plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · menyediakan waktunya untuk berpartisipasi...
Post on 23-May-2019
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KORELASI DETERMINAN TES RORSCHACH
DENGAN ATTACHMENT ORANG DEWASA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Veronika Virly Yuriken
099114088
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KORELASI DETERMINAN TES RORSCHACH
DENGAN ATTACHMENT ORANG DEWASA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Veronika Virly Yuriken
099114088
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
l i m i t l e s s
e x p e c t l e s s
j u s t l e t i t b e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Simply Dedicated to
Mother of Earth
Beb& Cantik
The Dearest Best FriendS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KORELASI DETERMINAN TES RORSCHACH
DENGAN ATTACHMENT ORANG DEWASA
Veronika Virly Yuriken
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara determinan-determinan Tes
Rorschach (dengan teknik Klopfer) dengan dimensi pada attachment pada orang dewasa. Subyek
penelitian ini adalah 44 orang dewasa dengan usia 19-33 tahun (21 pria & 23 wanita). Penelitian
ini menggunakan self-report measurement PAM (Psychosis Attachment Measure) yang
diterjemahkan ke Bahasa Indonesia (anxiety α =.762; avoidance α = .554). Subyek mengisi skala
16-aitem PAM versi Bahasa Indonesia dan di tes menggunakan Tes Rorschach secara individu.
Dari penelitian ini daitemukan bahwa dimensi anxiety attachment memiliki arah korelasi baik
positif maupun negatif dengan determinan Tes Rorschach meskipun tidak secara signifikan.
Dimensi avoidance attachment memiliki korelasi positif dengan determinan achromatic color dan
pure color secara signifikan. Peneliti mengemukakan tambahan bagi teori attachment untuk
dimensi axiety attachment dikatakan adanya ambang batas yang rendah terhadap stress dan
ketidakberdayaan menghadapi tekanan dari luar. Dimensi avoidance attachment dikatakan
berkaitan dengan sifat assertive dan kondisi tidak responsif terhadap lingkungan, serta adanya
kontrol emosi yang kurang baik sehingga menyebabkan ledakan-ledakan emosi.
Kata kunci : attachment, dewasa, Rorschach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION OF RORSCHACH DETERMINANT
WITH ADULT ATTACHMENT
Veronika Virly Yuriken
ABSTRACT
The aim of this research is to find out an association between Rorschach determinant
(Klopfer’s technique) with dimensions of adult attachment. The subject of the research are 44
adult between 19 – 33 years old (21 men and 23 women). This research used self-report PAM
(Psychosis Attachment Measure) which translated into Bahasa Indonesia (anxiety α =.762;
avoidance α = .554). Subjects completed 16-items translated PAM and tested with Rorschach
individualy. In this research found that dimension of anxiety attachment was tend to have possitive
correlation and negative correlation with Rorschach determinants, but not significant. Dimension
of avoidance attachment was significantly associated with achromatic color determinant and pure
color determinant. These findings could give additional description for attachment theory. Anxiety
attachment described as a low stress tolerance and feeling of helplessness to face enviromental
forces. Avoidance attachment described as a tendency of assertiveness, unresponsiveness to
environments and lack of emotional control that leads to explosive emotional behaviour.
Keyword: attachment, adult, Rorschach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk memberikan sesuatu bagi
ilmu pengetahuan. Berkat Yang Maha Kuasa menjadi kekuatan bagi penulis
selama proses penyusunan skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Psikologi di Universitas Sanata Dharma. Berkat-Nya turun melalui tangan-tangan
orang di sekitar penulis. Dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Yang Maha Kuasa, atas segala penyertaan serta keajaiban-keajaiban kecil
yang banyak sekali.
2. Alm. Dr. Ch. Siwi Handayani, M.Si. yang pernah menjabat sebagai dekan
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Beliau menjadi inspirasi bagi
penulis.
3. Victorius Didik Suryo Hartoko, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang
membantu proses pengerjaan skripsi dari awal hingga akhir.
4. Dr. Tjipto Susana, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik.
5. Mas Muji & Mas Doni, selaku karyawan Laboratorium Psikologi serta
teman-teman asisten Laboratorium Psikologi yang dengan sangat baik
membantu proses pengambilan data, terutama saat pengetesan Rorschach,
yang berusaha menyisipkan jadwal pengetesan dan peminjaman alat juga
ruangan untuk penelitian ini.
6. Segenap Dosen dan Karyawan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Si Beb & Cantik yang selalu mendukung saya entah sekuat apa mereka
berdoa dan bekerja keras untuk kelancaran studi saya.
8. Para sahabat, Ita Banana, Boni Dolphina, Riri, yang selalu ada, menjadi
semangat yang sangat hidup dan nyata. Agung, Centus, Ajeng, Vanida, Veta,
Asela, Dunde, yang tidak pernah bosan memberi semangat.
9. Cik Anne, selaku interrater dalam penelitian ini. Terima kasih banyak atas
waktu dan usahanya. Maria Wulandari, Erda Kurniawan, Sr. Lucy, Widiana,
selaku penerjemah skala.
10. Para subyek, baik yang berpartisipasi dalam uji coba skala maupun yang
menyediakan waktunya untuk berpartisipasi sebagai testee. Penelitian ini
tidak akan terwujud tanpa bantuan kalian.
11. Teman-teman Psikologi Universitas Sanata Dharma ’09, atas kebersamaan
dan keunikan kalian.
12. Semua tarian di sela-sela proses pengerjaan skripsi.
13. Pantai-pantai sebagai pelarian dan pemberi kesegaran pikiran. Gunung-
gunung sebagai penguat motivasi dan sebagi guru atas kerja keras dan
ketekunan.
14. Ajel, yang memaksa skripsi dan studi ini untuk selesai.
15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah mengisi
ulang semangat dan secara tidak langsung berperan dalam penelitian ini.
Peneliti terbuka akan saran dan kritik dari pembaca dengan harapan
peneliti bisa memperbaiki kekurangan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, masyarakat dan demi kemuliaan Tuhan yang
lebih besar.
Yogyakarta, 16 Januari 2014
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.. ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
1. Bagi Ilmu Pengetahuan ................................................................. 8
2. Bagi Subyek Penelitian ................................................................. 8
3. Bagi Peneliti .................................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10
A. Attachment .......................................................................................... 10
1. Sejarah Teori Attachment ............................................................. 10
2. Proses Mental Pembentukan Attachment ..................................... 11
3. Anxiety & Avoidance Attachment ................................................. 14
4. Pengukuran Attachment................................................................ 16
B. Tes Rorschach .................................................................................... 17
1. Definisi ......................................................................................... 17
2. Determinan Tes Rorschach .......................................................... 18
a. Respon Form (F) ................................................................... 20
b. Respon Movement .................................................................. 21
c. Respon Color.......................................................................... 25
d. Respon Shading ...................................................................... 31
3. Proporsi Kuantitatif ...................................................................... 36
a. Proporsi yang Berkaitan dengan Inner Resource dan Impulse
Life .......................................................................................... 37
b. Proporsi yang Terkait dengan Organisasi Kebutuhan Afeksi 39
c. Proporsi Berkaitan dengan Reaktivitas Emosi Terhadap
Lingkungan............................................................................. 42
C. Hipotesis ............................................................................................. 42
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 44
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 44
B. Subyek Penelitian ................................................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
C. Definisi Operasional Penelitian ........................................................... 45
1. Tes Rorschach ............................................................................... 45
2. PAM (Psychosis Attachment Measure .......................................... 46
3. Variabel Penelitian ........................................................................ 47
4. Prosedur Penelitian ........................................................................ 49
5. Analisis Statistik ............................................................................ 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 52
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 52
1. Uji Asumsi ..................................................................................... 52
a. Uji Normalitas ......................................................................... 52
b. Uji Linearitas ........................................................................... 52
2. Uji Hipotesis .................................................................................. 53
a. Korelasi dengan Skor Tunggal Determinan Tes Rorschach ... 53
i. Dimensi Anxiety Attachment.............................................. 54
ii. Dimensi Avoidance Attachment ......................................... 55
b. Korelasi dengan Skor Prorporsi Determinan Tes Rorschach .. 57
B. Pembahasan ......................................................................................... 60
1. Dimensi Anxiety Attachment ......................................................... 60
2. Dimensi Avoidance Attachment .................................................... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 67
A. Kesimpulan .......................................................................................... 67
B. Saran .................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
LAMPIRAN .......................................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. PAM Versi Bahasa Indonesia .............................................................. 48
Tabel 2. Uji Normalitas ...................................................................................... 52
Tabel 3. Statistik Deskripsi ................................................................................ 54
Tabel 4. Korelasi Dimensi Attachment dengan Skor Tunggal Determinan Tes
Rorschach ............................................................................................. 56
Tabel 5. Korelasi Dimensi Attachment dengan Skor Proporsi Determinan Tes
Rorschach ............................................................................................. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. PAM Bahasa Inggris...................................................................... 71
Lampiran 2. PAM Bahasa Indonesia ................................................................. 74
Lampiran 3. Pengantar Kuisioner PAM ............................................................. 77
Lampiran 4. Lembar Inkuiri Tes Rorschach ...................................................... 79
Lampiran 5. Scatter Plots................................................................................... 84
Lampiran 6. Linearitas Data............................................................................... 95
Lampiran 7. Tabel Z-Score ................................................................................ 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa penelitian yang terkait dengan attachment pada orang
dewasa cenderung melihat dalam bentuk hubungan percintaan. Pada
kenyataanya, manusia memiliki banyak relasi yang cukup dekat di luar relasi
percintaan. Pola attachment seseorang mempengaruhi setiap relasi
interpersonal dan bagaimana ia melihat dunia. Dalam penelitian Hill et al
(2011), dikemukakan bahwa orang dengan disfungsi hubungan percintaan
juga mengalami disfungsi dalam hubungan sosial lainnya, seperti hubungan
pertemanan (Hill, Harrington, Fudge, Rutter, & Pickles, 1989). Maka
pengukuran attachment secara umum dirasa penting dengan tujuan
mengetahui pola attachment dengan asumsi dapat memprediksi dan memberi
gambaran mengenai bagaimana pola attachment seseorang.
Teori attachment mengemukakan bahwa manusia memiliki kebutuhan
universal akan ikatan afeksi yang dekat. Attachment mulai dibentuk sejak
bayi dan tumbuh atas dasar hubungan antara bayi atau anak dengan orang tua
terutama peran ibu. Menurut Bowlby, bayi dan anak kecil perlu
mengembangkan ketergantungan yang aman terhadap orang tua sebelum
berusaha menghadapi situasi yang tidak familiar. Bowlby juga
mengemukakan bahwa untuk tumbuh besar secara sehat mental, bayi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
anak kecil sebaiknya mengalami hubungan yang hangat, intim dan terus-
menerus dengan ibu mereka atau peran ibu pengganti yang mana keduanya
menikmati dan mendapatkan kepuasan. (Bowlby, 1951, p. 13).
Pola attachment seseorang cenderung stabil dari masa ke masa
(Snyder, Lopez, & Pedrotty, 2011). Kestabilan dan kontinyuitas pola
attachment dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, terutama lingkup keluarga
(Feeney, 1996). Ketika sudah dewasa, seseorang bisa ambil bagian menjadi
lingkungan bagi anak dan menjadi orang tua atau pengasuh. Maka dari itu,
pengukuran untuk mengetahui pola attachment pada orang dewasa dirasa
penting. Selain attachment mempengaruhi pola hubungan seseorang, pola
attachment seseorang juga mempengaruhi pembentukan attachment pada
anak atau bayi yang diasuh.
Peneliti melakukan upaya-upaya untuk mengukur pola attachment
pada orang dewasa. Hazan & Shaver (1987) mengukur attachment pada orang
dewasa dengan Forced-Choice Measure of Attachment Style. Alat ini dinilai
sangat terbatas dalam mengukur attachment (Feeney, 1996) tetapi alat ini
tergolong populer pada masanya. Pengukuran tersebut kemudian
dikembangkan oleh Levy & Davis (1988) dengan menggunakan bentuk skala
Likert dengan tiga pilihan. Pengukuran versi Levy & Davis kemudian
menjadi lebih lengkap menderkripsikan pola attachment orang dewasa
(Feeney, 1996).
Sebelumnya, George, Kaplan, & Main (1985) menyusun Adult
Attachment Interview yang menitikberatkan pada pola attachment orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dewasa terhadap anak yang diasuh. Dalam penggunaannya, peneliti harus
mengimbangi dengan Strange Situation untuk mengetahui pola attachment
anak yang dilakukan enam tahun sebelumnya (Feeney, 1996). Pengukuran ini
dirasa kurang efisien dan membutuhkan orang yang sungguh-sungguh terlatih
dan menguasai dengan baik, baik untuk administrasi maupun proses skoring.
Sejauh ini pengukuran attachment masih menggunakan metode self-
report. Sedangkan, self-report measure untuk pengukuran attachment
dianggap kurang dapat menjangkau ketidaksadaran yang sesuai dengan aspek
attachment karena self-report measure diisi dengan kesadaran penuh
(Crowell & Treboux, 1995; Hesse, 1999; Jacobvitz, Curran, & Mollen, 2002;
Berant & Mikulincer dkk, 2005). Dengan kesadaran penuh, seseorang kurang
dapat merefleksikan kondisi ketidaksadarannya. Terlebih lagi, pembentukan
attachment dimulai dari masa kecil seseorang, dimana pengalamannya
terinternalisasi tanpa disadari.
Ketidak-puasan akan alat ukur attachment dengan menggunakan self-
report menstimulasi sejumlah peneliti seperti Casella & Viglione, Berant &
Mikulincer untuk mengkaitkannya dengan alat test yang dapat menjangkau
ketidaksadaran, salah satunya dengan teknik proyektif Test Rorschach.
Peneliti memilih tes Rorschach untuk mengukur attachment karena tes
Rorschach merupakan tes proyeksi dengan asosiasi bebas yang dapat
menjangkau kondisi ketidaksadaran sehingga bisa meminimalisir kesalahan
akibat faking dari subyek. Dari konten analisis dan interpretasi yang
dirangkum oleh Klopfer lebih menunjukan aspek-aspek afeksi dan bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
seseorang merespon lingkungan. Selain itu, analisis secara kuantitatif Tes
Rorschach dengan teknik Klopfer lebih sesuai dan dibutuhkan dalam
penelitian ini terkait dengan efisinsi dan efektivitas penelitian. Keputusan
penggunaan Tes Rorschach juga didukung oleh hasil survey Musewicz dan
keterangan dari APA. Dari survey yang dilakukan oleh Musewicz dkk (2009),
Rorschach dinyatakan sebagai tes yang efektif sebagai alat ukur kepribadian.
Survey ini dilakukan pada 215 psikolog anggota SPA (Society for Personality
Assessment) dan APA (American Psychological Association) via internet.
Adanya beberapa studi dan penelitian mengenai Tes Rorschach
menstimulasi peneliti untuk meneliti Tes Rorschach, secara spesifik terhadap
determinan pada Tes Rorschach dengan pendekatan analisis kuantitatif
Klopfer. Beberapa penelitian mengenai attachment dengan Tes Rorschach
sudah pernah dilakukan. Beragamnya pendekatan analilis terhadap Tes
Rorschach membuka peluang penelitian lebih lanjut terhadap fungsi dan
kepekaan alat ini di dunia psikologi. Ketidakpuasan pengukuran attachment
menggunakan self-report juga menstimulasi peneliti untuk mencari kaitan
antara determinan Tes Rorschach dengan attachment.
Berant dan Mikulincer, dkk (2005) menemukan adanya hubungan
antara self-report anxiety attachment dengan skor Rorschach yang
mengindikasikan kesulitan terhadap regulasi emosi dan kontrol emosi, dan
persepsi diri yang relatif tidak berdaya dan tidak berharga. Penelitian ini
diujikan kepada 72 partisipan dewasa. Berant dan Mikulincer, dkk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menggunakan Rorschach dengan sistem administrasi dan skoring Exner
(2001) yaitu Exner’s Comprehensive System.
Cassella dan Viglione (2009) menemukan hubungan antara respon
Tekstur pada Tes Rorschach dengan pola attachment. Penelitian tersebut
dilaksanakan di Massachusetts dengan 40 partisipan laki-laki dan 39
partisipan perempuan. Secara spesifik, respon tekstur pada Tes Rorschach
dengan teknik Exner’s Comprehensive System berasosiasi dengan secure
attachment. Skor Tekstur = 1 berasosiasi dengan pola secure attachment, skor
Tekstur > 1 berasosiasi dengan pola preoccupied attachment, dan skor
Tekstur = 0 berasosiasi dengan aspek avoidance dan absen pola secure
attachment.
Hasil dari penelitian Berant & Mikulincer dkk (2005)
mengindikasikan self-report measure untuk attachment anxiety dan
avoidance secara koheren berhubungan dengan penanda Rorschach yang
sudah dipilih secara teoritis, dan korelasi antar konstruk tergolong lemah dan
kurang signifikan. Penelitian Berant & Mikulincer dkk melibatkan 57 subyek
wanita dan 15 laki-laki Israel dengan rentang usia 19-57 tahun. Penelitian ini
dilakukan di Israel. Self-report measure pada attachment anxiety dan
avoidance berhubungan dengan Tes Rorschach dengan teknik Exner’s
Comprehensive System, (Berant & Mikulincer dkk, 2005). Peneliti hanya
melihat hubungan attachment anxiety dan avoidance dengan penanda
Rorschach dengan metode Exner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sampai sekarang penelitian mengenai Exner’s Comprehensive System
masih berlanjut guna menetapkan validitas dan reliabilitas metode ini.
Pertimbangan etis dan praktis (American Psychology Assossiation, 1985)
masih meragukan hasil dari metode CS yang validitas dan reliabilitasnya
belum ditetapkan (Wood, Nexworski, & Stejskal, 1996). Di samping itu,
alasan peneliti menggunakan sistem yang terdahulu karena Exner sendiri
pernah menyatakan bahwa sistem ini harus digunakan secara keseluruhan
atau tidak sama sekali (Aronow, Rexnikoff, & Moreland, 1994). Maka dari
itu peneliti memutuskan untuk menggunakan teknik Klopfer.
Tes Rorschach terdiri dari determinan, content, location, popular
response dan form level. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menganalisis
kaitan attachment dengan determinan Tes Rorschach karena determinan Tes
Rorschach banyak menggambarkan aspek kebutuhan afeksi, memiliki lebih
banyak klasifikasi secara detil dan memiliki kemungkinan jumlah skor lebih
variatif dan lebih banyak dibanding dengan kategori penyusun lainnya.
Determinan dalam Tes Rorschach antara lain form, movement, shading, color.
Peneliti memilih anxiety & avoidance karena attachment bergerak
dari tinggi rendahnya tingkat anxiety & avoidance. Semakin tinggi tingkat
anxiety, avoidance, atau anxiety & avoidance, seseorang tergolong memiliki
insecure attachment. Sebaliknya, semakin rendah tingkat anxiety &
avoidance, seseorang tergolong memiliki secure attachment.
Dengan mengkaitkan determinan-determinan pada Tes Rorschach
menggunakan teknik Klopfer dengan anxiety & avoidance attachment,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
penelitian ini dapat menambah gambaran anxiety & avoidance attachment
dan memperjelas makna anxiety & avoidance attachment melalui interpretasi
dari determinan-determinan tersebut. Dalam penelitian Feeney & Noller
(1990), attachment dapat menggambarkan pola hubungan percintaan.
Maunder & Hunter mengemukakan bahwa adult attachment terbukti berguna
dalam menggambarkan perilaku menyimpang, respon stress dan dalam
pendekatan psikoterapi untuk pasien. Dan gambaran attachment yang paling
mendasar adalah gambaran Bowlby mengenai hubungan anak dengan
pengasuh primer.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti, yaitu:
1. Apakah determinan pada Tes Rorschach berhubungan dengan dimensi
anxiety attachment dan avoidance attachment?
2. Apakah determinan pada Tes Rorschach bisa merepresentasikan
attachment seseorang?
3. Bagaimana gambaran kecenderungan pola attachment seseorang dilihat
dari interpretasi Tes Rorschach dengan teknik Klopfer?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang dirumuskan di atas maka penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Memperoleh gambaran hubungan determinan pada Tes Rorschach dengan
dimensi attachment.
2. Mendapatkan deskripsi makna skor dimensi attachment skala PAM
melalui makna determinan pada Tes Rorschach yang terkait dengan
attachment.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
a. Mengembangkan dan melengkapi bentuk interpretasi Tes
Rorschach khususnya pada kategori determinan.
b. Memberi pertimbangan penggunaan Tes Rorschach khususnya
pada variabel determinan untuk mengukur attachment.
c. Menambahkan gambaran pola attachment berdasarkan hasil
interpretasi determinan Tes Rorschach.
2. Bagi subyek penelitian
a. Mengetahui kecenderungan pola attachment
b. Mengetahui gambaran kepribadian secara umum berdasarkan
skoring interpretasi determinan Tes Rorschach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Bagi peneliti
a. Mendapatkan gambaran dari hubungan attachment dengan
determinan pada Tes Rorschach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Attachment
1. Sejarah Teori Attachment
Teori attachment dirintis oleh John Bowlby. Bowlby memulai
ketertarikannya saat ia menjadi sukarelawan di sekolah untuk anak-anak
yang memiliki kesulitan untuk menyesuaikan diri. Dalam pengalamannya
itu, Bowlby berinteraksi dengan dua anak, satu yang sangat tertutup,
kurang memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga, kurang kasih
sayang, dikeluarkan dari sekolah sebelumnya, dan tidak memiliki figur ibu
yang tetap. Di sisi lain, Bowlby juga berhadapan dengan anak yang cemas
dan selalu mengikuti Bowlby kemanapun Bowlby pergi. (Ainsworth,
1974). Berangkat dari pengalaman terhadap efek dari hubungan dengan
keluarga pada masa kecil terhadap perkembangan kepribadian, Bowlby
melanjutkan karirnya sebagai psikiater anak. Penelitian pertama Bowlby
berlandaskan data dari London Child Guidance Clinic, sebagian besar
klien mengalami kurang kasih sayang. Dari penelitian terhadap 44 kasus,
Bowlby menemukan hubungan antara simptom-simptom mereka terkait
dengan sejarah kehilangan dan keterpisahan dari figur ibu. Selanjutnya,
Bowlby melanjutkan penelitian yang berfokus pada perpisahan antara anak
dan figur ibu. Menurut Bowlby, perpisahan merupakan kejadian yang
tidak dapat disangkal, efeknya terhadap anak dan hubungan orang tua dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
anak lebih mudah didokumentasikan daripada pengaruh-pengaruh yang
tidak terlihat pada hubungan dengan orang tua dan interaksi dalam
keluarga. (Bretherton, 1992)
Dalam penelitian Bowlby mengenai efek perpisahan dengan figur
ibu pada awal masa kanak-kanak terhadap perkembangan kepribadian,
melibatkan Mary Ainsworth yang nantinya berfokus pada attachment
pada orang dewasa. Ainsworth memulai ketertariknya pada attachment
dari security theory (Blatz, 1940). Ainsworth mendalami kemampuan
klinisnya dengan mengajar kelas asesmen kepribadian di University of
Toronto setelah Perang Dunia II. Untuk persiapan pengajaran itu,
Ainsworth bergabung dalam workshop yang diadakan oleh Bruno Klopfer,
ahli dalam interpretasi Tes Rorschach. Pengalaman ini membawa
Ainsworth menjadi co-penulis dari buku Rorschach Technique. (Klopfer,
Ainsworth, Klopfer & Holt, 1954).
2. Proses Mental Pembentukan Attachment
Teori attachment merupakan teori perkembangan yang
mengemukakan bahwa ada kebutuhan universal terhadap ikatan afeksi
yang dekat dan fungsi perilaku attachment tersebut sebagai mekanisme
homeostatic untuk mengelola stres di usia dewasa maupun masa kanak-
kanak (Bowlby, 1980).
Menurut Knox (2003), poin utama dari teori attachment adalah
pengalaman kumulatif yang diinternalisasi kedalam bentuk ketidaksadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
‘internal working models’ yang menuntun dugaan dan persepsi, sehingga
menjadi gambaran untuk hubungan di masa depan. Internalisasi yang
dimaksud adalah deskripsi dari konsekuensi pengalaman-pengalaman
interpersonal, tetapi juga merupakan catatan dari pemrosesan inform (F)asi
terus menerus dalam pikiran seseorang dari interaksi dua orang. Catatan
teori attachment mengenai ‘internal working models’ dan pola attachment
merupakan gambaran pemrosesan inform (F)asi dalam pikiran seseorang
mengenai pengalaman internal dan menyediakan model yang tepat untuk
pengalaman internalisasi.
Attachment style cenderung tergolong stabil dan bersifat kontinyu
sesuai dengan stabilnya mental model terhadap diri dan orang lain.
(Bowlby, 1980). Internal working model juga berkembang dan bekerja
dengan relatif stabil tergantung pada stabilnya hubungan dan kondisi
keluarga. Semakin lama, kondisi tersebut membentuk kebiasaan dan
menjadikan proses yang otomatis dari waktu ke waktu, bekerja di luar
tingkat kesadaran dan menjadi sulit berubah (Feeney, 1996). Ainsworth
dalam Feeney (1996) juga mengemukakan bahwa attachment anak-anak
cenderung stabil dari waktu ke waktu. Kadar stabilitasnya semakin tinggi
ketika keadaan keluarga dan bentuk pengasuhan cenderung stabil. Namun,
attachment style tidak dapat dianggap sepenuhnya stabil dan tidak dapat
berubah dipertimbangkan dari bentuk interaksi dan kualitas attachment itu
sendiri (Lamb et al., 1985; Feeney, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Internal working model, yang juga mempengaruhi proses
kontinyuitas attachment style, juga dapat berubah. Perubahan ini
disebabkan oleh besarnya ketidakcocokan antara situasi sosial dan
internal working model yang mengakibatkan model ini tidak efektif lagi.
Dengan begitu, individu akan mengakomodasi model yang digunakan
sesuai dengan realita (Bowlby, 1980).
Pandangan Knox mengenai pembentukan attachment juga serupa
dengan pandangan Bowlby. Menurut Bowlby (1973, 1980, 1969/1982)
dalam Mikulincer dkk (2005), interaksi dengan significant other
diinternalisasi dalam bentuk internal working models terhadap diri dan
orang lain. Saat close relationship partners menolak atau tidak ada saat
dibutuhkan, keamanan attachment menjadi terkikis, strategi defensif
sekunder (hyperactivating dan deactivating) dipakai, model negatif
terhadap diri dan orang lain terbentuk, dan kemungkinan besar kesehatan
mental menjadi menurun.
Menurut Mikulincer & Shaver (2003, 2007) dalam Berant dan
Wald (2009) Hyperactivation mengacu pada usaha yang intens untuk
mencapai kedekatan dengan figur attachment. Orang yang mengandalkan
strategi ini secara kompulsif mencari kedekatan dan perlindungan,
cenderung terlalu sensitif terhadap tanda-tanda pengabaian, cenderung
memikirkan kekurangan personal dan ancaman terhadap hubungan secara
berlebihan. Deactivation mengacu pada sifat membatasi pencarian
kedekatan, menekan atau mengurangi ancaman apapun yang mengaktifkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sistem attachment. Orang yang mengandalkan strategi ini cenderung
mengambil jarak terhadap orang lain, memperjuangkan kekuatan personal,
mengandalkan diri sendiri, dan menekan atau menghilangkan pikiran dan
ingatan yang menimbulkan stress.
3. Anxiety & Avoidance Attachment
Pada awalnya, penelitian terhadap attachment dewasa didasari oleh
tipologi pola attachment masa kecil (Ainsworth, Blehar, Waters, and
Wall’s, 1978; Mikulincer, 2005) yang digolongkan dalam kategori secure,
anxious, dan avoidant. Dalam pengukuran attachment dengan metode self-
report, Brennan et al (1998) dalam Mikulincer (2005), kategori anxious
secara umum disebut attachment anxiety yang aitem-aitemnya
menekankan kegelisahan terhadap keintiman dan ketergantungan.
Sedangkan, avoidant atau disebut attachment avoidance yang aitem-
aitemnya menekankan sifat-sifat penolakan, perpisahan, dan keadaan
terabaikan.
Mikulincer (2005) mengemukakan, pola secure attachment
berhubungan dengan keadaan dimana kecemasan dan penghindaran
tergolong rendah. Keadaan ini digambarkan dengan kepercayaan diri akan
cinta dan dukungan dari pasangan, dan perasaan nyaman akan kedekatan
dan saling ketergantungan atau interdependen. Dalam penelitian Hazan &
Shaver (1987) mengenai attachment dewasa pada hubungan romantis, pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
secure attachment digambarkan sebagai individu yang nyaman dengan
keintiman dan mampu mempercayai dan bergantung pada orang lain.
Pola anxiety attachment mengacu pada keadaan dimana ketakutan
pada perpisahan dan keadaan tertinggal (attachment anxiety) tergolong
tinggi dan penghindaran tergolong rendah. Anxiety attachment juga
berkaitan dengan self-image yang negatif dan kebutuhan yang berlebihan
untuk diterima oleh orang lain, diikuti dengan ketakutan akan penolakan
dan pengabaian (Berry, Wearden & Barrowclough; 2007). Dalam
penelitian Hazan & Shaver (1987), individu yang tergolong anxious
digambarkan sebagai individu yang mencari kedekatan ekstrim dan takut
dirinya akan diabaikan dan tidak cukup dicintai.
Pola avoidant attachment mengacu pada keadaan dimana ketakutan
terhadap keintiman dan ketergantungan (attachment avoidance) tergolong
tinggi. Attachment avoidance berhubungan dengan gambaran yang negatif
terhadap orang lain, penarikan sosial dan kebutuhan yang berlebihan akan
kepercayaan terhadap diri sendiri atau ketakutan akan bergantung pada
orang lain (Berry, Wearden & Barrowclough; 2007). Dari hasil penelitian
Hazan & Shaver (1987), individu dengan avoidant attachment cenderung
tidak nyaman dengan kedekatan dan mengalami kesulitan untuk
bergantung dengan orang lain.
Kedua kategori ini tergolong kontinyu dan tidak kaku
(Baumgardner & Crothers, 2009). Setiap orang bisa memiliki kadar
anxiety dan avoidant yang berbeda tinggi rendahnya. Karena setiap orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bisa tergolong tinggi atau rendah dalam dimensi anxiety dan atau avoidant,
maka dalam perkembangan teori attachment terbentuk empat pola
attachment.
4. Pengukuran Attachment
Dalam perkembangan penelitian mengenai adult attachment,
beberapa peneliti terdahulu telah mengembangkan alat ukur attachment
untuk orang dewasa. Upaya pengukuran attachment berbentuk self-report,
wawancara dan observasi.
Pada tahun 1985, George, Kaplan & Main merancang Adult
Attachment Interview untuk menjangkau ingatan seseorang terhadap
hubungan masa kecilnya dengan orang tua, diimbangi dengan evaluasi
terhadap pengalaman masa kecilnya dan efeknya terhadap kepribadiannya
sekarang (Feneey & Nooler, 1996). AAI ini mengelompokkan pola
attachment menjadi tiga bagian yaitu, secure, dismissing, dan preoccupied.
Validitas alat ini didukung dengan adanya hubungan antara pola
attachment orang tua, diukur dengan AAI, dengan pola attachment anak,
diukur dengan Strange Situation yang dilakukan 6 tahun sebelumnya.
Hazan & Shaver meneliti attachment pada orang dewasa dalam
hubungan romantik dengan model pengukuran self-report. Hazan &
Shaver menyusun forced-choice measure of attachment style. Alat ukur ini
tersusun dari tiga pola attachment yaitu, secure, avoidant dan anxious
ambivalent. Hazan & Shaver mengintegrasikan pola attachment masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kanak-kanak dengan interaksi seseorang dalam hubungan percintaan
(Hazan & Shaver, 1987; Feeney, 1996). Self-Report ini banyak digunakan
di berbagai negara dan sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.
Berangkat dari alat ukur Hazan & Shaver, Levy & Davis (1988)
mengembangkan alat ukur tersebut dengan menghubungkan pola
attachment dengan enam tipe cinta yang digambarkan oleh Lee (1973,
1988). Levy & Davis menggunakan skala rating untuk mengukur setiap
pola attachment.
Untuk alat ukur attachment dalam hubungan yang dekat secara
umum, Berry (2008) menyusun Psychosis Attachment Measure yang
tersusun dari anxiety & avoidance skor. PAM merupakan self-report
dengan 16 aitem skala Likert 4-poin. Alat ini berisi kalimat-kalimat yang
mengacu pada hubungan orang dewasa secara umum sehingga bisa
digunakan untuk mengukur pola attachment pada subyek yang lebih luas
dan umum.
B. Tes Rorschach
1. Definisi
Dalam The Rorschach Technique oleh Aronow dkk (1994), Tes
Rorschach terdiri dari sepuluh bercak tinta, diciptakan oleh Hermann
Rorschach pada tahun 1921, yang mengambarkan kecenderungan
kepribadian seseorang melalui persepsinya terhadap ‘bercak tinta’. Tes
Rorschach merupakan tes proyektif yang memiliki karakteristik lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
jauh dalam menyajikan stimulus yang relatif ambigu dimana subyek bisa
menyatakan fungsi individual. (Klopfer, 1954). Ketegori skor Tes
Rorschach dikelompokkan berdasarkan lokasi, determinan, konten, form
level, popular. Pendekatan skoring ini merupakan pendekatan Klopfer
yang sudah dimodifikasi, karena dirasa terlalu kompleks.
2. Determinan Tes Rorschach
Dalam Tes Rorschach terdapat empat determinan utama (Klopfer,
1954) yaitu:
a. Form (F) : konsep ini ditentukan oleh hanya dari bentuk bercak tinta.
Tidak termasuk color, shading, maupun movement dari bercak tinta
tersebut.
b. Movement : konsep ini terbentuk jika subyek memproyeksikan aksi,
gerakan atau kehidupan. Movement bisa dibentuk dari figur manusia
maupun hewan, dari obyek benda mati maupun dari bentuk-bentuk
abstrak.
c. Shading : merupakan konsep terhadap nuansa bayangan achromatic,
termasuk rasa pada tekstur permukaan obyek, kesan terhadap
kedalaman maupun warna achromatic.
d. Color : konsep ini terbentuk dari aspek-aspek chromatic, baik yang
terintegrasi maupun yang tidak terintegrasi dengan bercak tinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Bagan Tes Rorschach
Tes Rorschach
Location
Determinant
Form
Movement
Human Movement
Animal Movement
Inanimate Movement
Definite Inanimate Movement
Indefinite Inanimate Movement
Shading
Texture
Definite Texture
Indefinite Texture
Diffusion Vista
Definite Diffusion
Vista
Indefinite Diffusion
VistaThree-Dimensional
Object Projected on
Two Dimensional
Plane
Definite Response
Indefinite Response
Color
Achromatic Color
Definite Achromatic
Color
Indefinite Achromatic
Color
Chromatic Color
Definite Chromatic
Color
Indefinite Chromatic
Color
Pure Color
Content
Form Level
Popular Respons
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
a. Respon Form (F)
Form (F) merupakan determinan yang mewakili hanya
bentuk dari bercak tinta tanpa ada unsur warna, gerakan, maupun
naungan yang tampak dalam persepsi subyek. Dalam respon
movement, warna, maupun naungan, form (F) dapat terkandung di
dalam respon selama respon memiliki bentuk yang jelas dan atau
berbentuk.
Menurut Ainsworth dan Klopfer, respon form (F)
merepresentasikan tipe persepsi yang terbatas atau miskin, lepas dari
nuansa emosi dan afeksi yang ditimbulkan dari elemen warna serta
naungan dan juga kekayaan imajinasi yang mungkin dimiliki oleh
individu tersebut.
Respon form (F) yang muncul dalam jumlah yang masuk akal
diimbangi dengan adanya respon color, movement, dan shading tidak
mengindikasikan keterbatasan atau kemiskinan persepsi subyek
terhadap dunia. Hal ini mengindikasikan subyek memiliki
kemampuan dalam menghadapi suatu situasi tertentu secara
impersonal dan melihat langsung pada pokok permasalahan, terlepas
dari implikasi personal. Jika respon form (F) muncul secara dominan
di antara respon color dan surface shading, tetapi respon movement
muncul dengan bebas, menunjukkan adanya pembatasan atau
penahanan atas dampak emosi yang relatif tidak peka terhadap dunia
luar, sementara subyek tetap menyadari nilai-nilai diri, kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
serta dorongannya. Jika respon form (F) muncul secara dominan di
antara respon movement, tetapi respon color muncul secara bebas,
maka dapat dikatakan bahwa terdapat pembatasan atau penahanan
terhadap kesadaran akan dorongan dalam diri, sementara subyek
reaktif secara emosional terhadap pengaruh lingkungan.
b. Respon Movement
Menurut Aronow, suatu respon dikatakan masuk kategori
determinan movement ketika suatu persepsi mengandung aksi atau
kehidupan. Respon movement terbagi menjadi tiga tipe: human
movement (M), animal movement (FM), dan inanimate movement
(m). Suatu respon dikatakan tergolong human movement (M) ketika
respon mengindikasikan aktivitas manusia, ekspresi manusia atau
postur manusia. Respon ini bisa terkandung dalam persepsi dengan
bentuk manusia secara keseluruhan atau sebagian dalam bentuk aksi.
Selain itu, karikatur, patung atau binatang yang melakukan aktivitas
manusia juga termasuk dalam respon human movement (M).
Suatu respon dapat dikategorikan dalam respon animal
movement (FM) ketika respon mengandung unsur aksi atau aktivitas
binatang. Respon bisa berbentuk binatang secara keseluruhan,
gambar binatang maupun sesuatu yang berbentuk binatang. Namun,
respon binatang yang melakukan aktivitas manusia tetap dihitung
sebagai respon human movement (M).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Suatu respon dapat dikategorikan dalam respon inanimate
movement (m) ketika respon mengandung pekerjaan atau aksi yang
dilakukan oleh kekuatan alam atau mekanis. Inanimate movement
(m) terbagi lagi menjadi tiga sub-kategori: persepsi dengan bentuk
yang jelas atau pasti, bentuk yang semi-pasti, dan yang sama sekali
tidak jelas.
i. Human movement (M)
Menurut Ainsworth dan Klopfer, respon human
movement (M) memiliki tiga ciri, yaitu proyeksi kinestetik yang
menghidupkan materi bercak tinta dengan gerakan yang pada
dasarnya tidak ada dalam bercak tinta, hal ini menunjukkan
adanya proses imajinasi; konsep manusia (atau setidaknya
melibatkan atribut manusia) yang mengindikasikan kemampuan
untuk melihat dunia dari sisi manusia dan dengan
konsekuensinya untuk merasakan empati terhadap orang lain;
dan level persepsi yang bisa membedakan dengan baik dan
biasanya terintegrasi dengan baik.
Respon human movement (M) cenderung menunjukkan
fungsi ego yang baik. Produksi respon human movement (M)
yang melibatkan aspek imajinasi ditunjukkan pada usaha
menghidupkan bercak tinta, yang diam menjadi gerakan,
menyatakan akses yang relatif bebas terhadap aktivitas fantasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang mana berkaitan dengan baik dengan kenyataan. Hal ini
mengindikasikan integrasi emosi yang baik, yang mana ego
tergolong toleran pada impuls primitif dan secara bebas bisa
menjadi sumber kreativitas. Aspek empati dalam produksi
respon human movement (M) menunjukkan kapasitas untuk
object relations yang baik, yang merupakan kondisi dan hasil
dari integrasi emosi yang baik. Hubungan yang baik dengan
kenyataan eksternal tercermin dalam kemampuan yang baik
dalam membedakan, integrasi, dan akurasi persepsi ditunjukkan
dalam respon human movement (M), yang menunjukkan fungsi
ego yang berkembang dengan baik.
Orang dewasa yang memiliki kemampuan penyesuaian
diri yang baik memiliki setidaknya tiga atau lebih respon human
movement (M), dengan asumsi kecenderungan extratensif.
Orang dewasa dengan tingkat intelektual yang tergolong
superior atau yang tergolong introvert memiliki setidaknya lima
respon human movement (M).
ii. Animal movement (FM)
Menurut Ainsworth dan Klopfer respon animal
movement (FM) mengindikasikan kesadaran terhadap dorongan
yang harus dipenuhi dengan segera. Selain itu, ini juga
menunjukkan kecenderungan orang yang kurang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pengertian atau wawasan, pemahaman serta penerimaan.
Dorongan-dorongan ini merupakan dorongan paling primitif
dari kepribadian, baik merupakan insting atau merupakan
dorongan pada awal kehidupan.
Animal movement (FM) dapat menjadi manifestasi dari
bentuk agresi atau secara jelas menunjukkan ketidakberdayaan,
kebutuhan akan pertolongan, dan kiranya mengindikasikan
kebutuhan ketergantungan. Dalam jumlah respon yang dapat
dipertimbangkan, subyek menyadari dorongan yang harus
dipenuhi dengan segera ini. Dalam jumlah respon yang cukup
banyak, dapat dikatakan bahwa subyek, baik merasakan
dorongan ini atau tidak, subyek menunjukkan dorongan ini
dalam aksi.
iii. Inanimate movement (m)
Menurut Ainsworth dan Klopfer, kemunculan satu atau
dua respon inanimate movement (m) merupakan refleksi
terhadap kesadaran akan paksaan-paksaan dari luar kontrol
subyek, yang mengancam integritas dari organisasi kepribadian
subyek. Paksaan-paksaan ini sering kali datang dari diri subyek
sendiri dalam bentuk dorongan-dorongan yang mengancam
sistem nilai dan gambar diri. Inanimate movement (m)
mengindikasikan tegangan dan konflik antar dorongan hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dan tujuan jangka panjang subyek, dan tegangan karena usaha
untuk mencegah dorongan. Dalam banyak kasus, respon ini
menunjukkan kebutuhan yang represif. Di sisi lain, respon ini
menunjukkan perasaan ketidakberdayaan dalam menghadapi
ancaman paksaan dari lingkungan.
Indikasi terhadap kesulitan dalam penyesuaian diri dan
kesadaran terhadap paksaan baru bisa dipertimbangkan ketika
jumlah respon inanimate movement (m) cukup banyak.
Kemunculan satu atau dua respon ini dapat dipertimbangkan
sebagai adanya penyesuaian okupasi, adanya usaha untuk
mengesampingkan dorongan terhadap tujuan jangka panjang
maupun terhadap kenyataan. Orang yang dapat menyesuaikan
diri dengan baik menghasilkan beberapa respon inanimate
movement (m), dapat dikatakan bisa mengintegrasikan dorongan
hidup dengan gambar diri dan sistem nilai serta ancaman dari
luar. Respon inanimate movement (m) dipercaya
mengindikasikan kesadaran akan adanya konflik dan ancaman
sehingga ketidakmunculannya mengindikasikan penghentian
perjuangan mencapai integrasi.
c. Respon Color
Suatu respon dapat dikategorikan sebagai respon warna jika
subyek melibatkan konsep warna dalam responnya. Respon warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dibagi menjadi kategori chromatic dan kategori achromatic. Seperti
warna merah, hijau, coklat dan jingga merupakan kategori
chromatic. Dalam kategori achromatic, respon mengandung konsep
warna hitam, abu-abu, dan putih (Aronow, 1994).
Dalam kategori chromatic, terdapat sub-kategori yaitu,
konsep warna natural dan konsep warna arbitrary. Konsep warna
natural menunjukkan penggunaan warna dalam menggambarkan
respon subyek sesuai dengan konsep respon sebenarnya. Lain halnya
dengan konsep warna arbitrary, yang menunjukkan adanya
pemakasaan penggunaan warna pada konsep respon subyek.
Penggunaan warna pada konsep respon berbeda dengan konsep di
kenyataan. (Aronow, 1994).
i. Chromatic
Respon definite chromatic color (FC) (respon warna
chromatic dengan bentuk yang jelas) mewakili adanya integrasi
yang baik antara warna dan bentuk yang jelas. Respon ini
mengindikasikan kontrol terhadap dampak emosional tanpa
kehilangan kemampuan merespon. Kemampuan merespon yang
terkontrol ini mengakibatkan subyek dapat bereaksi terhadap
perasaan dan aksi yang sesuai dengan tuntutan emosional pada
situasi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kemunculan repson definite chromatic color (FC) dalam
jumlah yang dapat dipertimbangkan menunjukkan bahwa
subyek mampu membuat respon yang menyenangkan, ramah,
dan baik terhadap situasi sosial dan dapat dengan lancar bergaul
dengan orang lain. Klopfer juga mengungkapkan bahwa ada
implikasi ketergantungan terhadap orang lain pada kemunculan
respon definite chromatic color (FC). Subyek, dengan cara yang
baik, menjaga baik hubungan dengan orang lain sebagai wadah
untuk tekanan terhadap tuntutan emosional untuk bertemu.
Ketika respon definite chromatic color (FC) hanya
muncul pada respon tambahan dan hanya satu-satunya respon
warna yang muncul, dapat dikatakan subyek kurang responsif
terhadap dampak emosional. Hal ini juga mengimplikasikan
subyek cenderung menarik diri dan kemampuan merespon yang
terkontrol hanya akan muncul ketika subyek merasa lebih
tenang dalam suatu situasi. Jika definite chromatic color (FC)
muncul sebagai respon tambahan dengan determinan utama
lainnya, dapat dikatakan subyek mampu mengontrol
kemampuan merespon dan tidak terlalu bergantung
dibandingkan dengan subyek memiliki definite chromatic color
(FC) sebagai respon utama. Ketika respon definite chromatic
color (FC) tidak muncul, sebaiknya dilakukan eksplorasi
definite chromatic color (FC) pada tahap testing the limit, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
melihat bagaimana kesiapan respon definite chromatic color
(FC) diproduksi atau diterima.
Berbeda dengan definite chromatic color (FC), dalam
pembentukan respon indefinite chromatic color (CF) subyek
lebih dipengaruhi oleh warna daripada bentuk. Respon indefinite
chromatic color (CF) mengindikasikan respon emosional yang
tidak terkontrol tetapi merupakan respon emosional yang
sesungguhnya dan sesuai dengan tuntutan realitas dari situasi
sosial.
Munculnya respon indefinite chromatic color (CF)
mengindikasikan hal positif juga negatif. Secara positif, respon
indefinite chromatic color (CF) mengindikasikan spontanitas
dan adanya kemampuan untuk menunjukkan reaksi emosional
tanpa kontrol yang berlebihan. Secara negatif, respon indefinite
chromatic color (CF) bisa berarti kurangnya kontrol terhadap
kemampuan responsif emosional. Kontrol yang cukup terhadap
kemunculan indefinite chromatic color (CF) ditunjukkan dengan
adanya respon FC atau M, FK, dan Fc. Tanpa adanya kontrol
yang cukup dari determinan lain, indefinite chromatic color
(CF) menunjukkan kecenderungan impulsif dan reaksi
emosional yang ditunjukkan secara tidak terkontrol.
Munculnya respon indefinite chromatic color (CF)
sebagai respon tambahan mengindikasikan adanya keragu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
raguan dalam mengekspresikan respon. Tidak munculnya respon
indefinite chromatic color (CF) mengindikasikan kurangnya
interaksi emosional dengan lingkungan. Hal ini bisa disebabkan
oleh kontrol yang terlalu ketat atau kurangnya kemampuan
untuk merespon.
Adanya respon pure color (C) mengindikasikan
kurangnya kontrol emosi secara patologis, emosi meledak-ledak,
dan tergolong pemarah. Respon color naming (Cn) muncul pada
orang yang terbebani oleh dampak emosional dan tidak mampu
menanganinya dengan kotrol yang terintegrasi. Namun, ia tetap
berusaha mengontrol situasi tanpa membuat kontak yang nyata
dengan situasi (Klopfer, 1954). Untuk subyek dengan respon
color description (Cdes), ia mampu mengontrol ekspresi sehingga
terlihat terhambat. Subyek mengontrol emosi dengan cara tidak
menunjukkan perasaannya. Hampir sama dengan Cdes dan Cn, -
color symbol (Csym) memiliki unsur intelektual dalam kontrol
emosi.
Respon definite arbitrary color (F/C) menunjukkan
adanya disintegrasi antara perilaku dengan perasaan. Respon
yang dikeluarkan merupakan pemenuhan tuntutan situasi atau
lingkungan. Pola ini dapat ditemukan pada orang konvensional
dengan tatakrama yang baik, yang kurang menunjukkan emosi
yang sesungguhnya dalam situasi sosial (Klopfer, 1954).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Hipotesis ini baru bisa diterapkan jika jumlah respon F/C cukup
signifikan.
Serupa dengan hipotesis F/C, indefinite arbitraty color
(C/F) juga mengindikasikan perilaku yang tidak berkaitan
dengan emosi yang sesungguhnya. Perbedaannya terletak pada
seberapa besar kontrol yang terlibat (Klopfer, 1954). F/C
menunjukkan kontrol yang dangkal dan bisa diterima oleh sosial
sedangkan C/F menunjukkan kontrol yang tidak berhasil.
ii. Achromatic
Menurut Klopfer, secara umum, adanya respon warna
achromatic dianggap sebagai respon warna yang diperlembut.
Asumsi mengenai warna achromatic (C’) tidak cukup
dikembangkan dibandingkan dengan kategori determinan
lainnya.
Ketika skor C’ didominasi oleh hitam atau abu-abu,
dapat diperkirakan adanya kecenderungan depresif. Jika ada
pengaruh dari bagian putih, hal ini bisa mengindikasikan
negativisme dan agresifitas. Keduanya dapat merepresentasikan
penarikan diri dan bentuk dari tidak responsif terhadap
lingkungan (Aronow, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Respon Shading
Shading responses diperoleh ketika subyek membentuk
persepsi menggunakan nuansa shading dari area bercak tinta baik
yang achromatic maupun chromatic. Shading responses terdiri dari
surface/texture response (c), diffusion vista response (K), dan three-
dimentional space projected on a two-dimentional plane (k).
Menurut Aronow, semua shading response dapat
diinterpretasikan sebagai adanya komponen kecemasan dalam
konteks kebutuhan afeksi dan cara pemuasannya. Penggunaan
shading dalam persepsi individu saat merespon bercak tinta
berkaitan dengan bagaimana subyek mengatasi kebutuhan keamanan
primer individu tersebut dan kebutuhan akan afeksi dan keterlibatan
(Klopfer, 1954).
i. Tekstur
Respon Tekstur diperoleh ketika subyek menggunakan
suatu kesan permukaan pada persepsi yang subyek bentuk dari
bercak tinta Rorschach. Seperti klasifikasi respon lainnya,
Respon Tekstur juga dibagi menjadi dua macam yaitu, definite
texture (Fc), indefinite texture (cF & c) . Fc diberikan ketika
efek permukaan atau tekstur sangat jelas atau dimana objek
tersebut merupakan permukaan atau tekstur dari objek dengan
bentuk yang jelas atau pasti. cF diberikan ketika objek memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bentuk yang tidak tentu dan perhatian subyek terfokus pada
permukaannya. c diberikan ketika subyek tidak menyatakan
bentuk apapun dan memfokuskan ketertarikannya pada efek
permukaan atau tekstur saja.
Respon Tekstur secara khusus menggambarkan
kebutuhan kontak dan kedekatan seseorang. Menurut Ainsworth
dan Klopfer, secara umum, penggunaan respon tekstur
menindikasikan ekspresi terhadap kesadaran akan kebutuhan
afeksi.
Pada penelitian Cassella dan Viglione (2009), respon
tekstur pada Tes Rorschach berhubungan dengan teori
attachment. Secara spesifik, respon tekstur pada Tes Rorschach
berhubungan dengan tipe secure attachment. Namun, dalam
penelitian tersebut, Cassella dan Viglione tidak mengungkapkan
hubungan respon tekstur pada Tes Rorschach dengan tipe
insecure attachment. Berdasarkan hasil penelitian Marsh dan
Viglione, dalam Cassella dan Viglione (2009), terhadap respon
Tekstur dengan dependensi interpersonal, respon Tekstur secara
positif dan signifikan berhubungan dengan pemrosesan
informasi taktil dan perilaku.
Menurut Ainsworth dan Klopfer, Fc merefleksikan
ketertarikan terhadap bentuk taktil dan kualitas tekstur dari
bercak tinta. Menurut Aronow, skor Fc yang menonjol dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dikatakan cenderung pasif dan suka menyenangkan orang lain,
tidak agresif, dan tergolong orang yang secara sensitif peka
terhadap perasaan orang lain. Individu tersebut dapat dikatakan
cenderung memiliki kebutuhan kekanak-kanakan akan
kedekatan terhadap orang lain. Aronow mengemukakan
interaksi sosial orang dengan Fc yang mendominasi cenderung
terkontrol dan cukup bijakasana. Ainsworth dan Klopfer juga
mengemukakan bahwa Fc yang dominan mengindikasikan sifat
kekanak-kanakan yang sudah diperhalus dan perwujudannya
terkontrol.
Menurut Ainsworth dan Klopfer, respon Fc
mengindikasikan kesadaran dan penerimaan terhadap kebutuhan
afeksi dalam konteks keinginan untuk diterima, keikutsertaan
dan keinginan akan respon dari orang lain. Ainsworth dan
Klopfer juga mengemukakan hal yang sama dengan Aronow
bahwa orang dengan respon Fc yang dominan cenderung
memuaskan orang lain tetapi diperhalus melalui dorongan
terhadap kontak fisik. Ini merupakan perkembangan untuk
pembentukan object relation yang dalam dan penuh makna dan
ini hanya muncul ketika kebutuhan keamanan dasar sudah
terpenuhi.
cF dan c menggambarkan kebutuhan untuk bergantung
yang tidak dapat dibedakan dan jauh lebih primitif. Respon cF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pada subyek mengindikasikan ketidakdewasaan pandangan serta
kontrol.
Menurut Ainsworth dan Klopfer, respon cF
menunjukkan adanya kebutuhan awal akan kedekatan yang
cenderung kasar. Adanya respon cF mengindikasikan
kebutuhan untuk dimanjakan dan dipegang serta ketergantungan
pada orang lain dalam bentuk yang kekanak-kanakan. Selain itu,
Ainsworth dan Klopfer mengemukakan bahwa munculnya cF
menunjukkan akan adanya kegagalan yang berat terhadap
kebutuhan afeksi pada masa awal kanak-kanak. Hal ini menjadi
masalah yang berlanjut karena tidak pernah terpuaskan.
Ketidakmunculan cF dapat diartikan adanya kebutuhan
afeksi yang sudah memburuk karena kekurangan, dan memiliki
kapasitas hubungan afeksi yang lemah, atau kekurangan tersebut
mengakibatkan kecemasan sehingga subyek harus melindungi
dirinya sendiri dari kesadaran akan kebutuhannya terhadap
keamanan afeksi dengan represi atau mekanisme penolakan.
ii. Diffusion Vista
Respon definite diffusion vista (FK) diperoleh ketika
subyek menggunakan pandangan dan menggambarkan jarak
antara beberapa objek dalam satu persepsi. Untuk respon dengan
objek yang tidak memiliki bentuk yang jelas, skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
diberikan adalah indefinite diffusion vista (KF). Untuk skor K,
diberikan pada respon tanpa objek atau suatu bentuk, hanya
untuk respon yang lebih menekankan kesan jarak atau ruangan
yang mencakup suatu suasana, seperti kabut atau ruangan yang
mencakup kegelapan.
Menurut Klopfer, K dan KF mengindikasikan frustrasi
akan kepuasan afeksi. Kemunculan K dan KF dianggap biasa
karena kegagalan dalam afeksi terjadi secara umum dan setiap
orang bisa kurang lebih mengalami kecemasan akan hal ini.
Kemunculan respon K patut diperhatikan ketika jumlahnya lebih
dari tiga atau ketika K dan KF melebihi jumlah FK (Klopfer,
1954).
FK mengindikasikan adanya upaya subyek untuk
menangani kecemasan afeksi dengan usaha-usaha introspektif,
dengan melihat masalah secara obyektif dengan memperoleh
perspektif terhadap masalah, dengan mengambil jarak dari
masalah sehingga bisa melihat lebih obyektif.
iii. Three-dimentional space projected on a two-dimentional plane
Respon ini diperoleh ketika subyek memproyeksikan
benda tiga dimensi di bidang dua dimensi seperti x-ray atau peta
topografi. Jika subyek menggambarkan hasil x-ray bagian tubuh,
bagian pulau atau negara yang spesifik, maka skor Fk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
diberikan. Namun, jika bagian tubuh, bagian pulau atau negara
tidak digambarkan dengan spesifik, maka skor kF yang
diberikan. Untuk pemberian skor k hanya diberikan jika subyek
hanya menyatakan kesan yang kurang jelas terhadap persepsi
proyeksi tiga dimensi di bidang dua dimensi tanpa ada obyek
yang disebutkan.
3. Proporsi Kuantitatif
Pada penjelasan di atas, Klopfer telah mengelompokkan determinan
secara terpisah. Deskripsi utuh mengenai kepribadian seseorang dapat
diperoleh setelah sequence analysis. Namun, penghitungan dengan proporsi
kuantitatif dapat memperkuat dan memberi gambaran yang membentuk
interpretasi kualitatif dengan sequence analysis (Klopfer, 1954).
Proporsi kuantitatif merupakan hubungan perbandingan antara
determinan-determinan yang merujuk pada relasi dengan organisasi
kepribadian. Proporsi kuantitatif ini berhubungan dengan inner resource
and impulse life, organisasi kebutuhan afeksi, constrictive control,
reaktivitas emosi terhadap lingkungan, dan aspek intelektual.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa proporsi
kuantitatif untuk memperkuat bentuk korelasi dimensi anxiety attachment
dan dimensi avoidant attachment dengan determinan Rorschach. Proporsi
yang berkaitan dengan inner resource dan impulse life dan proporsi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
berkaitan dengan organisasi kebutuhan afeksi dirasa bisa menggambarkan
aspek-aspek yang menyusun dimensi-dimensi attachment.
a. Proporsi yang berkaitan dengan inner resource dan impulse life
i. Rasio M:FM
a. FM > 2M
Individu dengan skor FM yang lebih banyak dari skor
dua kali skor M menandakan orang tersebut memiliki
kebutuhan yang harus dipenuhi dengan segera dibanding
dengan tujuan jangka panjang (Klopfer, 1954).
b. M > FM
Ketika skor M melebihi skor FM, menandakan
kehidupan dorongan individu tersebut lebih rendah dari sistem
nilainya. Ketika jumlah FM tidak kurang dari 11/2 jumlah M
dapat dikatakan adanya hubungan yang optimal antara
pengakuan terhadap keadaan dorongan dengan integrasi
dengan sistem nilai. Individu ini dapat dikatakan memiliki
penerimaan diri dan kapasitas untuk menahan pemenuhan
kebutuhan tanpa kegagalan, konflik dan penahanan yang tidak
semestinya. Sebaliknya, orang dengan jumlah FM yang kurang
dari setengah jumlah M dan atau tidak ada FM sama sekali,
diperkirakan adanya penekanan dorongan dalam nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kesadaran daripada mengintegrasikannya. Hal ini dapat
berdampak pada tegangan dan konflik dalam diri, kontrol yang
berlebihan dan kurangnya spontanitas (Klopfer, 1954).
c. M = FM
Ketika jumlah M sama banyaknya dengan jumlah FM,
dorongan dikatakan tidak berkonflik dengan sistem nilai.
Dorongan juga tidak bertentangan dengan perkembangan
sistem nilai, maupun sebaliknya.
Keadaan ini menunjukkan kematangan dan kedewasaan
individu dengan sistem nilai yang berkembang dengan baik.
Hal ini berdampak pada adanya kontrol beriringan dengan
tetap adanya penerimaan yang mudah terhadap dorongan
dalam diri dan gambaran diri yang bahagia.
d. FM antara 1M dan 2M
Dalam rasio ini, tingkat infantil tidak sama dengan
FM>2M. Dalam keadaan ini seseorang dapat dikatakan dalam
batas normal (Klopfer, 1954).
e. M dan FM dalam jumlah sedikit
Rasio ini menunjukkan tidak adanya pengakuan
terhadap dorongan maupun kemampuan imajinatif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pemikiran jangka panjang atau khayalan lari dari kenyataan.
Perkembangan ego untuk individu pada rasio ini diperkirakan
sangat kurang (Klopfer, 1954).
ii. Rasio M : (FM + m)
Jumlah FM + m seharusnya tidak lebih dari 1 ½ M. Jumlah
FM + M yang lebih besar mengindikasikan tegangan yang terlalu
kuat untuk mengizinkan seseorang menggunakan sumber-sumber
dalam dirinya untuk solusi yang konstruktif bagi masalah sehari-
hari. Jika jumlah FM + m mendekati dan atau setara dengan M dan
tidak lebih dari satu atau dua m, implikasinya adalah dorongan
dapat teratasi dan terintegrasi dengan baik dengan sistem nilai dan
individu tersebut mampu menggunakan sumber-sumber dalam
dirinya untuk memberikan stabilitas dan kontrol.
b. Proporsi yang terkait dengan organisasi kebutuhan afeksi
i. Rasio definite shading respose dengan undefinite shading response
Ketika jumlah K, KF, k, kF, c dan cF melebihi jumlah Fc
dan FK mengindikasikan adanya integrasi yang buruk antar
kebutuhan afeksi dalam organisasi kepribadian (Klopfer, 1954).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ii. Rasio F : (FK+Fc)
a. (FK+Fc) > ¾ F
Rasio ini mengindikasikan kebutuhan afeksi yang
berkembang dengan luas hingga mengancam keseluruhan
kepribadian. Pengalaman penolakan pada masa kanak-kanak
memicu kebutuhan untuk menerima afeksi dan mencari respon
dari orang lain memainkan peran yang yang tidak seharusnya
dalam perilaku yang mempengaruhi (Klopfer, 1954).
b. FK+Fc = ¼ - ¾ F
Rasio ini menggambarkan kebutuhan afeksi yang
berkembang dengan baik dan terintegrasi dengan baik dengan
organisasi kepribadian. Hal ini menunjukkan adanya fungsi
kontrol yang sensitif, membantu individu dalam interaksinya
dengan orang lain tanpa mengakibatkan ketergantungan yang
berlebihan terhadap respon dari orang lain (Klopfer, 1954).
c. (FK+Fc) < ¼ F
Rasio ini menggambarkan adanya kecenderungan
denial, represi dan kurang berkembangnya kebutuhan afeksi.
Hal ini diperkirakan sebagai kelanjutan dari pengalaman
penolakan yang cukup serius sehingga mengganggu
perkembangan kepribadian (Klopfer, 1954).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
iii. Rasio Respon Achromatic dan Respon Chromatic
a. Achromatic = Dua Kali Chromatic
Ketika jumlah respon achromatic melebihi jumlah
chromatic, responsivitas individu di luar stimulasi telah
dipengaruhi pengalaman traumatik dan menghasilkan
kecenderungan penarikan diri. Implikasinya adalah kebutuhan
akan respon afeksi yang tergolong cukup besar dari orang
sehingga reaksi emosinya terhambat. Hal ini dikarenakan
individu merasa takut tersakiti dan mengakibatkan sifat hati-
hati yang berlebihan dalam kontak emosional.
b. Achromatic = ½ Chromatic
Dalam rasio ini, kebutuhan afeksional tidak terlalu
mempengaruhi responsivitas natural terhadap situasi emosional
dan kemampuan berinteraksi dengan lingkingan sosial.
c. Achromatic < ½ Chromatic
Dalam rasio ini, seseorang cenderung menunjukkan
perasaannya dengan berlebihan. Hal ini dikarenakan ia merasa
membutuhkan penerimaan dan afeksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c. Proporsi berkaitan dengan reaktivitas emosi terhadap lingkungan
i. Ratio FC : (CF+C)
Ketika jumlah FC melebihi CF+C, seseorang dapat
dikatakan mampu mengontrol respon terhadap lingkungan sosial,
mampu merespon dengan tindakan dan perasaan yang sesuai.
Selain itu, ia dapat dikatakan mampu merespon secara mendalam
dan sungguh-sungguh terhadap dampak emosi yang kuat.
Sebaliknya ketika jumlah CF+C melebihi FC, seseorang
memiliki kontrol yang lemah terhadap emosinya dan cenderung
berlebihan dalam menunjukkan ekspresinya.
C. Hipotesis
Peneliti melihat adanya kemungkinan korelasi antara dimensi
attachment dengan determinan Rorschach berdasarkan teknik analisis
kuantitatif yang digunakan oleh Klopfer. Penelitian yang terdahulu
menemukan adanya korelasi antara dimensi attachment dengan penanda
Rorschach berdasarkan teknik Comprehensive System Scoring (Exner,
2001).
Asumsi yang mendorong penelitian ini berawal dari interpretasi
determinan Rorschach yang bersinggungan dengan komponen-komponen
attachment. Berdasarkan interpretasi skor tunggal determinan Rorschach
dengan teknik analisis kuantitatif Klopfer, Rorschach dapat
menggambarkan penerimaan diri, empati serta kontrol diri, emosi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ketergantungan pada orang lain, kebutuhan kontak dan kedekatan dengan
orang lain, juga bentuk responsivitas terhadap orang lain.
Interpretasi terhadap skor tunggal diperkuat dengan interpretasi
skor proporsi. Proporsi yang diasumsikan berhubungan dengan dimensi
attachment adalah proporsi berkaitan dengan inner resource dan impulse
life, proporsi berkaitan dengan organisasi kebutuhan afeksi, proporsi
berkaitan dengan reaktivitas emosi terhadap lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data diolah dengan
menggunakan analisis korelasional. Skor dimensi anxiety dan avoidance
dikorelasikan dengan persentase skor determinan Rorschach berdasarkan
teknik Klopfer.
Peneliti memilih jenis penelitian kuantitatif karena pendekatan
Rorschach yang digunakan adalah analisis kuantitatif Klopfer. Dalam melihat
adanya korelasi atau hubungan, data respon Rorschach yang diperoleh diubah
ke dalam bentuk angka sebagai kuantitas determinan.
B. Subyek Penelitian
Teknik sampling yang digunakan adalah convenience technique
sampling. Subyek diambil berdasarkan kesediaan subyek. Subyek belum
pernah mengenal Tes Rorschach sebelumnya. Teknik sampling ini digunakan
karena peneliti menitikberatkan pada alat tes yang bersifat harus netral dan
obyektif. Dalam hal ini, peneliti hanya membatasi subyek penelitian dengan
kategori usia perkembangan dewasa awal.
Subyek penelitian berjumlah 44 orang dewasa awal yang terdiri dari
21 pria dan 23 wanita dengan rentang usia 19 tahun sampai 33 tahun. 33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sudah menyelesaikan S1, 59% merupakan mahasiswa S1, 9% merupakan
mahasiswa S2.
C. Definisi Operasional Penelitian
1. Tes Rorschach
Subyek dites Rorschach secara individu. Pengetesan dilakukan
oleh peneliti dibantu oleh dua mahasiswa tingkat akhir yang sudah
menggambil mata kuliah Rorschach dan pernah menjadi asisten
matakuliah Rorschach. Subyek diminta untuk mengungkapkan apa saja
yang melintas di pikiran subyek ketika melihat bercak-bercak tinta
Rorschach. Tester menekankan bahwa bercak tinta tersebut tidak dibuat
untuk menyerupai suatu apapun sehingga tidak ada jawaban yang benar
maupun salah sehingga subyek bebas untuk mengungkapkan apapun.
Pengetesan seluruhnya dilakukan di Ruang Observasi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam pengetesan Rorschach, tes dibagi menjadi tiga tahap yaitu,
rapport, association, dan inquiry. Testing-the-limits baru dilakukan jika
diperlukan. Teknik pengetesan sampai proses skoring yang digunakan
mengikuti teknik Klopfer dan analisis kuantitatif.
Data Tes Rorschach yang telah dicatat selama proses pengetesan
masih berbentuk data mentah berupa respon subyek. Respon tersebut
kemudian dikategorisasikan berdasar acuan skoring Tes Rorschach
dengan teknik Klopfer. Skoring ini dilakukan oleh peneliti dan seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
interrater. Setelah skor dari keduanya sudah dicocokan, setiap skor dari
keseluruhan respon diakumulasi per kategori sehingga didapatkan jumlah
setiap kategori (sub-determinan). Untuk mendapatkan data yang
seimbang, setiap total skor sub-determinan dibagi dengan jumlah
keseluruhan respon sebagai prosentase sub-kategori. Bentuk skor itu
yang kemudian diolah dan dikorelasikan dengan skor dimensi
attachment.
2. PAM (Psychosis Attachment Measure)
Pengukuran attachment pada penelitian ini menggunakan self-
report Psychosis Attachment Measure (PAM). Alat ukur ini terdiri dari
16 item skala Likert 4-poin yang terbagi menjadi dua dimensi yaitu,
dimensi anxiety dan avoidance. Kelebihan alat ini adalah mengukur adult
attachment pada hubungan dekat dengan seseorang secara umum, bukan
hanya hubungan romantis (Berry, 2007). Alat ini berisi perasaan, pikiran
dan perilaku dalam hubungan dekat dengan seseorang secara umum.
PAM diciptakan dalam Bahasa Inggris oleh Katherine Berry.
Reliabilitas dimensi anxiety dalam Bahasa Inggris α = .83, sedangkan
untuk dimensi avoidant dalam Bahasa Inggris α = .79. Untuk
kepentingan penelitian ini, PAM diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh
dua orang penerjemah yang belum pernah mengenal alat ini sebelumnya.
Kedua versi Bahasa Indonesia tersebut di diskusikan dan disesuaikan
untuk mencapai makna yang sesuai dengan versi asli. Hasil tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kemudian diterjemahkan kembali ke Bahasa Inggris oleh dua orang
penerjemah yang berbeda dan belum pernah mengenal versi asli PAM.
Terjemahan PAM dalam Bahasa Indonesia tergolong valid.
PAM dalam Bahasa Indonesia telah diuji coba dengan hasil
reliabilitas α = .762 untuk dimensi anxiety dan α = .554 untuk dimensi
avoidant (n = 110). Item yang menunjukkan anxiety attachment adalah
item nomor 3, 5, 6, 7, 10, 12, 14, 15. Item yang menunjukkan avoidance
attachment adalah item nomor 1, 2, 4, 8, 9, 11, 13, 16. Rentangan skor
PAM adalah 0 sampai 3. Skor total untuk setiap dimensi merupakan rata-
rata dari jumlah skor item-item dalam masing-masing dimensi. Semakin
tinggi skor seseorang dalam anxiety attachment menandakan ia memiliki
tingkat anxiety attachment yang tinggi, begitu juga sebaliknya dan
berlaku untuk dimensi avoidance attachment.
3. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok variabel. Pertama,
variabel determinan Rorschach yang terdiri dari 4 kelompok determinan
yang dibagi menjadi 13 sub kategori berdasarkan teknik analisis
kuantitatif Klopfer. Kedua, variabel dimensi attachment, yaitu dimensi
anxiety dan avoidance.
Variabel bebas : insecure attachment
Variabel tergantung : determinan Tes Rorschach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel. 1
PAM Versi Bahasa Indonesia
No.
Aitem
Dimensi Anxiety Attachment No.
Aitem
Dimensi Avoidance
Attachment
3. Saya cenderung kesal, gelisah
atau marah ketika orang lain
tidak ada di saat saya
membutuhkan mereka.
1. Saya cenderung untuk
menyembunyikan pikiran
dan perasaan saya yang
sebenarnya.
5. Saya khawatir jika orang-
orang yang berarti dalam
hidup saya tidak ada di sekitar
saya di kemudian hari.
2. Saya mudah bergantung
pada orang lain saat berada
dalam situasi dan masalah
yang berat.
6. Saya bertanya pada orang lain
untuk memastikan saya,
bahwa mereka peduli
terhadap saya.
4. Saya biasanya
mendiskusikan masalah
serta hal-hal yang menjadi
perhatian saya dengan
orang lain.
7. Saat orang lain tidak
menyetujui apa yang saya
lakukan, saya menjadi sangat
kesal.
8. Saya sulit untuk menerima
bantuan dari orang lain
ketika saya menghadapi
masalah maupun kesulitan.
10. Saya khawatir apabila orang
lain mengenal saya lebih
dekat, mereka tidak akan
menyukai saya.
9. Ketika saya stress, saya
merasa lebih baik jika saya
mencari bantuan dari orang
lain.
12. Saya sangat
mengkhawatirkan hubungan
saya dengan orang lain.
11. Ketika saya merasa
tertekan, saya lebih
memilih untuk sendiri
daripada ditemani oleh
orang lain.
14. Saya khawatir orang lain
tidak mau mengenal saya lagi,
apabila saya tidak membuat
mereka senang.
13. Saya mencoba untuk
mengatasi sendiri situasi
yang membuat saya stress.
15. Saya khawatir jika harus
mengatasi masalah dan situasi
yang sulit sendirian.
16. Saya merasa tidak nyaman
ketika orang lain ingin
mengenal saya lebih dekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4. Prosedur Penelitian
Berikut adalah prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti :
i. Meminta izin untuk peminjaman alat Tes Rorschach kepada Kepala
Laboratorium Psikologi. Izin peminjaman alat diajukan untuk
penggunaan selama satu bulan.
ii. Mengatur jadwal pengetesan dengan petugas Laboratorium
Psikologi. Pengetesan dilakukan di ruang-ruang pengetesan
Fakultas Psikologi seperti, Ruang Psikologi Umum, Ruang
Observasi, Ruang 302.
iii. Subyek dites Rorschach, mulai dari rapport sampai inquiry secara
individu dengan acuan teknik Klopfer.
iv. Setelah pengetesan Rorschach selesai, subyek diminta untuk
mengisi self-report PAM Bahasa Indonesia.
v. Respon Tes Rorschach subyek yang telah dicatat diolah kelompok
determinannya dan diberi kode dengan teknik Klopfer. Proses
skoring ini dilakukan oleh peneliti dan satu orang interrater.
Interrater untuk penelitian ini digunakan sebagai kontrol kualitas
validitas skoring.
vi. Skoring PAM dikelompokan menjadi dua dimensi dan diolah
dengan Microsoft Excel.
vii. Uji asumsi dilakukan dengan uji normalitas dan uji linearitas.
Keduanya dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
viii. Skor Determinan Rorschach dikelompokkan berdasarkan kelompok
psikogram analisis kuantitatif teknik Klopfer. Setiap skor kelompok
determinan subyek dibagi dengan total respon untuk mendapatkan
persentase.
ix. Persentase kelompok determinan tiap subyek dikorelasikan dengan
skor anxiety attachment menggunakan aplikasi SPSS 16 dengan uji
korelasi dan uji linearitas.
x. Sebagai penguat analisis korelasi, peneliti menambahkan analisis
korelasi antara dimensi attachment dengan skor proporsi
determinan Rorschach. Proporsi ini merupakan perbandingan
antara jumlah determinan-determinan yang memiliki interpretasi
yang saling menguatkan dalam analisis kuantitatif Klopfer.
5. Analisis Statistik
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis Uji
Normalitas dan Uji Lineritas sebagai uji asumsi, dan Uji Korelasi sebagai
uji hipotesis. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam
penelitian ini, data yang digunakan berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Kemudian, untuk memperkuat gambaran korelasi
kedua variabel, peneliti melakukan Uji Linearitas. Dengan Uji Linearitas,
dapat dilihat apakah hubungan keduanya bersifat linear atau tidak secara
signifikan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini sendiri, Uji Korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dilakukan untuk mengetahui arah hubungan determinan Tes Rorschach
dan attachment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data pada dimensi anxiety attachment
dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 16 dengan hasil p = .362, α =
0.05, n = 44, sedangkan avoidance attachment memperoleh p = .335,
α = 0.05, n = 44. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa p
> α, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Tabel 2.
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Anxiety .099 44 .200* .972 44 .362
Avoidance .102 44 .200* .971 44 .335
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dalam usaha menunjang signifikansi
dan linearitas hubungan kedua variabel. Uji linearitas dilakukan
menggunakan aplikasi SPSS 16. Berdasarkan hasil uji linearitas,
dibuktikan ada dua determinan yang memiliki hubungan yang linear
secara signifikan, yaitu achromatic (C’) dan pure color (C). Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
yang di dapatkan adalah sig. 0.029 (p<0.05) untuk skor achromatic
(C’) dan pure color (C) sig. 0.006 (p<0.05). Untuk determinan
lainnya tidak didapati linearitas yang cukup signifikan. (Data
selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 7.)
2. Uji Hipotesis
a. Korelasi dengan Skor Tunggal Determinan Tes Rorschach
Berdasarkan hipotesis penelitian, mengenai adanya korelasi
antara determinan Rorschach dengan dimensi anxiety attachment
dalam PAM, hipotesis ini ditolak. Penghitungan menggunakan uji
korelasi Pearson Product Moment dengan SPSS 16. Beberapa
determinan Rorschach terbilang berkorelasi baik secara positif dan
negatif dengan dimensi anxiety attachment. Akan tetapi, hasil yang
diperoleh tidak menunjukkan signifikansi yang baik.
Dalam pengolahan data determinan Rorschach dengan
avoidance attachment, didapatkan adanya beberapa determinan yang
berkorelasi dengan dimensi ini secara positif dan negatif. Beberapa
diantaranya menunjukkan hasil yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.
Statistik Derkripsi
N Min. Max. Mean
Std.
Deviation Variance
Anxiety 44 .38 2.25 1.4006 .45156 .204
Avoidance 44 .62 2.00 1.4006 .31274 .098
Human movement (M) (M) 44 .00 .50 .1482 .10515 .011
Animal movement (FM) (FM) 44 .00 .53 .1084 .09579 .009
Inanimate movement (m) (m) 44 .00 .29 .0484 .06699 .004
Three Dimensional Object
Projected on Two
Dimensional Plane (k)
44 .00 .15 .0205 .03125 .001
Indefinite Diffusion Vista(KF) 44 .00 .12 .0127 .02731 .001
Definite Diffusion Vista(FK) 44 .00 .23 .0652 .06635 .004
Form (F) (F) 44 .00 .81 .4391 .19609 .038
Definite Texture (Fc) 44 .00 .13 .0314 .03689 .001
Indefinite Texture (cF) 44 .00 .08 .0089 .01967 .000
Achromatic (C’) Color (C’) 44 .00 .30 .0555 .06808 .005
Definite Color (FC) 44 .00 .33 .1066 .07411 .005
Indefinite Color (CF) 44 .00 .29 .0511 .06016 .004
Pure Color (C) 44 .00 .20 .0150 .03849 .001
i. Dimensi Anxiety Attachment
Kelompok determinan Rorschach dikorelasikan dengan
dimensi anxiety attachment PAM dengan metode koefisien
Pearson. Meskipun tidak signifikan, beberapa determinan
menunjukkan adanya kecenderungan korelasi positif dengan
dimensi anxiety attachment. Di antaranya adalah indefinite
diffusion vista (KF) dan inanimate movement (m). Arah
hubungan ini tidak didukung dengan linearitas yang baik.
(Untuk data yang lebih lengkap dapat dilihat di Lampiran.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kelompok determinan yang menunjukkan
kecenderungan korelasi negatif dengan dimensi anxiety
attachment antara lain adalah definite diffusion vista (FK),
indefinite texture (cF), pure color (C). Namun, berdasarkan hasil
penelitian ini, tidak didapatkan korelasi yang signifikan terhadap
kedua variabel.
ii. Dimensi Avoidance Attachment
Penghitungan korelasi determinan Rorschach dengan
dimensi avoidance attachment tetap dilakukan meskipun
reliabititas PAM untuk dimensi ini tidak terlalu tinggi (r =
.554). Hasilnya menunjukkan adanya beberapa korelasi positif
secara signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, avoidance
attachment berkorelasi positif secara signifikan (.008) dengan
pure color (C) sebesar r = .392 (p = 0.01). Pada p = 0.05,
didapati adanya korelasi positif yang linear dan signifikan antara
avoidance attachment dengan achromatic (C’) colors (C’)
sebesar r = .305.
Temuan lain pada penelitian ini adalah adanya arah
korelasi positif antara dimensi avoidance attachment dengan
determinan definite diffusion vista, indefinite chromatic color,
three dimensional projected on two dimension,dan animal
movement (FM).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Arah korelasi negatif antara dimensi avoidance
attachment dengan determinan Tes Rorschach ditemukan pada
determinan form (F) dan definite texture. Determinan-
determinan ini ditemukan memiliki arah korelasi negatif dengan
angka signifikansi yang rendah.
Tabel 4.
Korelasi Dimensi Attachment dengan Skor Tunggal Determinan
Tes Rorschach
Anxiety Avoidance
Anxiety Pearson Correlation 1 -.061
Sig. (2-tailed) .692
N 44 44
Avoidance Pearson Correlation -.061 1
Sig. (2-tailed) .692
N 44 44
Attachment Pearson Correlation .811**
.534**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 44 44
Human
Movement
Pearson Correlation -.096 .091
Sig. (2-tailed) .534 .556
N 44 44
Animal
Movement
Pearson Correlation -.125 .127
Sig. (2-tailed) .417 .413
N 44 44
Inanimate
Movement
Pearson Correlation .183 .003
Sig. (2-tailed) .234 .983
N 44 44
K Pearson Correlation -.009 .156
Sig. (2-tailed) .953 .311
N 44 44
Indefinite
K
Pearson Correlation .228 .029
Sig. (2-tailed) .137 .851
N
44 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Definite
K
Pearson Correlation -.210 .225
Sig. (2-tailed) .171 .143
N 44 44
Form (F) Pearson Correlation .158 -.253
Sig. (2-tailed) .307 .098
N 44 44
Definite
Texture
Pearson Correlation .057 -.220
Sig. (2-tailed) .712 .152
N 44 44
Indefinite
Texture
Pearson Correlation -.190 .085
Sig. (2-tailed) .217 .583
N 44 44
Achromatic
(C’)
Color
Pearson Correlation -.110 .305*
Sig. (2-tailed) .479 .044
N 44 44
Definite
Chromatic
Color
Pearson Correlation -.099 -.045
Sig. (2-tailed) .523 .771
N 44 44
Indefinite
Chromatic
Color
Pearson Correlation -.015 .196
Sig. (2-tailed) .923 .202
N 44 44
Pure
Color
Pearson Correlation -.250 .392**
Sig. (2-tailed) .102 .008
N 44 44
b. Korelasi dengan Skor Proporsi Determinan Rorschach
Untuk mendukung dimensi attachment dengan skor tunggal
determinan Rorschach, peneliti menyertakan hasil korelasi dimensi
attachment dengan komponen proporsi determinan Rorschach.
Selain dikorelasikan dengan skor determinan tunggal, peneliti
juga melakukan uji korelasi dengan skor proporsi determinan.
Berdasarkan hasil uji korelasi tersebut, tidak ditemukan adanya
korelasi yang signifikan antara kedua variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5.
Korelasi Dimensi Attachment dengan Skor Proporsi
Determinan Tes Rorschach
Anxiety avoidance
FM + m Pearson Correlation -.165 -.050
Sig. (2-tailed) .285 .747
N 44 44
FK + Fc Pearson Correlation -.116 -.104
Sig. (2-tailed) .454 .500
N 44 44
Chromatic Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-.229 .147
.135 .339
44 44
CF + C Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
-.137 .262
.374 .086
N 44 44
Achromatic
(C’)
Pearson Correlation -.113 -.064
Sig. (2-tailed) .464
44
.680
N 44
Dari uji korelasi terhadap dimensi anxiety attachment dengan
determinan Tes Rorschach, determinan three dimensional space projected on
two dimensional surface (r = -.009; p = .953), human movement (M) (r = -
.096; p = .534), indefinite chromatic (r = -.015; p = .923), definite chromatic
(r = -.099; p = .523), achromatic (C’) color (r = -.110; p = .479) dan animal
movement (FM) (r = -.125; p = .417) menunjukkan angka korelasi yang
sangat rendah. Dapat dikatakan bahwa determinan-determinan tersebut tidak
memiliki korelasi dengan dimensi anxiety attachment.
Determinan-determinan yang memiliki kecenderungan arah korelasi
negatif dengan dimensi anxiety attachment adalah indefinite texture (r = -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
.190; p = .217), definite diffusion vista (r = -.210; p = .171), pure color (r = -
.250; p = .102). Untuk korelasi dengan arah yang positif, dimensi anxiety
attachment memiliki kecenderungan hubungan dengan determinan form (F) (r
= .158; p = .307), inanimate movement (m) (r = .183; p = .234), dan
indefinite diffusion vista (r = .228; p = .137).
Hasil yang tidak terduga adalah adanya korelasi positif secara
signifikan antara dimensi avoidance attachment dengan kelompok determinan
achromatic (C’) (r = .305, p = .044) dan determinan pure color (C) (r = .392,
p = .008). Hasil ini juga didukung dengan skor Uji Linearitas, sig. 0.029
(p<0.05) untuk skor achromatic (C’) dan pure color (C) sig. 0.006 (p<0.05).
Namun, reliabilitas dimensi avoidance attachment PAM versi Bahasa
Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini patut diperhatikan.
Beberapa determinan lainnya juga menunjukkan arah korelasi baik
negatif maupun positif dengan dimensi avoidance attachment. Determinan
yang memiliki kecenderungan arah korelasi negatif adalah definite texture (r
= -.220; p = .152) dan form (F) (r = -.253; p = .098).
Determinan yang memiliki kecenderungan arah korelasi positif
dengan dimensi avoidance attachment adalah indefinite diffusion vista (r =
.029; p = .851) , indefinite texture (r = .085; p = .583), human movement (M)
(r = .091; p = .556), animal movement (FM) (r = .127; p = .413), three
dimensional space projected on two dimensional surface (r = .156; p = .311),
indefinite chromatic (r = .196; p = .202), dan definite diffusion vista (r = .225;
p = .143).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dimensi avoidance attachment
dikatakan berkorelasi positif secara signifikan dengan determinan achromatic
(C’) color dan pure color. Dimensi avoidance attachment ditemukan
memiliki arah korelasi positif dengan definite diffusion vista, indefinite
chromatic color, three dimensional projected on two dimension,dan animal
movement (FM). Untuk arah korelasi negatif, dimensi avoidance attachment
cenderung berhubungan dengan determinan form (F) dan definite texture.
Jika ditinjau berdasarkan signifikansi, determinan Tes Rorschach
ditemukan tidak berkorelasi dengan dimensi anxiety attachment. Meskipun
terlihat kecenderungan arah korelasi antara kedua variabel ini, angka
signifikansi tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kedua
variabel. Dimensi anxiety attachment memiliki arah korelasi positif dengan
indefinite diffusion vista (KF) dan inanimate movement (m) (m), sedangkan
pada arah korelasi negatif dimensi ini cenderung berhubungan dengan definite
diffusion vista (FK), indefinite texture (cF), pure color (C).
1. Dimensi Anxiety Attachment
Kecenderungan arah korelasi determinan Tes Rorschach dengan
dimensi attachment kurang lebih dapat memberi gambaran serta makna
attachment ditinjau dari interpretasi beberapa determinan. Determinan
form (F) memiliki kecenderungan arah korelasi positif dengan dimensi
anxiety attachment. Jumlah form (F) yang mendominasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mengindikasikan rendahnya ambang batas stress dan adanya kecemasan
tingkat tinggi (Ogdon, 1980). Dimensi anxiety attachment digambarkan
dengan arah korelasi yang positif dengan indefinite diffusion vista
sebagai tanda adanya kecenderungan kecemasan yang mencerminkan
kegagalan akan kepuasan afeksi. Arah korelasi yang positif dengan
inanimate movement (m) mengindikasikan adanya tegangan dan konflik
yang menghambat impulse (Ogdon, 1980). Selain itu, inanimate
movement (m) merepresentasikan ketidakberdayaan menghadapi tekanan
dari luar yang di luar kontrol individu (Ogdon, 1980).
Dimensi anxiety attachment memiliki arah korelasi yang negatif
dengan definite diffusion vista. Hal ini menggambarkan rendahnya
kesadaran terhadap kecemasan afeksi sebagai bentuk pertahanan diri
yang efektif (Ogdon, 1984; Halpern, 1953; Klopfer et al, 1954). Selain
itu gambaran mengenai kesadaran akan kebutuhan afeksi ini juga
diperkuat oleh arah korelasi negatif dengan indefinte texture yang
mengindikasikan adanya kekurangan dalam pemenuhan afeksi pada masa
kecil (Klopfer, 1954).
2. Dimensi Avoidance Attachment
Dimensi avoidance attachment memiliki korelasi positif secara
signifikan dengan pure color. Determinan ini menggambarkan adanya
kecenderungan emosi yang meledak-ledak. Secara umum pure color
menggambarkan buruknya kontrol emosi (Klopfer, 1954)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kecenderungan assertiveness (Ogdon, 1980; Wagner &
Slemboski, 1969) mungkin didapati pada orang dengan dominasi dimensi
avoidance attachment. Selain itu, achromatic (C’) color juga
menggambarkan penarikan diri dari lingkungan Gambaran tidak
responsif terhadap lingkungan juga mendukung gambaran dimensi
avoidance attachment sebelumnya.
Determinan lain yang memiliki arah korelasi positif dengan
dimensi avoidance attachment adalah definite diffusion vista. Banyaknya
jumlah FK atau definite diffusion vista mengindikasikan adanya
penanganan kecemasan afeksi secara obyektif dan dengan cara yang
introspektif dan tidak terlalu menggunakan emosi (Klopfer, 1954).
Dimensi avoidance attachment memiliki kecenderungan arah
korelasi positif dengan indefinite chromatic color yang mengindikasikan
kecenderungan impulsif dan reaktivitas yang tidak terkontrol pada
dampak lingkungan (Klopfer, 1954).
Cara yang digunakan orang dengan dominasi dimensi avoidance
attachment dalam mengatasi kecemasan afeksi berdasarkan gambaran
dari determinan Three Dimensional Projected on Two Dimensional
Plane adalah dengan cara intelektual (Klopfer, 1954).
Arah korelasi negatif ditunjukkan oleh dimensi avoidance
attachment dan definite texture. Keadaan ini menggambarkan orang
dengan dimensi avoidance attachment cenderung menekan, mengurangi
kesadaran bahkan penolakan akan adanya kebutuhan afeksi dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
(Klopfer, 1954). Selain itu, definite texture juga mengindikasikan
kurangnya kesadaran akan kebutuhan afeksi dengan bentuk represi dan
denial (Ogdon, 1980; Adam et al., 1963; Klopfer & Davidson, 1962).
Determinan Form (F) memiliki kecenderungan arah korelasi
negatif dengan dimensi avoidance attachment. Jumlah form (F) dibawah
20% menandakan kemungkinan sedikit penekanan akan penjagaan
hubungan interpersonal atau kurangnya kontrol emosi (Ogdon, 1984;
Allison et al, 1968; Klopfer & Davidson, 1962; Rosenzweig & Kogan,
1949; Sarason, 1954; Schafer, 1954). Selain itu, orang dengan jumlah
form (F) dibawah 20% cenderung kurang memberi perhatian terhadap
lingkungan sekitar (Ogdon, 1984; Alcock, 1963; Allen, 1954 & 1958;
Piotrowski, 1957).
Interpretasi terhadap determinan-determinan Tes Rorschach yang
memiliki arah korelasi positif dan atau negatif baik secara signifikan maupun
tidak signifikan memberikan pertimbangan tambahan gambaran baru juga
memperkuat gambaran-gambaran terdahulu mengenai anxiety & avoidance
attachment. Gambaran-gambaran ini berupa perilaku, kontrol emosi, serta
pola respon terhadap lingkungan.
Dimensi anxiety digambarkan dengan adanya konflik dan tegangan
yang menghambat impuls. Selain itu, kecenderungan kecemasan yang
mencerminkan kegagalan akan kepuasan afeksi pada masa kecil juga
menggambarkan dimensi anxiety attachment. Pada kaitan dengan determinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
form (F), dimensi anxiety attachment dikatakan memiliki kecenderungan
ambang batas stress yang rendah dan mengakibatkan orang dengan dominasi
dimensi anxiety cenderung mudah stress. Rendahnya self-image yang dimiliki
orang dengan dominasi anxiety attachment mengakibatkan individu tersebut
memiliki perasaan tidak berdaya menghadapi tekanan dari luar dan mencari
tempat untuk bergantung. Dalam bentuk mekanisme pertahanan diri, dimensi
ini dekat dengan rendahnya kesadaran akan kebutuhan afeksi.
Dimensi avoidance attachment digambarkan dengan kontrol emosi
yang kurang baik dan cenderung meledak-ledak. Perilaku yang cenderung
ditampakkan oleh orang dengan dominasi avoidance attachment adalah
kurangnya respon terhadap lingkungan sekitar. Kecenderungan lainnya
adalah kurangnya peran emosi dalam penangangan kecemasan afeksi.
Individu akan cenderung lebih obyektif dalam melihat masalah dan sedikit
melibatkan emosi. Gambaran kebutuhan afeksi yang tidak terpenuhi pada
masa kanak-kanak menyebabkan individu menarik diri dan melakukan
penolakan akan kedekatan. Penolakan dan penekanan terhadap kesadaran
akan kebutuhan afeksi juga cenderung dilakukan oleh orang dengan dominasi
avoidance attachment.
Gambaran-gambaran dari interpretasi determinan-determian Tes
Rorschach dapat dikatakan mendukung teori attachment yang terdahulu.
Dalam teori sebelumnya dimensi anxiety dikatakan berkaitan dengan self-
image yang redah dan ketakutan akan penolakan dan pengabaian dari orang
lain (Berry, Wearden & Barrowclough; 2007). Perilaku ini didasari ketakutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
akan ditinggalkan oleh orang terdekat. Tambahan bagi teori attachment yang
perlu dipertimbangakan adalah adanya konflik dan tegangan yang
menghambat impuls dan perasaan tidak mampu menghadapi tekanan dari
lingkungan. Selain itu, ambang batas stress yang rendah juga cenderung
dimiliki oleh individu dengan dominasi dimensi anxiety attachment.
Dimensi avoidance attachment digambarkan dengan
ketidaknyamanan akan kedekatan dengan orang lain (Hazan & Shaver, 1987).
Hal ini diperkuat dengan penemuan pada penelitian ini berdasarkan
interpretasi dari determinan achromatic (C’) color yang mendeskripsikan
kondisi penarikan diri dari lingkungan dan kecenderungan sikap assertive.
Berkebalikan dengan anxiety attachment, avoidance attachment memiliki
ketakutan untuk memiliki kedekatan dengan orang lain. Gambaran lainnya
adalah adanya keadaan dimana individu cenderung menolak dan menekan
kebutuhan afeksi. Tambahan bagi teori attachment yang terdahulu adanya
kondisi penanganan kebutuhan afeksi dengan cara yang introspektif dan
obyektif dengan sedikit peran dari emosi.
Perlu diketahui, tercatat di Tabel 3. Statistik Deskripsi, skor anxiety
terendah adalah 0.38 dan skor avoidance terendah 0.62; skor anxiety tertinggi
adalah 2.25 dan skor avoidance tertinggi 2.00. Batas terendah dari setiap
dimensi adalah 0 dan tertinggi adalah 3. Dengan kata lain, subyek dalam
penelitian ini tidak ada yang tergolong ekstrim anxious dan atau avoidant.
(Gambaran variasi mengenai data respon Tes Rorschach dapat dilihat di
Lampiran.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Hipotesis penelitian mengenai adanya hubungan antara determinan
Tes Rorschach dengan dimensi anxiety attachment secara umum ditolak.
Hipotesis penelitian mengenai adanya hubungan antara determinan Tes
Rorschach dengan dimensi avoidance attachment diterima untuk determinan
achromatic (C’) & pure color (C). Determinan lainnya tidak didapati
berkorelasi secara signifikan dan linear dengan dimensi avoidance
attachment.
Hasil yang tidak sesuai dengan dugaan pada penelitian ini bisa
disebabkan oleh sedikitnya jumlah subyek dalam penelitian (n = 44). Dugaan
lainnya yang mungkin mempengaruhi korelasi di keduanya adanya skor 0 dan
kemungkinan adanya data pencilan dalam kumpulan data. (Data lengkap
mengenai pencilan dapat dilihat di Lampiran.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi
antara variabel dimensi anxiety attachment dengan determinan Rorschach
dalam teknik analisis kuantitatif Klopfer. Terdapat korelasi positif secara
signifikan dan linear antara variabel dimensi avoidance attachment dengan
determinan achromatic (C’) (r = .305, p = .044) dan determinan pure color
(C) (r = .392, p = .008).
Determinan Tes Rorschach tidak dapat dikatakan bisa
merepresentasikan attachment seseorang selama bentuk korelasi, terkait
dengan signifikansi, belum baik. Untuk hal ini, masih dibutuhkan penelitian
lebih lanjut.
Dimensi avoidance attachment digambarkan dengan kondisi
penarikan diri dari lingkungan. Ditambah dengan adanya assertiveness dan
cenderung tidak konform dengan lingkungan. Hal ini didukung dengan
kurangnya kontrol emosi dan sikap yang tidak responsif terhadap lingkungan
sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
B. Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya
a. Menggunakan alat ukur attachment yang reliabilitasnya lebih baik
pada kedua dimensi.
b. Meninjau kategori lain dalam Tes Rorschach seperti, konten dan
lokasi.
c. Menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memperkuat
hubungan attachment dengan determinan Rorschach berdasarkan
pengalaman unik individu.
d. Jika menggunakan metode penelitian kuantitatif, disarankan
menggambil sampel dengan jumlah yang lebih banyak.
e. Memperhatikan norma untuk jumlah minimal setiap determinan Tes
Rorschach dalam pengambilan keputusan menggunakan respon
sebagai data penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA
Aronow, E., Marvin Reznikoff., Kevin Moreland. (1994) The Rorschach
Technique. Massachusetts: Allyn and Bacon.
Berant, E., Mario Mikulincer., Phillip R. Shaver., Yaacov Segal. (2005)
Rorschach Correlates of Self-Reported Attachment Dimensions: Dynamic
Manifestations of Hyperactivating and Deactivating Strategies. Journal Of
Personality Assessment, 84(1), 70–81, Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Berant, E., Yaarit Wald. (2009). Self-Reported Attachment Patterns and
Rorschach-Related Scores of Ego Boundary, Defensive Processes, and
Thinking Disorders. Routledge Journal of Personality Assessment, 91(4),
365–372, Taylor & Francis Group, LLC
Berry. K., Christine. B., Alison. W. (2007) Adult Attachment Styles and
Psychosis: An Investigation of Associations Between General Attachment
Styles and Attachment Relationships with Specific Others. Soc Psychiatry
Psychiatr Epidemiol (2007) 42:972–976
Berry. K., Christine. B., Alison. W. (2008) Attachment Theory: A Framework for
Understanding Symptoms and Interpersonal Relationships in Psychosis.
Behaviour Research and Therapy, 46 (2008) 1275–1282.
Berry. K., Rebecca. B., Rhiannon. C., Christine. B., Alison. W. (2007) Attachment
Styles, Earlier Interpersonal Relationships and Schizotypy in a Non-Clinical
Sample. Psychology and Psychotherapy: Theory, Research and Practice, 80,
563-576. The British Psychological Society.
Bretherton, I. (1992). The Origin of Attachment: John Bowlby and Mary
Ainsworth. Developmental Psychology (1992), 28, 759-775.
Cassella, M., Donald J. Viglione. (2009). The Rorschach Texture Response: A
Construct Validation Study Using Attachment Theory. Routledge Journal of
Personality Assessment, 91(6), 601–610, Taylor & Francis Group, LLC.
Clark-Carter, David. (2004). Quantitative Psychological Research : A Student’s
Handbook. New York : Psychology Press, Taylor & Francis Group.
Feeney, J., Patricia, N. (1990). Attachment Style as a Predictor of Adult Romantic
Relationships. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 58, No. 2,
281-291, The American Psychological Association, Inc.
Feeney, J., Patricia, N. (1996). Adult Attachment. California: SAGE Publications
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hill, J., et al. (2011). Attachment, Borderline Personality, and Romantic
Relationship Dysfunction. Journal of Personality Disorders, 25(6), 789-805,
2011, The Guilford Press.
Icebender. (2013). Uji Normalitas Data Dengan SPSS. 10 November 2013.
http://normalitasicebender.blogspot.com/2013/05/uji-normalitas-dengan-
spss.html?m=1
Klopfer, B., Ainsworth, M. D., Klopfer, W. G., & Holt, R. R. (1954).
Developments in the Rorschach technique: I. Technique & theory. New
York: Harcourt, Brace & World, Inc.
Mauder, Robert G., Jonathan, J.H. (2012). A Prototype-Based Model of Adult
Attachment for Clinicians. Psychodynamic Psychiatry, 40(4) 549–574, 2012
The American Academy of Psychoanalysis and Dynamic Psychiatry.
Musewicz, J., Geoffrey, M., Linda, K., David, Y.(2009). Current Assesment
Practice, Personality Measurement, and Rorschach Usage by
Psychologists. Routledge Journal of Personality Assessment, 91(5), 453-
461. Taylor & Francis Group, LLC.
Oghdon, D. (1984). Psychodiagnostics and Personality Assessment: A Handbook
Second Edition. California: Western Psychological Services
Priyatno, Duwi. (2011). Uji Linearitas. 20 Januari 2014.
http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-linieritas.html
Sarwono, J. (2010). Korelasi. 20 November 2013.
http://www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm
Snyder, C. R., Lopez, S. J., Pedrotty. (2011). Positive Psychology : Second
Edition. The Scientific & Practical Explorations of Human Strength. USA :
Sage Pubs.
Wood, J., Teresa, N., William, J.S., (1996). The Comprehensive System For, The
Rorschach: A Critical Examination. Amirican Psychological Society: Vol. 7
No. 1, January 1996.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN 1.
PAM Bahasa Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PAM self-report
We all differ in how we relate to other people. This questionnaire lists different
thoughts, feelings and ways of behaving in relationships with others. Thinking
generally about how you relate to other key people in your life, please use a tick to
show how much each statement is like you. Key people could include family
members, friends, partner or mental health workers.
There are no right or wrong answers
Not at all A little Quite a bit Very much
1. I prefer not to let other people
know my ‘true’ thoughts and
feelings.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
2. I find it easy to depend on other
people for support with problems
or difficult situations.
(.3.) (.2.) (.1.) (.0.)
3. I tend to get upset, anxious or
angry if other people are not there
when I need them.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
4. I usually discuss my problems
and concerns with other people.
(.3.) (.2.) (.1.) (.0.)
5. I worry that key people in my
life won’t be around in the future.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
6. I ask other people to reassure
me that they care about me.
(.0.) (.1.) ( 2.) (.3.)
7. If other people disapprove of
something I do, I get very upset.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
8. I find it difficult to accept help
from other people when I have
problems or difficulties.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
9. It helps to turn to other people
when I’m stressed.
(.3.) (.2.) (.1.) (.0.)
10. I worry that if other people get
to know me better, they won’t like
me.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
11. When I’m feeling stressed, I
prefer being on my own to being
in the company of other people.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
12. I worry a lot about my
relationships with other people.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
13. I try to cope with stressful
situations on my own.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
14. I worry that if I displease
other people, they won’t want to
know me anymore.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
15. I worry about having to cope
with problems and difficult
situations on my own.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
16. I feel uncomfortable when
other people want to get to know
me better.
(.0.) (.1.) (.2.) (.3.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN 2.
PAM Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Setuju Sangat
Setuju
1. Saya cenderung untuk menyembunyikan
pikiran dan perasaan saya yang
sebenarnya.
(..) (..) (..) (..)
2. Saya mudah bergantung pada orang lain
saat berada dalam situasi dan masalah
yang berat.
(..) (..) (..) (..)
3. Saya cenderung kesal, gelisah atau marah
ketika orang lain tidak ada di saat saya
membutuhkan mereka.
(..) (..) (..) (..)
4. Saya biasanya mendiskusikan masalah
serta hal-hal yang menjadi perhatian saya
dengan orang lain.
(..) (..) (..) (..)
5. Saya khawatir jika orang-orang yang
berarti dalam hidup saya tidak ada di
sekitar saya di kemudian hari.
(..) (..) (..) (..)
6. Saya bertanya pada orang lain untuk
memastikan saya, bahwa mereka peduli
terhadap saya.
(..) (..) (..) (..)
7. Saat orang lain tidak menyetujui apa yang
saya lakukan, saya menjadi sangat kesal.
(..) (..) (..) (..)
8. Saya sulit untuk menerima bantuan dari
orang lain ketika saya menghadapi
masalah maupun kesulitan.
(..) (..) (..) (..)
9. Ketika saya stress, saya merasa lebih baik
jika saya mencari bantuan dari orang lain.
(..) (..) (..) (..)
10. Saya khawatir apabila orang lain
mengenal saya lebih dekat, mereka tidak
akan menyukai saya.
(..) (..) (..) (..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
11. Ketika saya merasa tertekan, saya lebih
memilih untuk sendiri daripada ditemani
oleh orang lain.
(..) (..) (..) (..)
12. Saya sangat mengkhawatirkan hubungan
saya dengan orang lain.
(..) (..) (..) (..)
13. Saya mencoba untuk mengatasi sendiri
situasi yang membuat saya stress.
(..) (..) (..) (..)
14. Saya khawatir orang lain tidak mau
mengenal saya lagi, apabila saya tidak
membuat mereka senang.
(..) (..) (..) (..)
15. Saya khawatir jika harus mengatasi
masalah dan situasi yang sulit sendirian.
(..) (..) (..) (..)
16. Saya merasa tidak nyaman ketika orang lain
ingin mengenal saya lebih dekat.
(..) (..) (..) (..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN 3.
Pengantar Kuisioner PAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Data Diri
Usia : ..... tahun ..... bulan
Jenis Kelamin : L / P
Pekerjaan :
Pendidikan :
Kita semua memiliki cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain.
Dalam kuisioner ini terdapat pikiran, perasaan dan perilaku yang berbeda dalam
menjalani suatu hubungan.
Pikirkan bagaimana Anda berhubungan dengan orang-orang penting dalam
hidup Anda secara umum. Bubuhkan tanda centang () pada setiap kalimat di
kolom yang sesuai dengan keadaan Anda. Orang-orang yang penting dalam hidup
Anda yang dimaksud adalah termasuk anggota keluarga, teman, pasangan maupun
rekan kerja. Dalam kuisioner ini tidak ada jawaban yang benar maupun salah
sehingga Anda bebas menjawab setiap kalimat sesuai dengan kondisi yang
mendekati keadaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN 4.
Lembar Inkuiri Tes Rorschach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Nomor
Kartu
Waktu
Reaksi
Tahap Asosiasi Tahap Inkuiri Skoring
No Jawaban No Jawaban L D C P FL
I 24 " 1 Monster ^ 1 Ini telinga, tangan, dua
sayap yang panjang
dan lebar, tubuh.
W F (A) +
2 Topeng ^ 2 ada mata ada mulut
W(S) F Mask +
3 Pesawat v 3 Pesawat modern
dimasa depan,.
Memiliki badan yang
lebar. Terdiri dari 3
bagian.
Ini ada mesin
pendorong ada tenaga
pendorong yang sangat
kuat, sayap mesin,
badan pesawat, kokpit
W Fm Obj
Force
+
4 Kupu-kupu ^ 4 Kupu-kupu betina
gemuk sedang
mengandung sedang
terlahir kembali karena
ada bercak-bercak.
Ini antenna, sayap,
badan, ekor
W FM A P +
1'41" 5 Muka ^ 5 Kaya muka yang ada
di film gladiator atau
harrypotter, mukanya
mirip monster sedang
tertawa. Ini telinga,
mata kecil, hidung,
mulut, mata
W(S) M (Hd) +
II 15 " 1 Jalan ke pure ^ 1 ini pure.jika dilihat
lebih dalam, itu ada
sebuah jalan dari lebar
jadi lebih kecil setelah
kita masuk ada jalan
masuk ke pure.
S(d)
F Relig +
2 Bonang ^ 2 Ini adalah instrument
gamelan yang
dimainkan dengan cara
dipukul dan berbentuk
seperti ufo
S F Obj +
3 Dua anjing
berhadapan ^
3 seperti anjing yang
sedang bercermin
karena dia ragu atau
bingung kenapa dia
gak punya mata dan
telinga yang jelas.
Badannya terselimuti
oleh bulu berdiri
dengan dua kaki tidak
kelihatan. Dua kaki
depan menempel di
cermin.
Wcut Fc
M
A
Obj
P +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4 Anak kerbau ^ 4 Terdapat dua telinga
dibelakang. Dia adalah
anak kerbau yang baru
mengenal kaumnya.
Saling bersetuhan dan
berciuman dengan
anak kerbau lainnya.
Wcut M A +
2'42" 5 Topeng v 5 bukan topeng ah ,gak
tahu yang mana
Denial
III 8" 1 Dua orang
berhadapan ^
1 Dua orang
berhadapan, cewek
yang sedang mengisi
bejana yang saling
berhadapan.
Trangender ada
penisnya dan buah
dada. Mereka
memakai high heels di
sungai
Wcut M H
Obj
Sex
Cloth
N
P +
2 Kepiting ^ 2 Ini badan, capit, mata.
Kepiting ini sedang
tertawa senyum lebar.
Kepiting ini pakai jas
mau ke pesta. Pake
dasi kupu-kupu merah
dan kaca mata riben.
Wcut M
FC
A
Cloth
+
3 Katak v 3 Ini badan, kaki depan,
mata, dasi. Katak
hutan . Dua bola
matanya besar agak
keluar. Dia mau
melompat Dua kaki
depannya melompat
mau ke pesta sama
kepiting pakai dasi
merah
Wcut FM
FC
A
Cloth
+
4 Monster v 4 Ini badan, muka,
tangan, mata,dasi
kupu-kupu. Dia
sebenernya monster
badannya menyerupai
belalang. Bukan
monster tapi belalang.
Dia sedang
mengangkat kedua
tangannya rapi, jas
dasi kupu-kupu warna
merah.
Wcut FM
FC
A
Cloth
+
1'55" 5 Wajah ^ 5 Wajahnya, kurang
ngeh juga,.
Denial
IV 13" 1 Bentuk monster
^
1 Ini kepala, tangan,
kaki, ekor. Badan dan
W F (A) +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tangannya lentur.
Kakinya besar ekornya
kaku
2 Kostum karakter 2 Bentuk monster sangat
imajinatif. Ini kostum
W F Cloth +
1'55" 3 Muka tikus 3 Ini moncong, rongga
dagu. Ini tikus purba.
W F Ad +
V 5" 1 Kupu-kupu ^ 1 Terdiri dari dua
sayap,dua kaki, kepala
ada antennamya, dia
sedang terlihat dari
belakang.
W F A P +
2 Perempuan
bersayap ^
2 Badan perempuan, dua
kaki, antenna, punya
sayap
D F (H) +
2'28" 3 Dua orang
malaikat ^
3 Ini kaki, tangan,
kepala, terompet. Dia
sedang memegang
terompet.
D M Obj
(H)
+
VI 15" 1 Patung
persembahan ^
1 Di suku asmat Papua
kayu dipahat bentuk
orang, untuk
persembahan arwah
D F Obj +
2 Timun dibelah
dua v
2 Ini biji
D F Food +
3 Senapan, pistol
>
3 Ini gagang pistol, ini
isi peluru.
W F Obj +
4 Orang disalib
dan bersayap ^
4 Dua tangan
dilebarkan, disalib, ada
sayap yang
menandakan dirinya
malaikat.
D M (H) +
5 Tandu ^ 5 ini tempat untuk
diduduk, ini kayu
penopang. Tempat
duduk untuk seorang
putrid, tirai
peneduhnya bentuknya
seperti pangkon
gamelan atau rumah
minang.
D F Obj
H
+
6 Dua dinding
tebing dan
jurang ^
6 Ini dinding tebing ini
jurang.
D F N +
3'51" 7 Tempura ^ 7 Ini kayu, ini daging.
Udah digoreng.
W FC Food +
VII 6" 1 Diatas di awan
ada beberapa
rumah di desa.
Di bawahnya
dua bukit
terbelah ada air
terjun ^
1 Ini desa awan, ini
bukit terdapat air
terjun.
W F Cloud
N
+
2 Dua anak kecil
punya ekor,
2 Ini rambut dikucir,
muka anak kecil, ekor,
D M (H) P +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
rambutnya
dikucir keatas
saling
berhadapan ^
selimut. Berada di
tempat tidur sedang
memakai selimut.
3 Dua orang
menari sedang
mengibaskan
rambutnya v
3 Ini badan penari, ini
rambut. Mereka
sedang tidak
berhdapan.
W M H P +
2'26" 4 Gajah v 4 Ini kaki, badan,
belalai, muka.
D F A +
VIII 25" 1 Lapisan gunung
ada magma, ada
batu sehingga
membentuk
gunung, dijaga
dua makhluk
menyerupai
binatang sejenis
macan, ada di
dua sisinya.^
1 Ini gunung, lapisan
batu, magma. Ini
struktur digunung ada
dua penjaga kaya
macan tapi mukanya
kaya tapir.
W F N
(A)
+
2'00" 2 Ice cream v 2 Bentunya. Dan warna
warni rasanya ada
jeruk, strawberry,
melon. Ini di mix.
W CF Food +
IX 20" 1 Ledakan yang
terbentuk
menjadi 3
lapisan yang
membumbung
tinggi ke udara
1 Ini adalah kekuatan
ledakannya, ini lapisan
yang lebih lebar, ini
lapisan pertama, ini
asap.
W F Explosi
on
Smoke
+
1'29" 2 Bentuk
keseluruhan
monster. Ini
kepala, badan,
kaki ,perut
bundar v
2 Ini kaki, mata , wajah.
Monster belalang,
mata, perut, badan
agak gendut.
W
F (A) +
X 20"
2'19"
1 Dua kuda laut
yang sedang
berpesta. Punya
dua orang anak,
ada dua buah
kepiting, dan
ada dua hewan
menyerupai
bulu babi yang
ada di laut, dan
ada ubur-ubur
seakan
menikmati
pernikahan
kuda laut, ada
yang mengipasi,
bertukar
minuman ^
1 Ini ubur-ubur, bulu
babi, kuda laut,
kepiting anak kuda
laut. Ubur-ubur yang
memutuskan
pernikahan.Mereka
sedang ada dipesta
pernikahan.
D
D
D
D
D
W
M A
Food
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 5.
Scatter Plots
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Hu
man
Movem
ent
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Avoidance
M%
Linear (M%)
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0 0.5 1 1.5 2 2.5
An
imal
Movem
ent
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Avoidance
FM%
Linear (FM%)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Inan
imate
Movem
ent
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Avoidance
m%
Linear (m%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0.16
0.18
0 0.5 1 1.5 2 2.5Th
ree
Dim
ensi
on
al
Ob
ject
Pro
ject
ed o
n
Tw
o D
imen
sio
nal
Pla
ne
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Avoidance
k%
Linear (k%)
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ind
efin
ite
Dif
fusi
on
Vis
ta
Res
pon
/Tota
l R
esp
on
Avoidance
K%
Linear (K%)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Def
init
e D
iffu
sion
Vis
ta R
esp
on
/Tota
l
Res
pon
Avoidance
FK%
Linear (FK%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Form
Res
pon
/Tota
l R
esp
on
Avoidance
F%
Linear (F%)
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0 0.5 1 1.5 2 2.5Def
init
e T
extu
re R
esp
on
/Tota
l R
esp
on
Avoidance
Fc%
Linear (Fc%)
0.00
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ind
efin
ite
Tex
ture
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Avoidance
c%
Linear (c%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ach
rom
ati
c C
olo
r R
esp
on
/Tota
l
Res
pon
Avoidance
C'%
Linear (C'%)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Def
init
e C
olo
r R
esp
on
/Tota
l R
esp
on
Avoidance
FC%
Linear (FC%)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ind
efin
ite
Colo
r R
esp
on
/Tota
l R
esp
on
Avoidance
CF%
Linear (CF%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Pu
re C
olo
r R
esp
o/T
ota
l R
esp
on
Avoidance
C
Linear (C)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Hu
man
Movem
ent
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
M%
Linear (M%)
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0 0.5 1 1.5 2 2.5
An
imal
Movem
ent
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
FM%
Linear (FM%)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Inan
imate
Movem
ent
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
m%
Linear (m%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0.16
0.18
0 0.5 1 1.5 2 2.5Th
ree
Dim
ensi
on
al
Ob
ject
Pro
ject
ed o
n
Tw
o D
imen
sio
nal
Pla
ne
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
k%
Linear (k%)
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0 0.5 1 1.5 2 2.5Ind
efin
ite
Dif
fusi
on
Vis
ta R
esp
on
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
K%
Linear (K%)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0 0.5 1 1.5 2 2.5Def
init
e D
iffu
sion
Vis
ta R
esp
on
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
FK%
Linear (FK%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Form
Res
pon
/Tota
l R
esp
on
Anxiety
F%
Linear (F%)
0.00
0.02
0.04
0.06
0.08
0.10
0.12
0.14
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Def
init
e T
extu
re R
esp
on
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
Fc%
Linear (Fc%)
0.00
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ind
efin
ite
Tex
ture
Res
pon
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
c%
Linear (c%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ach
rom
ati
c C
olo
r R
esp
on
/Tota
l
Res
pon
Anxiety
C'%
Linear (C'%)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Def
init
e C
hro
mati
c C
olo
r
Res
pon
/Tota
l R
esp
on
Anxiety
FC%
Linear (FC%)
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Ind
efin
ite
Ch
rom
ati
c C
olo
r
Res
pon
/Tota
l R
esp
on
Anxiety
CF%
Linear (CF%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Pu
re C
olo
r R
esp
on
/Tota
l R
esp
on
Anxiety
C
Linear (C)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 6.
Linearitas Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Sebaran Data Anxiety
Anxiety M FM m k KF FK F Fc cF C’ FC CF C
0.375 Mean .1326 .1400 .0300 .0000 .0000 .0150 .5600 .0100 .0000 .0250 .1000 .0150 .0000
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Std. Dev. .05493 .08485 .00000 .00000 .00000 .02121 .02828 .01414 .00000 .03536 .01414 .02121 .00000
0.625 Mean .5000 .2000 .0000 .0000 .0000 .2000 .0000 .0000 .0000 .3000 .0000 .1000 .2000
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Std. Dev. . . . . . . . . . . . . .
0.75 Mean .1526 .0550 .0150 .0350 .0000 .0850 .4650 .0150 .0350 .0350 .0650 .1250 .0150
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Std. Dev. .16137 .03536 .02121 .00707 .00000 .12021 .37477 .02121 .04950 .04950 .09192 .00707 .02121
0.875 Mean .1667 .1700 .0000 .0000 .0000 .0800 .2500 .0000 .0800 .0000 .3300 .0000 .0000
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Std. Dev. . . . . . . . . . . . . .
1 Mean .1053 .0700 .0250 .0000 .0000 .1100 .5450 .0300 .0150 .0300 .0950 .0150 .0150
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Std. Dev. .14886 .05657 .03536 .00000 .00000 .11314 .13435 .04243 .02121 .04243 .04950 .02121 .02121
1.125 Mean .1220 .1100 .0650 .0150 .0000 .0850 .3525 .0850 .0100 .0225 .1175 .0725 .0175
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Std. Dev. .07467 .06164 .06608 .01915 .00000 .08266 .11955 .03873 .02000 .01708 .07411 .06076 .03500
1.25 Mean .1508 .1250 .0462 .0562 .0000 .0713 .3662 .0362 .0075 .0938 .1425 .0462 .0075
N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Std. Dev. .11639 .09517 .03852 .04627 .00000 .07643 .14832 .03292 .01488 .07855 .05701 .03815 .02121
1.375 Mean .1109 .1540 .0420 .0060 .0460 .0660 .5120 .0200 .0000 .0720 .0860 .0400 .0300
N 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Std. Dev. .10883 .21314 .04025 .01342 .04450 .06387 .29491 .02828 .00000 .07823 .06229 .05657 .05196
1.5 Mean .1246 .1033 .0500 .0133 .0233 .0600 .4967 .0200 .0000 .0133 .0800 .0667 .0133
N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Std. Dev. .07842 .02309 .04583 .02309 .02082 .07211 .21221 .03464 .00000 .02309 .03606 .05508 .02309
1.625 Mean .1444 .0300 .0000 .0300 .0000 .0400 .5550 .0150 .0150 .0650 .1150 .0250 .0000
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Std. Dev. .00786 .04243 .00000 .04243 .00000 .01414 .00707 .02121 .02121 .04950 .04950 .03536 .00000
1.75 Mean .1547 .0900 .0700 .0000 .0180 .0660 .4380 .0240 .0060 .0240 .1260 .0240 .0160
N 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Std. Dev. .09525 .04848 .08485 .00000 .04025 .06465 .15418 .02510 .01342 .02881 .08081 .02191 .03578
1.875 Mean .1555 .0650 .1450 .0275 .0275 .0450 .4125 .0500 .0000 .0525 .0550 .1000 .0000
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Std. Dev. .07340 .05802 .14617 .03202 .03403 .06137 .17933 .06272 .00000 .06702 .05447 .13687 .00000
2 Mean .2717 .1450 .0000 .0250 .0300 .0500 .2850 .0300 .0250 .0800 .1900 .0700 .0000
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Std. Dev. .11488 .20506 .00000 .03536 .04243 .07071 .06364 .04243 .03536 .02828 .07071 .09899 .00000
2.125 Mean .0788 .1100 .0000 .0000 .0000 .0150 .7450 .0000 .0000 .0000 .0150 .0000 .0000
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Std. Dev. .01714 .02828 .00000 .00000 .00000 .02121 .02121 .00000 .00000 .00000 .02121 .00000 .00000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2.25 Mean .0667 .0700 .0700 .0300 .0000 .0300 .5300 .0700 .0000 .1000 .0700 .0700 .0000
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Std. Dev. . . . . . . . . . . . . .
Total Mean .1482 .1084 .0484 .0205 .0127 .0652 .4391 .0314 .0089 .0555 .1066 .0511 .0150
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
Std. Dev. .10515 .09579 .06699 .03125 .02731 .06635 .19609 .03689 .01967 .06808 .07411 .06016 .03849
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
ANOVA Table Anxiety
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
M * Anxiety Between Groups (Combined) .187 14 .013 1.343 .243
Linearity .004 1 .004 .443 .511
Dev. from Linearity .183 13 .014 1.412 .213
Within Groups .288 29 .010
Total .475 43
FM *
Anxiety
Between Groups (Combined) .061 14 .004 .380 .970
Linearity .006 1 .006 .540 .469
Dev. from Linearity .055 13 .004 .368 .970
Within Groups .333 29 .011
Total .395 43
m * Anxiety Between Groups (Combined) .064 14 .005 1.033 .451
Linearity .006 1 .006 1.455 .237
Dev. from Linearity .058 13 .004 1.001 .475
Within Groups .129 29 .004
Total .193 43
k * Anxiety Between Groups (Combined) .018 14 .001 1.545 .157
Linearity .000 1 .000 .004 .949
Dev. from Linearity .018 13 .001 1.664 .124
Within Groups .024 29 .001
Total .042 43
KF *
Anxiety
Between Groups (Combined) .012 14 .001 1.163 .352
Linearity .002 1 .002 2.345 .137
Dev. from Linearity .010 13 .001 1.072 .418
Within Groups .021 29 .001
Total .032 43
FK *
Anxiety
Between Groups (Combined) .040 14 .003 .552 .880
Linearity .008 1 .008 1.624 .213
Dev. from Linearity .031 13 .002 .469 .925
Within Groups .149 29 .005
Total .189 43
F * Anxiety Between Groups (Combined) .663 14 .047 1.387 .221
Linearity .041 1 .041 1.202 .282
Dev. from Linearity .622 13 .048 1.402 .218
Within Groups .990 29 .034
Total 1.653 43
Fc * Anxiety Between Groups (Combined) .022 14 .002 1.231 .307
Linearity .000 1 .000 .151 .700
Dev. from Linearity .022 13 .002 1.314 .261
Within Groups .037 29 .001
Total .059 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
cF * Anxiety Between Groups (Combined) .009 14 .001 2.201 .035
Linearity .001 1 .001 2.153 .153
Dev. from Linearity .008 13 .001 2.204 .038
Within Groups .008 29 .000
Total
.017 43
C’ * Anxiety Between Groups (Combined) .104 14 .007 2.267 .031
Linearity .002 1 .002 .730 .400
Dev. from Linearity .102 13 .008 2.385 .025
Within Groups .095 29 .003
Total .199 43
FC *
Anxiety
Between Groups (Combined) .125 14 .009 2.322 .027
Linearity .002 1 .002 .602 .444
Dev. from Linearity .123 13 .009 2.454 .022
Within Groups .111 29 .004
Total .236 43
CF *
Anxiety
Between Groups (Combined) .045 14 .003 .853 .612
Linearity .000 1 .000 .009 .924
Dev. from Linearity .045 13 .003 .918 .547
Within Groups .110 29 .004
Total .156 43
C * Anxiety Between Groups (Combined) .039 14 .003 3.268 .003
Linearity .004 1 .004 4.674 .039
Dev. from Linearity .035 13 .003 3.160 .005
Within Groups .025 29 .001
Total .064 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Sebaran Data Avoidance
Avoidance M FM m k KF FK F Fc cF C’ FC CF C
0.625 Mean .2143 .1000 .0200 .0200 .0000 .0000 .5000 .0700 .0000 .0200 .0200 .0500 .0000
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Std. Dev. . . . . . . . . . . . . .
0.75 Mean .0667 .0700 .0700 .0300 .0000 .0300 .5300 .0700 .0000 .1000 .0700 .0700 .0000
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Std. Dev. . . . . . . . . . . . . .
0.875 Mean .2233 .1850 .0150 .0000 .0300 .0150 .4100 .0400 .0000 .0550 .1750 .0000 .0000
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Std. Dev. .18328 .14849 .02121 .00000 .04243 .02121 .24042 .02828 .00000 .00707 .09192 .00000 .00000
1.125 Mean .1188 .0843 .0243 .0143 .0057 .0929 .4586 .0357 .0157 .0486 .1471 .0200 .0086
N 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Std. Dev. .10285 .05028 .03259 .02507 .01512 .07204 .15879 .03047 .03047 .04634 .09810 .02582 .02268
1.25 Mean .1412 .0967 .0833 .0100 .0283 .0733 .4950 .0217 .0100 .0417 .0933 .0433 .0000
N 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Std. Dev. .05912 .06314 .07763 .01673 .03601 .08042 .20974 .03371 .01673 .03312 .05989 .04131 .00000
1.375 Mean .1158 .1200 .0883 .0167 .0183 .0217 .4583 .0333 .0050 .0350 .0667 .1117 .0117
N 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Std. Dev. .06817 .04940 .10759 .02658 .02994 .01722 .16253 .04274 .01225 .05431 .05428 .10147 .01835
1.5 Mean .1679 .0763 .0500 .0288 .0038 .0675 .4575 .0400 .0062 .0238 .1113 .0375 .0138
N 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Std. Dev. .11128 .05605 .08468 .02532 .01061 .06274 .20541 .05928 .01768 .03777 .05410 .05064 .02875
1.625 Mean .1192 .1560 .0180 .0400 .0060 .0460 .4740 .0200 .0000 .0240 .0880 .0360 .0000
N 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Std. Dev. .08325 .10237 .02683 .06519 .01342 .05727 .18366 .02828 .00000 .05367 .07085 .04930 .00000
1.75 Mean .1389 .0100 .0100 .0100 .0000 .0867 .5200 .0100 .0233 .0967 .1333 .0600 .0100
N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Std. Dev. .13368 .01732 .01732 .01732 .00000 .07234 .30610 .01732 .04041 .02517 .01528 .06557 .01732
1.875 Mean .2075 .0975 .0575 .0325 .0000 .0950 .2225 .0325 .0175 .1575 .1325 .0700 .0675
N 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Std. Dev. .20274 .07042 .05909 .04272 .00000 .09147 .16070 .02217 .02062 .14245 .11236 .06218 .09430
2 Mean .2353 .5300 .0600 .0000 .1200 .1800 .0600 .0000 .0000 .1800 .0000 .1200 .1200
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Std. Dev. . . . . . . . . . . . . .
Total Mean .1482 .1084 .0484 .0205 .0127 .0652 .4391 .0314 .0089 .0555 .1066 .0511 .0150
N 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44 44
Std. Dev. .10515 .09579 .06699 .03125 .02731 .06635 .19609 .03689 .01967 .06808 .07411 .06016 .03849
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
ANOVA Table Avoidance
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
M * avoidance Between Groups (Combined) .064 10 .006 .515 .867
Linearity .004 1 .004 .317 .577
Dev. from Linearity .060 9 .007 .537 .837
Within Groups .411 33 .012
Total .475 43
FM *
avoidance
Between Groups (Combined) .246 10 .025 5.455 .000
Linearity .006 1 .006 1.402 .245
Dev. from Linearity .240 9 .027 5.905 .000
Within Groups .149 33 .005
Total .395 43
m * avoidance Between Groups (Combined) .034 10 .003 .706 .713
Linearity .000 1 .000 .000 .983
Dev. from Linearity .034 9 .004 .784 .633
Within Groups .159 33 .005
Total .193 43
k * avoidance Between Groups (Combined) .006 10 .001 .521 .863
Linearity .001 1 .001 .935 .341
Dev. from Linearity .005 9 .001 .475 .881
Within Groups .036 33 .001
Total .042 43
KF *
avoidance
Between Groups (Combined) .016 10 .002 3.465 .003
Linearity .000 1 .000 .057 .812
Dev. from Linearity .016 9 .002 3.843 .002
Within Groups .016 33 .000
Total .032 43
FK *
avoidance
Between Groups (Combined) .048 10 .005 1.110 .384
Linearity .010 1 .010 2.224 .145
Dev. from Linearity .038 9 .004 .986 .469
Within Groups .142 33 .004
Total .189 43
F * avoidance Between Groups (Combined) .397 10 .040 1.043 .431
Linearity .106 1 .106 2.774 .105
Dev. from Linearity .291 9 .032 .851 .576
Within Groups 1.256 33 .038
Total 1.653 43
Fc * avoidance Between Groups (Combined) .007 10 .001 .482 .890
Linearity .003 1 .003 1.827 .186
Dev. from Linearity .005 9 .001 .332 .958
Within Groups .051 33 .002
Total .059 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
cF * avoidance Between Groups (Combined) .002 10 .000 .501 .877
Linearity .000 1 .000 .276 .603
Dev. from Linearity .002 9 .000 .526 .845
Within Groups .014 33 .000
Total
.017 43
C’ * avoidance Between Groups (Combined) .082 10 .008 2.330 .033
Linearity .018 1 .018 5.223 .029
Dev. from Linearity .064 9 .007 2.008 .070
Within Groups .117 33 .004
Total .199 43
FC *
avoidance
Between Groups (Combined) .058 10 .006 1.084 .401
Linearity .000 1 .000 .089 .767
Dev. from Linearity .058 9 .006 1.195 .331
Within Groups .178 33 .005
Total .236 43
CF *
avoidance
Between Groups (Combined) .044 10 .004 1.291 .276
Linearity .006 1 .006 1.767 .193
Dev. from Linearity .038 9 .004 1.238 .307
Within Groups .112 33 .003
Total .156 43
C * avoidance Between Groups (Combined) .026 10 .003 2.256 .039
Linearity .010 1 .010 8.558 .006
Dev. from Linearity .016 9 .002 1.556 .170
Within Groups .038 33 .001
Total .064 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 7.
TABEL Z-SCORE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
anx avoi M FM m k K FK F Fc c C' FC CF C
-1.441 -0.082 -1.044 -
0.297
-
0.723
0.625 -
0.466
-
0.983
1.484 -
0.850
-
0.451
-
0.815
-
1.438
1.145 -
0.390
-0.887 -0.082 0.592 0.017 0.024 -0.655
-0.466
-0.531
0.056 -0.850
-0.451
-0.815
0.316 -0.351 0.390
0.774 0.318 1.364 0.643 -
0.126
-
0.655
-
0.466
0.223 -
0.964
-
0.850
-
0.451
-
0.815
-
0.359
-0.185 1.689
-0.333 -0.481 -0.051 -0.714
-0.126
0.625 -0.466
0.072 1.025 -0.850
1.583 0.214 -0.899
-0.850 -0.390
1.604 0.318 -0.545 -
0.192
-
0.723
-
0.655
-
0.466
-
0.531
1.637 -
0.850
-
0.451
-
0.815
-
1.033
-0.850 -
0.390
-1.164 -0.881 0.175 0.643 -0.723
-0.655
-0.466
0.223 -0.964
-0.850
3.616 -0.815
3.014 -0.850 -0.390
1.327 0.318 0.402 -
1.132
-
0.723
0.945 -
0.466
0.524 -
0.556
-
0.850
2.091 0.654 0.451 1.477 -
0.390
-0.610 -0.082 -1.093 0.956 0.770 -0.655
-0.466
-0.531
-0.352
1.861 -0.451
-0.815
-0.089
0.812 -0.390
1.327 -1.681 1.947 1.896 -
0.723
-
0.655
1.731 -
0.983
-
1.015
0.776 -
0.451
0.067 1.800 -0.850 -
0.390
0.220 -0.082 -0.169 0.225 0.621 -0.655
0.999 -0.380
-0.454
-0.850
-0.451
-0.227
-0.224
1.311 0.650
-0.057 -0.481 -0.705 -
0.401
-
0.723
-
0.655
0.999 -
0.380
1.535 -
0.850
-
0.451
-
0.815
-
0.899
-0.850 -
0.390
-0.333 0.318 1.593 0.017 0.024 0.945 -0.466
-0.983
0.464 -0.850
-0.451
-0.815
0.721 -0.850 -0.390
-0.333 -0.881 1.232 -
0.505
-
0.723
1.265 -
0.466
-
0.983
-
0.811
-
0.850
-
0.451
0.067 1.530 0.147 1.169
-0.057 1.117 -1.410 -1.132
-0.723
-0.655
-0.466
-0.380
1.892 -0.850
-0.451
0.948 0.181 -0.850 -0.390
-2.271 -1.681 -0.518 -
0.297
-
0.275
-
0.655
-
0.466
-
0.531
0.719 -
0.308
-
0.451
-
0.080
0.046 -0.850 -
0.390
1.051 0.318 0.968 -1.132
3.009 1.265 -0.466
0.976 -0.964
2.674 -0.451
-0.815
0.316 -0.850 -0.390
0.497 -0.082 -0.089 -
0.505
-
0.723
1.265 -
0.466
-
0.531
0.617 -
0.037
1.074 -
0.374
-
0.359
-0.850 -
0.390
1.051 0.718 0.092 -0.610
-0.723
0.945 -0.466
-0.230
0.158 -0.850
-0.451
-0.815
-0.764
-0.850 -0.390
-0.333 -0.481 0.704 1.165 0.919 -
0.655
-
0.466
-
0.079
-
1.117
0.776 -
0.451
0.067 0.856 0.147 -
0.390
-0.333 1.517 -0.996 -0.714
-0.126
2.225 -0.466
-0.380
-0.454
0.234 -0.451
3.005 -0.224
-0.185 -0.390
-0.610 0.318 -0.142 -
0.401
-
0.723
-
0.655
-
0.466
1.579 -
0.556
2.674 -
0.451
-
0.374
0.856 -0.850 -
0.390
0.220 0.318 -0.996 -0.192
-0.723
0.625 -0.466
-0.983
1.535 -0.850
-0.451
-0.815
-0.899
-0.185 -0.390
0.774 1.517 0.297 -
0.297
0.024 -
0.655
-
0.466
-
0.983
-
0.556
0.505 1.074 -
0.374
2.070 -0.850 -
0.390
-2.271 0.718 0.220 0.956 -0.275
-0.655
-0.466
-0.983
0.515 -0.850
-0.451
-0.815
-0.224
-0.351 -0.390
-0.610 1.517 -0.391 -
0.401
1.367 0.625 -
0.466
1.127 -
1.168
0.234 1.583 -
0.227
0.991 1.477 1.429
0.774 -0.881 -0.718 -0.401
-0.424
-0.655
-0.466
-0.380
0.923 0.505 -0.451
-0.521
-0.764
-0.850 -0.390
-0.333 -0.881 -1.014 0.225 -
0.126
0.625 -
0.466
0.976 -
0.301
1.318 -
0.451
1.095 0.316 -0.185 -
0.390
-0.057 -0.881 0.658 -
0.192
0.621 -
0.655
0.999 -
0.380
0.209 0.234 -
0.451
-
0.815
0.316 -0.850 -
0.390
-0.333 -0.481 0.138 -
0.192
0.621 -
0.015
-
0.466
2.483 -
0.709
1.047 0.566 -
0.080
0.451 -0.019 -
0.390
0.497 1.117 0.017 -
1.132
-
0.723
-
0.655
-
0.466
-
0.230
0.566 -
0.850
-
0.451
0.654 0.586 -0.019 -
0.390
-1.718 1.517 3.345 0.956 -
0.723
-
0.655
-
0.466
2.031 -
2.239
-
0.850
-
0.451
3.592 -
1.438
0.812 4.807
-0.333 0.718 -1.410 2.104 - 4.146 - - - 0.234 - 0.948 1.125 1.145 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
0.723 0.466 0.380 1.066 0.451 0.390
-0.887 -0.881 -1.410 -
0.819
-
0.723
-
0.655
-
0.466
1.881 1.025 0.776 1.074 0.067 -
0.629
-0.850 -
0.390
1.881 -2.080 -0.776 -0.401
0.322 0.305 -0.466
-0.531
0.464 1.047 -0.451
0.654 -0.494
0.314 -0.390
-0.610 -2.480 0.628 -
0.088
-
0.424
-
0.015
-
0.466
-
0.983
0.311 1.047 -
0.451
-
0.521
-
1.168
-0.019 -
0.390
0.774 -0.481 0.244 -0.192
2.561 -0.655
2.829 -0.380
-0.046
-0.850
-0.451
-0.815
0.316 -0.185 -0.390
0.220 0.718 0.492 -
0.192
0.173 -
0.655
0.632 1.127 -
0.199
0.776 -
0.451
-
0.815
0.046 -0.351 -
0.390
1.051 -0.082 -0.051 0.330 3.606 -0.655
2.097 -0.983
-0.760
1.047 -0.451
1.242 -1.438
3.970 -0.390
-0.057 0.318 -1.146 -
0.297
0.173 0.305 0.632 -
0.531
0.158 0.776 -
0.451
0.067 0.451 0.480 0.390
-1.441 1.117 1.126 -0.819
-0.275
0.305 -0.466
1.579 -1.219
-0.037
3.108 0.214 0.316 1.311 0.390
0.774 -0.881 -0.881 -
0.714
-
0.424
-
0.655
-
0.466
1.579 0.617 -
0.308
-
0.451
0.214 0.046 -0.185 -
0.390
1.051 -0.481 -0.731 -0.401
-0.126
-0.655
0.999 -0.983
1.025 -0.850
-0.451
0.214 -0.899
0.978 -0.390
1.604 0.718 -0.776 0.225 -
0.723
-
0.655
-
0.466
-
0.983
1.484 -
0.850
-
0.451
-
0.815
-
1.438
-0.850 -
0.390
-0.057 1.917 0.828 4.401 0.173 -0.655
3.928 1.730 -1.933
-0.850
-0.451
1.829 -1.438
1.145 2.728
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related