analisis isi syair nasihat

5
1 KULIAH SJH3104: SEJARAH LISAN DAN PENDOKUMENTASIAN. Analisis Isi Syair Nasihat Raja Ali Haji. Syair Nasihat di atas digolongkan sebagai karya sastra klasik, karena memiliki ciri sbb : Bercerita seputar kehidupan raja / kerajaan Menggunakan bahasa kemelayu-melayuan Menggunakan bahasa klise Menggunakan majas perbandingan Berbentuk syair Dari awal hingga akhir bait syair akan sangat terasa suasana kerajaan. Berikut akan dibahas syair tersebut bait per bait. Bait pertama : Ayuhai segala pegawai sultan, hendaklah jaga pada jabatan Kamu itu seperti intan Jangan dibuangkan ke dalam hutan Pada bait pertama, Raja Ali Haji mengungkapkan bahwa Sultan adalah figur yang sangat penting. Nasihat beliau tercantum pada baris kedua, yang bermakna seorang sultan hendaknya memiliki sifat amanah. Pada baris ketiga, Raja Ali Haji menggunakan majas asosiasi, yaitu majas perbandingan yang mengungkapkan sifat manusia seperti benda mati. Dalam hal ini, sultan oleh Raja Ali diibaratkan seperti intan yang amat berharga. Bait ini ditutup dengan baris keempat yang mengungkapkan bahwa seorang sultan harus pandai menempatkan dirinya, bukan justru mengasingkan diri dari rakyatnya. Bait kedua : Ayuhai segala raja menteri Serta pegawai kanan dan kiri Hendaklah jaga ingatkan negeri Perompak penyamun, kompak mencuri RAM/JSS 2013

Upload: elizabeth-peter

Post on 22-Oct-2015

193 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Isi Syair Nasihat

1

KULIAH SJH3104: SEJARAH LISAN DAN PENDOKUMENTASIAN.

Analisis Isi Syair Nasihat Raja Ali Haji.

Syair Nasihat di atas digolongkan sebagai karya sastra klasik, karena memiliki ciri sbb :

Bercerita seputar kehidupan raja / kerajaan Menggunakan bahasa kemelayu-melayuan Menggunakan bahasa klise Menggunakan majas perbandingan Berbentuk syair

Dari awal hingga akhir bait syair akan sangat terasa suasana kerajaan. Berikut akan dibahas syair tersebut bait per bait.

Bait pertama :

Ayuhai segala pegawai sultan,hendaklah jaga pada jabatanKamu itu seperti intanJangan dibuangkan ke dalam hutan

Pada bait pertama, Raja Ali Haji mengungkapkan bahwa Sultan adalah figur yang sangat penting. Nasihat beliau tercantum pada baris kedua, yang bermakna seorang sultan hendaknya memiliki sifat amanah. Pada baris ketiga, Raja Ali Haji menggunakan majas asosiasi, yaitu majas perbandingan yang mengungkapkan sifat manusia seperti benda mati. Dalam hal ini, sultan oleh Raja Ali diibaratkan seperti intan yang amat berharga. Bait ini ditutup dengan baris keempat yang mengungkapkan bahwa seorang sultan harus pandai menempatkan dirinya, bukan justru mengasingkan diri dari rakyatnya.

Bait kedua :

Ayuhai segala raja menteriSerta pegawai kanan dan kiriHendaklah jaga ingatkan negeriPerompak penyamun, kompak mencuri

Pada bait kedua, Raja Ali Haji memberikan nasihat kepada para pemangku jabatan secara keseluruhan. Hal ini tampak pada baris pertama dan kedua yang menyebutkan raja, menteri, serta pegawai kanan dan kiri. Artinya, bahwa para pemangku jabatan di kerajaan tidak bisa bekerja sendiri, namun haruslah bekerja secara bersama-sama. Antara raja, menteri, dan pegawai memiliki peran dan tugas masing-masing, namun tetap memiliki tujuan yang sama. Pada baris ketiga disebutkan tugas para pemangku jabatan tersebut yaitu untuk menjaga ketentraman dan keamanan negeri. Pada baris keempat, disebutkan bahwa perompak dan penyamun, sebagai pengganggu keamanan negeri, kompak mencuri. Artinya, musuh kerajaan itu membangun kekuatan dengan kekompakan, maka para pemimpin juga seharusnya demikian. Bait kedua

RAM/JSS 2013

Page 2: Analisis Isi Syair Nasihat

2

secara keseluruhan juga merupakan sindiran bagi para pemimpin zaman sekarang, yang justru saling sikut dan saling berebut kekuasaan padahal keamanan dan ketentraman masyarakat belum lagi tercipta.

Bait ketiga :

Kehidupan rakyat janganlah lupaFakir-miskin hina dan papaJangan sekali tuan nan alpaAkhirnya bala datang menerpa

Bait ketiga mengandung peringatan dan ancaman pada para pemimpin negeri. Diawali dengan mengingatkan akan kehidupan rakyat yang berada dalam kesengsaraan. Baris pertama dan baris kedua seolah menyampaikan pada para pemimpin bahwa di bawah sana masih banyak rakyat yang menjadi fakir-miskin, hidup susah, sengsara, dan melarat. Baris ketiga berisi nasihat agar para pemimpin tidak melupakan tanggung jawabnya terhadap kesejahteraan rakyat. Baris keempat ditutup dengan ancaman bahwa jika pemimpin lalai akan tanggung jawabnya, maka yang datang tidak lain adalah bencana dan malapetaka.

Bait keempat :

Kacaulah negeri tidak terperiBerdengki-dengki sama sendiriUmpat dan puji sehari-hariKepada raja tidaklah ngeri

Bait keempat secara keseluruhan menggambarkan akibat yang terjadi jika pemimpin sudah lupa akan tugas dan tanggungjawabnya. Ini adalah penjelasan dari bala yang diungkapkan Raja Ali Haji pada bait sebelumnya. Pada baris pertama, Raja Ali Haji menggunakan majas hiperbola yang menggambarkan kekacauan teramat dahsyat yang melanda negeri. Baris-baris selanjutnya menegaskan bentuk kekacauan yang terjadi : ancaman perang saudara, rakyat saling benci, bahkan tidak senang dengan pemimpinnya sendiri.

Bait kelima :

Raja pun sudah hilang hebatnyaKepada segala rakyat tentaranyaSebab karena lalai alpanyaSerta dengan fasik zalimnya.

Bait ini merupakan klimaks dari bait-bait sebelumnya. Pada baris pertama disebutkan bahwa seorang pemimpin bisa saja jatuh kewibawaannya. Baris kedua menggambarkan kembali bahwa raja adalah figur sentral di tengah rakyat dan tentaranya. Dua baris pertama menggambarkan seorang pemimpin yang sudah tidak lagi dipercaya oleh rakyat, bahkan tentaranya sendiri. Dua baris terakhir menutup nasihat ini dengan menyebutkan sebab hilangnya wibawa seorang raja. Setidaknya ada dua sebab : lalai dari tanggung jawab, dan memerintah secara zalim.

RAM/JSS 2013

Page 3: Analisis Isi Syair Nasihat

3

Nasihat untuk Pemimpin Masa Depan

Syair Nasihat Raja Ali Haji di atas jika dicermati lebih jauh, sesungguhnya memuat nasihat-nasihat yang berlaku untuk para pemimpin seluruh zaman. Setidaknya ada beberapa tugas dan tanggungjawab seorang pemimpin terhadap rakyatnya :

1. Pandai menempatkan diri di tengah rakyatnya2. Membangun kerjasama yang baik dengan menteri dan pegawainya3. Menjaga stabilitas dan keamanan negeri4. Memperhatikan kesejahteraan rakyat5. Menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab6. Memerintah dengan adil dan bijaksana

Selain itu, pemimpin juga harus menyadari adanya bahaya dan ancaman yang mengganggu negeri yang dipimpinnya, antara lain :

1. Pemberontak dan pengganggu keamanan negeri2. Perebutan kekuasaan yang menimbulkan perang saudara3. Hilangnya wibawa raja di mata rakyat

Mencermati kondisi Indonesia saat ini, agaknya apa yang disebutkan Raja Ali Haji dalam syair nasihat sungguh benar adanya. Saat ini pemimpin sudah semakin hilang wibawa. Masyarakat semakin antipati dengan pemerintah, sementara di kalangan pejabat sana banyak yang melakukan tindakan korupsi. Ada juga yang sampai saling sikut karena berebut kekuasaan. Inilah tanda-tanda datangnya bala yang disebutkan Raja Ali Haji dalam syairnya. Maka, figur pemimpin yang adil dan bijaksana tentulah sangat diharapkan oleh negeri ini. Pemimpin yang bisa menyelesaikan segala permasalahan rakyat, mulai dari kesejahteraan hingga keamanan, dan pemimpin yang amanah serta memiliki integritas dan kapabilitas yang baik. Pemimpin seperti inilah yang diungkapkan seperti intan oleh Raja Ali Haji, dan pemimpin seperti inilah yang diidamkan oleh negeri ini.

Kesimpulan

1. Syair Nasihat menggambarkan beberapa karakter pemimpin yang ideal2. Syair ini juga menyebutkan tantangan yang akan dihadapi seorang pemimpin3. Syair ini mengungkapkan akibat bila seorang pemimpin hilang wibawa4. Syair ini sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini

RAM/JSS 2013

Page 4: Analisis Isi Syair Nasihat

4

RAM/JSS 2013