argita.docx

6
NAMA: ARGITA KRISNANDYA SUKMA SURYANA KELAS: XI IPA 2 1.Masa Kabinet Amir Syarifuddin Soekarno menunjuk Amir untuk membuktikan kepiawannya mengusung kabinet dan menjalankan pemerintahannya. Presiden menuntut Perdana Menteri yang baru untuk membentuk kabinet koalisi antara PS, PNI, Masyumi, dan PBI. Akan tetapi usaha ini gagal. Amir kemudian membentuk kabinet sesuai kemampuan. Pada dasarnya, Amir masih mengandalkan Partai Sosialis sebagai penyokongnya, ditambah dari PNI dan Masyumi. Untuk pertama kalinya pula seorang Katolik, pemimpin Parkindo (Partai Katolik Indonesia) I. J. Kasimo dan seorang komunis Maruto Darusman, menduduki kursi dalam kabinet pemerintahan. Amir pun masih mengunci jabatan Menteri Pertahanan. Belanda melaksanakan ekspansi militernya, dimulai sejak 20 July 1947 tengah malam. Dua divisi militer dari Jakarta dan Bandung yang terlatih dengan baik digerakkan untuk menguasai Jawa barat. Dari Surabaya, dimobilisasi untuk menguasai daerah timur Jawa sampai Madura. Belanda meyakinkan kepada Inggris dan Amerika bahwa serangan tersebut adalah kegiatan polisionil untuk menertibkan kekacauan di wilayah Indonesia dan untuk menerapkan syarat-syarat perundingan Linggarjati. Van Mook berambisi untuk menduduki seluruh Jawa dan menumbangkan rezim untuk membentuk suatu pimpinan baru yang menurut kepada kemauannya. Namun, pihak yang diserang lebih memilih untuk angkat senjata dan bumi hangus untuk mempertahankan segalanya yang telah ditegakkan. Setelah kontak senjata terjadi selama beberapa hari antara Belanda dan Indonesia, PBB, mulai menganggap serius kasus ini. Belanda pun belum sempat menaklukan Yogyakarta, pusat pemerintahan Republik Indonesia. Hingga pada 4 Agustus instruksi gencatan senjata diumumkan. Sementara itu, Komite Jasa-Jasa Baik PBB tiba di Indonesia pada 27 Oktober. PBB menempatkan diri pada posisi yang benar-benar konkret karena menilai kedua pihak yang bertikai tidak akan lagi bisa merundingkan suatu perjanjian. Komisi Tiga Negara (KTN) dibentuk dan diperankan oleh Belgia, Australia dan Amerika Serikat sebagai wakil PBB untuk turut serta dalam perundingan yang dalam waktu dekat akan diselenggarakan. Pemerintahan Amir pun dituntut untuk mengikuti alur. Perundingan resmi digelar di atas kapal angkut Amerika Serikat bernama Renville yang berlabuh di lepas pantai Jakarta pada 8 Desember. Seperti yang dilakukan Sjahrir semasa menjabat pimpinan pemerintahan, Amir mengetuai delegasi perundingan dari pihak Indonesia. Adapun pihak Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL bernama Abdulkadir Wijoyoatmojo. Pihak Belanda berusaha agar garis pertahanan yang telah berhasil direbut pada Agresi Militernya dipertahankan. Sedangkan RI 1 | Page

Upload: aning-maulana

Post on 19-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARGITA.docx

NAMA: ARGITA KRISNANDYA SUKMA SURYANA

KELAS: XI IPA 2

1.Masa Kabinet Amir Syarifuddin

Soekarno menunjuk Amir untuk membuktikan kepiawannya mengusung kabinet dan menjalankan pemerintahannya. Presiden menuntut Perdana Menteri yang baru untuk membentuk kabinet koalisi antara PS, PNI, Masyumi, dan PBI. Akan tetapi usaha ini gagal. Amir kemudian membentuk kabinet sesuai kemampuan.

Pada dasarnya, Amir masih mengandalkan Partai Sosialis sebagai penyokongnya, ditambah dari PNI dan Masyumi. Untuk pertama kalinya pula seorang Katolik, pemimpin Parkindo (Partai Katolik Indonesia) I. J. Kasimo dan seorang komunis Maruto Darusman, menduduki kursi dalam kabinet pemerintahan. Amir pun masih mengunci jabatan Menteri Pertahanan.

      Belanda melaksanakan ekspansi militernya, dimulai sejak 20 July 1947 tengah malam. Dua divisi militer dari Jakarta dan Bandung yang terlatih dengan baik digerakkan untuk menguasai Jawa barat. Dari Surabaya, dimobilisasi untuk menguasai daerah timur Jawa sampai Madura. Belanda meyakinkan kepada  Inggris dan Amerika bahwa serangan tersebut adalah kegiatan polisionil untuk menertibkan kekacauan di wilayah Indonesia dan untuk menerapkan syarat-syarat perundingan Linggarjati. Van Mook berambisi untuk menduduki seluruh Jawa dan menumbangkan rezim untuk membentuk suatu pimpinan baru yang menurut kepada kemauannya. Namun, pihak yang diserang lebih memilih untuk angkat senjata dan bumi hangus untuk mempertahankan segalanya yang telah ditegakkan. Setelah kontak senjata terjadi selama beberapa hari antara Belanda dan Indonesia, PBB, mulai menganggap serius kasus ini. Belanda pun belum sempat menaklukan Yogyakarta, pusat pemerintahan Republik Indonesia. Hingga pada 4 Agustus instruksi gencatan senjata diumumkan.             Sementara itu, Komite Jasa-Jasa Baik PBB tiba di Indonesia pada 27 Oktober. PBB menempatkan diri pada posisi yang benar-benar konkret karena menilai kedua pihak yang bertikai tidak akan lagi bisa merundingkan suatu perjanjian. Komisi Tiga Negara (KTN) dibentuk dan diperankan oleh Belgia, Australia dan Amerika Serikat sebagai wakil PBB untuk turut serta dalam perundingan yang dalam waktu dekat akan diselenggarakan. Pemerintahan Amir pun dituntut untuk mengikuti alur.             Perundingan resmi digelar di atas kapal angkut Amerika Serikat bernama Renville yang berlabuh di lepas pantai Jakarta pada 8 Desember. Seperti yang dilakukan Sjahrir semasa menjabat pimpinan pemerintahan, Amir mengetuai delegasi perundingan dari pihak Indonesia. Adapun pihak Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL bernama Abdulkadir Wijoyoatmojo. Pihak Belanda berusaha agar garis pertahanan yang telah berhasil direbut pada Agresi Militernya dipertahankan. Sedangkan RI meminta agar tentara Belanda menarik diri ke kedudukan semula sesuai perundingan Linggarjati. Agenda lainnya adalah ketika persoalan pembentukan Republik Indonesia Serikat. Belanda mengusulkan agar bahwa RI adalah salah satu negara bagian disamping Negara Sumatera, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan dan lain-lain. Padahal, hasil salah satu perundingan Linggarjati adalah bahwa RIS adalah pemerintahan sementara (interim government) yang dibawahi oleh RI dan Belanda.   Saat perundingan berjalan, Belanda seakan mengancam secara halus apabila konsesi-konsesi yang ditawarkan tidak diindahkan, maka mesiu yang selanjutnya bicara. Amerika Serikat pun tidak akan mendukung Indonesia apabila menolak penawaran Belanda. Amir berdiri terjepit. Pada akhirnya pada 17-19 Januari 1948, Perundingan Renville selesai dan kesepakatan disetujui.             Didalam tubuh pemerintahan terjadi pertentangan internal terkait hasil Perundingan Renville yang ditanda tangani oleh Amir. Sebelum penandatangan terjadi pun, Sjahrir dan pengikutnya yang telah melebur didalam PS membentuk Partai Sosialis Indonesia (PSI) pada 12 February di Yogyakarta. PNI dan Masyumi menilai Amir membawa pulang kekalahan yang sangat merugikan. Tidak bedanya dengan Sjahrir, Amir pun ditikam dari belakang oleh rekan-rekannya sendiri. PNI dan Masyumi menarik perwakilannya dari jajaran kabinet pemerintahan. Itu berarti Amir tidak lagi mendapat suara mayoritas dari Parlemen. Koalisi hancur, kabinet menjadi lumpuh dan Amir membubarkan kabinetnya pada 23 Januari 1948. 2. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun 1948

 Latar belakangPemberontakan PKI di Madiun dilatarbelakangi oleh kekecewaan terhadap hasil Perjanjian Renville yang sangat merugikan Indonesia. Perjanjian Renville membuat Amir Syarifudin harus menyerahkan

1 | P a g e

Page 2: ARGITA.docx

mandat perdana menteri kepada presiden Soekarno. Amir Syarifudin yang tidak puas kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR). Selain itu kebijakan Reorganisasi-Rasionalisasi (Re-RA) angkatan perang yang dilakukan oleh Kabinet Hatta membuat cemas tentara dari orang-orang PKI. Pemimpin1. Musso (pemimpin senior PKI)2. Amir Syarifudin Strategi penyerangan

Untuk menumpas pemberontakan PKI di Madiun, pemerintah melakukan beberapa kebijakan diantaranya:1. Pidato presiden Seokarno yang mengajukan pilihan kepada rakyat untuk memilih Soekarno Hatta

atau Musso-Amir mendapt tanggapan positif dari rakyat.2. Pengerahan pasukan militer dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Soengkono

Dari upaya ppemerintah tersebut, maka pemberontakan PKI dapat dipadamkan. Tokoh-tokoh PKI, Musso tertembak mati sedangkan Amir Syarifudin tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.

3. Pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII)Pemberontkan DI/TII merupakan pemberontakan yang memiliki jaringan terluas dari

pemerontkan lainnya. Berikut ini beberapa pemberontkan yang pernah terjadi di Indonesia.1. Pemberontakan DI/TII Jawa Barat

Latar belakangKekecewaan Kartosuwiryo terhadap isi Perjanjian Renville yang mengharuskan wilayah Jawa Barat dikosongkan oleh tentara RI. Adanya kekosongan kekuasaan militer di Jawa Barat (Divisi Siliwangi) kemudian dimanfaatkan Kartosuwiryo untuk memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Perjuangan Kartosuwiryo bermula dari upaya gagasannya ingin menggunakan islam sebagai dasar negara. Hal ini sesuai dengan piagam Jakarta (jakarta Charter) yang dihasilkan oleh panitia sembila pada sidang tanggal 22 juli 1945.

PEMIMPINSekarmadji Maridjan Kartosuwiryo

STRATEGIPada awalnya pemerintah RI berupaya menyelesaikan pemberontakan melalui jalan damai yaitu mengutus Moh. Natsri untuk mengajak Kartosuwiryo kembali kepangkuan ibu pertiwi, akan tetapi misi damai berujung kegagalan. Oleh karena itu operasi militer ditempuh oleh pemerintah. Operasi Bharatayudha dengan taktik Pagar Betis berhasil menangkap Kartosuwiryo di Gunung Geber, Majalaya Jawa Barat. Kartosuwiryo akhirnya dihukum mati pada tanggal 16 Agustus 1962.

2. Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah Latar belakang

setelah Kartosuwiryo memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII), Amir Fatah menyatakan bergabung dengan DI/TII dan Jawa Tengah menjadi bagian NII

PEMIMPIN1. Amir Fatah2. Mahfudz Abdurachman (Kyai Sumolangu) STRATEGI

Pemberontkaan DI/TII Jawa Tengah ditumpas dengan Operasi Gerakan Banteng Negara (GBN) dipimpin oleh Letkol Sarbini (digantikan oleh Letkol M. Bachrun dan kemudian Ahmad Yani). GBN membentuk tentara khusus yang diberi nama Banteng Raiders. Sedangkan guna menumpas pemberontkan Batalyon 426 pemerintah membentuk Operasi Merdeka Timur yang dipimpin Letkol Soeharto. Pada awal tahun 1952 pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah berhasil dipadamkan.

3. Pemberontakan DI/TII Aceh Latar belakang

Penyebab timbulnya pemberontakaan DI/TII Aceh adalah ketidakpuasan Daud Beureuh terhadap kebijakan pemerintah RI yang memasukan Aceh di bawah Karesidenan Sumatera Utara.

PEMIMPINTengku Daud Beureuh

2 | P a g e

Page 3: ARGITA.docx

STRATEGIOperasi militer dilakukan untuk menumpas pemberontakan DI/TII Aceh akan tetapi mengalami kegagalan. Atas prakarsa Kolonel M. Yasin, diadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang berlangsung pada tanggal 17-21 Desember 1962. Akhir pemberontakan DI/TII Aceh diselesaikan dengan cara damai.

4. Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan Latar belakang

Penyebab dari pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan adalah ketidakpuasan Kahar Muzakar terhadap kebijakan pemerintah mengenai rasionalisasi militer. Kahar Muzakar menginginkan agar Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang dipimpinnya diangkat tanpa melalui seleksi menjadi tentara Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).

PEMIMPINKahar Muzakar

STRATEGIUntuk mengatasi pemberontakan Kahar Muzakar, pemerintah melancarkan operasi militer dengan mengirimkan pasukan dari Devisi Siliwangi. Pemberontakan Kahar Muzakar cukup sulit untuk ditumpas, mengingat pasukan Kahar Muzakar sangat mengenal medan pertempuran. Akhirnya pada bulan februari 1965 Kahar Muzakar tewas dalam sebuah pertempuran. Pembrontakan benar-benar dapat ditumpas pada Juli 1965.

5. Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan Latar belakang

Pembentukan gerakan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT) oleh Ibnu Hajar PEMIMPIN

Ibnu Hajar alias Angli alias Haderi Bin Umar STRATEGI

Penyelesaian pemberontakan Ibnu Hajar dilakukan dengan jalan damai dan operasi militer. Pada tahun 1963, pasukan Ibnu Hajar dapat ditumpas dan Ibnu hajar dijatuhi hukuman mati.

4. Angkatan Perang Ratu Adil1. Latar BelakangAngkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang didirikan pada

masa Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 15 Januari 1949. Nama milisi ini berasal dari bagian dari kitab ramalan Jawa Kuna Ramalan Jayabaya yang meramalkan kedatangan seorang "Ratu Adil" yang merupakan keturunan Turki. Karena mempunyai warisan darah campuran Turki, Westerling memandang dirinya sebagai sang "Ratu Adil" yang diramalkan akan membebaskan rakyat Indonesia dari "tirani".

Westerling berusaha untuk mempertahankan adanya negara-negara federal dalam Republik Indonesia Serikat melawan kesatuan Republik Indonesia yang dipimpin oleh Sukarno dan Hatta yang dianggapnya didominasi oleh orang Jawa. APRA direkrut dari 18 faksi anti-Republik yang beragam, termasuk personel mantan gerilyawan Republik, Darul Islam, Ambon, Melayu, Minahasa, KNIL yang telah didemobilisasi, Regiment Speciale Troepen (Resimen Pasukan Khusus KNIL), dan Tentara Kerajaan Belanda. Tahun 1950, APRA telah berevolusi dari serangkaian unit pertahanan diri pedesaan menjadi kekuatan tempur berjumlah 2.000 personelPemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dipimpin oleh Kapten Westerling

2. STRATEGI PENYERANGANPemberontakan yang berpusat di Bandung tidak dapat dilepaskan dari peran Sultan Hamid II

danRaymond Westerling sebagai pemimpin mereka. ketika kondisi tidak lagi memungkinkan untuk dilakukan penyelesaian secara musyawarah, pemberontakan itu kemudian dipadamkan dengan kekuatan pasukan siliwangi.

3 | P a g e

Page 4: ARGITA.docx

5. PERISTIWA G 30 S PKI1. LATAR BELAKANG G 30 S PKI

Peristiwa ini terjadi karena peristiwa kudeta yang simpang siur terjadi di tubuh pemerintahan RI yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Sejarah mencatat yang akan melakukan kudeta adalah PKI. Tapi penemuan terbaru menyimpulkan bahwa yang melakukan kudeta sebenarnya adalah dewan jenderal, sedangkan PKI malah pihak yang menghentikan adanya rencana kudeta tersebut. Peristiwa ini terjadi pada 30 September 1965 – 1 Oktober 1965. Saat itu, jenderal dan beberapa orang militer lainnya diculik yang kemudian dibunuh di daerah Lubang Buaya. Setelah peristiwa tersebut, PKI akhirnya terkena tuduhan sebagai pihak yang akan melakukan kudeta.Pemimpin dari Gerakan G30S/PKI 1965 adalah Letnan Kolonel Untung.

2. KRONOLOGIS PENUMPASAN PKI.1. Tanggal 1 Oktober 1965Operasi penumpasan G 30 S/PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi, dan dibantu pasukan kavaleri. Setelah diketahui bahwa basis G 30 S/PKI berada di sekitar Halim Perdana Kusuma, sasaran diarahkan ke sana.2. Tanggal 2 Oktober 1965 Pada tanggal 2 Oktober, Halim Perdana Kusuma diserang oleh satuan RPKAD di bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo atas perintah Mayjen Soeharto. Pada pikul 12.00 siang, seluruh tempat itu telah berhasil dikuasai oleh TNI – AD.3. Tanggal 3 Oktober 1965Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Mayor C.I Santoso berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah usaha pencarian perwira TNI – AD dipergiat dan atas petunjuk Kopral Satu Polisi Sukirman yang menjadi tawanan G 30 S/PKI, tetapi berhasil melarikan diri didapat keterangan bahwa para perwira TNI – AD tersebut dibawah ke Lubang Buaya. Karena daerah terebut diselidiki secara intensif, akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1965 titemukan tempat para perwira yang diculik dan dibunuh tersebut.. Mayat para perwira itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur yang bergaris tengah ¾ meter dengan kedalaman kira – kira 12 meter, yang kemudian dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.4. Tanggal 4 Oktober 1965Pada tanggal 4 Oktober, penggalian Sumur Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena ditunda pada tanggal 13 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan hari) yang diteruskan oleh pasukan Para Amfibi KKO – AL dengan disaksikan pimpinan sementara TNI – AD Mayjen Soeharto. Jenazah para perwira setelah dapat diangkat dari sumur tua tersebut terlihat adanya kerusakan fisik yang sedemikian rupa. Hal inilah yang menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa kejamnya siksaan yang mereka alami sebelum wafat.5. Tanggal 5 Oktober 1965Pada tanggal 5 Oktober, jenazah para perwira TNI – AD tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat.6. Tanggal 6 Oktober 1965Pada tanggal 6 Oktober, dengan surat keputusan pemerintah yang diambil dalam Sidang Kabinet Dwikora, para perwira TNI – AD tersebut ditetapakan sebagai Pahlawan Revolusi.Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI adalah sebuah kejadian yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 di mana enam pejabat tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha pemberontakan yang disebut sebagai usaha kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.

4 | P a g e