artikel potensi serangga penyerbuk pada...

13
ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA SALAK (Salacca zalacca (Gaertner) Voss.) Oleh: NAVI WAHYUNI WIDYAYANTI 13.1.01.06.0012 Dibimbing oleh : 1. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd 2. Agus Muji Santoso, S.Pd., M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2017 Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

ARTIKEL

POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA SALAK (Salacca zalacca (Gaertner) Voss.)

Oleh:

NAVI WAHYUNI WIDYAYANTI

13.1.01.06.0012

Dibimbing oleh :

1. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd

2. Agus Muji Santoso, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

2017

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 2: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 1||

SURATPERNYATAAN

ARTIKEL SKRIPSI TAHUN2017

Yang bertanda tangandibawahini:

Nama Lengkap : Navi Wahyuni Widyayanti

NPM : 13.1.01.06.0012

Telepun/HP : 085649479213

Alamat Surel (Email) : [email protected]

Judul Artikel : Potensi Serangga Penyerbuk pada Salak (Salacca

Zalacca (Gaertner) Voss.)

Fakultas – Program Studi : (FKIP) – Pendidikan Biologi

NamaPerguruan Tinggi : UN PGRI Kediri

Alamat PerguruanTinggi : Jl. KH. Ahmad Dahlan. 76 Kediri

Dengan ini menyatakan bahwa:

a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas

plagiarisme;

b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari

ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,

saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengetahui Kediri, 13 Agustus 2017

Pembimbing I

Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd

NIDN.0711086102

Pembimbing II

Agus Muji Santoso, S.Pd., M.Si

NIDN. 0713088605

Penulis,

Navi W. Widyayanti

NPM. 13.1.01.06.0012

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 3: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP – Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 2||

POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA SALAK (Salacca zalacca

(Gaertner) Voss.)

Navi Wahyuni Widyayanti

13.1.01.06.0012

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Pendidikan Biologi

[email protected]

Dwi Ari Budiretnani, Agus Muji Santoso

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Telah dilakukan studi pendahuluan mengenai potensi serangga penyerbuk pada salak (Salacca

zalacca (Gaertner) Voss.).Salak merupakan tanaman berumah dua yaitu bunga jantan dan betina

terdapat pada tanaman yang berbeda, sehingga diperlukan penyerbukan silang.Serbuk sari tanaman

salak bersifat lengket. Selama ini proses penyerbukan dilakukan dengan penyerbukan buatan

dengan hand pollination. Akan tetapi, secara alami tumbuhan memiliki penyerbuk yang spesifik

untuk melestarikan keturunannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis serangga

penyerbuk, perilaku, dan potensinya pada salak.Pengamatan dilakukan dari bulan Mei hingga Juni

2017 di kebun milik warga di Desa Kunjang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan mengunakan metode VES (Visual Encounter Survey). Hasil pengamatan diperoleh 897

individu yang terdiri dari 4 ordo 4 famili dan 5 spesies serangga yaitu Trigona sp., Apis cerana,

Elaeidobius kamerunicus, Dolichoderus sp., dan Drosophila sp.. Serangga yang berpotensi sebagai

penyerbuk yaitu Trigona sp., Apis cerana, dan Elaeidobius kamerunicus.E. kamerunicus memiliki

memiliki foraging rate tandan bunga jantan dan betinatertinggi yaitu berturut-turut 0,014 ± 0,005

bunga/menit dan 1,020 ± 0,011 bunga/menit dengan flower handling timecukup lama pada tandan

bunga jantan dan betina yaitu berturut-turut 4286 ± 4362 detik/bunga dan 50000 ± 102884

detik/bunga. Berdasarkan perilaku kunjungan serangga pada tandan bunga, diduga kuat bahwa E.

kamerunicus adalah serangga yang efektif sebagai penyerbuk tanaman salak. Pada tanaman salak

dengan penyerbukan buatan menghasilkan fruit set yang lebih tinggi dibandingkan dengan

penyerbukan dengan serangga. Penyerbukan bantuan dengan manusia menghasilkan fruit set

sebesar 45,21%, sedangkan pada penyerbukan serangga menghasilkan fruit set 13,68%.

KATA KUNCI :Serangga penyerbuk, fruit set, Salacca zalacca

I. LATAR BELAKANG

Salak (Salacca zalacca)

merupakan tanaman dari famili

Palmae (Tjitrosoepomo, 1988).S.

zalacca merupakantanaman

berumah dua karena perbungaan

jantan dan betina terdapat pada

tanaman berbeda. Sejauh ini

proses penyerbukan S.

zalaccadilakukan dengan

penyerbukan buatan dengan

bantuan manusia (Budiyanti,

2007). Bunga salak berupa

bunga mejemuk berbentuk

tandan.Bunga berukuran kecil

dan tumbuh rapat menjadi satu

rangkaian di punggung ketiak

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 4: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 3||

daun.Bunga jantan terbungkus

oleh seludang dengan tangkai

panjang, warna bunga mekar

kuning cerah, warna tangkai

coklat dan warna pelepah juga

coklat (Tjahjadi, 1995).

Keberhasilan penyerbukan buah

salak dapat dilihat 2 minggu

setelah proses penyerbukan

(Anarsis, 1999). Buah salak

tersusun rapat bergerombol

dalam tandan yang muncul dari

ketiak-ketiak pelepah daun.

Secara alami, proses

penyerbukan pada tanaman

memerlukan perantara untuk

memindahkan serbuk sari

sampai pada kepala

putik.Penyerbukan

dikategorikan dalam dua

kelompok yaitu penyerbukan

abiotik dan biotik.Penyerbukan

abiotik meliputi angin dan

air.Sedangkan, penyerbukan

biotik yaitu penyerbukan dengan

bantuan makhluk hidup seperti

serangga (Salim et al.,

2012).Serangga merupakan agen

perantara yang penting terutama

pada tanaman yang tidak dapat

melakukan penyerbukan silang

(cross pollination).

Hubungan interaksi

antara tanaman dan serangga

mempunyai efek

menguntungkan.Efek interaksi

yang menguntungkan bagi

tanaman adalah serangga

mampu membantu penyerbukan

dan penyebaran biji (Raju dan

Ezradanam, 2002).Penyerbukan

dengan serangga memberikan

kontribusi yang signifikan

terhadap produksi pertanian

(Atmowidi et al. 2007; Rianti et

al. 2010).Pada bidang pertanian

penyerbukan tanaman oleh

serangga merupakan salah satu

kunci keberhasilan produksi

pertanian (Kevan and Phillips,

2001). Sebagian besar (± 80%)

tanaman pertanian proses

penyerbukannya bergantung

atau meningkat sejalan dengan

meningkatnya kunjungan

serangga penyerbuk.

Asmini, (2016)

melaporkan bahwa pada

pertanaman sawi dengan

penyerbukan Trigona laeviceps

dapat meningkatkan 27% jumlah

polong per tanaman,

penyerbukan dengan T.

terminata meningkatkan 36%

jumlah polong per tanaman,

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 5: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 4||

sedangkan penyerbukan dengan

bantuan T. itama dapat

meningkatkan hasil yang

tertinggi yaitu 40% jumlah

polong per tanaman. Kurniawan,

(2010) juga melaporkan bahwa

penyerbukan kelapa sawit

dengan menggunakan serangga

Elaeidobius kamerunicus dapat

meningkatan fruit set dari 36,9%

menjadi 78,3%.

Dafni (1992)

mengemukakan perilaku pakan

serangga dari satu bunga ke

bunga lainnya secara tidak

langsung mempengaruhi

aktivitas penyerbukan

tanaman.Perilaku pencarian

pakan yang umum dipelajari

adalah jumlah kunjungan per

satuan waktu (foraging rate) dan

lama kunjungan per bunga

(flowerhandling time).Perilaku

ini digunakan untuk mengetahui

spesies-spesies yang efektif

sebagai serangga penyerbuk.

II. METODE

Penelitian ini dilakukan

pada bulan Mei sampai Juni 2017

di perkebunan salak yang terletak

di Desa Kunjang, Kecamatan

Ngancar, Kabupaten Kediri dengan

menggunakan metode VES (Visual

Encounter Survey) (Afriyansyah

&Hidayati, 2015).Penelitian ini

mengamati serangga yang

mengunjungi tandan bunga jantan

dan betina, perilaku serangga yang

berpotensi sebagai penyerbuk,

hingga pengukuran efektivitas

serangga penyerbuk.

Pengamatan dilakukan

dalam dua tahap yaitu pada siang

hari (pukul 07.00-11.00 WIB) dan

sore hari (pukul 15.00-18.00

WIB).Sampel serangga penyerbuk

kemudian dikoleksi lalu

diidentifikasi sampai tingkat

spesies berdasarkan Sulistiyowati

(2016; komunikasi pribadi), Sari

(2016; komunikasi pribadi),

Michener (2000).Perilaku

kunjungan serangga yang diamati

meliputi ada tidaknya polen yang

dibawa serangga, jumlah bunga

yang dikunjungi per menit

(foraging rate) dan lama kunjungan

per bunga ( flowerhandling time)

(Dafni, 1992). Hal ini untuk

mengetahui spesies-spesies

serangga yang berpotensi sebagai

serangga penyerbuk.Foraging rate

didefinisikan sebagai jumlah

kunjungan yang dilakukan oleh satu

spesies serangga selama jangka

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 6: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 5||

waktu pengamatan. Sedangkan

flower handling time adalah waktu

yang dihabiskan serangga di bunga

dari pertama kali hinggap hingga

meninggalkan bunga.

Pengukuran efektivitas

penyerbukan serangga dilakukan

dengan mengurung 3 tanaman salak

dengan kain tyle. Perlakuan dengan

mengurung kain tyle ini dilakukan

untuk mencegah terdapatnya

serangga yang mengunjungi bunga.

Tiga tanaman lainnya diberi

perlakuan penyerbukan buatan

dengan bantuan manusia.

Keberhasilan penyerbukan diukur

dari presentase jumlah buah yang

terbentuk (%).

III. HASIL DAN SIMPULAN

A. HASIL

a. Jenis Serangga Penyerbuk

Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan Maret sampai Juni

2017 di tandan bunga betina dan

jantan disajikan dalam bentuk

Tabel 1.

Tabel 1. Serangga yang ditemukan di Tandan Bunga Betina dan Jantan

Ordo Spesies Jumlah ditemukan di Kategori

Hymenoptera Trigona sp. 150 + + Penyerbuk

Hymenoptera Apis cerana 52 + + Penyerbuk

Hymenoptera Dolichoderus sp. 24 + + Penyerbuk

Coleoptera Elaeidobius kamerunicus 647 + + Penyerbuk

Diptera Drosophila sp. 48 + + Vektor

Kelima spesies tersebut

yang berperan dalam penyerbukan

bunga salak adalah Trigona sp.,

Apis cerana, dan Elaeidobius

kamerunicus.Hal ini sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan

oleh Mogea (1978) pada tanaman

salak dimana Trigona sp., dan

kumbang Curculionid (Coleoptera)

merupakan serangga yang

membantu dalam penyerbukan

bunga salak.Sedangkan Budiyanti

(2007) melaporkan spesies dari

Coleoptera (kumbang kecil)

sebagai serangga yang berperan

dalam penyerbukan tanaman salak.

Nagamitsu dan Inoue,

(1998); Batista et al., (2003); dan

Francoy et al., (2009) melaporkan

bahwa Trigona spp. merupakan

salah satu spesies lebah yang

berperan sebagai penyerbuk.

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 7: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 6||

Trigona spp. mempunyai jarak

terbang sekitar 600 m

sehinggadapat untuk

melakukanpenyerbukan silang

(Eltz, 2001; Nunes et al., 2010).

Selain Trigona sp.

ditemukan satu spesies Apidae

lainnya yaitu Apis cerana. Raju &

Ezradanam (2002); Banjo et al.,

(2006); Atmowidi et al., (2008)

melaporkan bahwa Apis merupakan

serangga dominan yang berperan

sebagai penyerbuk pada tanaman

jarak pagar.

Tuo et al., (2011);

Sambatkhumar dan Ranjith, (2011)

melaporkan bahwa Coleoptera (E.

kamerunicus) merupakan agen

penyerbuk yang efektif pada kelapa

sawit.E. kamerunicus memiliki

pergerakan lincah, mampu terbang

jauh, dan berkembang biak dengan

cepat sehingga efektif sebagai agen

penyerbukan silang (Satyawibawa

dan Widyastuti, 1992).

Dolichoderus sp. (semut)

bukan merupakan serangga

penyerbuk pada salak, walaupun

spesies tersebut terdapat di bunga

jantan dan betina.Hal ini

dikarenakan tanaman salak

berumah dua sehingga

kemamampuan imigrasi spesies

juga menjadi faktor penentu.Rianti

(2009) melaporkan bahwa semut

tidak efektif sebagai serangga

penyerbuk pada penyerbukan

silang karena kemampuannya yang

hanya dapat memindahkan serbuk

sari dari satu bunga ke bunga lain

dalam satu tanaman.

Drosophila sp. juga bukan

merupakan serangga penyerbuk

karena mengunjungi bunga jantan

dan betina tanaman salak pada saat

bunga sudah mulai

membusuk.Kunjungan Drosophila sp.

pada bunga tanaman yang sakit diduga

karena serangga tertarik pada bau yang

dikeluarkan oleh jaringan bunga/buah

yang membusuk (Robacker & Garcia

1993). Kahono et al., (2010) melaporkan

bahwa Drosophila colorata dan

Drosophila albomicans hanya

ditemukan pada bunga Rafflesia

patma yang layu saja sehingga

pertemuan dengan bunga yang

sedang mekar tidak terjadi sehingga

fungsinya lebih sebagai pemakan

zat-zat yang ada pada bunga layu

dari pada sebagai penyerbuk pada

Rafflesia patma. penyerbuk pada

Rafflesia patma.

b. Perilaku Serangga

Penyerbuk

Perilaku serangga

penyerbuk berdasarkan jumlah

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 8: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 7||

kunjungan per menit (foraging

rate) dan lama kunjungan per

bunga (flower handling

time)disajikan dalam Gambar.

Gambar 1. Foraging rate tandan bunga jantan

Gambar 2. Flower handling time tandan

bunga jantan

Gambar 3. Foraging rate tandan bunga betina

Gambar 4. Flower handling time tandan

bunga betina

Berdasarkan perilaku

kunjungan ketiga spesies serangga

penyerbuk yang telah diamati

dalam penelitian ini, foraging rate

tandan bunga jantan tertinggi pada

spesies E. kamerunicus (0,014 ±

0,005 bunga/menit) dengan flower

handling time cukup lama (4286 ±

4362 detik/bunga). Sedangkan

foraging rate tandan bunga betina

tertinggi pada spesies E.

kamerunicus (0,019 ± 0,011

bunga/menit) dengan flower

handling time yang cukup singkat

(5000 ± 102884 detik/bunga).

Maka tipe bunga salak sesuai

dengan E. kamerunicus.E.

kamerunicus merupakan juga

merupakan serangga penyerbuk

yang efektif pada bunga kelapa

sawit. Dimana struktur bunga

kelapa sawit dan salak yang hampir

sama dan masih tergolong satu

famili Palmae.

c. Fruit Set

Menurut Anarsis (1999);

Budiyanti (2007) bunga salak yang

berhasil proses penyerbukanya

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 9: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 8||

dapat dilihat 2 minggu setelah

penyerbukan. Sedangkan bunga

yang gagal menjadi buah ditandai

dengan bunga betina yang terlihat

mengering dan tidak terlihat bakal

buah yang berwarna

hitam.Pengamatan dilakukan tiap

satu sampai empat minggu setelah

penyerbukan. Keberhasilan

penyerbukan ini dapat dilihat dari

jumlah buah per tandan (fruit set)

dan ditandai dengan kondisi buah

yang segar dan berwarna hitam

cerah. Setiap tandan bunga dihitung

jumlah buahnya dengan dengan

cara:

Jumlah buah X 100%

Jumlah bunga total per tandan

Persentase perbandingan

fruit set hasil penyerbukan buatan

dan dengan serangga yang berumur

4 minggu 3 hari disajikan dalam

bentuk Tabel. 2.

Tabel 2. Perbandingan Hasil Penyerbukan Buatan dan dengan Serangga Penyerbuk

Gambar 5. Fruit set penyerbukan

buatan

Gambar 6. Fruit set penyerbukan

serangga

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 10: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 9||

Penelitian menunjukkan

bahwa tanaman salak dengan

penyerbukan buatan mendapatkan

keuntungan berupa banyaknya

jumlah buah (45,21%) dibandingkan

dengan tanaman salak dengan

penyerbukan serangga (13,68%).

Hal serupa dilaporkan oleh

Sunaryono, (1990) bahwa

penyerbukan pada sirsak yang

dibantu Apis mendapatkan hasil

yang lebih rendah dibandingkan

penyerbukan dengan bantuan

manusia. Menurut Radi, (1997)

yang telah berhasil melakukan

penyerbukan buatan pada sirsak

yang menghasilkan presentase

pembentukan buahnya meningkat

dari 5% menjadi 30%.

Sulistiyowati (2015) juga

melaporkan bahwa penyerbukan

serangga menghasilkan fruit set

yang lebih rendah dibandingkan

dengan penyerbukan buatan.

Penyerbukan buatan menghasilkan

fruit set 96%, sedangkan

penyerbukan dengan serangga pada

pagi hari dan serangga malam hari

berturut turut adalah 84% dan 52%.

B. SIMPULAN

1. Lima spesies serangga

pengunjung ditemukan pada

tanaman salak hanya tiga

diantaranya berperan sebagai

serangga penyerbuk yaitu

Elaeidobius kamerunicus,

Trigona (Lophotrigona)

canifrons, dan Apis cerana.

2. Berdasarkan foraging rate dan

flower handling time, E.

kamerunicus merupakan spesies

yang efektif dalampenyerbukan

salak karena memiliki foraging

rate tandan bunga jantan dan

betinatertinggi yaitu berturut-

turut 0,014 ± 0,005

bunga/menit dan 1,020 ± 0,011

bunga/menit dengan flower

handling time cukup lama pada

tandan bunga jantan dan betina

yaitu berturut-turut 4286 ± 4362

detik/bunga dan 50000 ±

102884 detik/bunga.

3. Serangga penyerbuk dapat

membantu proses penyerbukan

salak. Akan tetapi, proses

penyerbukan buatan dengan

bantuan manusia menghasilkan

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 11: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 10||

fruit set yang lebih tinggi

dibandingkan dengan penyerbukan

serangga. Penyerbukan bantuan

dengan manusia menghasilkan fruit

set sebesar 45,21% sedangkan pada

penyerbukan serangga menghasilkan

fruit set 13,68%.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Afriyansyah, B., dan Hidayati, N.A.

2015.Pemetaan Potensi Anura

Pada Lingkungan Pasca

Tambang. Ekotonia.2(1).

Anarsis, W. 1999.Agrobisnis

Komoditas Salak. Jakarta: Bumi

Aksara.

Asmini. 2016. Peranan Lebah

Trigona spp. (Apidae:

Melliponinae) dalam

Penyerbukan dan Pembentukan

Biji Tanaman Sawi (Brassica

rapaL: Brassicaceae).

Tesis.Institut Pertanian Bogor.

Atmowidi et al. 2007. Diversity of

Pollinator Insects in Relation of

Seed Sed of Mustard (Brassica

rapaL.: Grucifera). Hayati J

Biosci. 14: 155-161.

Atmowidi, T. 2008.

Keanekaragaman dan Perilaku

Kunjungan Serangga Penyerbuk

serta Pengaruhnya dalam

Pembentukan Biji Tanaman

Caisin (Brassica rapa

L.:Brassicaceae).

Disertasi.Institut Pertanian

Bogor.

Banjo, A.D., Lawal, O.A., Aina,

S.A. 2006. Entomofauna of two

medicinal Euphorbiaceae

Southwestern Nigeria. J. Appl.

Sci. Res. 2: 858-863.

Batista, M.A., Ramalho, M., and

Soares, A.A.E. 2003. Nesting

Sites and Abundan-ce of

Meliponini (Hymenoptera:

Apidae) in Heterogeneous

Habitats of the Atlantic Rain

Forest, Bahia, Brazil. Lundiana.

4(1): 19-23.

Budiyanti, T. 2007. Mengawinkan

bunga salak untuk

meningkatkan produksi

buah.Warta Penelitian dan

Pengembangan

Pertanian.5(29).

Dafni, A. 1992.Pollination Ecology:

A Practical Approach. New

York: Oxford University Press.

Eltz, T. 2001. Ecology of Stingless

Bee (Apidae, Meliponini) in

Lowland Dipterocarp Forest in

Sabah, Malaysia, and an

Evaluation of Logging Impact

on Populations and

Communities.Dissertation.

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 12: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 11||

Univer-sitaet Wuerzburg,

Munchen.

Francoy, T.M., Silva, R.A.O.,

Nunes-Silva, P., Menezesand,

C., and Imperatriz-Fonseca,

V.L. 2009. Gender

identification of five genera of

stingless bees (Apidae,

Meliponini) based on wing

morphology. Genet Mol Res.

8(1): 207-214.

Kahono, S., Mursidawati, S., dan

Erniawati.2010. Komunitas

Serangga pada Bunga Rafflesia

patma Blume (Rafflesiaceae) di

Luar Habitat Aslinya Kebun

Raya Bogor Kota Bogor

Provinsi Jawa Barat

Indonesia.Jurnal Biologi

Indonesia.3(6): 429-442.

Kevan, P.G., and Phillips, T.P.

2001. The economic impacts of

pollinator declines: an approach

to assessing the consequences.

Conservation Ecology 5(1): 8.

[online] URL:

http://www.consecol.org/vol5/is

s1/art8/

Kurniawan, Y. (2010). Demogrfi

dan Populasi Serangga

(Elaeidobious kamerunicus)

Faust (Coleoptera:

Curculionidae) sebagai

Penyerbuk Kelapa Sawit

(Elaeis guinensis Jacq.).

Tesis.Institut Pertanian Bogor.

Mogea, J.P. 1978. Pollination in

Salacca edulis.Principes.22:

56-63.

Michener. 2000. The Bees of the

World. Baltimore: The John

Hopkins University Press.

Nagamitsu, T., Inoue, T. 1998.

Interspecific morphological

variation in sting-less bees

(Hymenoptera: Apidae,

Meliponinae) assosiated with

floral shape and location in an

Asian Tropical Rainforest.

Entomological Science. 1: 189-

194.

Nunes, S.P., Hilario, S.D., Filho,

P.S.S., Fonseca, V.L.I. 2010.

Foraging Activity in Plebeia

remota, a Stingless Bees

Species, is Influenced by the

Repro-ductive State of a

Colony. Psych.

Radi, Ir. Juhaeni. 1997. Sirsak:

Budidaya dan Pemanfaatannya.

Yogyakarta: Kanisius.

Raju, A.J.S., Ezradanam, V. 2002.

Pollination ecology and fruiting

behavior in a monoecious

species, Jatropha curcas L.

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX

Page 13: ARTIKEL POTENSI SERANGGA PENYERBUK PADA ...simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/5b58...ditemukan pada bunga Rafflesia patma yang layu saja sehingga pertemuan dengan bunga

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Navi Wahyuni Widyayanti | 13.1.01.06.0012 FKIP- Pendidikan Biologi

simki.unpkediri.ac.id || 12||

(Euphorbiaceae).Cur.Science.

83: 1395-1398.

Rianti, P. 2009. Keragaman,

Efektivitas, dan Perilaku

Kunjungan Serangga Penyerbuk

pada Tanaman Jarak Pagar

(Jatropha curcas L.:

Euphorbiaceae). Tesis.Institut

Pertanian Bogor.

Rianti, P., Suryobroto, B.,

Atmowidi, T. 2010. Diversity

and effectiveness of insect

Pollinators of Jathropa curcas

L. (Euphorbiaceae).Hayati J

Biosci. 17(1): 38-42.

Robacker, D., end Garcia, J.A.

1993. Effects of age, time of

day, feeding history, and

gamma irradiation on attraction

of Mexican fruit flies (Diptera:

Tephritidae), to bacterial odor

inlaboratory experiments.

Environ Entomol. 22: 1367-

1374.

Salim, D. Novianti dan Rahma.

2012. Serangga-serangga

polinator pada tanaman aren

(Arenga pinnata Merr).

Prosiding aren untuk pangan

dan alternatif energi terbarukan.

Balikpapan, 26-27 September

2012. 214-219.

Sambathkumar, S. and Ranjith,

A.M. 2011. Insect Pollinators of

Oil Palm in Kerala with Special

Reference to African Weevil,

Elaeidobius kamerunicus Faust.

Pest Journal of Management in

Horticultural Ecosystems.17(1):

14-18.

Satyawibawa, I., Widyastuti, Y.E.

1992. Kelapa Sawit. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Sulistiyowati, T.I. 2015.Potensi

Serangga Lokal sebagai Agen

Polinator Buah

Naga.Tesis.Institut Teknologi

Bandung.

Sunaryono, H. 1990. Ilmu Produksi

Buah-buahan. Bandung: Sinar

Baru.

Tjahjadi. 1995. Bertanam Salak.

Yogyakarta: Kanisius.

Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi

Tumbuhan Spermatophyta.

Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Tuo, Y., Kuoa, H.K., and Hala, N.

2011. Biology of Elaeidobius

Kamerunicus and Elaeidobius

Plagiatus (Coleoptera:

Curculionidae) Main Pollinators

of Oil Palm in West Africa.

European Journal of Scientific

Research.49(3): 426-432.

Simki-Techsain Vol. 01 No. 03 Tahun 2017 ISSN : XXXX-XXXX