walisongo : sunan bonang ( sejarah kelas x )
Post on 14-Jan-2017
350 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SUNAN BONANGOLEH:
ANNISA SYAHLIANTINARURI MILLENIA P
SYAHRANI NATILLA O
BIOGRAFI SUNAN BONANG • Sunan Bonang dilahirkan pada
tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. • Bonang adalah sebuah desa di
kabupaten Rembang. Nama Sunan Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel
• Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. • Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat dia
meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi dia sampai ingin membawa jenazah dia ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian dia. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.
KARYA SASTRA• Sunan Bonang banyak menggubah sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil.
Antara lain Suluk Wijil yang dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr. Sunan Bonang juga menggubah tembang Tamba Ati (dari bahasa Jawa, berarti penyembuh jiwa) yang kini masih sering dinyanyikan orang.• Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan
estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang.• Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius
penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa
AJARANAjaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat
mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya, Sunan Kalijaga.
DAKWAH SUNAN BONANGTembang-tembang yang diajarkan Raden Makdum Ibrahim adalah tembang
yang berisikan ajaran agama Islam. Penduduk ingin belajran melagukan boning Sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajari agama Islam dengan senang hati, bukan dengan paksaan. Murid-murid Raden Makdum Ibrahim ini sangat banyak, baik yang berada di Tuban, Pulau Bawean, Jepara, Surabaya maupun Madura. Karena beliau sering mempergunakan Bonang dalam berdakwah maka masyarakat memberinya gelar Sunan Bonang
KAROMAH / KEISTIMEWAAN • Dapat merubah pohon aren menjadi pohon emas saat sang sunan bertemu
dengan muridnya yaitu Raden Said atau yang dikenal sebagai Berandal Lokajaya. Kelak Berandal Lokajaya dikenal sebagai Sunan Kalijaga.• Selain itu dikisahkan, Sunan Bonang pernah menaklukkan Kebondanu, seorang
pemimpin perampok, dan anak buahnya, hanya menggunakan tembang dan gending Dharma dan Mocopat. • Ada seorang Brahmana yang kedatangannya bermaksud jahat ingin membunuh
Sunan Bonang melalui adu kepandaian dan kesaktian. "Engkau salah, aku tidak mampu menciptakan ombak dan badai, hanya Allah SWT saja yang mampu menciptakan dan menggerakkan seluruh makhluk. Allah melindungi orang yang percaya dan mendekat kepada-Nya dari segala macam bahaya dan niat jahat seseorang," ujar Sunan Bonang. Setelah kejadian itu juga, akhirnya sang Brahmana dan murid-muridnya rela memeluk agama Islam atas kemauannya sendiri tanpa paksaan. Lalu sang brahmana dan pengikutnya menjadi murid dari Sunan Bonang.
top related