAW. Saat itulah

Rasulullah menerima wahyu dari langit tentang apa yang akan dilakukan orang-

orang Bani Nadhir. Oleh karenanya, Rasulullah segera beranjak dan pulang ke

Madinah. Rasulullah menjelaskan kepada para sahabat rencana makar orang-orang

Yahudi untuk membunuh dirinya pada mereka. Rasulullah lalu memerintahkan

para sahabat untuk bersiap-siap memerangi orang-orang Yahudi Bani Nadhir.11

Rasulullah SAW kemudian mengutus Muhammad bin Maslamah untuk

menemui pemimpin Bani Nadhir dan menyampaikan pesan beliau kepada mereka,

“Tinggalkanlah Madinah dan jangan hidup bertetangga denganku. Kuberi kalian

tempo sepuluh hari. Siapa yang masih kutemui setelah itu maka akan aku penggal

lehernya.”

9 ShafiyyurmanAl-Mubarakfuri,Ar-Rahiq Al-Makhtum,hal.216-217.10 Ath-Thabari,TarikhAr-RusulwaAl-Muluk,vol.II,hal.551.11 IbnuHisyam,As-Sirah An-Nabawiyyah,vol.II,hal.190.

Page 13: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

13

Tidak ada pilihan lain bagi Bani Nadhir kecuali hengkang meninggalkan Madinah.

Mereka pun sudah menyiapkan segala-galanya untuk keluar dari Madinah. Namun

Abdullah bin Ubai bin Salul, pemimpin orang-orang munafik, mengirim utusan

kepada mereka untuk mengatakan, “Kuatkanlah hati kalian. Bertahanlah dan jangan

tinggalkan rumah kalian. Aku memiliki 2000 orang yang siap bergabung bersama

kalian di benteng kalian. Mereka siap mati demi membela kalian. Jika kalian diusir,

kami juga akan pergi bersama kalian. Sekali-kali kami tidak akan patuh kepada

seorang pun12 yang akan menyusahkan kalian. Jika kalian diperangi, kami akan

membantu kalian. Yahudi Bani Quraizhah dan sekutu kalian dari Ghathafan tentu

juga akan mengulurkan bantuan kepada kalian.”13

Mendengar itu, kepercayaan diri Yahudi Bani Nadhir pun bangkit kembali.

Mereka sepakat untuk melakukan perlawanan. Pemimpin mereka Huyai bin Akhtab

sangat bersemangat saat merespon utusan Abdullah bin Ubai bin Salul. Dia pun

lantas mengirim utusan kepada Rasulullah untuk menyatakan, “Kami tidak akan

keluar dari tempat tinggal kami. Berbuatlah menurut kehendakmu.”

Setelah Rasulullah SAW mengetahui reaksi Huyai bin Akhtab, maka beliau

bertakbir bersama para sahabat. Beliau lalu bangkit untuk menyerang orang-orang

Yahudi Bani Nadhir dan mengepung mereka.

Penduduk Bani Nadhir lalu semuanya masuk ke dalam benteng mereka. Dari sana

mereka melancarkan serangan dengan panah dan batu kepada pasukan Rasulullah.

Kebun kurma dan ladang yang berada dalam benteng cukup membantu pertahanan

mereka. Untuk itulah Rasulullah memerintahkan untuk memotong pohon-pohon

kurma tersebut dan membakarnya.

Pengepungan itu berlangsung tidak terlalu lama, yaitu hanya enam hari. Bani

Nadhir akhirnya menyatakan menyerah, setelah bantuan yang dijanjikan oleh orang-

orang munafik tidak kunjung terwujud. Mereka mengirim utusan kepada Rasulullah

yang mengatakan, “Kami siap keluar dari Madinah.”

Rasulullah SAW pun memberi kesempatan buat mereka untuk meninggalkan

Madinah dengan membawa seluruh keluarga, juga harta benda mereka sebanyak

yang bisa dibawa seekor onta. Sedangkan untuk persenjataan mereka tidak boleh

dibawa. Dendam akibat pengusiran inilah yang nantinya menyebabkan terjadinya

perang Khaibar. Bahkan Al-Quran menyinggung perang Bani Nadhir dalam satu

surat utuh.14

12 YangdimaksudolehnyayaituRasulullahsaw.13 Perkataan Abdullah bin Ubai bin Salul ini kemudian disinggung dalam al-Quran, “Tidakkah engkau

memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudaranya yang kafir di antara Ahli Kitab, ‘Sungguh jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu, dan kami selamanya tidak akan patuh kepada siapa pun demi kamu, dan jika kamu diperangi pasti akan membantumu.’ Dan Allah menyaksikan, bahwa mereka benar-benar pendusta. Sungguh jika mereka diusir, orang-orang munafik tidak akan keluar bersama mereka, dan jika mereka diperangi; mereka (juga) tidak akan menolongnya; dan kalaupun mereka menolongnya pastilah mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan.”[QS.Al-Hasyr:11-12]

14 AllahswtmenurunkansuratAl-HasyryangsecarakhususmengisahkanperistiwaBaniNadhirini.Didalamnyadigambarkan tentang: pengusiran orang-orang Yahudi, pelecehan sikap orang-orangmunafik, penjelasanhukum-hukumrampasanperang,sanjungankepadakaumMuhajirindanAnshar; legitimasiakanbolehnyamenebangdanmembakarpohondiwilayahmusuhdemipertimbanganstrategiperang.Didalamnya jugaadanasihatkepadaorang-orangMukminuntukbertakwadanmempersiapkandiriuntukmenghadapihariakhirat,diakhiridenganpujiankepadaAllahsertapenyebutanbeberapaasmadansifat-Nya.

Page 14: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

14

Pengkhianatan Yahudi Bani QuraizhahTidak lama setelah terusir dari Madinah, sekitar dua puluh pemuka Yahudi

Bani Nadhir mendatangi para tokoh Quraisy Mekah. Mereka mendorong Quraisy

untuk kembali menyerang Madinah. Para tokoh Quraisy pun mengapresiasi hal itu

dan menyetujuinya. Pemuka Bani Nadhir juga mendatangi Bani Ghatafhan, sekutu

mereka dahulu, untuk melakukan hal yang sama.

Bani Ghathafan juga menanggapi dengan baik usul mereka sebagaimana yang

dilakukan para pemuka Quraisy. Sehingga dengan demikian terkumpullah pasukan

yang besar dari Quraisy dan Ghathafan yang menyebabkan terjadinya perang Ahzab.

Saat pasukan Ahzab yang dipimpin Quraisy mulai mengepung Madinah, Huyai

bin Akhtab, seorang tokoh Bani Nadhir yang mengungsi di Khaibar mendatangi

Kaab bin Asad al-Qurazhi, pemimpin Yahudi Bani Quraizhah. Kaab bin Asad masih

termasuk sekutu dan teman Huyai bin Akhtab.

Waktu itu, Yahudi Quraizhah adalah satu-satunya kabilah besar Yahudi yang

masih tinggal di sekitar Madinah. Tujuan kedatangan Huyai bin Akhtab adalah

untuk membujuk Bani Quraizhah agar melanggar dan mengkhianati perjanjian

mereka dengan Rasulullah. Yaitu dengan menyerang dari belakang pasukan Islam

saat mereka sedang sibuk menghadapi pasukan Ahzab yang berjumlah begitu besar.

Pada awalnya, Kaab bin Asad menolak mentah-mentah ajakan Huyai bin Akhtab.

Namun akhirnya Kaab bin Asad luluh manakala Huyai bin Akhtab menjamin dengan

bersumpah bahwa ia dan orang-orangnya akan bergabung dengan Bani Quraizhah

manakala orang Qurais tidak berhasil mengalahkan pasukan Rasulullah. Sejak itu,

Bani Quraizhah pun mulai melakukan serangan dari belakang pasukan Islam.

Kabar tentang pengkhianatan Bani Quraizhah akhirnya sampai di telinga

Rasulullah SAW. Beliau lalu mengutus beberapa sahabatnya untuk menyelidiki

kebenaran berita tersebut. tidak lama kemudian utusan itupun kembali dan

melaporkan kebenaran berita tersebut.

Dalam situasi mencekam dalam menghadapi musuh dari luar dan dalam tersebut,

Rasulullah SAW kemudian pun sigap dengan menjalankan stategi jitu. Yaitu strategi

untuk memecah-belah kekuatan musuh. Beliau mengutus beberapa utusan kepada

Bani Ghathafan, Bani Quraizhah, dan Quraisy dengan misi untuk menghentikan niat

mereka memerangi Rasulullah.

Kepada Bani Ghathafan Rasulullah menjanjikan sepertiga hasil panen kurma

Madinah buat mereka jika menarik diri dari pasukan Ahzab. Sementara kepada Bani

Quraizhah utusan beliau berhasil membuat ragu mereka dan mengulur niat mereka

untuk menyerang Rasulullah dari belakang dengan mengusulkan sebaiknya mereka

tidak berperang bersama pasukan Ahzab sebelum mereka mendapat jaminan dari

mereka.

Sedang kepada Quraisy utusan Rasulullah memberitahu bahwa Bani Quraizhah

menyesali bergabung dengan mereka. Buktinya mereka nanti akan meminta jaminan

yang nantinya akan diserahkan kepada Rasulullah. Sehingga jika mereka meminta

jaminan, maka sebaiknya ditolak saja. Dengan strategi tersebut, Rasulullah SAW

Page 15: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

15

pun berhasil meredam keinginan pihak musuh, baik yang berasal dari luar Madinah

maupun dari dalam Madinah. Pasukan Ahzab akhirnya gagal ingin menguaisai

Madinah setelah diserang oleh angin yang dahsyat pada malam harinya.15

Setelah berakhirnya perang Ahzab yang menyebabkan porak-porandanya

pasukan Ahzab, pada salah satu Sabtu di bulan Syawal 5 H, Rasulullah SAW kemudian

kembali ke Madinah pada pagi harinya. Kemudian pada siang hari setelah shalat

Zhuhur, beliau kembali menginstruksikan kepada pasukan Islam yang baru saja

pulang perang dan belum sempat beristirahat penuh untuk segera bergerak menju

perkampungan Bani Quraizhah.

Instruksi itu sangat jelas, “Barang siapa yang taat dan tunduk (pada Allah dan

Rasul-Nya) maka janganlah sekali-kali kalian menunaikan shalat Ashar kecuali di

Bani Quraizhah.” Setelah tiba di sana, pasukan Islam pun melakukan pengepungan

dengan ketat terhadap Bani Quraizhah.16

Setelah mengetahui tekad bulat pasukan Islam untuk melakukan pengepungan

terhadap Bani Quraizhah, Kaab bin Asad lalu menawarkan tiga opsi untuk

menyelesaikan persoalan tersebut. Tiga opsi itu yaitu:

1. Memeluk Islam. Dengan begitu mereka mendapat jaminan keamanan atas

darah, harta, anak-anak, dan wanita-wanita mereka.

2. Membunuh anak-anak dan wanita-wanita mereka, lalu berperang habis-habisan

melawan pasukan Muhammad sampai mereka meraih kemenangan atau mereka

terbunuh semuanya.

3. Langsung menyerang Muhammad dan melanggar larangan untuk berperang

pada hari Sabtu.

Ternyata tidak ada satu pun opsi yang mereka setujui. Mereka menolak seluruh

opsi tersebut. Mereka lebih memilih menyerah kepada pasukan Islam serta pasrah

terhadap apa pun keputusan Rasulullah SAW atas diri mereka.17

Sebelum Rasulullah SAW membuat keputusannnya, orang-orang Aus mendatangi

beliau seraya berkata, “Wahai Rasulullah! Engkau telah membuat keputusan

terhadap Yahudi Bani Qainuqa (dengan mengusir mereka dari Madinah) seperti

yang telah Engkau ketahui. Mereka dulunya adalah sekutu dari saudara kami dari

Khazraj. Sementara Bani Quraizhah dulunya adalah sekutu kami. Berbuat baiklah

kepada mereka.”

Rasulullah SAW menanggapi usul mereka dengan menyerahkan sepenuhnya

keputusan terhadap Bani Quraizhah kepada pemimpin Aus yaitu Saad bin Muadz.

Saat itu, Saad bin Muadz dalam kondisi sakit parah akibat luka yang dialaminya pada

perang Bani Qainuqa. Di luar dugaan kaumnya, justru keputusan Saad bin Muadz

sangat keras.

Ia memutuskan bahwa Yahudi Bani Quraizhah yang sudah dewasa untuk

dibunuh, anak-anak dan para wanita dijadikan tawanan, serta harta benda mereka

15 ShafiyurrahmanAl-Mubarakfuri,Ar-Rahiq Al-Makhtum,hal.282-286.16 LihatIbnuKatsir,Al-Bidayah wa Al-Nihayah,vol.IV,hal.116.17 Ath-Thabari,Tarikh Ar-Rasul wa Al-Muluk,vol.II,hal.583-584.

Page 16: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

16

dijadikan ghanimah. Mendengar keputusan itu, Rasulullah pun mengapresiasinya

dengan berkata, “Engkau telah membuat keputusan berdasarkan keputusan Allah

dari langit ke tujuh.”18

SEBAB PERANG KHAIBARSebagaimana disinggung sebelumnya, penyebab perang Khaibar adalah karena

Yahudi Bani Nadhir menimbulkan permusuhan melawan umat Islam. Sebagaimana

disebutkan terdahulu, setelah terusir dari Madinah, Bani Nadhir kemudian menetap

di Khaibar.

Mereka kembali menghimpun kekuatan berupa pasukan gabungan dengan

maksud memerangi Rasulullah SAW dan memprovokasi kabilah Ghathafan untuk

melawan beliau. Dulu, mereka bahkan pernah merencanakan untuk menyerang

umat Islam.

Yahudi tak mempunyai cukup kekuatan untuk menggempur kaum Muslimin.

Namun mereka cerdik. Mereka mampu menyatukan musuh-musuh Rasulullah

SAW dari berbagai kabilah yang sangat kuat. Hal itu terbukti pada Perang Khandaq.

Bagi warga Muslim di Madinah, Yahudi lebih berbahaya dibanding musuh-musuh

lainnya.

Bagaimanapun, setelah perjanjian Hudaibiyah yang menyebabkan Rasulullah

SAW bisa menyingkirkan musuh utamanya untuk sementara waktu yaitu Quraisy,

beliau pun mulai mengatur strategi untuk menghadapi dua sayap musuh yang

masih kuat, yaitu: Bangsa Yahudi dan Qabilah-qabilah di Najd. Hal ini agar tercapai

keamanan dan stabilitas secara mutlak di Madinah.

Seterusnya orang-orang Islam bisa beristirahat sebentar dari peperangan

berdarah yang terus-menerus terjadi itu dan mengalihkan langkah kepada usaha-

usaha dakwah dan menyampaikan risalah Allah sepenuhnya.

Oleh kerana Khaibar merupakan sarang makar dan konspirasi, bahkan

merupakan markas gerakan militer yang menimbulkan kekacauan dan menyebabkan

peperangan, maka sudah selayaknya kaum muslimim fokus padanya. Jika dicermati

bahwa terkumpulnya pasukan Ahzab yang sangat besar tersebut bersumber dari

Khaibar.

Demikian juga yang menyebabkan Yahudi Bani Quraizhah berani melakukan

pengkhianatan tidak lain karena bujukan salah seorang tokoh Yahudi yang menetap

di Khaibar. Bagaimana pun, jika terus-menerus dibiarkan, Khaibar akan tetap

menyebarkan ancaman terhadap stabilitas dan keamanan Madinah.

KEKUATAN PASUKAN ISLAM SAAT PERANG KHAIBARJumlah pasukan yang dikerahkan Rasulullah SAW untuk menyerbu dan

mengepung Khaibar berjumlah 1400 orang. Jumlah tersebut persis sebagaimana

jumlah pasukan Islam yang ikut serta bersama Rasulullah dalam perjanjian

Hudaibiyah. Kerana Allah SWT menurunkan perintah untuk Rasulullah bahwa

18 IbnuHisyam,As-Sirah An-Nabawiyyah,vol.II,hal.239-240.

Page 17: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

17

mereka yang boleh ikut serta berjihad dalam perang Khaibar adalah hanya mereka

yang ikut perjanjian Hudaibiyah.19 Pada saat itu, Rasulullah menunjuk Saba’ bin

Urthufah sebagai pengganti beliau di Madinah, kerena beliau sendiri yang akan

memimpin langsung perang tersebut.20

Sementara itu, di dalam kota Madinah, orang-orang munafik pun mulai

membocorkan rencana penyerangan Khaibar. Abdullah bin Ubai, pemimpin orang-

orang munafik lalu mengirim utusan kepada Yahudi Khaibar untuk menyampaikan

pesan akan kedatangan pasukan Rasulullah kepada mereka.

Ia meminta Yahudi Khaibar untuk siap siaga dan menghibur mereka untuk tidak

takut menghadapi hal itu karena jumlah pasukan Islam lebih sedikit dari jumlah

kekuatan mereka. Selain juga persenjataan mereka yang lebih minim dibanding

persenjantaan yang dimiliki Yahudi Khaibar.

Meski telah memiliki pasukan sekitar 10. 000 personil, tetapi setelah menerima

kabar dari orang-orang munafik tersebut, Yahudi Khaibar juga mengutus utusan21

kepada Bani Ghathafan untuk meminta bantuan mereka dalam menghadapi pasukan

Rasulullah. Bani Ghathafan merupakan sekutu orang-orang Yahudi dan pernah

bersepakat bersama mereka untuk memerangi Rasulullah. Bani Ghathafan pun

menyanggupinya dengan meminta imbalan berupa setengah hasil kurma Khaibar

jika mereka berhasil mengalahkan pasukan Islam. Jumlah pasukan yang dimiliki

Ghathafan saat itu yaitu sekitar 4.000 personil.

Untuk itu, mereka pun melakukan berbagai persiapan dan segera menuju

Khaibar untuk membantu orang-orang Yahudi. Tak beberapa jauh setelah melakukan

perjalanan, mereka mendengar suara gaduh dan hiruk pikuk dari arah belakang

mereka.

Mereka pun menduga bahwa suara tersebut berasal dari perkampungan mereka,

yaitu suara pertempuran antara kabilah mereka dengan pasukan Islam. Akhirnya

mereka pun memutuskan untuk pulang dan membatalkan janji mereka untuk

membantu orang-orang Yahudi Khaibar.22

19 ShafiyurrahmanAl-Mubarakfuri,Ar-Rahiq Al-Makhtum,hal.334.

20 Ath-Thabari,Tarikh Ar-Rasul wa Al-Muluk,vol.III,hal.9.

21 UtusantersebutyaituKinanahbinAbulHuqaiqdanHaudzahbinQais.

22 Ath-Thabari,Tarikh Ar-Rasul wa Al-Muluk,vol.III,hal.9.

Page 18: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

18

RUTE MENUJU KHAIBARUntuk menuju Khaibar, Rasulullah SAW mengambil rute dengan melewati

perbukitan Ashr lalu selanjutnya menuju Shahba`. Seletah melewati Shabha` beliau

kemudian menuju Raji’ dan di sanalah beliau memutuskan untuk bermalam.

(Gambar. Peta rute perjalanan Rasulullah saw menuju Khaibar)

Dari Raji’ menuju Khaibar, agar lebih efektif dan efisien serta bernilai strategis,

Rasulullah SAW lantas menunjuk seorang penunjuk jalan.23 Penunjuk jalan tersebut

menyarankan bahwa untuk menuju Khaibar sebaiknya dengan menempuh rute

menuju Syam. Hal ini agar pasukan Islam dapat menghadang kemungkinan

melarikan dirinya Yahudi Khaibar, baik melarikan diri menuju Syam, maupun

menuju Bani Ghathafan.

Saat tiba di suatu persimpangan yang semuanya bisa digunakan untuk menuju

Khaibar, petunjuk jalan itu lantas meminta pendapat Rasulullah SAW. Beliau pun

lantas memutuskan untuk melalui jalan yang bernama Marhab, yang berarti selamat

datang.24

23 PenunjukjalantersebutbernamaHusail.24 Disebutkan bahwa sebelum Rasulullah SAW memutuskan untuk melalui jalan Marhab, beliau meminta

kepadapetunjukjalantersebutuntukmenyebutkannamamasing-masingjalanpersimpangantersebut.Lalupenunjuk jalan itupunmenyebutkan satu persatu nama-namanya.Nama-nama jalan tersebut yaituHuzn,

Page 19: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

19

PENYERANGAN KHAIBARRasulullah SAW bersama pasukannya akhirnya tiba di suatu tempat yang tidak

jauh dari Khaibar pada waktu malam, lalu mendirikan kemah di sana. Saat itu

kedatangan Rasulullah dan pasukannya tidak ketahui oleh penduduk Khaibar. Pada

paginya, penduduk Khaibar pun beraktifitas seperti hari-hari biasa dengan pergi ke

kebun-kebun mereka yang berada di luar benteng Khaibar.

Oleh itu, tatkala mereka menemukan pasukan Islam beserta tenda-tenda

yang berjumlah banyak yang berada di luar benteng, mereka pun segera pulang

berhamburan untuk menuju benteng kembali seraya berteriak, “Itu adalah

Muhammad. Demi Allah itu adalah Muhammad dan pasukannya.”

Hubab bin Mundzir, salah seorang sahabat yang ahli strategi, datang menemui

Rasulullah SAW untuk menanyai apakah posisi pasukan saat itu merupakan

keputusan yang bersadarkan wahyu, atau hanya sekedar strategi perang. Rasulullah

pun menjawab bahwa itu hanya strategi perang.

Lalu Hubab pun menjelaskan bahwa posisi saat itu tidak menguntungkan di lihat

dari pandangan strategi militer. Perkemahan pasukan Islam terlalu dekat dengan

salah benteng Khaibar, sehingga musuh bisa memantau pergerakan pasukan Islam

sementara pasukan Islam tidak bisa memantau pergerakan musuh. Selain itu, akibat

posisi yang dekat dengan musuh, anak panah musuh pun akan dengan mudah

mengenai pasukan Islam akibat posisi mereka yang lebih tinggi.

Sebaliknya, anak panah yang diluncurkan pasukan Islam tidak akan mengenai

mereka yang berlindung di balik benteng mereka. Daerah tempat berkemah saat itu

banyak terdapat pohon kurma yang tanahnya rendah dan kurang baik sebagai maskas

serangan. Akhirnya Hubab bun Mundzir pun mengusulkan untuk memindahkan

lokasi kemah sekaligus pusat komando perang di tempat yang lebih strategis dari

sebelumnya.

Rasulullah SAW setuju atas usul tersebut. Beliau pun menginstruksikan

pasukannya untuk bergeser menjauhi benteng musuh untuk mencari lokasi yang

lebih strategis. Setelah sampai di suatu daerah yang tidak begitu jauh dari tempat

semula, tiba-tiba beliau memerintahkan untuk berhenti.

Rasulullah lalu memerintahkan untuk mendirikan tenda di sana. Di tempat

inilah kemudian beliau berdoa, “Ya Allah! Rabb tujuh langit beserta apa yang berada

di bawah naungannya. Rabb tujuh bumi beserta apa yang dikandungnya. Dan Rabb

setan-setan serta apa yang disesatkannya. Sungguh kami memohon kepada-Mu

kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya.

Kami juga berlindung kepada-Mu dari keburukan desa ini, keburukan penduduknya,

dan keburukan apa yang ada di dalamnya.”25

Rasulullah SAW tiba di lokasi baru markasnya saat hari masih siang dan beliau

menghabiskan malamnya juga di sana. Pada malam itulah beliau bersabda kepada

para pasukannya bahwa besok Shubuh beliau akan menunjuk panglima perang serta

Syasy,Hathib,danMarhab.RasulullahtidakmemilihjalanselainMarhabkarenamemilikimaknayangburuk,sepertiHuznyangberartisedih,Syasyyangberartikacau,danHathibyangberartisial.

25 ShafiyurrahmanAl-Mubarakfuri,Ar-Rahiq Al-Makhtum,hal.336.

Page 20: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

20

menyerahkannya bendera perang kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya

dan Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya.

Pagi harinya setelah menunaikan shalat Shubuh, Rasulullah SAW pun menunjuk

Ali bin Abi Thalib sebagai panglima perang. Tetapi saat itu Ali bin Abi Thalib tidak

menghadiri shalat berjamaah lantaran sedang menderita sakit mata.

Beliau pun memerintahkan beberapa sahabat untuk menjemputnya. Setelah

Ali bin Abi Thalib menghadap, Rasulullah meludahi mata Ali bin Abi Thalib dan

berdoa untuknya. Atas kehendak Allah, saat itu juga mata Ali bin Abi Thalib sembuh.

Kemudian Rasulullah pun menyerahkan bendera pasukan kepadanya.

Setelah itu, Rasulullah SAW berpesan kepada Ali bin Abi Thalib, “Jangan terburu-

buru. Berhentilah di dekat halaman benteng mereka, kemudian ajaklah mereka untuk

memeluk Islam. (Jika mereka menerimanya) maka beritahukanlah kepada mereka

apa yang harus mereka melakukan terhadap hak-hak Allah. Demi Allah! Jika Allah

memberi hidayah kepada salah satu dari mereka melalui perantaraanmu, maka hal

itu lebih baik bagimu dibanding engkau memiliki unta merah (yang mahal).”

KEKUATAN DAN KONDISI KHAIBARKhaibar merupakan perkampungan Yahudi yang terdiri dari lapisan benteng-

benteng. Di dalam benteng tersebut dihuni sekitar sepuluh ribu orang dewasa

ditambah pada wanita dan anak-anak. Secara umum, benteng Khaibar dapat dibagi

menjadi dua, yaitu: benteng-benteng pertahanan bagian luar, dan benteng-benteng

pertahanan bagian dalam.

Benteng-benteng pertahanan bagian luar terdiri dari benteng: benteng Naim,

benterng Sha’ab bin Muadz, benteng Qal’ah Zubair, benteng Ubai, dan benteng

Nizar. Tiga benteng pertama berada di wilayah Nathat, sementara sisianya berada di

wilayah Syiq.

Sedangkan benteng-benteng pertahanan bagian dalam terdiri dari tiga benteng

utama, yaitu benteng Qamush, benteng Wathih, dan benteng Salalim. Benteng-

benteng pertahanan bagian dalam ini dinamakan Katibah. Benteng Qamush

merupakan milik keluarga Abul Huqaiq yang merupakan salah satu bagian dari

Yahudi Bani Nadhir yang terusir dari Madinah.26

PENAKLUKAN BENTENG-BENTENG KHAIBARUntuk menyerbu ke jantung pertahanan Khaibar merupakan suatu pekerjaan

yang tak mudah dilakukan. Bahkan pasukan Romawi yang lebih kuat pun tak mampu

menaklukkan benteng Khaibar yang memiliki sistem pertahanan berlapis-lapis yang

sangat baik. Akan tetapi, fakta berkata lain.

Suatu tekad membaja yang dilandasi keimanan kepada Allah ternyata mampu

membobol benteng pertahanan apa pun yang berusaha menghalangi dan menentang

kekuasaan Allah.

26 Ibid,hal.337-338.

Page 21: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

21

Benteng NaimBenteng Naim merupakan benteng pertahanan pertama dari benteng-benteng

pertahanan bagian luar Khaibar. Selain itu, benteng Naim juga terletak pada posisi

yang strategis. Oleh itu, benteng ini ditempati oleh para tokoh terkemuda Yahudi dan

para pasukan pemberani mereka. Jumlah pasukan yang mempertahankan benteng

Naim sekitar seribu orang.

Sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah, Ali bin Abi Thalib pun

memulainya dengan memberi penawaran kepada mereka untuk memeluk Islam

terlebih dahulu. Tetapi mereka menolak mentah-mentah seruan tersebut. Bahkan

salah satu tokoh pemberani mereka, Marhab bahkan dengan lantang menantang

adu tanding satu-persatu.

Marhab merupakan Yahudi yang bertubuh kekar dan tinggi, sehingga dari

melihat penampilan fisiknya saja terkadang sudah cukup untuk menciutkan nyali

lawannya.

Tak menghiraukan bentuk fisik tersebut, seruan itu dijawab oleh salah seorang

tentara Islam yang bernama Amir. Namun dalam adu tanding tersebut Amir gugur

sebagai syahid di tangan Marhab. Dengan harapan semakin menghancurkan mental

pasukan Islam, Marhab pun kembali menantang adu tanding. Tidak ingin mental

pasukannya kembali menurun, Ali bin Abi Thalib, sang panglima perang pun turun

menghadapi langsung tantangan Marhab.

Pada adu tanding kali ini, Ali bin Abi Thalib pun dengan mudah bisa menewaskan

Marhab. Setelah Marhab tewas, saudaranya yang juga berpostur tubuh mirip Marhab,

Yasir, pun turun untuk kembali adu tanding. Perang tanding ini tetap dimenangkan

Ali bin Abi Thalib.

Setelah perang tanding, pasukan Islam pun menyerang benteng Naim sehingga

terjadilah perang yang sengit di dalamnya. Pasukan Islam menghadapi kenyataan

bahwa benteng tersebut memang cukup kuat. Meski demikian, mereka tetap sabar

untuk menaklukkannya dan akhirnya berhasil.

Oleh itu, untuk merebut benteng Naim, pasukan Islam memerlukan waktu

beberapa hari. Dalam benteng ini, banyak pasukan Yahudi yang terbunuh termasuk

para tokoh-tokoh mereka. Mereka yang berhasil kabur akhirnya mundur ke benteng

berikutnya, benteng Sha’ab bin Muadz.27

Benteng Sha’ab bin MuadzTidak jauh berbeda dengan Naim, benteng Sha’ab bin Muadz juga termasuk pagar

pertahanan yang kuat milik Yahudi. Apalagi sisa-sisa dari Naim juga ikut berusaha

mempertahankannya. Panglima yang memimpin menaklukkan benteng ini adalah

Hubab bin Mundzir. Lantaran kokohnya pertahanan, hanya terjadi peperangan jarak

jauh. Pasukan Islam terpaksa hanya bisa melakukan pengepungan. Selama tiga hari,

usaha maksimal pasukan Islam adalah pengapungan. Akibat lamanya pengepungan

itu, pasokan logistik pasukan Islam pun mulai menipis bahkan hampir minus.

27 Ibid,hal.338-339.

Page 22: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

22

Pada hari ketiga itulah, Rasulullah lantas berdoa, “Ya Allah! Engkau lebih

mengetahui keadaan mereka (pasukan Islam), yang tidak memiliki kekuatan.

Sementara di tanganku tidak ada sesuatu pun yang dapat kuberikan kepada mereka.

Untuk itu, karuniakankah kemenangan buat mereka dengan menaklukkan benteng

mereka yang paling banyak hartanya, dan paling banyak makanan dan paling gemuk

ternak-ternaknya.”

Setelah Rasulullah SAW memanjatkan doa tersebut, beliau pun menginstruksikan

pasukan Islam untuk menyerang. Maka terjadilah pertempuran sengit di benteng

Sha’ab. Akhirnya, pada hari itu juga, sebelum matahari tenggelam, pasukan Islam

sudah berhasil menaklukkan benteng. Di benteng inilah, ditemukan manjaniq dan

dabbabah. Kedua merupakan alat pelontar batu untuk menjebol benteng pertahanan

musuh.

Benteng ZubairSetelah Naim dan Sha’ab berhasil ditaklukkan, benteng yang tersisa di daerah

Nathat tinggal benteng Zubair. Penduduk benteng Naim dan Sha’ab pun pindah

dan bertahan di benteng Zubair. Benteng Zubair juga terletak di daerah strategis. Ia

berada di puncak bukit yang tidak bisa dijangkau oleh kuda bahkan oleh pajalan kaki

karena medan untuk menuju sana yang cukup sulit. Di samping memang benteng

itu sendiri yang memang kokoh. Hal lain yang menyebabkan kokohnya benteng

tersebut adalah adanya sumber mata air bersih yang sangat memadai buat mereka.

Oleh itu, pasukan Islam terpaksa kembali melakukan pengepungan sambil

berikhtiar mencari strategi paling tepat untuk segera menaklukkannya. Mereka

yakin, sekokoh apa pun sebuah pertahanan pasti memiliki celah kelemahan. Dan

celah kelemahan benteng itu ternyata terletak pada salah satu kelebihannya, yaitu

sumber mata air.

Kelemahan benteng ini diketahui tatkala salah seorang Yahudi menemui

Rasulullah. Ia memberi tahu beliau bahwa sekalipun dikepung selama sebulan,

mereka tidak akan merasa khawatir sebab mereka mempunyai sumber mata air. Oleh

itu, ia pun menyarankan bahwa cara tersepat untuk menaklukkan benteng tersebut

adalah dengan memutus sumber air buat mereka.

Akhirnya, Rasulullah pun memerintahkan untuk memutus mata air tersebut.

Benar. Orang Yahudi pun keluar dari benteng mereka untuk mempertahankan mati-

matian mata air itu. Dari pertempuran tersebut, benteng terakhir di wilayah Nathat

itu pun akhirnya kembali berhasil ditaklukkan.28

Benteng UbaiBenteng berikutnya yang menjadi terget pasukan Islam adalah benteng Ubai.

Pada benteng ini beberapa pasukan Yahudi yang pemberani kembali menantang duel

satu lawan satu pasukan Islam. Dalam perang perang tanding itu, semua perwakilan

Yahudi takluk di tangan perwakilan pasukan Islam. Setelah berhasil memasuki

28 IbnuKatsir,Al-Bidayah wa An-Nihayah,vol.IV,hal.198.

Page 23: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

23

benteng, terjadilah pertempuran yang sengit antara pasukan Islam dan Yahudi. Dan

kembali benteng Ubai akhirnya berhasil ditaklukkan oleh pasukan Islam.29

Benteng NizarSisa-sisa pasukan Yahudi dari benteng-benteng sebelumnya terus berpindah

dan bertahan di benteng berikutnya dan benteng terakhir dari benteng-benteng

pertahanan bagian luar sekaligus paling kokoh, yaitu bentang Nizar. Benteng

Nizar juga berada di atas bukit sehingga tidak ada jalan yang bisa digunakan untuk

membuka benteng kecuali menggunakan jalan utama. Orang-orang Yahudi sangat

yakin bahwa benteng Nizar ini tidak akan bisa ditembus oleh pasukan Islam, meski

dengan menggunakan strategi dan cara apa pun.

Dengan posisi yang lebih menguntungkan, orang-orang Yahudi terus menerus

menghujani pasukan Islam dengan anak panah dan lontaran batu besar. Sementara

serangan pasukan Islam selalu bisa digagalkan oleh mereka. Melihat kondisi yang

tidak menguntungkan itu, Rasulullah SAW akhirnya menginstruksikan untuk

menggunakan manjaniq.

Dengan menggunakan manjaniq, akhirnya tembok-tembok benteng Nizar

berhasil dijebol yang mengakibatkan pasukan Islam dapat leluasa merengsek

masuk ke dalamnya. Sehingga terjadilah peperangan jarak dekat yang sengit antara

keduanya. Dalam perang ini, pasukan Islam kembali meraih kemenangan. Bahkan

berhasil mengalahkan musuk dengan telak.

(Gambar: Sisa-sisa reruntuhan salah satu benteng Khaibar)

29 ShafiyyurahmanAl-Mubarakfuri,Ar-RahiqAl-Makhtum,hal.340.

Page 24: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

24

Dengan ditaklukkannya benteng Nizar ini, maka berakhirlah penaklukkan

benteng-benteng pertahanan bagian luar Khaibar. Hal ini semakin memompa

semangat pasukan Islam untuk menaklukkan benteng-benteng pertahanan bagian

dalam. Sementara bagi pihak Yahudi, hal itu semakin memperciut nyali dan

keberanian mereka.30

Benteng-Benteng Pertahanan Bagian DalamSisa-sisa pasukan Yahudi yang berhasil melarikan diri terpaksa bergabung di

benteng-benteng berikutnya yang dinamakan Katibah. Sebagaimana disebutkan

sebelumnya, ada tiga benteng utama pada pertahanan bagian dalam ini yaitu,

benteng Qamush, benteng Wathih, dan benteng Salalim.

Pada benteng-benteng tersebut, Rasulullah juga menginstruksikan pasukan Islam

untuk mengepung secara ketat. Tidak sebagaimana benteng-benteng sebelumnya,

proses penaklukan benteng-benteng ini tidak didahului peperangan yang sengit,

meski dengan melalui pengepungan yang cukup panjang.31

YAHUDI KHAIBAR MENYERAH Setelah mengetahui tekad pasukan Islam untuk menaklukkan seluruh Khaibar

dan menurunnya semangat mereka, akhirnya Yahudi Khaibar pun menyatakan

menyerah dan siap melakukan perundingan. Perwakilan mereka yang melakukan

perundingan adalah Ibnu Abul Huqaiq. Ibnu Abul Huqaiq bernegoisasi dengan

Rasulullah agar sisa-sisa orang Yahudi yang berada di Khaibar tidak dijatuhi hukuman

mati, para wanita dan anak-anak tidak ditawan, serta mereka siap meninggalkan

Khaibar dengan seluruh keluarga mereka dengan meninggalkan semua harta dan

kekayaan mereka; kecuali pakaian yang mereka kenakan.

Rasulullan pun menyetujui hal itu disertai dengan keputusan bahwa siapa pun

yang melanggarnya akan dijatuhi hukuman yang berat.

Rasulullah kemudian memerintahkan pasukannya untuk tetap melindungi

warga Yahudi dan seluruh kekayaannya. Perlindungan itu sengaja diberikan oleh

Rasulullah untuk menunjukkan beda perlakuan kalangan Islam dan Kristen terhadap

pihak yang dikalahkan. Biasanya, pasukan Kristen dari kekaisaran Romawi akan

menghancurludeskan kelompok Yahudi yang dikalahkannya.

Sekarang kaum Yahudi Khaibar diberi kemerdekaan untuk mengatur dirinya

sendiri sepanjang mengikuti garis politik kepemimpinan Rasulullah. Meski demikian,

dua orang anak Abul Huqaiq tetap melanggar isi perdamaian tersebut tatkala

berbohong untuk menyembunyikan sejumlah harta berharga untuk mereka bawa.

GHANIMAH PERANG KHAIBARSesuai dengan perjanjian tersebut, seluruh tanah dan kekayaan yang ada di

Khaibar menjadi ghanimah bagi pasukan Islam. Termasuk yang menjadi tahanan

30 Ibid,hal.340-341.31 Ibid,hal.341.

Page 25: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINA Edisi 15 / Oktober 2017

25

dalam perang ini yaitu salah seorang puteri tokoh terkemuka Yahudi, yaitu Shafiyyah

binti Huyai bin Akhtab, yang nantinya dinikahi oleh Rasulullah.

Meski diputuskan meninggalkan Khaibar, tetapi orang-orang Yahudi memohon

kepada Rasulullah agar dizinkan tetap menetap di Khaibar untuk mengolah dan

menangani tanah Khaibar. Karena merekalah yang lebih ahli dan lebih berpengalaman

dalam mengolah dan menanganinya dibanding umat Islam. Selain itu, umat Islam

juga tidak memiliki cukup waktu untuk menggarapnya. Oleh itu, Rasulullah pun

menyerahkan tanah Khaibar untuk diolah oleh orang-orang Yahudi. Sementara

terkait persentase bagi hasilnya semuanya terserah pada keputusan Rasulullah.

Rasulullah SAW membagi tanah Khaibar menjadi 36 bagian. Setiap bagian

tersebut dibagi lagi menjadi seratus bagian. Sehingga, total bagian tersebut menjadi

3600. Rasulullah beserta pasukan Islam mendapat setengah dari bagian tersebut,

yaitu 1800 bagian. Rasulullah sendiri mendapat satu bagian seperti bagian satu orang

Islam lainnya. Sementara setengah lainnya yang berjumlah 1800 bagian dikhususkan

untuk wakil-wakil beliau yang mengurus urusan umat Islam.32

Termasuk yang mendapat dari bagian ini adalah orang-orang Islam yang

tidak ikut perang Khaibar namun ikut serta dalam perjanjian Hudaibiyah. Karena

ghanimah Khaibar merupakan anugerah yang Allah SWT berikan kepada mereka

yang terlibat dalam perjanjian Hudaibiyah.

Lantaran banyaknya ghanimah pada saat perang Khaibar, salah seorang sahabat

bahkan menuturkan, “Sebelumnya, kami tidak pernah merasa kenyang hingga kami

bisa menaklukkan Khaibar.” Karena ghaminah ini juga, orang-orang Muhajirin yang

sebelumnya pernah diberi oleh orang-orang Anshar beberapa pohon kurma beserta

buahnya akhirnya mengembalikan pohon kurma pada saudaranya orang-orang

Anshar. Sebab mereka telah memiliki pohon kurma sendiri di Khaibar.33

PENUTUPDengan penaklukan Khaibar tersebut, kekuatan Islam yang berpusat di Madinah

dapat dikatakan telah menjadi kekuatan utama di jazirah Arab. Ketenangan masyarakat

semakin terwujud. Dengan demikian, Rasulullah SAW dapat lebih berkonsentrasi

dalam dakwah membangun moralitas masyarakat. Setelah pertempuran ini, orang-

orang Yahudi masih tetap tinggal di Khaibar. Hingga akhirnya mereka diusir oleh

khalifah Umar bin Khattab.

Dan karena kemenangan umat Islam dalam pertempuran ini, kata “Khaibar”

sering disebutkan dalam slogan, lagu, atau senjata-senjata buatan orang-orang

Islam. Khaibar, Khaibar, Kaibar ya Yahuud! Jaisyu Muhaamad Saufa Ya’uud. Ingatlah

Khaibar, Khaibar, dan Khaibar Wahai Yahudi! Pasukan Muhammad akan kembali.

A. Sadikin.

32 IbnuSaad,Ath-Thabaqat Al-Kubra,vol.II,hal.87.33 ShafiyyurrahmanAl-Mubarakfuri,Ar-Rahiq Al-Makhtum,hal.343.

Page 26: A.SADIKIN - kiblat.net · 16. Perkara apa pun yang diperselisihkan di antara mereka, harus dikembalikan kepada Allah dan Muhammad saw.4 Tidak lama setelah mengukuhkan perjanjian di

SYAMINAEdisi 15 / Oktober 2017

26

DAFTAR PUSTAKAAl-Quran dan Terjemahannya.

Al-Mubarakfuri, Shafiyyurman. tt. Ar-Rahiq Al-Makhtum. Beirut: Darul Fikr.

Al-Umari, Akram Dhiya. 1994. As-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah. Madinah:

Maktabah Al-Ulum wal Hikam.

Ath-Thabaru. 1387 H. Tarikh Ar-Rusul wa Al-Muluk. Beirut: Darut Turats.

Ibnu Hisyam. 1375 M/1955 H. As-Sirah An-Nabawiyyah. Mesir: Mushthafa Al-Halabi.

Ibnu Katsir. 1986. Al-Bidayah wa Al-Nihayah. Beirut: Darul Fikr.

Ibnu Saad. 1990. Ath-Thabaqah Al-Kubra. Beirut: Darul Kutub Ilmiyyah.

Jeffry R. Halverson, H. L. Goodall, Jr, dan Steven R. Corman. 2011. Master Narratives

of Islamist Extremism. USA: Palgrave Macmillan.

Rodgers, Russ. 2012. The Generalship of Muhammad. Florida: Universiy Press of

Florida.