ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat

7
ANCAMAN ALLAH BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT I. PENDAHULUAN Allah menyukai orang yang bertaqwa yaitu yang menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Perintah Allah merupakan kewajiban bagi setiap hamba yang beriman, dan pastinya Allah tidak menyukai hamba yang ingkar dan lalai dalam menjalankannya. Dalam rangka pendekatan kepada Allah, ibadah sangat berperan serta sebagai sarana yang utama dan diantaranya yang diwajibkan termasuk ibadah shalat. Shalat merupakan tiang agama dan ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Apabila seorang muslim telah ingkar akan kewajiban atau ternyata lalai dan lupa mengerjakannya maka ia termasuk murtad atau fasik dan juga berdosa. Maka ketika hal itu terjadi maka Allah memberikan ancamanNya dalam Al-Qur’an mengenai masalah ini agar mereka yang tersesat kembali ke dalam jalan yang lurus dan bertaubat sebenar-benarnya. Kali ini pemakalah akan membahas tentang makna shalat terlebih dahulu dan kemudian memaparkan perihal ancaman Allah bagi orang yang meninggalkannya. II. RUMUSAN MASALAH A. Apakah makna shalat dalam Akhlak Tasawuf? B. Bagaimanakah ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan sholat? III. PEMBAHASAN A. Makna shalat dalam Akhlak Tasawuf Shalat memiliki makna jauh dan memiliki makna dekat. ”Lakukanlah shalat sebagaimana kamu melihatku shalat” demikianlah Nabi SAW sebagai pembawa risalah Tuhannya. Shalat pada mulanya merupakan mi’raj nabi dan baru kemudian mi’raj umat dengan cara mengikutinya. Makna jauh adalah kita dapat melihat dengan mata batin kondisi hati Nabi SAW yang dengan benar-benar menghadapkan dirinya dari ketergantungan terhadap duniawi dengan zuhud sementara makna dekat adalah apabila kita melihat dengan pandangan mata kita

Upload: nila-fauziah

Post on 08-Jul-2015

2.187 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

File ini di tulis berdasarkan tugas makalah yang diberikan pada mahasiswa, semoga file ini bermanfaat bagi yang membaca atau menggunakannya sebagai referensi tugas lain. Terima kasih

TRANSCRIPT

Page 1: Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat

ANCAMAN ALLAH BAGI

ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT

I. PENDAHULUAN

Allah menyukai orang yang bertaqwa yaitu yang menjalankan perintahNya

dan menjauhi laranganNya. Perintah Allah merupakan kewajiban bagi setiap hamba

yang beriman, dan pastinya Allah tidak menyukai hamba yang ingkar dan lalai dalam

menjalankannya. Dalam rangka pendekatan kepada Allah, ibadah sangat berperan

serta sebagai sarana yang utama dan diantaranya yang diwajibkan termasuk ibadah

shalat.

Shalat merupakan tiang agama dan ini merupakan kewajiban bagi setiap

muslim. Apabila seorang muslim telah ingkar akan kewajiban atau ternyata lalai dan

lupa mengerjakannya maka ia termasuk murtad atau fasik dan juga berdosa. Maka

ketika hal itu terjadi maka Allah memberikan ancamanNya dalam Al-Qur’an

mengenai masalah ini agar mereka yang tersesat kembali ke dalam jalan yang lurus

dan bertaubat sebenar-benarnya. Kali ini pemakalah akan membahas tentang makna

shalat terlebih dahulu dan kemudian memaparkan perihal ancaman Allah bagi orang

yang meninggalkannya.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Apakah makna shalat dalam Akhlak Tasawuf?

B. Bagaimanakah ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan sholat?

III. PEMBAHASAN

A. Makna shalat dalam Akhlak Tasawuf

Shalat memiliki makna jauh dan memiliki makna dekat. ”Lakukanlah

shalat sebagaimana kamu melihatku shalat” demikianlah Nabi SAW sebagai

pembawa risalah Tuhannya. Shalat pada mulanya merupakan mi’raj nabi dan baru

kemudian mi’raj umat dengan cara mengikutinya. Makna jauh adalah kita dapat

melihat dengan mata batin kondisi hati Nabi SAW yang dengan benar-benar

menghadapkan dirinya dari ketergantungan terhadap duniawi dengan zuhud

sementara makna dekat adalah apabila kita melihat dengan pandangan mata kita

Page 2: Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat

gerakkan tampak dari Nabi SAW dengan mata batin dan mata penglihatan.

Dengan kata lain apabila kita shalat dengan meniru gerakannya saja tanpa meniru

ketulusan hatinya dalam berserah diri berarti kita tidak menaati perkataan Nabi

tersebut.

Shalat yang merupakan sarana adalah shalat syar’iyyah yang umum

dengan gerakan-gerakan yang yang sudah dikenal serta waktu yang sudah

ditentukan. Shalat adalah sarana menuju maqam, di mana individu berada dalam

pertalian sempurna dengan Tuhannya.1 Al-Qur’an dalam masalah ini tidak

membutuhkan manusia untuk berfikir panjang sebab Dia itu adalah pasti,

sebagaimana firman Allah SWT:

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan

dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)

keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang

kamu kerjakan”(QS.Al-Ankabut:45)

“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,

Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.(QS.Thaha: 14)

Dalam ayat ini dan ayat sebelumnya Allah menyebutkan kesadaran akan

kebersamaan dengan Allah tanpa kelengahan dan sarananya adalah shalat.

Kemudian dalam QS.Al-Baqarah: 152-153 Allah berfirman:

1Mahmoud Muhammad Thaha, Maknai Terus Shalatmu,(Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2001),

Hlm.108

Page 3: Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat

“karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98],

dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-

Ku.(152)

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(153)”

Dalam ayat ini, penggunaan shalat dan puasa dipergunakan hanya untuk

mengendalikan dorongan watak yang mengarah pada kelupaan terhadap Allah.

Hal ini karena shalat itu merupakan sarana untuk mengingat Allah tanpa

kelengahan terhadap-Nya.2 Apabila seorang hamba pandai mempergunakan

sarana shalat maka shalat tersebut akan membantunya dalam memasuki posisi

ridha kepada Allah. Apabila ia sudah pandai menapaki tangga-tangga naik

lantaran bertambah baik shalatnya maka ia masuk ke dalam tingkat penghambaan.

Orang yang benar-benar ma’rifat yang berjalan dalam tangga

penghambaan tidak merasa takut sama sekali. Ia tidak takut kepada Allah karena

Allah menyukainya, ia merasa tentram dengan-Nya dan tumbuh dalam kemegahan

keramahan-Nya. Memang benar masih ada ketakutan namun ini merupakan hasil

dari ma’rifat. Rasa takut yang merupakan ma’rifat merupakan derajat tertinggi

yang dicapai oleh orang yang ma’rifat.

B. Ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan shalat

Kaum muslimin sepakat bahwa shalat wajib atas setiap muslim yang

baligh, berakal, dan bersih artinya tidak haid ataupun nifas, tidak gila atau

pingsan. Shalat ialah ibadah jasmani yang tidak bisa digantikan orang lain

sebagaimana puasa juga tidak bisa digantikan yang lain. Kaum muslimin sepakat

bahwa siapa yang mengingkari kewajiban shalat ia adalah kafir atau murtad

karena kewajiban ini ditetapkan dengan nash yang pasti dan barang siapa

meninggalkan karena malas dan lalai maka ia fasik dan dosa kecuali jika ia mualaf

maka ia masih belajar memahami Islam.3

2 Mahmoud Muhammad Thaha, Maknai Terus Shalatmu, Hlm.109

3 Su’ad Ibrahim Shalih, Fiqh Ibadah Wanita, (Jakarta: Amzah, 2011). Hlm.311

Page 4: Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat

Ancaman Allah SWT bagi orang yang meninggalkan shalat antara lain

sebagai berikut:4

1. Hukuman akhirat sesuai dengan firman Allah SWT yaitu masuk ke dalam

neraka saqar

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka). Mereka

menjawab: Kami dahulu tidak Termasuk orang-orang yang mengerjakan

shalat.”(QS. Al-Mudatsir:42-43)

Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang dimaksud

dengan tidak meninggalkan dan tidak membiarkan ialah apa yang dilemparkan

ke dalam neraka itu diazabnya sampai binasa kemudian dikembalikannya

sebagai semula untuk diazab kembali. Neraka Saqar adalah pembakar kulit

manusia dan di atasnya ada sembilan belas Malaikat penjaga. Sesungguhnya

Saqar itu adalah salah satu bencana yang Amat besar sebagai ancaman bagi

manusia yaitu bagi siapa di antaranya yang berkehendak akan maju atau

mundur, yang dimaksud dengan maju ialah maju menerima peringatan dan

yang dimaksud dengan mundur ialah tidak mau menerima peringatan.

2. Mendapat celaka

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orang-orang yang

lalai dari shalatnya.”(QS.Al-Ma’un:4-5)

orang yang mendustakan agama itulah orang yang menghardik anak

yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin maka

kecelakaanlah yang di dapat oleh orang yang melalaikan sholatnya.

3. Menemui kesesatan

4 Su’ad Ibrahim Shalih, Fiqh Ibadah Wanita, Hlm.312

Page 5: Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-

nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan

menemui kesesatan”(QS. Maryam:59)

Di dalam ayat ini dengan jelas Allah mengancam orang yang

meninggalkan sholatnya dan mengagungkan hawa nafsunya sendiri dibanding

beribadah kepada Allah, ancaman ini berupa kesesatan yang akan ditemui.

4. Mendapat kebencian Allah yang amat besar

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang

tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu

mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. As-Shof:2-3)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah amat benci pada orang yang

beriman tapi tidak mengerjakan apa yang diperintahkanNya termasuk ibadah

shalat.5

5. Allah mengutuknya hingga empat kali

Dan ia tidak mau membenarkan (Rasul dan Al Quran) dan tidak mau

mengerjakan shalat. Tetapi ia mendustakan (Rasul) dam berpaling (dari

kebenaran). kemudian ia pergi kepada ahlinya dengan berlagak (sombong).

Kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah bagimu.

Kemudian kecelakaanlah bagimu (hai orang kafir) dan kecelakaanlah

bagimu.(QS.Al-Qiyamah: 31-35)

Kutukan terhadap orang kafir ini diulang-ulang sampai empat kali:

pertama di saat ia akan mati, kedua ketika ia dalam kubur, ketiga pada waktu

hari berbangkit dan keempat dalam neraka Jahannam.

Demikianlah ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan shalat,

shalat merupakan kewajiban setiap muslimin dan muslimat sehingga

melakukannya adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan tentunya juga

pada Allah SWT. Adanya ancaman ini hendaknya menjadikan diri lebih

mendekat kepadaNya bukan malah menjauh dan tidak menaati perintahNya.

IV. KESIMPULAN

5 Imam Ahmad Ibnu Hambal, Betulkan Shalatmu, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm.139

Page 6: Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat

Shalat memiliki makna jauh dan memiliki makna dekat. Makna jauh adalah

kita dapat melihat dengan mata batin kondisi hati Nabi SAW yang dengan benar-

benar menghadapkan dirinya dari ketergantungan terhadap duniawi dengan zuhud

sementara makna dekat adalah apabila kita melihat dengan pandangan mata kita

gerakkan tampak dari Nabi SAW dengan mata batin dan mata penglihatan. Dengan

kata lain apabila kita shalat dengan meniru gerakannya saja tanpa meniru ketulusan

hatinya dalam berserah diri berarti kita tidak menaati perkataan Nabi tersebut.

Ancaman Allah SWT bagi orang yang meninggalkan shalat antara lain

sebagai berikut:

1. Hukuman akhirat yaitu masuk ke dalam neraka saqar

2. Mendapat celaka

3. Menemui kesesatan

4. Mendapat kebencian Allah yang amat besar

5. Allah mengutuknya hingga empat kali

Demikianlah ancaman Allah bagi orang yang meninggalkan shalat, shalat

merupakan kewajiban setiap muslimin dan muslimat sehingga melakukannya adalah

tanggung jawab terhadap diri sendiri dan tentunya juga pada Allah SWT. Adanya

ancaman ini hendaknya menjadikan diri lebih mendekat kepadaNya bukan malah

menjauh dan tidak menaati perintahNya.

V. PENUTUP

Demikian makalah yang kami sajikan, makalah kami ini pasti belumlah

sempurna sehingga kami mengharap kritik dan saran untuk perbaikan yang lebih baik

lagi. Semoga pembahasan yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Amin

DAFTAR PUSTAKA

Hambal, Imam Ahmad Ibnu, Betulkan Shalatmu, Jakarta: Bulan Bintang, 1974

Thaha, Mahmoud Muhammad, Maknai Terus Shalatmu, Yogyakarta: LKIS Pelangi

Aksara, 2001

Page 7: Ancaman allah bagi orang yang meninggalkan sholat

Shalih, Su’ad Ibrahim, Fiqh Ibadah Wanita, Jakarta: Amzah, 2011