analisa jenis pahat dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan pada benda kerja...

7
Analisa Jenis Pahat dan Kedalaman Pemakanan pada Frais Vertikal 23 ANALISA JENIS PAHAT DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PADA BENDA KERJA ALUMUNIUM DAN BAJA ST. 37 DENGAN PERLAKUAN MESIN FRAIS VERTIKAL Ramadhana Adinnandha S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Arya Mahendra Sakti Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail : [email protected] Abstrak Mesin frais (milling machine) merupakan salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan suatu permukaan benda kerja menjadi rata baik horizontal maupun vertikal serta permukaan sudut atau permukaan miring. Ada banyak faktor yang mempengaruhi proses kerja logam antara lain, bahan pahat, bentuk pahat dan ketajaman pahat, bahan benda kerja, kondisi bahan dan temperatur pengerjaan, parameter pemotongan seperti kecepatan potong dan kedalaman pemotongan, cairan pendingin (cutting fluid) yang digunakan, keterampilan operator dan kondisi mesin. Sehingga muncul permasalahan yaitu pengaruh jenis pahat dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan pada benda kerja alumunium dan baja ST. 37 dengan perlakuan mesin frais vertikal. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh jenis pahat dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan benda kerja alumunium dan baja ST 37 dengan perlakuan mesin frais vertikal. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dalam penelitian ini benda kerja yang digunakan ada dua jenis yaitu alumunium dan baja ST. 37, dan masing-masing sebanyak 9 buah, yang mendapatkan perlakuan berbeda dalam setiap proses pengerjaannya, yaitu: variasi jenis pahat HSS (Sutton, JCK, Japan) dan kedalaman pemakanan (0,2, 0,4, 0,6). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pahat berpengaruh pada kekasaran permukaan benda kerja alumunium dan baja ST. 37. Jenis pahat yang keras menimbulkan kekasaran yang rendah. Jenis pahat tersebut adalah pahat Japan dengan kekasaran yang terendah pada alumunium bernilai 0,557 μm dan pada baja ST. 37 bernilai 0,653 μm. Kedalaman pemakanan berpengaruh pada kekasaran permukaan benda kerja alumunium dan baja ST. 37. Kedalaman yang memiliki kekasaran yang rendah adalah 0,2 mm dengan nilai kekasaran pada alumunium bernilai 0,557 μm dan baja ST. 37 bernilai 0,653 μm. Kata Kunci : jenis pahat, kedalaman pemakanan, kekasaran permukaan Abstract Milling machine is one of the conventional machine capable of working on a surface of a workpiece being flat horizontal or vertical as well as good surface angle or tilted surfaces. There are many factors that influence the work process of the metal, among others, material and shape of chisel, chisel, the sharpness of the workpiece material, condition of materials and workmanship, temperature parameters such as speed cutting pieces and cutting depth, the cutting fluid are used, the skill of the operator and the condition of the machine. So it appears the problem i.e. the influence of type of chisel and depth of consumption against the level of surface roughness on the workpiece aluminum and steel ST 37 with vertical milling machine treatment. The purpose of this research is to know the influence of the type and depth of consumption against the workpiece surface roughness levels of aluminum and steel ST 37 with vertical frais machine treatment. This research uses experimental methods, in this study the workpiece used there are two types namely aluminum and steel ST 37, and each as much as 9 pieces, which get different treatment in each work process, namely: the variations of this type of chisel HSS (Sutton, JCK, Japan) and the depth of the consumption (0.2, 0.4, 0.6). The results of this research show that the type of chisel effect on surface roughness of aluminum and steel workpiece St. 37. Type of chisel hard cause low roughness. Types of chisel is the chisel Japan with the lowest roughness on aluminum worth 0,557 μm and in steel ST 37 worth 0.667 μm. The depth of the consumption of surface roughness effect on aluminum and steel workpiece St. 37. The depth that has a low roughness is 0.2 mm with a value of roughness on aluminum worth 0,557 μm and steel ST 37 worth 0.667 μm. Keywords:type of chisel, the depth of the consumption, surface roughness

Upload: alim-sumarno

Post on 18-Aug-2015

35 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : RAMADHANA ADINANDHA

TRANSCRIPT

Analisa Jenis Pahat dan Kedalaman Pemakanan pada Frais Vertikal 23 ANALISA JENIS PAHAT DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PADA BENDA KERJA ALUMUNIUM DAN BAJA ST. 37 DENGAN PERLAKUAN MESIN FRAIS VERTIKAL Ramadhana Adinnandha S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: [email protected] Arya Mahendra Sakti Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail : [email protected] Abstrak Mesin frais (milling machine) merupakan salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan suatu permukaanbendakerjamenjadiratabaikhorizontalmaupunvertikalsertapermukaansudutatau permukaanmiring.Adabanyak faktoryangmempengaruhi proses kerjalogam antaralain, bahan pahat, bentukpahatdanketajamanpahat,bahanbendakerja,kondisibahandantemperaturpengerjaan, parameterpemotongansepertikecepatanpotongdankedalamanpemotongan,cairanpendingin(cutting fluid)yangdigunakan,keterampilanoperatordankondisimesin.Sehinggamunculpermasalahanyaitu pengaruh jenis pahat dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran permukaan pada benda kerja alumuniumdanbajaST.37denganperlakuanmesinfraisvertikal.Tujuandaripenelitianiniadalah Untukmengetahuipengaruhjenispahatdankedalamanpemakananterhadaptingkatkekasaran permukaan bendakerjaalumunium dan bajaST37 dengan perlakuanmesin fraisvertikal.Penelitian ini menggunakanmetodeeksperimen,dalampenelitianinibendakerjayangdigunakanadaduajenisyaitu alumunium dan baja ST. 37, dan masing-masing sebanyak 9 buah, yang mendapatkan perlakuan berbeda dalamsetiapprosespengerjaannya,yaitu:variasijenispahatHSS(Sutton,JCK,Japan) dankedalaman pemakanan(0,2,0,4,0,6).Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwajenispahatberpengaruhpada kekasaranpermukaanbendakerjaalumuniumdanbajaST.37.Jenispahatyangkerasmenimbulkan kekasaranyangrendah.JenispahattersebutadalahpahatJapandengankekasaranyangterendahpada alumuniumbernilai0,557mdanpadabajaST.37bernilai0,653m.Kedalamanpemakanan berpengaruhpadakekasaranpermukaanbendakerjaalumuniumdanbajaST.37.Kedalamanyang memilikikekasaranyangrendahadalah0,2mmdengannilaikekasaranpadaalumuniumbernilai0,557 mdan baja ST. 37 bernilai 0,653 m. Kata Kunci : jenis pahat, kedalaman pemakanan, kekasaran permukaan Abstract Millingmachineisoneoftheconventionalmachinecapableofworkingonasurfaceofaworkpiece beingflathorizontalorverticalaswellasgoodsurfaceangleortiltedsurfaces.Therearemanyfactors thatinfluencetheworkprocessofthemetal,amongothers,materialandshapeofchisel,chisel,the sharpnessoftheworkpiecematerial,conditionofmaterialsandworkmanship,temperatureparameters such as speed cutting pieces and cutting depth, the cutting fluid are used, the skill of the operator and the conditionofthemachine.Soitappearstheproblemi.e.theinfluenceoftypeofchiselanddepthof consumptionagainstthelevelofsurfaceroughnessontheworkpiecealuminumandsteelST37with vertical milling machine treatment. The purpose of this research is to know the influence of the type and depth of consumption against theworkpiece surface roughness levels of aluminum and steel ST 37 with verticalfraismachinetreatment.Thisresearchusesexperimentalmethods,inthisstudytheworkpiece usedtherearetwotypesnamelyaluminumandsteelST37,andeachasmuchas9pieces,whichget different treatment in each work process, namely: the variations of this type of chisel HSS (Sutton, JCK, Japan) and the depth of the consumption (0.2, 0.4, 0.6). The results of this research show that the type of chisel effect on surface roughness of aluminum and steel workpiece St. 37. Type of chisel hard cause low roughness.TypesofchiselisthechiselJapanwiththelowestroughnessonaluminumworth0,557m andinsteelST37worth0.667m.Thedepthoftheconsumptionofsurfaceroughnesseffecton aluminumandsteelworkpieceSt.37.Thedepththathasalowroughnessis0.2mmwithavalueof roughness on aluminum worth 0,557 m and steel ST 37 worth 0.667 m. Keywords:type of chisel, the depth of the consumption, surface roughness JTM. Volume 01 Nomor 01 2015, 23-29 PENDAHULUANDalamduniaindustrikhususnyapadaindustrimanufaktur tidakakanlepasdenganadanyaprosespemesinan,karena pemesinansangatberperanpentingdalampembuatan komponen-komponenmesinyangberbahandasardari logam.Salahsatumesinyangseringdipergunakandalam prosespengerjaanlogamadalahmesinfrais(milling machine).Mesin frais (milling machine) merupakan salah satu mesinkonvensionalyangmampumengerjakansuatu permukaanbendakerjamenjadiratabaikhorizontal maupunvertikalsertapermukaansudutataupermukaan miring.Prosedurpengefraisanyangtepat,pemilihanmesin perkakasyangcocokdanketepatantinggimemungkinkan pembuatanbendakerjaakanmeperolehhasilyang maksimal. Namun dalam pengerjaannya, benda kerja harus memilikikualitaspermukaanyangbaik,danhasildari prosesfraisdapatberupakasarmaupunhalus.Kehalusan suatuprodukhasilpemesinansangatberpengaruhdengan fungsisebagaiapaproduktersebutitudibuat.Sebagai contohapabiladuakomponenbekerjasalingbergesekan, makatingkatkehalusanantarakeduakomponentersebut berperansangatpentingdemikeberlangsungansuatu proseskerja.Komponenyangsalingbergesekanakan menyebabkankeausandanlama-kelamaanakanhabis sehinggaefisiensikerjaakanmenurun.Gesekanakan meningkatapabilapermukaanyangsalingbergesekan semakinkasar,sehinggasuatukomponendibuat sedemikianrupasehinggagesekanyangtimbuldapat diminimalisir.Mengingatpentingnyatingkatkekasaran permukaanprodukmesinfrais,makadisetiapgambar bendakerjaseringdisyaratkantentangtingkatkekasaran yang harus dipenuhi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi proses kerja logamantaralain,bahanpahat,bentukpahatdan ketajamanpahat,bahanbendakerja,kondisibahandan temperaturpengerjaan,parameterpemotonganseperti kecepatanpotongdankedalamanpemotongan,cairan pendingin(cuttingfluid)yangdigunakan,keterampilan operatordankondisimesin.Rahmadi(2010)meneliti bahwafaktoryangmempengaruhikekasaranpermukaan padaprosesmilling,antaralainputaranspindel,feeding, depthofcut,danpendinginan.Jenispahatmerupakan salahsatuparameteryangberpengaruh.Pahatmerupakan bagiandarimesinbubutyangmemegangperanpenting dalampemotonganlogam,karenapahatadalahbagian yangberkontaklangsungdenganbendakerjayang dipotong.Pahatyangbaikharusmemilikisifat-sifat tertentu,sehingganantinyadapatmenghasilkanproduk yangberkualitasbaik(ukurantepat)danekonomis(waktu yang diperlukan pendek). Ada beberapa kriteria yang harus dimilikipahat,diantaranya;haruslebihkerasdibanding benda kerja, tahan sifat mekanis, dan tahan aus. Salah satu pengaruhyangmunculakibatperubahanparameteradalah nilai kekasaran permukaan benda kerja.Dalamprosespemotonganmaterialpadaproses frais,kedalamanpemakananjugamerupakansalahsatu parameterpemotongandenganbesarkecilnyakedalaman pemakanandibutuhkangayapotongagardapatmemotong material,dengansemakinmeningkatkedalaman pemakananmakagayapotongmeningkatsehinggaakan terjadibebanbengkokyangmenyebabkanperubahan defleksihinggahasilakhiryangdicapaiadalahkekasaran permukaan. Selainfaktordiataspemilihanbahanbakujuga harusdiperhatikanuntukhasilpengerjaanlogam menggunakanmesinfraiskonvensional,terutamauntuk meningkatkankualitaskekasaranpermukaan.Menurut Nieman(1981:85)adabeberapahalyangharus diperhatikandalampemilihanbahanbaku,antaralain pertimbangan fungsi, pembebanan, kemampuan bentuk dan kemudahanpencariandipasaran.Adaberbagaimacam jenis baja, salah satunya adalah baja karbon. Bajakarbondikelompokkanmenjaditigamacam yaitubajakarbonrendah,bajakarbonsedangdanbaja karbontinggi.Mempertimbangkanhaltersebut,maka bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian adalah material baja karbon bersifat rendah yaitu; alumunium dan bajaST37,karenabahantersebutharganyalebih ekonomis,mudahdicaridipasaran,danproses pengerjaanya pun juga lebih mudah dikerjakan. Dariuraiandiataspenulistertarikmelakukan penelitianmengenaiAnalisaJenisPahatdanKedalaman PemakananterhadapTingkatKekasaranPermukaanpada BendaKerjaAlumuniumdanBajaST.37dengan Perlakuan Mesin Frais Vertikal. Identifikasi masalah yang dapat diambil yaitu: Jenis pahatberpengaruhpadanilaikekasaranbendakerja, ketajamanpahatberpengaruhpadatingkatkekasaran permukaanpadabendakerja,sertakedalamanpemakanan mempengaruhipanasyangditimbulkandanmenghasilkan permukaan benda kerja yang tidak maksimal. Rumusanmasalahpadapenelitianiniadalah: Bagaimanapengaruhjenispahatterhadaptingkat kekasaranpadabendakerjaalumuniumdanbajaST37 denganperlakuanmesinfraisvertikal?.Danbagaimana pengaruhkedalamanpemakananterhadaptingkat kekasaranpadabendakerjaalumuniumdanbajaST37 dengan perlakuan mesin frais vertikal? Tujuan dari penelitian ini adalah: Dapat mengetahui pengaruhjenispahatterhadaptingkatkekasaran permukaanpadabendakerjaalumuniumdanbajaST.37 denganperlakuanmesinfraisvertikal.Sertadapat mengetahuipengaruhkedalamanpemakananterhadap Analisa Jenis Pahat dan Kedalaman Pemakanan pada Frais Vertikal 25 tingkatkekasaran permukaan pada benda kerja alumunium dan baja ST. 37 dengan perlakuan mesin frais vertikal. Manfaatnyaadalahmemberikanpengalaman lapangantentangprosespengerjaanlogammenggunakan mesinfraisvertikal.Penulisdapatmengidentifikasi pengaruh perbedaan jenis pahat dan kedalaman pemakanan terhadaptingkatkekasaranpermukaanpadabendakerja alumuniumdanbajaST37.Sertasebagaibahanacuan untukmengetahuiperbedaanjenisjenispahatdan kedalamanpemakananterhadaptingkatkekasaran permukaanpadabendakerjaalumuniumdanbajaST37, padasaatprosespengerjaandenganmenggunakanmesin frais vertikal. METODE Jenis Penelitian Penelitianinitermasukpenelitianeksperimen. MenurutSugiyono(2011:72)Metodeeksperimenadalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuantertentuterhadapyanglaindalamkondisiyang terkendalikan. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian PenelitianinidilaksanakanpadabulanFebruari 2015sampai Juni 2015. Tempat Penelitian PenelitianinidilakukandiUPT.Pelatihandan PengembanganPendidikanKejuruan(UPTPPPK)Jl. Prof. Moch. Yamin No. 25 Kampus UNESA Ketintang Surabaya. Rancangan Penelitian Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabelbebasdalampenelitianiniadalahjenispahat dan kedalaman pemakanan. Variabel Kontrol Variabelkontrolyangdimaksuddisiniadalahsemua faktoryangdapatmempengaruhitingkatkekasaran permukaanhasilpengefraisanselaindarijenispahat dankedalamanpemakanan,antaralain:ketajaman pahat,langkahpemakanan/penyayatan,jenismaterial, dan operator. Variabel Terikat Variabelterikatdalampenelitianiniadalahtingkat kekasaranpermukaanbendakerjaalumuniumdanbaja ST. 37 hasil pengefraisan. Instrumen Penelitian Instrumenpenelitianmerupakanalatbantuyang digunakanpenelitiuntukpengumpulandata.Instrumen penelitianyangdigunakandalampenelitianiniadalah sebagai berikut : JTM. Volume 01 Nomor 01 2015, 23-29 SurfaceTester,dalampenelitianinidigunakanuntuk mengukurkekasaranhasilpengerjaanmesinfrais konvensional.PadapenelitianinimenggunakanMerk Mitutoyo,negarapembuatdariJepang,typenyaSj 301,resolusi0,001m,cutoflength0,08,0,25,0,8, 2,5, 8 mm, power suply AC adapter, built in battery. MesinFraisVertikal,digunakanuntukproses pengerjaan logam yang nantinya hasil benda kerja akan di ukur tingkat kekesaran dan kerataan permukaannya. Material Pengujian Dalampenelitianinimaterialyangdigunakan adalahalumuniumdanbajaST.37karenamaterialini mudahdidapatdipasaranselainitumaterialiniharganya relatifterjangkau.Ukuranbendakerjaadalahpanjang50 mm, lebar 50 mm, tebal 20 mm. Prosedur Eksperimen Mempersiapkanbahandanperalatanpenelitian.Benda kerjadenganukuranalumuniumdanbajaST37 panjang=50mm,lebar=50mm,tinggi=20 mm.Mesinfraisvertikal.Pahatfrais3jenis(HSS Sutton,HSSJCK,HSSJapan).Alatujikekasaran permukaan. Setting benda kerja pada mesin frais konvensional. Pengerjaanpertama,pahatjenisSuttondenganvariasi kedalamanpemakanan 0,2 mm, 0,4 mm, 0,6 mm. Pengerjaankedua,pahatjenisJCKdenganvariasi kedalamanpemakanan 0,2 mm, 0,4 mm, 0,6 mm. Pengerjaanketiga,pahatjenisJapandenganvariasi kedalamanpemakanan 0,2 mm, 0,4 mm, 0,6 mm. Benda kerja dibersihkan dan dikeringkan. Dilakukanpengujiankekasaranpermukaanakhirpada benda kerja yang sudah mendapatkan proses pemesinan dengan menggunakan Surface tester. Analisis Data Setelahdataatauhasilyangberupaukurantingkat kekasaranpermukaansudahdiperoleh,makaselanjutnya dilakukananalisisdata.Analisisdatadariangka-angka yangberasaldarihasilpengukurankekasaranpermukaan dilakukandenganmetodediskripsikuantitatif,untuk menerjemahkandalambentukdeskripsi,hasilpenelitian ditafsirkan dengan metode kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Pengujian Setelahpengujiandilakukanselanjutnyadata-data dianalisis.Datayangdiperolehberupaangka(nilai). Adapundatatersebutmeliputiujikekasaranpermukaan pada proses pengefraisan alumunium dan baja ST. 37. Alat yangdigunakanuntukmengukurtingkatkekasaran permukaan dinamakan surface tester.Pengukurandilakukansetelahbendakerjamelalui prosespemesinanyangtelahdirencanakanyaitudengan caramemvariasi pahat HSS Japan, HSS JCK, HSS Sutton, dengan kedalaman 0,2 mm, 0,4 mm, 0,6 mm, dengan jenis bahanalumuniumdanbajaST.37,dandengankecepatan putar660rpmsertakecepatanpemakananstabilyaitu50 rpm. Prosespengerjaanbendakerjadilakukandengan cara memfrais alur pada permukaan benda kerja, kemudian dilakukan proses pengukuran kekasaran permukaan dengan cara diambil 3 titik untuk pengujian. Hasil pengukuran dari tiga titik tersebut kemudian diambil nilai rata-ratanya untuk kekasaranpermukaan.Berikutiniadalahgambarbenda kerja dengan titik-titik pengujian. Gambar 2. Titik Pengujian Benda Kerja AdapunHasilpengujiankekasaranpermukaan dengan variasi jenis pahat, dan kedalaman pemakanan dari specimen alumunium dan bajaST. 37 dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabe1 di bawah ini. Analisa Jenis Pahat dan Kedalaman Pemakanan pada Frais Vertikal 27 Tabel 1. Data Hasil Uji Kekasaran Permukaan KeteranganT1 : Titik Pertama T2 : Titik Kedua T3 : Titik Ketiga Ra : Rata-rata AnalisaHasilPengerjaanBerupaGrafikpadaTingkat Kekasaran Permukaan Daridatayangdiperolehdalampenelitianpada tabel1kemudianditampilkandalambentukgrafik-grafik agarmudahmengetahuipengaruhmasing-masingvariabel penelitian yang dilakukan. TingkatKekasaranPermukaanBendaKerja Berdasarkan Jenis Pahat Dibawahinimerupakanpenyajiandataberupa grafikdistributifdarimasing-masingpengujianbenda kerja berdasarkan jenis pahat. Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Tingkat Kekasaran Permukaan pada Benda Kerja Alumunium Berdasarkan Jenis Pahat Pada pengerjaan benda kerja berdasarkan Jenis Pahat didapatkan hasil pengukuran tingkat kekasaran permukaan benda kerja sebagai berikut : Kedalaman pemakanan 0,2 mm -Jenis pahat Sutton = 0,643 m -Jenis pahat JCK = 0,633 m -Jenis pahat Japan = 0,557 m Kedalaman Pemakanan 0,4 mm -Jenis pahat Sutton = 0,690m -Jenis pahat JCK = 0,673 m -Jenis pahat Japan = 0,593 m Kedalaman Pemakanan 0,6 mm -Jenis pahat Sutton = 0,780 m -Jenis pahat JCK = 0,750 m -Jenis pahat Japan = 0,653 m Gambar 4.Grafik Nilai Rata-Rata Tingkat Kekasaran Permukaan pada Benda Kerja Baja ST. 37 Berdasarkan Jenis Pahat Pada pengerjaan benda kerja berdasarkan Jenis Pahat didapatkan hasil pengukuran tingkat kekasaran permukaan benda kerja sebagai berikut : Kedalaman pemakanan 0,2 mm -Jenis pahat Sutton = 0,710 m -Jenis pahat JCK = 0,690 m -Jenis pahat Japan = 0,653 m Kedalaman Pemakanan 0,4 mm -Jenis pahat Sutton = 0,760 m -Jenis pahat JCK = 0,737 m -Jenis pahat Japan = 0,740 m Kedalaman Pemakanan 0,6 mm -Jenis pahat Stton = 0,817 m -Jenis pahat JCK = 0,777 m -Jenis pahat Japan = 0,747 m TingkatKekasaranPermukaanBendaKerja Berdasarkan Kedalaman Pemakanan Di bawah ini merupakan penyajian data berupa grafik distributif dari masing-masing pengujian benda kerja berdasarkan kedalaman pemakanan. JTM. Volume 01 Nomor 01 2015, 23-29 Gambar 5. Grafik Nilai Rata-Rata Tingkat Kekasaran Permukaan pada Benda Kerja Alumunium Berdasarkan Kedalaman Pemakanan Padapengerjaanbendakerjaberdasarkan kedalamanpemakanandidapatkanhasilpengukuran tingkatkekasaranpermukaanbendakerjasebagai berikut : Jenis pahat Sutton -Kedalaman pemakanan 0,2 mm = 0,643 m -Kedalaman pemakanan 0.4 mm = 0,690 m -Kedalaman pemakanan 0.6 mm = 0,780 m Jenis pahat JCK -Kedalaman pemakanan 0,2 mm = 0,633 m -Kedalaman pemakanan 0,4 mm = 0,673 m -Kedalaman pemakanan 0,6 mm = 0,750 m Jenis pahat Japan -Kedalaman pemakanan 0,2 mm = 0,557 m -Kedalaman pemakanan 0,4 mm = 0,593 m -Kedalaman pemakanan 0,6 mm = 0,653 m Gambar 6. Grafik Nilai Rata-Rata Tingkat Kekasaran Permukaan pada Benda Kerja Baja ST. 37 Berdasarkan Kedalaman Pemakanan Padapengerjaanbendakerjaberdasarkan kedalamanpemakanandidapatkanhasilpengukuran tingkatkekasaranpermukaanbendakerjasebagai berikut : Jenis pahat Sutton -Kedalaman pemakanan 0,2 mm = 0,710 m -Kedalaman pemakanan 0.4 mm = 0,760 m -Kedalaman pemakanan 0.6 mm = 0,817 m Jenis pahat JCK -Kedalaman pemakanan 0,2 mm = 0,690 m -Kedalaman pemakanan 0,4 mm = 0,737 m -Kedalaman pemakanan 0,6 mm = 0,777 m Jenis pahat Japan -Kedalaman pemakanan 0,2 mm = 0,653 m -Kedalaman pemakanan 0,4 mm = 0,740 m -Kedalaman pemakanan 0,6 mm = 0,747 m PembahasanHasilPengerjaanpadaTingkat Kekasaran Permukaan TingkatKekasaranPermukaanBendaKerja Berdasarkan Jenis Pahat Jenispahatberpengaruhterhadapkekasaran permukaan. Hal ini dapat dilihat pada gambar3. dan 4. gambartersebutmenunjukanbahwaperbedaanjenis pahatmenghasilkankekasaranyangberbedawalaupun kedalamanpemakananyangdigunakansama. Kekasaranpermukaanbendakerjayangterbaikadalah yangnilainyaterendahyangdihasilkanmasing- masing jenis pahat sebagai berikut : Benda kerja alumunium : -Jenis pahat Sutton = 0,643 m -Jenis pahat JCK = 0,633 -Jenis pahat Japan = 0,557 m Benda kerja baja ST. 37 : -Jenis pahat Sutton = 0,710 m -Jenis pahat JCK = 0,690 m -Jenis pahat Japan = 0,653 m Padahasiltersebutdapatdiketahui,dengan menggunakanpahatJapanbendakerjamemiliki kekasaranpermukaanyangterendah.Halini membuktikanbahwapahatJapanmerupakanpahat yangkerasdandapatmenghasilkankekasaran permukaan yang rendah. MenurutAchmadAshShiddieqy(2014)dalam penelitiannyamengenaipengaruhjenispahat, kecepatanspindeldankedalamanpemakananterhadap tingkatkekasaranpermukaandanbentukgerambaja ST.41padaprosesmillingkonvensionalmenyatakan bahwaJenispahatyangkerasmenimbulkankekasaran yangrendah.JenispahattersebutadalahpahatJapan dengankekasaranyangterendahbernilai1,115m, sedangkanuntukkedalamanpemakananyangterendah yaitu 0,2 mm memiliki nilai kekasaran permukaan yang rendah dengan nilai 1,115 m. Jadimenurutpendapatdiatasnilaikekasaran terendahdihasilkandariJenispahatJapandan kedalamanpemakananterendah0,2mm.Danmenurut penelitianyangsayalakukanjugamenyatakanbahwa kekasaranpermukaanbendakerjaterbaikdiperoleh denganjenispahatyangberbahanlebihkeras.Halini disebabkan,jenispahatyangkerasmembuatbeban pisaupadasaatmelakukanpenyayatansemakinkecil, sehinggapisautidakterlalucepatausatautumpuldan menerimabebanringanketikamelakukanpenyayatan danmembuatpermukaanmenjadihalus.Dengan semakinkerasnyabahanpahatakanmembuatgesekan antara pisau dan benda kerja semakin kecil pula, hal ini akan membuat permukaan benda kerja semakin halus. Analisa Jenis Pahat dan Kedalaman Pemakanan pada Frais Vertikal 29 TingkatKekasaranPermukaanBendaKerja Berdasarkan Kedalaman Pemakanan Kedalamanpemakananberpengaruhterhadap kekasaranpermukaan.Halinidapatdilihatpada gambar5.dan6.gambartersebutmenunjukanbahwa perbedaankedalamanpemakananmenghasilkan kekasaranyangberbedawalaupunjenispahatyang digunakansama.Kekasaranpermukaanbendakerja yangterbaikadalahyangnilainyaterendahyang dihasilkanmasing-masingkedalamanpemakanan sebagai berikut :Benda kerja alumunium : -Kedalaman pemakanan 0,2 mm = 0,557 m -Kedalaman pemakanan 0,4 mm = 0,593 m -Kedalaman pemakanan 0,6 mm = 0,653 m Benda kerja baja ST. 37 : -Kedalaman pemakanan 0,2 mm = 0,653 m -Kedalaman pemakanan 0,4 mm = 0,737 m -Kedalaman pemakanan 0,6 mm = 0,747 m Padahasiltersebutdapatdiketahuiapabila kedalaman pemakanan semakin dalam maka hasil yang didapatakansemakinkasardenganmemberikan perlakuankedalamanpemakanan0,2mmterhadap bendakerjamakaakanmendapatkan tingkat kekasaran permukaan yang terendah. Hal ini membuktikan bahwa kedalamanpemakanan0,2mm,merupakanperlakuan yang sesuai untuk meberikan permukaan yang halus. MenurutLailiFitriyah(2014)dalam penelitiannyamengenaipengaruhjenisbendakerja, kedalamanpemakanandankecepatanspindelterhadap tingkatkerataanpermukaandanbentukgerambaja ST.41danST.60padaprosesmillingkonvensional menyatakanbahwajenisbendakerjaberpengaruh terhadap hasil pemakanan permukaan pada baja ST. 41 danST.60,walaupunmenggunakanpahatyangsama. KarenabajaST.60menghasilkankerataanpermukaan yangpalingtinggi.Sedangkankedalamanpemakanan yangterendahyaitu0,2mmmemilikinilaikerataan permukaan yang rendah dengan nilai 0,032 m.Jadimenurutpenelitiantersebutnilaikerataan terendahdidapatkandaribendakerjayangjenis karbonyalebihrendahdandengankedalaman pemakananyangrendahyaitu0,2mm.Danmenurut penelitianyangsayalakukanjugamenyatakan kekasaranpermukaanbendakerjaterbaikdiperoleh dengankedalamanpemakananyangkecil.Halini disebabkan,kedalamanpemakananyangkecil membuat beban pisau pada saatmelakukan penyayatan semakin kecil, sehingga pisau tidak terlalu bergetar dan menerimabebanringanketikamelakukanpenyayatan danmembuatpermukaanmenjadihalus.Dengan semakintinggikedalamanpemakananakanmembuat gesekanantarapisaudanbendakerjasemakinbesar, haliniakanmembuatpermukaanbendakerjasemakin tidak halus. Prosespenyayatanyangdilakukanpahat semakinbesar,dayayangdibutuhkanakanbertambah besar.Pahatakanpanassehinggamengalamikeausan yangdapatmenyebabkanprosespenyayatanmenjadi tidak sempurna atau tidak halus. PENUTUP Simpulan Berdasarkanhasilpenelitian,analisa,dan pembahasanyangtelahdilakukandapatdisimpulkan sebagai berikut: Jenispahatberpengaruhpadakekasaranpermukaan bendakerjaalumuniumdanbajaST.37.Jenispahat yangkerasmenimbulkankekasaranyangrendah.Jenis pahattersebutadalahpahatJapandengankekasaran yangterendahpadaalumuniumbernilai0,557mdan pada baja ST. 37 bernilai 0,653 m.Kedalamanpemakananberpengaruhpadakekasaran permukaanbendakerjaalumuniumdanbajaST.37. Kedalamanyangmemilikikekasaranyangrendah adalah 0,2 mm dengan nilai kekasaran pada alumunium bernilai 0,557 mdan baja ST. 37 bernilai 0,653 m. Saran Agarhasilpenelitianlebihbaik,untukpenelitian selanjutnyaperlupenambahanvariabelbebasyang lebihbervariasidanpenambahansampelbendakerja pada proses frais konvensional. Agar memperoleh nilai kekasaran yang baik, sebaiknya dalamprosespengefraisanratamenggunakan kedalaman yang rendah dan jenis pahat yang sesuai. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2011.Modul-1ProsesPemesinan.(diunduh:pada tanggal 15 November 2014) Anonim.2008.MesinMilling.(diakses:padatanggal13 November 2014) Arikunto,Suharsimi.1998.ProsedurPenelitianSuatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Jakarta. Ristanto,Bambang.2006.PengaruhFeedingTerhadap TingkatKekasaranPermukaanPadaProses PenyekrapanRataDenganSpesimenBajaKarbon. Diambilpadatanggal27November2014dari: digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/import/1868.pdf. Wirawan,dkk.2008.TeknikProduksiMesinIndustriJilid 1.Jakarta:DirektoratPembinaanSekolahMenengah Kejuruan.