struktur kristal
Post on 19-Jun-2015
1.694 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Struktur kristal terdapat dalam bentuk-bentuk yang sederhana sampai ke bentuk yang
kompleks. Secara umum biasanya struktur kristal yang sederhana dapat diwakilkan oleh
kebanyakan bahan logam, sedangkan struktur yang kompleks biasanya diwakilkan oleh
bahan-bahan polimer, keramik , dan lain lain.
Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga dimensi.
Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya
ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Walaupun tidak mudah untuk menyatakan
bagaimana atom tersusun dalam padatan, namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor
penting yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom.
Sebagian besar materi fisika zat padat adalah kristal dan elektron di dalamnya, fisika
zat padat mulai dikembangkan awal abad ke 20, mengikuti penemuan difraksi sinar-x oleh
kristal.
Secara ideal, susunan polihedra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan
terjadinya energi per satuan volume yang minimum. Keadaan tersebut dicapai jika:
1. kenetralan listrik terpenuhi,
2. ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi,
3. gaya tolak ion-ion menjadi minimal,
4. susunan atom serapat mungkin.
Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang tiga dimensi di mana
setiap titik memiliki lingkungan yang serupa. Titik dengan lingkungan yang serupa itu disebut
simpul kisi (lattice points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda,
yang disebut kisi-kisi Bravais. Jika atom-atom dalam kristal membentuk susunan teratur yang
berulang maka atom-atom dalam kristal haruslah tersusun dalam salah satu dari 14 bentuk
kisi-kisi tersebut. Perlu dicatat bahwa setiap simpul kisi bisa ditempati oleh lebih dari satu
atom, dan atom atau kelompok atom yang menempati tiap-tiap simpul kisi haruslah identik
dan memiliki orientasi sama sesuai dengan pengertian simpul kisi.
Karena kristal yang sempurna merupakan susunan atom secara teratur dalam kisi
ruang, maka susunan atom tersebut dapat dinyatakan secara lengkap dengan menyatakan
posisi atom dalam suatu kesatuan yang berulang. Kesatuan yang berulang di dalam kisi ruang
itu disebut sel unit (unit cell). Jika posisi atom dalam padatan dapat dinyatakan dalam sel unit
ini, maka sel unit itu merupakan sel unit struktur kristal. Rusuk dari suatu sel unit dalam
struktur kristal haruslah merupakan translasi kisi, yaitu vektor yang menghubungkan dua
simpul kisi. Jika sel unit disusun bersentuhan antar bidang sisi, mereka akan mengisi ruangan
1
tanpa meninggalkan ruang kosong dan membentuk kisi ruang. Satu kisi ruang yang sama
mungkin bisa dibangun dari sel unit yang berbeda; akan tetapi yang disebut sel unit dipilih
yang memiliki geometri sederhana dan mengandung hanya sejumlah kecil simpul kisi. Sel
unit dari 14 kisi Bravais diperlihatkan pada Gb.1.1
Gambar.1.1. Sel unit dari 14 kisi ruang Bravais.
Jika kita pilih tiga rusuk non-paralel pada suatu sel sedemikian rupa sehingga simpul
kisi hanya terletak pada sudut-sudut sel, sel itu disebut sel sederhana atau sel primitif. Pada
Gb.1.1. sel primitif diberi tanda huruf P. Sel primitif hanya berisi satu simpul kisi; jika kita
lakukan translasi sepanjang rusuknya, simpul kisi yang semula ada pada sel menjadi tidak lagi
berada pada sel tersebut. Sel dengan simpul kisi yang terletak pada pusat dua bidang sisi yang
paralel diberi tanda C (center); sel dengan simpul kisi di pusat setiap bidang kisi diberi tanda
F (face); sel dengan simpul kisi di pusat bagian dalam sel unit ditandai dengan huruf I. Huruf
R menunjuk pada sel primitif rhombohedral.
Sel unit yang paling sederhana adalah kubus yang semua rusuk dan sudutnya sama
yaitu, o a − a − a, α = β = γ = 90° . Ada tiga variasi pada kubus ini yaitu kubus sederhana
(primitive), face centered cubic, dan body centered cubic. Jika salah satu rusuk tidak sama
dengan dua rusuk yang lain tetapi sudut tetap sama 90°, kita dapatkan bentuk tetragonal, a − a
− c, α = β = γ = 90° ; ada dua variasi seperti terlihat pada Gb.1.1. Jika rusuk-rusuk tidak sama
tetapi sudut tetap sama 90° kita dapatkan bentuk orthorombic dengan 4 variasi. Selanjutnya
lihat Gb.1.1.
2
BAB I
JENIS-JENIS STRUKTUR KRISTAL DAN IKATAN ATOM
1.1 Jenis-jenis Struktur Kristal
Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang
homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam
industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Contoh proses
kristalisasi : pembuatan gula pasir dari jus tebu/beet, pembuatan kristal pupuk dari larutan
induknya, dll. Kristal itu sendiri merupakan susunan atom yang beraturan dan berulang, yang
bentuknya dapat berupa kubik, tetragonal, orthorombik, heksagonal, monoklin, triklin dan
trigonal. Bentuk itu nantinya, tergantung dari proses downstream ( pemurnian ) yang
dilakukan dan juga spesifikasi produk yang diharapkan pasar. Kristal merupakan susunan
atom yang teratur dan membentuk pola yang berulang.
Menurut Bravais, struktur Kristal dapat dikelompokkan menjadi 14 macam, beberapa
diantaranya sangat kompleks. Pada bahan logam hanya dikenal 3 jenis Kristal yaitu kubus
pusat badan atau body-centre cubic (bcc), kubus pusat muka atau face-centre cubic (fcc) dan
hexagonal rapat atau hexagonalclose-packed (hcp). Desain, operasional, dan properties pada
material-material logam sangat tergantung pada bidang pengolahan logam, ilmu metalurgi,
material teknik, dan ilmu rekayasa material sehingga diharuskan bagi mahasiswa yang
mengikuti kuliah ini, sudah sangat akrab dengan bidang ilmu ini. Materi pembahasan modul
metalurgi ini, tidak membahas lagi persoalan pengolahan logam dan material tetapi hanya
membahas struktur Kristal logam serta hubungan antara jari-jari atom dengan panjang sisi
kubus. Bilangan koordinasi dan factor kerapatan atom atau atomic packing factor (APF)
merupakan dua karakteristik penting dari Kristal yang akan dibahas secara lebih mendatail
pada bagian ini.
Struktur atom yang paling sederhana adalah struktur atom hidrogen; yang terdiri dari 1
(satu) inti/proton dan 1 (satu) elektron yang mengitari inti pada orbitnya. Karena elektron di
dalam atom yang normal ada pada posisi yang stabil, maka pastilah energi total elektron
tersebut dalam keadaan minimal. (Ingat bahwa jika stabil ® E <<< ) Sehingga akan timbul
pertanyaan dasar yaitu : Berapakah total energi minimal elektron-elektron tersebut diadalam
atom? Untuk mendapatkan solusinya, perlu ditinjau keadaaan energi elektron didalam atom
hidrogen sebagai suatu struktur atom yang paling sederhana tersebut. Pada kasus ini maka
dapatlah digunakan model gelombang elektromagnetik/foton. Dengan mengasumsikan bahwa
orbit atom berupa suatu lingkaran berjari-jari R, dimana elektron dianggap sebagai suatu
3
gelombang,maka didalam atom gelombang elektron tersebut berjalan pada lintasan tertutup
( lihat gambar dibawah ini ).
Jika atom kelebihan elektron maka muatanya negatif dan jika atom kekurangan
elektron maka muatanya positif. Sehingga sebuah atom yang memiliki satu lintasan saja bisa
dikatakan stabil maka jumlah elektronya 2 buah, tetapi jika sebuah atom yang memiliki lebih
dari satu lintasan maka jumlahnya harus 8 buah.
Kristal telah diklasifikasikan berdasarkan cara penyusunan partikelnya. Kristal juga
dapat diklasifikasikan dengan jenis partikel yang menyusunnya atau dengan interaksi yang
menggabungkan partikelnya (Tabel 1.2.1).
Tabel 1.2.1 berbagai jenis kristal dan ikatanya
Logam Ionik Molekular Kovalen
Li 38 LiF 246,7 Ar 1,56 C(intan) 170
Ca 42 NaCl 186,2 Xe 3,02 Si 105
Al 77 AgCl 216 Cl 4,88 SiO2 433
Fe 99 Zn 964 CO2 6,03
W 200 CH4 1,96
Nilai yang tercantum di atas adalah energi yang diperlukan untuk memecah kristal
menjadi partikel penyusunnya (atom, ion, atau molekul (dalam kkal mol-1)).
4
1.2 Ikatan Atom
Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih
memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam
tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal dari
logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit. Pada temperatur kamar, besi atau
baja memiliki bentuk struktur BCC (Body Centered Cubic). Dalam hal ini cell unit dari atom-
atom disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus
dan satu atom berada di pusat kubus. Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja memiliki
bentuk struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal ini, cell unit adalah sebuah kubus
dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan atom lainnya berada pada
pusat masing-masing dari enam keenam bidang kubus. Disamping berbentuk kubus, cell unit
lainnya dapat berupa HCP (Hexagonal Close Packed), seperti halnya pada logam seng. Dalam
hal ini atom-atom menempati kedua belas sudut, atom lain menempati dua sisi dan ketiga
atom lagi menempati tengah.
Susunan atom-atom dalam struktur kristal sangat menentukan sifat-sifat logamnya.
Logam dengan struktur kristal BCC mempunyai kerapatan atom yang lebih rendah
dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC. Perbedaan kerapatan atom itu dapat dilihat
dari jumlah bidang gesernya. Pada struktur kristal BCC, jumlah bidang gesernya lebih sedikit
dari struktur kristal FCC, sehingga kemampuan atom-atom untuk bergeser lebih sulit. Dengan
demikian, logam dengan struktur kristal BCC membutuhkan energi lebih besar untuk
mengerakkan dislokasi. Hal ini yang menyebabkan logam dengan struktur kristal BCC lebih
sulit dibentuk jika dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC yang mempunyai
kekuatan rendah tetapi memiliki keliatan yang tinggi (ductility).
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis
bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai
titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal
pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap
bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang
berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil
inversi melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih
tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat
dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals (molekelar).
5
A.1 Ikatan logam
Kisi kristal logam terdiri atas atom logam yang terikat dengan ikatan logam. Elektron
valensi dalam atom logam mudah dikeluarkan (karena energi ionisasinya yang kecil)
menghasilkan kation. Bila dua atom logam saling mendekat, orbital atom terluarnya akan
tumpang tindih membentuk orbital molekul. Bila atom ketiga mendekati kedua atom tersebut,
interaksi antar orbitalnya terjadi dan orbital molekul baru terbentuk. Jadi, sejumlah besar
orbital molekul akan terbentuk oleh sejumlah besar atom logam, dan orbital molekul yang
dihasilkan akan tersebar di tiga dimensi.
Karena orbital atom bertumpang tindih berulang-ulang, elektron-elektron di kulit
terluar setiap atom akan dipengaruhi oleh banyak atom lain. Elektron semacam ini tidak harus
dimiliki oleh atom tertentu, tetapi akan bergerak bebas dalam kisi yang dibentuk oleh atom-
atom ini. Jadi, elektron-elektron ini disebut dengan elektron bebas. Sifat-sifat logam yang
bemanfaat seperti ke dapat tempaannya, hantaran listrik dan panas serta kilap logam dapat
dihubungkan dengan sifat ikatan logam. Misalnya, logam dapat mempertahankan strukturnya
bahkan bila ada deformasi. Hal ini karena ada interaksi yang kuat di berbagai arah antara
atom (ion) dan elektron bebas di sekitarnya (Gambar 1.2).
Gambar 1.2 Deformasi sruktur logam.
A.2 Ikatan Ionik
Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik antara ion
bermuatan positif dan negatif. Kristal ionik biasanya memiliki titik leleh tinggo dan hantaran
listrik yang rendah. Namun, dalam larutan atau dalam lelehannya, kristal ionik terdisosiasi
menjadi ion-ion yang memiliki hantaran listrik. Biasanya diasumsikan bahwa terbentuk ikatan
6
antara kation dan anion. Dalam kristal ion natrium khlorida, ion natrium dan khlorida diikat
oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus,
dan akibatnya, ion natrium akan berinteraksi dengan semua ion khlorida dalam kristal,
walaupun intensitas interaksi beragam. Demikian juga, ion khlorida akan berinteraksi dengan
semua ion natrium dalam kristal. Susunan ion dalam kristal ion yang paling stabil adalah
susunan dengan jumlah kontak antara partikel bermuatan berlawanan terbesar, atau dengan
kata lain, bilangan koordinasinya terbesar. Namun, ukuran kation berbeda dengan ukuran
anion, dan akibatnya, ada kecenderungan anion yang lebih besar akan tersusun terjejal, dan
kation yang lebih kecil akan berada di celah antar anion.
Dalam kasus natrium khlorida, anion khlorida (jari-jari 0,181 nm) akan membentuk
susunan kisi berpusat muka dengan jarak antar atom yang agak panjang sehingga kation
natrium yang lebih kecil (0,098 nm) dapat dengan mudah diakomodasi dalam ruangannya
(Gambar 1.3.(a)). Setiap ion natrium dikelilingi oleh enam ion khlorida (bilangan koordinasi
= 6). Demikian juga, setiap ion khlorida dikelilingi oleh enam ion natrium (bilangan
koordinasi = 6) (Gambar 1.3(b)). Jadi, dicapai koordinasi 6:6.
Gambar 1.3 Struktur kristal natrium khlorida Masing-masing ion dikelilingi oleh enam ion
yang muatannya berlawanan. Struktur ini bukan struktur terjejal.
Dalam cesium khlorida, ion cesium yang lebih besar (0,168nm) dari ion natrium
dikelilingi oleh 8 ion khlorida membentuk koordinasi 8:8. Ion cesium maupun khlorida seolah
secara independen membentuk kisi kubus sederhana, dan satu ion cesium terletak di pusat
kubus yang dibentuk oleh 8 ion khlorida (Gambar 1.4).
7
Gambar 1.4 Struktur kristal cesium khlorida.Setiap ion dikelilingi oleh delapan ion dengan
muatan yang berlawanan. Struktur ini juga bukan struktur terjejal.
Jelas bahwa struktur kristal garam bergantung pada rasio ukuran kation dan anion.
Bila rasio (jari-jari kation)/(jari-jari anion) (rC/rA) lebih kecil dari nilai rasio di natrium
khlorida, bilangan koordinasinya akan lebih kecil dari enam. Dalam zink sulfida, ion zink
dikelilingi hanya oleh empat ion sulfida.
Contoh : ZnS, CsCl, CsBr, CsI.
A.3 Ikatan Molekular
Kristal dengan molekul terikat oleh gaya antarmolekul semacam gaya van der Waals
disebut dengan kristal molekul. Kristal yang didiskusikan selama ini tersusun atas suatu jenis
ikatan kimia antara atom atau ion. Namun, kristal dapat terbentuk, tanpa bantuan ikatan, tetapi
dengan interaksi lemah antar molekulnya. Bahkan gas mulia mengkristal pada temperatur
sangat rendah. Argon mengkristal dengan gaya van der Waaks, dan titik lelehnya -189,2°C.
Padatan argon berstruktur kubus terjejal. Molekul diatomik semacam iodin tidak dapat
dianggap berbentuk bola. Walaupun tersusun teratur di kristal, arah molekulnya bergantian
(Gambar 1.5). Namun, karena strukturnya yang sederhana, permukaan kristalnya teratur. Ini
alasannya mengapa kristal iodin memiliki kilap.
Gambar 1.5 Struktur kristal iodin.Strukturnya berupa kisi ortorombik berpusat muka. Molekul di pusat setiap muka ditandai dengan warna lebih gelap.
8
A.4 Ikatan Kovalen.
Banyak kristal memiliki struktur mirip molekul-raksasa atau mirip polimer. Dalam
kristal seperti ini semua atom penyusunnya (tidak harus satu jenis) secara berulang saling
terikat dengan ikatan kovelen sedemikian sehingga gugusan yang dihasilkan nampak dengan
mata telanjang. Intan adalah contoh khas jenis kristal seperti ini, dan kekerasannya berasal
dari jaringan kuat yang terbentuk oleh ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida sp3
(Gambar 1.6). Intan stabil sampai 3500°C, dan pada temperatur ini atau di atasnya intan akan
menyublim. Kristal semacam silikon karbida (SiC)n atau boron nitrida (BN)n memiliki
struktur yang mirip dengan intan. Contoh yang sangat terkenal juga adalah silikon dioksida
(kuarsa; SiO2) (Gambar 1.7). Silikon adalah tetravalen, seperti karbon, dan mengikat empat
atom oksigen membentuk tetrahedron. Setiap atom oksigen terikat pada atom silikon lain.
Titik leleh kuarsa adalah 1700 °C.
Gambar 1.6 Struktur kristal intan Sudut ∠C-C-C adalah sudut tetrahedral, dan setiap atom
karbon dikelilingi oleh empat atom karbon lain.
Gambar 1.7 Struktur kristal silikon dioksida Bila atom oksigen diabaikan, atom silikon akan
membentuk struktur mirip intan. Atom oksigen berada di antara atom-atom silikon.
9
A.5 Ikatan Cair
Kristal memiliki titik leleh yang tetap, dengan kata laun, kristal akan mempertahankan
temperatur dari awal hingga akhir proses pelelehan. Sebaliknya, titik leleh zat amorf berada di
nilai temperatur yang lebar, dan temperatur selama proses pelelehan akan bervariasi. Terdapat
beberapa padatan yang berubah menjadi fasa cairan buram pada temperatur tetap tertentu
yang disebut temperatur transisi sebelum zat tersebut akhirnya meleleh. Fasa cair ini memiliki
sifat khas cairan seperti fluiditas dan tegangan permukaan. Namun, dalam fasa cair, molekul-
molekul pada derajat tertentu mempertahankan susunan teratur dan sifat optik cairan ini agak
dekat dengan sifat optik kristal. Material seperti ini disebut dengan kristal cair. Molekul yang
dapat menjadi kristal cair memiliki fitur struktur umum, yakni molekul-molekul ini memiliki
satuan struktural planar semacam cincin benzen. Di Gambar 1.8, ditunjukkan beberapa contoh
kristal cair.
Gambar 1.8 Beberapa contoh kristal cair Dalam kristal-kristal cair ini, dua cincin benzen
membentuk rangka planar.
Terdapat tiga jenis kristal cair: smektik, nematik, dan kholesterik. Hubungan struktural antara
kristal padat-smektik, nematik dan kholesterik secara skematik ditunjukkan di Gambar 1.9
Kristal cair digunakan secara luas untuk tujuan praktis semacam layar TV atau jam tangan.
Gambar 1.9 Keteraturan dalam kristal cair.
Keteraturan adalm kristal adalah tiga dimensi.
Dalam kristal cair smektik dapat dikatakan
keteraturannya di dua dimensi, dan dinematik
satu dimensi. T adalah temperatur transisi.
10
BAB II
KRISATALOGRAFI
2.1 Pengertian
Kristalografi adalah alat yang sering digunakan oleh para ilmuwan material. Dalam
kristal tunggal, efek dari susunan kristal atom seringkali mudah untuk melihat makroskopik,
karena bentuk alami dari kristal mencerminkan struktur atom. Selain itu, sifat fisik sering
dikontrol oleh cacat kristal. Pemahaman struktur kristal merupakan prasyarat penting untuk
memahami cacat kristalografi. Sebagian besar, bahan tidak terjadi dalam bentuk kristal,
namun poli-kristal tunggal, sehingga metode difraksi bubuk memainkan peran paling penting
dalam penentuan struktur.
Kristalografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam
(internal) dan sifat-sifat fisik lainnya.
• Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal
yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang
membatasinya.
• Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping
mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga
mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya
yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari
kristal yang terbentuk kemudian.
• Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga
menghitung parameter dan parameter rasio.
• Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar
kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-
bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.
Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai
pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi, suatu kristal adalah suatu
padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi
sinar X. Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai
susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal
yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang
11
datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang
saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak
maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah
kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat
kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
A.1 Kimia Kristal
Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana terjadi
penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan dihasilkan dengan
penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah. Kristalografi dapat diartikan sebagai
cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang mempelajari bentuk luar kristal serta cara
penggambarannya.
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa sifat-
sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung
kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan
antar atom-atom penyusun kristal / mineral.
A.2 Komposisi kimia kerak bumi
a. Kerak
b. Mantel, dan
c. Isi bumi
Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah kerak
samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan mantel dikenal dengan
Mohorovicic discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografi
sinar X telah mengembangkan pengertian kita tentang hubungan antara kimia dan struktur.
Tujuannya adalah:
Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari suatu
jenis kristal.
Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi
struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur dan tekanan.
Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua macam
ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.
a. Isomorfisme
Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta
keamanan dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.12
b. Polimorfisme
Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu macam
kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic sebagai
morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur kristal
tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga oleh
unsur dari susunan atom yang dibangaun kristal.
c. Pseudomorfisme
Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan kimianya
proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme. Pseudomorfisme ini terbagi
menjadi dua yaitu :
1.Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan sistem dari
pada kristalografinya.
2.Unsur lama diganti unsur baru. Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak
stabil dalam lingkungan yang baru.
A.3 Daya Ikat dalam Kristal
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah
bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengansifat-sifat fisik dan
kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan
koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat. Secara umum,
ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi dan koefisien
ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4
macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals.
13
a
[110]
BAB III
LINEAR DAN PLANAR DENSITY
3.1 Kepadatan linear dan planar
Kepadatan linear dan planar adalah satu-dan dua-dimensi analog merupakan faktor
kemasan atom.
3.2 Pengertian Linear Density
Linear density merupakan kesetaraan directional yang berhubungan dengan kepadatan
linear atom dalam arti bahwa arah setara memiliki kerapatan linier identik. Vektor arah yang
diposisikan sehingga melewati pusat atom. Fraksi dari panjang garis berpotongan dengan
atom-atom adalah sama dengan kerapatan linear.
Linear density dari atom LD= nomer dari atom
Satuan panjang vektor arah
Keterangan: linier kepadatan AL pada arah 110
a= 0,45 mm
# Atom
Diolah dari
Gambar. 3.1 (a),
Callister & Rethwisch 8e.
D = M/V
= MW/A X N
A X a2
D= density (g/cm3)
M= massa (g)
V=volume (cm3)
MW=molecular weight (g/g mole)
N=atoms per unit cell
A= lattice parameter (cm)
A=avagadros number (6.02 x 1023 atom s/g mole )
14
3.3 Pengertian Kepadatan Planar
Planar Kepadatan: Bidang kristalografi yang setara memiliki kepadatan planar yang
sama atom. Pada bidang tujuan diposisikan sehingga melewati pusat atom.
Kerapatan planar adalah bagian dari bidang kristalografi total area yang ditempati oleh atom.
Sebaran densitas secara vertikal ditentukan oleh proses percampuran dan
pengangkatan massa air. Penyebab utama dari proses tersebut adalah tiupan angin yang kuat.
Lukas and Lindstrom (1991), mengatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 % terlihat
adanya hubungan yang positif antara densitas dan suhu dengan kecepatan angin, dimana ada
kecenderungan meningkatnya kedalaman lapisan tercampur akibat tiupan angin yang sangat
kuat. Secara umum densitas meningkat dengan meningkatnya salinitas, tekanan atau
kedalaman, dan menurunnya suhu.
15
top related