valuasi dan alih teknologi - umm

Post on 04-Nov-2021

7 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Valuasi dan Alih Teknologi

L E M B A G A I L M U P E N G E T A H U A N I N D O N E S I A

Harini Yaniar, S.Si., M.Kom

Pendidikan Terakhir : S2 Ilmu Komputer

Riwayat Pekerjaan:

• 2000 – 2003 : Karyawan Swasta

• 2003 – sekarang : LIPI

• 2003 – 2012 : Analis Kekayaan Intelektual (Pusat Inovasi LIPI)

• 2012 - 2014 : Kepala Sub Bidang Identifikasi & Sosialisasi KI (Pusat Inovasi LIPI)

• 2014 – 2017 : Peneliti Bidang Bisnis dan Manajemen

• 2014 – 2018 : Kepala Sub Bidang Valuasi Kekayaan Intelektual(Pusat Inovasi LIPI)

• 2019 – sekarang (PPII LIPI)

• Kepala Sub Bidang Fasilitasi KI

• Kepala Bidang Manajemen KI

• Analis Kebijakan Madya

• Pengajar Diklat/Fasilitator/Pemateri KI pada Pusbindiklat LIPI, Universitas, Kementrian, Lembaga Litbang, Industri

harini.yaniar@gmail.com

Valuasi Paten

Alih Teknologi

Diskusi

Outline

Technology Transfer

Research & Development

Invention

Technology Evaluation

IP Protection

Marketing

Licensing

Product Development

Public Use and

Economic Growth

Technology

Transfer

Lifecycle

www.autm.net

Analisa beban/investasi

Produktivitastinggi?

Harga Bahanbaku?

Negosiasi– Skema Lisensi

LISENSIBerapa Nilai Valuasinya?

Apa itu Valuasi KI?

Valuasi KI merupakan proses identifikasi

dan pengukuran keuntungan dan resiko

dari suatu intangible asset.

Valuasi KI didasarkan pada asumsi

terhadap nilai ekonominya di masa depan

Valuasi digunakan sebagai pertimbangan

pengambilan keputusan

Pemegang KI

Technology Transfer /

Licensing Office

Appraisal/ Penilai→

Jaminan Fidusia

MengapaperluValuasi KI?

•Dasar Pengambilan Keputusan

•Menentukan Alokasi Modal

•Penentuan Profit Sharing

Perencanaan Strategis

•Menyajikan Laporan Aset dan Keuangan

Laporan Keuangan

•Dasar negosiasi dalam penjualan

•Lisensi

Komersialisasi

•Untuk mendapatkan pembiayaan, jaminan, likuidasi, merger, spin-off atau kebangkrutan

Restrukturisasi Ekuitas/ Financing

•Untuk menilai klaim kerusakan dalam sengketa, pelanggaran atau pelanggaran hak, dan untuk kuantifikasi kerusakan

Kerusakan/Pelanggaran

Bagaimana melakukan Valuasi KI?

Metode Valuasi

Cost Based Approach

• Pendekatan ini memberikan indikasinilai denganmenghitung biayapenggantian ataureproduksi saat ini darisuatu aset dan dikurangi kerusakanfisik dan atau semuabentuk lain yang relevan dari keusangan.

Income Based Approach

• Nilai suatu paten dapatdiperkirakan melaluiperhitungankemungkinan manfaatyang akan diperoleh(future anticipated revenue) bila paten tersebut dipakai pihaklain

Market Based Approach

• Nilai paten dapatditetapkan berdasarkannilai pasar dariteknologi terkandung, dengan cara melihatnilai dari teknologi lain yang sama atau sejenisyang telah ada dantelah dipakai di industri.

Metode Berbasis Biaya (Cost Based)

• Turner(2000), perhitungan dengan pendekatan biaya historis merupakan biaya aktual yang terjadi dalam membuat dan mengembangkan suatu KI, yang mudah digunakan untuk menghitung aset KI pada tahap penelitian dan pengembangan.

• Kaldos (2014), Biaya pengembangan aset KI dianggap setara dengan nilai aset tersebut. Biaya historis yang dikeluarkan oleh pemilik KI untuk mengembangkan aset IP sama dengan harga aset saat ini.

• Penetapan nilai ini berbasis output penelitian. Parameter output penelitian yang diukur adalah Paten, Karya Tulis Ilmiah dan Prototipe (Khusus di LIPI)

Pengaturan Valuasi Paten di Pemerintahan

Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

No. 35 Tahun 2019

Pedoman Penghitungan Nilai Dan Penatausahaan Aset Tak Berwujud

Berupa Paten Di Lembaga Penelitian Dan Pengembangan, Dan Perguruan Tinggi

Metode Penghitungan Berbasis Biaya

1. Harga perolehan yang berasal dari biaya Penelitian dan/atau

Pengembangan;

2. Distribusi biaya masukan terhadap bobot keluaran kegiatan Penelitian

dan/atau Pengembangan ditambah biaya proses perolehan Paten;

3. Distribusi biaya masukan terhadap keluaran kegiatan Penelitian dan/atau

Pengembangan; atau

4. Biaya proses perolehan Paten.

Syarat Penggunaan Metode Penghitunganberdasarkan Peraturan Menteri

•digunakan jika Unit Kerja Penghasil Paten dapat mengidentifikasi secaraakurat biaya Penelitian dan/atau Pengembangan

Harga perolehan yang berasal dari biayaPenelitian dan/atau Pengembangan

•digunakan jika pendanaan Penelitian dan Pengembangan dan proses perolehan Paten berasal dari pemerintah

Distribusi biaya masukan terhadap bobot keluaran kegiatan Penelitian dan/atau

Pengembangan ditambah biaya proses perolehan Paten

•pendanaan Penelitian dan Pengembangan berasal dari pemerintah

•biaya proses perolehan Paten berasal dari sumber lainDistribusi biaya masukan terhadap keluarankegiatan Penelitian dan/atau Pengembangan

•pendanaan Penelitian dan Pengembangan bukan berasal dari pemerintah

•biaya proses perolehan Paten berasal dari pemerintahBiaya proses perolehan Paten

Perjalanan Valuasi Paten LIPI

PERKA NOMOR 9 TAHUN 20172017

Bagaimana jika hargaperolehan tidak

tertelusur

Penghitungan Aset Paten dengan Realisasi Pagu

Permenristedikti telah

menetapkan Nilai KUM yang

digunakan dalam penghitungan

Paten menggunakan cara ini

Metode Penghitungan Nilai Paten LIPI

Metode Berbasis Pasar

Metode Berbasis Pendapatan

Metode Berbasis PendapatanYang dilakukan oleh LIPI

Kuantitatif Data

•Material, alat/mesin, SDM

•Data keuangan

Analisis Kuantitatif

•Discounted Cash Flow/ Income based approach

Harga Lisensi (Fee License)

Kualitatif Data

•Faktor Eksternal

•Lingkungan Bisnis

Analisis Kualitatif

•Analisis Porter’s 5 Force

•Analisis PESTLE

Nilai Royalti Nilai yang layak

Analisis Kualitatif Menggunakan Pestle

Contoh Pada Invensi Papan

Komposit Organik pada Media Tanam

Taman Vertikal

Analisis Kualitatif Menggunakan Porter’s 5 Forces

Contoh Analisis Porter’s Five Forces pada Invensi papan komposit organic untuk media tanam taman vertikal

Penentuan Nilai Royalti

Penghitungan Arus

Kas Terdiskonto

Arus Kas Terdiskonto atau Discounted Cash Flow (DCF) adalah teknik pembuatan

model keuangan yang didasarkan pada asumsi mengenai prospek pendapatan dan

biaya atas suatu properti atau usaha.

Penentuan Nilai Lisensi

Alih Teknologi

UU No. 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional IPTEK

Pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi antar lembaga, badan, atau orang,

baik yang berada dalam lingkungan dalam negeri maupun yang

berasal dari luar negeri ke dalam negeri atau sebaliknya.

Menurut UU No. 11 Tahun 2019, Alih Teknologi

dilaksanakan melalui:

• Lisensi

• Kerja sama

• Pelayanan Jasa IPTEK

• Pelaksanaan Alih Teknologi yang dilakukan dengan

tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan

ketentuan peraturan dan perundang-undangan

Tujuan dari Alih Teknologi

Social & Enviromental Return

• Meningkatkan produktifitas & kesejahteraan (wealth creation)stakeholder

• Memperbaiki kerusakan lingkungan

• Meningkatkan daya saing UKM / Startup

• Mengurangi impor

Economic Return (Commercial)

• Memperoleh manfaat ekonomi dari hasil R&D (untuk lembaga riset,

inventor, dan negara).

• Agar perusahaan pelisensi dapat mengeksploitasi dan

mengkomersialkan invensi untuk mendapatkan manfaat ekonomi.

• Meningkatkan daya saing perusahaan pelisensi.

Social Returns / Impacts

Diseminasi

Penyebarluasan hasil R&D tanpa mengarapkan

manfaat

Ekonomi secara langsung dari stakeholder

Open Patent/IP

Membebaskan siapa saja untuk dapat

menggunakan Patent dan Hak Kekayaan

Intelektual tanpa mengharapkan imbal hasil.

Economic Returns (Commercial)

• Lisensi: pemberian hak kepada perusahaan

pelisensi untuk mengeksploitasi hasil R&D secara

komersial dengan imbalan dan metode yang

disepakati.

• Layanan Jasa Iptek: layanan berbayar untuk

stakeholder

• Spin Off: unit / bagian dari institusi yang menjadi

entitas bisnis yang independen.

• Inkubasi Teknologi: penumbuhan startup /

perusahaan dengan tapping teknologi dan insentif

pendanaan.

Technology Transfer Office

Pusat Pemanfaatan

dan Inovasi Iptek- LIPI

Research Result

IP Protection IncubationCommercializat

ion

Proses Lisensi

Evaluasi Kerjasama

LIsensi

Pengelolaan Pembayaran dan Imbalan

Lisensi/Royalti

Kontrak Lisensi

NegosiasiValuasi Nilai

Lisensi/Royalti

LISENSI

Lisensi adalah izin yang

diberikan oleh Pemegang KI,

baik yang bersifat eksklusif

maupun noneksklusif, kepada

penerima lisensi berdasarkan

perjanjian tertulis untuk

menggunakan KI yang masih

dilindungi dalam jangka waktu

dan syarat tertentu.

➢ Perjanjian lisensi ekslusif merupakan perjanjian

yang hanya diberikan kepada satu penerima

lisensi dan/atau dalam wilayah tertentu.

➢ Perjanjian lisensi non-eksklusif merupakan

perjanjian yang dapat diberikan kepada beberapa

pene

• Business Meeting: bertemu dengan perusahaan

swasta calon pelisensi potensial.

• Pameran/Ekspose Teknologi: menyelenggarakan

dan berpartisipasi dalam kegiatan pameran/

ekspose teknologi

• Aktivitas Online: website dan social media

content

Bagaimana mencari mitra/calon penerima lisensi?

Calon penerima

lisensiPPII

Puslit/satker

- Valuasi nilai lisensi

dan royalty

- Penyiapan

perjanjian lisensi

Diskusi dan

negosiasi

Inventor

Penandatanganan

Perjanjian lisensi

Penagihan

lisensi/royalti

Pengelolaan lisensi

dan royalty melalui

DIPA PNBP

Rekening PNBPMonitoring dan

evaluasi

Proses alih

teknologi

ALUR PROSES TRANSFER TEKNOLOGI

MELALUI LISENSI - LIPI

Peluang Proses Paten

PemeliharaanSertifikat (Granted)

Pemeriksaan Substantif

PublikasiPendaftaran

18 Bulan6 Bulan

6 Bulan6 Bulan

Bebas biaya pemeliharaan 5 tahun pertama(litbang pemerintah, Lembaga Pendidikan,

umkm)

Skema Normal Tanpa Percepatan

Skema dengan Percepatan & Mediasi

Dasar Hukum dan kriteria Pengelolaan Lisensi/Royalti

Dasar Hukum:

1) Peraturan Menteri Keuangan RI No. 72/PMK.02/2015 tentang Imbalan Yang Berasal Dari Penerimaan Negara Bukan Pajak Royalti Paten Kepada Inventor.

2) Peraturan Menteri Keuangan RI No.6/PMK.02/2016 Pedoman PemberianImbalan Yang Berasal Dari Royalti Hak Perlindungan Varietas Tanaman KepadaPemulia Tanaman Dalam Rangka Penggunaan Sebagian Dana PenerimaanNegara Bukan Pajak

3) Peraturan Kepala LIPI No. 1 tahun 2018 tentang tata Kelola dan AlihTeknologi Kekayaan Itelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Kriteria Imbalan diberikan Inventor dari sebuah Invensi:

a. Telah diatasnamakan milik negara

b. Telah dilisensikan

c. Telah menghasilkan PNBP Royalti Paten

d. Hasil PNBP Royalti Paten telah disetor ke Kas Negara

1. Imbalan berdasarkan PNBP Royalti Paten yang telah disetor ke Kas Negara

dibuktikan dengan setoran PNBP tervalidasi

2. Berdasarkan persetujuan ijin penggunaan PNBP Royalti Paten Instansi Pemerintah.

3. Berlaku untuk per 1 jenis paten selama 1 tahun anggaran

4. Berdasarkan hasil Perkalian Dasar Imbalan dengan Tarif Imbalan Tertentu dengan

lapisan sebagai berikut:

a. Lapisan 1: Nilai 0 s.d. < 100 juta inventor diberikan imbalan 40%

b. Lapisan 2: Nilai 100 juta < s.d. < 500 juta inventor diberikan imbalan 30%

c. Lapisan 3: Nilai 500 juta < s.d. < 1 miliar inventor diberikan imbalan 20%

d. Lapisan 4: Nilai 1 miliar < inventor diberikan imbalan 10%

Dasar Penghitungan Imbalan Lisensi/Royalty

1. Inventor Perorangan (single inventor) : DPI x Tarif Imbalan

2. Inventor yang terdiri dari beberapa orang:

a. Kolegial : imbalan dibagi rata

b. Inventor berjumlah s.d. 5 orang maka diatur sbb:

- Ketua : 40%

- Wakil Ketua dan atau Sekretaris : 30% (dibagi sama besar)

- Anggota : 30% (dibagi sama besar)

c. Inventor berjumlah lebih dari 5 orang maka diatur sbb:

- Ketua : 30%

- Wakil Ketua dan atau Sekretaris : 20% (dibagi sama besar)

- Anggota : 50% (dibagi sama besar)

3. Inventor dalam tahun yang sama diperkenankan menerima imbalam maksimal 5 paten

berbeda dalam 1 tahun

Pembagian Imbalan ke Inventor

Formula Penghitungan Imbalan atas PNBP Royalti Paten

I = DPI x Tarif Imbalan Tertentu

Keterangan:

I = Imbalan

DPI = Dasar Penghitungan Imbalan

Tarif Imbalan Tertentu = Lapisan Nilai sebagaimana diatur dalam ketentuan

DPI = PNBP Royalti Paten x PP (Ijin penggunaan PNBP)

Contoh Penghitungan Royalti Paten

Pada tahun 2019 LIPI melisensikan Paten XYZ kepada sebuah Perusahaan dan menghasilkanpendapatan royalti sebesar Rp 150.000.000; (Seratus lima puluh juta rupiah) yang diterimamelalui PNBP PPII – LIPI dengan ijin penggunaan sebesar 85%.

Paten tersebut beranggotakan 5 orang inventor dengan susunan sbb:

-Ketua : A

-Wakil Ketua/Sekretaris : B

-Anggota : C, D, E

Maka perhitungan pembagian ke masing-masing inventor sebagai berikut:

ContohPenghitunganRoyalti Paten

XYZ

DPI : Rp 150.000.000 x 85% = Rp 127.500.000 Tarif Imbalan:

- Lapisan 1: Rp 100.000.000 x 40% = Rp 40.000.000 - Lapisan 2: Rp 27.500.000 x 30% = Rp 8.250.000 Total Imbalan yang diberikan = Rp 48.250.000

Pembagian Imbalan ke Inventor:

Ketua 40% = Rp 19.300.000 Wakil Ketua 30% = Rp 14.475.000 Anggota 3 orang 30% = Rp 14.475.000 atau Rp 4.825.000/orang

PUSAT PEMANFAATAN DAN INOVASI IPTEK

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Jl. Raya Jakarta Bogor KM 47 Cibinong

Email : info.inovasi@mail.lipi.go.id , hki.inovasi@mail.lipi.go.id

Website: inovasi.lipi.go.id

Terima kasih

top related